Anda di halaman 1dari 8

Accelerat ing t he world's research.

Penggunaan Refrigeran R22 dan


R134a pada Mesin Pendingin
luh jingga sasmita

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Refrigeran
T M AIESEC UNSRI

BAB II DASAR T EORI 2.1 Air Condit ioner 2.1.1 Sejarah Air condit ioner
akmal ardi

33009874-Makalah-Sist em-AC-Pada-Mobil
Eri Eka Put ra
Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin

Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

ABSTRAKSI
Pengkondisian udara disebut juga system refrigerasi yang mengatur
temperature & kelembaban udara. Dalam beroperasi system refrigerasi membutuhkan
fluida yang mudah menyerap dan melepas kalor, yang disebut refrigeran. Setiap
refrigerant memiliki sifat karakteristik yang berbeda yang mempengaruhi efek
refrigerasi dan koefeisien prestasi yang dihasilkan. R 22 adalah refrigerant yang
memiliki karakteristik yang baik pada mesin pendingin, sedangkan R134 a adalah
refrigerant yang lebih ramah terhadap lingkungan. Kedua refrigerant tersebut banyak
dijumpai pada penggunaan mesin pendingin baik refrigerator (lemari es) maupun AC
(air conditioner) . Kedua refrigerant tersebut banyak digunakan karena dapat
menghasilkan efek refrigerasi dan COP (koefisien prestasi) yang cukup baik.
Dengan dilakukan percobaan pada kedua jenis refrigerant ini, diharapkan dapat
menentukan refrigerant yang lebih baik digunakan baik karena efek refrigerasi dan
COP (koefisien prestasi) juga ramah terhadap lingkungan.
Kata kunci : refrigerant, efek refrigerasi, COP

Pendahuluan mempengaruhi efek refrigerasi dan


Teknik refrigerasi saat ini berkembang koefisien prestasi (COP) dari refrigerant
semakin maju dan digunakan dalam itu sendiri.
berbagai bidang kehidupan manusia, baik R22 merupakan refrigerant jenis CFC (
untuk kenyamanan maupun untuk cloro fluoro carbon) yang memiliki sifat
pengawetan makanan. Pengkondisian yang baik dari segi teknik seperti punya
udara untuk kenyamanan merupakan kestabilan yang tinggi, tidak mudah
proses terhadap udara dan mengatur terbakar dan mudah diperoleh, sedangkan
temperature, kelembaban, kebersihan R134a adalah jenis refrigerant HFC (hidro
sekaligus distribusinya secara serentak fluoro carbon) yang lebih ramah terhadap
untuk mendapatkan kondisi nyaman yang lingkungan.
dbutuhkan oleh penghuni didalamnya. Permasalahan
Perkembangan dan penerapan system Refrigeran R22 memiliki sifat yang baik,
refrigerasi pada otomobil mengalami demikian juga R134a memiliki sifat lebih
peningkatan yang sangat pesat. ramah terhadap lingkungan. Bagaimana
Banyaknya mobil yang dilengkapi dengan koefisien prestasi kedua refrigerant
AC (air conditioner) bertujuan untuk tersebut jikan digunakan pada mesin
menyegarkan udara ruangan. pendingin dengan variasi beban
Sistem refrigerasi yang paling pendinginannya?
sederhana memiliki komponen yaitu Prinsip Kerja Mesin Pendingin
kompresor, kondensor, katup ekspansi dan Prinsip kerja mesin pendingin adalah
evaporator. refrigerant keluar dari katup ekspansi,
Dalam beroperasi, system refrigerasi masuk ke dalam pipa – pipa evaporator.
membutuhkan fluida yang mudah Di dalam evaporator refrigerant mulai
menyerap dan melepas kalor. Refrigeran menguap, hal ini disebabkan karena
atau bahan pendingin adalah fluida yang terjadi penurunan tekanan yang
digunakan untuk menyerap panas melalui mengakibatkan titik didih refrigerant
perubahan fase dari cair menjadi gas menjadi lebih rendah. Sehingga
(evaporasi) dan membuang panas melalui refrigerant menguap. Dalam evaporator
perubahan fase dari gas ke cair terjadi perubahan fase refrigerant dari cair
(kondensasi) sehingga secara umum dapat menjadi gas. Kemudian refrigerant dalam
dikatakan sebagai pemindah panas dalam bentuk gas tersebut dialirkan ke
sistem pendingin. Setiap refrigerant kondensor. Refrigeran yang mengalir ke
memiliki sifat karakteristik kondensor mempunyai tekanan dan
termodinamika yang berbeda, yang akan temperature tinggi. Di kondensor
refrigerant didinginkan oleh udara luar
yang mengelilingi kondensor sehingga Sistem Kompresi Uap
refrigerant menjadi cair kembali. Siklus Pada sebuah siklus kompresi uap ideal
ini berlangsung terus menerus berulang – refrigerant dalam kondisi uap jenuh
ulang sehingga didapat temperature yang sebelum masuk ke dalam kondensor untuk
diinginkan. melepas kalor sehingga terjadi kondensasi
sampai kondisi cairan jenuh dan masuk ke
katup ekspansi untuk proses throttling
sampai ke tekanan evaporator. Refrigeran
yang dalam kondisi cairan jenuh ini
kemudian masuk ke evaporator untuk
menyerap kalor dari lingkungan sehingga
terjadi proses evaporasi.

Gambar Siklus Kerja Mesin Pendingin

Gambar Siklus Kompresi


Uap dengan Diagram P-h
Gambar Siklus Kompresi Uap dengan
Diagram T-s

Faktor dan besaran yang mempengaruhi


proses mendinginkan udara untuk
mencapai temperature dan kelembaban 5. Laju aliran kalor pendingin
yang sesuai dengan yang dipersyaratkan: ̇ ̇
1. Laju aliran massa refrigerant (m ref) 6. Coefficient of performance (COP)
̇
2. Kapasitas Kompresor ( Q kom)
̇
Dimana :
3. Kapasitas Kondensor ( Q kon)
̇
4. Efek Refrigerasi (href)
Refrigeran yang baik memiliki
Sifat Refrigeran Ideal konduktivitas yang besar sehingga
Syarat karakteristik refrigerant yang perlu bisa lebih efisien dalam pemakaian
diperhatikan adalah sebagai berikut : kondensor dan evaporator.
1. Tekanan Penguapan 6. Viskositas
Karakteristik refrigerant sebaiknya Viskositas refrigerant dalam fase gas
menguap pada tekanan lebih tinggi maupun cair sebaiknya rendah agar
dari tekanan atmosfir, sehingga dapat tahanan aliran refrigerasi dalam pipa
dicegah terjadinya kebocoran udara menjadi sekecil mungkin.
luar masuk pada system refrigerant. 7. Susunan Kimia
2. Tekanan Pengembunan Refrigeran yang memiliki susunan
Refrigeran sebaiknya memiliki kimia yang stabil, tidak terurai setiap
tekanan pengembunan rendah karena kali diembunkan dan diuapkan.
perbandingan kompresinya menjadi 8. Tidak mudah terbakar atau meledak
lebih rendah sehingga penurunan bila bercampur dengan udara.
prestasi kompresor dapat dihindarkan. 9. Tidak berbau merangsang dan tidak
3. Kalor Laten Penguapan beracun.
Refrigeran yang memiliki kalor laten 10. Tidak menyebabkan korosi pada
penguapan lebih tinggi akan lebih mesin dan mudah terdeteksi bila
menguntungkan karena untuk terjadi kebocoran.
kapasitas refrigerant yang sama dapat 11. Mempunyai titik beku rendah.
menghasilkan efek refrigerasi yang 12. Perbedaan antara tekanan penguapan
lebih besar. dan tekanan pengembunan harus
4. Volume spesifik sekecil mungkin.
Volume spesifik gas refrigerant yang 13. Harganya tidak mahal dan mudah
kecil akan memungkinkan diperoleh.
penggunaan kompresor dengan Perbandingan Sifat Refrigeran R22 dan
volume langkah torak yang lebih kecil R134a
sehingga untuk kapasitas refrigerant R22 merupakan refrigerant jenis CFC
yang sama ukuran unit refrigerasi (cloro fluoro carbon). Sedangkan R134a
yang digunakan menjadi semakin adalah refrigerant jenis HFC(Hidro Fluoro
kecil. Carbon) yang lebih ramah terhadap
5. Konduktifitas Thermal lingkungan.

Perbandingan karakteristik R22 dan R134a dapat dilihat pada table berikut:

Metodologi Penelitian dengan motor penggerak kompresor


Penelitian ini menggunakan peralatan berkapasitas 2 HP
uji berupa mesin pengkondisian udara A. Bagian – bagian utama dari peralatan
ini adalah :
1. Kompresor : Lubang sisi masuk dan sisi
Kompresor AC mobil merk keluar 4 mm untuk pengukuran
Sanden beda tekanan. Jarak lubang ke
2. Kondensor : plat orifice masing – masing 2,5
Kondensor koil bersirip mm.
3. Evaporator : B. Alat Ukur yang digunakan :
Evaporator merk sanden 1. Termometerl Digital
4. Alat ekspansi : Katup ekspansi 2. Alat Pengukur Tekanan
termostatik 3. Higrometer Digital
5. Saringan (filter dryer) 4. Alat Pengukur kecepatan udara
6. Kipas Udara (anemometer)
7. Orifice : Tembaga 5. Tachometer
berlubang berdiameter kecil 4,95 6. Stopwatch
dan diameter besar 19 mm. C. Parameter yang diukur

Gambar seksi uji keluar kondensor (P3T3), Tekanan


1. Tekanan dan temperature masuk dan temperature masuk evaporator
kompresor (P1T1), Tekanan dan (P4T4)
temperature masuk kondensor 2. Beda Tekanan yang terjadi di orifice
(P2T2), Tekanan dan temperature (∆P=P3-P5)

D. Ruangan yang didinginkan

Gambar Dimensi ruang


Langkah – langkah Pengambilan Data : 2. Setting thermostart dan fan dahulu
1. Mencatat kondisi awal yang meliputi pada evaporator sesuai dengan yang
kelembaban dan temperature dan dikehendaki.
tekanan, disemua titik sebelum 3. Menyalakan lampu dalam ruang
mesin dihidupkan. sesuai dengan pembebanan yang
telah ditentukan untuk beberapa
percobaan.
4. Motor listrik dihidupkan, cek ada tekanan dan suhu pada sisi masuk
tidaknya kebocoran pada pipa – pipa dan keluar evaporator, kompresor,
dan sambungan – sambungan. kondensor, katup ekspansi dan
5. Jika tidak terjadi kebocoran, orifice.
menunggu sampai kondisi mesin 7. Mengulangi langkah – langkah
stabil diatas untuk pembebanan lampu
6. Setelah kondisi mesin stabil ambil berikutnya dan diganti dengan jenis
data dari parameter – parameter refrigerant yang berbeda.
yang telah ditentukan, yaitu :
ke dalam diagram entalphi dari masing –
Hasil Penelitian dan Pembahasan masing refrigerant. Harga entalphi
Pada penelitian yang telah dilakukan, digunakan pada perhitungan laju aliran
didapatkan data- data yang massa refrigerant untuk mencari
menunjukkan temperature dan tekanan kapasitas evaporator, kerja kompresor,
ditiap titik dalam system pendingin. koefisien prestasi mesin (COP).
Data – data tersebut kemudian diplotkan

1. Perhitungan Hasil Penelitian Refrigeran R22

Gambar Grafik tekanan – entalphi R22

Perbedaan Siklus nyata dan ideal (superheated) terjadi setelah melewati


terletak pada penurunan tekanan evaporator.
didalam kondensor dan evaporator 2. Perhitungan Hasil Penelitian
dalam pembawah dinginan Refrigeran R134a
(subcooling).Pemanasan lanjut

Gambar : Grafik tekanan – entalphi R134a

Menunjukkan bahwa siklus uap nyata (diambil data pada suhu 31-
o
mengalami subcooling dan superheated. ,pembebanan 500 watt)
3. Pembahasan Hasil Perhitungan Tabel Data R22 pada suhu 31o C
Grafik Perbandingan Kapasitas Evaporasi(Q evap) R22 dan R134a

Grafik Perbandingan Koefisien Prestasi (COP) R22 dan R134a

Tabel Data R134a pada Suhu 31oC


1. Perbandingan Kapasitas Evaporator Menunjukkan W kom R22 = 11,26
R22 dan R134a. kW, lebih besar disbanding W komp
Diambil Kapasitas Evaporator R22 R134a=8,75 kW.
dan R134a pada suhu 31oC 500 watt. 3. Perbandingkan koefisien Prestasi
Kapasitas Evaporator R22 yaitu Mesin (COP).
40,097kW,lebih besar daripada Diambil pada suhu 31oC dan
kapasitas evaporator R134a(28,58 pembebanan 500 watt.Didapat
kW) bahwa koefisien prestasi dari R22
2. Perbandingan Kerja Kompresor (3,45) lebih besar daripada R 134a
Diambil pada suhu 31oC dan (2,85)
Pembebanan lampu 500 watt.

Kesimpulan evaporasi yang signifikan sehingga


Dari hasil Penelitian yang dilakukan COP yang dihasilkan tiap
pada kedua jenis refrigerant (R22 dan penambahan beban mengalami
R134a), didapatkan: penurunan.
1. Siklus Uap nyata dari kedua 3. Karakteristik dari R22 dan R134a
refrigerant berbeda dengan teori yang berbeda berpengaruh pada
karena pada saat harga entalphi prestasi kerja masing- masing
masing – masing titik diplotkan refrigerant. R22 dari segi prestasi
dalam grafik, dapat dilihat bahwa kerjanya lebih baik daripada R134a,
daur kompresi uap nyata mengalami tetapi R22 tidak ramah lingkungan,
uap panas lanjut. sebaliknya, R134a lebih ramah
2. Pertambahan beban berpengaruh lingkungan tetapi prestasi kerjanya
pada naiknya kerja kompresi tetapi lebih rendah dari R22
tidak diiringi kenaikan kapasitas

Referensi ;
ASHRAE, Hand Book Fundamentals
Cahyo, 2003, Analisa Sistem Pendingin Water Chiller dengan membandingkan Fluida
Kerja R12 dan R22, Semarang
Djoyodihardjo, 1994,1994, Dasar – dasar Thermodinamika Teknik, PT.Gramedia,
Jakarta
Kreith F, 1994, Prinsip- prinsip Perpindahan Panas, Erlangga, Jakarta.
Stoecker, W.F. and Jerold,W.J,1996, Refrigerasi dan Penyegaran Udara, terjemahan
Supratman Hara,Erlangga, Jakarta.
Sumanto, 1996, Dasar – dasar Mesin Pendingin, Perc, Andi, Yogyakarta.
Wiranto, A.,1995, Penyegaran Udara. Pradnya Paramita, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai