BAB 4
PERAN POLIMER DALAM BENTUK SEDIAAN ORAL
PADAT
4.1 Pendahuluan
Meskipun peningkatan penelitian dari sistem pengantaran obat dalam hal
metode dan rute pilihan, rute oral tetap menjadi yang paling popular, jumlahnya
sekitar 70% dari semua bentuk terapi obat. Alasan yang nyata dari rute oral
merupakan rute terapi obat yang nyaman dan dapat diterima olah pasien.
Selanjutnya, berhubungan dengan metode pembuatan yang baik untuk
menghasilkan bentuk sediaan oral padat (misalnya tablet dan kapsul), bentuk
sediaan yang diproduksi lebih murah, menjadikan pilihan yang efektif dalam hal
biaya, untuk mengatasi pentingnya pengurangan dari keseluruhan biaya peresepan
bagi pemberi resep dan yang peduli pada kesehatan.
Bentuk sediaan oral padat dapat dibagi dalam dua kategori utama: bentuk
sediaan dengan pelepasan cepat, dimana disintegrasi dan pelepasan obat
berikutnya serta disolusi berlangsung di lambung, dan teknologi pelepasan obat
dimodifikasi (lambat), dimana polimer dimanfaatkan untuk mengubah tempat atau
waktu pelepasan obat di sepanjang saluran pencernaan.
Kebutuhan akan teknologi pelepasan dimodifikasi muncul dari pengetahuan
bahwa disintegrasi sediaan obat dalam lambung, menghasilkan pelepasan obat
yang cepat, tetapi hal ini tidak selalu diharapkan. Pada tahun-tahun terakhir,
terdapat peningkatan kecenderungan untuk menghantarkan obat sebagai sediaan
dengan pelepasan dimodifikasi, dan meskipun biaya per unit formulasi pelepasan
dimodifikasi akan lebih tinggi dibandingkan berbagai sediaan dengan pelepasan
cepat tetapi masih dapat dipahami. Hal ini mungkin berhubungan dengan
penurunan jumlah dosis untuk mencapai efek terapi yang diinginkan, sehingga
menurunkan biaya pengobatan seluruhnya, atau peningkatan dalam memenuhi
kebutuhan pengobatan, meniadakan ketidakefektifan terapi atau kebutuhan
pengobatan lebih lanjut karena efek sampung pengobatan awal.
4.2 Nasib Sediaan Obat Dalam Saluran Pencernaan
Hal yang penting untuk menggambarkan struktur dan fisiologi saluran
pencernaan (Gambar 4.1 dan Tabel 4.1) dalam kaitannya untuk memahami nasib
2
sediaan obat secara in vivo. Fungsi utama dari saluran pencernaan adalah untuk
memecah makanan menjadi nutrisi, yang terabsorbsi menuju sirkulasi sistemik
dan mengeliminasi produk sisa. Bentuk sediaan oral akan mengalami proses
fisiologis yang sama seperti makanan yaitu sekresi, motilitas, dicerna, absorpsi
dan eksresi. Setelah ditelan, dengan sejumlah air yang cukup, sediaan obat lepas
cepat konvensional akan meninggalkan rongga mulut dan secara cepat melewati
esofagus menuju lambung, dimana disintegrasi sediaan obat berlangsung selama
beberapa menit. Obat yang dilepaskan akan terlarut dalam kandungan air, dan
larutan obat masuk menuju usus halus, yang merupakan sisi optimal absorbi
kebanyakan obat menuju sirkulasi sistemik. Normalnya absorpsi berakhir
sempurna dari usus halus, meskipun beberapa kejadian obat masuk usus besar
dimana absorbsi beberapa obat mungkin terjadi [1]. Sebaliknya, bentuk sediaan
obat dengan pelepasan termodifikasi umumnya dibuat untuk dapat berpindah
melalui sebagian atau keseluruhan saluran pencernaan. Perjalanan obat akan
tergantung apakah desain sediaan obat tersebut merupakan single-unit (tablet atau
kapsul) atau multiple-unit (pellet atau granul, dengan diameter sekitar 1 mm).
lambung telah kembali ke aktifitas puasa, dan kontraksi MMC tahap III telah
dimulai kembali. Karena ukurannya yang lebih kecil, pelet telah terbukti
dikosongkan bersama makanan, dan karenanya pellet dikosongkan lebih cepat
dari lambung dalam keadaan ada makanan, umumnya setelah jeda waktu singkat,
pengosongan melalui pilorus berhubungan dengan bahan yang dicerna [5].
Pada pengosongan pasca lambung, sistem unit single umumnya bergerak
sepanjang usus halus, sedangkan sistem unit multiple menyebar sebagai unit yang
khas. Hasil penyebaran dari sistem unit multiple adalah memiliki keterulangan
transit gastrointestinal, pelepasan obat, dan profil konsentrasi plasma-waktu yang
lebih baik, dengan penurunan insiden dose dumping atau pelepasan tidak
sempurna. Onset of action multipartikulat yang lebih cepat, yang disebabkan oleh
pengosongan lambung lebih cepat dan rasio area permukaan/volume lebih luas
adalah keuntungan lebih lanjut, seperti diketahui bahwa transit kolon lambat
sesuai efek "streaming/aliran obat" [5]. Sistem unit multiple, meskipun lebih
rumit untuk diproduksi, sekarang menjadi dasar pilihan untuk bentuk sediaan oral
dengan pelepasan termodifikasi.
Pengindraan gamma, terutama sangat berguna ketika mengkorelasikan data
farmakokinetik (pharmacoscintigraphy) yang diperoleh dari pengambilan sampel
darah atau urine dan memungkinkan untuk diuji hubungannya antara biodistribusi
dari bentuk sediaan dengan penyerapan obat [6]. Teknik ini adalah langkah yang
berguna dalam pengembangan produk dan untuk memperoleh persetujuan regulasi
untuk bentuk sediaan dengan pelepasan termodifikasi, dimana sebuah perusahaan
farmasi harus menunjukkan bahwa bentuk sediaan menunjukkan aktifitas in
vivo sesuai dengan yang diperkirakan. Kebutuhan efikasi yang ditunjukkan secara
in vivo berawal dari peningkatan pemahaman bahwa tidak ada pengujian in
vitro yang secara akurat dapat memprediksi bagaimana gambaran sebuah senyawa
obat baru atau sistem penghantaran pada manusia. Saat ini, telah banyak
metodologi penelitian in vitro yang menggambarkan korelasi yang baik antara in
vivo - in vitro [7]. Hal ini sangat penting terutama untuk obat dengan sifat
kelarutan dan/ atau permeabilitas yang rendah.
5
Tabel 4.3 Polimer Tidak Larut Air Yang Umum Digunakan Dalam Produksi
Bentuk Sediaan Oral Dengan Pelepasan Diperpanjang
10
dicapai dengan menyalut bentuk sediaan menggunakan polimer asam lemah, yang
mengandung gugus asam karboksilat terionisasi, yang tetap utuh di lambung
tetapi rusak pada pH lebih netral dalam usus halus sebagai akibat dari ionisasi,
perusakan, dan disolusi salut polimer.
Upaya awal pada salut enterik menggunakan bahan alami seperti shellak,
gelatin, dan keratin. Bahan tersebut, yang berasal dari alam, mengalami masalah
dengan variabilitas tiap batch, dan untuk bahan tersebut tidak digunakan lagi
untuk tujuan salut enterik.
Tabel 4.4 Polimer Sensitif pH Yang Umum Digunakan Dalam Produksi Sediaan
Obat Oral Dengan Pelepasan Tertunda
Gambar 4.4 Gambaran Skintigrafi sistem pellet COLAL yang diberikan pada
sukarelawan. Dari kiri atas ke kanan bawah: t = 0 jam, pellet dalam
lambung; t = 0,25 jam, pengosongan lambung; t = 3 jam, pellet
terdispersi sepanjang usus halus; t = 7 jam dan t = 9 jam, pellet
18
4.5 Kesimpulan
Berbagai aplikasi pelepasan langsung dan pelepasan dimodifikasi, yang
menggunakan polimer untuk mempengaruhi dan mengoptimalkan karakteristik
pelepasan obat dari formulasi oral, telah dibahas. Profil farmakokinetik "ideal"
untuk bentuk sediaan dengan pelepasan dimodifikasi dibandingkan dengan
pelepasan cepat terangkum dalam Gambar 4.5. Meskipun profil disolusi in
vitro sering menjanjikan, hasil tersebut jarang terlihat dalam in vivo. Hal ini
karena, terlepas dari seberapa baik sistem penghantaran obat telah dirancang
sampai saat ini dalam aplikasi in vivo terkadang bisa dikalahkan oleh
kompleksitas dan variabilitas fisiologi pencernaan. Tantangan bagi para ilmuwan
farmasi adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang
fisiologi saluran pencernaan atau patologi dan aktifitas bentuk sediaan dalam
saluran pencernaan dengan menggunakan teknik pengindraan seperti skintigrafi
gamma. Ilmuwan farmasi juga perlu mengembangkan dan mengevaluasi polimer
baru dan sistem penghantaran yang memberikan hasil gambaran in vivo lebih
baik dalam hal pelepasan obat yang lebih cepat atau mampu mengatasi variabilitas
sepanjang pencernaan.
19
BAB 5
SISTEM PENGHANTARAN OBAT HIDROGEL
5.1 Pendahuluan
5.1.1 Hidrogel dalam Penghantaran Obat
Beberapa dekade terakhir, penelitian tentang hidrogel telah berkembang
secara signifikan karena partisipasi banyak ilmuwan dari berbagai bidang
penelitian. Aplikasi luas hidrogel ini terkait dengan sifat unik mereka
menunjukkan sifat peralihan antara bahan padat dan cair. Hidrogel adalah jaringan
tiga-dimensi dari rantai polimer hidrofilik yang tidak larut tetapi dapat
mengembang dalam air [1]. Karena sifat hidrofilik rantai polimer, hidrogel
memiliki kemampuan mempertahankan sejumlah besar air dalam struktur mereka.
Biokompatibilitas yang tinggi dari hidrogel dihasilkan dari kadar air tinggi dan
sifat permukaan yang lembut/halus[2]. Di Selain itu, hidrogel adalah bahan
serbaguna karena dapat dibuat khusus untuk memiliki berbagai sifat dengan
memanipulasi metode sintetis atau pengolahan. Sifat fisikokimia, mekanik, dan
biologis, sama baiknya dengan sifat fungsional baru, dapat dengan mudah
dimodulasi. Sebagai contoh , hidrogel dapat dibuat untuk menanggapi rangsangan
lingkungan, seperti suhu, pH, cahaya, dan molekul yang spesifik. Sifat menarik
yang dimiliki hidrogel berguna untuk berbagai aplikasi mulai dari farmasi dan
biomedis untuk aplikasi industri.
Dari banyak aplikasi hidrogel, pengendalian penghantaran obat merupakan
salah satu area di mana hidrogel memainkan peran penting. Hasil hidrasi matriks
dalam kompatibilitas yang baik dengan protein serta sel-sel hidup dan cairan
tubuh. Sejak pertama dilaporkan tentang penggunaan biomedis hidrogel poli (2-
hidroksietil metakrilat) oleh Wichterle dan Lim pada tahun 1960 [3], berbagai
hidrogel lainnya telah dikembangkan untuk aplikasi biomedis dan farmasi,
terutama untuk penghantaran obat dan zat bioaktif.
5.1.2 Pengertian dan Klasifikasi
Lebih dari empat dekade penelitian tentang hidrogel telah menghasilkan
banyak hidrogel sintetik baru dan hidrogel alami yang dimodifikasi. Hadirnya
berbagai hidrogel membuat kesulitan untuk mengklasifikasikannya menggunakan
kriteria tunggal. Hidrogel dapat diklasifikasikan dengan menggunakan berbagai
20
kriteria tergantung pada metode pembuatan, sifat kimia dan fisik, dan beberapa
dari klasifikasi tersebut yang tercantum dalam Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Klasifikasi hidrogel dengan berbagai macam kriteria
Hidrogel dapat dibuat dari kedua bahan alami dan sintetis. Polimer alami,
seperti protein, polisakarida, dan asam deoksiribonukleat (DNA), dapat berikatan
silang (cross link) membentuk hidrogel. Seperti sambung silang polimerisasi asam
amino, karbohidrat, dan asam nukleat tidak mudah, polimer alam silang
merupakan sambung silang dengan salah satu ikatan fisik atau kimia. Tidak
seperti hidrogel terbuat dari polimer alami, hidrogel sintetis dapat dengan mudah
dibuat dengan sambung silang (cross-linking) polimerisasi dari monomer sintetis.
Karena ketersediaan berbagai struktur monomer, hidrogel dapat disintesis untuk
memiliki berbagai pilihan sifat. Polimer alami dapat dikombinasikan dengan
polimer sintetis untuk mendapatkan sifat gabungan dalam satu hidrogel. Sebagai
contoh, sifat biodegradable dari polimer alam telah digabungkan dengan beberapa
fungsi polimer sintesis untuk menghasilkan fungsi baru hidrogel dengan
biodegradabilitas [4,5].
Salah satu kriteria dari klasifikasi hidrogel adalah sambung silang alami oleh
rantai polimer tunggal yang terhubung membentuk jaringan: sambung silang
kimia dan fisika. Rantai polimer dari hidrogel dihubungkan dengan sambung
silang kovalen, disebut sebagai gel kimia (chemical gels). Karena rantai polimer
yang kovalen dihubungkan satu sama lain, hidrogel tidak dapat dibentuk kembali
setelah dihubungkan. Oleh karena itu, sambung silang hidrogel secara kimia
21
mencapai keadaan seimbang. Kepadatan ikatan sambung silang dan sifat untuk
mengembang berhubungan terbalik. Tingkat sambung silang sering ditentukan
dengan mengukur keseimbangan pengembangan atau modulus elastisitas [6,9].
Kepadatan silang dari hidrogel juga terkait erat dengan sifat-sifat penting
lainnya seperti kekuatan mekanik dan permeabilitas. Sifat mekanik hidrogel pada
dasarnya tergantung pada komposisi dan struktur. Karena kandungan air yang
tinggi hidrogel yang mengembang secara sempurna, secara umum hidrogel
tersebut memiliki mekanis sangat lemah. Kekuatan mekanik yang lemah dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan kepadatan ikatan sambung silang, membuat
struktur interpenetrating network (IPN)/jaringan menembus kedalam atau
kopolimerisasi dengan komonomer hidrofobik. Pendekatan-pendekatan ini
biasanya diiringi dengan penurunan sifat mengembang dari hidrogel.
Hidrogel biodegradable yang dapat terurai secara perlahan dan menghilang
dari tubuh, telah menarik perhatian untuk aplikasi penghantaran obat. Mekanisme
degradasi juga digunakan untuk mengontrol kinetika pelepasan obat dari
formulasi hidrogel. Biodegradasi terjadi baik oleh hidrolisis sederhana atau
hidrolisis yang dikatalisis oleh enzim. Sejumlah besar polimer biodegradable,
seperti poli (asam laktat) (PLA), poli (asam glikolat) (PGA), poli (laktat co-
glycolic acid) (PLGA), poli (Ɛ-caprolactone), poli (orto ester ), polianhidrida, dan
polyphosphoesters, telah dikembangkan untuk aplikasi hidrogel dalam rekayasa-
jaringan [10], jahitan [11], dan matriks untuk sistem penghantaran obat [12].
Banyak dari polimer biodegradable yang hidrofobik dan tidak larut dalam air,
sehingga mereka tidak bisa langsung digunakan untuk membuat hidrogel.
Kemajuan terbaru dalam sintesis hidrogel, memungkinkan untuk membuat
berbagai macam hydrogel biodegradable, menggunakan polimer biodegradable
hidrofobik tepat dikombinasikan dengan polimer hidrofilik, untuk memberikan
sifat mengembang yang signifikan dalam lingkungan berair [13-16].
Gambar 5.2 Skema yang mewakili penghantaran obat : (a) matrik polimer, (b)
sistem reservoir (sistem tandon)
dapat mengalami transisi fase volume atau transisi fase sol-gel karena perubahan
kecil pada kondisi lingkungan. Hidrogel yang memiliki sifat tambahan tersebut
dikenal dengan hidrogel yang sensitif lingkungan, atau lebih disebut smart
hydrogel.
Seperti ditunjukkan dalam Gambar 5.3, smart hydrogels dapat mengembang
akibat perubahan pH lingkungan, sehingga molekul obat lebih mudah berdifusi
melalui jaringan polimer yang mengembang. Sebagai alternatif, suhu lingkungan
dapat ditingkatkan untuk mengecilkan suhu-sensitif hidrogel untuk pelepasan obat
yang cepat melalui kekuatan meremas. Contoh khusus hidrogel yang sensitif
terhadap lingkungan tercantum dalam Tabel 5.2, dan struktur polimer terpilih
ditampilkan Gambar 5.4.
Gambar 5.3 Skema gambaran pelepasan obat dari hidrogel yang sensitif terhadap
faktor lingkungan seperti pH dan suhu.
Hidrogel yang sensitif terhadap suhu, dengan sifat fase transisi volume telah
dipelajari secara luas sebagai penghantaran obat [23]. Di antara banyak hidrogel
yang sensitif terhadap suhu, poli ( N-isopropylacrylamide) (PNIPAAm) paling
banyak digunakan (Gambar 5.4A). Kelarutan PNIPAAm dan kopolimer dalam air
secara dramatis berubah sekitar lower critical solution temperatures (LCSTs),
yang dapat diatur untuk menjadi dekat dengan suhu tubuh [23]. Bahan tersebut
larut dalam air saat suhu lebih rendah dari LCST, tetapi menjadi tidak larut di atas
LCST. Ini terbalik (Atau negatif) thermosensitivity dalam hidrogel adalah karena
persaingan antara ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik. Ikatan hidrogen antara
kelompok hidrofilik dari rantai polimer dan molekul air dominan pada suhu yang
lebih rendah, menghasilkan kelarutan dalam air yang lebih tinggi atau
mengembangnya polimer yang lebih maksimal. Dengan naiknya suhu,
bagaimanapun, hidrofobik interaksi antara gugus-gugus hidrofobik menjadi lebih
26
Gambar 5.6 Berbagai macam hidrogel dan formulasi hidrogel yang dapat
digunakan pada bagian yang berbeda pada saluran pencernaan untuk
penghantaran obat.
Dalam rongga mulut, tablet cepat hancur (fast-disintegrating) dan hidrogel
mukoadhesif dapat digunakan. Salah satu cara untuk membuat tablet cepat hancur
(fast-disintegrating) adalah untuk menambahkan bahan disintegrasi yang sesuai
dalam formula. Mikropartikel hidrogel superporus dengan sifat cepat-
mengembang dan superabsorbent yang digunakan untuk menghasilkam formulasi
tablet cepat hancur (fast-disintegrating) [50]. Hidrogel superporus itu digiling
menjadi mikropartikel untuk aplikasi tertentu. Superporous hidrogel mikropartikel
jumlah pori-pori dijaga lebih kecil dari 1 µm, yang terhubung satu sama lain untuk
membentuk struktur pori terbuka. Ini struktur berpori yang unik memungkinkan
air untuk bergerak melalui kekuatan kapiler, menghasilkan efek merembes cepat
ke dalam inti tablet. Tablet dibuat dengan kompresi langsung dengan adanya
hidrogel superporus mikropartikel hancur dalam waktu sekitar 10 sampai 20 detik.
Dalam kasus hidrogels mukoadhesif, penghantaran obat bukal diketahui memiliki
onset aksi obat lebih cepat dan untuk meniadakan first pass metabolims dan
degradasi dalam saluran pencernaan [51]. Untuk manfaat maksimal dari
penghantaran obat bukal, bentuk sediaan bioadhesive dikembangkan. Hidrogel
bioadhesif bukal dapat dibuat dengan menggunakan (1) hydroxyethylcellulose
(HEC), hidroksipropilselulosa (HPC), polivinilpirolidon (PVP), dan poli (vinil
alkohol) [52], (2) campuran polimer yang berbeda, seperti HPC,
hidroksipropilmetilselulosa (HPMC), karaya gum, dan PEG 400 [53], atau HPC
dan Carbopol 934 [54].
32
5.5 Ringkasan
Hidrogel berperan penting dalam pengembangan berbagai formulasi
pelepasan terkendali. Hidrogel diketahui memiliki biokompatibel yang tinggi
karena kemampuan mereka untuk menyerap air ke struktur hidrogel. Kemajuan
terbaru dalam sintesis smart hidrogel telah menghasilkan perkembangan sistem
penghantaran obat. Selain itu, hidrogel dengan sifat baru, seperti meningkatkan
kelarutan obat dengan kelarutan yang buruk, dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan formulasi baru pelepasan terkendali. Hidrogel dengan sifat baru
memainkan peran penting dalam aplikasi penghantaran obat.
34
TUGAS
MATA KULIAH POLIMER FARMASI
Dosen : Drs. Hadi Poerwono, Apt.,M.Sc.,Ph.D
Oleh :
(051141016)
PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2013