Anda di halaman 1dari 5

PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN AYAM TERHADAP

MASYARAKAT YANG MENGALAMI KERUGIAN KESEHATAN


PENYEBARAN BAU ASAP BATU BARA AKIBAT KEGIATAN USAHA
TIDAK MEMILIKI AMDAL DAN IZIN LINGKUNGAN DIHUBUNGKAN
DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari manusia bergantung pada bagaimana
keadaan lingkungan di sekitarnya yaitu sumber daya alam yang dapat
menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam tersebut yang utama
bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah merupakan tempat
manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh
manusia sebagai komponen tubuh manusia yang terbesar. Untuk menjaga
keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak
dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber
oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan
terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani disebabkan adanya
sejumlah faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu mengenai
keadaan lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi
di berbagai daerah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 pasal 1
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain.
batubara merupakan bahan bakar padat yang terbuat dari batubara .
Bahan bakar padat ini merupakan bahan bakar alternatif mengganti
minyak tanah yang paling murah dan dimungkinkan untuk dikembangkan
secara masal dalam waktu yang relatif singkat mengingat teknologi dan
peralatan yang digunakan relatif sederhana. Khususnya bagi para peternak
ayam yang masih banyak menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar
untuk pemanas anak ayam yang usianya 0 – 21 hari. Seiring dengan
naiknya harga minyak tanah dan bahkan sulit didapatnya bahan bakar
tersebut, maka sangat diharapkan adanya bahan bakar alternatif yang
murah dan mudah di dapat, agar peternakan mereka dapat bertahan dan
berkembang. 
Pemanas Ayam Prinsip penggunaan Pemanas Ayam pada dasarnya
ada lah menaikkan temperatur ruangan dimana untuk mencapai temperatur
kebutuhan anak ayam. Peningkatan temperatur ini disebabkan karena
adanya panas yang diberikan oleh heater. Pada alat ini terjadi konversi
energi, dimana energi kimia (pembakaran batubara) diubah menjadi energi
panas, yang selanjutnya diteruskan ke lingkungan. Namun sebelum
mencapai lingkungan panas ini pertama-tama harus dipindahkan ke
reflektor. Reflektor ini sendiri mempunyai fungsi sebagai cermin, yaitu
yang memantulkan kembali panas yang datang kepadanya dan
menentukan luasan daerah yang dapat dijangkau oleh panas dari pemanas
tersebut. Untuk itu diperlukan suatu efisiensi yang tinggi dari perpindahan
panas pada reflektor ini. Ini berarti berkaitan dengan jenis material yang
akan dipergunakan. Diasumsikan tidak ada perpindahan panas secara
konduksi dan radiasi, maka energi yang berpindah adalah sama dengan
energi yang berpindah dari heater ke lingkungan dan ditambah dengan
energi yang berpindah dari reflektor ke lingkungan
Batu bara telah dipilih sebagai salah satu bahan bakar alternative di
Indonesia karena cadangan minyak bumi terbatas, sedangkan kebutuhan
bahan bakar makin meningkat dengan meningkatnya industrialisasi.
Dimasa lampau pemakaian batu bara bauk untuk rumah tangga maupun
industry pernah menimbulkan malapetaka antara lain di London yang
terkenal dengan “London Smog” (smoke and fog).
Abu hasil pembakaran batu bara yang sebagian besar terdiri dari
mineral-mineral netral dari lingkungan merupakan kotoran pada batu bara
yang terbanyak. Sehingga masyarakat yang ada dilingkungan sekitar
terkena dampak kesehatan akibat dari pembakaran batu bara di lingkungan
kerja maupun lingkungan hidup. Polutan dapat langsung masuk ke tubuh
manusia melalui pernafasan maupun tidak langsung melalui
makanan/minuman dapat terjadi karena terkena polutan dari udara yang
tercemar oleh emisi yang masuk ke tanah dan air.
Bahan berbahaya dapat memasuki tubuh manusia melalui kulit,
saluran pencernaan atau saluran pernafasan yang dapat menimbulkan
reaksi setempat. Jika bahan tersebut diabsorsi ke dalam aliran darah, maka
dapat terbawa ke seluruh bagian tubuh dan menimbulkan berbagai
pengaruh systemic pengaruh yang timbul di suatu organ tertentu
tergantung dari keadaan.
B. Identifikasi Masalah
1. Apakah yang melatar belakangi perusahaan dalam penggunaan batu
bara?
2. Bagaimana Pertanggungjawaban Hukum oleh Perusahaan atas dampak
Pembakaran Batu bara terhadap masyarakat sekitar?
3. Bagaimana Upaya hukum dalam mengatasi permasalahan yang timbul
dari pembakaran batu bara tersebut?
Aturan Hukum yang Di Langgar

1. Pasal 6 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


“Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian
derajat kesehatan”.
2. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Pasal 1 ayat (2) Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan,
dan penegakan hukum.
b. Pasal 12 (1) Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan berdasarkan
RPPLH.
(2) Dalam hal RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum
tersusun, pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan berdasarkan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dengan
memperhatikan:
a. keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup;
b. keberlanjutan produktivitas lingkunganhidup; dan
c. keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat.

c. Pasal 36 ayat (1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki
Amdal atau UKL-UPL wajib memiliki Izin Lingkungan.

d. peraturan Pemerintah no 27 tahun 1999 mengenai dampak lingkungan


hidup pasal 1 “analisis dampak lingkungan hidup

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 27 Tahun 2012 tentang


Izin Lingkungan pasal 1 “ izin lingkungan hidup adalah izin yang
diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan
yang wajib amdal atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagai persyaratan izin usaha dan/atau
kegiatan”

f. Pasal 1 angka 14 Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang PPLH


“adalah masuk atau dimasukanya makhluk hidup, zat, energi
dan/komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah di
tetapkan”

g. Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 tentang kesehatan Lingkungan

a. pasal 1 angka 1 “Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan


penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik,
kimia, biologi, maupun sosial”.

b. pasal 2 “Pengaturan Kesehatan Lingkungan bertujuan untuk


mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik dari aspek fisik,
kimia, biologi, maupun sosial, yang memungkinkan setiap orang
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya”.

c. pasal 3 “Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah


daerah kabupaten/kota bertanggung jawab untuk: a. menjamin
tersedianya lingkungan yang sehat untuk mencapai derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya sesuai dengan kewenangannya; b. mengatur,
membina, dan mengawasi penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan; dan
c. memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam
penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan”.

Anda mungkin juga menyukai