INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Oleh:
Fitri Kusuma Ningum (1505112000)
Nurul Elnica (1505112098)
Rachmawati (1405110969)
Vinni Fitri Anita (1505116543)
Widya Rafika Sari (1505112130)
Dosen Pembimbing:
Drs. Hendar Sudrajat, M.Pd.
A. Latar Belakang
Kawat yang dialiri listrik atau kawat berarus memiliki medan magnet disekitarnya. Hal
ini dibuktikan oleh H.C Oersted. Sebagai bagian dari gejala-gejalan alam, proses
kemagnetan dan kelistrikan dapat dibolak-balik. Yang artinya kemagnetan dapat
menimbulkan kelistrikan.
Michael Faraday terusik untuk melakukan serangkaian percobaan. Ia berhasil
menunjukkan bahwa arus listrik dapat dihasilkan dari perubahan medan magnet. Peristiwa
dihasilkanya listrik dari medan maget ini dinamakan induksi elektromagnetik. Arus yang
dihasilkan dari induksi elektromagnetik ini dinamakan arus induksi (Yohanes Surya, 2009).
Penemuan induksi elektromagnetik ini membawa dampak yang sangat besar bagi
perkembangan teknologi. Diantaranya adalah penemuan generator (alat yang mampu
menghasilkan listrik) dan transformator (alat untuk mengubah tegangan listrik).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan induksi elektromagnetik?
2. Bagaimanakah prinsip-prinsip dalam induksi elektromagnetik?
3. Apakah yang dimaksud dengan hukum lenz?
4. Apakah yang dimaksud dengan induktansi diri?
5. Bagaimana penerapan induksi elektromagnetik dalam teknologi?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari induksi elektromagnetik.
2. Mengetahui prinsip-prinsip induksi elektromagnatik.
3. Mengetahui pengertian hukum lenz.
4. Mengetahui pengertian induktansi diri.
5. Mengetahui penerapan induksi elektromagnatik dalam teknologi.
BAB II
PEMBAHASAN
.
Gambar 1.1 Arah B tegak lurus bidang Gambar 1.2 Arah B tidak tegak lurus
bidang
(1.1)
(1.2)
Persamaan (2) digunakan apabila arah B tidak tegak lurus permukaan bidang seperti pada
gambar 1.2.
Keterangan
= sudut yang dibentuk antara arah B dengan garis normal (radian atau derajat)
B. Hukum Faraday
Tahun 1821 Michael Faraday membuktikan bahwa perubahan medan magnet dapat
menimbulkan arus listrik (artinya magnet menimbulkan listrik) melalui eksperimen yang
sangat sederhana seperti yang ditunjukkanpada gambar 1.3.
Gambar 1.4 Percobaan Faraday untuk menyelidiki hubungan ggl induksi dengan
kecepatan perubahan fluks magnet
(1.3)
(1.4)
Persamaan (1.4) dipakai jika perubahan fluks magnetik berlangsung dalam waktu singkat
atau t mendekati nol. dengan :
Tanda negatif pada persamaan untuk menyesuaikan dengan hukum Lenz. Berdasarkan
persamaan (1.2) dapat diketahui bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi terjadinya
perubahan fluks magnetik, yaitu :
a) Luas bidang kumparan yang melingkupi garis gaya medan magnetik.
b) Perubahan induksi magnetiknya.
c) Perubahan sudut antara arah medan magnet dengan garis normal bidang kumparan.
Sebuah kawat penghantar berbentuk huruf U yang di atasnya terdapat sebuah kawat
penghantar (PQ) yang panjang l yang mudah bergerak bebas pada kawat penghantar U.
Kawat penghantar tersebut berada dalam medan magnet yang arahnya masuk bidang gambar.
Apabila kita menggerakkan kawat PQ ke kanan dengan kecepatan v akan menyebabkan
terjadinya perubahan luas penampang bidang yang melingkupi garis gaya medan magnet.
Apabila kawat PQ dalam selang waktu dt telah berpindah sejauh ds maka selama itu terjadi
perubahan luas penampang sebesar dA = l ds, sehingga besarnya perubahan luas penampang
per satuan waktu adalah :
Keterangan:
(1.6)
3. GGL Induksi karena Perubahan Sudut antara B dan Garis Normal Bidang
Kumparan
Perubahan fluks magnetik dapat juga terjadi jika sebuah kumparan diputar dalam medan
magnet, sehingga akan terjadi perubahan jumlah garis gaya magnet yang dilingkupi oleh
kumparan tersebut. Pada saat bidang kumparan tegak lurus arah medan magnet, maka fluks
magnetik mencapai harga maksimum dan sebaliknya pada saat bidang kumparan sejajar arah
medan magnet, maka fluks magnetiknya akan mencapai harga minimum. Hal ini terlihat pada
gambar (1.7).
Gambar 1.7 Perubahan sudut kumparan dengan medan magnet akan menghasilkan
GGL induksi. Ggl induksi karena adanya perubahan sudut antara arah medan magnet
dengan garis normal bidang kumparan merupakan dasar dari dibuatnya dinamo atau
generator.
Apabila kumparan diputar dengan laju anguler maka dalam selang waktu t sekon, garis
normal bidang kumparan telah menempuh sudut sebesar =t sehingga :
C. Hukum Lenz
Hukum Lenz ditemukan oleh ilmuwan fisika bernama Friederich Lenz pada tahun
1834. Hukum Lenz merupakan hukum fisika yang memberikan pernyataan tentang GGL
(Gaya Gerak Listrik) Induksi. Hukum ini menjelaskan arah arus induksi akibat adanya GGL
induksi tersebut.
Berdasarkan hukum Faraday, perubahan fluks magnetik akan menyebabkan
timbulnya beda potensial antara ujung kumparan. Apabila kedua ujung kumparan itu
dihubungkan dengan suatu penghantar yang memiliki hambatan tertentu, maka akan mengalir
arus yang disebut arus induksi dan beda potensial yang terjadi disebut ggl induksi. Faraday
pada saat itu baru dapat menghitung besarnya ggl induksi yang terjadi, tetapi belum
menentukan ke mana arah arus induksi yang timbul pada kumparan. Lenz menyatakan
bahwa:
Jika ggl induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah arus induksi yang
dihasilkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan magnetik induksi yang menentang
perubahan medan magnetik (arus induksi berusaha mempertahankan fluks magnetik totalnya
konstan)
Gambar 1.8 Arah arus induksi berdasarkan hukum Lenz. (a) magnet mendekati kumparan, (b)
magnet menjauhi kumparan.
Ketika kedudukan magnet dan kumparan diam, tidak ada perubahan fluks magnet
dalam kumparan. Tetapi ketika kutub utara magnet digerakkan mendekati kumparan, maka
timbul perubahan fluks magnetik yang semakin membesar akibatnya timbul fluks magnetik
yang menentang pertambahan fluks magnetik awal. Oleh sebab itu, arah fluks induksi harus
berlawanan dengan fluks magnetik. sehingga fluks total yang dilingkupi kumparan selalu
konstan.
Begitu juga pada saat magnet digerakkan menjauhi kumparan, maka akan terjadi
pengurangan fluks magnetik dalam kumparan, akibatnya pada kumparan timbul fluks induksi
yang menentang pengurangan fluks magnet, sehingga fluks totalnya selalu konstan.
Arah simpangan galvanometer sesuai dengan arah arus yang masuk galvanometer
Karena ujung kumparan A didekati kutub magnet utara (U), maka ujung kumparan A
menjadi kutub utara (U) dan B menjadi kutub selatan (S). Dengan aturan tangan kanan
diperoleh arah arus listrik keluar dari ujung kumparan A. Sehingga jarum galvanometer
menyimpang ke arah kanan.
Gambar 1.10 Arah simpangan galvanometer dengan arah magnet keluar
Karena ujung kumparan A dijauhi kutub magnet utara (U), maka ujung kumparan A
menjadi kutub selatan (S) dan B menjadi kutub utara (U). Dengan aturan tangan kanan
menggenggam diperoleh arah arus listrik keluar dari ujung B. Sehingga jarum galvanomter
menyimpang ke arah kiri.
Arah arus induksi dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan yaitu jika arah ibu jari
menyatakan arah induksi magnet maka arah lipatan jari-jari yang lain menyatakan arah arus
induksi.
E. Induktansi
Induktansi merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang menyebabkan
timbulnya ggl di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan arus yang melewati rangkaian
(self inductance) atau akibat perubahan arus yang melewati rangkaian tetangga yang
dihubungkan secara magnetis (induktansi bersama atau mutual inductance). Pada kedua
keadaan tersebut, perubahan arus berarti ada perubahan medan magnetik, yang kemudian
menghasilkan ggl. Apabila sebuah kumparan dialiri arus, di dalam kumparan tersebut akan
timbul medan magnetik. Selanjutnya, apabila arus yang mengalir besarnya berubahubah
terhadap waktu akan menghasilkan fluks magnetik yang berubah terhadap waktu. Perubahan
fluks magnetik ini dapat menginduksi rangkaian itu sendiri, sehingga di dalamnya timbul ggl
induksi. Ggl induksi yang diakibatkan oleh perubahan fluks magnetik sendiri dinamakan ggl
induksi diri.
Induktansi yang terjadi akan menghasilkan arus yang menentang setiap perubahan fluks
magnetik, penentangan ini disebut dengan induktansi diri (self inductance). Pernyataan ini
sesuai hukum lenz yang dikemukan oleh Heinrich Friedrich Lenz (1804 1865). Besaran
satuan nilai induktansi dinyatakan dalam Henry (H), sebuah induktor dikatakan memiliki
nilai induktansi sebesar 1H, jika perubahan arus yang mengaliri pada rating 1ampere/detik
menginduksi tegangan 1volt didalamnya. definisi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Semakin banyak jumlah lilitan dalam sebuah induktur maka semakin bertambah juga nilai
induktansinya. Besarnya nilai induktansi terhadap jumlah lilitan pada suatu induktor dapat
dihitung dengan rumus:
dimana : = besar magnetik fluks (Wb), B = kerapatan fluks, A = luas area (m²)jika sebuah
induktor dapat diketahui jumlah lilitan (N), maka induksi magnetik/kerapatan fluks(B) dalam
inti, dapat diketahui dengan rumus :
untuk menggabungkan pernyataan rumus persamaan diatas maka untuk mengetahui nilai
induktansi sebuah induktor dapat diketahui dengan uraian rumus:
dan pengelompokan dari peryataan diatas, maka nilai induktansi dari sebuah induktor dapat
sederhanakan dengan rumus persamaan akhir sebagai berikut:
L= µ0
2. Tegangan emf
disebabkan oleh hukum faraday yang dikemukan oleh michael faraday bahwa semakin cepat
perubahan medan magnet maka emf yang diinduksikan akan semakin besar. besar tegangan
emf pada induktor adapat dihtiung dengan rumus :
Vemf = L x (di/dt)
dimana : Vemf = tegangan emf (V), L = induktansi (H), di/dt = tingkat perubahan arus
(ampere/detik)
Apabila arus berubah melewati suatu kumparan atau solenoida, terjadi perubahan fluks
magnetik di dalam kumparan yang akan menginduksi ggl pada arah yang berlawanan.Ggl
terinduksi ini berlawanan arah dengan perubahan fluks. Jika arus yang melalui kumparan
meningkat, kenaikan fluks magnet akan menginduksi ggl dengan arah arus yang berlawanan
dan cenderung untuk memperlambat kenaikan arus tersebut. Dapat disimpulkan bahwa ggl
induksi ε sebanding dengan laju perubahan arus yang dirumuskan :
ɛ = -L
dengan I merupakan arus sesaat, dan tanda negatif (-) menunjukkan bahwa ggl yang
dihasilkan berlawanan dengan perubahan arus. Konstanta kesebandingan L disebut induktansi
diri atau induktansi kumparan, yang memiliki satuan henry (H), yang didefinisikan sebagai
satuan untuk menyatakan besarnya induktansi suatu rangkaian tertutup yang menghasilkan
ggl satu volt bila arus listrik di dalam rangkaian berubah secara seragam dengan laju satu
ampere per detik.
Gambar 1.12 arah arus dan medan magnet pada induktansi diri
3. Induktansi Bersama
Apabila dua kumparan saling berdekatan, seperti pada Gambar 4, maka sebuah arus tetap I di
dalam sebuah kumparan akan menghasilkan sebuah fluks magnetik Φ yang mengitari
kumparan lainnya, dan menginduksi ggl pada kumparan tersebut.
Gambar 1.12 Perubahan arus di salah satu kumparan akan menginduksi arus pada kumparan
yang lain.
ɛ2 = -M
Menurut Hukum Faraday, besar ggl ɛ2 yang diinduksi ke kumparan tersebut berbanding lurus
dengan laju perubahan fluks yang melewatinya. Karena fluks berbanding lurus dengan
kumparan 1, maka ε2 harus sebanding dengan laju perubahan arus pada kumparan 1, dapat
dinyatakan:
Induktansi bersama mempunyai satuan henry (H), untuk mengenang fisikawan asal AS,
Joseph Henry (1797 1878). Pada situasi yang berbeda, jika perubahan arus kumparan 2
menginduksi ggl pada kumparan 1, maka konstanta pembanding akan bernilai sama, yaitu:
ɛ1 = -M
Telah dijelaskan bahwa dalam kumparan yang dialiri arus listrik akan menyebabkan
timbulnya medan magnet di dalam kumparan itu. Apabila arus yang mengalir diputus tiba-
tiba maka dengan adanya perubahan fluks magnetik menyebabkan timbulnya ggl induksi diri
yang menimbulkan arus induksi diri pada kumparan yang berarti dalam kumparan tersebut
tersimpan energi. Energi yang tersimpan dalam kumparan dalam bentuk medan magnet.
Besarnya energi yang tersimpan dalam kumparan dapat dicari sebagai berikut. Besarnya
usaha total yang dikeluarkan oleh suatu sumber tegangan (ggl induksi diri ) dapat dinyatakan
W = ɛ I t, untuk energi sesaat dalam selang waktu dt dapat dituliskan : dW = ɛ I dt
1. Generator
Generator dibedakan menjadi dua, yaitu generator arus searah (DC) dan generator
arus bolak-balik (AC). Baik generator AC dan generator DC memutar kumparan di dalam
medan magnet tetap. Generator AC sering disebut alternator. Arus listrik yang dihasilkan
berupa arus bolak-balik. Ciri generator AC menggunakan cincin ganda. Generator arus
DC, arus yang dihasilkan berupa arus searah. Ciri generator DC menggunakan cincin
belah (komutator). Jadi,generator AC dapat diubah menjadi generator DC dengan cara
mengganti cincin ganda dengan sebuah komutator. Sebuah generator AC kumparan
berputar di antara kutub- kutub yang tak sejenis dari dua magnet yang saling
berhadapan. Kedua kutub magnet akan menimbulkan medan magnet. Kedua ujung
kumparan dihubungkan dengan sikat karbon yang terdapat pada setiap cincin. Kumparan
merupakan bagian generator yang berputar (bergerak) disebut rotor. Magnet tetap
merupakan bagian generator yang tidak bergerak disebut stator. Bagaimanakah generator
bekerja? Ketika kumparan sejajar dengan arah medan magnet (membentuk sudut 0 derajat),
belum terjadi arus listrik dan tidak terjadi GGL induksi (perhatikan Gambar 2.1. Pada saat
kumparan berputar perlahan-lahan, arus dan GGL beranjak naik sampai kumparan
membentuk sudut 90 derajat. Saat itu posisi kumparan tegak lurus dengan arah medan
magnet. Pada kedudukan ini kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai maksimum.
Selanjutnya, putaran kumparan terus berputar, arus dan GGL makin berkurang. Ketika
kumparan mem bentuk sudut 180 derajat kedudukan kumparan sejajar dengan arah medan
magnet, maka GGL induksi dan arus induksi menjadi nol.
Putaran kumparan berikutnya arus dan tegangan mulai naik lagi dengan arah yang
berlawanan. Pada saat membentuk sudut 270 derajat, terjadi lagi kumparan berarus tegak
lurus dengan arah medan magnet. Pada kedudukan kuat arus dan GGL induksi menunjukkan
nilai maksimum lagi, namun arahnya berbeda. Putaran kumparan selanjutnya, arus dan
tegangan turun perlahanlahan hingga mencapai nol dan kumparan kembali ke posisi
semula hingga memb entuk sudut 360 derajat.
2. Dinamo
Dinamo dibedakan menjadi dua yaitu, dinamo arus searah (DC) dan dinamo arus
bolak-balik (AC). Prinsip kerja dinamo sama dengan generator yaitu memutar kumparan di
dalam medan magnet atau memutar magnet di dalam kumparan. Bagian dinamo yang
berputar disebut rotor. Bagian dinamo yang tidak bergerak disebut stator.
Perbedaan antara dinamo DC dengan dinamo AC terletak pada cincin yang
digunakan. Pada dinamo arus searah menggunakan satu cincin yang dibelah menjadi dua
yang disebut cincin belah (komutator). Cincin ini memungkinkan arus listrik yang dihasilkan
pada rangkaian luar Dinamo berupa arus searah walaupun di dalam dinamo sendiri
menghasilkan arus bolak-balik. Adapun, pada dinamo arus bolak-balik menggunakan cincin
ganda (dua cincin). Alat pembangkit listrik arus bolak balik yang paling sederhana adalah
dinamo sepeda. Tenaga yang digunakan untuk memutar rotor adalah roda sepeda. Jika roda
berputar, kumparan atau magnet ikut berputar. Akibatnya, timbul GGL induksi pada ujung-
ujung kumparan dan arus listrik mengalir. Makin cepat gerakan roda sepeda, makin cepat
magnet atau kumparan berputar. Makin besar pula GGL induksi dan arus listrik yang
dihasilkan. Jika dihubungkan dengan lampu, nyala lampu makin terang. GGL induksi pada
dinamo dapat diperbesar dengan cara putaran roda dipercepat, menggunakan magnet yang
kuat (besar), jumlah lilitan diperbanyak, dan menggunakan inti besi lunak di dalam
kumparan.
3. Transformator
Di rumah mungkin kamu pernah dihadapkan persoalan tegangan listrik, ketika kamu
akan menghidupkan radio yang memerlukan tegangan 6 V atau 12 V. Padahal tegangan
listrik yang disediakan PLN 220 V. Bahkan generator pembangkit listrik menghasilkan
tegangan listrik yang sangat tinggi mencapai hingga puluhan ribu volt. Kenyataannya sampai
di rumah tegangan listrik tinggal 220 V. Bagaimanakah cara mengubah tegangan listrik? Alat
yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC disebut transformator
(trafo). Trafo memiliki dua terminal, yaitu terminal input dan terminal output. Terminal input
terdapat pada kumparan primer. Terminal output terdapat pada kumparan sekunder.
Tegangan listrik yang akan diubah dihubungkan dengan terminal input. Adapun, hasil
pengubahan tegangan diperoleh pada terminal output. Prinsip kerja transformator
menerapkan peristiwa induksi elektromagnetik. Jika pada kumparan primer dialiri arus AC,
inti besi yang dililiti kumparan akan menjadi magnet (elektromagnet). Karena arus AC, pada
elektromagnet selalu terjadi perubahan garis gaya magnet. Perubahan garis gaya tersebut
akan bergeser ke kumparan sekunder. Dengan demikian, pada kumparan sekunder juga
terjadi perubahan garis gaya magnet. Hal itulah yang menimbulkan GGL induksi pada
kumparan sekunder. Adapun, arus induksi yang dihasilkan adalah arus AC yang besarnya
sesuai dengan jumlah lilitan sekunder. Bagian utama transformator ada tiga, yaitu inti besi
yang berlapis-lapis, kumparan primer, dan kumparan sekunder. Kumparan primer yang
dihubungkan dengan PLN sebagai tegangan masukan (input) yang akan dinaikkan atau
diturunkan. Kumparan sekunder dihubungkan dengan beban sebagai tegangan keluaran
(output).
BAB III
CONTOH SOAL
Induksi Elektromagnetik
1. Fluks magnetik yang dihasilkan oleh medan magnet B yang menembus tegak lurus permukaan
seluas A adalah . Jika medan magnetiknya diperkecil menjadi1/2 bagian B sedangkan
luas permukaannya diperbesar menjadi 2A, maka fluks magnetik yang dihasilkan sama
dengan...
a. ¼
b. ½
c.
d. 2
e. 4
Pembahasan
½B
2A
½ B. 2A = B . A =
Jawaban : C
2. Kawat P dialiri arus listrik 6 A dengan arah keatas seperti gambar berikut:
Jika µ0 = 4 µ. 10-7 Wb/A.m dan terjadi tolak menolak persatuan panjang antara kawat P dan Q sebesar
1,2 .10-5 N/m, maka besar dan arah arus listrik pada kawat Q adalah...
a. 1 A keatas
b. 1 A kebawah
c. 10 A keatas
d. 10 A kebawah
e. 20 A keatas
(SBMPTN)
Pembahasan:
Dik:
IP = 6 A
a=1m
F/L = 1,2 .10-5 N/m
Ditanya:
IQ = ...?
Jawab:
Hukum Lenz
3. Batang magnet bergerak dengan kelajuan konstan mendekati kumparan seperti terlihat
pada gambar dibawah ini
Pembahasan :
Berdasarkan hukum lenz, di dalam kumparan akan timbul arus yang arahnya sedemikian
sehiingga menimbulkan medan magnet yang berlawanan penyebab timbulnya arus itu sendiri.
Jika batang magnet didekatkan kumparan, maka akan timbul arus yang arahnya ke kanan
sehingga menimbulkan medan magnet yang melawan penyebabnya.
Pada gambar di atas dapat kita lihat arus mengalir dari X menuju kumparan lalu melewati Y.
Karena arus listrik merupakan aliran elektron bebas dari suatu potensial rendah ke potensial
tinggi, maka beda potensial di Y lebih tinggi dari pada di X
Jawaban : D
4. Jika pada sebuah kumparan terjadi perubahan kuat arus sebesar 0,5 A/s, pada ujung-
ujung kumparan timbul ggl induksi diri sebesar 0,2 Volt, tentukan berapa Henry
induktansi diri kumparan tersebut!(Fisika kelas 3 Suharyanto)
JAWABAN
ɛ = 0,2 V
Dit : L = ...
Jawab :
ɛ = -L
0,2 = L × 0,5
=L
0,4H =L
5. Suatu kumparan dengan 600 lilitan dan induktansi diri 40 mH mengalami perubahan arus
listrik dari 10 ampere menjadi 4,0 ampere dalam waktu 0,10 sekon. Tentukan beda
potensial antara ujung-ujung kumparan yang ditimbulkannya. (uji kompetensi bab 6 no
21 Fisika SMA jilid 3 Marthen Kanginan)
Dik : I1 = 10 A
I2 = 4 A
Δt = 0,1 sekon
L = 40 mH = 40 × H
Dit : ɛ = ...
Jawab :
ɛ = -L
ɛ = -(40 × )×
ɛ = 2,4 V
Jawaban :
ɛ= -N x
dari persamaan tersebut akan diperoleh bahwa besarnya ggl induksi tergantung pleh jumlah
7. Fluks magnet pada sebuah kumparan 100 lilitan berubah dari 0,02 Wb menjadi 0,03 Wb
dalam waktu 0,2 s. Bila perubahan fluks sebesar 0,06 Wb terjadi dalam waktu 0,1 s,
maka perbandingan GGL yang dihasilkan mula-mula dengan akhir adalah...(UN 2013)
a. 5:6
b. 3:1
c. 2:1
d. 2:5
e. 1:12
Jawaban :
GGL induksi
ɛ= -N x
maka
1: 12 (jawaban E)
8. Sebuah induktor dialiri arus listrik sebesar 10 A, ternyata energi yang tersimpan dalam
induktor sebesar 2,5 joule. Hitunglah induktansi induktornya!( Fisika kelas 3
Suharyanto)
Dik : I = 10 A
W = 2,5 J
Dit : L =...
Jawab :
W = L I2
2,5 = ½ L × 102
L = 0,05 H
Terapan
9. Suatu trafo ideal kumparan primernya dihubungkan dengan sumber tegangan dan
kumparan sekunder dihubungkan dengan lampu sebagai berikut:
(SBMPTN)
Pembahasan:
Jadi pernyataan yang benar adalah lampu redup jika lilitan primer dikurangi.
Jawaban : A
DAFTAR PUSTAKA
Karyono dan Dwi Satya Palupi. Fisika untuk SMA dan MA Kelas XIII. Jakarta : Pusat
perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Sutari, Tri aisyah. (2014). Induksi Elektromagnetik diakses pada 20 Februari 2018. Tersedua :
http://komputerdalampembelajaran.blogspot.co.id/2013/05/normal-0-false-false-false-
en-us-x-none.htmlA
Tipler, Paul A. (2001). Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : Erlangga