A.Tujuan
C. Cara Kerja
1. Pekerjaan lapangan
a. Survey pendahuluan.
Survey pendahuluan betujuan untuk pengenalan medan yang akan diukur dan
untuk menentukan letak pemasangan patok yang telah ditentukan jaraknya yaitu
± 50 m tiap patok menyesuaikan kondisi medan/lokasi sehingga tidak
mengganggu pada saat pengukuran maupun aktivitas di lokasi tersebut
b. Pemasangan patok
c. Pengukuran
Pengukuran, dilakukan mulai dari patok 1 hingga kembali lagi ke patok 1 juga.
Sedangkan langkah-langkah pengukuran adalah sebagai berikut:
1) Buat sketsa lokasi yang akan dijadikan objek pengukuran, Pn
Pn-1
P2
P1
Ba Ba
Bt Bt
Bb Bb
P2
P1
d1 d2
d = (ba – bb)*100
dengan :
∆h =beda tinggi
bt belakanng = Pembacaan benang tengah pe patok arah belakang
bt muka = Pembacaan benang tengah ke patok arah muka
En = En-1 + ∆hterkoreksi
Sedangkan duga tinggi patok 1 atau uang lain ada yang diketahui.
D. Tujuan
F. Cara Kerja
1. Pekerjaan Lapangan
a. Survey pendahuluan.
Survey pendahuluan bertujuan untuk pengenalan medan yang akan diukur dan
untuk menentukan letak titik-titik yang akan dibidik agar tidak terjadi kesalahan yang
mendasar dalam pengukuran.
b. Pengukuran profil.
Pengukuran, dilakukan mulai dari patok 1 hingga kembali lagi ke patok terakhir
sesuai dengan rencana. Sedangkan langakah-langkah pengukuran adalah sebagai berikut :
1) Letakkan pesawat pada patok 1 dan ukur tinggi pesawat dari pedrmukaan
tanah hingga pada as teropong,
2) Buat sketsa situasi lokasi yang akan dijadikan objek pengukuran,
Tgb
2. Pekerjaan Kantor/Rumah
Dengan :
E = Tgb – bt
PENGUKURAN SUDUT
I. PENGUKURAN POLIGON TERTUTUP
A. Tujuan
Tujuan pengukuran poligon tertutup adalah untuk menentukan elevasi dan koordinat titik-
titik pada lokasi/medan pengukuran dengan cara mengadakan pengukuran tinggi, jarak dan
sudut, kemudian menggambarkan kondisi lapangan dengan skala tertentu.
C. Cara Kerja
1. Pekerjaan lapangan
a. Survey pendahuluan.
Survey pendahuluan bertujuan untuk pengenalan medan yang akan diukur dan
untuk menentukan letak pemasangan patok agar dalam penempatan patok atau pesawat
dapat menyesuaikan kondisi medan/lokasi sehingga tidak mengganggu pada saat
pengukuran maupun aktifitas di lokasi tersebut.
b. Pemasangan patok.
Patok dipasang pada jarak dengan menyesuaikan kondisi medan/lokasi. Patok
ditanam pada tanah yang cukup keras dan rata, agar pada saat penempatan pesawat dan
pengukuran, pengamat tidak mengalami kesulitan dengan catatan tidak mengganggu lalu
lintas/aktifitas di lokasi tersebut dan masih berada pada batas-batas wilayah yang akan
diukur.
Bahan patok, terbuat dari kayu usuk dengan ukuran 5cm x 7 cm dan panjang 50
cm. Salah satu ujungnya dibuat runcing dengan tujuan untuk mempermudah
menanamnya ke dalam tanah yang telah ditentukan. Patok, di tanam kedalam tanah
sedemikian rupa sehingga tampak di atas permukaan tanah hanya 15 cm dengan tujuan
agar patok tidak hilang karena mudah dicabut atau diambil.
Patok yang tampak diatas permukaan tanah tersebut, kemudian dicat dengan
meni atau cat kayu dengan warna yang jelas agar pada jarak yang jauh, batas-batas patok
dapat terlihat sebagai upaya untuk menentukan dimana pesawat akan diletakkan. Paku
payung dipakukan pada permukaanbagian atas dengan tujuan untuk menentukan letak
unting-unting, sehingga pesawat berada pada as patok tersebut.
c. Pengukuran.
Pengukuran, dilakukan mulai dari patok 1 hinga kembali lagi ke patok 1 juga.
Sedangkan langkah-langkah pengukuran adalah sebagai berikut:
Fakultas Teknik
UNWIKU
2. Pekerjaan kantor/rumah
dd = dm x cos2 h
k
kα= -
n
Koreksi sudut tiap-tiap patok dihitung jika jumlah total sudut luar yang diijinkan –
jumlah sudut pengukuran tidak sama dengan nol, maka koreksi sudut luar tiap-tiap
patok dihitung dengan rumus :
k
kø = -
n
βterkoreksi = β + k β
Besar sudut luar terkoreksi tiap-tiap patok dengan rumus :
Øterkoreksi = Ø + kØ
Perhitungan sudut azimuth berlawanan jarum jam tiap-tiap patok dengan rumus :
α1 = Pengukuran sudut horizontal (biasa) ke arah belakang (I – II),
αII = αI -1800+ β2 …………terkoreksi
.
αn = αn – 1-1800 + β((n –1)- n) terkoreksi
dengan : β = sudut luar
ΔX = dd * sin
ΔY = dd * cos
dd (bagian)
KΔY = - * ΣΔY
dd (total )
8) Menghitung koorddinat
Perhitungan koordinat dengan rumus :
X1 = (0,00;0,00)
X2 = X1 +ΔX(1-2) +KΔX(1-2)
.
.
Xn = Xn-1 + ΔX((n-1) – n) + KΔX((n-1) – n)
Y1 = (0,00;0,00)
Y2 = Y1 + ΔY(1-2) + KΔY(1-2)
.
.
Yn = Yn-1 + ΔY((n-1) – n) + KΔY((n-1) – n)
9) Menghitung elevasi
Elevasi dihitung dengan rumus:
Ba Ba
Bt Bt
Bb Bb
dd1 dd2
FAKULTAS
TEKNIK
UNWIKU
D. Tujuan
Pengukuran tachimetri mempunyai tujuan untuk mendapatkan peta ketinggian suatu
medan yang dijadikan objek pengukuran dengan cara menggambarkan garis contur (contur
lilne) sesuai dengan elevasi dan kondisi medan tersebur.
E. Alat yang digunakan
Alat-alat yang digunakan dalam pengukran trachimetri adalah :
1. Theodolith, lengkap dengan statif dan unting-untingnya,
2. Balok pembacaan (baak ukur),
3. Payung,
4. Roll meter
5. Golok,
6. Gergaji,
7. Ptok kayu,
8. Cat meni/cat kayu,
9. Paku payung,
10. Palu besar,
11. Yallon,
12. Patok.
F. Cara Kerja
1. Pekerjaan lapangan
a. Survey Pendahuluan.
Survey pendahuluan bertujuan untuk pengenalan medan yang akan diukur dan untuk
menentukan letak titik-titik yang akan dibidik agar tidak terjadi kesalahan yang
mendasar dalam pengukuran.
Fakultas
Teknik
UNWIKU
b. Pengukuran Profil.
Pengukuran, dilakukan dari patok yang kemungkinan besar dapat menjangkau ke semua
arah sesuai dengan rencana medan yang akan diukur. Jika pengukuran dari 1 titik tidak
memungkinkan, pengukuran dapat dilakukan dari 2 titik atau lebih sehingga diperoleh
data seperti yang diharapkan. Sedangkan langkah-langkah pengukuran adalah sebagai
berikut:
1) Letakkan pesawat pada patok yang dianggap perlu, kemudian ukur tinggi pesawat
dari permukaan tanah hingga pada as teropong,
2) Buat peta situasi lokasi yang akan dijadikan objek pengukuran,
3) Pesawat diletakkan diatas patok yang dianggap perlu tersebut, selanjutnya
melakukan penyetelan alat,
4) Gelembung “NIVO” disetel dengan menggunakan sekrup penyetel A, B, dan C.
sekrup penyetel A dan B yang diputar bersama masuk atau keluar agar gelembung
“NIVO” berada diantara sekrup penyetel A dan B tersebut,
5) Pesawat disetel horizontal 900, dengan cara memutar sekrup penyetel C masuk atau
keluar sehingga gelembung “NIVO” berada diantara sekrup penyetel A dan B
terhadap sekrup penyetel C,
6) Pesawat diputar mendatar 1800 searah jarum jam, untuk mengontrol apakah
gelembung “NIVO” sudah stabil. Selanjutnya pesawat diputar mendatar lagi 90 0
searah jarum jam, jika posisi “NIVO” tidak berubah, maka pesawat siap
dioperasikan,
7) Pesawat dibidikkan pada rambu di medan yang akan diukur, kemudian baca data
pengukuran sudut horizontal dalam kondisi biasa (teropong dalam kondisi
normal/garis visir berada diatas), sudut vertical, benang tengah (bt), benang atas (ba)
dan benang bawah (bb), selanjutnya hasil pengukuran tersebut dicatat ke dalam
formulir pengukuran, demikian seterusna hinggga didapatkan hasil pengukuran yang
diharapkan.
2.Pekerjaan kantor/rumah
b.Perhitungan Tachimetri
1) Menghitung jarak miring antara patok dengan patok (pesawat)
Jarak miring antara patok dengan patok (pesawat), dihitung dengan rumus:
dd = dm * cos2 h