Anda di halaman 1dari 1

. Ya, mengapa?

UU Perkawinan juga menjelaskan mengenai Pencabutan Kekuasaan


Orang Tua, yang diatur dalam Pasal 49 UU Perkawinan yang berbunyi :

“Salah seorang atau kedua orang tua dapat dicabut kekuasaannya terhadap seorang anak
atau lebih untuk waktu yang tertentu atas permintaan orang tua yang lain, keluarga anak
dalam garis lurus ke atas dan saudara kandung yang telah dewasa atau pejabat yang
berwenang,1 dengan keputusan Pengadilan dalam hal-hal:
la sangat melalaikan kewajibannya terhadap anaknya;
la berkelakuan buruk sekali.

Menurut Pasal Kuhperdata2, atau atas tuntutan jawatan kejaksaan, boleh diberi kekuasaan
orang tua kembali atau diangkat menjadi wali atas anak-anaknya yang masih di bawah
umur, bila ternyata, bahwa peristiwa-peristiwa yang telah mengakibatkan pembebasan
atau pemecatan, tidak lagi menjadi halangan untuk pemulihan atau pengangkatan itu.
Demikian pula, orang yang telah dibebaskan atau dipecat dari perwalian atas anak-
anaknya sendiri kemudian kawin kembali dengan suami atau istri yang dahulu, selama
perkawinan itu, boleh diberi kekuasaan orang tua kembali.

1
UU No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, pasal 49 ayat (1).
2
KUHPer, pasal 319 butir (a).

Anda mungkin juga menyukai