Anda di halaman 1dari 71

1

PROPOSAL PENELITIAN

I. JUDUL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN

PELAKSANAAN SENAM HAMIL DI RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH KOTA MAKASSAR

II. RUANG LINGKUP

KEPERAWATAN MATERNITAS

III. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan

peradaban manusia, kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah

mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi untuk

dibahas tentang anatomi fisiologi organ reproduksi wanita. Proses

konsepsi, serta pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi (Ummi,

dkk.2010). menurut Larasati dan Wibowo (2012) bahwa kehamilan dan

persalinan merupakan suatu proses yang alami dan menimbulkan rasa

sakit. Namun banyak wanita yang merasakan tersebut lebih parah dari

seharusnya karena banyak dipengaruhi oleh rasa panic dan stress. Selain

itu kehamilan dan persalinan juga dapat menyebabkan kematian pada ibu

dan janin [CITATION kus14 \l 1033 ].


2

Kehamilan dan persalinan merupakan proses yang alamiah bagi

seorang wanita, pada masa kehamilan tubuh akan banyak mengalami

adaptasi fisiologi dan psikologi. Adaptasi fisiologi terdiri dari perubahan

system reproduksi, perubahan system kardiovaskuler, perubahan system

pernapasan, perubahan system gastrointestinal, perubahan system renal,

perubahan system renal, perubahan system endokrin, perubahan perut dan

kulit, serta perubahan metabolic sedangkan perubahan psikologi terdiri

dari stressor pada saat kehamilan dan perubahan psikologi kehamilan.

Senam hamil merupakan terapi latihan gerak yang diberikan pada

ibu-ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun

mental untuk menghadapi dan mempersiapkan persalinan yang cepat,

aman, dan spontan (Hualliana, 2007) [CITATION kus14 \l 1033 ].

Senam hamil adalah senam yang dilakukan pada masa kehamilan

dengan tujuan untuk mempersiapkan fisik dan mental ibu hamil. Latihan

senam hamil yang dilakukan secara teratur baik ditempat latihan maupun

di rumah dalam waktu senggang dapat menuntun ibu hamil ke arah

persalinan yang fisologis selama tidak ada keadaan patologis yang

menyertai kehamilan. Ibu hamil yang melakukan senam hamil secara

teratur selama masa kehamilannya dapat memberikan keuntungan pada

saat persalinan yaitu pada kala aktif (kala II) menjadi lebih pendek,

mencegah terjadinya letak sungsang dan mengurangi terjadinya kejadian

sectio caesaria.
3

Pengetahuan adalah segala yang telah diketahui dan mampu diingat

oleh setiap orang setelah mengalami, menyaksikan, mengamati atau

diajarkan semenjak ia lahir sampai menginjak dewasa khususnya setelah

diberi pendidikan baik melalui pendidikan formal maupun non formal dan

diharapkan dapat mengevaluasi terhadap suatu materi atau obyek tertentu

untuk melaksanakannya sebagai bagian dalam kehidupan sehari- hari

(Notoatmodjo, 2010) [ CITATION Fit171 \l 1033 ].

Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna

antara variabel pengetahuan dengan variabel pelaksanaan senam hamil

pada ibu hamil trimester II dan III (p < 0,05). Dari hasil OR diketahui

0,088 dan 0,273. Hail itu berarti bahwa ibu hamil mempunyai pengetahuan

kurang beresiko 0,088 kali tidak melakukan senam hamil dibandingkan

dengan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan baik, sedangkan ibu

hamil yang mempunyai pengetahuan sedang beresiko 0,273 kali tidak

melakukan senam hamil dibandingkan dengan ibu hamil yang mempunyai

pengetahuan baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Febriani (2009) diperoleh nilai p = 0,043 (p < 0,05), dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan frekuensi senam hamil

pada ibu hamil.

Ibu hamil melakukan senam hamil dikarenakan adanya kesesuaian

reaksi terhadap stimulus tertentu yaitu pengetahuan tentang senam hamil.

Ibu hamil yang memiliki pengetahuan cukup tinggi mengenai senam hamil

meyakini bahwa senam hamil merupakan awal yang baik untuk persiapan
4

memperlancar proses persalinan, maka cenderung untuk melakukan senam

hamil. Sebaiknya ibu hamil yang berpengetahuan kurang, cenderung tidak

berkeinginan untuk melaksanakan senam hamil. Hal ini dapat disebabkan

ibu hamil belum belum memahami senam hamil baik langkah-langkah

gerakan senam serta manfaat-manfaat yang dapat berdampak positif bagi

kehamilan dan proses persalinan. Beberapa factor penghambat juga

mempengaruhi pelaksanaan senam hamil yaitu, rasa malas, tidak adanya

keinginan serta kurangnya motivasi untuk melakukan senam hamil dari

pelayanan kesehatan seperti puskesmas.

Menurut pernyataan Bloom (2003) bahwa terbentuknya suatu

perilaku baru, dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu

terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek, sehingga

menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan selanjutnya

menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek yang

diketahui dan disadari sepenuhnya akan manimbulkan respon lebih jauh

lagi yaitu berupa tindakan (action) sehubungan dengan stimulus yang telah

diketahui.

Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil dengan pelaksanaan senam

hamil. Oleh karena itu sangatlah penting bagi tenaga kesehatan Puskesma

Ciputat Tangerang Selatan untuk memberikan lebih banyak informasi dan

motivasi tentang senam hamil sehingga diharapkan dengan mempunyai

pengetahuan yang tinggi dan adanya motivasi dari pelayanan kesehatan


5

tentang senam hamil, maka ibu-ibu hamil tersebut memiliki keinginan

untuk melakukan senam hamil karena pengetahuan tersebut akan menjadi

dasar yang kuat untuk menumbuhkan suatu perilaku (tindakan) [ CITATION

Yul10 \l 1033 ].

Sikap adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespon

stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan,

perhatian dan juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu yang melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan

(senang, tidak senang, setuju, tidak setuju, baik tidak baik dan

sebagainya). (Notoatmodjo, 2012) [ CITATION Fit17 \l 1033 ].

Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna

antara variabel sukap dengan variabel pelaksanaan senam hamil pada ibu

hamil trimester II dan III ( p < 0,05). Hasil OR diketahui 2,278. Hal itu

berarti ibu hamil yang memiliki sikap negatif beresiko tidak melakukan

senam hamil dibandingkan dengan ibu hamil yang memilki sikap positif.

Penelitian ini tidak sejalan dengan Wismanto (2003) yakni hasil

korelasi antara sikap dengan perilaku sebesar 0,366. Hasil ini relative

kecil, hal ini kemungkinan disebabkan bahwa antara sikap dan perilaku

tidak berhubungan secara langsung, akan tetapi masih terdapat variabel

antara kehendak atau niat.

Sikap sebagai penentu yang dilakukan individu atau merupakan

pernyataan (ekspresi) tentang seseorang yang menyukai atau tidak

menyukai terhadap objek (stimulus). Menurut asumsi peneliti, sikap yang


6

muncul disini bisa diartikan apabila semakin baik (positif) sikap ibu hamil

terhadap program senam hamil, biasanya ada kecenderungan untuk

mengikuti senam hamil.

Perubahan perilaku dalam hal kerja sama berbagai kegiatan

merupakan hasil dari adanya perubahan setelah proses belajar, yaitu proses

perubahan sikap yang tadinya tidak percaya diri menjadi lebih percaya diri

karena pengetahuan atau keterampilan yang semakin bertambah.

Perubahan perilaku terjadi karena adanya perubahan (penambahan)

prngrtahuan atau keterampilan serta adanya perubahan sikap yang sangat

jelas.

Sikap mempunyai tiga komponen pokok, yaitu kepercayaan

(keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional

atau evaluasi terhadap objek, dan kecenderungan untuk bertindak. Jadi,

sikap yang positif dari ibu hamil akan cenderung untuk melakukan senam

hamil, sedangkan sikap yang negative terhadap senam hamil akan

cenderung untuk tidak melakukan senam hamil [ CITATION Yul101 \l 1033 ].

Angka kematian ibu baik di dunia maupun di Indonesia akibat

komplikasi persalinan masih cukup tinggi, menurut WHO tahun 2010,

sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat persalinan. Sebanyak 99%

kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di Negara-

negara berkembang. Rasio kematian ibu di Negara-negara berkembang

merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi
7

hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan

15 negara persemakmuran (Puspita, Arum 2013).

WHO memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap harinya

akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 80% kematian

maternal merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan,

persalinan dan nifas. Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000

jiwa. Hampir dua pertiga kematian maternal disebabkan oleh penyebab

langsung yaitu perdarahan (25%), infeksi/sepsis (15%), eklamsia (12%),

abortus yang tidak aman (13%), partus macet (8%) (Irawan, 2015;

Suhandoyo, 2017; Sitompul.,Santosa., & Mutiara, 2013) [CITATION

War18 \l 1033 ].

Menurut Depkes pada tahun 2010, penyebab langsung kematian

maternal di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan adalah perdarahan

(28%). Sebab lain, yaitu eklampsi (24%), infeksi (11%), partus lama (5%),

dan abortus (5%) (Depkes, RI, 2014). Berdasarkan SDKI 2012, rata-rata

angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100.000 kelahiran

hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak disbanding hasil SDKI 2007

yang mencapai 228 per 100.000 (SDKI, 2012).

Menurut Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan tentang Jumlah

kematian ibu maternal yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan pada tahun 2006 sebanyak 133 orang

atau 101,56 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2007

sebanyak 143 kematian atau 92,89 per 100.00 kelahiran hidup. Untuk
8

kematian tahun 2008 kematian ibu maternal mengalami penurunan

menjadi 121 orang atau 85,17 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun

2009 menurun lagi menjadi 118 orang atau 78,84 per 100.000 KH.

Kematian ibu maternal tersebut terdiri dari kematian ibu hamil (19%)

(Profil Kesehatan Sul-Sel, 2009).

Jumlah ibu hamil di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar

pada tahun 2018 sebanyak 794 orang, dan pada bulan Januri sampai

Agustus sebanyak 125 orang. Berdasarkan uraian latar belakang maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Hubungan

Pengetahuan dan Sikap dengan Pelaksanaan Senam Hamil ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan

masalah mengenai apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap

dengan pelaksanaan senam hamil pada ibu hamil trimester II dan III ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan

pelaksanaan senam hamil trimester II dan III di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan senam

hamil trimester II dan III.


9

b. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan pelaksanaan senam hamil

trimester II dan III.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Sebagai wadah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga hasil

penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Institusi

Penelitian ini diharapkan berguna bagi institusi pendidikan dalam

menyusun program pendidikan terutama aplikasi dalam bidang

Keperawatan Maternitas, hususnya pada ibu hamil.

3. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan atau pengetahuan bagi

peneliti serta dapat memberikan informasi kepada petugas kesehatan

mengenai Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pelaksanaan Senam

Hamil Trimester II dan III.

4. Manfaat Bagi Masyarakat

Sebagai masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat

bahwa pengetahuan dan sikap memiliki hubungan dengan pelaksanaan

senam hamil [CITATION Puj17 \l 1033 ].

IV. TINJAUAN PUSTAKA


10

A. Tinjauan Tentang Kehamilan

1. Definisi

Kehamilan yaitu suatu proses fisiologis yang terjadi pada

perempuan akibat adanya pembuahan antara sel kelamin laki-laki dan sel

kelamin perempuan. Dengan kata lain, kehamilan adalah pembuahan

ovum oleh spermatozoa, sehingga mengalami nidasi pada uterus dan

berkembang sampai kelahiran janin.

Kehamilan secara umum merupakan proses melanjutkan keturunan

yang terjadi secara alami. Winknjosastro (2008) mendefinisikan kehamilan

sebagai suatu proses yang terjadi antara paduan sel sperma dan ovum

sehingga terjadi konsepsi sampai hahirnya janin, lamanya hamil normal

adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari haid pertama haid terakhir

(HPHT)[CITATION Ara19 \l 1033 ].

Pada sebagian besar perempuan, ovulasi siklus spontan dengan

interval 25-35 hari terjadi terus-menerus selama hampir 40 tahun antara

menarche dan menopause. Tanpa penggunaan kontrasepsi, seorang

perempuan memiliki 400 kesempatan untuk hamil, yang dapat terjadi bila

melakukan hubungan seksual kapanpun dalam 1.200 hari, yaitu hari saat

ovulasi dan dua hari sebelumnya (Cunningham, dkk., 2013)[CITATION

Ara19 \l 1033 ].

Seorang wanita pada setiap bulan melepaskan satu atau dua sel

telur dari indung telur yang ditangkap oleh frimbiae kemudian masuk ke

dalam saluran telur. Berjuta-juta sperma akan bergerak memasuki rongga


11

Rahim hingga ke saluran telur. Selanjutnya, di bagian menggembung di

tuba fallopi biasanya terjadi pembuahan sel telur oleh sperma. Di sekitar

sel telur, terdapat banyak sperma yang mengeluarkan ragi untuk

mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Selanjutnya, masuklah satu sel

mani yang bersatu dengan sel telur, yang disebut dengan pembuahan

(fertilisasi).

Tahapan fertilisasi sangat kompleks. Mekanisme molekuler

membuat spermatozoa dapat melewati sel-sel folikuler, menembus zona

pelusida, dan masuk ke sitoplasma oosit untuk membentuk zigot

(Cunningham, dkk., 2013). Sel telur atau ovum yang sudah dibuahi akan

membelah diri sambil bergerak menuju ruang rahim. Sel telur ini akan

menempel pada mukosa rahim dan bersarang di ruang rahim. Proses ini

disebut sebagai nidasi (implantasi). Proses pembuahan hingga terjadi

nidasi memerlukan waktu sekitar enam sampai tujuh hari[CITATION Ara19 \l

1033 ]

Supaya sel telur yang telah berada di rahim dapat berkembang,

diperlukan suplai darah dan zat makanan. Darah dan zat-zat makanan

tersebut dapat sampai ke janin melalui plasenta. Pada blastula, penyebaran

sel trofoblas yang tumbuh tidak rata, bagian dari blastula dengan inner cel

mass akan tertanam ke dalam endometrium, sel trofoblas ini akan

menghancurkan endometrium sampai terjadinya pembentukan plasenta

(Manuaba, 2010). Plasenta memerantarai sistem komunikasi ibu dan janin

dengan cara yang unik, yang menciptakan suatu lingkungan hormonal


12

yang pada awalnya membantu mempertahankan kehamilan dan pada

akhirnya memulai proses menuju pelahiran (Cunningham, dkk., 2013)

[CITATION Ara19 \l 1033 ].

Prosedur dan syarat kehamilan yang utama adalah harus ada sel

telur atau ovum, spermatozoa atau sel mani, pembuahan atau fertilisasi,

nidasi atau implantasi, dan plasentasi. Manuaba (2010) kehamilan

merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri atas ovulasi,

migrasi, spermatozoa, dan ovum.

Secara psikis seorang ibu yang sedang hamil akan dihadapkan pada

perasaan cemas, emosional, dan stress yang sulit dikendalikan

(Purwatiningsih, dkk.,2009). Pernyataan ini diperkuat bahwa wanita hamil

tidak berbeda dengan wanita lainnya yang memiliki kecenderungan untuk

memandang dirinya cantik dan menarik (Purwatiningsih, dkk.,2009).

Kondisi kejiwaan tersebut dialami oleh setiap ibu hamil, tetapi dengan

tingkatan yang berbeda-beda, tergantung pada pengalaman, kesiapan

kehamilan, kehamilan yang direncanakan, kematangan tingkat emosi,

pengetahuan tentang kehamilan, dan sikap orang-orang terdekat

(Purwatiningsih, dkk.,2009) [CITATION Ara19 \l 1033 ].

2. Tanda-tanda kehamilan

Terjadinya kehamilan dapat dikenali melalui tanda-tanda dan gejala yang

secara garis besar terbagi menjadi tanda-tanda tidak pasti, tanda-tanda

kemungkinan, dan tanda-tanda pasti (Siswosudarmo, 2008). Tanda hamil

adalah ada atau terdapat gerakan janin dalam rahim (terlihat atau teraba
13

gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin), terdengar denyut jantung

janin (didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi atau EKG dan

alat Doppler, dilihat dengan ultrasonografi, pemeriksaan dengan alat

canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin) (Manuaba, 2010).

a. Tanda-tanda tidak pasti (Presumtif) kehamilan

1) Terlambat datang bulan

Terlambat datang bulan merupakan tanda-tanda umum

seorang perempuan hamil. Terjadinya nidasi menyebabkan

pembentukan folikel de graff dan ovulasi tidak terjadi. Seorang

perempuan yang sudah menikah, apabila mengeluhkan terlambat

datang bulan, biasanya muncul asumsi bahwa perempuan tersebut

hamil. Akan tetapi, sebetulnya terdapat factor lain yang

memengaruhi keterlambatan datang bulan, seperti mengonsumsi

obat-obatan, stres atau tertekan, penyakit kronis yang diderita, dan

sebagainya. Hal ini karena diagnosis atau dugaan sementara

kehamilan tidak dapat dilakukan dengan mudah, terutama pada

pasien baru yang hanya mengalami terlambat menstruasi beberapa

hari.

2) Mual

Mual-mual berkaitan erat dengan asam lambung. Pengaruh

hormon estrogen maupun hormone progeteron dapat menimbulkan

asam lambung yang berlebihan sehingga memicu timbulnya rasa

mual muntah. Mual muntah adalah gejala yang paling umum, mulai
14

dari rasa tidak enak sampai muntah terus-menerus. Mual dan

muntah biasanya lebih sering terjadi pada pagi hari sehingga dalam

bidang kedokteran lebih dikenal sebagai morning sickness.

Mual dan muntah akan semakin menyulitkan apabila

tercium bau makanan yang menusuk dan emosi penderita yang tidak

stabil. Untuk mengatasi mual dan muntah, pendertita dapat

mengonsumsi makana yang ringan, mudah dicerna, dan tidak

berbau menusuk. Pada ibu hamil yang mengalami mual dan muntah,

perlu dijelaskan bahwa keadaan ini adalah normal bagi perempuan

yang hamil. Walaupun demikian perlu dilakukan pemeriksaan yang

lain untuk memastikan kehamilan sebab mual dan muntah saja tidak

bisa dijadikan patokan utama kehamilan pada perempuan.

3) Ngidam

Pada tanda kehamilan, seorang wanita hamil biasanya

sering menginginkan makanan atau minuman tertentu dan setiap

orang berbeda-beda (Manuaba, 2010).

4) Pingsan (Sinkope)

Pingsan adalah kondisi ketika terjadi gangguan sirkulasi ke

kepala sehingga timbul iskemia susunan saraf pusat. Kondisi ini

akan berangsur-angsur menghilang setelah usia kehamilan

meleawati masa 16 minggu (Manuaba, 2010).

5) Mastodinia
15

Salah satu gejala kehamilan adalah payudara payudara

terasa kencang dan sakit akibat membesar, yang disebut juga

dengan mastodinia. Hormon estrogen dan progesterone berperan

dalam hal ini, di antaranya vaskulasrisasi bertambah, asinus dan

duktus berproliferasi.

6) Konstipasi

Hormone progesterone berpengaruh terhadap gerakan

peristaltic usus sehingga tidak jarang seorang perempuan yang

hamil mengalami kesuliatan untuk buang air besar.

7) Hiperpigmentasi kulit

Pada perempuan hamil, terjadi pigmentasi kulit, di

antaranya di sekitar pipi, dinding perut, sekitar payudara, dan

varises atau penampakan pembuluh darah vena. Pigmentasi kulit di

sekitar pipi disebabkan oleh keluarnya melanophore stimulating

hormone (MSH) hipofisis anterior. Di area payudara, terjadi

hiperpigmentasi areola mammae, semakin menonjolnya puting,

menonjolnya kelenjar Montgomery, dan pembuluh darah manifes di

sekitar puting. Varises terjadi pada perempuan yang sedang hamil

akibat pengaruh dari hormone estrogen dan progesterone.

8) Perubahan berat badan

Pada wanita hamil yang tidak mengalami mual dan muntah,

perubahan berat badan yang signifikan dapat dicurigai sebagai tanda

kehamilan. Walapun deikian, perubahan berat badan semata tidak


16

dapat digunakan sebagai acuan untuk mendeteksi kehamilan. Perlu

dilakukan pemeriksaan lainnya untuk memastikan kehamilan.

Lain halnya dengan wanita hamil yang tidak mengalami

mual dan muntah, bagi wanita hamil yang mengalami mual dan

muntah, pada kehamilan 2-3 bulan justru akan terlihat bahwa berat

badan menurun. Hal ini karena mual dan muntah menyebabkan

hilangnya nafsu makan. Namun, pada bulan-bulan berikutnya,

seiring dengan mual dan muntah yang semakin berkurang, berat

badan akan selalu meningkat sampai stabil menjelang persalinan.

b. Tanda-tanda Kemungkinan Kehamilan

1) Tanda Hegar

Pada minggu ke-6, terlihat adanya pelunakan pada daerah isthmus

uteri sehingga segmen di bawah uterus terasa lembek atau tipis saat

diraba.

2) Tanda Chandwicks

Keadaan vagina berwarna kebiru-biruan yang dialami ibu hamil

sekitar minggu ke-6 karena mengalami kongesti.

3) Tanda Piscacec’s

Pantikawati (2010) mengemukakan bahwa bagian uterus yang

berada di dekat implantasi plasenta mengalami pertumbuhan yang

tidak simetris.

4) Kontraksi Braxton His


17

Bila diberi stimulus atau rangsangan, uterus akan berkontraksi. Hal

ini merupakan tanda khas pada uterus pada masa kehamilan.

5) Tanda Goodell’s

Tanda ini diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Bagian serviks

tampak lebih lunak. Seorang perempuan yang menggunakan

kontrasepsi oral dapat terkena dampak ini.

6) Tanda MC Donald

Fundus uteri dan serviks dapat difleksikan satu sama lain dengan

mudah. Hal ini juga tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan

isthmus.

7) Terjadi Pembesaran Abdomen

Setelah minggu ke-16, tampak terjadi pembesaran abdomen atau

perut. Hal ini karena uterus telah keluar dari rongga pelvis dan

menjadi organ rongga perut.

8) Kontraksi Uterus

Tanda kontraksi uterus akan timbul belakangan. Biasanya ibu hamil

akan mengeluhkan perutnya terasa kencang, tetapi tidak muncul

rasa sakit.

c. Tanda-tanda Pasti Kehamilan

1) Denyut jantung janin

Denyut jantung janin dapat didengar pada minggu ke-17 hingga ke-

18 dengan piranti stetoskop laenec. Pada ibu hamil yang gemuk,


18

denyut jantung janin terdengar lebih lambat. Denyut jantung janin

sebenarnya dapat dideteksi lebih awal yakni sekitar minggu ke-12

menggunakan alat berupa stetoskop ultrasonic (Doppler). Dengan

melakukan auskultasi pada janin, bunyi-bunyi lain seperti bising tali

pusat, bising uterus, dan nadi ibu juga dapat diidentifikasi.

2) Palpasi

Outline janin dapat dideteksi dengan jelas setelah minggu ke-22,

sedangkan setelah minggu ke-24, gerakan janin dapat dirasakan

secara jelas.

3) Tes kehamilan medis

Untuk memastikan kehamilan, ibu dapat melakukan tes dengan

bantuan perangkat tes kehamilan, baik di rumah maupun di

laboratorium dengan mengambil sampel urine atau darah ibu

(Sutanto dan Yuni, 2017).

3. Penentuan Umur Kehamilan

Umur kehamilan sangat penting untuk diketahui supaya ibu dapat

mengetahui tahap perkembangan janin yang dikandungnya, nutrisi yang

dibutuhkan janin, dan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan ibu

hamil. Selain itu, mengetahui usia janin sangat penting untuk

memperkirakan hari kelahiran. Umur kehamilan dapat ditentukan dengan

cara berikut.

a) Menghitung dengan Rumus Naegle


19

Menurut Winkjosastro (2006), umur kehamilan dapat ditentukan

salah satunya dengan Rumus Naegle. Rumus ini berguna untuk

menentukan hari perkiraan lahir (HPL/expected date of confinement =

EDC). Rumus ini hanya berlaku bagi wanita dengan siklus menstruasi

normal, yakni 28 hari, sehingga ovulasi terjadi pada hari ke-14. Rumus

Neagle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288

hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari

pertama haid dan d tambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran

dapat ditetapkan. Rumus Neagle dapat dihitung hari haid pertama

ditambah tujuh, bulannya dikurang tiga, dan tahun ditambah satu.

Contoh cara menghitung HPL :

1. Apabila hari pertama haid terakhir pada bulan januari dan

pertengahan Maret (sebelum tanggal 25) menggunakan rumus = +7

+9 +0.

2. Apabila hari pertama haid terakhir lebih dari pertengahan maret

(mulai tanggal 25 dan selebihnya) dan bulan seterusnya sampai

akhir Desember menggunakan rumus = +7 -3 +1.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menghitung

usia kehamilan dengan Rumus Neagle adalah :

1. Rumus Neagle berlaku untuk wanita yang memiliki siklus haid

teratur dan normal.

2. Jika siklus haid lebih pendek daripada siklus normal, misalnya

antara 14 sampai 26 hari, penetapan prediksi tanggal persalinan


20

dimundurkan dua hari. Jika memakai HPHT 1-11-2011, maka

tanggal persalinan mundur menjadi 10 Agustus 2012.

3. Jika siklus haid lebih panjang daripada siklus normal, misalnya

antara 31 sampai 40 hari, penetapan prediksi tanggal persalinan

dimundurkan dua belas hari.

4. Rumus Neagle tidak bisa dipakai bila wanita hamil tersebut

baru saja menghentikan pemakaian alat kontrasepsi pil KB.

b) Memperkirakan Tingginya Fundus Uteri

Tinggi fundus uteri dapat diperkirakan dengan teknik Mc Donald,

palpasi abdomen, dan palpasi Leopold. Pengukuran tinggi fundus uteri

dengan teknik Mc Donald dilakukan dengan alat ukur panjang, mulai

dari tepi atas simfisis pubis hingga fundus uteri, atau sebaliknya.

Pemeriksaan dengan teknik ini dilaksanankan setelah menjalani

pemeriksaan inspeksi pada abdomen dan jika umur kehamilan sudah

mencapai 22 minggu. Pada teknik ini, fundus uteri diukur dengan pita.

Tinggi fundus dikalikan 2 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan

dalam bulan obstetric dan bila dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan

umur kehamilan dalam minggu.

Pengukuran tnggi fundus uteri dapat pula dilakukan dengan rumus

lain, yaitu pengukuran berat badan janin (BJJ) menurut Jhonson. BJJ

(dalam gram) sama dengan pengukuran fundus (dalam cm) dikurangin,

yaitu 12 (jika kepala berada atau di atas spina iskhiadika atau belum
21

memasuki panggul) atau 11 (jika kepala berada di bawah spina

iskhiadika atau sudah memasuki panggul) dikalikan 155.

PBJ = tinggi fundus (cm) – n (12 atau 11) × 155

Palpasi abdomen adalah suatu tindakan pemeriksaan yang

dilakukan dengan cara meraba dan menekan bagian perut

menggunakan jari atau tangan. Teknik palpasi ini dapat digunakan

untuk mendetiksi suhu tubuh, adanya getaran, pergerakan, bentuk,

konsisensi, dan ukuran. Pemeriksaan palpasi abdominal sebaiknya

dilakukan pada kehamilan yang cukup bulan, setelah pembesaran

uterus yang dapat membedakan bagian-bagian janin (Mufdilah, 2009).

Dengan rumus Bartholomew, dilakukan pemeriksaan sebagai

berikut. Antara simpisis pubis dan pusat dibagi menjadi empat bagian

yang sama. Setiap bagian menunjukkan penambahan satu bulan.

Fundus uteri teraba tepat di simpisis umur kehamilan dua bulan (8

minggu). Antara pusat sampai prosesus xifoideus dibagi menjadi

empat bagian dan tiap bagian menunjukkan kenaikan satu bulan.

Tinggi fundus uteri pada umur kehamilan 40 minggu (bulan ke-10)

kurang lebih sama dengan umur kehamilan 32 minggu (bulan ke-8).

Palpasi Leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu

bayi untuk menentukan posisi dan letak janin. Teknik ini mencakup

empat tahap, yaitu :

1. Leopold I bertujuan umtuk mengetahui tinggi fundus uteri dan

bagian janin yang terdapat pada bagian fundus uteri.


22

2. Leopold II bertujuan untuk menentukang punggung dan bagian

kecil janin di sepanjang sisi maternal

3. Leopold III bertujuan untuk membedakan bagian persentasi dari

janin dan sudah masuk dalam pintu panggul

4. Leopold IV bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan

pada pemeriksaan Leopold III, mengetahui sejauh mana bagian

presentasi sudah masuk pintu atas panggul, dan memberikan

informasi tentang fleksi atau ekstensi dan penurunan bagian

presentasi.

Rumus Tinggi Fundus Uteri

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

12 minggu 1/3 di atas simpisis

16 minggu ½ simpisis-pusat

20 minggu 2/3 di atas simpisis

24 minggu Setinggi pusat

28 minggu 1/3 di atas pusat

32 minggu ½ pusat-prosesus xifoideus

36 minggu Setinggi prosesus xifoideus

2 jari di bawah prosesus


40 minggu
xifoideus
23

c) Merasakan Gerakan Pertama Fetus

Gerakan fetus biasanya terjadi pada umur kehamilan 16 minggu.

Hal ini berarti jika seorang ibu merasakan getaran fetus, umur

kehamilan sekitar 16 minggu, sehingga dapat digunakan untuk

menetapkan dugaan persalinan. Akan tetapi, membuat perkiraan

persalinan dengan cara ini kurang tepat.

d) Melakukan Pemeriksaan Ultrasonografi

Unltrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic

(pencitraan diagnostic) untuk pemeriksaan bagian-bagian dalam tubuh

manusia, yang dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan,

serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Menetukan usia kehamilan

dengan USG akan diperoleh hasil yang akurat. Pemeriksaan USG

dapat dilakukan di rumah sakit atau klinikkesehatan yang menyediakan

alat USG.

Melalui tes USG, dapat diketahui perkembangan janin dalam tubuh

wanita hamil. Pengukuran usia kehamilan melalui USG didasarkan

pada panjang janin, ukuran tengkorak, ukuran ginjal, ukuran jantung,

dan organ tubuh lainnya. Tes USG dapat dilakukan menggunakan tiga

cara, yaitu mengukur diameter kantong kehamilan pada usia kehamilan

6-12 minggu, mengukur jarak kepala bokong pada usia kehamilan 7-14

minggu, dan mengukur diameter biparietal (BPD) pada usia kehamilan

lebih 12 minggu. Bagi ibu hamil, tes USG disarankan dilakukan


24

minimal tiga kali dalam satu masa kehamilan, yaitu pada trimester

pertama, trimester kedua dan trimester ketiga.

e) Pembagian Umur Kehamilan

Lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi sampai terjadinya persalinan

kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43

minggu). Menurut Manuaba (2010) lama kehamilan berlangsung

sampai persalinan aterm dalah sekitar 280 hari sampai 300 hari dengan

perhitungan sebagai berikut :

1. Usia kehamilan < 22 minggu dengan berat badan janin < 500 gram

disebut abortus (keguguran).

2. Usia kehamilan 22-28 minggu dengan berat badan janin 500-1.000

gram disebut imaturitas.

3. Usia kehamilan 29-36 minggu dengan berat badan janin 1.000-

2.500 gram disebut prematuritas.

4. Usia kehamilan 37-42 minggu disebut aterm.

5. Usia kehamilan > 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau

serotinus.

Ditinjau dari umur kehamilan, maka kehamilan terbagi menjadi kehamilan

trimester I, trimester II, dan trimester III.

1. Trimester I

Trimester I merupakan penetuan seorang wanita dalam keadan hamil atau

tidak. Pada periode ini, terjadi pembentukan sekaligus perkembangan pesat


25

semua system dan organ tubuh bayi. Pada masa ini, ibu hamil biasanya

mengalamiperasaan mual, nyeri punggung, lelah, perubahan mood, kram kaki,

sering buang air kecil, dan sulit buang air besar. Keadaan ini normal terjadi

pada ibu hamil sehingga disarankan untuk mengonsumsi makanan yang

bergizi karena trimester I merupakan masa paling penting dalam pertumbuhan

organ janin. Meskipun, setiap kehamilan mempunyai ciri khas unik yang tidak

sama antara ibu hamil yang satu dengan lainnya.

Perubahan-perubahan secara fisik maupun psikologis umum terjadi pada

masa kehamilan, baik pada trimester I, II, mauoun III. Perubahan organ tubuh

yang utama adalah uterus akan membesar karena pengaruh hormone estrogen

dan progesterone. Selain itu, organ yang berhubungan dengan system

reproduksi juga mengalami perubahan.

Pada masa kehamilan trimester pertama, beberapa perubahan yang terjadi

adalah sebagai berikut.

a) Vagina dan Vulva

Hormone estrogen memengaruhi perubahan vagina dan vulva, yaitu

timbulnya warna kemerahan pada vagina dan vulva. Kondisi yang

demikian menyebabkan vagina dan vulva rentan terkena jamur karena

peningkatan pH.

b) Serviks Uteri

Serviks uteri juga mengalami perubahan. Pada masa trimester I ini, serviks

uteri mangandung lebih banyak jaringan ikat yang berbeda dengan korpus

uteri yang terdiri atas jaringan otot. Hormone estrogenlah yang


26

menyebabkan perubahan serviks uteri ini. Hipervaskularisasi dan

meningkatnya suplai darah dapat melunakkan konsistensi serviks.

c) Uterus

Perubaha yang tampak nyata pada uterus adalah bertambah besar,

bertambah berat, dan berubah bentuk dan posisinya. Tingkat kekuatan dan

keelastisan dinding-dinding otot uterus juga meningkat. Pada usia

kehamilan delapan minggu, ukuran uterus membesar dan berbentuk seperti

telur bebek. Pada usia kehamilan 12 minggu, uterus berubah bentuk

menjadi seperti telur angsa (Hani, dkk., 2010).

d) Ovarium

Pada masa awal kehamilan, korpus luteum graviditatum dengan ukuran 3

cm masih tampak, kemudian akan mengecil setelah terbentuknya plasenta.

Korpus inilah yang bertugas mengeluarkan hormonestrogen dan

progesterone.

e) Payudara

Pada ibu hamil, tampak secara fisik bahwa ukuran payudara bertambah

besar dan terasa tegang. Hal ini karena somatomamotropin memproduksi

kasein, laktalbumin, laktoglobulin untuk mempersiapkan payudara ketika

proses laktasi.

f) System Endokrin

System endokrin yang mengalami perubahan bertujuan untuk

mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan

nifas.
27

g) System Kekebalan

Immunoglobulin pada ibu hamil tidak memengaruhi system kekebalan

tubuh, bahkan dapat menembus hingga ke plasenta yang pada akhirnya

dapat melindungi ibu dan juga janinnya.

h) System Perkemihan

Pada bulan-bulan awal kehamilan, frekuensi buang air besar pada ibu

hamil mengalami kenaikan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh

meningkatnya aliran plasma ginjal. Akan tetapi, frekuensi ini akan

menurun seiring bertambahnya usia kehamilan.

i) System Pencernaan

Pada trimester I, terlebih pada ibu hamilyang mengalami mual dan

muntah, rasa tidak enak pada ulu hati sering dirasakan. Hal ini karena

terjadi perubahan posisi lambung dan aliran balik asam lambungke

esophagus bagian bawah.

j) System Kardiovaskular

Pada ibu hamil, sirkulasi darah ibu dipengaruhi oleh adanya sirkulasi

darah menuju ke plasenta, uterus yang semakin membesar, pembuluh

darah yang membesar, serta payudara dan organ-organ lain yang berperan

dalam kehamilan. Hal ini mengakibatkan tekanan darah akan menurun

pada bulan-bulan awal kehamilan akibat menurunnya perifer vaskuler

resisten yang dipengaruhi oleh hormone progesterone.

k) System Integumen (Kulit)


28

Ketebalan kulit dan lemak subdermal mengalami peningkatan pada ibu

hamil dalam masa trimester I ini. Selain itu, ibu hamil pada bulan-bulan

awal kehamilan juga mengalami hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut

dan kuku, percepatan aktivitas kelenjar keringat, serta peningkatan

sirkulasi dan aktivitas psikomotor.

l) Metabolisme

Pada ibu hamil, basal metabolic rate (BMR) mengalami peningkatan,

tetapi akan pulih setelah hari kelima pasca persalinan. Pada masa trimester

I, ibu hamil akan mengeluhkan sering kelelahan atau letih setelah

melakukan aktivitas ringan. Hal ini karena terjadi peningkatan indeks berat

badan dan terjadi pembekuan darah.

m) System Pernapasan

Kadar estrogen yang mengalami peningkatan mengakibatkan

ligamentum pada kerangka iga berelaksasi sehingga terjadi peningkatan

ekspansi rongga dada. Pernapasan ibu hamil sedikit mengalami

peningkatan frekuensi, tetapi pernapasannya terasa lebih dalam daripada

ketika kondisi normal (tidak sedang hamil).

Trimester I adalah masa yang paling sulit bagi ibu hamil. Ada

kemungkinan seorang ibu hamil masih takut menerima kehamilan. Selain

itu, ibu hamil bisa saja merasa bingung karena kurangnya pengetahuan

atau akibat perubahan-perubahan fisiologis yang dialaminya.

Kekhawatiran juga dirasakan oleh seorang ibu hamil berkenaan dengan

kemungkinan terjadinya keguguran. Oleh karena itu, masa trimester I


29

sering kali disebut sebagai masa rawan kehamilan. Seorang ibu hamil pada

masa trimester I biasanya disarankan untuk selalu berhati-hati, baik secara

fisik maupun psikis, supaya dapat menjaga janin yang dikandungnya.

2. Trimester II

Trimester kedua adalah usia kehamilan sekitar 12-28 minggu. Pada

masa ini, kekhawatiran-kekhawatiran pada trimester pertama mulai

menghilang. Hal ini karena wanita lebih bahagia menerima kehamilannya

dan gerakan janin dapat dirasakan. Ibu hamil juga mulai terbiasa merasakan

perubahan hormone di dalam tubuhnya karena factor kehamilan.

Pada saat ini, janin mulai berkembang. Janin sudah cukup kuat dan

siap tumbuh. Pada minggu ke-13 panjang janin sekitar 65-78 mm dengan

bobot 20 gram. Pada masa ini tampak cikal bakal mata, telinga, serta kulit

mulai menyempurnakan diri. Pada minggu ke-13, bagian leher janin mulai

tumbuh sempurna. Aktivitas bernapas, mengisap, dan menelan mulai

dilakukan terus-menerus sejak minggu ke-14. Pada trimester ini, janin yang

berbobot kurang lebih 28 gram mejadi aktif. Janin dapat menggerakkan

kepalanya.

Pada akhir minggu ke-14, terjadi penandaan daerah untuk

tumbuhnya rambut di kepala. Selain itu, jantung janin sudah berdetak cepat

dan memompakan sekitar 24 liter darah per hari ke seluruh bagian tubuh.

Jumlah ini akan terus meningkat dan pada saat lahir nanti, jumlah darah

yang dipompakan dalam sehari mencapai 2,85 liter. Kaki janin sudah
30

mampu melakukan beberapa gerakan, seperti menendang dan melipat, serta

meregangkan jari-jari kaki.

Pada akhir minggu ke-20, ibu sudah dapat merasakan janin di

dalam kandungan. Kepala janin saat ini sudah dalam posisi agak tegak

karena leher sudah berfungsi sebagai penyangga kepala. Panjang janin mulai

ujung kepala sampai kaki bila diukur mencapai sekitar 120 milimeter. Berat

badan janin kira-kira mencapai 100 g. pada minggu ke-22, jantung janin

semakin menunjukkan fungsinya yang baik. Darah beredar keseluruh tubuh

janin dengan tekanan cukup kuat. Darah tersebut juga dialirkan ke tali pusat.

Janin juga memiliki system peredaran darah. Pada masa pertumbuhannya,

sekitar 27,5 liter darah per hari mengalir ke seluruh bagian tubuh janin.

Pada minggu ke-23, kondisi usus besar janin sudah mulai terisi

oleh meconium atau bentuk awal dari feses. Meconium ada karena

bekerjanya system pencernaan. Tulang-tulang janin mulai mengeras, yang

awalnya terbentuk dari tulang rawan. Secara umum, tulang kerangka janin

pada minggu ini masih sangat elastis. Sementara itu, pada bagian jung jari-

jari tangan dan kaki mulai terbentuk sidik jarinya.

Pada minggu terakhir trimester II, keaktifan gerak janin semakin

berkembang pesat. Janin dapat menoleh ke kiri dan kanan, serta melakukan

gerakan bernapas. System kekebalan tubuh janin mulai berfungsi. Janin

mulai memproduksi antibodi yang berfungsi menangkal bakteri, virus, atau

partikel asing yang dapat membahayakan dirinya. Selain itu, terjadi pula

proses myelinisasi, yakni proses pelapisan sel-sel saraf otak dengan lemak
31

yang disebut myelin. Myelin juga berfungsi sebagai bahan isolasi yang

membungkus sel saraf sehingga transmisi sinyal ke dan dari otak tidak

terganggu.

Perkembangan janin tersebut diiringi dengan perubahan-perubahan

yang terjadi pada ibu hamil.

a. Uterus

Uterus secara bertahap akan membulat dan lama-kelamaan akan

berbentuk lonjong seperti telur dengan ukuran sebesar kepala bayi atau

sama dengan kepalan tangan oang dewasa. Ukuran uterus yang semakin

membesar akan berorientasi ke kanan dan menyentuh dinding abdomen

interior, kemudian mendesak usus halus ke kedua sisi abdomen.

Perubahan ini memicu terjadinya kontraksi yang biasanya dirasakan

setelah bulan keempat kehamilan.

b. Vulva dan Vagina

Pada trimester kedua, terjadi peningkatan vaskularisasi vulva dan vagina

sehingga meningkatkan keinginan dan gairah seksual ibu hamil. Selain

itu, peningkatan kongesti dan terjadinya relaksasi pada pembuluh darah

dan uterus dapat menimbulkan pembengkakan dan varises vulva.

c. Ovarium

Korpus luteum graviditatum akan tergantikan dengan plasenta pada usia

kehamilan sekitar 16 minggu.

d. Serviks Uteri
32

Serviks uteri mengalami perubahan, yakni menjadi lunak. Di samping

itu, kelenjar-kelenjar di serviks akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.

e. Payudara

Pada trimester II ini, ukuran payudara mengalami peningkatan ukuran

yang lebih besar daripada masa kehamilan trimester I. Pada masa ini,

cairan berwarna putih kekuningan akan keluar dari putting susu. Cairan

ini biasa di sebut kolostrum. Kelenjar payudara secara fungsional sudah

lengkap sejak masa pertengahan usia kehamilan, tetapi proses menyusui

baru dapat dilakukan ketika kadar estrogen menurun, yakni setelah ibu

menjalani persalinan dan plasenta juga sudah keluar.

f. System Pencernaan

Ibu hamil pada trimester II akan mengalami konstipasi karena

meningkatnya hormone progesterone. Perut ibu menjadi kembung

karena mendapat tekanan dari uterus yang membesar dalam perut dan

mendesak organ-organ yang terdapat di dalam perut.

g. System Pernapasan

Sesak napas pada ibu hamil sering terjadi akibat penurunan karbon

dioksida.

h. System Kardiovaskular
33

Peningkatan volume darah dan curah jantung dapat berakibat pada

perubahan auskultasi selama hamil. Perubahan auskuntasi ini dapat

memengaruhi perubahan ukuran dan posisi jantung.

i. Perkemihan

Pada masa trimester II, uterus sudah keluar dari bagian panggul sehingga

terjadi pengurangan penekanan pada kandung kemih. Kandung kemih

berada pada posisi atas abdomen dan keluar dari panggul.

j. Muskuloskeletal

Pada area siku dan pergelangan tangan, dengan meningkatnya retensi

cairan pada jaringan yang berhubungan di sekitarnya, dapat

mengakibatkan mobilitas persendian.

k. Kenaikan Berat Badan

Kenaikan berat badan normal yang terjadi pada ibu hamil trimester II

adalah 0,4-0,5 kg per minggu selama sisa kehamilan.

Selain perubahan-perubahan fisiologis di atas, ditemukan pula perubahan

psikologis yang dialami ibu hamil, di antaranya ibu mulai sehat dan kondisi

psikologisnya stabil. Hal ini karena pada trimester II, ibu sudah mulai bisa

menerima keadaan kehamilannya dan biasanya rasa mual dan muntah sudah

berkurang atau bahkan tidak dialami lagi. Selain itu, janin yang mulai terasa

bergerak-gerak juga memengaruhi kondisi psikologis ibu.


34

3. Trimester III

Periode trimester III, janin sudah mempunyai simpanan lemak

yang berkembang di bawah kulit. Janin juga sudah mulai menyimpan zat

besi, kalium, dan fosfor yang memengaruhi kondisi ibu. Kehamilan semakin

berat dan seluruh tubuh akan membengkak sehingga sering kali ibu hamil

pada periode trimester III merasa cepat lelah dan lemah. Bahkan, ibu juga

sering merasa kepanasan dan banyak mengeluarkan keringat.

Trimester III ini dapat dikatakan sebagai masa penantian untuk

proses persalinan. Pada masa ini, perubahan-perubahan yang terjadi tampak

pada hal-hal berikut :

a. Uterus

Corpus uteri pada trimester III terlihat lebih nyata dan berkembang

menjadi segmen bawah Rahim.

b. Traktus Urinarius

Ibu hamil pada masa akhir kehamilan ini sering mengeluhkan

peningkatan frekuensi buang air kecil (kencing). Pada masa ini, kepala

janin mulai turun ke panggul sehingga menekan kandung kemih yang

menyebabkan sering buang air kecil. Akan tetapi, urinary akan menjadi

lancar akibat terjadinya hemodilusi.

c. System Pernapasan

Keluhan sesak napas dirasakan ibu hamil pada trimester III juga masih

terjadi. Ibu hamil merasa kesulitan bernapas karena usus-usus tertekan

oleh uterus kea rah diafragma.


35

d. Kenaikan Berat Badan

Pada umumnya, kenaikan berat badan pada ibu hamal trimester III yaitu

5,5 kg dimulai dari awal kehamilan sampai akhir kehamilan yakni 11-12

kg.

e. Sirkulasi Darah

Uterus yang mengalami pembesaran akan meningkatkan aliran darah

sekitar dua puluh kali lipat.

f. System Muskuloskeletal

Pada masa akhir kehamilan, hormone progesterone merupakan salah satu

penyebab terjadinya relaksasi jaringan ikat dan otot-otot, yakni pada satu

minggu terakhir kehamilan. Relaksasi jaringan ikat dan otot-otot dapat

memengaruhi panggul untuk meningkatkan kapasitasnya guna

mendukung proses persalinan.

Selain perubahan perubahan yang tampak nyata pada organ tubuh,

perubahan psikologis juga dialami ibu hamil. Prawirohardjo (2006)

mengemukakan bahwa pada trimester III, untuk mendukung kondisi

psikologis seorang ibu hamil, seorang bidan disarankan memberikan asuhan

sebagai berikut :

a) Mengenalkan komplikasi akibat kehamilan berikut pengobatannya.

b) Menjelaskan penapisan preeklamsia, gemelli, infeksi alat reproduksi, dan

saluran perkemihan.

c) Mengulang diskusi tentang perencanaan persalinan.


36

d) Memantapkan rencana persalinan.

e) Mengenali tanda-tanda persalinan.

Pada trimester ketiga (27-40 minggu), kecemasan menjelang persalinan

ibu hamil pertama akan muncul. Untuk memutus siklus kecemasan tersebut,

maka senam hamil sebagai salah satu pelayanan prenatal, merupakan suatu

alternatif pada ibu hamil kerena dalam gerakan senam hamil terkandung efek

relaksasi yang dapat menstabilkan emosi ibu hamil serta senam hamil dapat

memperkuat otot-otot. Senam hamil adalah kegiatan olahraga yang dilakukan

dengan tujuan membuat elastis otot dan ligament yang ada di panggul,

memperbaiki sikap tubuh, mengatur kontraksi dan relaksasi, serta mengatur

teknik pernafasan, sehingga mempermudah dalam proses persalinan

khususnya persalinan normal.

B. Tinjauan Tentang Senam Hamil

1. Definisi Senam Hamil

Senam hamil merupakan bentuk aktivitas fisik yang bermanfaat

karena mengembangkan otot tubuh, meningkatkan elastisitas otot panggul

dan ligamentum serta menurunkan kejadian perdarahan selama dan

sesudah bersalin serta dapat menurunkan kejadian fatal distress. Senam

juga merupakan bentuk metode koping yang dapat menghindarkan

terjadinya stress fisik akibat kehamilan, seperti mengurangi kram kaki, dan

punggung, meningkatkan kemampuan ibu untuk adaptasi dengan adanya

perubahan pada tubuhnya. Oleh karenanya American College of

Obstetricans and Gynecologist (ACOG) merekomendasikan senam


37

sebagai upaya preventif pada ibu agar proses kahamilan dan persalinan

berjalan secara alamiah (Widyawati, 2013).

Menurut Mandriawati (2008) dalam Elizawarda (2012)

menyatakan bahwa senam hamil adalah latihan fisik berupa, beberapa

gerakan tertentu yang dilakukan khusus untuk meningkatkan kesehatan ibu

hamil. Senam hamil adalah terapi latihan gerak yang diberikan kepada ibu

hamil untuk mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun mental

untuk menghadapi dan mempersiapkan persalinan.

Senam hamil merupakan suatu program latihan bagi ibu hamil

sehat untuk mempersiapkan kondisi fisik ibu dengan menjaga kondisi otot-

otot persendian yang berperan dalam proses persalinan, serta

mempersiapkan kondisi psikis ibu terutama menumbuhkan kepercayaan

diri dalam menghadapi persalinan. Senam hamil memberikan manfaat

terhadap otot yang dilatih, dan juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh

dengan meningkatkan konsumsi oksigen (Elizawarda, 2012).

2. Manfaat Senam Hamil

Beberapa keuntungan senam hamil yaitu dapat menurunkan

insiden kelainan denyut jantung, tali pusat dan mekonium, penurunan

penggunaan tenaga, serta berkurangnya rasa sakit. Persalinan yang alami

dan lancar dapat dicapai jika otot dapat berkontraksi dengan baik, ritmis

dan kuat. Senam hamil dapat menurunkan kejadian fetal distress. Senam

juga merupakan bentuk metode koping yang dapat menghindarkan

terjadinya stres fisik akibat kehamilan, seperti mengurangi kram kaki, dan
38

punggung, meningkatkan kemampuan ibu untuk adaptasi dengan adanya

perubahan pada tubuhnya (Widyawati,

2013). Menurut Mandriwati (2008) dalam Elizawarda (2012) manfaat

senam hamil adalah :

a. Mengatasi sembelit (konstipasi), kram dan nyeri punggung

b. Memperbaiki sirkulasi darah.

c. Membuat tubuh segar dan kuat dalam aktivitas sehari-hari.

d. Tidur lebih nyenyak.

e. Mengurangi resiko kelahiran premature.

f. Mengurangi stress.

g. Membantu mengembalikan bentuk tubuh lebih cepat setelah

melahirkan.

h. Tubuh lebih siap dan kuat di saat proses persalinan.

i. Bertemu dengan calon ibu lain bila ibu melakukannya kelas senam

hamil.

j. Mengurangi pembengkakan.

k. Memperbaiki keseimbangan dan menguatkan otot.

3. Tujuan dan Manfaan Senam Hamil

Senam hamil bertujuan mempersiapkan dan melatih otot-otot

sehingga dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan

normal. Manfaat gerak badan selama hamil adalah sirkulasi darah menjadi

baik, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik, dan tidur lebih
39

nyenyak. Gerak badan yang melelahkan dilarang selama hamil (Yulaikhah,

2010).

Menurut Mandriwati (2008) dalam Elizawarda (2012) tujuan

senam hamil adalah:

a) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding,

perutligmen-figmen dan otot dasar panggul yang berhubungan dengan

proses persalinan.

b) Membentuk sikap tubuh. Sikap tubuh yang baik selama kehamilan dan

bersalin dapat mengatasi keluhan-keluhan umum pada wanita hamil,

mengharapkan letak janin yang normal dan mengurangi sesak nafas

akibat bertambah besarnya perut.

c) Mengurangi teknik-teknik pernapasan yang mempunyai peran penting

dalam persalinan dan selama hamil untuk mempercepat relaksasi tubuh

yang diatasi dengan rapat dalam, selain itu juga untuk mengatasi rasa

nyeri pada saat his.

d) Menguatkan otot-otot tungkai, mengingat tungkai akan menopang berat

tubuh ibu yang makin lama makin berat seiring dengan bertambahnya

usia kehamilan.

e) Mencegah varises, yaitu pelebaran pembuluh darah balik (vena) secara

segmental yang tak jarang terjadi pada ibu hamil.

f) Memperpanjang nafas, karena seiring bertambah besarnya janin maka

dia akan mendesak isi perut kearah dada . Hal ini akan membuat rongga

dada lebih sempit dan nafas ibu tidak bisa optimal. Dengan senam
40

hamil maka ibu akan dapat berlatih agar nafas lebih panjang dan tetap

rileks.

g) Latihan pernapasan khusus yang disebut panting quick breathing

terutama dilakukan setiap saat perut terasa kencang.

h) Latihan mengejan latihan ini khusus utuk menghadapi persalinan, agar

mengejan secara benar sehingga bayi dapat lancar keluar dan tidak

tertahan di jalan lahir.

i) Mendukung ketenangan fisik.

j) Memberi dorongan serta melatih jasmani dan rohani dari ibu secara

bertahap agar ibu dapat menghadapi persalinan dengan tenang,

sehingga proses persalinan dapat berjalan lancar dan mudah.

4. Syarat Senam Hamil

Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan, komplikasi

atau tidak terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, seperti jantung,

hipertensi, penyakit ginjal, penyakit pernapasan, penyulit kehamilan (hamil

perdarahan, hamil gestosis, hamil dengan kelainan letak), riwayat

melahirkan BBLR, prematur, riwayat abortus berulang dan kehamilan

dengan anemia (Yulaikhah, 2010).

Syarat mengikuti senam hamil adalah: (Yulaikhah, 2010)

a. Ibu hamil cukup sehat

b. Kehamilan tidak ada komplikasi

c. Tidak boleh latihan dengan menahan napas


41

d. Melakukan latihan secara teratur dengan instruktur senam hamil

e. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar 24-28 minggu.

Syarat waktu untuk melakukan senam hamil menurut Mandriawati

(2008) dalam Elizawarda (2012) dianjurkan untuk melakukan senam hamil

yaitu setelah usia kehamilan trimester ketiga. Tempat melakukan senam

hamil untuk menjamin dilakukannya senam hamil dengan aman dan benar

dibutuhkan tuntunan yang jelas atau instruktur yang berpengetahuan dan

terampil. Oleh karena itu, dianjurkan agar ibu hamil melakukan senam

hamil bersama ibu hamil yang lain di Rumah Sakit atau Rumah Bersalin

yang akan digunakan untuk bersalin. Karena ditempat tersebut akan ada

saling tukar pengalaman, bertambah semangat juga akan ada penambahan

wawasan bisa diberikan oleh petugas medis yang merangkap sebagai

instruktur. Namun jika tidak sempat atau jarak rumah terlalu jauh dari

Rumah Sakit atau Klinik, bisa juga dilaksanakan dirumah dengan dibantu

instruktur atau ibu sudah pernah mengikuti senam hamil dan sudah

mengerti bagaiman cara melakukannya misalnya diteras atau diruang

keluarga.

5. Langkah-langkah Dasar Senam Hamil

Tiga komponen inti dari senam hamil adalah latihan pernapasan,

latihan penguatan dan peregangan otot, serta latihan relaksasi. Saat ibu

hamil melakukan latihan pernapasan khususnya pernapasan dalam, mereka

merasakan napasnya menjadi lebih teratur, ringan, tidak tergesa-gesa, dan

panjang. Latihan pernapasan akan membuka lebih banyak ruangan yang


42

dapat dipakai dalam paru-paru sehingga kapasitas total paru-paru akan

meningkat dan volume residu paruparu akan menurun, serta melatih otot-

otot sekeliling paru-paru untuk bekerja dengan baik. Di samping itu, latihan

penguatan dan peregangan otot juga berdampak pada berkurangnya

ketegangan ibu hamil (Widyawati, 2013).

Melakukan relaksasi otot, individu akan menjadi lebih mampu

mendeteksi peningkatan ketegangan pada tubuh selama aktivitas sehari-

harinya, digunakan sebagai isyarat untuk menerapkan latihan relaksasi. Di

akhir program senam hamil, terdapat latihan relaksasi yang

menggabungkan antara relaksasi otot dan relaksasi pernapasan. Pada

latihan ini, ibu hamil melakukannya sambil membayangkan keadaan bayi di

dalam perut baik-baik saja. Pengaruh dari relaksasi dengan membayangkan

sesuatu yang menyenangkan, dapat membuat tubuh menjadi rileks. Secara

keseluruhan, senam hamil membawa efek relaksasi pada tubuh ibu hamil,

baik yang bersifat relaksasi pernapasan maupun relaksasi otot. Jika ibu

hamil merasa rileks, maka ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi

bayinya (Widyawati, 2013).

Menurut Brayshaw (2010) gerakan senam hamil dasar dapat

dilakukan dirumah sendiri yang terdiri dari :

a. Senam sirkulasi, senam sirkulasi harus sering dikerjakan, khususnya

pada dini hari serta sore hari. Latihan ini harus dipraktikkan pada posisi

duduk dengan kaki diangkat, dan latihan ini untuk mempertahankan dan

meningkatkan sirkulasi. Suatu gerakan kasar di kaki yang


43

ditimbulkannya, akan membantu pengembalian aliran vena serta

meminimalkan risiko varises, pembengkakan pergelangan kaki serta

kram.

b. Senam kaki, dilakukan duduk atau berbaring dengan membentuk sudut

45° (setengah berbaring atau semi-fowler) dengan punggung bersandar

pada bantal tempat tidur, kaki disangga, dan lutut diluruskan. Tekuk

dan luruskan kedua pergelangan kaki secara cepat sedikitnya 12 kali,

dengan lebih ke arah dorsifleksi daripada fleksi plantar untuk mencegah

kram. Dengan mempertahankan lutut dan paha diam, putar kedua

pergelangan kaki dalam putaran sebesar mungkin sedikitnya 12 kali

untuk setup arah.

c. Senam dasar panggul, senam dasar panggul harus menjadi prioritas

dalam program latihan fisik spa pun selama kehamilan. Tonus otot

selama antenatal disiapkan untuk menghadapi stres serta beban yang

harus ditanggung selama hamil. Tonus otot juga memberi penyangga

tambahan ke lapisan fascia yang akan relaks oleh pengaruh relaksin. Ibu

juga harus melatih ulang otot ini setelah persalinan, untuk mencegah

masalah perkemihan jangka panjang prolaps. Senam dasar panggul

harus diajarkan, walaupun pads usia kehamilan lanjut. Otot yang sehat,

terlatih dengan baik, dan mampu melakukan recoil dengan mudah, akan

melancarkan persalinan. Telah diketahui bahwa otot dasar panggul yang

terlatih dengan baik selama kehamilan, akan lebih kuat pada masa

pascanatal dibandingkan dengan yang tidak melakukan latihan sama


44

sekali. Serta senam yang dilakukan selama antenatal mengurangi risiko

inkontinensia stres pascapartum pada primigravida. Menurut ahli

lainnya, terdapat bukti bahwa otot dasar panggul memegang peranan

penting dalam mempertahankan kestabilan pelvis. Senam dasar panggul

dapat dilakukan pada setiap posisi yang dianggap nyaman, dengan

catatan posisi antara kedua kaki sedikit renggang, bukan posisi

menyilang.

d. Senam abdomen, abdomen karena letaknya berdekatan dengan linea

alba, senam yang melibatkan otot abdomen oblik (serong), misalnya

memuntir badan atau lutut, harus dihindari selama usia kehamilan tea

untuk menghindari risiko robeknya otot lines alba serta menyebabkan

diastases otot rektus. Namun, sangat penting untuk melatih otot

abdomen profunda selama kehamilan.

e. Senam transverses, latihan ini juga dapat dilakukan lebih berirama

(mengangkat panggul) untuk membantu meredakan adanya ketegangan

dan sakit punggung bila keluhan ini dirasakan. Bila telah mahir

melakukan posisi ini, senam ini dapat digunakan dengan berbagai

posisi, misalnya duduk, duduk pada kursi dengan arah terbalik, miring,

berdiri, merangkak dengan sokongan dan merangkak penuh.

f. Perawatan Punggung Selama Kehamilan

1) Duduk adalah posisi yang lazim dipilih, sehingga postur yang baik

dan kenyamanannya penting. lbu harus diingatkan untuk duduk

bersandar di kursi dengan benar, pastikan bahwa tulang


45

belakangnya tersangga dengan baik. Bantal kecil atau gulungan

handuk dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Paha harus

tertopang kursi, kaki dalam posisi datar di lantai. Bila perlu, kaki

sedikit ditinggikan di atas bangku kecil bila kaki Anda tidak dapat

menyentuh lantai dengan nyaman. Kursi dengan sandaran tinggi

akan menyokong kepala dan bahu serta tungkai dapat ditinggikan di

atas penyangga kaki. Posisi ini adalah posisi ideal untuk relaksasi.

Bila bangkit dari posisi duduk, otot transversus dan dasar panggul

harus diaktivasi.

2) Berdiri aspek postur tegak yang baik harus didiskusikan. lbu perlu

dianjurkan untuk berdiri dan berjalan tegak, dengan menggunakan

otot transversus dan dasar panggul. Posisi kepala penting kepala

harus dipertahankan tegak dengan dagu rata dan bahu turun dan

relaks.

3) Berbaring penting bila ibu mengubah posisinya dan disokong

dengan baik yang memberi tekanan merata pada semua bagian

tubuh dalam rangka mendapatkan istirahat dan tidur serta mencegah

peregangan. Untuk posisi setengah duduk, ekstra beberapa bantal

atau penyangga cukup dapat meninggikan kepala dan bahu dan satu

bantal di bawah paha akan mencegah peregangan punggung bawah

dan lutut. Kebanyakan ibu menyukai posisi berbaring miring

dengan sanggaan dua bantal di bawah kepala dan satu di bawah

lutut atas serta paha untuk mencegah peregangan pada sendi


46

sakroiliaka. Bantal kecil menambah rasa nyaman bila diletakkan di

bawah pinggang. Bila memilih posisi berbaring miring, tambahan

satu bantal harus diberikan untuk tubuh berguling ke salah satu sisi

dan kemudian bangkit duduk dengan menggunakan lengan atas dan

siku bawah, dengan tungkai sekarang ada di sisi tempat tidur.

6. Tahapan Senam Hamil

a. Latihan Pemanasan

Melakukan pemanasan sebelum memulai program olah raga yang berguna

merangasang sirkulasi darah, menggendorkan otot-otot dan tulang-tulang

sendi sehingga bergerak bebas, yang berarti mengurangi resiko kerusakan.

Tujuan latihan pendahuluan yaitu menjaga daya kontraksi otot tubuh,

menjaga luas gerakkan persendian dan mengurangi kekakuan baik yang

terjadi pada permulaan latihan maupun yang merupakan hasil akibat dari

latihan yang lalu. Cara melakukan latihan pemanasan yaitu: (Elizawarda

(2012).

1) Latihan 1. duduk tegak bersandar pada kedua lengan, kedua tungkai

diluruskan dan dibuka sedikit dan seluruh tubuh lemaskan.

2) Latihan II. duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus dan rapat.

3) Latihan III. duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus, rapat dan lurus.

4) Latihan IV. duduk tegak, kedua tangan di atas bahu dan kedua lengan di

atas buah dada.

5) Latihan V. berbaring terlentang, kedua tangan disamping badan dan

kedua lutut ditekuk.


47

6) Latihan VI. berbaring terlentang, kedua tangan disamping badan dan

kedua tungkai lurus dan enak.

7) Latihan VII. Putar panggul ke kiri selama 4 kali dan ke kanan 4 kali dan

menggerakkan panggul ke kiri, tekanan punggung ke kanan sambil

mengempiskan dan mengerutkan liang dubur. Gerakan panggul ke

kanan, angkat pinggang, gerakkan lagi panggul ke kiri dan seterusnya

sampai 4 kali gerakan memutar, kemudian lakukan hal tersebut kearah

kanan sebanyak 4 kali (Elizawarda, 2012).

b. Latihan Inti

Latihan inti ini bertujuan untuk pembentukan sikap tubuh yang

baik. Sikap tubuh yang baik akan menyebabkan tulang panggul naik,

sehingga janin beradapada kedudukan yang normal. Latihan kontraksi dan

relaksasi latihan untuk memperoleh dan mengatur sikap tubuh untuk releks

pada saat yang diperlukan. Cara melakukan latihan inti yaitu:

1) Berbaring dengan satu bantal di bawah kepala dan satu bantal lagi di

bawah lutut, silangkan kaki dan dekaplah kedua kaki secara bersama

erat-erat. Kencangkan otot - otot pantat dan tarik ke atas seolah - olah

ingin menghabiskan kencing secara perlahan. Ini akan membantu

memantapkan otot - otot dasar panggul.

2) Sikap merangkak, jarak antara kedua tangan sama dengan jarak antara

kedua bahu. Keempat anggota tubuh tegak lurus pada lantai dan badan

sejajar dengan lantai.


48

3) Berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping

badan, dan rileks (Elizawarda, 2012).

c. Latihan Pendinginan

Senam hendaknya diakhiri dengan gerakan pendinginan. Latihan ini

berguna untuk mengembalikan denyut jantung kearah normal dan

mencegah mengumpulnya darah pada bagian kaki. Latihan pendinginan,

yaitu berjalan secara biasa, lalu berjalan secara menjinjit, berjalan dengan

telapak kaki menggenggam sambil menarik dan membuang napas, dan

sambil mengerakkan tangan naik turun. Lakukan selama 5-10 menit

(Elizawarda, 2012).

C. Tinjauan Tentang Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu yang menjadi

telaah seseorang setelah melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu.

Penginderaan tersebut melalui panca indera manusia yaitu indera

penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran.

Pengetahuan diperoleh melalui belajar yang merupakan suatu proses

mencari tahu yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, konsep mencari tahu

mencakup berbagai metode dari konsep, baik melalui proses pendidikan

maupun pengalaman. Pengetahuan adalah sebagian ingatan atas bahan-

bahan yang telah dipelajari, mengingat kembali sekumpulan bahan yang

luas dari hal


49

hal terperinci untuk teori tetapi apa yang diberikan telah menggunakan

ingatan akan keterangan yang sesuai (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan adalah segala yang telah diketahui dan mampu diingat

oleh setiap orang setelah mengalami, menyaksikan, mengamati atau

diajarkan semenjak ia lahir sampai menginjak dewasa khususnya setelah

diberi pendidikan baik melalui pendidikan formal maupun non formal dan

diharapkan dapat mengevaluasi terhadap suatu materi atau obyek tertentu

untuk melaksanakannya sebagai bagian dalam kehidupan sehari-hari

(Notoatmodjo, 2010).

Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk

memenuhi rasa ingin tahu ini, manusia sejak jaman dahulu telah berusaha

mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari

sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat

memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh

baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain

(Notoatmodjo, 2010).

a. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang mencakup di dalamnya domain kognitif mempunyai

6 tingkatan, yakni :

1) Tahu ( Know )

2) Memahami ( Comprehension )

3) Aplikasi ( Application )

4) Analisis ( Analysis )
50

5) Sintesis ( Synthesis )

6) Evaluasi ( Evaluation )

b. Sumber Pengetahuan

Pengetahuan dapat diperoleh langsung ataupun melalui penyuluhan

baik individu maupun kelompok. Untuk meningkatkan pengetahuan

kesehatan perlu diberikan penyuluhan yang bertujuan untuk tercapainya

perubahan perilaku individu, keluarga maupun masyarakat, dalam

membina dan memelihara hidup sehat serta berperan aktif dalam upaya

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pengetahuan adalah

proses kegiatan mental yang dikembangkan melalui proses kegiatan

pada umunya sebagai aktifitas kognitif. Proses adopsi adalah perilaku

menurut (Notoatmodjo, 2010). Sebelum seseorang mengadopsi perilaku

didalam diri orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan yang

terdiri dari :

1) Kesadaran ( Awareness )

Individu menyadari adanya stimulus.

2) Tertarik ( Interest )

Individu mulai tertarik pada stimulus.

3) Menilai ( Evaluation )

Individu mulai menilai tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya. Pada proses ketiga ini subjek sudah memiliki sikap

yang lebih baik lagi.

4) Mencoba ( Trial )
51

Individu sudah mulai mencoba perilaku yang baru.

5) Menerima ( Adoption )

Individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, sikap dan

kesadarannya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2010).

c. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di

atas (Notoatmodjo, 2010). Pertanyaan (test) yang dapat dipergunakan

untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan

menjadi dua jenis :

1) Pertanyaan subjektif; bentuk pertanyaannya berupa essay.

2) Pertanyaan objektif; jenis pertanyaan berupa pilihan ganda,

betul/salah dan pertanyaan menjodohkan (Arikunto, 2008).

Pertanyaan berupa essay disebut pertanyaan subjektif karena

penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari

penilaian, sehingga nilainya akan berbeda dari seorang penilai

dibandingkan dengan yang lain dan dari satu waktu ke waktu lainnya.

Pertanyaan pilihan ganda, betul/salah, menjodohkan, disebutkan

pertanyaan objektif karena pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dinilai

secara pasti oleh penilainya tanpa melibatkan faktor subjektifitas dari

penilai (Arikunto, 2008).


52

d. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo

(2010) :

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Tokoh pendidikan abad 20 M. J. Largevelt yang dikutip oleh

Notoatmojo (2010) mendefinisikan bahwa pendidikan adalah

setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang

diberikan kepada anak yang tertuju kepada kedewasaan.

Sedangkan GBHN Indonesia mendefinisikan lain, bahwa

pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi kepribadian

dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung

seumur hidup.

b) Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan

yang tinggi terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang

tinggi didukung minat yang cukup dari seseorang sangatlah

mungkin seseorang tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa

yang diharapkan.

c) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang,

mengatakan bahwa tidak adanya suatu pengalaman sama sekali.

Suatu objek psikologis cenderung akan bersikap negatif


53

terhadap objek tersebut untuk menjadi dasar pembentukan sikap

pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat.

Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila

pengalaman pribadi tersebut dalam situasi yang melibatkan

emosi, penghayatan, pengalaman akan lebih mendalam dan

lama membekas.

d) Usia

Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat

berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih

dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup

tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman

dan kematangan jiwanya, makin tua seseorang maka makin

kondusif dalam menggunakan koping terhadap masalah yang

dihadapi.

2) Faktor Eksternal

a) Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuahan primer ataupun sekunder,

keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi

disbanding dengan keluarga dengan status ekonomi rendah, hal

ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informai termasuk

kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi


54

dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai

hal.

b) Informasi

Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai

pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu

hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap

terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif dibawa oleh

informasi tersebut apabila arah sikap tertentu. Pendekatan ini

biasanya digunakan untuk menggunakan kesadaran masyarakat

terhadap suatu inovasi yang berpengaruh perubahan perilaku,

biasanya digunakan melalui media masa.

c) Kebudayaan/Lingkung

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pengetahuan kita.Apabila dalam suatu

wilayah mempunyai budaya untuk selalu menjaga kebersihan

lingkungan maka sangat mungkin berpengaruh dalam

pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

Pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil di pengaruhi rasa

kesadaran dari ibu hamil dan rasa ketertarikan terhadap senam hamil selain

itu disebabkan oleh tingkat pengetahuan sehingga kemampuan untuk

memahami dan mengaplikasikan suatu objek tingkat pengetahuan

memegang peranan yang cukup penting terhadap kemampuan individu.

Pengetahuan akan mendukung pelaksanaan senam hamil dengan


55

mengetahui manfaat senam hamil maka ibu akan berfikir bahwa pentingnya

senam hamil bagi ibu dan janin selain itu linkungan juga sangat besar

mempengaruhi seseorang untuk melakukan senam hamil, karena jika

sebagian orang yang ada melaksanakan senam hamil maka ajakan untuk

melakukan senam hamil, maka ajakan untuk melakukan senam hamil dari

satu individu ke individu lain ikut mempengaruhi.

Ibu hamil yang memiliki pengetahuan tinggi ikut serta melakukan

senam hamil sedangkan ibu hamil yang memiliki pengetahuan rendah

cenderung tidak mengikuti senam hamil namun masih ada juga ibu hamil

yang memiliki pengetahuan tinggi tidak melakukan senam hamil karena

tingginya pengetahuan seseorang belum tentu seseorang tersebut mampu

menerapkan pengetahuan yang dimilikinya.

D. Tinjauan Tentang Sikap

1. Definisi Sikap

Sikap merupakan suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam

merespons stimulus atau objek, sehingga sikap melibatkan pikiran,

perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan lain (Notoatmodjo, 2012)

Sikap adalah suatu proses penilaian yang dilakukan seseorang

terhadap suatu objek atau situasi yang disertai adanya perasaan tertentu dan

memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respons atau

berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya (Lestari, 2015).

Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan

bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan


56

suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan

atau praktek. Sikap merupakan reaksi yang masih tertutup, tidak dapat

dilihat secara langsung, sehingga, sikap hanya dapat ditasfirkan praktek

yang nampak. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu

objek dengan cara tertentu serta merupakan respon evaluative terhadap

pengalaman kognitif, reaksi efeksi, kehendak dan praktek berikutnya. Jadi

sikap merupakan evaluasi yang didasarkan pada proses evaluasi diri,yang

disimpulkan berupa penilaian positif atau negative yang kemudian

mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek (Notoatmodjo, 2012).

2. Struktur Sikap

Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang sangat menunjang, yaitu:

a. Komponen kognitif

Komponen kognitif berisi persepsi dan kepercayaan yang dimiliki oleh

individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif ini dapat

disamakan dengan pandangan.

b. Komponen afektif

Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap

dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya

berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek

yang paling bertahan terhadap pengaruh yang akan mengubah sikap

seseorang.

c. Komponen konatif
57

Komponen konatif merupakan komponen perilaku yang cenderung

untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara- cara

tertentu (Azwar, 2015).

3. Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu: (Lestari, 2015).

a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

b. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan. Terlepas dari hal tersebut, pekerjaan

itu benar atau salah adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

c. Menghargai (Valuing)

Menghargai diartikan subyek atau seseorang memberikan nilai

yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya

dengan orang lain, bahkan mempengaruhi atau menganjurkan orang

lain merespons.

d. Bertanggung jawab (Responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatanya adalah bertanggung jawab

terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil


58

yang sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani

mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan.

4. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi sikap atau yang ikut berperan

dalam membentuk sikap antara lain :

a. Pengalaman pribadi, apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut

membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus

sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.

Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus

mempunyai pentgalaman yang berkaitan dengan objek psikologis.

Apakah penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap positif

ataukah negatif, akan tergantung pada berbagai faktor lain.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Orang lain disekitar kita

merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut

mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting,

seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi yang setiap gerak

tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan,

atau seseorang yang seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan

banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu.

Diantara orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah

orangtua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman

dekat,guru, teman kerja, istri atau suami, dan lain-lain.

c. Pengaruh kebudayaan. Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila


59

kita hidup dalam budaya yang mempunyai norma longgar bagi

pergaulan heteroseksual, sangat mungkin kita akan mempunyai sikap

yang mendukung terhadap masalah kebebasan pergaulan heteroseksual.

Apabila kita hidup dalam budaya social yang sangat mengutamakan

kehidupan berkelompok, maka sangat mungkin kita akan mempunyai

sikap negatif terhadap kehidupan yang mengutamakan kepentingan

perorangan.

d. Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa

mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan

orang. Media massa membawa pesan- pesan yang berisi sugesti yang

dapat mengarahkan opini seseorang. Sugesti informasi tersebut, apabila

cukup kuat, akan member dasar afektif dalam menilai sesuatu hal

sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama. Lembaga pendidikan serta

lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam

pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian

dan konsep moral dalam diri individu.

f. Pengaruh faktor emosional. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh

situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang- kadang,

suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi

yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau bentuk

pengalihan mekanisme pertahanan ego (Lestari, 2015).


60

Sikap merupakan suatu pandangan, tetapi dalam hal itu masih

berbeda dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang. Pengetahuan

terhadap suatu obyek tidak sama dengan sikap terhadap obyek itu.

Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, seperti halnya pada sikap.

Pengetahuan mengenai suatu obyek baru menjadi sikap apabila

pengetahuan itu disertai kesiapan untuk bertindak sesuai dengan

pengetahuan terhadap obyek tersebut. Sikap mempunyai segi motivasi,

berarti segi dinamis menuju suatu tujuan. Sikap dapat merupakan suatu

pengetahuan, tetapi pengetahuan yang disertai kecenderungan bertindak

sesuai dengan pengetahuan itu. Sikap ini dapat bersifat positif dan dapat

pula bersikap negatif.

V. KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang di Teliti

Pelaksanaan senam hamil merupakan suatu kegiatan yang biasa

dilakukan oleh ibu hamil. Senam hamil itu sendiri bertujuan untuk

membantu kelancaran dalam proses persalinan, memperlancar peredaran

darah pada saat kehamilan, meningkatkan kebugaran ibu hamil dan masih

banyak lagi manfaat lainnya.

Pengetahuan tentang senam hamil sangatlah penting, dimana ibu

hamil yang mengetahui manfaat dari pelaksanaan senam hamil itu sendiri

akan melaksanakan senam hamil secara rutin, dan bahkan sampai

mamasukkan kedalam jadwal kegiatan ibu hamil tersebut.


61

Sikap ibu hamil dapat meningkatkan persepsi dan kemauan untuk

melaksanakan senam hamil. Dengan demikian ibu melakukan senam.

B. Pola Pikir Variabel yang di Teliti

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep

penelitian ini adalah :

Pengetahuan
Pelaksanaan senam hamil
trimester II dan III
Sikap

Keterangan :

: variabel independen (variabel bebas)

: garis hubungan variabel diteliti

: variabel dependen (variabel terikat)

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Pelaksanaan senam hamil adalah kegiatan yang dilakukan pada ibu hamil

berupa latihan fisik yaitu beberapa gerakan tertentu yang dilakukan khusus

untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil.

Kriteria Objektif :

a. Dilaksanakan : > 4 dari seluruh pertanyaan

b. Tidak dilaksanakan : ≤ 4 dari seluruh pertanyaan

2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang

pelaksanaan senam hamil. Skala penilaian menggunakan kuesioner dengan

skala Guttman.
62

Kriteria Objektif :

a.Cukup : > 50% jika jawaban benar

b. Kurang : ≤ 50% jika jawaban salah

3. Sikap yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sikap ibu hamil tentang

pelaksanaan senam hamil selama kehamilan. Skala penilaian kuesioner

menggunakan skala Likert.

Kriteria Objektif :

a. Positif : bila jawaban benar > 50% dari seluruh pertanyaan.

b. Negatif : bila jawaban benar ≤ 50% dari seluruh pertanyaan

(Arikunto, 2010).

D. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan senam hamil trimester II

dan III.

2. Ada hubungan sikap dengan pelaksanaan senam hamil trimester II dan III.

VI. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

analitik dengan rancangan Cross Sectional Study yaitu analisis hubungan

antara variabel penelitian sebab akibat yang terjadi pada objek penelitian.

Variabel penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan/dalam waktu

tertentu secara bersamaan disebut cross sectional (tabulasi silang) dimana

data yang dikumpulkan dari subjek sekaligus (Notoatmodjo, 2012).


63

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Ruang ANC Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Makassar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November sampai

Desember 2019.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung di

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar. Dengan jumlah ibu hamil

sebanyak 794 orang.

2. Sampel

Ibu hamil yang berkunjung di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Makassar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampling

aksidental. Sampling aksidental merupakan cara pengambilan sampel

dengan berdasarkan kebetulan bertemu. Dengan kriteris :

a. Kriteria Inklusi

1) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden

2) Ibu hamil trimester II dan III

3) Ibu hamil yang sehat atau kehamilan yang tidak mengalami

komplikasi
64

4) Kunjungan dibulan November-Desember 2019

b. Kriteria Eksklusi

1) Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden

2) Ibu hamil trimester I

3) Ibu hamil yang tidak sehat atau mengalami komplikasi

D. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

a. Data primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari sampel

penelitian oleh peneliti di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Makassar.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari pengambilan data

awal di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar.

2. Prosedur Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian yaitu :

a. Wawancara

Wawancara merupakan metode dalam pengumpulan data dengan

mewawancarai secara langsung dari responden yang diteliti, metode

ini memberikan hasil secara langsung, dan dapat dilakukan apabila


65

ingin tahu hal-hal dari responden secara mendalam serta jumlah

responden sedikit. Dalam metode wawancara ini dapat digunakan

instrument, seperti pedoman wawancara kemudian daftar periksa

atau checklist [CITATION Hid18 \l 1033 ].

b. Angket/Kusioner

Angket/kusiouner merupakan cara pengumpulan data melalui

pemberian angket atau kusioner dengan beberapa pertanyaan kepada

responden. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar

dan dapat membaca dengan baik yang dapat mengungkapkan hal-hal

yang bersifat rahasia. Pembuatan kusioner ini dengan mengacu pada

parameter yang sudah dibuat oleh peneliti terhadap penelitian yang

akan dilakukan.

3. Instrument Pengumpulan data

Instrument adalah alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan

data seperti kusioner atau lembar observasi. Pada penelitian yang akan di

lakukan menggunakan kusioner dengan skala likert dan guttman.

E. Pengolahan Data

Pengolahan data dapat dilakukan dengan cara komputerisasi seperti

SPSS, Epi Info, Nutri Survei, WHO Antro, GIS, atau sesuaikan dengan

kebutuhan penelitian.

1. Penyuntingan (Editing)
66

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Pengkodean (Coding)

Pengkodean yaitu pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang

berupa kalimat atau huruf.

3. Pemasukan data (Entry Data)

Pemasukan yaitu kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke

dalam program pengolahan data.

4. Pembersihan (Cleaning)

Pembersihan yaitu pencegahan kembali kemungkinan kesalahan seperti

kode, kelengkapan, dan sebagainya [CITATION Puj171 \l 1033 ].

F. Analisis Data

Analisa data dilakukan secara kuantitatif. Alat untuk analisis data

menggunakan computer dengan program Excel dan SPSS.

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap deskripsi responden dan deskripsi

variabel penelitian dengan menggunakan rumus :

f
P= × 100%
n

Keterangan :

P = Persentase
67

f = Frekuensi data yang ada

n = Total sampel

konstanta = 100%

(Chandra, 2010)

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariate digunakan untuk analisis hubungan atau menilai

adanya hubungan sesuai dengan perbandingan pada hipotesis penelitian

menggunakan uji statistic dengan rumus Chi Square menggunakan

software SPSS. Kesimpulan yang diambil dari pengujian hipotesis yaitu

berdasarkan analisis Chi Square dibandingkan dengan membandingkan

tabel nila Chi Square yaitu :

1) Jika X2 hitung > X2 tabel atau p < α, maka H0 ditolak dan Ha diterima

yang berarti ada hubungan antara variabel bebas (variabel

independen) dengan variabel terikat (variabel dependen) dengan taraf

kepercayaan 95,0% (α = 0,05).

2) Jika X2 hitung < X2 tabel atau p > α, maka H0 diterima dan Hα ditolak

yang berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas (variabel

independen) dengan variabel terikat (variabel dependen) dengan taraf

kepercayaan 95,0% (α = 0,05).

G. Penyajian Data

Data dari analisis univariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan data analisis bivariate disajikan dalam bentuk tabel yang

dinarasikan.
68

H. Etika Penelitian

Etika penelitian meliputi :

1. Informed Consent (lembar persetujuan) diberikan kepada subjek yang

akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang

dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah

pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan tersebut, jika responden menlak

untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati

hak-haknya.

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak boleh

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, cukup

dengan memberi kode pada masing-masing lembat tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti hanya kelompok

data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset [

CITATION Puj17 \l 1033 ].


69

DAFTAR PUSTAKA

Data ibu hamil di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar 2018, jumlah ibu
hamil 2018.

Fitriani, W. (2017). HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN


SIKAP IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI PUSKESMAS SAWA
KABUPATEN KONAWE UTARA .

Hidayat, A. A. (2018). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan.


Jakarta: Salemba Medika.
70

Kusmaningrum, R; S, Sariati. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap


Ibu Hamil dengan Pelaksanaan Senam Hamil di Puskesmas Turi Sleman.

Manuaba, IBG. 2012. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan

Nina, L. (2018). HUBUNGAN MOTIVASI DAN SIKAP DENGAN


PELAKSANAAN SENAM PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SAMPARA KABUPATEN KONAWE, 33-37.

Notoatmodjo, S. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Pratiwi, A M; Fatimah;. (2019). Patologi Kehamilan memahami berbagai


penyakit & komplikasi kehamilan. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru Pres.

Puji, E; dkk. (2016-2017). Pedoman Penulisan Skripsi Edisi 16 . Makassar.

Wardiyah, A; Hartati;. (2018). Pengaruh Demonstrasi Senam Hamil pada


Pengetahuan Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II
Kabupaten Lampung Utara, 190.

Widyawati, E. D., & Andriani, R. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil


Trimester II-III tentang senam hamil dengan melakukan senam hamil.

Yuliasari. (2010). Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pelaksanaan Senam


Hamil (Studi Ibu Hmail Trimester II dan III) di Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan .
71

Anda mungkin juga menyukai