Anda di halaman 1dari 3

Nama: Terryluana Dellya

Kelas: Manajemen A6

NIM: 31220235

Rangkuman Bab 10 “ Manajemen Rantai Pasok”

Tujuan dari setiap sistem rantai pasok adalah memasimumkan akumulasi nilai (value) dan profit
yang diciptakan oleh setiap komponen di dalam rantai pasok, yaitu nilai tambah yang diciptakan oleh
pemasok kepada manufaktur, manufaktur kepada distributor, dan dari distributor kepada konsumen.
Nilai ini tercipta dai nilai layanan dan harga sebuah produk jadi dengan total biaya yang ditanggung oleh
seluruh sistem rantai pasok.

Jika barang yang diterima konsumen rusak, maka konsumen berhak mengembalikan barang
tersebut dan diperbaiki oleh produsen, atau diganti dengan produk yang baru oleh produsen, setelah
barang atau jasa dikonsumsi oleh konsumen, maka konsumen akan memberikan umpan balik berupa
kepuasaan.

Komponen – komponen supply chain

1. Fasilitas
Tujuannya adalah meminimumkan biaya pengriman dan atau pengembalian produk/jasa
kepada konsumen, meningkatkan flesibilitas dan efisiensi, dan mendekatkan organisasi
kepada target konsumennya.
2. Proses produksi
Di dalam produksi proses ini termasuk aktivitas perencanaan kapasitas sumber daya
perusahaan untuk menghasilkan produk/jasa tersebut, pengendalian kualitas, dan
perencanaan beban kerja.
3. Inventori
Tiap barang yang disimpan sebagai inventori harus dipantau secara efektif.
4. Transportasi
Mendukung proses pemindahan barang di antara pihak pihak dalam supply chain, yang akan
memengaruhi inventori, fasilitas, tingkat efisiensi dan responsif organisasi terhadap
pemenuhan kebutuhan konsumen.
5. Informasi
Sebagai alat koordinasi antarpihak di dalam supply chain dan berperan sangat penting
terutama dalam mendukung operasional harian.
6. Pemasok
Terdiri dari proses memilih pemasok, memantau kegiatan operasional pemasok,
menevaluasi kinerja pemasok, mengadakan kerja sama jangka panjang, dan pengembangan
produk baru.
7. Harga
Harga berupa harga jual antar pihak di dalam supply chain. Setiap komponen di dalam
sistem supply chain harus terintegrasi dan melakukan koordinasi yang baik untuk dapat
bersaing dengan sistem supply chain dari pesaing.

Reverse Logistics
Merupakan bentuk return di dalam proses supply chain yaitu berupa produk yang dikembalikan
dari konsumen kepada proses sebelumnya. Kebijakan return memberikan nilai tambah melalui
pengambilan kembali barang barang dari konsumen untuk tujuan berikut ini.

1. Memperbaiki atau menghilangkan aset yang tidak diinginkan dari lokasi perdagangan dan
memindahkannya ke lokasi yang layak dan dapat dikontrol.
2. Memperpanjang usia pakai aset
3. Mendukung penerapan konsep green environment karena produk diolan kembali daripada
dibuang.
4. Pengecekan akibat kesalah produksi.

Menyeimbangkan Permintaan Dan Pasokan


Agar dapat menyeimbangkan permintaan dan pasokan, maka perusahaan/organisasi harus
mengetahui persyaratan produk/jasa dari konsumen yang terdiri dari:

1. Jumlah yang dibutuhkan ntuk setiap lot.


2. Lead time yang disetujui konsumen.
3. Variasi barang yang diinginkan.
4. Service level yang diharapkan.
5. Harga jual dan biaya pelayanan produk/jasa
6. Inovasi produk.

Kolaborasi Dan Integrasi


Agar dapat menyeimbangkan kondisi permintaan dan pasokan pada konsep Hau Lee,
dibutuhkan kolaborasi antarkomponen di dalam supply chain. Tujuannya untuk menjamin koordinasi
dalam jangka panjang.
Tujuan transactional collaboration adalah mencapai pelaksanaan transaksi yang efektif dan
efisien, serta jarang membutuhkan sistem informasi yan rumit. Contohnya jika terjadi kesepakatan
harga antara pemasok dan pembeli selama periode waktu tertentu. Maka prosesnya bisa segera
dilakukan. Sementara itu, dalam cooperative collaboration ada komitmen antarkomponen di dalam
suply chain untuk berbagi informasi peramalan inventori, penadaan barang, termasuk kapasitas
produksi. Dalam hal ini, alat bantu yang banyak digunakan adalah electronic data interchange.
Strategi
Kriteria penilaian dalam menentukan sistem supply chain terbiak pada industri di mana
organisasi beroperasi meliputi:
1. Flesibilitas Produksi
2. Kinerja pengiriman barang/jasa
3. Cash-to-cah cycle time
4. Inventory turn over
5. Kinerja total supply chain management
6. Menghlangkan disintermediation
7. Memperkecil bullwip effect
8. Logistik halal

Mengelola keamanan jaringan supply chain


Tujuan mengelola keamanan ini adalah mengurangi risiko terjadinya gangguan dalam proses
operasi supply chain, diantaranya hilangnya barang, sabotase infrastruktur dan informasi yang
bocor ke pesaing.
Jenis tindakan pengelolaan keamanan jaringan suplly chain meliputi:
1. Dasar
2. Reaktif
3. Proaktif
4. advanced

Anda mungkin juga menyukai