Kelompok 5 - Wawasan Ips
Kelompok 5 - Wawasan Ips
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan IPS SLTP/SLTA
Yang dibina oleh Ibu Putri Vina Sefaverdiana, S.Pd, M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok : 5
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan wawasan mengenai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan,
dengan judul “TANGGUNG JAWAB SOSIAL DARI BISNIS, HUMAN
RESOURCES MANAJEMEN”.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna
bagi pembacanya, terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang
berdemokrasi pancasila, karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dari beberapa rekomendasi yang dikeluarkan oleh Komisi Nasional Social Studies
Amerika Serikat ini terdapat dua isi pokok yakni tentang perumusan bahan pembelajaran dan
strategi pembelajaran untuk social studies. Komisi ini mengusulkan agar bahan pembelajaran
diorganisasikan secara terpadu (integrated), ukan hanya antardisiplin ilmu-ilmu sosial
melainkan juga antardisiplin ilmu sosial, ilmu alam dan humanitis.
Sementara strategi pembelajaran yang diusulkan antara lain strategi belajar yang dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah dan mengambil
keputusan. Strategi yang dituntut oleh komisi ini tampaknya cenderung mengarah kepada
perlunya pengembangan strategi pembelajaran atau pendekatan inkuiri karena pendekatan ini
memiliki karakteristik tentang kemampuan-kemampuan belajar di atas.
9
pada langkah berikutnya barulah mereka menggunakan keterampilan berfikir kritis untuk
melakukan pengujian atau penilaian terhadap ide-ide ini.
Ada 5 tahap dalam pelaksanaan inkuiri yang berangkat dari fakta sampai terjadinya
suatu teori. Tahap pertama, guru memberi permasalahan dan menjelaskan prosedur
pelaksanaan inkuiri kepada siswa. Guru harus menjelaskan tentang tujuan dan proses
pelaksanaan inkuiri dengan “yes and no questions” Artinya pertanyaan hendaknya disusun
sedemikian rupa sehingga jawabannya hanya “ya” dan “tidak”. Maksudnya adalah agar siswa
berpikir lebih teliti, dengan demikian menghindarkan siswa dari beban pemikiran, karena
adanya pertanyaan-pertanyaan yang terbuka (open-ended) dari guru. Pelaksanaan inkuiri
dapat dimulai dengan masalah, ide, atau pikiran yang sederhana, utamanya adalah siswa
mendapat pengalaman proses berpikir secara inkuiri. Tahap kedua, adalah verifikasi, yaitu
siswa mengumpulkan data atau informasi
tentang peristiwa/masalah yang telah mereka lihat atau alami, dengan mengajukan pertanyaan
sedemikian rupa sehingga guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Tahap ketiga, melakukan
eksperimentasi, siswa mengajukan faktor atau unsur baru ke dalam permasalahan agar dapat
melihat apakah peristiwa itu dapat terjadi secara berbeda. Eksperimen mempunyai dua fungsi
yaitu eksplorasi dan menguji langsung. Eksplorasi adalah merubah sesuatu untuk melihat apa
yang akan terjadi dan tidak perlu bimbingan teori atau hipotesis. Sedangkan, menguji
langsung terjadi bila siswa melakukan uji coba teori atau hipotesis. Proses merubah hipotesis
kedalam eksperimentasi itu tidak mudah dan perlu latihan atau praktik. Selanjutnya, guru
harus memperdalam proses inkuiri siswa dengan memperluas jenis-jenis informasi yang
diperoleh.
Dalam proses verifikasi siswa dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang: benda
(objects), sifat (properties), kondisi (conditions), dan peristiwa (events).
Pertanyaan tentang benda, dimaksudkan untuk menentukan sifat alami atau identitas benda.
Contoh: Apakah pembuangan limbah industri dapat menyebabkan pencemaran air di
lingkungan sekitar? Pertanyaan tentang peristiwa dimaksudkan untuk memverifikasi kejadian
atau keadaan dari suatu peristiwa. Tahap keempat, guru meminta siswa untuk mengorganisir
12
data dan menyusun suatu penjelasan. Artinya data tersebut setelah diorganisir kemudian
dideskripsikan sehingga menjadi suatu paparan hasil temuannya. Tahap kelima, siswa
diminta untuk menganalisis proses inkuiri. Dalam hal ini siswa boleh mengevaluasi tentang
pertanyaan yang diajukan guru apakah efektif atau tidak, mungkin ada informasi penting
tetapi siswa tidak tahu cara memperolehnya sehingga data atau informasi tersebut tidak
ditemukan. Analisis dari siswa ini penting karena menjadi dasar pelakasanaan inkuiri
berikutnya, artinya guru harus memperbaiki kekurangan-kekurangan atau kesalahan yang
telah dilakukan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Agar pendidikan IPS tidak menjadi menyesatkan seperti pelaksanaan program pada
awalnya, mewujudkan IPS yang bermakna, Integratif, Berbasis Nilai, Menantang, dan
Membuat Siswa Belajar Aktif. Kompetensi dalam IPS perlu diinterpretasi dalam keutuhan
dan keseluruhan status visi dan misi IPS dalam tardisi sebagai pendidikan Kewarganegaraan,
Pendidikan Ilmu Sosial, Pendidikan Inquiri Reflektif, Pembelajaran Terpadu, dan Pendidikan
Partisipasi Sosial.
Perwujudannya dalam kurikulum, pembelajaran, dan penilaian yang dikembangkan
oleh Guru perlu mempertimbangkan penerapan prinsip-prinsip konstruktivisme sosial yang
berasumsi bahwa pembangun Pengetahuan Sosial dalam proses belajar IPS yang autentik
sesungguhnya adalah siswa itu sendiri.
Namun, dalam pengembangannya Guru IPS tentu tidak perlu bekerja sendiri. Ia dapat
bekerja sama dengan Teman Sejawat, Siswa, Orang Tua Siswa, Pakar Pendidikan Bidang
Studi, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, dan Pembina dari Dinas Pendidikan Kabupaten dan
Propinsi.
3.2 Saran
Menurut pendapat saya upaya pembaharuan pembalajaran IPS di indonesia sudah
bagus, saya sangat setuju dengan metode pendekatan pembelajaran IPS di indonesia yaitu,
pendekatan inkuiri. Karena pengertian pendekatan inkuiri sendiri adalah kegiatan belajar
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis dan analitis. Sehingga, mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan percaya diri, karena tujuan pembelajaran IPS sendiri ialah harus dapat
membantu siswa mengembangkan kemampuan membuat keputusan yang bersifat reflektif,
sehingga siswa dapat memecahkan masalah pribadi dan membentuk kebijakan umum. Karena
14
mata pelajaran IPS sendiri berhubungan dengan berbagai masalah sosial, ekonomi, politik
yang menekankan siswa harus kreatif, logis, dan kritis.
DAFTAR RUJUKAN
Irawan, Andhy. 2014. Pendekatan, Strategi, Metode, Tehnik dan Model Pembelajaran
(Andhy-brenjenk.blogspot.com) Diakses pada 23 Maret 2015 12.00.
Ardana, S. 2012. Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran Pendidikan IPS SD. [online].
Tersedia: http://ardanasunarti86.blogspot.com/2012/11/pendekatan-inkuiri-dalam-
pembelajaran.html.
Chairuniisa, A. 2012. Pembelajaran IPS. [online]. Tersedia:
http://anahmumuy.blogspot.com/2012/03/pembelajaran-ips.html.
15
16