Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Kompri (2016:15) pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan

oleh orang dewasa (pendidik) dalam menyelengarakan kegiatan pengembangan

diri peserta didik agar menjadi manusia yang paripurna sesuai dengan tujuan yang

telah ditentukan sebelumnya. Pendidikan bisa membantu manusia mengangkat

harkat dan martabatnya dibandingkan manusia yang tidak berpendidikan.

Menurut Prawira (2011: 13) proses pendidikan sesungguhnya telah

berlangsung semenjak bayi manusia dilahirkan ke dunia. Semenjak seseorang

dilahirkan telah tersentuh pendidikan yang diberikan oleh orangtuanya.

Sesederhana apa pun bentuk pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada

anak yang dilahirkannya, pasti telah terjadi transfer nilai nilai pendidikan pada

anak tersebut.

Menurut Yunus (2013: 1) Eksistensi pendidikan bagi kehidupan manusia

merupakan suatu yang penting karena kodrat manusia merupakan makhluk

individu sekaligus sebagai makhluk sosial yang memiliki akal pikiran untuk

dikembangkan sebagai bekal dirinya dalam menjalani hidup dan kehidupan.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa cabang kesenian yang ada di Indonesia

meliputi seni tari, seni musik, seni rupa, seni teater , dan seni sastra.

Pendidikan seni sebagai bentuk untuk membentuk sikap dan kepribadian

anak yang mempunyai fungsi-fungsi jiwa yang meliputi fantasi, sensitivitas,

kreativitas dan ekspresi. Seseorang anak dapat berfantasi terhadap hasil karyanya,

1
2

melalui perasaan anak menuangkan ide gagasannya kedalam hasil karya

menjadikan anak sensitivitas, menjadikan anak memiliki kreativitas yang baik,

dan mengekspresikan hasil karya seni.

(http://seputarpengertian.blogspot.com/2017/02/pengertian-pendidikan-seni-serta-

tujuannya).

Pendidikan seni di sekolah merupakan media pengembangan kreatifitas

dan pengembangan bakat seni bagi peserta didik. Pendidikan seni memiliki

peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan

memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multi kecerdasan.

Melalui kesenian ungkapan perasaan seseorang dituangkan kedalam kreasi dalam

bentuk seni seperti sastra, musik, seni visual, tari dan drama, yang mengandung

unsur-unsur keindahan dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain.

(http://scdc.binus.ac.id/himpgsd/2017/03/pendidikan-seni-di-sekolah-seberapa-

pentingkah)

Secara singkat seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni

dengan media yang bisa ditangkap oleh mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan

ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna,

tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika. Seni rupa dibedakan ke dalam

tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murni, kriya, dan desain. Seni rupa

murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan ekspresi

pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan

produksi.

Kerajinan merupakan produk yang dihasilkan manusia yang dapat dilihat

dari berbagai aspek kehidupan yang tumbuh di negara kita. Dalam bidang seni
3

kerajinan yang mempunyai kecendrungan diproduksi secara massal sangat tepat

apabila di dalam penggalian dan penuangan ide mengakar pada seni tradisi.

Bahkan tidak dipungkiri lagi, bahwa akar dari seni rupa yang berkembang di

Indonesia merupakan cerminan dari seni tradisi. Karya seni kerajinan digolongkan

kedalam kelompok seni rupa, karya seni kerajinan dalam proses penciptaan dan

pembuatannya tidak terlepas dari unsur-unsur desain seperti garis, bidang, warna,

dan tekstur, sehingga bentuk dan wujud dari sebuah karya seni kerajinan dapat

dilihat dan diraba.

Pada dasarnya pengerajin menghasilkan karya seni sebagai bisnis

sekaligus kegiatan seni. Setiap karya seni dengan tujuan bisnis harus terkonsep

pada aturan bisnis. Kerajinan yang dibuat dengan tujuan bisnis dapat dijadikan

sebagai barang Souvenir/ cenderamata. Cenderamata merupakan hadiah yang

diberikan sebagai kenang-kenangan atau sebagai pengingat suatu peristiwa.Pada

masa sekarang cenderamata biasa kita jumpai dalam acara perkawinan ataupun

ulang tahun. Bahkan saat ini sudah merambah pada event promosi suatu usaha,

peringatan kematian, syukuran kelahiran, syukuran hajatan dan sebagainya.Selain

itu cenderamata dapat juga merupakan suatu kerajinan yang dihasilkan suatu

daerah dan dapat dijadikan sebagai oleh-oleh bagi wisatawan. Adapun jenis

cenderamata diantaranya: hiasan lemari es, gantungan kunci, hiasan pensil, krans

akar wangi, tempat pensil, hiasan toples, frame foto, aneka kotak, bros, dan

sebagainya

Di Sulawesi Selatan salah satu icon yang terkenal adalah perahu pinisi.

Perahu pinisi merupakan lambang dari Kabupaten Bulukumba, dimana

bulukumba biasa dikenali dengan sebutan Bumi Panritta Lopi. Sejauh ini sudah
4

banyak orang yang tertarik dengan pinisi. Baik pinisi berupa perahu, lukisan,

gantungan kunci, lukisan di baju dan lain sebagainya. Pinisi dijadikan sebagai

cenderamata. Dalam hal ini salah satu bahan yang biasa digunakan dalam

membuat pinisi sebagai cenderamata adalah kayu. Namun ada beberapa bahan

yang bisa dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan cenderamata pinisi, salah

satunya adalah kayu dan tempurung kelapa.

Menurut Rohidi (2011:27) Dalam bidang pendidikan seni, yaitu proses

pendidikan dengan menggunakan atau melalui seni sebagai medianya, khususnya

yang berlangsung di sekolah-sekolah umum, perubahan pandangan juga mulai

tampak. Pandangan selama ini didominasi oleh psikolagi perkembangan, filsafat

dan sejarah, mulai tampak, dan sesungguhnya harus, diperkaya dengan bidang

ilmu-ilmu yang lainya seperti antropologi, sosiologi, ekonomi, politik, dan bahkan

biologi, sibernetika, dan sebagainya.

Pembelajaran seni adalah pembelajaran yang menekankan pada beberapa

aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut berperan

penting dalam pembelajaran seni. Menurut pandangan mutjaba S.Pd guru

pengajar bidang studi kesenian yaitu bahwa aspek psikomotorik karena

perkembangan kemampuan individu melalui keterampilan diri sangat diutamakan

dalam belajar berkesenian. Hal itu, juga tercermin dalam pembelajaran seni rupa

karena merupakan salah sutu cara untuk mengembangkan keterampilan dari anak

serta meningkatkan otak kanan dalam berkreativitas, mengembangkan ide atau

gagasan atau ide dalam wujud yang nyata.

Pembelajaran seni budaya di MA Aisyiah Sungguminasa sudah

berjalan dengan baik sesuai dengan kurikulum yang digunakan, namun pada
5

pembelajaran Seni Budaya khususnya dalam membuat karya belum terlalu

diperhatikan karena banyak guru yang hanya sekadar menjelaskan tentang teori

seni budaya namun tidak member kesempatan kepada siswa untuk berkarya. Hal

ini menyebabkan kurangnya kreativitas yang diciptakan oleh siswa.

Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti “Proses

pembuatan cenderamata pinisi dari bahan kayu dan media tempurung

kelapa pada siswa kelas XI MA Aisyiah Sungguminasa “. Penelitian ini

dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan

cenderamata pinisi dari bahan kayu dan media tempurung kelapa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses pembuatan cenderamata pinisi pada siswa kelas XI MA

Aisyiah Sungguminasa?

2. Bagaimana kualitas hasil cenderamata pinisi yang dihasilkan oleh siswa kelas

XI MA Aisyiah Sungguminasa?

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dituliskan di atas, maka tujuan

pada penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Bagaimana proses pembuatan cenderamata pinisi siswa

kelas XI MA Aisyiah Sungguminasa.


6

2. Bagaimana kualitas hasil cenderamata pinisi yang dihasilkan oleh siswa kelas

XI MA Aisyiah Sungguminasa.

D. Manfaat Penelitian

1. Siswa mampu mengasah kemampuannya dalam pembuatan karya seni

khususnya pembuatan cenderamata dari bahan kayu dan media tempurung

kelapa dalam mata pelajaran seni budaya pada siswa kelas XI MA Aisyiah

Sungguminasa .

2. Tersedianya materi pembelajaran yang siap pakai seperti yang akan

dikembangkan pada penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dan siswa

di MA Aisyiah Sungguminasa, khususnya dalam pembelajaran seni budaya.

3. Materi pembelajaran yang dikembangkan ini dapat pula dijadikan sebagai

model bagi guru-guru bidang studi seni budaya dalam mengembangkan materi

pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai