Anda di halaman 1dari 29

KARYA TULIS ILMIAH NASIONAL

PEMANFAATAN LIMBAH AIR KELAPA (Cocos nucifera) SEBAGAI ZAT


PENGATUR TUMBUH (ZPT) PADA TUMBUHAN PUCUK MERAH
(Syzygium oleana)

Diusulkan Oleh:
Karina Agustin G1B018020/2018
Leza Putri Utami G1D018014/2018
Tini A.P Pasaribu G1F018008/2018

UNIVERSITAS BENGKULU
KOTA BENGKULU
PROVINSI BENGKULU
TAHUN 2019

i
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul : Pemanfaatan Limbah Air Kelapa
(Cocos nucifera) sebagai Zat Pengatur
Tumbuh (ZPT) pada Tumbuhan Pucuk
Merah (Syzygium Oleana)
2. Ketua Kelompok
a. Nama Lengkap : Karina Agustin
b. NIM : G1B018020
c. Jurusan : Teknik Sipil
d. Perguruan Tinggi : Universitas Bengkulu
e. Alamat : Desa Sidorejo, Kec. Pondok Kelapa,
Kab. Bengkulu Tengah, Bengkulu
f. No Telp/ Hp : 081278085954
3. Email : agustinkarina54@gmail.com
4. Nama Anggota/ Jurusan/ Angkatan : 1. Leza Putri Utami/Teknik
Elektro/2018
2. Tini A.P Pasaribu/Sistem
Informasi/2018
5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap : Besperi, S.T., M.T.
b. NIP/ NIK : 19730318199802 1 001
c. Alamat :
d. No Telp/ Hp :
e. Email :

Bengkulu, 14 Februari 2019


Menyetujui Ketua Kelompok,

Karina Agustin
NIM: G1B018020

ii
LEMBAR PERITYATAAI\I ORISINALITAS KARYA
LOMBA KARYA TT]LIS ILMIAII TINGKAT
NASIONAL *MOCE 2019'
Judul Karya Tulis : Pemanfaatan Limbah Air Kelapa (Cocos nuc,tfera)
:bugui Zat Pengatur Tumbuh (ZpT) pada Tumbuhan
Nama Ketua Pucuk Merah (Syzygium oleano): Karina Agustin

Nama Anggota : l.I*zaPutri Utami

2. Tini Pasaribu

. yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan


Sry yang
tersebut di atas *"T*-g-g.o*
bahwa karya tulis
9...og*t-"9ut -oopuk*
oleh penulis gam belum pernah Apuutitcasitan arJ ut"
karya orisinaiyang
$buat dilombakan di luar
kegiatan "Lomba Karya Tuld Ilmiah fiogkut Nasional,j yang
diselenggamkan
dalam rangka "MOCE 2019". Demikiai pernyataan iri
d-i ilifl"g*
XFI*ff dao apafila terbukti pelanggaran ai Oufu."yu, maka kami
didiskuali:tikasi dari kompetisi inisebalii uentut peGdmeiawaban
5iap ffip
kami.

Bengkulu, 14 Februari 2019


Menyetujui E

$dostr Fendxupir*n;

]t
4F-
{'t
f P.q'#i. $"L h4,,n'
HIF.re73fl3tstw: I 00t Karina Asustin
llIM: clB01E020

ltr
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah


memberikan kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini. Karya tulis ilmiah yang telah terselesaikan ini berjudul “Pemanfaatan Limbah
Air Kelapa (Cocos nucifera) Sebagai Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Pada
Tumbuhan Pucuk Merah (Syzygium oleana)”.
Besar harapan kami karya tulis ilmiah ini dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat ataupun pihak yang berkepentingan. Selain itu, karya tulis ilmiah ini
dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami selaku penulis.
Terselesainya karya tulis ilmiah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari bentuk maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca
sangat penulis harapkan, untuk penyempurnaan karya tulis ilmiah selanjutnya.

Bengkulu, Februari 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
LEMBAR ORISINALITAS KARYA ................................................................ iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................ 2
1.5 Hipotesis ........................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa ............................................................................................... 4
2.2 Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) ............................................................ 7
2.3 Pucuk Merah ..................................................................................... 7
2.4 Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif (Stek) .............................. 9
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 12
3.2 Alat dan Bahan Penelitian .............................................................. 12
3.3 Rancangan Penelitian ..................................................................... 12
3.4 Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 13
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Pucuk Merah .......... 15
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 18
5.2 Saran ............................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

v
DAFTAR TABEL

Tabel. 1. Kandungan Gizi Air Kelapa Muda dan Kelapa Tua....................................... 5


Tabel 2. Data Hasil Sidik Ragam Pengaruh ZPT Terhadap Daya
Tumbuh Stek Pucuk Merah .................................................................................15
Tabel 3. Pengamatan Pengaruh ZPT Terhadap Daya Tumbuh Stek
Pucuk Merah ............................................................................................................ 16

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Buah Kelapa Gading ........................................................................................... 6


Gambar 2. Stek Tanaman Pucuk Merah ...........................................................................12
Gambar 3. Pohon Induk Tanaman Pucuk Merah Sebagai Sumber Bahan Stek ..... 14

vii
ABSTRAK

Indonesia memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi dan


hampir terdapat di seluruh dataran Indonesia. Tumbuhan sendiri mempunyai
peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah
tanaman pucuk merah. Tanaman ini memiliki nilai jual yang tinggi serta prospek
ekonomis yang cerah. Perbanyakan pucuk merah yang lazim dilakukan adalah
dengan penyetekan (perbanyakan tanaman secara vegetatif). Penyetekan disini
memerlukan adanya kerja zat pengatur tumbuh (ZPT) sitokinin. Hal ini
dikarenakan harga zat pengatur tumbuh (ZPT) sintetik cukup mahal, maka
diperlukan adanya ZPT alami salah satunya air kelapa. Hasil penelitian
sebelumnya menyebutkan bahwa dalam 1 liter air kelapa muda mengandung ZPT
kinetin (sitokinin) sebesar 273,62 mg dan beberapa mineral lainnya. Penelitian ini
menggunakan 2 perlakuan. Setiap perlakuan percobaan terdiri atas 20 stek
tanaman pucuk merah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian
ZPT berpengaruh nyata terhadap perbanyakan tanaman hias pucuk merah secara
vegetatif (stek). Hal ini dapat dilihat dari penggunaan ZPT dalam perbanyakan
tanaman pucuk merah secara vegetatif sudah efisien dimana randemen yang
diperoleh adalah 70%, sedangkan pada tanaman kontrol hanya 45%. Sehingga
penggunaan ZPT air kelapa layak direkomendasikan. Hasil penelitian ini
diharapkan mampu memberikan referensi yang dapat digunakan untuk
pengembangan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pemanfaatan air
kelapa sebagai ZPT pada tumbuhan pucuk merah, serta memberikan informasi
kepada petani pucuk merah ataupun tanaman lainnya tentang perbanyakan bibit
yang berkualitas dan tidak membutuhkan banyak biaya dalam skala besar.

Kata Kunci: Kelapa, Zat Pengatur Tumbuh (ZPT), Pucuk Merah, Perbanyakan
Tanaman Secara Vegetatif (Stek).
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi dan
hampir terdapat di seluruh dataran Indonesia. Tumbuhan sendiri mempunyai
peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah
tanaman pucuk merah. Pucuk Merah merupakan jenis tanaman hias yang
tergolong dalam family myrtaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama pucuk
merah karena tunas daun yang baru tumbuh pada bagian pucuk berwarna
merah menyala. Pucuk merah banyak ditanam dipekarangan rumah bahkan
sekolah. Tanaman ini memiliki nilai jual yang tinggi serta prospek ekonomis
yang cerah. Keindahan warna pucuk daun yang merah meyala menyebabkan
pucuk merah banyak diminati oleh masyarakat.
Perbanyakan pucuk merah yang lazim dilakukan adalah dengan
penyetekan. Penyetekan disini merupakan pemotongan bagian tanaman,
potongan tersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru.
Kondisi ini memerlukan adanya kerja zat pengatur tumbuh (ZPT) sitokinin
seperti benzil adenin (BA), 2-iP dan kinetin (Yusnita 2003). Aplikasi
penambahan ZPT dalam kultur jaringan merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan tingginya biaya produksi. Hal ini dikarenakan harga ZPT
sintetik cukup mahal dan tidak selalu ready stock. Oleh karenanya diperlukan
adanya ZPT alami yang dapat digunakan untuk menggantikan peran ZPT
(sitokinin) sintetik. ZPT alami dapat diperoleh dari berbagai buah-buahan,
salah satu diantaranya adalah air kelapa (Seswita 2010).
Pemanfaatan air kelapa sebagai ZPT alami terbukti efektif pada kultur
jaringan temulawak (Seswita 2010, Kristina & Syahid 2012 ), nilam
(Surrachman 2011), anggrek kantong semar (Sari et al. 2011), dan beberapa
spesies tanaman lainnya.
Kristina & Syahid (2012) menyebutkan bahwa dalam 1 liter air kelapa
muda mengandung ZPT kinetin (sitokinin) sebesar 273,62 mg dan beberapa
mineral lainnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut belum dapat
disimpulkan bahwa adanya kandungan sitokinin dalam air kelapa dapat
2

menggantikan peran ZPT (sitokinin) sintetik. Oleh karenanya diperlukan


penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan limbah air kelapa yang
berpengaruh optimal terhadap pertumbuhan pucuk merah, sehingga dapat
digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menggantikan peran sitokinin
sintetik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah yang akan dibahas adalah bagaimana pengaruh air kelapa terhadap
pertumbuhan pucuk merah ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dari
karya tulis ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh air kelapa
terhadap pertumbuhan pucuk merah.

1.4 Manfaat Penulisan


Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi yang
dapat digunakan untuk pengembangan penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan pemanfaatan air kelapa sebagai ZPT pada tumbuhan pucuk merah,
serta memberikan informasi kepada petani pucuk merah ataupun tanaman
lainnya tentang perbanyakan bibit yang berkualitas dan tidak membutuhkan
banyak biaya dalam skala besar.

1.5 Hipotesis
Dalam penelitian ini memiliki hipotesis, yaitu diduga pemberian ZPT
berpengaruh terhadap pertumbuhan stek tanaman hias pucuk merah.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa
Pohon kelapa termasuk jenis Palmae yang berumah satu (monokotil).
Batang tanaman tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Adakalanya
pohon kelapa dapat bercabang, namun hal ini merupakan keadaan yang
abnormal, misalnya akibat serangan hama tanaman.
Dalam tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan,
tanaman kelapa (Cocos nucifera) dimasukkan ke dalam klasifikasi sebagai
berikut.
Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Sub-Divisio : Angiospermae (Berbiji tertutup)
Kelas : Monocotyledonae (biji berkeping satu)
Ordo : Palmales
Familia : Palmae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.
Kelapa memiliki berbagai nama daerah. Secara umum, buah kelapa
dikenal sebagai coconut, orang Belanda menyebutnya kokosnoot atau
klapper, sedangkan orang Prancis menyebutnya cocotier. Di Indonesia kelapa
biasa disebut krambil atau klapa (Jawa). (Warisno, 2003)
Di Indonesia, tanaman kelapa telah dikenal sejak ratusan tahun lalu.
Sejak abad ke-19, hasil dari pohon kelapa (yaitu minyak kelapa) mulai
diperdagangkan dari Asia ke Eropa. Perdagangan minyak kelapa antara
Ceylon dan Inggris maupun antara Indonesia dan Belanda dimulai sejak
berdirinya VOC (Verenigde Oost Indische compagnie). Karena perdagangan
minyak kelapa dan kopra terus meningkat, maka para penanam modal asing
di Indonesia, terutama Belanda, mulai tertarik untuk membuat perkebunan
kelapa sendiri.
Tanaman kelapa merupakan komoditi ekspor dan dapat tumbuh
disepanjang pesisir pantai khususnya, dan dataran tinggi serta lereng gunung
4

pada umumnya. Tanaman kelapa juga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat


pada bagian-bagian tanamannya. Nyaris tak ada bagian dari tanaman kelapa
yang tidak bermanfaat bagi kehidupan, namun banyak orang memperlakukan
air kelapa justru hanya sebagai limbah karena bingung memanfaatkannya.
Padahal air kelapa memiliki manfaat untuk merangsang pertumbuhan
tanaman (Lienaaifen, 2009). Berikut ini dapat dilihat kandungan zat gizi air
kelapa muda dan air kelapa tua.
Tabel. 1. Kandungan Gizi Air Kelapa Muda dan Kelapa Tua
No. Sumber Air (dalam 100 Kelapa Kelapa
gr) Muda Tua (%)
(%)
1. Kalori 17 kal -
2. Protein 0,2 g 0,14 g
3. Lemak 1,0 g 1,50 g
4. Karbohidrat 3,8 g 4,60 g
5. Kalsium 15,0 mg -
6. Fosfor 8,0 mg 0,50 mg
7. Besi 0,2 mg -
8. Akvitas Vitamin A 0,0 mg -
9. Asam Askrobat 0,01 U -
10. Air 95,50 g 91,50 g
11. Bagian yangdapat 100 -
dimakan
Sumber : Lienaaifen (2009)
Air kelapa mengandung hormon sitokinin dan auksin masing masing
sekitar 5,8 mh/I dan 0,07 mg/l. Kandungan hormon ini menyebabkan air
kelapa dapat merangsang tumbuhnya tunas batang dan akan tanaman
(Dwijoseputro, 1994).
Hormon sitokinin adalah hormon yang diproduksi oleh ujung akar yang
akan ditranslokasikan ke bagian atas tanaman untuk mengintruksikan sel-sel
tanaman membentuk tunas, sedangkan hormon auksin adalah hormon yang
diproduksi pada ujung tanaman untuk ditranlokasikan ke bagian perakaran
5

untuk mengintruksikan sel akar untuk membelah membentuk tunas akar


(Dwijoseputro, 1994).
Air kelapa merupakan cadangan makanan cair, sumber energi dan
mengandung zat pengatur tumbuh. Air kelapa yang baik untuk digunakan
dalam kultur jaringan adalah air kelapa muda yang daging buahnya berwarna
putih dan masih dapat diambil dengan menggunakan sendok (haryadi &
pamenang 1983).
Air kelapa adalah endosperm cair pada kelapa yang terbentuk sekitar
2 bulan setelah penyerbukan. Menurut penelitian, air kelapa menyumbang
25% dari berat buah, dengan komposisi dasar terdiri atas 95.5% air, 4%
karbohidrat, 0.1% lemak, 0.02% kalsium, 0.01% fosfor, 0.5% besi. Selain
terdapat komposisi mineral, air kelapa juga mengandung asam amino,
vitamin C dan vitamin B kompleks serta garam mineral (Vigliar et al. 2006).
Air kelapa yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kelapa gading
yang dicirikan dengan volume air masih memenuhi buah dan keadaan
endosperm padat (daging kelapa) yang belum menebal.

Gambar 1. Buah kelapa gading


Hasil analisis Kristina dan Syahid (2012) menyatakan bahwa
kandungan kimia air kelapa muda menunjukkan komposisi ZPT kinetin
(sitokinin) sebesar 273,62 mg/l dan zeatin 290,47 mg/l, sedangkan kandungan
6

IAA (auksin) adalah 198,55 mg/l. Selain kandungan ZPT, kandungan vitamin
dalam air kelapa dapat dijadikan substitusi vitamin sintetik yang terkandung
pada media MS. Kandungan hara makro seperti N, P, dan K, serta beberapa
jenis unsur mikro dalam air kelapa muda juga berpeluang dikembangkan
lebih lanjut sebagai upaya substitusi unsur hara makro dan mikro serta
sumber karbon, yakni sukrosa. Menurut Vigliar et al. (2006), konsentrasi
garam mineral dan sukrosa air kelapa menurun seiring dengan bertambahnya
umur dari 6-9 bulan.

2.2 Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)


Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) merupakan senyawa-senyawa lain yang
memiliki karakteristik yang sama dengan hormon, tetapi diproduksi secara
endogen (Zulkarnain 2009). ZPT bertugas dalam pengaturan metabolik dalam
pertumbuhan tanaman. ZPT ditambahkan karena eksplan belum mampu
menciptakan hormon pertumbuhan secara endogen dengan kadar yang
dibutuhkan dalam proses pertumbuhannya. Konsentrasi pemberian ZPT
dalam media kultur biasanya diberikan sesuai dengan tujuan kultur. Pada
pengulturan untuk menumbuhkan dan menggandakan tunas aksilar atau
menumbuhkan tunas adventif, ZPT yang digunakan adalah sitokinin.
Sitokinin adalah salah satu jenis hormon tumbuhan yang berperan dalam
pembelahan sel serta mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Mekanisme
kerja sitokinin hampir sama dengan kinetin namun dalam praktek kultur
jaringan umumnya peneliti menggunakan sitokinin (Zulkarnain 2009).

2.3 Pucuk Merah


Pucuk Merah adalah jenis tanaman hias yang tergolong dalam family
myrtaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama pucuk merah karena tunas daun
yang baru tumbuh pada bagian pucuk berwarna merah menyala. Daun pucuk
merah berupa daun tunggal berbentuk oval, bertangkai sangat pendek,warna
daun mengalami perubahan, ketika baru tumbuh berwarna merah menyala,
kemudian berubah menjadi coklat, lalu berubah lagi menjadi warna hijau.
Ukuran daun memiliki panjang ± 6 cm dan lebar ± 2 cm dan memiliki
7

pertulangan daun menyirip. Bunga pucuk merah merupakan bunga majemuk.


Akar pucuk merah berupa akar tunggang. Reproduksi pucuk merah secara
alami adalah dengan biji (www.biodiversitywarriors.html). Sistematika
Tumbuhan Pucuk Merah :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium oleosum (F.Muell.) B.Hyland
Nama Lokal : Pucuk Merah (Herbarium Medanese, 2015)
Tanaman pucuk merah berkerabat dekat dengan tanaman jambu air,
salam, juwet, jambu darsono, kelompok watu (jambu batu), dan masih banyak
lagi, karena diperkirakan terdapat sekitar 1.100 spesies dari genus Syzygium
ini. Ciri khas dari jenis tumbuhan ini jika daunnya diremas akan
mengeluarkan aroma khas minyak atsiri yang biasanya terdapat juga pada
berbagai jenis Syzygium lainnya (Utami, N.S. 2013).
Daun pucuk merah berupa daun tunggal berbentuk lancet; bertangkai
sangat pendek hampir duduk; tumbuh berhadapan; permukaan daun bagian
atas mengkilat; warna daun mengalami perubahan. Ketika baru tumbuh
berwarna merah menyala, kemudian berubah menjadi coklat, lalu berubah
lagi menjadi warna hijau; ukuran panjang daun sekitar 5 cm dan lebar daun
sekitar 2 cm; pertulangan daunnya menyirip (Utami, N.S. 2013).
Bunga pucuk merah berupa bunga majemuk tersusun dalam malai
berkarang terbatas. Pada bunga Pucuk Merah yang sudah mekar, tampak
adanya kepala putik berwarna putih dengan tangkai putik yang berukuran
lebih pendek dibandingkan dengan benang sarinya, posisi putik tepat di
tengah. Tangkai sari berwarna putih, berukuran lebih panjang dari putiknya,
berjumlah sangat banyak dengan kepala sari berwarna kuning muda (Utami,
N.S. 2013).
8

Buah pucuk merah berbentuk bulat agak pipih; pada permukaan bagian
atas terdapat cekungan di bagian tengah; diameter buah sekitra 0,7 cm. Ketika
buah sudah tua berwarna hitam mengkilat, rasanya manis dengan aroma yang
khas sebagaimana buah dari famili Myrtaceae (jambu-jambuan). Bijinya
berbentuk agak bulat; permukaan tidak rata; berwarna coklat agak ungu;
diameternya sekitar 3-4 mm (Utami, N.S. 2013).
Batang pucuk merah keras berkayu sebagaimana pohon dari genus
Syzygium. Jika tidak terus menerus dipangkas maka tingginya dapat
mencapai sekitar 7 m. Sedangkan akarnya berupa akar tunggang, sehingga
bisa menahan pohonnya yang tinggi (Utami, N.S. 2013).
Perbanyakan tanaman pucuk merah secara alami adalah dengan benih.
Namun secara komersial tanaman ini dapat diperbanyak dengan cara cangkok
atau stek batang. Untuk perawatan tanaman pucuk merah yang ditanam di pot
agar daun berwarna merah maka harus dipangkas 2-3 bulan sekali. Tanaman
ini juga harus diberi pupuk NPK setiap 2-3 bulan sekali, agar tidak
mengalami defisiensi yang mengakibatkan daunnya menjadi keriting (Utami,
N.S. 2013).

2.4 Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif (Stek)


Perkembangbiakan pada tumbuhan dilakukan dengan cara
generatif (kawin) dan vegetatif (tidak kawin). Perkembangbiakan secara
vegetatif (tidak kawin) pada tanaman dapat terjadi secara alami (umbi, tunas,
stolon, rhizoma, spora) dan secara buatan (cangkok, stek, menyambung,
menempel, merunduk).
Wudianto (1993) mendefinisikan stek sebagai suatu perlakuan
pemisahan, pemotongan beberapa bagian tanaman (akar, batang, daun dan
tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu membentuk akar.
Definisi lain dari stek adalah salah satu cara pembiakan tanaman
tanpa melalui proses penyerbukan (generatif) tetapi dengan jalan pemotongan
batang, cabang, akar muda, pucuk, atau daun dan menumbuhkannya dalam
media padat atau cair sebelum dilakukan penyapihan. Dengan dasar itu maka
9

muncullah istilah stek akar, stek batang, stek daun, dan sebagainya
(Wiratama, 2013).
Tanaman yang dihasilkan dari stek biasanya mempunyai sifat
persamaan dalam umur, ukuran tinggi, ketahanan terhadap penyakit dan sifat-
sifat lainnya. Selain itu kita juga memperoleh tanaman yang sempurna yaitu
tanaman yang mempunyai akar, batang, dan daun yang relatif singkat
(Wudianto, 1993).
Berkaitan dengan persiapan bahan stek, Yasman dan Smits (1988)
dalam Wiratama (2013) menerangkan pemotongan bagian pangkal stek
sebaiknya 1 cm di bawah buku (node) karena sifat anatomis dan penimbunan
karbohidrat yang banyak pada buku tersebut adalah lebih baik untuk
perakaran stek.
Terbentuknya akar pada stek merupakan indikasi keberhasilan dari
stek. Adapun hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek
adalah faktor lingkungan dan faktor dari dalam tanaman. Faktor lingkungan
yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek yaitu: media perakaran,
suhu, kelembaban, dan cahaya (Hartman dan Kester, 1983 dalam Wiratama,
2013).
Media perakaran berfungsi sebagai pendukung stek selama
pembentukan akar, memberi kelembaban pada stek, dan memudahkan
penetrasi udara pada pangkal stek. Media perakaran yang baik menurut
Hartman dan Kester (1983) dalam Wiratama (2013) adalah yang dapat
memberikan aerasi dan kelembaban yang cukup, berdrainase baik, serta bebas
dari patogen yang dapat merusak stek. Media perakaran stek yang biasa
dipergunakan adalah tanah, pasir, campuran gambut dan pasir, perlite dan
vermikulit.
Suhu perakaran optimal untuk perakaran stek berkisar antara 21°C
sampai 27°C pada pagi dan siang hari dan 15°C pada malam hari. Suhu yang
terlampau tinggi dapat mendorong perkembangan tunas melampaui
perkembangan perakaran dan meningkatkan laju transpirasi (Hartman dan
Kester, 1983 dalam Wiratama, 2013). Kondisi fisiologis tanaman
mempengaruhi penyetekan adalah umur bahan stek, jenis tanaman, adanya
10

tunas dan daun muda pada stek, persediaan bahan makanan, dan zat pengatur
tumbuh (Kramer dan Kozlowzky, 1960 dalam Wiratama, 2013).
Menurut Hartman dan Kester (1983) dalam Wiratama (2013), stek
yang berasal dari tanaman muda akan lebih mudah berakar dari pada yang
berasal dari tanaman tua, hal ini disebabkan apabila umur tanaman semakin
tua maka terjadi peningkatan produksi zat-zat penghambat perakaran dan
penurunan senyawa fenolik yang berperan sebagai auksin kofaktor yang
mendukung inisiasi akar pada stek.
Tidak semua jenis tanaman dapat dibiakkan dengan stek. Keberhasilan
dengan cara stek bergantung pada kesanggupan jenis tersebut untuk berakar.
Ada jenis yang mudah berakar dan ada yang sulit. Kandungan lignin yang
tinggi dan kehadiran cincin sklerenkim yang kontinyu merupakan
penghambat anatomi pada jenis-jenis sulit berakar, dengan cara menghalangi
tempat munculnya adventif (Kramer dan Kozlowzky, 1960 dalam Wiratama,
2013).
Adanya tunas dan daun pada stek berperan penting bagi perakaran.
Bila seluruh tunas dihilangkan maka pembentukan akar tidak terjadi sebab
tunas berfungsi sebagai auksin. Selain itu, tunas menghasilkan suatu zat
berupa auksin yang berperan dalam mendorong pembentukan akar yang
dinamakan Rhizokalin (Hartman dan Kester, 1983 dalam Wiratama, 2013).
11

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 20 Januari-10 Februari 2019
di pekarangan Laboratorium Teknik Universitas Bengkulu.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian


Alat-alat yang digunakan adalah polibag ukuran 8 x 11 cm, gunting
pangkas, cutter, media tanah, sekam padi dan kompos.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air kelapa
dari buah yang muda, bahan stek pucuk merah dari cabang orthotrop di
sekitar lokasi penelitian yang telah berumur 2 tahun.

3.3 Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan 2 perlakuan. Setiap perlakuan percobaan
terdiri atas 20 stek tanaman pucuk merah.

Gambar 2. Stek tanaman pucuk merah


Sebagai perlakuan pertama adalah stek tanpa pemberian ZPT
(kontrol). Perlakuan kedua adalah pemberian ZPT air kelapa (perendaman
selama 12 jam). Dapat ditulis sebagai berikut.
T1 : Tanpa pemberian Zat pengatur tumbuh (kontrol)
T2 : Pemberian ZPT Air Kelapa
12

3.4 Pelaksanaan Penelitian


1. Persiapan media tanam
Media tanam yang digunakan adalah tanah, sekam padi, dan
kompos dengan perbandingan (1:1:1). kemudian dimasukkan kedalam
polibag berukuran 8 cm x 11 cm.
2. Penyediaan bahan stek
Bahan stek dipilih yang bersifat orthotrop yaitu pucuk yang
tumbuh ke atas dari pohon induk dengan profil awal induk dari
perkembangan stek batang berumur 2 tahun. Yasman dan Smith (1988)
dalam Wudianto (1992), menjelaskan panjang batang yang diambil
sebagai bahan stek lebih kurang 10-15 cm dan dipotong tepat di bawah
tangkai daun/ruas (nodum). Ditempat ini biasanya tersimpan banyak bahan
makanan dan hormon-hormon tumbuh sehingga membantu mempercepat
proses perakaran. Daun-daun pada stek digunting hingga tersisa 1/3 dari
luasan daun untuk mengurangi penguapan dalam daun.
Penyetekan dilakukan secepatnya agar diperoleh tingkat
keberhasilan tumbuh yang optimal. Pangkal stek tersebut selanjutnya
dipotong miring menggunakan pisau cutter tajam dan steril dengan sudut
pemotongan 45°.

Gambar 3. Pohon induk tanaman pucuk merah sebagai sumber


bahan stek
13

3. Pembuatan Larutan Zat Pengatur Tumbuh


Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) alami yang digunakan adalah air
kelapa dari buah yang masih muda yang berada disekitar lokasi penelitian.
Pemakaiannya dengan cara air kelapa yang sudah dikupas dan diambil
airnya, disaring terlebih dahulu untuk membersihkan dari kotoran.
Kemudian diambil sebanyak 1 liter air kelapa murni.
4. Perendaman bahan stek
Stek direndam setinggi 2 cm dari pangkal stek selama 12 jam
dalam air kelapa dengan menggunakan gelas kimia 1000 mL sebagai
wadah perendaman.
5. Penanaman dan Pemeliharaan
Sebelum stek pucuk ditanam, dibuat lubang tanam dengan
kedalaman 2 cm. Kemudian setelah semua stek ditanam dilakukan
penyiraman. Pemeliharaan stek pada media dilakukan penyiraman secara
rutin 3 kali sehari sekali. Pemeliharaan lainnya adalah dengan
pembersihan rumput yang tumbuh dengan cara dicabut manual.
14

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Pucuk Merah
Hasil pengamatan pengaruh perlakuan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
Air Kelapa terhadap daya tumbuh stek pucuk merah dapat dilihat pada Tabel
3. Keberhasilan stek hidup pada waktu pengamatan 20 hari dari 20 unit
percobaan adalah 70%. Jumlah stek yang hidup yaitu 14 stek dari yang
ditanam sedangkan yang mati yaitu 6 stek.
Diketahui bahwa nilai persentase tertinggi daya tumbuh stek pucuk
merah terdapat pada perlakuan T2 yaitu 70% sedangkan persentase terendah
adalah 45% pada perlakuan T1.
Tabel 2. Data Hasil Sidik Ragam Pengaruh ZPT terhadap Daya Tumbuh Stek
Pucuk Merah
Uraian Stek Kontrol ZPT Air Kelapa

Jumlah Bibit 20 20

Jumlah Stek Hidup 9 14

Randemen 45 % 70 %

Tabel 3. Pengamatan Pengaruh ZPT terhadap Daya Tumbuh Stek


Pucuk Merah
Pengamatan Stek yang Hidup Stek yang Mati
T1 T2 T1 T2
Hari Ke-5 17 18 3 2
Hari Ke-10 14 16 6 4
Hari Ke-15 11 15 9 5
Hari Ke-20 9 14 11 6
15

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa perlakuan perendaman ZPT


Air Kelapa menunjukkan berpengaruh nyata terhadap persentase daya
tumbuh stek pucuk merah.
Perlakuan T2 dengan ZPT Air Kelapa memberikan pengaruh nyata
terhadap daya tumbuh stek pucuk merah. Dengan randemen 70% sedangkan
pada tanaman kontrol hanya 45%.
Pada hari ke-5, pada perlakuan T1, yaitu tanaman kontrol (tidak
menggunakan ZPT Air Kelapa), stek tanaman yang hidup sebanyak 17 batang
dan stek yang mati sebanyak 3 batang, sedangkan pada perlakuan T2 yang
menggunakan ZPT Air Kelapa, stek tanaman yang hidup sebanyak 18 batang
dan stek yang mati sebanyak 2 batang.
Pada hari ke-10, pada perlakuan T1, stek tanaman yang hidup
sebanyak 14 batang dan stek yang mati sebanyak 6 batang, sedangkan pada
perlakuan T2, stek tanaman yang hidup sebanyak 16 batang dan stek yang
mati sebanyak 4 batang.
Pada hari ke-15, pada perlakuan T1, stek tanaman yang hidup
sebanyak T1 batang dan stek yang mati sebanyak 9 batang, sedangkan pada
perlakuan T2, stek tanaman yang hidup sebanyak 15 batang dan yang mati
sebanyak 5 batang.
Pada hari ke-20, pada perlakuan T1, stek tanaman yang hidup
sebanyak 9 batang dan stek yang mati 11 sebanyak batang, sedangkan pada
perlakuan T2, stek tanaman yang hidup sebanyak 14 batang dan stek yang
mati sebanyak 6 batang.
Disamping itu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh adalah suhu
yang cukup tinggi pada saat perbanyakan stek pucuk merah. Dapat dilihat dari
data penunjang pengamatan suhu selama penelitian di lokasi tersebut bahwa
suhu dara rata-rata suhu pada pagi 26,27 °C, siang 32,26°C dan sore 26,62°C.
Hal ini tidak optimum bagi pertumbuhan tanaman pucuk merah dengan cara
vegetatif (stek). Menurut Masano et al. (1997) dalam Wiratama (2013),
bahwa pertumbuhan akar lateral stek akan optimal apabila kondisi lingkungan
(suhu, kelembaban) juga optimal karena akan menentukan aktivitas hormonal
yang terdapat pada batang stek dalam mendorong
16

keluarnya akar. Pemakaian ZPT tidak dapat menggantikan keadaan


lingkungan yang baik untuk perakaran stek. Jika keadaaan lingkungan
diabaikan, pemakaian ZPT tidak akan membantu keluarnya akar pada stek.
17

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian analisis efisiensi perbanyakan tanaman hias pucuk
merah (Syzygium oleana) secara vegetatif (stek) dengan perlakuan zat
pengatur tumbuh dapat disimpulkan bahwa pemberian ZPT berpengaruh
nyata terhadap perbanyakan tanaman hias pucuk merah secara vegetatif
(stek). Hal ini dapat dilihat dari penggunaan ZPT dalam perbanyakan
tanaman pucuk merah secara vegetatif sudah efisien dimana randemen yang
diperoleh adalah 70%, sedangkan pada tanaman kontrol hanya 45%.
Sehingga penggunaan ZPT air kelapa layak direkomendasikan.

5.2 Saran
1. Dalam perbanyakan tanaman hias pucuk merah (Syzygium oleana) secara
vegetatif (stek) dapat dilakukan dengan menggunakan Zat Pengatur
Tumbuh (ZPT) air kelapa.
2. Penggunaan ZPT air kelapa layak direkomendasikan pada masyarakat dan
depot-depot pertanian.
18

DAFTAR PUSTAKA
Ditjen.RRL.1987. Pedoman Penggunaan Hormon Tumbuh Akar Pada
Perbanyakan Beberapa Tanaman Kehutanan. Departemen Kehutanan
Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan. Jakarta
Kristina, N.N S.F. Syahid, D. Surachman, dan S. Aisyah. 2010. Konservasi
plasma nutfah TOA 250 jenis di rumah kaca dan 30 jenis in vitro.
Laporan Teknis Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. 15 hlm
(Tidak dipublikasikan).
Seswita, D. 2010. Penggunaan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh pada
multiplikasi tunas temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) in vitro. J.
Littri 16(4): 135-140.
Syahid,S.F, dan N.N. Kristina. 2010. Aklimatisasi temulawak hasil ZPT air kelapa
alami di rumah kaca. (Laporan Hasil Penelitian). Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatik. (Tidak dipublikasikan).
Utami, N.S. 2013. Lebih Dekat Tentang Syzygium Oleana/ Pucuk Merah.
(https://biolog inunik.wordpress.com/2013/06/27/lebih-dekat-tentang-
syzygium-oleana-pucuk-merah/# more-95). Diakses pada tanggal 16
November 2014.
Vigliar, R., V.L. Sdepanian, and U. Fagundes-Neto. 2006. Biochemical profile of
coconut water from coconut palms planted in an inland region. J. de
Pediatria. 82(4): 308-312.
Warisno, 2003, “Budi Daya Kelapa Genjah”, Kanisius, Yogyakarta, hal 15-16.
Wiratama,G. 2013. Pengaruh Pemberian Rootone-F dan Perbedaan Komposisi
Media Tanam terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Syzygium oleina (Pucuk
Merah). Skripsi pada Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas
Bengkulu. Bengkulu. (tidak dipublikasikan)
Wudianto,R. 1993. Membuat Stek, cangkok dan Okulasi. Penerbit PT. Penebar
Swadaya. Jakarta.
DAFTAR RTWAYAT IIIDTIP
A.Identitas Did
I Nama Lenekao Karina Agustin
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik sipil
4 NIM GlB018020
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sidorejo, 20 Agustus 2000
6 Alarnat E-mail agustinlrarina1 4 @gmail. com
7 Nomor Telepon/IlP 08127808s9s4

B. Kegiatan Kemahasiswaan yang SedanglPemah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
I Mostaneer Fair 8 Anggota Panitia 2345 November 2018 di
Kesekretariatan Universitas Benekulu
2 Moment Of Civil Anggota Panitia Acara 6-9 Maret 2018 di
Ensineerine Universitas Bengkulu

C. Penghargaan yang Pernatr Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Pengftargaan
I Delegasi Pertukaran Pelajar Siswa BUMN 20t6
Mengenal Nusantara (SMN) ke
Makassar
) Juara I OSN Bidang Matematika DISDIKBUD 2017
tingkat Kabupaten Kabupaten
Bengkulu Teneah
J Juar;3 LKTI PIK se-sumbagssl HIMAMIA FKIP 2017
I.]NIB
4 Juara I LCC wawas{m kebangsaan KOREM 20t7
04IIGAMAS
5 Juara 2 OSN Bidang Matematika DISDIKBUD 24rc
tingkat Kabupaten Kabupaten

Bengkulu, 14 Februari 2019

KarinaAeustin
NPM: GlB0l8020
DAFTAR RTWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1 Nama Lenekap LezaPuti Utami
2 Jenis Kelamin Perempuan
J Program Studi Teknik elektro
4 NIM GlD0t80l4
5 Tempat dan Tanggal Lahir Maras Tengah,3l Juli 2000
6 Alamat E-mail k z aputriut onii@gmail. c o m
7 Nomor Telepon/flP 082289902064

B. Kegiatan Kemahasiswaan yang Sedanglpernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
I

C. Penghargaan yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghareaan
I

Bengkulu, 14 Februari 2019


Anggota I

Leza Puti Utami


NPM: c1D018014
DAFTAR RTWAYAT HIDUP -
A. Identitas Diri
I Nama Lenskao Tini A.P Pasaribu
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Sistem Informasi
4 NIM GrF018008
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tapian Nauli, 2l April 2000
6 Alamat E-mail t inip a s ar ibu 2 0 0 0 @ gmail. c om
7 Nomor Telepon/tlP 0822750s5358

B. Kegiatan Kemahasiswaan yang Sedang/Pemah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
I

C. Penghargaan yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
I

Bengkulu, 14 Februari 2019


Anggota 2

fr,e
Tini A.P Pqsaribu
NPM: clF0l8008

Anda mungkin juga menyukai