Pendahuluan
Menurut WHO, cakupan kesehatan universal meliputi seluruh populasi yang memiliki akses
ke perawatan kesehatan primer (pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif, dan paliatif) yang mereka butuhkan dengan kualitas yang memadai dan tanpa
risiko finansial. Sepanjang perjalanan hidup seseorang, intervensi nutrisi memiliki peran
penting untuk mengoptimalkan kesehatan dan kesejahteraan. Untuk mendukung
pengarusutamaan intervensi nutrisi dalam perawatan kesehatan primer, Departemen Nutrisi
untuk Kesehatan dan Pembangunan WHO mengembangkan tindakan nutrisi penting atau
Essential Nutrition Actions (ENA): mengarusutamakan nutrisi melalui perjalanan hidup.
Dokumen baru ini bertujuan untuk membantu pengambil keputusan mengintegrasikan ENA
dalam kebijakan dan strategi nasional berdasarkan panduan WHO dan prioritas negara.
Pada tahun 1997, WHO, UNICEF dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat
menciptakan kerangka ENA, yang mencakup paket terpadu intervensi gizi berdampak tinggi
yang menargetkan wanita dan anak-anak selama 1.000 HPK. Intervensi nutrisi yang
didentifikasi dalam seri Lancet berisi tentang nutrisi ibu dan anak pada tahun 2008 (dan
pembaruan 2013) menginformasikan kerangka kerja ENA. Pada tahun 2015, kerangka kerja
ENA diperluas untuk mencakup tindakan kebersihan penting dan komunikasi perubahan
sosial dan perilaku. Dokumen yang baru dirilis ini bertujuan untuk memajukan kerangka
kerja ENA untuk mengatasi kekurangan gizi dan kelebihan gizi.
C. Perawatan bagi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan berat badan
lahir sangat rendah (BBLSR)
● Pemberian makanan yang optimal untuk bayi BBLR dan bayi BBLSR
❖ Bayi BBLR dan BBLSR (bayi dengan berat lahir antara 1000 g dan
1500 g), harus diberi ASI eksklusif sampai usia 6 bulan.
Dalam keadaan di mana fasilitas perbankan susu yang aman dan
terjangkau dan tersedia:
❖ Bayi BBLR dan BBLSR yang tidak dapat diberi ASI sendiri harus
diberi ASI donor.
Dalam keadaan di mana terbatasnya sumber daya:
❖ Bayi BBLR dan BBLSR yang tidak dapat diberi ASI sendiri atau ASI
donor, harus diberi susu formula standar hingga usia 6 bulan.
❖ Bayi BBLR (bayi dengan berat lahir antara 1000 g dan 1500 g) yang
gagal untuk menambah berat badan meskipun diberi makan dengan
ASI yang memadai harus diberikan fortifier ASI, lebih baik yang
berbasis ASI.
❖ Bayi BBLSR yang tidak dapat diberi susu ibunya sendiri atau ASI
donor dan gagal menambah berat badan dengan susu formula standar
harus diberikan susu formula bayi prematur.
● Melakukan metode kangaroo mother care untuk bayi BBLR
❖ Metode kangaroo mother care direkomendasikan untuk perawatan
rutin neonatus dengan berat 2000 g atau kurang saat lahir, dan harus
segera dimulai di fasilitas layanan kesehatan setelah neonatus stabil
secara klinis.
❖ Kangaroo mother care meliputi:
➔ Kontak kulit-ke-kulit yang dini, terus menerus dan
berkepanjangan antara ibu dan bayinya
➔ Pemberian ASI yang sering dan eksklusif
➔ Pemulangan awal dari rumah sakit.
❖ Neonatus dengan berat 2000 g/kurang saat lahir sangat disarankan
menggunakan metode kangaroo mother careberkelanjutan.
❖ Jika metode kangaroo mother care berkelanjutan tidak
memungkinkan, metode kangaroo mother care secara berselang
direkomendasikan daripada perawatan konvensional.
D. Asesmen dan pengelolaan untuk masalah gizi wasting
● Identifikasi bayi di bawah usia 6 bulan dengan gizi buruk akut (kurang
gizi)
● Penatalaksanaan rawat inap bayi di bawah usia 6 bulan dengan gizi buruk
akut (kurang gizi)
● Penatalaksanaan rawat jalan bayi di bawah usia 6 bulan dengan gizi buruk
akut (kurang gizi)
2. Anak-anak
A. Pemberian makanan pendamping ASI yang tepat : Bayi harus disusui secara
eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya, untuk mencapai
pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal. Setelah itu, untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi mereka yang terus berkembang, bayi harus
menerima makanan pendamping ASI yang cukup dan aman, sambil terus
menyusui hingga 2 tahun atau lebih.
3. Remaja
A. Remaja
● Suplementasi mikronutrien yang mengandung zat besi
● Suplementasi zat besi dan asam folat berselang untuk remaja putri yang
tidak hamil yang sedang menstruasi
● Suplementasi zat besi harian untuk remaja putri yang tidak hamil yang
sedang menstruasi
4. Dewasa
A. Asuhan gizi ibu hamil dan nifas
● Konseling gizi tentang diet sehat untuk mengurangi risiko berat badan
lahir rendah
● Suplemen makanan energi dan protein untuk wanita hamil pada populasi
kurang gizi
● Suplementasi protein tinggi tidak dianjurkan untuk wanita hamil pada
populasi yang kekurangan gizi
● Suplementasi zat besi dan asam folat setiap hari untuk ibu hamil
● Suplementasi zat besi dan asam folat secara berselang untuk ibu hamil
● Suplementasi vitamin A untuk ibu hamil
● Suplementasi kalsium bagi ibu hamil agar mengurangi risiko preeklamsia
● Suplementasi vitamin B6 (piridoksin) tidak dianjurkan
● Suplementasi vitamin C dan E tidak dianjurkan
● Suplementasi vitamin D tidak dianjurkan
● Penggunaan rutin beberapa bubuk mikronutrien selama kehamilan tidak
dianjurkan sebagai alternatif suplementasi zat besi dan asam folat standar
● Suplementasi mikronutrien ganda tidak dianjurkan bagi wanita hamil
untuk meningkatkan hasil ibu dan perinatal
● Beberapa suplemen mikronutrien yang mengandung zat besi dan asam
folat dapat dipertimbangkan untuk kesehatan ibu
● Suplementasi vitamin A untuk ibu nifas tidak dianjurkan untuk
pencegahan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi
● Suplementasi zat besi oral, baik sendiri atau dalam kombinasi dengan
asam folat
B. Suplementasi mikronutrien yang mengandung zat besi
● Suplementasi zat besi dan asam folat intermiten untuk wanita tidak hamil
(15–49 tahun)
● Suplementasi zat besi harian untuk wanita tidak hamil (15–49 tahun)
5. Orang Tua
A. Perawatan nutrisi untuk orang tua yang berisiko : Nutrisi tambahan oral
dengan saran diet untuk orang tua yang terkena kekurangan gizi
6. Kondisi Khusus
A. Perawatan nutrisi untuk pengidap HIV
● Memastikan pemberian makan bayi dan anak yang optimal dalam konteks
HIV
● Asuhan gizi untuk bayi dan anak usia 6 bulan sampai 14 tahun yang hidup
dengan HIV
● Suplementasi vitamin A untuk ibu hamil yang hidup dengan HIV tidak
direkomendasikan sebagai intervensi kesehatan masyarakat untuk
mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke anak.
F. Asuhan gizi untuk bayi dalam konteks penularan virus Zika : Bayi yang lahir
dari ibu yang dicurigai, kemungkinan atau dikonfirmasi terinfeksi virus Zika,
atau yang tinggal di atau telah melakukan perjalanan ke daerah penularan
virus Zika yang sedang berlangsung, harus diberi makan sesuai dengan
pedoman pemberian makan bayi normal. Mereka harus mulai menyusui dalam
waktu satu jam setelah lahir, disusui secara eksklusif selama 6 bulan dan diberi
makanan pendamping ASI yang cukup, aman dan tepat waktu, sambil terus
menyusui hingga usia 2 tahun atau lebih.
G. Memberi makan bayi dari ibu yang pembawa hepatitis B kronis : Bayi disusui
secara eksklusif selama 6 bulan dan terus menyusui hingga usia 2 tahun atau
lebih, dengan tambahan makanan pendamping ASI yang memadai mulai usia
sekitar 6 bulan. Semua bayi di seluruh dunia harus menerima vaksin hepatitis
B sebagai bagian dari imunisasi rutin anak. Jika memungkinkan, dosis pertama
harus diberikan dalam waktu 48 jam setelah lahir, atau sesegera mungkin
setelahnya.
Dokumen ini bertujuan untuk menyediakan berbagai tindakan nutrisi penting yang diperlukan
untuk memerangi malnutrisi dalam segala bentuknya, dalam format yang membuat
identifikasi intervensi yang relevan dapat diakses dan jelas bagi pengguna. Namun demikian,
di banyak tempat, keputusan perlu dibuat tentang intervensi dan kondisi gizi mana yang
diprioritaskan untuk diterapkan. Ada beberapa pertimbangan dan pendekatan untuk memandu
proses ini. Konkretisasi prioritas dalam bentuk strategi gizi dan komitmen SMART dalam
konteks Dekade Aksi Gizi PBB 2016–2025 akan memberikan visi untuk tindakan selanjutnya
di bidang gizi, yang harus dikaitkan erat dengan pemantauan dan evaluasi rencana untuk
memungkinkan koreksi, serta penyebaran temuan.