Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH FITOKIMIA

EKSTRAKSI NON-KONVENSIONAL

NAMA : YOLLA MARSELA TASIB

NIM : PO530333219299

TINGKAT 2 REGULER A

PRODI FARMASI

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, dan
rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah Obat Tradisional ini
dengan baik dan lancar. Makalah ini berisikan materi tentang ekstraksi non konvensional.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua dan dapat membuka
cakrawala berpikir yang luas.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih.

Kupang, Juli 2021

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Metode dan Prinsip Ekstraksi Non-Konvensional, dan Contoh Tanaman

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metabolit sekunder yang diproduksi oleh berbagai organisme memang tidak memiliki peran
yang cukup signifikan terhadap keberlangsungan hidup dari organisme penghasilnya. Namun,
metabolit sekunder tersebut diketahui memiliki berbagai aktivitas biologi yang dapat dimanfaatkan
oleh manusia. Berbagai aktivitas biologis dari metabolit sekunder antara lain anti kanker, antibakteri,
antioksidan, dan antifungi.Pemanfaatan metabolit sekunder yang terdapat dalam tanaman dapat
dilakukan dengan mengkonsumsi langsung tanaman penghasil metabolit sekunder atau melakukan
isolasi terhadap metabolit sekunder yang memiliki aktivitas biologis. T

Teknik mengisolasi senyawa metabolit sekunder dari suatu bahan alam dikenal sebagai
ekstraksi. Ekstraksi merupakan salah satu proses pemisahan zat yang diinginkan dari suatu material
tanaman.Metode ekstraksi mengandalkan sifat kelarutan dari senyawa yang akandiekstraksi
terhadap pelarut yang digunakan. Keberhasilan ekstraksi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
sehingga perlu adanya ketelitian dalam memilihmetode ekstraksi yang digunakan untuk
mengekstrak senyawa metabolit sekunderyang diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana metode dan prinsip ekstraksi non konvensional dan contoh tanaman yang dapat
diekstraksi dengan metode non konvensional ?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui metode dan prinsip ekstraksi non konvensional dan contoh tanaman
yang dapat diesktraksi dengan metode non konvesional.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Metode dan Prinsip Ekstraksi Non-Konvensional, dan Contoh Tanaman

1. EKSTRAKSI BERBANTU GELOMBANG ULTRASONIK

UltrasoundAssistedExtraction / USE. Dilakukan dengan bantuan gelombang ultrasonik


berfrekuensi 20 – 2000kHz meningkatkan permeabilitas sel tanaman dan membangkitkan kavitasi.
Gelombang ultrasonik bergerak melalui suatu media dengan mekanisme kompresi dan ekspansi.
Ultrasonik merupakan metode ekstraksi non termal yang dapat meningkatkan laju transfer massa
serta memecahkan dinding sel dengan banyaknya microcavity sehingga akan mempersingkat waktu
proses dan mengoptimalkan penggunaan pelarut. Peningkatan kecepatan kontak antara ekstrak dan
solven menyebabkan peningkatan penetrasi cairan menuju dinding sel dan melepas komponen sel.

Penggunaan ultrasonik pada dasarnya menggunakan prinsip dasar mengamati sifat akustik
gelombang ultrasonik yang dirambatkan pada medium yang dilewati. Saat gelombang merambat,
medium yang dilewati akan mengalami getaran. Getaran akan menyebabkan pengadukan yang
intensif terhadap proses ekstraksi. Pengadukan akan meningkatkan osmosis antara bahan
denganpelarut sehingga meningkatkan proses ekstraksi.

Contoh tanaman : Biji melinjo kerikil (Gnetum gnemon L., ‘Kerikil’)

2. EKSTRAKSI BERBANTU MEDAN LISTRIK BERDENYUT

Pulsed-Electric FieldExtraction / PEF. Prinsip penggunaan teknologi PEF ialah memberikan


kejutan listrik pada bahan dengan meletakkan sampel berupa biomaterialdiantara dua elektroda
pada pulseamplitude antara 0,1 kV/cm hingga 20 kV/cm. Penggunaan medan listrik terhadap sel
biomaterial menyebabkan perubahan struktur membran dan membuat ukuran pori sel membesar.
Fenomena ini disebut electroporation atau electropermeabilisation yang mengakibatkan keluarnya
kandungan intra seluler sel.

Contoh tanaman : Melati putih

3. EKSTRAKSI BERBANTU ENZIM

Enzyme Assisted Extraction / EAE. Merupakan metode aplikasi enzim dalam ekstraksi senyawa
bioaktif yang ramah lingkungan.

Prinsip : enzim memiliki kemampuan untuk mendegradasi / mengganggu dinding sel dan
membran memungkinkan pelepasan senyawa aktif.

Contoh tanaman : Ubi jalar ungu (Ipomoen batatas L.)

4. EKSTRAKSI BERBANTU GELOMBANG MIKRO

MicrowaveAssistedExtraction / MAE. MAE merupakan teknik untuk mengekstraksi bahan-bahan

terlarut di dalam bahan tanaman dengan bantuan energi gelombang mikro. Ekstraktor berbasis
gelombang mikro yang dipabrikasi berupa mikrowave domestik yang dilengkapi labu, pengaduk

dan pendingin. Ekstraksi dibantu dengan Microwave (MAE) juga merupakan teknik ekstraksi
berdasarkan pemanasan pelarut organik efisiensi produksi panas (pemanasan selektif).

Prinsip: sampel dan pelarut yang tepat (atau campuran pelarut) dimasukkan ke dalam
bejana, yang kemudian diberi tekanan dan dipanaskan oleh gelombang mikro. Setelah 5 hingga 20
menit, biasanya ekstraksi selesai, dan bejana dibiarkan dingin sebelum mengeluarkan sampel /
campuran pelarut dilakukan filtrasi.

Contoh tanaman : Jahe

5. EKSTRASI DENGAN CAIRAN PELARUT BERTEKANAN

PressurizedLiquidExtraction / PLE. Prinsip: ekstraksi menggunakan tekanan tinggi namun pelarut


tetap berada dalam bentuk cairan (meskipun suhu melebihi titid didihnya). Teknologi yang dapat
diaplikasikan dengan cara menggantikan instrument tersebut menggunakan instrument sederhana
seperti autoklaf, presto (pressurecooker), menggunakan peningkatan suhu dan tekanan untuk
menjaga fase cair larutan di dalam sistem pada suhu di atas titik didih larutan

Contoh : Pengambilan lipid dari mikroba jenis nannochl oropsis sp.

6. EKSTRAKSI DENGAN FLUIDA SUPERKRITIK

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua
fase tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Ekstraksi Fluida
Superkritikal adalah proses pemisahansuatu komponen dari komponen lainnya menggunakan fluida
superkritikal sebagai pelarut. Fluida superkritis adalah unsur atau senyawa di atas tekanan dan suhu
kritisnya. Ketika kombinasi temperatur dan tekanan suatu zat berada dalam kesetimbangan
termodinamika antara gas, cairan dan padatan disebut titik tripel suatu zat. Karakteristik seperti gas
dan melarutkan sesuatu seperti cairan membuat fluida superkritis ini menjadi unik. Secara umum
diffusivitas dan viskositas fluida superkritis mendekati gas, akan tetapi densitasnya mendekati cairan
bermanfaat untuk transfer massa. Salah satu fluida superkritis yang banyak digunakan dalam
ekstraksi adalah karbondioksida (CO2) toksisitas, suhu dan tekanan kritis yang rendah (Tc dari 31°C
dan Pc dari 72 bar).

Pengembangan metode dalam SFE tidak begitu sederhana karena beberapa parameter harus
dioptimalkan, termasuk suhu dan tekanan SF, waktu ekstraksi, laju aliran, penambahan kosolvent
(jenis pelarut dan jumlah) dan mode pengumpulan (misalnya dalam pelarut, dalam bejana kosong
atau pada perangkap fase padat).

Contoh tanaman : Jahe (Zingiber officinalle roscoe)

7. FITONIK

Proses fitonik merupakan salah satu metode ekstraksi komponen kimia dari tumbuhan
menggunakan pelarut hydrofluorocarbon. Proses fitonik digunakan untuk ekstraksi komponen
aromatik dari minyak atsiri, oleoresin. Teknik ini dapat untuk memurnikan ekstrak kasar dari proses
ekstraksi yang lain dari lilin, pengotor dan biosida.

Cara ekstraksi dengan proses fitonikdiantaranya:

a) Alat ekstraksi fitonik ditutup dengan sangat rapat sehingga dapat diatur ulang dan diambil
kembali seluruhnya pada akhir proses ekstraksi tanpa terjadi kebocoran yang menyebabkan
lepasnya pelarut kelingkungan.
b) Proses ini berlangsung pada pH netral tanpa oksigen sehingga produk aktif yang diinginkan
juga bisa diperkirakan baik.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Metode-metode yang digunakan dalam ekstraksi non konvensional yaitu :

1. EKSTRAKSI BERBANTU GELOMBANG ULTRASONIK


2. EKSTRAKSI BERBANTU MEDAN LISTRIK BERDENYUT
3. EKSTRAKSI BERBANTU ENZIM
4. EKSTRAKSI BERBANTU GELOMBANG MIKRO
5. EKSTRASI DENGAN CAIRAN PELARUT BERTEKANAN
6. EKSTRAKSI DENGAN FLUIDA SUPERKRITIK
7. FITONIK

3.2 Saran

Diharapkan pembaca dapat memaklumi jika masih terdapat kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Kritik dan saran dari pembaca sengat saya harapakan guna untuk perbaikan di masa
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Tetrasari Hermini. 2020. TEKNIK EKSTRAKSI NON-KONVENSIONAL. Diakses dari


https://id.scribd.com/document/458911717/7-Ekstraksi-Non-Konvensional-18032020-converted-
docx tanggal 21 Juli 2021 pukul, 17.00 WITA

Anda mungkin juga menyukai