Anda di halaman 1dari 20

FORMAT PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI WALUYA MALANG


PRODI D III KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Ongky Christianto Tanggal Pengkajian : 8/11/2021


NIM : 11190021 Ruangan/RS : ruang bersalin RS
C
Nama Ayah-Ibu : Tn. C dan Ny. B Jam Pengkajian : 12.00

Riwayat Kelahiran Yang Lalu


Jenis
No Tahun BB Keadaan
Sex Komplikasi persalina Keterangan
. Kelahiran Lahir Bayi
n
1 2021 Laki- 3500 Sehat Tidak ada Normal Baik
laki gram
2
3
4
5

Status Gravida
P1A0 usia kehamilan: 39 Minggu
Presentasi bayi : presentasi kepala
Pemeriksaan Antenatal : 4x , trimester I & II periksa 2 kali dalam 2 bulan dan trimester
III sebulan sekali
Komplikasi antenatal : tidak terkaji

Riwayat Persalinan
BB/TB ibu : 56 kg/ 150cm Persalinan di: ruang bersalin RS C
Keadaan umum ibu : lemah, composmentis
Tanda-tanda vital: TD : 130/80 mmHg Nadi : 130 x/menit
Suhu : 36,6°C RR : 40 x/menit
Jenis persalinan : normal
Proses persalinan : Kala I: 8 jam Indikasi: tidak terkaji
Kala II: 30 menit
Komplikasi persalinan:

1
Ibu : ketuban agak keruh Janin: tidak ada
Lamanya ketuban pecah: ketuban pecah saat bayi lahir Kondisi Ketuban: ketuban agak keruh

Keadaan Bayi Saat Lahir


Lahir tanggal: 9/11/2021 Jam: 12.00 Sex: laki-laki
Kelahiran : (tunggal )*

Nilai APGAR menit 1 (Score 6 )


Jumlah
Tanda 0 1 2
Total
Frekuensi denyut tidak ada <100x/menit ( ) >100x/menit 2
jantung
Usaha nafas tidak ada ( ) lambat menangis kuat 1

Tonus otot lumpuh ( ) ekstremitas gerakan aktif 1


fleksi sedikit

Refleks ( ) tidak bereaksi gerakan reaksi melawan 0


sedikit

Warna kulit biru/pucat tubuh ( ) kemerahan 2


kemerahan,
tangan dan kaki
biru

Keterangan: tanda ( ) untuk penilaian menit ke-1, tanda O untuk penilaian menit ke-5

Nilai APGAR menit 5 (Score 8 )


Jumlah
Tanda 0 1 2
Total
Frekuensi denyut tidak ada <100x/menit >100x/menit 2
jantung O
Usaha nafas tidak ada lambat menangis kuat 2
O
Tonus otot lumpuh ekstremitas gerakan aktif 1
fleksi sedikit
O

Refleks tidak bereaksi gerakan reaksi melawan 1


sedikit
O

2
Warna kulit biru/pucat tubuh kemerahan 2
kemerahan,
tangan dan kaki
biru
O
Keterangan: tanda ( ) untuk penilaian menit ke-1, tanda O untuk penilaian menit ke-5

Tindakan resusitasi: tidak ada


Plasenta : berat: 600 gram Tali pusat: panjang : 55 cm
Ukuran : 15-25 cm Jumlah pemb. Darah : 2 pembuluh darah arteri
dan vena
Kelainan : tidak ada Kelainan :tidak ada

Pengkajian Fisik
Umur: 2 hari
Berat badan : 3400 gr
Panjang badan : 50 cm
Suhu : 36,6 °C
Lingkar kepala : 35 cm
Lingkar dada : 30 cm
Lingkar perut : 52 cm

Kepala
Bentuk
 Bulat
Kepala
o Molding
o Caput
o Cephalhematom
Ubun-ubun Besar: segi empat panjang
Kecil: segitiga
Sutura: tidak terkaji

Mata Posisi: simetris , mata bayi tampak kuning

3
o Kotoran
o Perdarahan

Telinga Posisi: simetris kiri dan kanan


Bentuk: normal
 Lubang telinga
o Keluaran

Mulut
 Simetris
o Palatum mole
o Palatum durum
o Gigi

Hidung
 Lubang hidung
o Keluaran
o Pernafasan cuping hidung

Leher
 Pergerakan leher

Dada
 Simetris
o Asimetris
o Retraksi
o Seesaw

Jantung & Paru-paru


 Normal

Bunyi Nafas
o Ngorok
o Lain-lain: tidak ada
Pernafasan: 40 x/menit
Denyut jantung: 130 x/menit

4
Perut
 Lembek
o Kembung
o Benjolan
Bising usus: 20 x/menit
Lanugo: tidak ada
Vernix: tidak ada

Punggung
Keadaan punggung
 Simetris
o Asimetris
o Pilonidal dimple
Fleksibilitas tulang punggung
o Kelainan: tidak ada

Genital
 Normal
Laki-laki
o Hypospadius
o Epispadius
o Testis: sudah turun

Perempuan
Labia Minora
o Menonjol
o Tertutup labia mayor
Keluaran: ……………………

Anus
o Kelainan : tidak ada
o Mekonium : kehitaman

Ekstremitas

5
Jari tangan
o Kelainan: tidak ada
Jari kaki
o Kelainan: tidak ada
Pergerakan
o Tidak aktif
o Asimetris
o Tremor
o Rotasi paha

Nadi
Brachial: 130x/menit
Femoral: tidak terkaji
Garis telapak kaki : tidak terkaji
Posisi Kaki : tidak terkaji
Tangan : tidak terkaji

Tubuh
Warna
o Pink
o Pucat
o Sianosis
 Kuning

Pergerakan
 Aktif
o Kurang

Status Neurologi
Reflex: (nilai semua)
 Tendon
 Morro
 Rooting
 Menghisap
 Babinski

6
 Menggenggam
 Menangis
 Berjalan
 Tonus leher

Nutrisi
 ASI
o PASI
o Lain-lain: ………………………………….

Eliminasi
BAB pertama, tanggal: 08/11/2021
Jam: 12.00
BAK pertama, tanggal: 08/11/2021
Jam : 15.00

Data Lain Yang Menunjang


(Lab, psikososial, dll)

Kesimpulan:

B. ANALISA DATA
Nama/ Umur : An.B
No Register : tidak terkaji
Diagnosa Medis : BBL Aterm

NO TANGGAL DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI


KEPERAWATA
N
1 09/11/21 DS : Iterik Neonatus Penyakit hemolitik
- Muka dan mata bayi
tampak kuning
Hemolisis
difisiensi
DO :

7
- Muka dan mata bayi
tampak kuning
Pembentukan
- berat badan: 3400 bilirubin
gram bertambah
- Apgar score: 6-8
- Suhu: 36,6°C
- Nadi: 130 x/mnt Bilirubin indirek
- RR: 40 x/mnt. meningkat

Hiperbilirubinemia

Dalam jaringan
ekstravakular
( kulit,konjuntiva,
mukosa, dan alat
tubuh lain)

Ikterik Neonatus
2 09/11/21 Ds : : Resiko Defisit Bayi baru lahir
Nutrisi
- Bayi malas untuk
menetek
Tubuh bayi
Do : mengalami
- Bayi malas untuk adaptasi
menetek
- Apgar score: 6-8
Ibu kurang
- Suhu: 36,6°C
pengetahuan
- Nadi: 130 x/mnt
dalam menyusui
- RR: 40 x/mnt.

Bayi tidak mau


menyusui

Bayi tidak
mendapat ASI

Resiko Defisit
Nutrisi

8
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ikterik Neonatus bd Keterlambatan pengeluaran feses ( mekonium ) dd Kulit kuning,


Sklera kuning

2. Risiko Defisit Nutrisi dd Faktor psikologis ( mis keengganan untuk makan )

C. RENCANA KEPERAWATAN
Nama/Umur : An. B
No Register : tidak terkaji
Diagnosa Medis : BBL Aterm

9
KRITERIA RENCANA
NO TGL TUJUAN
HASIL KEPERAWATAN

1 09/11/2 Setelah - Kerusakan Fototerapi


1 dilakukan jaringan Neonatus
tindakan menurun Observasi :
keperawatan - Kerusakan
selama 1x24 lapisan - Monitor
jam ikterik dan
kulit
diharapkan sklera dan
menurun
integritas kulit bayi
kulit dan
- Monitor suhu
jaringan
dan tanda
meningkat
vital setiap 4
dengan
kriteria hasil : jam sekali
Terapeutik :
-Siapkan
lampu
fototerapi
dan inkubator
atau kotak
bayi
- Lepaskan
pakaian bayi
kecuali
popok
- Berikan
penutup mata
- Biarkan
tubuh bayi
terpapar sinar
fototerapi
secara
berkelanjutan
Edukasi :
-Anjurkan ibu
menyusui
sekitar 20-30
menit
- Anjurkan ibu
menyusui
sesering
mungkin
2 09/11/2 Setelah - Berat Manajemen
1 dilakukan badan Gangguan Makan
tindakan membaik Observasi :
keperawatan - Indeks
selama 1x24 Massa - Monitor
jam 10 asupan dan
Tubuh
diharapkan keluarnya
(IMT)
status nutrisi makanan dan
membaik
membaik cairan serta
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama/Umur : An.B
No Register : tidak terkaji
Diagnosa Medis : BBL Aterm

TANGGAL IMPLEMENTASI TTD


10/11/21 1. Memastikan ikterik dan sklera dan kulit bayi
2. Memastikan suhu dan tanda vital setiap 4 jam
sekali
3. Anjurkan ibu menyusui sekitar 20-30 menit
4. Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin
11/11/21 1. Memastikan asupan dan keluarnya makanan dan
cairan serta kebutuhan kalori pada bayi
2. Menimbang berat badan secara rutin

12/11/21 1. Menganjurkan membuat catatan harian tentang


perasaan dan pemicu pengeluaran makanan
2. Mengajarkan pengaturan diet yang tepat

E. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama/Umur : An.B
No Register : tidak terkaji
Diagnosa Medis : BBL Aterm
NO TANGGAL EVALUASI TTD
DIAGNOSA
1 10/11/21 S: Ibu mengatakan muka dan mata bayi
tampak kuning sudah menurun
O: Kerusakan jaringan menurun
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
2 11/11/21 S: Ibu mengatakan muka dan mata bayi
tampak kuning sudah menurun
O: Kerusakan lapisan kulit menurun
A:Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

11
3 12/11/21 S: Ibu mengatakan bayi malas untuk
menetek menurun
O: - Berat badan membaik
- Indeks Massa Tubuh (IMT)
membaik
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENANGANAN IKTERUS NEONATERUM

Keadaan bayi kuning (ikterus) sangat sering terjadi pada bayi baru lahir, terutama pada
BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Banyak sekali penyebab bayi kuning ini. Yang sering
terjadi adalah karena belum matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit (sel darah
merah).

Satuan Acara Penyuluhan

Topik                   : Bayi Baru Lahir (BBL)

12
Sub Topik            : Penanganan Ikterus Neonaterum

Hari/ tanggal        : Hari kamis, 11/11/2021

Tempat                : Posyandu

Jam / waktu         : 30 Menit

Sasaran                : Ibu Nifas

A.      Tujuan Umum


Setelah melakukan penyuluhan, masyarakat mampu memahami tentang icterus pada bayi
baru lahir dan mampu melakukan perawatan icterus pada bayi baru lahir.

B.       TujuanKhusus
Setelah melakukan penyuluhan, masyarakat mampu mengetahui tentang:
1.      Pengertian ikterus
2.      Penyebab ikterus
3.      Tanda dan gejala ikterus
5.      Penanganan ikterus

C.      Materi
1.      Pengertian ikterus
2.      Penyebab ikterus
3.      Tanda dan gejala ikterus
5.      Penanganan ikterus

D.      Metode
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab

E.       Media danAlat

1.      Leaflet

13
2.      SatuanAcaraPembelajaran (SAP)

F.       StrategiPelaksanaan

No Waktu Tahapan Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran

3 menit Pembukaa  Mengucapkan salam         Menjawabsalam

n
  Memperkenalkan diri         Memperhatikan

1
  Menyapa peserta         Memperhatikan

  Membuat kontrak waktu         Memperhatikan

20 menit Isi   Menyampaikan topik         Memperhatikan

  Membagikan leaflet         Memperhatikan

  Menjelaskan definisi ikterus         Memperhatikan

2
  Menjelaskan penyebab ikterus         Memperhatikan

  Menjelaskan upaya pencegahan         Memperhatikan

ikterus

7 menit Penutup   Memberikan kesempatan kepada ibu         Menjawab pertanyaan


untuk bertanya

  Memberikanreinformconsentpositif
        Menjawab pertanyaan
3
  Memutup acara penyuluhan

  Salam penutup
        Menjawab pertanyaan

        Menjawab salam

G.      Evaluasi
         Jelaskan pengertian ikterus !
         Sebutkan tanda dan gejala ikterus !
         Sebutkan cara perawatan bayi dengan ikterus !

14
         Meminta ibu untuk mempraktekkan cara menyusui dengan baik dan benar !

Materi Penyuluhan

“Penanganan Ikterus Neonatorum”

A.      Pengertian Ikterus


Ikterus adalah menguningnya sclera, kulit atau jaringan lain akibat penimbunan billirubin
dalam tubuh atau akumulasi dalam darah lebih dari 5 mg/dl dalam 24 jam, yang menandakan
terjadinya gangguan fungsional dari hepar, system billiary atau system hematologi ,
gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa karena adanya deposisi
produk akhir katabolisme hem yaitu bilirubin. Secara klinis, ikterus pada neonatus akan

15
tampak bila konsentrasi bilirubin serum lebih 5 mg/dL . Ikterus (Jaundice) adalah perubahan
warna kulit menjadi kuning akibat pewarnaan jaringan oleh bilirubin. (Ai Yeyeh, 2010:268).

B.       Penyebab Ikterus


1)      Berat badan lahir

Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Berat
badan lahir yang kurang dari normal dapat mengakibatkan berbagai kelainan yang timbul dari
dirinya, salah satunya bayi akan rentan terhadap infeksi yang nantinya dapat menimbulkan
ikterus neonatorum. Banyak bayi baru lahir, terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir
<2500 gram) mengalami ikterus pada minggu pertama hidupnya. Data epidemiologi
menunjukan bahwa lebih dari 50% bayi baru lahir menderita ikterus yang dapat terdeteksi
secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya. (Moslichan, 2004)

2)      Prematur

Prematur adalah bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat
badan lahir antara 500-2499 gram. Prematuritas menimbulkan imaturitas perkembangan dan
fungsi sistem, membatasi kemampuan bayi untuk melakukan koping terhadap masalah
penyakit.  (Ai Yeyeh Rukiyah dan  Lia Yulianti, 2010:222)

Bayi prematur/BBLR sering mengalami kuning karena fungsi hati belum matang,
timbulnya kuning lebih awal dan lama dari bayi cukup bulan. (Kemenkes RI, 2011)

3)      Pemberian ASI

ASI merupakan makanan paling ideal untuk bayi dan ASI karena mengandungsemua zat
gizi yang dibutuhkan oleh bayi. Pemberian ASI secara penuh sangatdianjurkan oleh para ahli
gizi diseluruh dunia.

4)      Paparan sinar matahari


Sinar matahari, dalam arti luas, adalah spektrum frekuensi total dari
radiasielektromagnetik yang dilepaskan oleh matahari. Di Bumi, sinar matahari disaring
melalui atmosfer bumi, dan radiasi matahari jelas sebagai siang hari ketika matahari berada di
atas cakrawala. Ketika radiasi matahari langsung tidak terhalang oleh awan, itulah yang
tampak sebagai sinar matahari, yaitu, kombinasi cahaya terang dan panas. Jika radiasi
matahari langsung ditutupi awan atau terpantul dari objek lain, maka terlihat sebagai cahaya
tersebar (WMO, 2008).

16
C.      Tanda dan Gejala Ikterus
1.      Ikterus fisiologis :
Timbul pada hari ke 2 atauke 3 dan tanpak jelas pada hari ke 5 sampai dengan ke 6 dan akan
menghilang pada hari ke 7 atau hari ke 10 . kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan
tidak lebih dari 12 mg/dl dan pada BBLR tidak lebih dari 10mg/dl , dan akan menghilang
pada hari 14 . bayi tampak biasa , minum baik dan berat badan naik biasa
2.      Ikterus fatologis:
Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam. Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang
memerlukan fototerafi. Peningkatan kadar bilirubin total serum 0,5mg/Dl/jam.
3.      Ikterus fatologi :
Timbul kuning pada 24 jam pertama kehidupan, kuning ditemukan pada umur 14 hari atau
lebih, tinja berwarna pucat.

E.       Penanganan Ikteus


Bawa segera ke tenaga kesehatan untuk memastikan kondisi ikterus pada bayi kita
masih dalam batas normal (fisiologis) ataukah sudah patologis.Dokter akan memberikan
pengobatan sesuai dengan analisa penyebab yang mungkin. Bila diduga kadar bilirubin bayi
sangat tinggi atau tampak tanda-tanda bahaya, dokter akan merujuk ke RS agar bayi
mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang memadai.
Di rumah sakit, bila diperlukan akan dilakukan pengobatan dengan pemberian albumin,
fototerapi (terapi sinar), atau tranfusi tukar pada kasus yang lebih berat.

Terapi sinar pada ikterus bayi baru lahir:

Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama-tama diperhatikan oleh salah seorang perawat
di salah satu rumah sakit di Inggris. Perawat tersebut melihat bahwa bayi yang mendapatkan
sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan
dengan bayi lainnya. Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan
penelitian mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini. Dari penelitiannya
terbukti bahwa disamping sinar matahari, sinar lampui tertentu juga mempunyai pengaruh
dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi prematur yang diselidikinya.

17
Ikterus fisiologis:

         Mengajari ibu cara menyinari bayi dengan cahaya matahari pagi biasanaya sekitar jam 7
pagi sampai jam 8 pagi selama 15-30 menit

         Perhatikan frekwensi BAB

         Usahakan agar bayi tidak terlalu kepanasan atau kedinginan

         Memeliahara kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya

         Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ASI eklusif
lebih sering minimal setiap 2 jam

         Jaga bayi agar tetap hangat

         Lakukan pemeriksaan ulang untuk ikterus tanyakan apakah kencing sehari semalam atau
apakah sering buang air besar

Ikterus patologis:

         Jika anak masih bisa menetek mintalah pada ibu untuk menetekkan anakanya

         Jika anak tidak bisa menetek lagi tapi masih bisa menelan beri perasan ASI atau susu
pengganti, Jika keduanaya tidak memungkinkan beri air gula 30-50 cc sebelum dirujuk

         Cara membuat air gula.Larutkan 4 sendok teh gula kedalam gelas yang berisi 200 cc air
masak

         Jika anak tidak bisa menelan berikan 50cc air susu ataua ir gula melalaui pipa ansogastrik
,jika tidak rujuk segera

         Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat

         Setiap ikterik yang muncul pada 24 jam pertama adalah patologis dan membutuhkan
pemeriksaan laboratorium lanjut

         Perhatikan frekwensi BAK dan BAB

Sumber referensi

18
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3227/4/Chapter%202.pdf , https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.unism.ac.id/283/3/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjAoJ2sgpP0AhXSbSsKHdVIAOIQFnoECEAQAQ&usg=AOv
Vaw2-3tWSIKSgwdZyfB73Pu4d

Leaflet

19
20

Anda mungkin juga menyukai