Askep BBL Aterm Fix
Askep BBL Aterm Fix
Status Gravida
P1A0 usia kehamilan: 39 Minggu
Presentasi bayi : presentasi kepala
Pemeriksaan Antenatal : 4x , trimester I & II periksa 2 kali dalam 2 bulan dan trimester
III sebulan sekali
Komplikasi antenatal : tidak terkaji
Riwayat Persalinan
BB/TB ibu : 56 kg/ 150cm Persalinan di: ruang bersalin RS C
Keadaan umum ibu : lemah, composmentis
Tanda-tanda vital: TD : 130/80 mmHg Nadi : 130 x/menit
Suhu : 36,6°C RR : 40 x/menit
Jenis persalinan : normal
Proses persalinan : Kala I: 8 jam Indikasi: tidak terkaji
Kala II: 30 menit
Komplikasi persalinan:
1
Ibu : ketuban agak keruh Janin: tidak ada
Lamanya ketuban pecah: ketuban pecah saat bayi lahir Kondisi Ketuban: ketuban agak keruh
Keterangan: tanda ( ) untuk penilaian menit ke-1, tanda O untuk penilaian menit ke-5
2
Warna kulit biru/pucat tubuh kemerahan 2
kemerahan,
tangan dan kaki
biru
O
Keterangan: tanda ( ) untuk penilaian menit ke-1, tanda O untuk penilaian menit ke-5
Pengkajian Fisik
Umur: 2 hari
Berat badan : 3400 gr
Panjang badan : 50 cm
Suhu : 36,6 °C
Lingkar kepala : 35 cm
Lingkar dada : 30 cm
Lingkar perut : 52 cm
Kepala
Bentuk
Bulat
Kepala
o Molding
o Caput
o Cephalhematom
Ubun-ubun Besar: segi empat panjang
Kecil: segitiga
Sutura: tidak terkaji
3
o Kotoran
o Perdarahan
Mulut
Simetris
o Palatum mole
o Palatum durum
o Gigi
Hidung
Lubang hidung
o Keluaran
o Pernafasan cuping hidung
Leher
Pergerakan leher
Dada
Simetris
o Asimetris
o Retraksi
o Seesaw
Bunyi Nafas
o Ngorok
o Lain-lain: tidak ada
Pernafasan: 40 x/menit
Denyut jantung: 130 x/menit
4
Perut
Lembek
o Kembung
o Benjolan
Bising usus: 20 x/menit
Lanugo: tidak ada
Vernix: tidak ada
Punggung
Keadaan punggung
Simetris
o Asimetris
o Pilonidal dimple
Fleksibilitas tulang punggung
o Kelainan: tidak ada
Genital
Normal
Laki-laki
o Hypospadius
o Epispadius
o Testis: sudah turun
Perempuan
Labia Minora
o Menonjol
o Tertutup labia mayor
Keluaran: ……………………
Anus
o Kelainan : tidak ada
o Mekonium : kehitaman
Ekstremitas
5
Jari tangan
o Kelainan: tidak ada
Jari kaki
o Kelainan: tidak ada
Pergerakan
o Tidak aktif
o Asimetris
o Tremor
o Rotasi paha
Nadi
Brachial: 130x/menit
Femoral: tidak terkaji
Garis telapak kaki : tidak terkaji
Posisi Kaki : tidak terkaji
Tangan : tidak terkaji
Tubuh
Warna
o Pink
o Pucat
o Sianosis
Kuning
Pergerakan
Aktif
o Kurang
Status Neurologi
Reflex: (nilai semua)
Tendon
Morro
Rooting
Menghisap
Babinski
6
Menggenggam
Menangis
Berjalan
Tonus leher
Nutrisi
ASI
o PASI
o Lain-lain: ………………………………….
Eliminasi
BAB pertama, tanggal: 08/11/2021
Jam: 12.00
BAK pertama, tanggal: 08/11/2021
Jam : 15.00
Kesimpulan:
B. ANALISA DATA
Nama/ Umur : An.B
No Register : tidak terkaji
Diagnosa Medis : BBL Aterm
7
- Muka dan mata bayi
tampak kuning
Pembentukan
- berat badan: 3400 bilirubin
gram bertambah
- Apgar score: 6-8
- Suhu: 36,6°C
- Nadi: 130 x/mnt Bilirubin indirek
- RR: 40 x/mnt. meningkat
Hiperbilirubinemia
Dalam jaringan
ekstravakular
( kulit,konjuntiva,
mukosa, dan alat
tubuh lain)
Ikterik Neonatus
2 09/11/21 Ds : : Resiko Defisit Bayi baru lahir
Nutrisi
- Bayi malas untuk
menetek
Tubuh bayi
Do : mengalami
- Bayi malas untuk adaptasi
menetek
- Apgar score: 6-8
Ibu kurang
- Suhu: 36,6°C
pengetahuan
- Nadi: 130 x/mnt
dalam menyusui
- RR: 40 x/mnt.
Bayi tidak
mendapat ASI
Resiko Defisit
Nutrisi
8
DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. RENCANA KEPERAWATAN
Nama/Umur : An. B
No Register : tidak terkaji
Diagnosa Medis : BBL Aterm
9
KRITERIA RENCANA
NO TGL TUJUAN
HASIL KEPERAWATAN
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama/Umur : An.B
No Register : tidak terkaji
Diagnosa Medis : BBL Aterm
NO TANGGAL EVALUASI TTD
DIAGNOSA
1 10/11/21 S: Ibu mengatakan muka dan mata bayi
tampak kuning sudah menurun
O: Kerusakan jaringan menurun
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
2 11/11/21 S: Ibu mengatakan muka dan mata bayi
tampak kuning sudah menurun
O: Kerusakan lapisan kulit menurun
A:Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
11
3 12/11/21 S: Ibu mengatakan bayi malas untuk
menetek menurun
O: - Berat badan membaik
- Indeks Massa Tubuh (IMT)
membaik
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Keadaan bayi kuning (ikterus) sangat sering terjadi pada bayi baru lahir, terutama pada
BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Banyak sekali penyebab bayi kuning ini. Yang sering
terjadi adalah karena belum matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit (sel darah
merah).
12
Sub Topik : Penanganan Ikterus Neonaterum
Tempat : Posyandu
B. TujuanKhusus
Setelah melakukan penyuluhan, masyarakat mampu mengetahui tentang:
1. Pengertian ikterus
2. Penyebab ikterus
3. Tanda dan gejala ikterus
5. Penanganan ikterus
C. Materi
1. Pengertian ikterus
2. Penyebab ikterus
3. Tanda dan gejala ikterus
5. Penanganan ikterus
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
1. Leaflet
13
2. SatuanAcaraPembelajaran (SAP)
F. StrategiPelaksanaan
n
Memperkenalkan diri Memperhatikan
1
Menyapa peserta Memperhatikan
2
Menjelaskan penyebab ikterus Memperhatikan
ikterus
Memberikanreinformconsentpositif
Menjawab pertanyaan
3
Memutup acara penyuluhan
Salam penutup
Menjawab pertanyaan
G. Evaluasi
Jelaskan pengertian ikterus !
Sebutkan tanda dan gejala ikterus !
Sebutkan cara perawatan bayi dengan ikterus !
14
Meminta ibu untuk mempraktekkan cara menyusui dengan baik dan benar !
Materi Penyuluhan
15
tampak bila konsentrasi bilirubin serum lebih 5 mg/dL . Ikterus (Jaundice) adalah perubahan
warna kulit menjadi kuning akibat pewarnaan jaringan oleh bilirubin. (Ai Yeyeh, 2010:268).
Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Berat
badan lahir yang kurang dari normal dapat mengakibatkan berbagai kelainan yang timbul dari
dirinya, salah satunya bayi akan rentan terhadap infeksi yang nantinya dapat menimbulkan
ikterus neonatorum. Banyak bayi baru lahir, terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir
<2500 gram) mengalami ikterus pada minggu pertama hidupnya. Data epidemiologi
menunjukan bahwa lebih dari 50% bayi baru lahir menderita ikterus yang dapat terdeteksi
secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya. (Moslichan, 2004)
2) Prematur
Prematur adalah bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat
badan lahir antara 500-2499 gram. Prematuritas menimbulkan imaturitas perkembangan dan
fungsi sistem, membatasi kemampuan bayi untuk melakukan koping terhadap masalah
penyakit. (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010:222)
Bayi prematur/BBLR sering mengalami kuning karena fungsi hati belum matang,
timbulnya kuning lebih awal dan lama dari bayi cukup bulan. (Kemenkes RI, 2011)
ASI merupakan makanan paling ideal untuk bayi dan ASI karena mengandungsemua zat
gizi yang dibutuhkan oleh bayi. Pemberian ASI secara penuh sangatdianjurkan oleh para ahli
gizi diseluruh dunia.
16
C. Tanda dan Gejala Ikterus
1. Ikterus fisiologis :
Timbul pada hari ke 2 atauke 3 dan tanpak jelas pada hari ke 5 sampai dengan ke 6 dan akan
menghilang pada hari ke 7 atau hari ke 10 . kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan
tidak lebih dari 12 mg/dl dan pada BBLR tidak lebih dari 10mg/dl , dan akan menghilang
pada hari 14 . bayi tampak biasa , minum baik dan berat badan naik biasa
2. Ikterus fatologis:
Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam. Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang
memerlukan fototerafi. Peningkatan kadar bilirubin total serum 0,5mg/Dl/jam.
3. Ikterus fatologi :
Timbul kuning pada 24 jam pertama kehidupan, kuning ditemukan pada umur 14 hari atau
lebih, tinja berwarna pucat.
Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama-tama diperhatikan oleh salah seorang perawat
di salah satu rumah sakit di Inggris. Perawat tersebut melihat bahwa bayi yang mendapatkan
sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang dibandingkan
dengan bayi lainnya. Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan
penelitian mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini. Dari penelitiannya
terbukti bahwa disamping sinar matahari, sinar lampui tertentu juga mempunyai pengaruh
dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi prematur yang diselidikinya.
17
Ikterus fisiologis:
Mengajari ibu cara menyinari bayi dengan cahaya matahari pagi biasanaya sekitar jam 7
pagi sampai jam 8 pagi selama 15-30 menit
Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ASI eklusif
lebih sering minimal setiap 2 jam
Lakukan pemeriksaan ulang untuk ikterus tanyakan apakah kencing sehari semalam atau
apakah sering buang air besar
Ikterus patologis:
Jika anak masih bisa menetek mintalah pada ibu untuk menetekkan anakanya
Jika anak tidak bisa menetek lagi tapi masih bisa menelan beri perasan ASI atau susu
pengganti, Jika keduanaya tidak memungkinkan beri air gula 30-50 cc sebelum dirujuk
Cara membuat air gula.Larutkan 4 sendok teh gula kedalam gelas yang berisi 200 cc air
masak
Jika anak tidak bisa menelan berikan 50cc air susu ataua ir gula melalaui pipa ansogastrik
,jika tidak rujuk segera
Setiap ikterik yang muncul pada 24 jam pertama adalah patologis dan membutuhkan
pemeriksaan laboratorium lanjut
Sumber referensi
18
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3227/4/Chapter%202.pdf , https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.unism.ac.id/283/3/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjAoJ2sgpP0AhXSbSsKHdVIAOIQFnoECEAQAQ&usg=AOv
Vaw2-3tWSIKSgwdZyfB73Pu4d
Leaflet
19
20