Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

PERLINDUNGAN NEGARA TERHADAP KEAMANAN


NASIONAL INDONESIA DITINJAU DARI HUKUM
INTERNASIONAL DAN KASUS PENYADAPAN INDONESIA
OLEH AUSTRALIA
[HUKUM INTRNASIONAL]

DISUSUN OLEH:
NAMA : La Ode Hairudin
NIM : 21909100

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Hukum Acara Peradilan Agama dengan
judul “PERLINDUNGAN NEGARA TERHADAP KEAMANAN NASIONAL
INDONESIA DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL DAN KASUS
PENYADAPAN INDONESIA OLEH AUSTRALIA

”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Kendari, 23 juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar….........…………………………………………………………………….
Daftar Isi...…………….......………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang…………………………………………………………….......................

B Rumusan Masalah…………...........…………………………………………………
C Tujuan……………………………......……………………………………......................
BAB II PEMBAHASAN
A. prosedur dan ketentuan hukum terhadap keamanan nasional dari perspektif hukum
itnernasional?
B. Tanggung jawab Negara Indonesia dalam menangani penyadapan oleh Australia..

BAB III PENUTUP


A Kesimpulan...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A Latar belakang.

Hukum internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala
internasional. Pada awalnya, hukum internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan hubungan
antarnegara namun dalam perkembangan pola hubungan internasional semakin kompleks
pengertiannya. Hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku organisasi
internasional dan pada batas tertentu, perusahaan multinasional dan individu.

Globalisasi bersifat tanpa batas di antara negara dan mempengaruhi hampir seluruh
kehidupan manusia. Dampak globalisasi menyebabkan negara Indonesia ikut dalam
pergaulan hidup bersama dengan negara lain. Adanya pergaulan hidup dengan bangsa-bangsa
lain, melahirkan berbagai persoalan

Negara Indonesia, dalam melindungi aktivitas hukum warganya yang bersentuhan


dengan warga negara asing, selama ini masih menggunakan aturan peninggalan kolonial yaitu
Algemeene Bepalingen van Wetgeving voor Nederlands Indie. Aturan tersebut masih tetap
berlaku selama belum diadakan yang baru menurut UUD NRI Tahun 1945 (Pasal 1 Aturan
Peralihan UUD NRI Tahun 1945). Dalam dunia hukum, subsistem dari hukum nasional
yang dikembangkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hukum yang mengandung
unsur asing.

Kegiatan penyadapan yang dilakukan oleh Australia kepada Indonesia, membuat


Indonesia menyadari ada celah yang terlupakan selama ini yaitu keamanan nasional Indonesia.
Negara Indonesia yang sedemikian lugs darat, laut dan udarabelum mempunyai kesadaran dalam
memper-satukan pendapat mengenai bagaimana mengatur keamanan Indonesia.

Keamanan itu sendiri tidak hanya sebatas pengertian sempit dalam hal ini penjagaan
secara fisik, pengamanan dalam arti lugs termasuk mengamankan informasi masuk dan keluar
Indonesia. Bila berbicara mengenai negara dalam hal ini Indonesia maka keamanan informasi
merupakan bagian dari bentuk perlindungan negara dan juga tanggung jawab negara terhadap
informasi tersebut.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi perkembangan pengertian keamanan


yang semula ditafsirkan dengan sederhana yaitu suasana bebas dari segala bentuk ancaman
bahaya, kecemasan dan ketakutan sebagai kondisi tidak adanya ancaman fisik (militer) yang
berasal dari luar. ' Kemudian berubah menjadi pengertian keamanan yang tidak hanya terkait
dengan militer namun terkait dengan hal-hal lain yang menentukan eksistensi suatu negara,
termasuknya didalamnya keamanan internal, kesediaan pangan, fasilitas kesehatan dan terakhir
adalah keamanan dalam informasi.
Berita mengenai penyadapan ini dibocorkan oleh seorang mantan kontraktor cyber
security yang bekerja di badan keamanan nasional Amerika Serikat yang dengan idealisme
bersemangatkan menegakkan hak kerahasiaan dalam berkomunikasi melalui wadah teknologi
komunikasi seperti telepon selular atau melalui jalur informasi teknologi yaitu berintemet.

Edward Snowden adalah tokoh yang membeberkan tentang adanya penyadapan yang
dilakukan Australia kepada Indonesia menyebutkan bahwa penyadapan dilakukan atas
permintaan Amerika Serikat dan dibantu oleh Singapura dengan mengambil posisi tempat atau
base camp di kedutaan-kedutaan asing seperti kedutaan Austra-lia, melakukan penyadapan
terhadap telepon selular milik Presiden Indonesia berserta istri dan juga beberapa tokoh negara
seperti mantan menteri atau menteri yang masih aktif di pemerintahan.

Adapun data yang diberikan oleh Ed-ward Snowden adalah informasi penyadapan oleh
Direktorat Intelej en Aus-tralia yang telah dilakukan sejak tahun 2009 artinya pada saat
Indonesia sedang atau akan menghadapi pemilihan presiden dan dicurigai masih dilakukan
sampai saat ini.

Keterangan dari Edward Snowden juga menjelaskan bahwa penyadapan yang dilakukan
oleh Australia merupakan suatu program kerjasama dengan Amerika Serikat. Setelah kejadian
kebocoran data yang di buka oleh wikileaks , Amerika Serikat kemudian membentuk kerjasama
intelij en dalam rangka menemukan dan mencari sumber dari kebocoran tersebut.

Inisiatif untuk mencari kebocoran data ini dilakukan oleh Amerika Serikat dengan cara
mengambil informasi dari rakyat Amerika itu sendiri seperti data internet dan data dari telepon.
Dalam ruang lingkup internasional National Security Agency (NSA) Amerika Serikat juga
melakukan monitor terhadap data dan kegiatan telephon dari kurang lebih 35 pemimpin dunia
seperti melakukan penyadapan pembicaraan telephon dari konselir Jerman Angela Merkel.
Selain itu National Secu-rity Agency (NSA) bekerjama dengan Inggris dalam hal mengambil
data dari Google dan Yahoo. Program yang dipakai oleh National Security Agency (NSA)
memungkinkan mereka untuk mendapatkan informasi dari setiap orang yang melakukan akses ke
email mereka masing masing.

Australia menurut data yang diberikan oleh Edward Snowden telah melakukan kegiatan
penyadapan secara elektronik meliputi wilayah asia pasifik yang di lakukan oleh pos-pos
diplomatiknya. Amerika Serikat juga telah diberitakan sebelumnya, telah mengadakan kegiatan
survailance di beberapa tempat atau pos diplomatiknya seperti di Kamboja, China, Malaysua, In-
donesia, Myanmar dan Thailand.

Diketahui kemudian Australia adalah salah satu peserta perjanjian dari UK USA
intelengence agreement yang dikenal dengan Five Eyes, pada perjanjian
kedasamaituAustraliamemegang tanggung jawab electronic signal surveillance mulai dari
Samudra Hindia sampai Pacific Barat dan bagian Selatan sampai Utara Cina.
Penyadapan yang dilakukan olehAus-tralia terlihat ada strategi jangka panjang untuk
terus melakukan monitor terhadap aktivitas telepon yang dilakukan oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan orang-orang disekelilinginya. Kegitatan ini dilakukan oleh Defence
Signals Director-ate (sekarang dikenal sebagai the Austra-lian Signals Directorate),

Teknologi yang dipakai oleh Australia dicurigai dapat menyadap sistem telekomunikasi
Indonesia tanpa melibatkan peran operator domestic, penyadapaan kemungkinan dilakukan
antara ponsel ke BTS, BTS ke BTS atau BTS ke satelit.Pembuktian secaratelcnologi memang
hams di jabarkan lebih lanjut.

Jadi ada beberapa hal yang harus disikapi oleh pemerintah dalam hal adanya kegiatan
penyadapan yang dilakukan oleh Ausutralia yaitu pertama, melindungi system telekomunikasi
sebagai bagian dari tanggung jawab Negara terhadap kedaulatan wilayahnya kedua yaitu dengan
mengadakan sistem keamanan informasi dan menjadikan informasi sebagai bagian dari
keamanan nasional dan harus mendapatkan perhatian yang signifikan.

Berdasarkan berbagai alasan dan kepentingan untuk meyadarkan keperluan akan


keamanan nasional di bidang informasi dan sebagai pembelajaran dari kasus penyadapan oleh
Australia terhadap Presiden Indonesia dan beberapa pej abat Indonesia maka peneliti
mengangkat permasalahan perlindungan Negara terhadap keamanan nasional Indonesia ditinj au
dari Hukum Intemasional dengan studi kasus penyadapan Indonesia oleh Australia.

A.Rumusan masalah

A. Bagaimana prosedur dan ketentuan hukum terhadap keamanan nasional dari perspektif
hukum itnernasional?
B. Bagaimna tanggung jawab Negara Indonesia dalam menangani penyadapan oleh
Australia?

B.Tujuan masalah

A. Untuk mengetahui prosedur dan ketentuan hukum terhadap keamanan nasional dari
perspektif hukum itnernasional
B. Untuk mrngetahui tanggung jawab Negara Indonesia dalam menangani penyadapan
oleh Australia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prosedur dan ketentuan hukum terhadap keamanan nasional dari perspektif


Hukum itnernasional.

Syarat pendirian Negara menurut Hukum Internasional adalah Negara tersebut mempunyai
wilayah, penduduk, pemerintahan dan pengakuan dari Negara lain.' Korelasi dan pengakuan dan
Negara lain adalah adanya pengakuan kedaulatan dan wilayah Negara dalam hal ini wilayah
darat laut dan udara. Suatu Negara dianggap memiliki kemerdekaan dan kedaulatan terhadap
setiap urusan di dalam batas wilayah teritorialnya.

Selanjutnya dijelaskan bahwa salah satu tugas atau kewajiban yang mengikat Negara-negara
adalah kewajiban untuk tidak melakukan pelaksanaan kedaulatan di wilayah Negara lain.'°
Misalnya merupakan suatu pelanggaran hukum Internasional apabila Negara mengirim agen-
agennya ke wilayah Negara lain untuk menangkap or-ang-orang yang dituduh melakukan tindak
kejahatan yang bertentangan dengan undang-undangnya.

Contoh kasus lain mengenai kedaulatan adalah kasus kapal bernama Rainbow Warrior
dimana pada bulan Juni 1986 di perairan pedalaman New Zealand, kapal milik Greenpeace
tenggelam akibat sabotase yang kemudian diketemukan bukti-bukti bahwa kapal tenggelam
dikarenakan perbuatan agen-agen intelejen Perancis. Pemerintah Perancis mengakui bahwa
pemerintahnya memerintahkan tindakan tersebut karena dikuatirkan mengganggu percobaan
peledakan nuklir di Atol Mururoa milik Perancis di Samudra Pasifik. Atas perbuatannya ini
Perancis dan agen-agennya kemudian dikenakan pertanggung jawaban atas perbuatannya.

Kasus ini jelas mengatakan bahwa Hukum Internasional memberikan kewajiban kepada
Negara-negara untuk tidak mencampuri urusan Negara lain dan menghormati kedaulatan
teritorial dari suatu Negara.

Penjagaan atau mempertahankan kedaulatan suatu Negara dari ancaman- ancaman asing
ataupun dari internal suatu Negara memerlukan koordinasi bersama dari segenap institusi Negara
atau pun dari wargaNegara itu sendiri. Faktor kedaulatan terkait dengan ancaman terhadap
otoritas yang dimiliki Negara untuk mengatur dirinya sendiri, memanfaatkan sumber daya alam
dan buatan yang dimiliki dan mendapatkan pengakuan internasional sebagai sebuah Negara
berdaulat." Sehingga segala upaya untuk menghilangkan dan melanggar kedaulatan merupakan
ancaman terhadap keamanan nasional suatu Negara.

Perkembangan bangsa-bangsa pada saat ini mengenalkan ide untuk menghargai kedaulatan
Negara dan mengakui persamaan antara Negara satu dengan Negara yang lain , prinsip
pelarangan terhadap aggresi dan intervensi dalam semangat membangun keamanan yang di
dasarkan kepada rasa kebersamaan yang di atur di dalam suatu aturan internasional. Keamanan
bersama yang dimaksud adalah keamanan antar Negara, namun untuk Keamanan Nasional suatu
Negara dengan menghormati kedaulatan Negara maka dikembalikan kepada Negara yang
bersangkutan untuk membuat konsep dan pengaturannya.

Pada umumnya istilah keamanan nasional itu lebih mencangkup penanggulangan atas
ancaman bagi kelangsungan Negara, baik yang datang dari dalam atau dari luar. Para peneliti In-
donesia lebih banyak berbicara mengenai keamanan nasional dari sudut pandang ancaman
sedangkan para peneliti asing dalam konteks keamanan nasional akan berbicara dari sudut
pandang apa yang dimiliki atau kekuatan apa saja yang dimiliki oleh suatu Negara. Negara
Amerika Serikat mengembangkan berbagai teori dan kebijakan mengenai strategi keamanan
nasional.

Srategi keamanan nasional (National Security Strategy) merupakan tindakan antisipasi


Negara menghadapi "dilema keamanan" akibat benturan kepentingan nasional setiap Negara
dalam mencapai tujuan nasionalnya. Dalam strategi Kamnas akan ditentukan ancaman-ancaman
terhadap berbagai segi kehidupan bernegara, khususnya terkait kepentingan nasionalnya, serta
menentukan bagaimana Negara menggunakan instrument (perangkat) kekuatan nasional (Instru-
ments OfNational Power) secara sinergis antara lembaga Negara untuk menghadapi ancaman
atau tantangan luar, baik ancaman dan Negara lain atau lembaga dan organisasi internasional
yang berpotensi atau sudah merugikan keamanan nasional.

Kaitan Keamanan Nasional dengan Hukum Internasional, dapat dilihat pada Piagam PBB
Pasal 2 ayat 1 dimana disebutkan bahwa PBB sebagai organisasi bangsa-bangsa menj unj ung
tinggi prinsip kedaulatan untuk setiap Negara anggotanya. Pasal ini juga memperlihatkan adanya
larangan untuk setiap Negara anggota untuk tidak melakukan intervensi kepada Negara anggota
yang lain dengan alasan apa pun atau untuk tidak turut campur dalam urusan dalam negeri
suatuNegara dan kedaulatan Negara.

Pengetahuan mengenai Konsep Keamananan Nasional dimulai dari mempelajari bagaimana


berdirinya sebuah Negara dan kemudian bagaimana Negara tersebut berhubungan dengan
Negara-negara lain.

Konsep Negara bangsa yang stabil dapat ditelusuri pada saat adanya Perjanjian Perdamaian
Westphalia dimana konsep Negara yang mempunyai kedaulatan diperintah oleh pemerintah
menjadi dasar dari ketentuan sebuah Negara bangsa.

Perjanjian Perdamaian Westphalia dianggap sebagai titik saat lahirnya negara-negara


nasional yang modem pada saat ditandatanganinya Perjanjian Perdamaian yang mengakhiri
Perang Tiga Puluh Tahun di Eropa. Perdamaian Westphalia dianggap sebagai peristiwa penting
dalam sejarah Hukum Internasional modern, bahkan dianggap sebagai suatu peristiwa Hukum
Intemasional modem yang didasarkan atas negara-negara nasional, karena selain mengakhiri
perang 30 tahun, Perjanjian Westphalia telah memberikan perubahan dalam peta bumi politik
yang telah terjadi karena perang itu di Eropa.

Setiap Negara di seluruh dunia ini yang menginginkan suatu keadaan dimana semua rakyat
yang hidup di Negara tersebut terkecukupi kehidupannya serta aman tentram dan terhindar
isegala ancaman dan ketakutan. Defmisi aman ini yang awalnya aman secara fisik kemudian
berkembang ke arah keamanan dalam arti kemanusian dan hak asasi manusia. Keamanan juga
masuk dalam pengertian keamanan untuk sebelum dan sesudah adanya bencana alam. Dalam
kehidupan manusia selalu ada ketidak samaan dalam karakter dan perkembangannya tetapi
masyarakat dalam suatu Negara terikat pada satu hal yang sama yaitu Negara, disinilah letak
studi keamanan nasional melihat masyarakat dan Negara yaitu sebagai satu kesatuan.

Konsep dari keamanan nasional timbul dari keinginan untuk menyamakan atau membuat
suatu kesatuan dalam analisa permasalahan manusia dan membandingkan situasi atau aplikasi
serta cara yang paling tepat untuk menyelesaikan permasalahan dan solusi dalam ruang lingkup
nasional. Kepentingan nasional suatu Negara dalam memetakan elemen-elemen untuk konsep
keamanan nasional ini yang menyebabkan adanya perubahan-perubahan yang berlanjut dari
sebuah konsep keamanan nasional yang dimiliki oleh Negara.

Sebagai contoh berbagai perubahan setelah perang dingin dimana terlihat pembahan yang
sangat signifikan dalam hal ". teknologi seperti penemuan teknologi-teknologi baru untuk
perubahan hidup manusia agar lebih praktis dan ekonomi suatu Negara yang harus
mempersiapkan diri ke dalam konsep perdagangan bebas antar Negara menjadi pemicu dari
perubahan-perubahandalam elemen dalam membuat sebuah konsep keamanan nasional.
Perubahan elemen keamanan nasional juga dipengaruhi oleh pertambahan jumlah Negara,
aktivitas Negara dalam organisasi internasional, persatuan Negara-negara kedalam organisasi
regional, perubahan-perubahan dalam hubungan Negara-negara dalam konteks internasional.

Hubungan antar Negara saat ini menyebabkan suatu Negara tidak dapat menyerang Negara
lain dengan mudah akibatnya perang pada saat ini sudah berubah wujudnya kedalam perang
bentuk barn seperti gerakan militant , gerakan separatis dan terorisme.

Keamanan Nasional terdiri dari dua kata yaitu nasional (nation) dan keamanan (security).
Perkataan keamanan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang bebas dari ketakutan dan
bahaya. Keamanan dimana setiap orang dapat merasakan perasaan terlindungi dan nyaman.

Definisi dan konsep keamanan nasional tidak pernah baku dan cenderung berubah-ubah
namun perlu disadari pula konsep keamanan nasional yang bersifat dinamis tersebut cukup sulit
untuk dilakukan sosialiasi dan penegakkan hukumnya, untuk itu selalu akan diperlukan kajian
dan kesadaran dari perubahan kebijakan dan aturan dalam ruang lingkup keamanan nasional ini.

B. Pertanggung jawaban Negara Indonesia dalam menangani penyadapan oleh Australia


Badan intelijen Australia berclasarkan info yang di bocorkan oleh Edward Snowden telah
melalukan penyadapan komunikasi melalui telephon terhadap Presiden Indonesia Bapak
Yudhoyono selama 15 hari pada bulan Agustus 2009. Dokumen rahasiamilik Badan Intelij
enAus-tralia (Australian Signals Directorate), memperlihatkan adanya aktifitas yang terencana
dan dalam waktu yang cukup panjang dan berkelanjutan untuk memonitor aktifitas telephon
Presiden Republik Indo-nesia.

Selain Presiden Indonesia, penyadapan ini juga dilakukan terhadap Ibu Negara, Mantan
Wakil PresidenYusuf Kalla, dan sejumlah menteri di kabinet. Disebutkan kemudian penyadapan
tersebut dilakukan di Kedutaan Australia di Indo-nesia, dan ada empat provider telekomunikasi
di Indonesia yang ikut terlibat, yaitu Excelcomindo (XL), Telkomsel, Indosat dan Hutchison 3G

Dokumen rahasia ini dibocorkan melalui stasiun televisi Australia Broadcast-ing Corporation
(ABC) dan surat kabar Guardian pada bukan November 2013. Informasi terbaru seperti ini
menunjukkan untuk pertama kalinya sejauh mana penyadapan Australia terhadap Pemerintahan
Indonesia.

Dokumen tersebut juga menyebutkan Australia dan Amerika Serikat melakukan


pengumpulan data no telepon dari pejabat Indonesia pada saat berlangsungnya Bali Climate
Change Summit, dan juga disebutkan fasilitns kerjasama Intelij en In-donesia dan Australia pada
suatu daerah bernama Pine Gap (Australia).

Penyadapan yang dilakukan oleh bagian pemerintahanAustralia dalam hal ini dapat
dimintakan pertanggung jawabatmya sesuai dengan draft Articles on Responsi-bility of States for
Internationally Wrongful Acts, selanjutnya dalam tulisan ini disebut "Artikel". Dalam pasal 4
Artikel disebutkan bahwa perbuatan yang dapat diatribusikan kepada suatu Negara adalah setiap
perbuatan organ Negara atau pemerintah atau pejabatnya yang dapat diatribusikan kepada
Negara. Organ-organ itu mencakup organ-organ pemerintahan nasional, daerah, maupun lokal
dan orang-orang maupun entitas dalam tingkatan apa pun, ataupun setiap orang maupun entitas
yang menyandang status sebagai organ pemerintahan berdasarkan hukum nasional suatu negara.
Juga termasuk di dalamnya orang-orang yang secara Bagian pemerintahanAustralia dalam hal ini
dapat dimintakan pertanggung jawabatmya sesuai dengan draft Articles on Responsi-bility of
States for Internationally Wrongful Acts, selanjutnya dalam tulisan ini disebut "Artikel". Dalam
pasal 4 Artikel disebutkan bahwa perbuatan yang dapat diatribusikan kepada suatu Negara nyata
bertindak sebagai organ pemerintahan meskipun mereka tidak diklasifikan demikian oleh hukum
nasional negara yang bersangkutan.

Pelanggaran terhadap jurisdiksi Negara dan tidak dihormatinya suatu penyelenggaraan


pemerintahan diatur di dalam Pasal 20 Artikel dimana dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut
Keadaan-keadaan tertentu, meski tidak mempengaruhi suatu kewajiban internasional, dapat
menjadi alasan pembenar atas terjadinya pelanggaran terhadap suatu kewajiban internasional,
yang dengan demikian menghapuskan unser kesalahan dari perbuatan itu. Beban pembuktiannya
berada pada negara yang hendak membebaskan dirinya dari pertanggungjawaban. Contohnya,
adanya persetujuan dari suatu negara atas perbuatan yang dilakukan oleh negara lain yang jika
tidak ada persetujuan tersebut perbuatan tadi adalah perbuatan yang dapat dipersalahkan.

Tanggung jawab Negara dalam Hukum Internasional adalah suatu prinsip bahwa Negara
bertanggung jawab karena tindakan kelalaian organ-organ pemerintahan negaranya seperti organ
nasional, provinsi dan daerah. Tindakan ini sudah disebutkan secara tegas dan diakui dalam
keputusan pengadilan internasional dan praktek antar Negara.

Penyadapan yang dilakukan oleh Australia termasuk kedalam pelanggaran hukum


intemasional yang menimbulkan tanggung jawab Negara dalam hal kewajiban suatu Negara
untuk mengatasi persoalan-persoalan pelanggaran yang menyebabkan kerugian pada subjek
hukum intemasional. Untuk itu Indonesia dapat mengajukan permohonan pertanggung jawaban
kepada International Court of Justice terhadap Australia.

E. PENUTUP

1.Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makala ini adalah sebelumnya hubungan antara Keamanan
Nasional sebuah Negara dengan Hukum Internasional terdapat dalam konteks kepentingan
nasional (State Interest). Hubungan ada pada bagaimana suatu Negara membuat konsep dari
Keamanan Nasional negaranya berdasarkan kepentingan nasional Negara tersebut dan
bagaimana suatu Hukum Internasional berlaku untuk suatu Negara juga berdasarkan
Kepentingan Nasional Negara tersebut. Untuk itu bagi suatu Negara sangat lah penting untuk
memperjelas dan memperuncing ends atau tujuan suatu Negara yang dirumuskan di dalam
kepentingan nasional (state interest), dimana kepentingan nasional jugatermasuk memandang
Negara dalam ruang lingkup Internasional. Kepentingan Nasional juga berpengaruh terhadap
mau atau tidaknya Negara mengikatkan diri kepada Hukum Internasional. Hal ini akan
berpengaruh terhadap ways atau cara dari berlakunya Hukum Intemasional, yang selanjutnya
means atau sumber dan pelaku dari Hukum Internasional ini dikembangkan kepada sumberdaya
apa saja yang dimiliki oleh bangsa-bangsa yang mengikatkan diri terhadap Hukum Intemasional
tersebut.
Daftar pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/ Skandal penyadapan Australia-Indonesia[diakases pada tanggal 23


juli 2020]

Luthfah,D [2015], Perlindungan Negara Terhadap Keamanan Nasional Indonesia Ditinjau Dari
Hukum International. Studi Kasus Penyadapan Indonesia Oleh Australia, Jurnal Hukum
PRIOR'S,vol 4.N0 3.

http://www.Ifip.orgienglish/pdf/baliseminar/ Keamanan Nasional Pertahanan


Negar,koesnanto,anggoro.pdf (23 JILI 2020]

Anda mungkin juga menyukai