Anda di halaman 1dari 77

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

DAN STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN


PADA Ny. W DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
DI SUSUT KAJE KABUPATEN BANGLI
TANGGAL 31 MEI 2021

OLEH :

KADEK LINDA VENIAWATI


P07120218024
TINGKAT III/ SEMESTER VI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI S.Tr KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. KONSEP DASAR DEFISIT PERAWATAN DIRI

1. Pengertian Defisit Perawatan Diri

Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami

kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan

aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri.Tidak ada keinginan untuk

mandi secara teratur,tidak menyisir rambut,pakaian kotor,bau badan,bau

napas dan penampilan tidak rapi.

Defisit perawatan diri adalah adalah ketidakmampuan dalam :

kebersihan diri, makan, berpakaian, berhias diri,buang air besar dan kecil

sendiri (toileting) (Keliat B.A,dkk,2011).

Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul

pada pasien gangguan jiwa.Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami

ketidak pedulian merawat diri.Keadaan ini merupakan gejala perilaku

negtif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun

masyarakat (Yusuf,Rizky & Hanik, 2015:154).

2. Rentang Respon

Adaktif Maladaktif

Pola perawatan Kadang perawatan diri Tidak melakukan perawatan


diri seimbang kadang tidak diri pada saat stres

1) Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan

mampu ntuk berperilaku adatif maka pola perawatan yang dilakukan

klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri

2) Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien mendapatan

stressor kadang-kadang pasien tidak menperhatikan perawatan dirinya

3) Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak perduli dan

tidak bisa melakukan perawatan saat stresso (Ade, 2011)

3. Penyebab

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan

diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes

(2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:

a. Factor predisposisi

1) Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien

sehingga perkembangan inisiatif terganggu

2) Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu

melakukan perawatan diri.

3) Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan

kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian

dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.

4) Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri

lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan


kemampuan dalam perawatan diri.

b. Faktor presipitasi

Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang

penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,

lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu

kurang mampu melakukan perawatan diri. Menurut Depkes (2000)

Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:

1) Body Image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruh

kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga

individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

2) Praktik Sosial Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,

maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

3) Status Sosial Ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan

seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya

memerlukan uang untuk menyediakannya.

4) Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena

pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada

pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

5) Budaya Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh

dimandikan.

6) Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk

tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan

lain – lain.

7) Kondisi fisik atau psikis Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan


untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya

4. Pohon Masalah

Effect Gangguan pemeliharaan kesehatan

(BAB/BAK,mandi,makan,minum,berhias)

Masalah Defisit Perawatan Diri

Kasus Menurunnya motivasi dalam perawatan diri

Isolasi social :Menarik diri

5. Proses Terjadinya Masalah

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan

diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes

(2000), penyebab kurang perawatan diri adalah

a. Factor predisposisi

1) Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien

sehingga perkembangan inisiatif terganggu

2) Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu

melakukan perawatan diri.


3) Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan

kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya

dan lingkungan termasuk perawatan diri.

4) Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri

lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan

dalam perawatan diri.

b. Faktor Presipitasi

Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang

penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,

lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu

kurang mampu melakukan perawatan diri.

Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal

hygiene adalah:

1) Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan

diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak

peduli dengan kebersihan dirinya.

2) Praktik Sosial

Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka

kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

3) Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

menyediakannya.

4) Pengetahuan

Personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat

meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes

mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

5) Budaya

Sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh

dimandikan.

6) Kebiasaan

Kebiasaan seseorang, ada kebiasaan orang yang menggunakan produk

tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan

lain–lain.

7) Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang

dan perlu bantuan untuk melakukannya

Dampak yang sering timbul pada maslah personal hygine

1) Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik,gangguan fisik yang

sering terjadi adalah: gangguan intleglitas kulit, gangguan membrane

mukosa mulut, infeksi mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku
2) Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah

gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai,

kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial

(Damaiyanti, 2012)

6. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygine:

1) Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang

karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik,

gangguan fisik yang sering terjadi adalah: gangguan intleglitas kulit,

gangguan membrane mukosa mulut, infeksi mata dan telinga dan

gangguan fisik pada kuku

2) Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal

hygine adalah gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta

mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi

sosial (Damaiyanti, 2012)

3) Jenis Menurut (Damaiyanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari :

a. Defisit perawatan diri : mandi Hambatan kemampuan untuk melakukan

atau menyelesaikan mandi/beraktivitas perawatan diri sendiri

b. Defisit perawatan diri : berpakaian Hambatan kemampuan untuk

melakukan ata menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berhias untuk

diri sendiri.

c. Defisit perawatan diri : makan Hambatan kemampuan untuk

melakukan atau menyelesaikan aktivitas sendiri

d. Defisit perawatan diri : eliminasi Hambatn kemampuan untuk


melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri.

7. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala defisit dar menurut adalah (Damaiyanti, 2012) sebagai

berikut:

a. Mandi/hygine

Klien mengalami ketidakmapuan dalam membersihkan badan,

memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran

air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengerikan tubuh, serta

masuk dan keluar kamar mandi

b. Berpakaian

Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil

potongan pakian, menangalkan pakaian, serta memperoleh atau

menukar pakaian.

c. Makan

Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan,

mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,

menggunakan alat tambahan, mendapat makanan, membuka container,

memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanandari wadah

lalu memasukan ke mulut, melengkapi makanan,mencerna makanan

menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas,

serta mencerna cukup makanan dengan aman

d. Eliminasi
Klien memiliki kebatasan atau krtidakmampuan dalam mendapatkan

jamban atau kamar kecil atau bangkit dari jamban, memanipulasi

pakaian toileting, membersihkan diri setelah BAK/BAB dengan tepat,

dan menyiram toilet atau kamar kecil.

Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan

diri adalah:

1. Fisik

a) Badan bau, pakaian kotor

b) Rambut dan kulit kotor

c) Kuku panjang dan kotor

d) Gigi kotor disertai mulut bau

e) Penampilan tidak rapi.

2. Psikologis

a) Malas, tidak ada inisiatif

b) Menarik diri, isolasi diri

c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

3) Social

a) Interaksi kurang

b) Kegiatan kurang

c) Tidak mampu berperilaku sesuai norma


d) Cara makan tidak teratur

e) BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak

mampu mandiri.

8. Akibat

a. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak tidak

terpeliharanya kebersihan perorangandengan baik, gangguan fisik yang

seering terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan membrane

mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada

kuku

b. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah

gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai,

kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial

(Damaiyanti, 2012)

9. Mekanisme koping

Mekanisme koping berdasarkan penggolongan di bagi menjadi 2 yaitu:

1. Mekanisme koping adaptif

Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi pertumbuhan

belajar dan mencapai tujuan. Kategori ini adalah klien bisa memenuhi

kebutuhan perawatan diri secara mandiri.

2. Mekanisme koping maladaptif


3. Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah

pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai

lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri (Damaiyanti,

2012)

10. Penatalaksanaan Penatalaksanaan

Menurut herman (Ade, 2011) adalah sebagai berikut

a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri

b. Membimbing dan menolong klien merawat diri

c. Ciptakan lingkungan yang mendukung.


11. Diagnosa Keperawatan

1. Defisit keperawatan diri

KRITERIA
WAKTU DX KEP TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
HASIL

Senin Defisit TUM: Setelah diberikan 1. Identifikasi 1. Mengetahui

Perawatan tindakan kemampuan permasalah


31/05/21 Klien mampu
Diri keperawatan klien an yang
melakukan per
selama 1x15 menit, dalam perawa terjadi pada
awatan diri:
diharapkan tan diri. diri klien.
hygiene.
defisit perawatan 2. Identifikasi 2. Agar klien

diri (mandi) pasien kebersihan tahu


TUK I: teratasi dengan tubuh pasien penting nya

1. Klien dapat kriteria hasil: (mis. Rambut kebersihan

menjalin mulut,kulit,ku diri.


1. Klien mampu
dan ku) 3. Memberita
menjaga
membina 3. Jelaskan pent hu klien
kebersihan diri
hubungan ingnya alat - alat
secara mandiri.
saling merawat yang
2. Kemampuan
percaya kebersihan digunakann
mandi pasien
2. Klien dapat diri. ya
meningkat
menyebutk 4. Jelaskan alat - 4. Agar klien
3. Klien mampu
an alat untuk bisa
menyebutkan
pengertian mandi. mengetahui
pengertian dan
dan tanda- tanda-tanda 5. Jelaskan cara- cara –

tanda kebersihan diri. cara cara

kebersihan 4. Klien dapat melakukan kebersihan

diri. mengetahui kebersihan diri secara

3. Klien dapat pentingnya diri dengan mandiri.

mengetahui kebersihan diri. mandi 5. Melatih

pentingnya 5. Minat pasien 6. Latih pasien pasien agar

kebersihan dalam cara dapat

diri. melakukan mempraktikka melakukan

4. Klien dapat perawatan diri n cara perawatan

mengetahui meningkat menjaga diri secara

bagaimana kebersihan mandiri.

cara diri.

menjaga

kebersihan

diri.

Senin Setelah diberikan 1. Identifikasika 1. Untuk


Defisit TUK II:
tindakan n usia dan mengetahui
31/05/21 Perawatan
Klien dapat
keperawatan budaya dalam kemajuan
Diri
berhias
selama 1x15 menit, membantu klien dalam
secara
diharapkan berpakaian merawat
mandiri
perawatan diri dan berhias diri dan

(berhias) pasien 2. Jelaskan cara sebagai

meningkat dengan dan alat respon


kriteria hasil: untuk berdan positif ter

dan dan hadap


1. Kemampuan
fasilitasi tindakan
klien
berhias (mis. klien.
mengenakan
Menyisir 2. Memberita
pakaian
rambut,merapi hu klien
meningkat
kan kumis/ bagaimana
2. Klien mampu
jenggot) cara
mengganti baju
3. Latih berdandan
secara rutin,
cara berdanda dan alat
menyisir
n setelah yang
rambut dan
kebersihan digunakann
memotong
diri: sisiran, ya.
kuku.
rias muka 3. Agar klien
3. Mempertahank
untuk bisa berda
an diri
perempuan; ndan secara
meningkat
sisiran, mandiri.

cukuran untuk 4. Agar klien

pria. terbiasa

4. Masukan dengan

pada jadwal kegiatan

jadwal yang telah

kegiatan diajarkan.

kegiatan
untuk

kebersihan

diri dan

berdandan.

Senin Defisit TUK III: Setelah diberikan 1. Monitor 1. Untuk

Perawatan tindakan kemampuan mengetahui


31/05/21 Klien mampu
Diri keperawatan menelan kemampua
melakukan
selama 1x15 menit, 2. Jelaskan cara n klien
makan dengan
diharapkan defisit mempersiap dalam
baik.
kan makan. menelan
perawatan diri
3. Ciptakan makanan
(makan) pasien
lingkungan 2. Agar klien
pasien teratasi
yang mengetahui
teratasi dengan
menyenangka cara
kriteria hasil:
n selama mempersia
1. Kemampuan
makan pkan
makan klien
4. Sediakan makanan
meningkat
makanan dan 3. Agar
2. Klien dapat
minuman memberi
makan secara
yang disukai suasanya
teratur
5. Mootivasi nyaman
dan baik.
untuk makan padaklien
3. Klien dapat
di ruang saat makan
mempersiap
makan 4. Agar nafsu
kan makan, 6. Jelaskan makan

makan, dan posisi klien

membersih makanan pada bertambah

kan peralatan pasien yang 5. Agar klien

makan secara mengalami bersedia

mandiri gangguan makan di

penglihatan ruang

dengan makan

menggunakan 6. Agar klien

arah jarum dengan

jam gangguang

(mis.sayur di penglihatan

jam 12 mengetahui

rendang di letak

jam 3) makanan

7. Kolaborasikan yang klie

pemberian makan

obat(mis. 7. Sebagai

Analgesic,anti tambahan

emetik), pemberian

sesuai indikasi obat

Senin Defisit TUK IV: Setelah diberikan 1. Identifikasika 1. Untuk

Perawat an tindakan n kebiasaan mengetahui


31/05/21 Klien mampu
keperawatan BAB/BAK kebiasaan
Diri melakukan selama 1x15 menit, sesuai usia klien saat

defekasi diharapkan 2. Dukung BAB/BAK

atau berkemih defisit perawatan penggunaan 2. Agar klien

(BAB / BAK) diri (BAB / toilet/commod terbiasa

secara mandiri. BAK) pasien pasi e/pispot/urinal BAB/BAK

en teratasi teratasi secara menggunak

dengan kriteria konsisten an alat

hasil: 3. Latih yang sesuai

BAB/BAK 3. Agar klien


1. Kemampuan ke
sesuai ingat kapan
toilet
jadwal,jika waktunya
(BAB/BAK)
perlu BAB/BAK
meningkat
4. Anjurkan 4. Agar klien
2. Klien mampu
BAB/BAK terbiasa
menjelas kan
secara rutin ke dengan
tempat BAB /
kamar mandi BAB/BAK
BAK dengan

tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Elvara, Tiara. 2017. Defisit Perawatan Diri. Tersedia di: www.academia.edu


(Diakses pada: 3 September 2017).
Hawari, D. 2008. Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Keliat, Anna. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC
Damaiyanti. (2012). Asuhan keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.
Depkes, R. (2000). Keperawatan Jiwa : Teori dan Tindakan keperawatan Jiwa. Jakarta:
Depkes RI.
Herman ade. (2011). buku ajar asuhan keperawatan jiwa. yogyakarta: nuha medika.
Townsend, Mary C. 2005. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan
Psikiatri. Alih Bahasa Daulima. Jakarta: EGC.
WHO. 2016. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa Indonesia.
Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Pelayanan Medik.
SDKI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Tim Pokja
SDKI DPP PPNI.
SIKI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Tim Pokja
SDKI DPP PPNI.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. W
DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
DI SUSUT KAJE KABUPATEN BANGLI
TANGGAL 31 MEI 2021

OLEH :

KADEK LINDA VENIAWATI


P07120218024
TINGKAT III/ SEMESTER VI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI S.Tr KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.W DENGAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.W (L/P)

Tanggal Dirawat(MRS) : 1 thn yg lalu

Umur : 74 tahun

Tanggal Pengkajian :

Alamat : Susut Kaje

Pendidikan: : SD

Agama : Hindu

Ruang Rawat : Rawat Jalan

Status : Menikah

Pekerjaan : Petani

Jenis Kel. : Laki-laki

No RM :-
2. ALASAN MASUK
Keluarga pasien Ny.W mengatakan pasien susah diberitahu untuk mandi dan
tidak pernah mengganti pakaian, pasien sering marah-marah jika di mandikan
dan di ganti pakaiannya.

3. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?

 Ya √Tidak

Jika Ya, Jelaskan : Tidak, keluarga mengatakan tidak pernah mengalami


gangguan jiwa sebelumnya
2. Pengobatan sebelumnya

 Berhasil

√ Kurang berhasil

 Tidak berhasil

Jelaskan: keluarga pasien mengatakan pengobatan sebelumnya hanya obat oral


saja

4. RIWAYAT TRAUMA

Pelaku/usia Korban/usia Saksi/usia

Aniaya fisik - - - - - -

Aniaya seksual - - - - - -

Penolakan - - - - - -

Kekerasan dalam keluarga - - - - - -

Tindakan kriminal - - - - - -

- - - - - -
Jelaskan: keluarga Pasien mengatakan tidak pernah melakukan kekerasan pada
siapapun

Masalah/ Diagnosa Keperawatan :

1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan -


2. Berduka antisipasi -
3. Berduka disfungsional -
4. Respon paska trauma -
5. Sindroma trauma perkosaan -
6. Resiko tinggi kekerasan -
7. Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik -
8. Lain-lain, jelaskan :
 ................................................................................................
.......
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Ya √ Tidak

Hubungan

Keluarga Gejala Riwayat Pengobatan/perawatan

- - -

.............................. ...................................... ......................................

............................... ......................................... ......................................

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan .

Keluarga pasien mengatakan pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu jika


pasien sendirian

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

5. PEMERIKSAAAN FISIK

1. Ukuran Viatal :

TD : 100/80mm/Hg

N : 78 x/mnt

S : 36.8⁰ C

P : 20x/mnt

2. Ukuran : BB: 50 kg TB: 150 cm

Turun - Naik : -

Jelaskan : Tidak ada penurunan berat badan


3. Keluhan fisik :

Ya √ Tidak

Jelaskan: keluarga pasien mengatakan tidak ada keluhan fisik

Masalah / Diagnosa Keperawatan :

 Risiko tinggi perubahan suhu tubuh

 Defisit Volume Cairan

 Kelebihan Volume Cairan

 Resiko Tinggi terhdap Infeksi

 Risiko Tinggi terhadap Transmisi Infeksi

 Perubahan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan

 Tubuh

 Perubahan Nutrisi: Lebih dari kebutuhanTubuh

 Kerusakan Menelan

 Perubahan Eliminasi faeses

 Perubahan Eliminasi urine

 Kerusakan integritas kulit

 Lain-lain, jelaskan ……….


6. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)

1. Genogram :

74

Keterangan:

Perempuan :

Laki-laki :

Meninggal :

Umur dalam tahun: 74

Tinggal serumah :

Klien :

Jelaskan :
Pasien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara, ayah pasien merupakan anak ke 1 dari
3 bersuadara, sedangkan ibu pasien merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara. Kedua
orang tua pasien telah meninggal dunia. Pasien mempunyai suami Tn. U dari 2 bersaudara
dan mempunyai tiga orang anak belum menikah.

Konsep Diri

a. Citra tubuh : Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya

b. Identitas : Pasien dapat menyebutkan identitas diri ( nama, umur)

c. Peran : Sebelum sakit pasien di rumah bertanggung jawab sebagai istri

d. Ideal diri : Keluarga pasien mengatakan pasien ingin menjalani kehidupanya


lebih baik lagi. Harapan terhadap lingkungan dapat berinteraksi dan
harapan untuk penyakitnya supaya cepet sembuh.

e. Harga diri : Keluarga pasien mengatakan pasien mengatakan tidak pernah

melakukan hal yang merusak harga dirinya

Masalah / Diagnosa Keperawatan :

 Pengabaian unilateral

 Gangguan citra tubuh

 Gangguan identitas pribadi

 Harga diri rendah kronis

 Harga diri rendah situasional

 Ansietas

2. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti/terdekat:

Keluarga mengatakan pasien dekat dengan anak-anak serta keluarganya

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok /masyarakat:


Keluarga mengatakan pasien sering melakukan kegiatan dimasyarakat seperti

ngayah odalan

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:

Keluarga mengatakan pasien tidak memiliki hambatan dalam berhubungan

dengan orang lain

Masalah / Diagnosa Keperawatan

 Kerusakan komunikasi  Isolasi sosial

 Kerusakan komunikasi verbal  Lain-lain, jelaskan (-)

 Kerusakan interaksi sosial

3. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan

Pasien mengatakan dirinya beragama hindu

b. Kegiatan ibadah

Pasien mengatakan sering berdoa dan tetap sembahyang

Masalah / Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

 Distress spiritual
 Lain-lain:
Jelaskan (-)

V. STATUS MENTAL

1. Penampilan

 Tidak rapi

 Penggunaan pakaian tidak sesuai


 Cara berpakaian tidak seperti biasa

Jelaskan:

Pasien malas merawat diri,dan malas mengganti baju,rambut acak-acakan dan kuku

pasien Nampak hitam dan panjang

Masalah / Diagnosa Keperawatan:

 Sindroma defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toiletting,

instrumentasi)

 Defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toiletting, instrumentasi)

2. Pembicaraan

 Cepat

 Keras

 Gagap

 Apatis

 Lambat

 Membisu

 Tidak mampu memulai pembicaraan

 Lain – lain :-

Masalah / Diagnosa Keperawatan:

 Kerusakan komunikasi

 Kerusakan komunikasi verbal

 Lain-lain, jelaskan (-)

3. Aktifitas
motorik/Psikomotor

Kelambatan :

 Hipokinesia,hipoaktifitas

 Katalepsi

 Sub stupor katatonik

 Fleksibilitas serea

Jelaskan: (-)

Peningkatan :

 Hiperkinesia,hiperaktifitas  Grimace
 Gagap  Otomatisma
 Stereotipi  Negativisme
 Gaduh Gelisah  Reaksi konversi
Katatonik  Tremor
 Mannarism  Verbigerasi
 Katapleksi  Berjalan kaku/rigid
 Tik  Kompulsif
 Ekhopraxia
 Command automatism

Jelaskan: (-)

Masalah/ Diagnosa Keperawatan : -

 Risiko tinggi cidera  Defisit aktivitas deversional /

 Kerusakan mobilitas fisik hiburan

 Perilaku kekerasan  Intoleransi aktivitas

 Resiko tinggi kekerasan

 Lain-lain, jelaskan(-)

4. Alam Perasaan

 Sedih
 Gembira berlebihan

 Putus asa

 Khawatir

Masalah Keperawatan : (-)

5. Afek

 Datar

 Tumpul

 Labil

 Tidak sesuai

Jelaskan : (-)

6. Interaksi selama wawancara

 Bermusuhan

 Kontak mata kurang

 Tidak kooperatif

 Defensif

 Mudah tersinggung

 Curiga

Jelaskan : (-)

7. Persepsi

Halusinasi :

 Pendengaran

 Penglihatan

 Perabaan

 Pengecapan
 Penghidu

Jelaskan : (-)

8. Proses pikir

 Sirkumstansial

 Tangensial

 Kehilangan asosiasi

 Flight of ideas

 Blocking

 Pengulangan pembicaraan/perseverasi

Jelaskan :

Pembicaraan pada pasien kurang kooperatif, pasien terlalu berbelit belit

dan banyak melamun

9. Isi Pikir

 Obsesi

 Depersonalisasi

 Fobia

 Idea yang terkait

 Hipokondria

 Pikiran magic

Waham

 Agama

 Nihilistik

 Somatik

 Sisip pikir
 Kebesaran

 Siar pikir

 Curiga

 Kontrol pikir

Jelaskan :

Pasien cemas dan malas mengurus diri semenjak sakit

10. Tingkat Kesadaran

 Bingung

 Sedasi

 Stupor

Disorientasi

 Waktu

 Tempat

11. Memori

 Gangguan daya ingat jangka panjang

 Gangguan daya ingat saat ini

 Gangguan daya ingat jangka pendek

 Konfabulasi

Jelaskan : (-)

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

 Mudah beralih

 Tidak mampu berkonsentrasi

 Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan : Pasien sulit untuk berkonsentrasi saat disuruh menghitung


13. Kemampuan penilaian

 Gangguan ringan

 Gangguan bermakna

Jelaskan :

Pasien mampu mengambil keputusan sederhana, saat ditanya apa yang dilakukan

setelah makan pasien menjawab mencuci piring dan gosok gigi

14. Daya tilik diri

 Mengingkari penyakit yang diderita

 Menyalahkan hal-hal di luar dirinya

Jelaskan :-

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

VI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan

 Bantuan minimal

 Bantual total

2. Defekasi/berkemih

 Bantuan minimal

 Bantual total

3. Mandi

 Bantuan minimal

 Bantual total

4. Berpakaian/berhias

 Bantuan minimal
 Bantual total

5. Istirahat dan tidur

 Tidur siang lama : 12.30 s.d 13.30

 Tidur malam lama : 21.00 s.d 07.00

 Aktivitas sebelum/setelah tidur : -

6. Penggunaan obat

 Bantuan minimal

 Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan Ya Tidak

 Perawatan lanjutan √

 Sistem pendukung √

8. Aktifitas di dalam rumah Ya Tidak

 Mempersiapkan makanan √

 Menjaga kerapian rumah √

 Mencuci pakaian √

 Mengatur keuangan √

9. Aktivitas di luar rumah

Ya Tidak

 Belanja √

 Transportasi √
 Lain-lain

Jelaskan : -

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

VII. MEKANISME KOPING

ADAPTIF MALADAPTIF

 Bicara dengan orang lain  Minum alcohol

 Mampu menyelesaikan  Reaksi lambat

masalah  Reaksi berlebih

 Teknik relokasi  Bekerja berlebihan

 Aktivitas konstruktif  Menghindar

 Olah raga  Mencederai diri

 Lainnya  Lainnya

Pola Perawatan diri Pasien tidak mampu

seimbang melakukan

perawatan diri saat

mengalami stress

Jelaskan :

- Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan mampu

untuk berperilaku adaptif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang,

klien masih melakukan perawatan diri.

- Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak

bisa melakukan perawatan saat stress


Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

VIII.MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

 Masalah dengan dukungan kelompok

Uraikan : keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki masalah dengan

kelompok

 Masalah berhubungan dengan lingkungan

Uraikan :keluarga mengatakan pasien jarang pergi keluar rumah semenjak

pandemic karena tidak ada pekerjaan

 Masalah dengan

pekerjaan

Uraikan : Pasien mengatakan bekerja serabutan semenjak pandemi

 Masalah dengan perumahan

Uraikan : Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dirumah maupun

dilingkungan rumahnya

 Masalah dengan ekonomi

Uraikan : keluarga pasien mengatakan memiliki masalah ekonomi karena

pekerjaanya tidak tetap

Masalah lainnya Uraikan : Pasien malas merawat diri sendiri

dan sering rebahan serta main hp

Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri


1. Daya tilik diri

 Mengingkari penyakit yang diderita

 Menyalahkan hal-hal di luar

Jelaskan : Keluarga pasien mengatakan pasien pernah dirawat di RSJ bangli

IX. KURANG PENGETAHUAN TENTANG

 Penyakit jiwa

 Factor presipitasi

 Koping

 System pendukung

 Penyakit fisik

 Obat-obatan

 Lainnya : Merawat diri

X. ASPEK MEDIK

1. Diagnosa medic : ADHF

2. Terapi medic : Furosemide, SA, Irbesartan

XI. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Defisit Perawatan Diri

XII. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan psikologis, dan

penurunan motivasi/ minat di tandai dengan pasien malas untuk melakukan

perawatan diri seperti mandi dan mengganti pakaian


XIV.ANALISA DATA

NO DATA FOKUS KEMUNGKINAN MASALAH

PENYEBAB KEPERAWATAN

1 Kemampuan melakukan Defisit Perawatan


Data Subjektif :
aktivitas menurun Diri
1. Pasien mengatakan

untuk malas
Malas untuk
melakukan
beraktivitas
perawatan diri

(mandi dan
Gangguan interaksi
berpakaian rapi ) sosial
2. Pasien menolak

untuk melakukan
Defisit perawatan diri
perawatan diri mandi,
berhias/berdandan
Data Objektif :

1. Pakaian pasien

terlihat tidak rapi

2. Kulit pasien

terlihat kusam

3. Minat melakukan

perawatan diri

kurang

4. Gigi pasien terlihat


kotor

5. Kuku pasien

nampak kotor

6. Penampilan pasien

terlihat acak

acakan

XVII.INTERVENSI KEPERAWATAN

DX
KRITERIA

WAKTU KEP TUJUAN HASIL INTERVENSI RASIONAL

Senin, Defisit TUM: Setelah diberikan


SP 1
31/05/21 Perawatan tindakan
Klien mampu 1. Identifikasi 1. Untuk
Diri keperawatan selama
melakukan pe kemampuan mengetahui
1x30 menit,
rawatan diri: klien permasalahan
diharapkan
mandi dalam perawata yang terjadi
defisit perawatan
n diri. pada diri klien.
diri (mandi) pasien

teratasi dengan
2. Identifikasi 2. Untuk
kriteria hasil:
kebersihan mengrtahui
TUK I: 6. Klien mampu tubuh pasien kebersihan

menjaga (mis. Rambut tubuh pasien


Senin, 1. Klien
31/03/21 kebersihan diri mulut,kulit,kuku
dapat
secara mandiri. )
menjalin
7. Kemampuan 3. Jelaskan manfa
dan
3. Agar klien
mandi pasien at mandi
membina
tahu manfaat
meningkat
hubungan
mandi
8. Klien mampu
saling
menyebutkan
percaya 4. Jelaskan alat -
pengertian dan 4. Memberitahu
2. Klien alat untuk
tanda-tanda klien alat - alat
dapat mandi.
kebersihan diri. yang
menyebut
9. Klien dapat digunakannya
kan
mengetahui
pengertian
pentingnya 5. Latih pasien 5. Melatih pasien
dan tanda-
kebersihan diri. cara agar dapat
tanda
10. Minat pasien mempraktikkan melakukan
kebersihan
dalam kebersihan diri. perawatan diri
diri.
melakukan secara mandiri.
3. Klien
perawatan diri
dapat
meningkat
mengetah

ui penting

nya
kebersihan

diri.

4. Klien

dapat

mengetah

ui bagaim

ana cara

menjaga

kebersihan

diri.

Senin, Defisit Setelah diberikan


TUK II: SP 2
31/03/21 Perawatan tindakan
1. Klien 1. Identifikasikan 1. Untuk
Diri keperawatan selama
dapat usia dan budaya mengetahui
1x30 menit,
berhias dalam kemajuan klien
diharapkan
secara membantu dalam merawat
perawatan diri
mandiri berpakaian dan diri dan sebagai
(berhias) pasien
berhias respon positif
meningkat dengan
terhadap
kriteria hasil:
tindakan klien.

1. Kemampuan 2. Memberitahu
2. Jelaskan cara
klien klien bagaiman
dan alat
mengenakan a cara
untuk berdanda
pakaian
meningkat n dan fasilitasi
berdandan dan alat
2. Klien mampu berhias (mis.
yang
mengganti baju Menyisir
digunakannya.
secara rutin, rambut,merapik

menyisir rambut an kumis/

dan memotong jenggot)

kuku.

3. Mempertahanka
3. Latih
n diri
cara berdandan
meningkat
setelah
3. Agar klien
kebersihan diri:
bisa berdandan
sisiran, rias
secara mandiri.
muka untuk

perempuan;

sisiran, cukuran

untuk pria.

4. Masukan 4. Agar klien

pada jadwal ja terbiasa dengan

dwal kegiatan kegiatan yang

untuk telah diajarkan.

kebersihan diri

dan berdandan.
XVII.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

STRATEGI PELAKSANAAN 1

TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Proses Keperawatan

Kasus :

Keluarga klien mengatakan klien sudah tidak mandi semenjak sakit. Rambut klien

nampak acak-acakan dan kulit klien nampak kusam, kuku klien nampak panjang dan

hitam, saat berkomunikasi klien nampak malas menjawab seperlunya saja.

1. Kondisi Pasien

a. Data Subjektif :

1) Pasien mengatakan malas melakukan perawatan diri (mandi dan berhias)

2) Pasien tidak mau melakukan perawatan diri

b. Data Objektif

1) Pasien Nampak tidak bersih

2) Rambut dan kulit pasien nampak kusam

3) Pasien tidak mau merawat diri

4) Gigi pasien nampak kotor

2. Diagnosa Keperawatan

Defisit Perawatan Diri Mandi


3. Tujuan Tindakan Keperawatan

a. Tujuan Umum

Klien mampu melakukan perawatan diri: mandi

b. Tujuan Khusus

1) Klien dapat menjalin dan membina hubungan saling percaya

2) Klien dapat menyebutkan pengertian dan tanda- tanda kebersihan diri.

3) Klien dapat mengetahui pentingnya kebersihan diri.

4) Klien dapat mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan diri.

4. Tindakan Keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya

Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien

merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus dilakukan

dalam membina hubungan saling percaya adalah :

1) Mengucapkan salam terapeutik

2) Berjabat tangan

3) Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan, asal

institusi).

4) Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai.

5) Menjelaskan tujuan interaksi.

6) Menyepakatiati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu

pasien
b. Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dengarkan

setiap perkataan klien. Beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi.

c. Identifikasikan kemampuan klien dalam perawatan diri.

d. Identifikasikan kebersihan tubuh pasien (mis. Rambut mulut,kulit,kuku)

e. Menjelaskan pentingnya merawat kebersihan diri.

f. Menjelaskan manfaat mandi

g. Menjelaskan alat - alat untuk mandi.

h. Melatih pasien cara mempraktikkan kebersihan diri (mandi).


B. STRATEGI PELAKSANAAN

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Kasus :

Klien Ny. W berumur 74 tahun. Keluarga klien mengatakan klien sudah

tidak mandi semenjak sakit, rambut klien nampak acak-acakan dan kulit klien

nampak kusam, kuku klien nampak panjang dan hitam, saat berkomunikasi klien

nampak malas menjawab seperlunya saja.

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Pasien :

DS :

- Pasien mengatakan malas untuk mandi keramas dan mengganti baju sejak

masuk ke rs

- Pasien mengatakan sudah tidak keramas sejak lama


DO :

- Pasein tampak menarik diri.

- Pasien tampak melamun dan pandangannya jauh saat diajak berbicara

- Kulit pasien Nampak kusam

- Rambut pasien Nampak acak-acakan

2. Diagnosa Keperawatan

- Defisit Peratwatan Diri

3. Rencana Keperwatan

a. Tujuan Umum (TUM) :

Defisit Perawatan Diri Menurun

b. Tujuan Khusus (TUK)

1) Pasien dapat menjalin dan membina hubungan saling percaya.

2) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

3) Pasien mampu berpakaian, berhias/berdandan dengan baik

B. Strategi Pelaksanaan

Waktu Diagnosa Strategi Pelaksanaan Pasien

Keperawatan Perawat

Temu 1 Defisit Perawatan SP 1

Diri Membina Hubungan

Saling Percaya

Fase Orientasi
Salam terapeutik

“Selamat Pagi buk” “Selamat Pagi”

“ Perkenalkan nama saya

Linda Venia, panggil saja

saya Venia. Saya mahasiswa

dari Poltekkes Denpasar

yang sedang

praktek disini selama 6 hari

kedepan dari hari Senin

sampai Sabtu. Hari ini saya “Nama saya Ny.W”

dinas dari pukul 08.00


“panggil Ny. W saja”
sampai dengan 12.00

WITA. Nama ibuk siapa?

Senang dipanggil siapa?”

Validasi

“Bagaimana perasaan Ny.W

sekarang? Apa semalam “Perasaan saya baik-

tidur nyenyak?” baik saja dan tidur

nyenyak”

Kontrak

Topik :
“Senang bisa berkenalan

dengan ibuk hari ini.

Bagaimana jika kita


“Iya, boleh saja”
berbincang-bincang untuk

saling mengenal?”

Waktu :

“ Ibuk mau berapa lama

berbincang-bincang?

Bagaimana jika 15 menit?


“Iya saya bersedia
Dari pukul 08.00-08.15 Wita
berbincang-bincang
bagaimana?”
selama 15 menit”

Tempat :

“Dimana ibuk ingin

berbincang-bincang?

Fase Kerja “disini saja”

“ Baiklah buk, bagaimana

jika sekarang ibuk

bercerita tentang keadaan

ibuk saat ini?”

“ Sekarang kita ngobrol-


ngobrol ya .ibuk tidak perlu

takut dan cemas

kepada saya. Ungkapkan

saja apa yang ibuk rasakan

saat ini. Saya akan berusaha

membantu mengatasi

masalahnya.”

“Tadi ibuk sudah

menyebutkan nama, lalu

berapa umur ibuk

sekarang ?”

“ ibuk sudah berapa lama


“Umur 74 Tahun”
dirawat disini ?”

“ibuk berasal dari mana ?”


sejak kemarin

“ibuk bersaudara berapa ?” “Susut Kaja ”

“ Siapa saja yang diajak “Saya bersaudara 3

tinggal dirumah?”
orang”

“ ibuk masih ingat tidak


“Saya tinggal bersama
kapan dibawa kesini ?”
istri dan anak

“Siapa yang membawa ibuk

kesini ?”
“kemarin”

“Menurut ibuk, ibuk dibawa “Saya diantar oleh anak

kesini karena apa?” saya”

“Saya dibawa ke rumah

sakit, merasa sesak dan

“ Selama dirawat disini hal nyeri dada

apa yang sudah ibuk

lakukan ?”

“ Boleh saya tahu apakah

hobi ibuk?
“Tidak ada”

“Wah.. ternyata bagus sekali

hobinya. Boleh saya tahu


“Saya suka jalan-jalan
apa pekerjaan ibuk
kesawah”
? Bisa

diceritakan tentang

pekerjaannya?”

“Saya bekerja sebagai

petani”
“ Tadi ibuk sudah bagus

sekali mau menjawab

pertanyaan saya dan mau

mengobrol dengan saya”.

“iya”

Fase Terminasi

a. Evaluasi

Evaluasi Subyektif :

“Setelah kita ngobrol tadi,

bagaimana perasaan

ibuk ?”
Evaluasi Obyektif : “Merasa nyaman”

Ekspresi wajah klien

bersahabat, klien

menunjukkan rasa senang,

ada kontak mata,

klien mau menyebutkan

nama, klien

mau menjawab salam, klien

mau duduk berhadapan

dengan perawat, dan klien

mau mengutarakan masalah

yang dihadapi.

b. Tindak Lanjut

“Nah buk, sekarang sudah

pukul 08.15 WITA,

pembicaraan kita cukupkan

saja dulu sampai disini ya.

Sekarang ibuk

istirahat dulu. Kalau nanti

ada yang mau diceritakan


“Baik”
atau ditanyakan kepada

saya, ibuk bisa sampaikan


saat kita bertemu lagi”

c. Kontrak

Topik :

“Bagaimana kalau besok

kita bertemu lagi

membicarakan tentang

kebersihan diri ibuk?”

Waktu :
“iya, baiklah”
“Jam berapa kita besok

bertemu bu? Bagaimana

kalau jam 13.00 WITA


“Iya, jam 13.00 saja”
kembali?”

Tempat :

“Ibuk mau ngobrol-

ngobrolnya dimana?
“Iya disini saja”
“Apakah ibuk setuju?”

“yaa”

Temu 2 Defisit Perawatan SP 2

Diri Melakukan Kebersihan

Diri Secara Mandiri

Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

“Selamat pagi ibuk,

bagaimana perasaannya hari “Baik”

ini?”

b. Validasi

“Ibuk apakah sudah mandi?

Sudah berganti baju?” “belum”

“ Iya, sedikit gatal di


“Tadi saya lihat ibuk
badan”
menggaruk-garuk badannya,

apakah gatal?”

c. Kontrak
Topik :

“saya ingin berbincang-

bincang tentang pentingnya


“iya, baiklah”
kebersihan”

Waktu :
“jam 13.00 saja”
“Baik buk kita akan

berbincang-bincang jam

berapa?”

“iya, baiklah”
“Berapa lama? Bagaimana

jika 13.00-15.00?”

Tempat :

“iya disini saja”


“Ibuk dimana kita akan

berbincang-bincang?”

Fase Kerja
“Ibuk mengapa anda garuk- “gatal”

garuk badan?

apakah Ibuk sudah mandi?”


“Belum mandi sejak 4

hari yang lalu”

“Apa alasan Ibuk tidak

merawat diri?”
“Saya malas mandi”

“Kalau kita tidak teratur

menjaga kebersihan diri


“Bau badan”
masalah apa menurut ibuk

yang bisa muncul?”

“Ya betul, selain bau badan,

masalah yang dapat timbul “iya”

yaitu kudis, panu, kutu ,

gatal-gatal, dan lain-lain.”

“Menurut ibuk kita mandi


harus bagaimana?”

“mandi harus bersih”

“Sebelum mandi apa yang

perlu kita siapkan?” “ Handuk, sikat gigi dan

pasta gigi, sabun,

shampoo, dan sisir”

“Benar sekali, ibuk perlu

menyiapkan handuk, sikat “ Ya, saya mau


gigi dan pasta gigi, sabun, melakukan
shampoo, dan sisir.” kegiatan mandi,

menggosok gigi, dan

keramas”
apakah ibuk tahu urutan

mandi yang baik dan benar?


Ya saya tahu, pertama

membuka baju,setelah

itu membilas badan dan

kepala dengan air lalu

keramas setelah selesai

keramas lalu mandi

dengan sabun barulah

mencuci muka
Yap benar sekali buk,jangan
Iya
lupa juga menggosok gigi ya

Fase Terminasi

a. Evaluasi

Evaluasi Subyektif :

“Bagaimana perasaan ibuk

setelah belajar cara menjaga senang

kebersihan diri (mandi) yang

benar?”

“Coba Ibuk sebutkan lagi “Buka pakaian, siram

apa saja cara-cara mandi wajah dan badan dengan

yang baik yang sudah Ibuk air, menggosok badan

atau ibu lakukan” dengan sabun, memakai

shampoo pada rambut,

menggosok gigi, dan

mengeringkan tubuh”

Evaluasi Obyektif :

Klien mampu menyebutkan


alat/bahan mandi, mampu

mandi dengan bersiram,

klien mampu mencuci

wajah, mampu mencuci

badan bagian atas, mampu

mencuci badan bagian

bawah, mampu

membersihkan area

perineum, dan mampu

mengeringkan badan.

b. Tindak lanjut

“Saya harap Ibuk melakukan

cara menjaga kebersihan diri

dengan mandi/mengelap

badan dan jangan lupa “ Baik. Saya akan

memasukkan dalam jadwal masukkan ke dalam

kegiatan harian” jadwal harian”

c. Kontrak yang akan

datang

Topik :
“Bagaimana kalau besok

kita bertemu lagi dan

berbincang-bincang lagi

tentang cara berpakaian

yang baik”

“Baik”
Tempat :

“Ibuk mau berbincang-

bincang dimana?

“disini saja”
Waktu :

“Bagaimana kalau kita

berbincang-bincang kembali

besok jam 16.30.00-16.45?

apakah ibuk setuju ?”

“Setuju. Sampai jumpa.”


Temu 3 Defisit Perawatan SP 3

Diri Melakukan Berpakaian,

Berhias / Berdandan

Secara Baik

Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

“Selamat sore buk,

bagaimana perasaan hari

ini ? “ “Selamat sore. Baik”

“Bagus. Bagaimana atau

perasaan ibuk hari ini?

“Hari ini kita akan latihan


“baik”
berhias (berpakaian rapi),

“Hari ini kita akan latihan

berpakaian rapi agar ibuk

tambuk rapi .

“Iya.
“Bagaimana kalau kita

melakukannya selama 15
menit?” “Baik’

b. Validasi

“ Apakah ibuk sudah bisa

membersihkan badan dan

gosok gigi?” “Sudah”.

“Alat apa saja yang

dibutuhkan ketika mau

membersihkan badan /gosok “ Handuk, sikat gigi dan

gigi ?” pasta gigi, sisir”

c. Kontrak

Topik :

“saya ingin berbincang-

bincang tentang melakukan

berhias/berdandan.” “Baik”

Waktu : Ibuk kita akan

berbincang-bincang jam
pukul 16.30-16.45 ya “baiklah”

Tempat :

Kita berbicara disini saja ya

buk
“Iya. Disini saja”
Fase Kerja

“Apa yang ibuk lakukan

setelah selesai mengelap

badan dan gosok gigi? Apa


“Sudah”
ibuk sudah ganti baju?”

“Untuk berpakaian, pilihlah

pakaian yang bersih dan

kering.”

“Baik”
“Berganti pakaian yang

bersih 2 kali sehari. Apakah

ibuk bisa menggunakan

pakaian dengan baik dan

rapi? Bila masih

menggunakan infus ibuk

bisa dibantu oleh keluarga

ya.”
“Baik”
“Apakah ibuk menyisir

rambut?

Selama dirumah sakit

“Apakah ibuk suka tidak pernah

keramas? Berapa hari sekali

keramas? Betul 2/3 hari

sekali”
“2/3 hari sekali”

Fase Terminasi

a. Evaluasi

Evaluasi Subyektif :

“Bagaimana perasaan ibuk

setelah ini?” baik

“Coba ibuk, sebutkan cara mengganti baju 2 kali


berhias diri yang baik sekali sehari dan keramas 2/3
lagi” hari sekali
Evaluasi Obyektif:

Klien mampu memilih

pakaian, mampu memakai

pakaian dibantu oleh

keluarga ,

b. Tindak lanjut

“Saya harap ibuk melakukan

berhias atau berdandan yang

baik

c. Kontrak yang akan

datang

Topik :

“Bagaimana kalau hari ini


“Iya”
kita bertemu lagi untuk

latihan makan yang baik?.”

Tempat :

“Nanti sore kita akan


“Baik”
berbincang-bincang disini
saja ya buk

Waktu :

“Bagaimana kalau kita

berbincang-bincang kembali

nanti sore saat makan sore “Ya.”

ibuk datang“apakah ibuk

setuju?”

Temu 4 Defisit Perawatan SP 4

Diri Melakukan Makan dengan

Baik

Fase Orientasi
a. Salam terapeutik

“Selamat sore ibuk,ibuk

tambuk rapi hari ini.” “Sore. Terimakasih”

“Sore ini kita akan latihan

bagaimana cara makan yang “Baik”


baik. Kita latihan langsung

di sini ya! makanannya

sudah datang.”

b. Validasi

“Bagaimana ibuk makan


“sedikit tidak napsu”
hari ini?”

c. Kontrak

Topik :

“Ibuk saya ingin berbincang-

bincang tentang alat dan “ Ya. Saya mau

cara makan yang benar.” berbincang-bincang

tentang cara makan yang

benar”
Waktu :

“Ibuk akan berbincang-


“Baik”
bincang selama 15 menit

Tempat :

“Kita berbincang disini saja “Iya, silahkan ”

ya buk

Fase Kerja

“Bagaimana kebiasaan
“Baik”
sebelum, saat, maupun

setelah makan?”

“Dimana Ibuk makan?”


“Kamar”

“Sebelum makan kita harus

cuci tangan memakai sabun.

Ya, mari kita praktikkan!”


“Baik”
“Bagus, setelah itu kita

duduk dan ambil makanan.”

“Baik”

“Ayo Ibuk siapkan

makanannya. Buka

tutupnya kemudian nasi dan

lauknya taruh di piring.”

“Sebelum disantap kita

berdoa dulu. Silakan Ibuk

yang pimpin!”

“Bagus.”

“Jangan lupa ambil

sendoknya Buk”

“Mari kita makan! Saat

makan kita harus menyuap

makanan satu persatu

dengan pelan-pelan. Ya,

ayo......sayurnya dimakan
ya.”

“Nah, sekarang ambil

gelasnya Buk/Bu kalau mau

minum”

“Setelah makan dan minum,

sekarnag kita bereskan

piring

dan gelas yang kotor.”

“Ya betul”

“Dan kita akhiri dengan cuci

tangan.”

Fase Terminasi

a. Evaluasi

Evaluasi Subyektif :

“Bagaimana perasaan ibuk

setelah berbincang-bincang “ Merasa lebih baik

dengan saya dan setelah kita dengan

makan bersama.” makan dengan cara yang

benar”
“ Berdoa sebelum
“Coba ibuk sebutkan
makan, mencuci tangan
kembali apa saja yang harus
sebelum makan, makan
kita lakukan pada saat
dengan rapi,
makan.”

Evaluasi Obyektif:

Klien mampu menyiapkan

makanan yang akan

disantap, mampu membuka

tutup makanan, mampu

menggunakan alat makan,

mampu menaruh makanan

pada alat makan, mampu

mengambil cangkir atau

gelas, mampu memasukkan

makanan ke mulut, mampu

memasukkan makanan ke

mulut dengan sendok, dan

mampu minum dengan gelas

dan cangkir dibantu oleh

keluarga
b. Tindak lanjut

c. “ Saya harap Ibuk atau

ibu melakukan makan “Iya”

secara mandiri

d. Kontrak yang akan


datang
Topik :

“Bagaimana kalau besok


kita bertemu lagi dan
berbincang-bincang lagi
tentang cara toileting yang
baik.”
“Baik”
Tempat :

“Besok kita akan

berbincang-bincang disini ya

buk “Iya”

Waktu :

“Bagaimana kalau kita

berbincang-bincang kembali

besok jam 08.00-08.15 ?

Apakah Ibuk atau ibu “Iya, saya setuju”


setuju?”

I. EVALUASI

Waktu Dx Keperawatan Evaluasi Paraf

Rabu, Defisit TUK I : Venia

Perawatan Diri - Pasien mampu


31/05/21
menyebutkan manfaat

mandi

- Pasien mampu

menyebutkan alat-alat

untuk mandi

- Pasien mengetahui cara-

cara untuk mandi

- Pasien mengetahui

pentingnya menjaga

kebersihan terutama mandi

S : Pasien mengatakan sudah

lebih fresh dan wangi

setelah mandi

O : Pasien nampak sudah lebih


fresh,bersih dan wangi dan

pasien nampak sudah bisa

mandi sendiri

A : Tujuan tercapai

P : Lanjutkan intervensi TUK

II

Kamis, Defisit Perawatan TUK II : Klien dapat

Diri berdandan/berhias secara


31/03/2
mandiri
021

S : Pasien mengatakan sudah

terasa lebih nyaman,dan

mengetahui manfaat dari

berhias(memakai pakaian

dengan rapi)

O : Pasien Nampak lebih

rapid an mampu

menyebutkan manfaat

berhias,serta pasien sudah

mampu berhias secara

mandiri
A : Tujuan tercapai

P : Pertahankan kondisi pasien

Mahasiswa yang mengkaji

Kadek Linda Veniawati


NIM: P07120218024
LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui Bangli, 5 Mei 2021

Pembimbing Klinik / CI Mahasiswa yang menguji

Ni Luh Made Aryawati, Amd.Kep Kadek Linda Veniawati

Nip. 197201031995032005 NIM: P07120218024

Mengetahui

Clinical Teacher/CT

I Gusti Ayu Harini,SKM,M.Kes

NIP.196412311985032011

Anda mungkin juga menyukai