Kel 3 Komunitas
Kel 3 Komunitas
Kec.Sumbawa
Kelompok III :
EDI PURWANTO
EKA MAYASARI
RUSLAN
RABBIATIL ADAWIYAH
RAHMIWATI
SARTIKA MUHAIMI
LATAR BELAKANG
TEORI CAP ,Anderson dan Mcfarline (2000) menyebutkan bahwa CAP terdiri dari dua komponen utama yaitu roda
pengkajian komunitas dan proses keperawatan, roda pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan
delapan subsistem yang mengelilingi inti dan merupakan bagian dari pengkajian keperawatan terdiri dari beberapa tahap
mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi
Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
kedudukannya dam unit social (Robbins, 2002). Peran dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam maupun
dari luar dan bersifat stabil. Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat oleh
perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah (Widyanto, 2014):
Etiologi
Menurut Irianto (2014) etiologi anemia defiensi bedi pada kehamilan yaitu gangguan pencernaan dan aborpsi,
hipervolemia, menyebabkan aterjadinya pencernaan darah, kebutuhan zat besi meningkat, kurangnya zat
besi dalam makanan, dan pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.
Tanda Gejala
Tanda dan gejala anemia tidak terlalu jelas untuk kita tandai, seperti mudah lelah, pucat, sesak nafas,
bedebar, sering pusing, lidah luka, nafsu makan menurun, konsentrasi hilang, dan lesu. (Proverawati, 2009).
Menurut Arisman danVerney (2007) tanda dan gejala anemia juga tidak khas dan sering tidak jelas, seperti
lelah, seperti letih, mudah ngantuk, lelah, pusing, malas, nafsu makan menurun, perubahan mood,
perubahan pola tidur, dan ditandai dengan wajah pucat, ikteri, lidah halus, dan bantalan kuku pucat.
Patofisiologi
Anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh kurang zat besi dan biasanya terjadi
secara bertahap. Adapun bebrerapa tahapan-tahapan tersebut : pada stadium 1
tubuh kehilangan zat besi melebihi ukuran, yang menghabiskan cadangan zat besi
dalam tubuh terutama di sumsum tulang. Stadium 2 cadangan zat besi dalam tubuh
berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk membentuk sel darah merah yang
mengakibatkan produksi Hb lebih sedikit. Pada stadium 3 terjadi penurunan kadar Hb
dan Haematokrit. Stadium 4, tubuh tidak dapat memenuhi kebutuhannya untuk
membentuk sel darah merah. Mnaka susmsum tulang belakang akan berusaha untuk
menggantikan kekurangan zat besi tersebut, dengan cara mempercepat proses
pemebelahan sel dan menghasilkan sel darah merah baru yang sangat kecil
(Mikrositik). Dan pada Stadium 5, kekurangan zat besi semakin memburuk, dan
gejala-gejala anemia akan tiumbul atau dirasakan. Maka penambahan zat besi pada
ibu hamil sangat diperlukan, untuk memenuhi kebutuhan pembentukan sel darah
pada janin dan plasent
Penatalaksanaan Medis
Tindakan umum :
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau. Pengobatan ( untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya ) :
2) Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.
3) Pemberian preparat fe
4) Perrosulfat 3 x 200mg/hari/per oral sehabis makan Peroglukomat 3 x 200 mg/hari/oral sehabis makan
7) Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan transfuse darah.
Penatalaksanaan Keperawatan
Pengkajian Tahap I
Geografi
Demografi
Pengkajian Tahap II
Lingkungan fisik
Status pendidikan ibu hamil
Keamanan dan keselamatan
Struktur Pemerintahan
Sarana dan Fasilitas Kesehatan
Komunikasi
Ekonomi
Rekreasi
No. Data Masalah kesehatan
DO :
• ibu hamil : 22 orang
• Anemi : 14 orang
• Data dari puskesmas menunjukkan bahwa penyebab dari anemia yang
dialami oleh ibu hamil dikarenakan oleh :
55% karena asupan makanan yang kurang bergizi dan lingkungan yang kurang
bersih
2 DS : Kurangnya pengetahuan ibuhamil
Dari hasil w awancara beberapa ibu hamil tidak tahu pentingnya makanan mengenai
bergizi saat hami. anemia.
DO :
• ibu hamil : 22 orang
• Anemi : 14 orang
• Pengetahauan ibu hamil tentang anemiakurang sekitar (75%)
• Sikap keluarga yang acuh dalam mengatasianemia (30%)
• I bu hamil tidak mengetahui memperhatikanasupan makanan yang dimakan.
Tingkat pendidikan ibu hamil rata-rata sampaiSD
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai anemia berhubungan dengan pentingnya nutrisi pada ibu
hamil.
Ds : Dari hasil wawancara beberapa ibu hamil tidak tahu pentingnya makanan bergizi saat hamil.
Do :
• Anemi : 14 orang
Dx Implementasi
Dx Evaluasi
Kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai anemia 1. evaluasi struktur :
berhungungan dengan pentingnya nutrisi pada ibu • rencana penyuluhan telah dilakuakan seminggu
hamil sebelumacara dilaksanakan
• undangan penyuluhan di sebar sebelum tiga hari
acara.
2. evaluasi proses :
• peserta yang hadir sebanyak 22orang
• 75% peserta aktif bertanya terhaddap materi
penyuluhanyang di berikan oleh pemateri.
• Penyuluhan di laksanakan puskesmas unit 1
3. evaluasi hasil :
• ibu hamil dapat memahami
tentang anemia.
KESIMPULAN
Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka nosional 65% yang setiap daerah
mempunyai variasi berbeda. Anemia kehamilan adalah kondisi tubuh dengan kadar Hemoglobin (Hb) dalam
darah <11g% pada trimester 1 dan 3 kadar Hb <10,5g% pada trimester 2 (Aritonang, 2015). Menurut Irianto
(2014) awal masa kehamilan, wanita hamil mengalami peningkatan plasma darah hingga 30%, sel darah
18%, tetapi Hbhanya bertambah 19%. Akibatnya, frekuensi anemia pada ibu hamil cukup tinggi.
Dari 22 ibu hamil di wilayah kelurahan seketeng terdeteksi 14 orang yg menderita anemia. Setelah dilakukan
pengkajian muncullah diagnose keperawatan Kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai anemia
berhungungan dengan pentingnya nutrisi pada ibu hamil. Dilanjutkan dengan penyusunan scoring prioritas
masalah. Dari diagnose yang muncul di rumuskan tujuan keperawatan dan intervensi.
Dari intervensi yang disusun dilaksanakan implementasi pemberian penyuluhan anemia pada ibu hamil di
puskesmas unit 1 kec.Sumbawa yang dirangkaikan dlm kegiatan kelas ibu hamil dan dievaluasi hasil
kegiatan yang dilaksanakan.