Anda di halaman 1dari 1

Mata Kuliah : Etika Birokrasi Publik

Nama Mahasiswa : Dahliah


Nomor Stambuk : B10220065
Dosen : DR. Drs. Moh Irfan Mufti, M.Si.

ETIKA BIROKRASI PUBLIK

Salah satu dimensi administrasi publik yang belakangan ini menyedot perhatian banyak
pihak adalah etika. Etika berbeda dari moral walaupun keduanya tidak bisa dipisahkan secara
tegas. Etika berkaitan dengan prinsip-prinsip nilai yang menuntun interaksi seseorang dengan
pihak lain. Dengan kata lain, etika berurusan dengan hubungan interpersonal (interpersonal
conduct). Sedangkan moral berkaitan dengan prinsip-prinsip nilai yang menuntun perilaku
seseorang dalam hubungan dengan integritas personalnya (Shafritz 1998:797).
Konsep Etika
Dalam Kamus besar Indonesia (1988), etika mengandung pengertian:
1. Ilmu tentan apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat.
Moral adalah segala sesuatu yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang baik
sebagai kewajiban atau norma sebagai sarana untuk mengukur benar tidaknya tindakan
manusia.
Hubungan profesionalisme dengan etika (moral)
ASN harus memiliki dimensi profesionaisme dan dimensi etika (moral). Hanya dengan
memiliki kedua dimensi ini, ASN mampu melaksanakan tugas sebagai abdi negara dan abdi
masyarakat dengan baik.
Apabila ASN hanya memiliki dimensi profesionalisme, maka bisa jadi semua tugasnya
berjalan dengan baik, tetapi pada saat yang sama bisa terjadi penyalagunaan wewenang.
Sebaliknya, apabila ASN hanya memiiki dimensi moral, maka bisa jadi tidak akan terjadi
penyalagunaan kewenangan tetapi bisa jadi tugasnya tidak berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai