Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Untuk melakukan penelitian ini, peneliti membutuhkan objek penelitian

berupa beberapa perusahaan sektor property dan real estate yang go public di PT.

Bursa Efek Indonesia, tempat pengambilan data di internet melalui situs

www.idx.co.id. Sektor property dan real estate dipilih untuk menghindari adanya

industial effect yaitu resiko industri yang berbeda antara suatu sektor yang satu

dengan yang lain.

3.2 Variabel Dan Defenisi Operasional Variabel

3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel yang akan dibahas meliputi :

1. Variabel bebas (independent) :

a. Kepemilikan Manajemen (X1)

b. Arus Kas Bebas (X2)

c. Pertumbuhan Perusahaan (X3)

2. Variabel terikat (dependent) :

a. Kebijakan Dividen (Y)

51
3.2.2 Defenisi Operasional Variabel

Ada 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel

dependen dan variabel independen sebagai berikut :

1.Variabel dependen (variabel terikat)

Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen, dalam bahasa

Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel dependen

merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya

variabel bebas (E. Susanti Tasri, 2017:58).

a. Kebijakan Dividen

Diukur dengan menggunakan Dividend Payout Ratio. Pemilihan

Dividend Payout Ratio sebagai alat ukur disebabkan Dividend Payout

Ratio menggambarkan jumlah laba dari setiap lembar saham yang

dialokasikan ke dalam bentuk dividen. Rasio ini dihitung dengan

membagi cash dividend dengan net income (Ross, et al, 2015:68).

Dividen Per Lembar Saham


DPR = EPS

Dimana :

DPR = Kebijakan Deviden

DPS = Dividend Per Share

EPS = Earning Per Share

52
2. Variabel independen (variabel bebas)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, atau

antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (E. Susanti Tasri,

2017:58).

a. Kepemilikan Manajemen

Variabel Kepemilikan Manajemen diberi simbol KM. Kepemilikan

manajemen merupakan presentase saham yang dimiliki oleh direktur dan

komisaris.

Jumlah saham dimiliki komisaris dan direktur


KM =
Total saham

b. Arus Kas Bebas

Arus kas bebas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

formula yang digunakan Rossetal (2013), yaitu mengurangkan aliran

kas operasi dengan pengeluaran modal bersih dan modal kerjan bersih.

Arus Kas Bebas = Aliran Kas Operasi – Pengeluaran modal bersih

53
c. Pertumbuhan perusahaan

Variabel tingkat pertumbuhan diberi simbol PP. Indikator tingkat

pertumbuhan diukur dengan tingkat pertumbuhan pendapatan

ditahun yang akan datang (Moh’d, Perry & Rimbley, 2013).

SALES t−SALES t−1


PP =
SALES t−1

Dimana :
St= Penjualan pada tahun ke t
St-1 = Penjualan pada tahun ke t-1

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Sumber Data

Data yang ada di dalam penelitian ini adalah data sekunder dimana data

sekunder adalah data peneliti yang diperoleh berdasarkan atas keterangan pihak

lain (Masngudi dan Salim, 2014:18). Data sekunder umumnya berupa bukti,

catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan

dan yang tidak di publikasikan.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Dokumentasi

Yaitu peneliti melakukan penelitian dengan mengumpulkan data sekunder.

Data sekunder tersebut yaitu data laporan tahunan perusahaan periode tahun

2012-2016. Data yang digunakan merupakan data yang dapat diperoleh dari

54
Indonesian Capital Market Directory dan annual reportyang didapat

melalui pojok Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) UniversitasPutra

Indonesia “YPTK” Padangdan dari website Bursa Efek Indonesia (BEI)

yaitu www.idx.co.id.. Alasan menggunakan data dari Bursa Efek Indonesia

(BEI) adalah karena bursa tersebut terbesar dan dapat mempresentasikan

kondisi bisnis di indonesia.

2. Penelitian Perpustakaan

Yaitu peneliti melakukan penelitian dengan mengumpulkan bahan dan teori-

teori yang dapat digunakan sebagai sarana pembahasan yang diambil dari

buku-buku atau karangan ilmiah, jurnal-jurnal serta sumber-sumber lain

yang dapat membantu peneliti.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut (Silalahi, 2013:124) Populasi adalah jumlah total dari seluruh

unit atau elemen di mana penyelidik tertarik. Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan pada sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Property dan

Real Estate yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia. Jumlah populasi pada

penelitian ini adalah sebanyak 47 perusahaa (terlampir).

Menurut Sugiyono (2016:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel

yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,

55
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Dalam penelitian

ini, sampel perusahaan diambil dengan metode purposive sampling. Purposive

sampling adalah sampel yang dipilih mempunyai tujuan atau terget tertentu dalam

memilih sampel secara tidak acak.

Adapun kriteria sampel yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI tahun

2012-2016.

2. Perusahaan sektor Property dan Real Estateyang mempublikasikan

laporan keuangan dan tahunan lengkap secara berturut-turut di Bursa

Efek Indonesia dari tahun 2012-2016 di www.idx.co.id.

3. Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian yaitu yang memiliki kepemilikan manajerial

dan kepemilikan institusional.

4. Perusahaan yang membagikan dividen pada tahun 2014.

56
Berdasarkan kriteria data diatas maka didapat sampel sebagai berikut:

Tabel 3.1
Kriteria Pengambilan Sampel

No Kriteria Pengambilan Sampel Jumlah


Perusahaan
1 Perusahaan sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di 47
BEI tahun 2012-2016
2 Perusahaan sektor Property dan Real Estateyang (11)
tidak mempublikasikan laporan keuangan dan
tahunan lengkap secara berturut-turut di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2012-2016 di www.idx.co.id
3 Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap (27)
mengenai kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional.
4 Perusahaan yang tidak membagikan dividen pada (0)
tahun 2014
Jumlah perusahaan sampel 9
Jumlah pengamatan penelitian (9×5 tahun) 45

Berdasarkan kriteria diatas diperoleh jumlah sampel perusahaan

sektor Property dan Real Estate yang memenuhi kriteria sebanyak 9

perusahaan. Adapun daftar nama perusahaan yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah :

Tabel 3.2
Daftar Perusahaan yang Dijadikan Sampel

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan


1 BEST Bekasi Fajar Industrial Tbk
2 BIPP Bhuawanatala Indah Permai Tbk
3 BKDP Bukit Darmo Property Tbk
4 MTLA Metropolitan Land Tbk
5 PUDP Pudjiastuti Prestige Tbk
6 RBMS Rista Bintang Mahkota Tbk
7 RDTX Roda Vivatex Tbk
8 SCBD Dadayanasa Arthatama Tbk
9 SMRA Summarecon Agung Tbk

57
Sembilan perusahaan yang dijadikan sampel tersebut didapat setelah

lolos uji seleksi sampel. Dimana kesembilan perusahaan tersebut adalah

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016,

mempublikasikan laporan keuangan dan tahunan lengkap secara berturut-turut

di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012-2016, sertamemiliki data lengkap

mengenai kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.

3.5 Teknik dan Alat Analisis

Analisis regresi merupakan analisis ketergantungan dari satu atau lebih

variabel bebas terhadap satu variabel tergantung, dengan tujuan untuk menduga

atau memprediksi nilai rata-rata populasi berdasarkan nilai-nilai variabel

bebasnya. Analisis regresi yang digunakan untuk memprediksi satu variabel

tergantung berdasarkan pada satu variabel bebas disebut dengan analisis regresi

linier sederhadana, sedangkan analisis regresi linier yang digunakan untuk

memprediksi satu variabel tergantung berdasarkan dua atau lebih variabel bebas

disebut dengan analisis regresi berganda (Suliyanto, 2013).

Pengolahan data dengan menggunakan bantuan program E-views Versi 8.0,

selain itu juga menggunakan software Microsoft Excel sebagai software pembantu

dalam mengkonversi data kedalam bentuk baku yang disediakan oleh sumber

kedalam bentuk yang lebih representatif untuk digunakan pada software utama

dengan tujuan untuk meminimalkan kesalahan data bila dibandingkan dengan

pencatatan ulang manual.

58
3.6 Metode Analisis Data

Analisis data penelitian adalah bagian dari proses pengujian data setelah

tahap pemilihan dan pengumpulan data penelitian. Adapun tahap-tahap dalam

melakukan analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.6.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif berfungsi memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data sampel atau populasi secara terperinci yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

standar deviasi, nilai maksimum dan minimum. Pengujian ini dilakukan untuk

mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian.

3.6.2 Analisis Induktif


3.6.2.1 Metode Estimasi Model Regresi Data Panel

Dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel

dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain :

1. Common Effect Model (CEM)

Model ini merupakan model data panel yang paling sederhana karena

hanya mengkombinasikan data time series dan cross section. Pada

model ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu,

sehingga diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan sama dalam

berbagai kurun waktu. Metode ini bisa menggunakan pendekatan

Ordinary Least Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk

mengestimasi model data panel (Winarto, 2015).

59
2. Fixed Effect Model (FEM)

Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat

diakomodasi dan perbedaan intersepnya. Untuk mengestimasi data

panel model fixed effects menggunakan teknik variabel dummy untuk

menangkap perbedaan intersep antar perusahaan. Model estimasi ini

sering juga disebut dengan teknik Least Square Dummy Variabel

(LSDV).

3. Random Effect Model (REM)

Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan

mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu

(Winarto, 2015). Pada model random effect perbedaan intersep

diakomodasi oleh error terms masing-masing perusahaan.

Keuntungan menggunakan model random effect yakni menghilangkan

heteroskedastisitas dan tidak diperlukan uji asumsi klasik.

Hal ini disebabkan oleh variabel gangguan dalam model random effect tidak

berkorelasi dari perusahaan dari perusahaan berbeda maupun perusahaan yang

sama dalam periode yang berbeda, varian variabel gangguan homoskedastisitas

serta nilai harapan variabel gangguan nol. Model ini juga disebut dengan Error

Component Model (ECM) atau teknik Generalized Least Square (GLS).

3.6.2.2 Pemilihan Model Regresi Data Panel

Untuk memilih model yang paling tepat digunakan dalam mengelola data

panel, terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan yaitu :

60
1. Chow Test atau Likelyhood Test

Uji ini digunakan untuk pemilihan antara model fixed effect dan

common effect. Dasar penolakan H0 adalah dengan menggunakan

pertimbangan statistik Chi-Square, jika probabilitas dari hasil uji

Chow lebih kecil dari nilai kritisnya (0.05) maka H1 diterima dan

sebaliknya. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

H0 : Common Effect Model (CEM) atau Pooled OLS

H1 : Fixed Effect Model (FEM)

2. Hausman Test

Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model

fixed effect atau random effect yang paling tepat digunakan. Setelah

selesai melakukan uji Chow dan jika diperoleh model yang tepat

adalah fixed effect, maka selanjutnya kita melakukan pengujian untuk

memilih model fixed effect atau random effect yang paling tepat. Akan

tetapi, jika hasil pengujian Chow memperoleh hasil model fixed effect

yang paling tepat, maka tidak diperlukan uji Hausman.Statistik uji

Hausman ini mengikuti distribusi statistik Chi Square dengan degree

of freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah variabel independen.

Jika nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai kritisnya (0.05) maka

H1 diterima (model yang tepat adalah model fixed effect) dan

sebaliknya. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

H0 : Random Effect Model (REM)

H1 : Fixed Effect Model (FEM)

61
Jika model common effect atau fixed effect yang digunakan, maka

langkah selanjutnya yaitu melakukan uji asumsi klasik. Namun apabila model

yang digunakan jatuh pada random effect, maka tidak perlu dilakukan uji asumsi

klasik. Hal ini disebabkan oleh variabel gangguan dalam model random effect

tidak berkolerasi dari perusahaan berbeda maupun perusahaan yang sama dalam

periode yang berbeda, varian variabel gangguan homoskedastisitas serta nilai

harapan variabel gangguan nol.

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

Suatu model regresi berganda yang digunakan untuk menguji hipotesis dan

memenuhi asumsi klasik. Umar (2014:177-181) mengatakan uji asumsi klasik

tersebut terdiri dari uji normalitas, uji multikoloniaritas, uji autorelasi dan uji

heteroskedastisitas.

Dalam penelitian ini digunakan uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik

yang bertujuan untuk menentukan ketepatan model. Ujiasumsi klasik yang akan

digunakan dalam penelitian in imeliputi:

3.6.3.1 Uji Normalitas

Analisis normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data (titik)

pada sumbu diagonal grafik. Metode yang dipakai dalam pengujian ini adalah

metode plot. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, makamodel regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya jika data

menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Meskipun analisis regresi

62
tidak tergantung pada kenormalan distribusi, tetapi analisis yang akan dilakukan

akan lebih stabil jika asumsi distribusi normal terpenuhi.

Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak adalah dengan

analisis Grafik, yaitu dengan melihat normal probability plot yang dibandingkan

distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk

satu garis lurus diagonal, dan plot data akan dibandingkan dengan garis diagonal.

Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

3.6.3.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas artinya terdapat korelasi linear sempurna atau pasti

diantara dua atau lebih variabel independen. Adanya multikolinearitas

menyebabkan deviasi standar masing-masing koefisien regresi akan sangat besar

sehingga membuat bias tingkat signifikansi pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Hal itu menyebabkan kesulitan dalam memisahkan

pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Metode yang digunakan untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas

menggunakan nilai tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor (VIF).

Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Apabila tolerance value diatas 0,01 atau nilai VIF dibawah 10 maka tidak

terjadi multikolinearitas.

2. Apabila tolerance value dibawah 0,01 atau VIF diatas 10, maka terjadi

multikolinearitas.

63
Selain itu, pengujian multikolinearitas dapat juga dilakukan dengan

melihat nilai koefisien korelasi. Dikatakan terjadi gejala multikolinearitas apabila

nilai koefisien korelasi mencapai 0,9 atau lebih.

3.6.3.3 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t – 1 (sebelumnya) untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dalam

penelitian ini menggunakan uji Durbin-Waton (DW test).

3.6.3.4 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain.

Dasar analisisnya:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik –titik yang membentuk suatu pola

tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola tertentu serta titik–titik menyebar diatas dan dibawah

angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan

oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit

jumlah pengamatan, semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot.

64
3.6.4 Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda yang

persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

Model regresi berganda:

DPR = α + β1KM + β2ARB + β3PP + e

keterangan:

DPR = Kebijakan dividen

KM = Kepemilikan manajemen

ARB = Arus kas bebas

PP = Pertumbuhan perusahaan

B 1….. B3 = Koefisien regresi

α = konstanta

e = error term

Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisis,

mengingat penelitian ini bersifat fundamental method. Hal ini berarti jika

koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah

antara variabel bebas dengan variabel terikat (dependen), setiap kenaikan nilai

variabel bebas akan mengakibatkan kenaikan variabel terikat (dependen).

Demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai b bernilai negatif (-), hal ini

menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel bebas akan

mengakibatkan penurunan nilai variabel terikat (dependen).

65
3.7 Pengujian Hipotesis

3.7.1 KoefisienDeterminasi (R2)

Menurut Riduwan (2014:224), untuk menyatakan besar kecilnya

sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefesien

diterminan. Koefesien determinan adalah kuadrat dari koefesien korelasi PPM

yang dikalikan dengan 100%. Dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

variabel X mempunyai kontribusi atau ikut menentukan variabel Y.

Derajat koefesien determinasi dicari dengan menggunakan rumus :

KP = r2 x 100 %

Dimana :

KP : Nilai koefesien diterminan

r : nilai koefesien korelasi.

3.7.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji kelayakan model berguna untuk melihat apakah model regresi

berganda yang digunakan layak untuk di gunakan atau tidak dalam penelitian ini.

Uji kelayakan model dilakukan dengan F, uji F dilakukan untuk melihat pengaruh

variabel bebas secara bersama – sama terhadap variabel terikat. Apabila Fhitung >

Ftabel, maka hipotesis diterima, sebaliknya jika Fhitung < Ftabel maka hipotesis

ditolak.

66
Menurut Riduwan (2014:142) rumus yang digunakan sebagai berikut :

R 2 /k
Fhitung =
( 1−R2 ) /(n−k−1)

Keterangan :

Fhitung = nilai F yang dihitung

k = banyak variabel bebas

n = jumlah sampel

R2 = koefesien regresi berganda

3.7.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Uji t digunakan untuk melihat pengaruh secara parsial setiap variabel

bebas terhadap variabel terikat. Apabila nilai signifikan uji t ≤ 0,05, maka

hipotesis diterima, sebaliknya jika nilai signifikan uji t ≥ 0,05,maka hipotesis di

tolak. Menurut Riduwan (2014:98) untuk mengujinya digunakan rumus :

r √n−2
t hitung=
√ 1−r 2
Keterangan:

t = Nilai t hitung

r = koefisien korelasi hasil t hitung

n = jumlah responden.

67

Anda mungkin juga menyukai