Pembimbing:
Prof. drg. Mei Syafriadi, MDSc,PhD
Disusun oleh:
Rizky Kurniawan
161610101103
2021
I
BAB 1. PENDAHULUAN
2.1.1 Etiologi
Infeksi odontogen disebabkan oleh bakteri yang merupakan flora
normal dalam mulut, yaitu bakteri dalam plak, dalam sulkus gingiva, dan
mukosa mulut. Bakteri yang utama ditemukan adalah bakteri kokus aerob
gram positif, kokus anaerob gram positif dan batang anaerob gram negatif.
Bakteri tersebut dapat menyebabkan karies, gingivitis, dan periodontitis jika
mencapai jaringan yang lebih dalam melalui nekrosis pulpa dan pocket
periodontal yang dalam sehingga akan terjadi infeksi odontogen (Ariji dkk,
2002).
Infeksi odontogen biasanya disebabkan oleh bakteri anaerob. Lebih dari
setengah kasus infeksi odontogen yang ditemukan yaitu sekitar 60%
disebabkan oleh bakteri anaerob. Organisme penyebab infeksi odontogen
yang sering ditemukan pada pemeriksaan kultur adalah alpha-hemolytic
Streptococcus, Peptostreptococcus, Peptococcus, Eubacterium, Bacteroides
(Prevotella) melaninogenicus, dan Fusobacterium. Bakteri aerob sendiri
jarang menyebabkan infeksi odontogen yaitu hanya sekitar 5%. Bila infeksi
odontogen disebabkan oleh bakteri aerob, biasanya organisme penyebabnya
adalah species Streptococcus. Infeksi odontogen juga banyak yang
disebabkan oleh infeksi campuran bakteri aerob dan anaerob yaitu sekitar
35% (Ariji dkk, 2002).
III
2.1.2 Patogenesis
2.1.3 Klasifikasi
Sedangkan fascial space sekunder merupakan infeksi yang meluas dari fascial space
primer dimana letak dari fascial space sekunder lebih posterior dari fascial space
primer. Fascial space sekunder meliputi Submasseteric Space Infection,
Pterygomandibular Space Infection, Lateral Pharyngeal Space Infection, Retro
Pharyngeal Space Infection, Prevertebral Space Infection, dan Temporal Space
Infection. Temporal space adalah kelanjutan dari ruang superior infratemporal.
Ruang ini dibagi menjadi superficial dan deep temporal spaces.
Temporal space superfisial lateral dibatasi oleh fasia temporal dan medial
oleh otot temporalis, temporal spaces dapat ditemukan antara permukaan medial
dari otot temporalis dan tulang temporal.
Infeksi pada temporal space disebabkan oleh penyebaran infeksi dari
infratemporal space, dimana kedua bagian itu berhubungan. Gejala klinis ditandai
dengan nyeri, edema pada fascia temporal, trismus (otot temporalis dan
pterygoideus medial yang terlibat), dan nyeri selama palpasi dari edema (Fragiskos,
2007 ).
BAB 3. DISKUSI
Perluasan infeksi odontogen akibat dari gigi yang nekrosis dapat menyebabkan
abses. Abses yang dibiarkan dapat menyebar ke facial spaces dan menyebabkan
infeksi odontogen group 4 berdasarkan klasifikasi Kaneko. Perluasan abses dapat
diklasifikasikan berdasarkan facial space yang terkena sebagai berikut:
Gambar 3. Ilustrasi abses Fossa kanina danTampakan klinis Abses Fossa kanina
(Fragiskos, 2007).
Gejala klinis ditandai dengan pembengkakan dasar mulut dan lidah terangkat,
bergerser ke sisi yang normal. Kelenjar sublingual aan tampak menonjol karena
terdesak oleh akumulasi pus di bawahnya. Penderita akan mengalami kesulitan
menelen dan terasa sakit.
BAB 4. KESIMPULAN
Infeksi odontogen merupakan infeksi rongga mulut yang paling sering terjadi
yang disebabkan oleh bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut, yaitu
bakteri dalam plak, dalam sulkus gingiva, dan mukosa mulut.
Infeksi facial space yang paling sering terjadi yaitu infeksi pada ruang
submandibular atau abses submandibular. Facial spaces merupakan potential
spaces yang sebenarnya tidak ada pada keadaan normal, tetapi bila perlekatan
jaringan ikat ini rusak oleh karena proses penyebaran infeksi, maka ruang ini bisa
terisi dan membesar oleh karena adanya produk radang. Facial spaces primer yang
tidak ditangani dapat meluas menjadi fascial spaces sekunder.
XIII
DAFTAR PUSTAKA