SKRIPSI
HADI WIYANTO
NIM. TB.120733
1
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM PARASITOLOGI
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
HADI WIYANTO
NIM. TB.120733
2
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
3
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
4
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
5
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
PERSEMBAHAN
Rasa syukur yang tak terhingga atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah SWT
anugerahkan kepadaku sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik
mungkin.
Dan juga saya ucapkan terima kasih yang takterhingga kepada teman-teman lokal B
dan seluruh teman-teman Prodi Tadris Biologi angkatan 2012 yang telah memotivasi dan
memberikan semangat kepada saya.
Sumarni
Eka Purwanti
Muhammad Asad
Kurniawan Aditiya
Jefri
Syahriandi
Randi Saputra
Andre Isman
M. Aminulloh
Hendri Rudiawan
Semoga allah melimpahkan nikmat dan karunianya kepada kalian semua. Amiin
Yaarobbal Alamin.
6
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
MOTTO
7
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada allah SWT, yang telah memberikan ni‟mat dan
karunianya yang tak terhingga, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Sholawat beserta salam yang senantiasa dicurahkan kepada kharibaan Nabi agung
Muhammad SAW.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa
menyelesaikan skripsi ini banyak melibatkan pihak lain, untuk itu untuk memberikan
motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini penulis menyampaikan
terimakasih dan penghargaan kepada :
1. Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri Thaha Saifuddin
Jambi
2. Wakil Rektor I, II, III Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
3. Dr. Hj. Armida, M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Dr. Lukman Hakin, M.Pd, Dr. Zawaqi Afdal Jamil, M.Ag, Dr. Kemas Imron Rosyadi
selaku wakil dekanI, II, and III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
5. Reni Safita, M.Pd selaku ketua prodi tadris biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
6. Drs. H. Marzuki Arsyad Ash, MA selaku dosen pembimbing I yang telah membantu
menyelesaikan skripsi ini.
7. Ferry Kurniawan, M.Si selaku dosen pembimbing II yang membantu dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua jajaran dosen Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri yang
telah memberikan ilmunya kepada penuis
Akhirnya semoga allah SWT membalas segala kebaikan dan amal semua pihak yang
telah membantu. Semoga skripsi ini bermamfaat bagi pengemban ilmu.
8
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
ABSTRAK
Nama : Hadi Wiyanto
Jurusan : Pendidikan Biologi
Judul : Pengembangan Penuntun Praktikum Parasitologi Program Studi Tadris
Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
Penelitian ini menjelaskan tentang proses belajar mengajar yang membutuhkan suatu media
untuk mempermudah siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Penelitian ini bertujuan
untuk mengembangkan dan menghasilkan penuntun praktikum parasitologi. Penuntun
Praktikum ini dipakai untuk mempelajari morfologi parasit-parasit dalam pendidikan
praktikum parasitologi . Parasit-parasit yang harus dipahami oleh mahasiswa dalam
praktikum sesuai dengan parasit-parasit yang diuraikan dalam Pengembangan penuntun
praktikum parasitologi. Tujuan penuntun praktikum ini ialah supaya mahasiswa dapat lebih
mudah mengingat pelajaran parasitologi yang diberikan oleh para dosen pada kuliah-kuliah
sebelumnya.
Penelitian ini diujicobakan di UIN STS Jambi, uji coba dilakukan pada mahasiswa
semester 6. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menggunakan
pengembangan ADDIE yang terdiri dari 5 tahap yaitu terdiri dari Analisis, Desain,
Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi. Uji coba penuntun praktikum ini pada
mahasiswa semester 6 yang berjumlah 25 orang untuk kelompok kecil. Sebelum di uji
cobakan kepada mahasiswa, penuntun praktikum ini di validasi oleh tim ahli validator.
Validasi produk dilakukan oleh pakar ahli media, ahli materi, dan ahli bahasa. Setelah
dilakukan validasi dan revisi sebanyak 3 kali untuk validasi media dan materi, revisi validasi
bahasa sebanyak 2 kali. Dan validator menyatakan produk penuntun praktikum parasitologi
dapat diujicobakan kepada mahasiswa. Semoga Penuntun praktikum ini dapat memenuhi
tujuannya dan membantu mahasiswa dalam mempelajari parasitologi
9
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
ABSTRACT
This research describes the teaching and learning process that requires a media to
facilitate students in understanding the material being studied. This study aims to develop and
produce a parasitology practicum guide. This Practicum Guide is used to study the
morphology of parasites in the practicum course of parasitology. Parasites that must be
understood by students in the practicum according to the parasites described in the
development of the parasitology practicum guide. The purpose of this practicum guide is so
that students can more easily remember the parasitology lessons given by the lecturers in
previous lectures.
This research was tested in UIN STS Jambi, the experiment was conducted on 6th
semester students. This research is a development research using ADDIE development
consisting of 5 stages which consists of Analysis, Design, Development, Implementation, and
Evaluation. The pilot study of this practicum in sixth semester students amounted to 25
people for small groups. Before the test try to students, this lab guide is validated by a team
of validator experts. Product validation is done by media experts, material experts, and
linguists. After validation and revision 3 times for media and material validation, revision of
language validation 2 times. And validator stated product guide parasitology practice can be
tested to student. Hopefully this practicum guide can fulfill its purpose and assist students in
studying parasitology
10
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
DAFTAR ISI
PENGESAHAN ............................................................................................................iii
PERSEMBAHAN ............................................................................................................v
MOTTO ............................................................................................................vi
ABSTRAK ............................................................................................................viii
ABSTRACT ............................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
11
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
B. Karakteristik Sasaran Penelitian ............................................................................22
C. Pendekatan dan Prosedur Pengembangan ..............................................................22
1. Analisis Kebutuhan ..........................................................................................22
2. Rangcangan Pengembangan ............................................................................23
3. Prosedur Pengembangan ..................................................................................25
4. Pengumpulan Data dan Analisis Data ..............................................................28
5. Analisis Data ....................................................................................................35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................................55
B. Saran ......................................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
12
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
DAFTAR TABEL
Tabel 6 Data Hasil Validasi Materi dan Kebahasaan SAP Oleh Validator ......................45
Tabel 7 Data Hasil Validasi Penuntun Praktikum Oleh Tim Ahli Materi ........................46
Tabel 8 Data Hasil Validasi Penuntun Praktikum Oleh Tim Ahli Desain ........................47
13
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
DAFTAR GAMBAR
14
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang
cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang demi kelangsungan masa depannya. Demikian
halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dan perkembangan
pendidikan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai
generasi penerus terbentuk. Pendidikan yang dikelola dengan tertib, teratur, efektif, dan
efesien (berdaya guna dan hasil) akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan
bangsa yang berdasarkan pokok pada pencipta kesejahteraan umum dan kecerdasan
kehidupan bangsa kita, sesuai dengan tujuan nasional seperti tercantum dalam alinea v,
pembukaan UUD 1945. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kelangsungan hidup suatu bangsa baik
dimasa kini maupun dimasa yang akan datang. Oleh karna itu, peningkatan mutu pendidikan
menjadi perhatian utama bagi guru, orang tua, masyarakat, pemerintah ataupun siswa itu
sendiri.Hal ini bertujuan untuk memperoleh manusia yang maju, kreatif, dan mandiri serta
mampu menyesuaikan dengan kemajuan ilmu teknologi. Menurut UU no 2 tahun 2008
tentang system pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara. Tujuan pendidikan nasional dapat diselenggarakan melalui kegiatan
pembelajaran.Pada hakikatnya kegiatan belajar dapat kita rasakan dan dialami dimana saja,
kapan saja, namun secara formal kegiatan belajar ini terjadi disekolah. Pemberian materi
pembelajaran disekolah disesuaikan dengan tingkat berfikir dan kebutuhan peserta didik,
maka dari itu setiap tingkat memiliki pemahaman yang berbeda- beda. Untuk mengetahui
sejauh mana ketercapaian kegiatan belajar ini salah satunya penilaian evaluasi. Dalam
penilaian evaluasi ini maka akan terlihat gambaran hasil belajar yang diperoleh siswa.
Meskipun dalam suatu kegiatan belajar materi dan tingkat pembelajaran yang diberikan itu
sama. Namun, setiap peserta didik akan menunjukkan hasil belajar yang berbeda-beda. Hal
ini dapat terjadi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam kegiatan belajar, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
Menurut (Miarso 2004:545) pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja,
bertujuan dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap
15
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
pada diri orang lain. Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku,
akibat interaksi individu dengan lingkungan. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kekuatan melalui pengalaman.
Menurut (Gagne 2009:115) belajar adalah disposisi atau kemampuan yang dicapai
seseorang melalui aktifitas.Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari
pertumbuhan secara alamiah. Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi.
Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan intruksional lazim
dinamakan intruksional effects.Yang bisa terbentuk pengetahuan dan keterampilan.Sementara
itu, tujuan belajar sebagai hasil yang menyerupai tujuan belajar intruksional lazim disebut
nurturant effects.Bentuknya berupa kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan
demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya.Tujuan ini merupakan konsekuensi logis
dari peserta didik dalam menghadapi suatu system lingkungan belajar tertentu.Tujuan belajar
adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan
belajar, yang pada umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru,
yang diharapkan tercapai oleh siswa. Tercapainya tujuan dalam proses pembelajaran tentunya
didukung dalam menggunakan metode, metode mengajar berperan penting dalam mencapai
tujuan yang diinginkan oleh pendidikan dalam kegiatan pembelajaran, pengajar dan bahan
ajar. Komunikasi tidak akan jalan tanpa adanya bantuan saran penyampaian pesan atau
media.
Menurut Dwidjoseputro (1990:2). Pembelajaran biologi sebagai bagian dari sains
menekankan pada pemberian pengalaman untuk mengembangkan kompetensi agar siswa
mampu menjelajahi alam sekitar secara ilmiah. Siswa diarahkan untuk belajar merumuskan
konsep berdasarkan fakta empiris di lapangan, dengan fakta tersebut siswa merumuskan
konsep dengan bimbingan guru.Untuk memperoleh pengetahuan, dengan kata lain, untuk
mengetahui sesuatu, harus ada kegiatan jiwa. Kegiatan itu berupa pengamatan, yaitu
memperhatikan dengan aktif dan dengan tujuan tertentu. Tanpa perhatian dan tujuan tertentu
tidak akan terjadi pengayaan. Untuk kegiatan mengamati, memperhatikan, dibutuhkan panca
indera, kalau perlu dengan bantuan alat-alat hasil teknologi dibidang biologi kedokteran
maupun umum.Sumber belajar terdiri dari bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan
dalam proses pembelajaran seperti buku ajar/cetak, media elektronik, narasumber dan
lingkungan sekitar yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Salah satu sumber belajar yang sering digunakan guru dan siswa adalah buku ajar/cetak
(Citra dkk, hlm:98).
16
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Menurut Cynthia, (2012:47) Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian yang di dasarkan
pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan
penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, agar dapat terjangkau oleh akal
pikiran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan dalam penelitian dapat diamati
oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang
digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat
logis.diterjemahkan oleh (Buchori1985:23).Teknik-teknik Laboratorium sangat besar artinya
bagi usaha-usaha memajukan ilmu pendidikan. Jumlah alat-alat serta teknik yang digunakan
oleh ahli-psikologi pendidikan sekarang ini tidak ada dihitung lagi. Untuk menyelidiki
pendengaran, penglihatan, gerak mata dalam membaca, cacat-cacat dalam bercakap-cakap
dan aspek-aspek perbuatan belajar yang lain secara eksperimental sudah terang dibutuhkan
juga penggunaan manusia atau anak sebagai salah satu faktornya. Dalam teknik laboratorium
ini prosedur-prosedur eksperiment lebih tepat, lebih persis, dan faktor-faktor lain juga lebih
terkontrol daripada dalam jenis-jenis penyelidikan yang lain. Sumbangan yang telah
diberikan oleh laboratoruim pendidikan terhadap kemajuan ilmu pendidikan sungguh sangat
besar.
Menurut Yamin (2012:75) Metode praktikum dapat dilakukan kepada siswa setelah
guru memberikan arahan, aba-aba, petunjuk untuk melaksanakannya. Kegiatan ini berbentuk
praktik dalam menggunakan alat-alat tertentu, dalam hal ini guru melatih ketrampilan siswa
dalam penggunaan alat-alat yang telah diberikan kepadanya serta hasil yang mereka
capai.Hakikat belajar ilmu sains tidak cukup sekedar mengingat dan memahami konsep
yang ditemukan oleh ilmuwan. Akan tetapi, yang sangat penting adalah pembiasaan
perilaku ilmuwan dalam menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaan/praktikum
dan penelitian ilmiah. (Marwoto 2008, hlm:42) menyatakan “Proses penemuan konsep
yang melibatkan keterampilan-keterampilan yang mendasar melalui percobaan ilmiah
dapat dilaksanakan dan ditingkatkan melalui kegiatan praktikum di
laboratorium”.Sehingga siswa lebih semangat dan lebih berpartisipasi aktif dalam kegiatan
praktikum Ipa Terpadu. “Tujuan utama praktikum adalah untuk melatih peserta didik
bekerja sesuai prosedur ilmiah guna memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai
ilmiah” (Depdiknas, 2004). Salah satu fasilitas praktikum yang vital adalah penuntun
praktikum. “Penuntun praktikum merupakan fasilitas praktikum yang sudah digunakan
sejak lama” (Kilinc, 2007, hlm:59). Penuntun praktikum ditujukan untuk membantu dan
menuntun peserta didik agar dapat bekerja secara kontinue dan terarah. Penuntun
17
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
praktikum digunakan sebagai panduan tahapan-tahapan kerja praktikum bagi siswa
maupun bagi guru sendiri.
Pada dasarnya Parasitologi ialah ilmu yang berisi kajian tentang organisme (jasad
hidup), yang hidup dipermukaan atau di dalam tubuh organisme lain buat sementara waktu
atau selama hidupnya, dengan cara mengambil sebagian atau seluruh fasilitas hidupnya dari
organisme lain tersebut, hingga organisme ini disebut :parasit. (parasitos = organisme yang
mengambil makanan; logos = ilmu; sitos = makan) dan organisme lain atau organisme yang
mengandung parasit disebut hospes = tuan rumah.
Parasitologi kedokteran ialah ilmu yang berisi kajian khusus mengenai parasit yang
ada hubungannya dengan manusia sebagai hospes, serta segala akibat yang ditimbulkan
olehhubungan tersebut pada manusia, dan bagaimana cara penanggulangan dari akibat yang
terjadi karena hubungan ini. Dalam parasitologi kedokteran, yang paling penting dipelajari
adalah Zooparasit yang terdiri dari :
1) Protozoologi : ilmu yang berisi kajian tentang protozoa (Filum Protozoa).
2) Helmintologi : ilmu yang berisi kajian tentang cacing (Filum Nemathelminthes
dan Filum Platyhelminthes).
3) Entomologi : ilmu yang berisi kajian tentang serangga (Filum Arthropoda) Sutanto
dkk (2008)
Dari hubungan yang terjadi antara parasit dan hospes dapat terjadi hubungan-
hubungan yang disebut sebagai :
1) Parasitisme : Hubungan dua organisme, yang satu diantaranya mendapat
keuntungan dan yang lain dirugikan.
2) Mutualisme : Hubungan dua organisme yang kedua organisme ini saling
mendapat keuntungan satu sama lain.
3) Komensalisme : Hubungan dua organisme, yang satu organisme diuntungkan dan
yang lain tidak dirugikan dan tidak diuntungkan.
4) Simbiosis : Hubungan permanen antara dua organisme, dimana kedua belah pihak
saling menguntungkan dan tidak bisa hidup sendiri-sendiri atau tidak dapat hidup
terpisah; Sutanto dkk ( 2008).
untuk lebih memahami mengenai morfologi umum dan khusus dari setiap parasit, ciri
khas, siklus hidup parasit, dan teknik laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan
parasitologi. Pembelajaran mengenai parasit ini melingkupi 3 Kelas yakni Helminthologi
(Cacing), Entomologi (Serangga), dan Protozoologi (Protozoa) yang dalam pelaksanaannya
18
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
dibagi ke dalam 4 kali pertemuan termasuk Ujian Akhir Praktikum yang dilaksanakan setiap
akhir dari pokok bahasan besar; Sutanto dkk (2008).
Berdasarkan observasi penulis pada agustus 2016 sampai dengan oktober 2016,
penulis mengamati permasalahan terjadi adalah rendahnya pengetahuan mahasiswa tentang
praktek untuk mata kuliah parasitologi. Pada khususnya, pada tahap pelaksanaan dan
pengomunikasian data hasil pratikum karena panduan penuntun pratikum belum ada yang
permanen disesuaikan dengan indikator pencapaian pengalaman belajar mahasiswa dan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan praktikum. Penuntun
praktikum parasitologi sudah ada dibuat oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan, akan
tetapi belum ada diuji validitas dan pratikalitas dari penuntun praktikum itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengangkat judul penelitian tentang
“Pengembangan Penuntun Praktikum Parasitologi Prodi Tadris Biologi Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri SulthanThaha Saifuddin Jambi”.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian diatas, kita dapat mengidentifikasi beberapa masalah tentang
Pengembangan Penuntun Praktikum Parasitologi di Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
adapun identifikasi masalahnya yaitu :
1. Kesulitan mahasiswa dalam pengembangan penuntun praktikum parasitologi
dikarenakan terbatasnya kemampuan mereka dalam memahami dan mengembangkan
teori praktikum parasitologi.
2. Pentingnya peran para pengajar/dosen untuk meningkatkan kemampuan dalam
melakukan praktikum.
3. Minimnya media belajar dalam melakukan praktikum.
4. mahasiswa membutuhkan penuntun praktikum untuk melakukan kegiatan di
laboratorium.
5. Sudah ada penuntun praktikum parasitologi, namun belum adanya penuntun
praktikum parasitologi yang valid, praktis, dan efektif, yang dapat digunakan dosen
maupun mahasiswa jurusan Prodi tadris biologi dalam proses pembelajaran mata
kuliah parasitologi.
19
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
C. Batasan Masalah
Penelitian pengembangan ini berupa penuntun praktikum parasitologi. Agar
penelitian ini terarah dan dapat mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan maka perlu
dilakukan batasan masalah sebagai berikut :
1. Subjek uji coba yang dibuat berupa penuntun praktikum parasitologi program studi
pendidikan biologi.
2. Penelitian dilaksanakan di jurusan Prodi Tadris Biologi FTK UIN STS JAMBI.
3. Responden atau hasil praktikum yang dijadikan sampel penelitian dalam
pengembangan praktikum.
4. Produk yang dibuat berupa penuntun praktikum parasitologi.
5. Uji coba penuntun praktikum parasitologi hanya pada ranah batasan uji coba
kelompok kecil
6. Tahap dan kerja yang dinilai dalam penuntun praktikum parasitologi harus
disesuaikan dengan langkah kerja dan sesuai dengan pokok bahasan parasitologi
secara teliti.
7. Materi pokok yang ditulis dalam penuntun praktikum parasitologi ialah jenis-jenis
parasit: 1. Helminth (cacing) 2. Protozoologi ( Hewan) 3. Entomologi (serangga).
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana mengembangkan penuntun praktikum parasitologi.
2. Bagaimana tingkat kelayakan penuntun praktikum parasitologi
3. Apakah uji coba produk penuntun praktikum yang di buat sesuai dengan standar
penuntun praktikum parasitologi.
20
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
c) Mengetahui respons mahasiswa terhadap pengembangan penuntun pratikum
prasitologi.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a) Sebagai sumbangan penting yang dapat memperluas wawasan bagi
pengembangan penuntun praktikum parasitologi sehingga dapat dijadikan sebagai
rujukan untuk pengembangan penelitian.
b) Menjadikan konsep baru yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk
pengembangan penuntun praktikum parasitologi fakultas ilmu tarbiyah dan
keguruan di institut agama islam negeri sulthan thaha saifuddin jambi.
c) Salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada ilmu
pendidikan biologi fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan.
21
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pengembangan Model
Menurut Gay (1990:2) penelitian pengembangan adalah suatu usaha untuk
mengembangkan suatu produk yang efektif, dan bukan untuk menguji teori. selanjutnya,
penelitian pengembangan didefinisikan sebagai suatu pengkajian sistematik terhadap
pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, prosesdan produk pembelajaran yang
harus memenuhi beberapa hal: kreteria validitas, kepraktisan, dan efektifitas (Seals dan
Richey,1994) sejalan dengan devinisi tersebut, plomp (1999) menambahkan kriteria "
dapat menunjukkan nilai tambah "selain ketiga kriteria yang disebutkan oleh Seals dan
Richey.
Pengembangan atau dalam bahasa inggris Research and Development adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan
penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untukmenguji keefektifan produk tersebut
supaya dapat berfungsi dimasyarakat luas, maka diperlukan penelitianuntuk menguji
keefektifan produk tersebut (Sugiono, 2014: 407).Penilaian pengembangan atau research
and development (R&D) adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup
ampuh untuk memperbaiki praktik (Sukmadinata, 2009). penelitian pengembangan juga
diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk
baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggung jawabkan
(Sujadi, 2003:164).
Model pengembangan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah model
pengembangan 4-D yang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (1974).
model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define, Design, Develop dan
Desseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-P yaitu Pendefenisian, Perancangan,
Pengembangan dan Penyebaran.
1. Tahap Pendefenisian (Define)
Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat
pembelajaran. dalam menentukan dan menetapkan syarat-syarat pembelajaran diawali
dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. tahap
ini meliputi 5 langkah pokok yaitu : a). analisis ujung depan b). analisis siswa c).
analisis tugas d). analisis konsep dan e). perumusan tujuan pembelajaran.
22
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
a) Analisis ujung depan
Analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah
dasar yang dihadapi dalam pembelajaran biologi, sehingga dibutuhkan pengembangan
bahan pembelajaran berdasarkan masalah ini disusunlah alternatif prangkat yang
relevan. Dalam melakukan analisis ujung depan perlu mempertimbangkan beberapa
hal sebagai alternatif pengembangan prangkat pembelajaran, teori belajar, tantangan,
dan tuntutan masa depan; Sugiyono, (2014).
b) Analisis tugas
Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi dalam suatu
pembelajaran. Analisis tugas dilakukan untuk merinci isi materi ajar dalam bentuk
garis besar. Analisis ini mencakup diantara nya : a) analisis struktur isi, b) analisis
prosedural, c) analisis proses informasi,d) analisis konsep, dan e) analisis tujuan;
Sugiyono, (2014).
2. Tahap perancangan ( Design)
Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan prototipe prangkat pembelajaran.
Tahap ini terdiri dari 4 macam yaitu :
a) penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang menghubungkan
antara tahap Define dan tahap Design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan
tujuan pembelajaran khusus. Tes ini merupakan suatu alat pengukur terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri mahasiswa setelah kegiatan belajar mengajar.
b) pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran.
c) pemilihan format, didalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan
mengkaji format-format prangkat yang sudah ada dan yang sudah dikembangkan
dinegara-negara lain yang sudah maju; Sugiyono, (2014).
3. Tahap pengembangan (Develop)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat prmbelajaaran yang
sudah di revisi berdasarkan masukan dari para pakar. Tahap ini meliputi : (a) validasi
prangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi, yaitu kegiatan
mengoparasionalkan rencana pelajaran, dan (c) uji terbatas dengan siswa yang
sebenarnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai revisi. langkah berikutnya
adalah uji coba lebih lanjut dengan jumlah siswa yang sesuai dengan kelas
sesungguhnya; Sugiyono, (2014).
23
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
4. Tahap penyebaran (Disseminate)
Tahap ini merupakan tahap penggunaan prangkat yang telah dikembangkan
pada sekala yang lebih luas, misalnya : dikelas lain, disekolah lain, oleh guru yang
lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektifitas penggunaan prangakat didalam
kegiatan pembelajaran; Sugiyono, (2014).
B. Kajian Teoritik
1. Defenisi Pengembangan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengembangan adalah proses, cara,
perbuatan pengembangan. Menurut Seels dan Richey (1994) dalam (Setyosari 2015:
280) pengembangan berarti proses menerjemahkan atau menjabarkan spesifikasi
rancangan kedalam bentuk fitur fisik. Pengembangan secara khusus berarti proses
bahan bahan pembelajaran. menurut undang-undang indonesia nomor 18 tahun 2002
pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan
memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti
kebenarannyauntuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah ada, atau mengahasilkan teknologi baru. pengembangan secara
umum berarti pola pertumbuhan, perubahan secara perlahan (evolution) dan
perubahan secara bertahap.pada hakikatnya pngembangan adalah upaya pendidikan
baik formal maupun non formal yang di laksanakan secara sadar, berencana, terarah,
teratur dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,
membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras,
pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan sebagai
bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri
kearah tercapainya martabat, mutu dan kemamouan manusiawi yang optimal serta
pribadi mandiri; Wiryokusumo,( 2011).
2. Penuntun Praktikum
Menurut Soekarno dkk (1990 : 14) pratikum adalah suatu cara mengajar yang
memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu fakta yang diperlukan
atau ingin diketahuinya. Kegiatan pratikum pada dasarnya dapat digunakan untuk :
Mendapatkan atau menemukan suatu konsep, pencapaian suatu definisi sampai
mendapatkan dalil-dalil atau hukum-hukum melalui percobaan yang dilakukannya.
Membuktikan atau menguji kebenaran secara nyata tentang suatu konsep yang telah
dipelajari.
24
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Menurut Djamarah dan Zain (2002:95) peratikum adalah proses pembelajaran
dimana peserta didik melakukan dan mengalami sendiri, mengikuti proses,
mengamati obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan suatu obyek,
keadaan dan proses dari materi yag dipelajari tentang gejala alam dan intraksinya.
Sehingga dapat menjawab pertanyaan “bagaimana prosesnya,? terdiri dari unsur apa?
Cara mana yang lebih baik? Bagaimana dapat diketahui kebenaran nya? Yang
semuanya didapatkan melalui pengamatan induktif”.
surat keputusan menteri pendidikan nasional nomor : 36/D/0/2001
menjelaskan pengertian penuntun praktikum adalah pedoman pelaksanaan praktikum
yang berisi tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan. Menurut
Purnamasari (2012). pada pembelajaran dengan metode praktikum dibutuhkan suatu
petunjuk praktikum. petunjuk praktikum tersebut bertujuan untuk menuntun
mahasiswa dalam melakukan praktikum dan membantu dosen dalam mencapai tujuan
pembelajaran. petunjuk praktikum disusun dan ditulis oleh sekelompok staf pengajar
yang menangani praktikum tersebut dan mengikuti kaidah tulisan ilmiah.Pada
pembelajaran dengan metode praktikum dibutuhkan suatu penuntun praktikum.
penuntun praktikum tersebut bertujuan untuk menuntun mahasiswa dalam melakukan
praktikum dan membantu dosen dalam mencapai tujuan pembelajaran.Menurut
Suryanto (2012) tidak tersedianya penuntun praktikum merupakan salah satu faktor
terhambatnya pelaksanaan praktikum dan menyebabkan proses pembelajaran menjadi
tidak optimal, karena penuntun praktikum merupakan suatu pedoman dalam
melaksanakan praktikum dan juga sebagai alat evaluasi dalam kegiatan belajar
mengajar. Penuntun praktikum merupakan suatu media yang digunakan dalam proses
belajar mengajar, diadakan praktikum dalam pembelajaran biologi di harapkan
mahasiswa lebih paham dengan materi yang di ajarkan. Karena objek yang di amati
lebih jelas. kegiatan praktikum dapat dibedakan menjadi beberapa jenis (Wiyanto
2008) menjelaskan kegiatan praktikum ditinjau dari metode penyelenggaraannya
dapat dikelompokkan menjadi dua jenis kegiatan praktikum itu sebagai berikut.
a. Demonstrasi adalah proses menunjukkan sesuatu baik berupa proses maupun
kegiatan pkepada orang lain atau kelompok lain. Pada metode demonstrasi
kegiatan praktikum dilakukan didepan kelas oleh dosen atau sekelompok
mahasiswa. Mahasiswa yang lain hanya memperhatikan dan tidak terlibat
langsung dalam kegiatan tersebut.
25
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
b. Percobaan atau eksperimen adalah proses memecahkan masalah melalui kegiatan
manipulasi variabel dan pengamatan atau pengukuran. Pada percobaan proses
kegiatan yang dilakukan oleh semua mahasiswa bergantung pada jenis
percobaannya dan alat-alat labolatorium yang tersedia di sekolah. (Arifin 1995)
menyebutkan komponen-komponen yang harus ada dalam petunjuk penuntun
praktikum adalah sebagai berikut :
1) Judul Praktikum, judul praktikum yang dimaksud yaitu nama atau identitas
yang diberikan pada setiap jenis praktikum. Judul praktikum juga dapat
disesuaikan dengan materi praktikum dan sedapat mungkin tidak
menggunakan nama alat-alat dan hukum yang digunakan.
2) Tujuan Praktikum, mengambarkan apa yang akan dilakukan, diuji, dibuktikan,
atau apa yang akan di pelajari selama kegiatan praktikum berlangsung.
3) Dasar teori, adalah materi yang berkaitan dengan kegiatan praktikum dan
dijadikan acuan dalam kegiatan praktikum.
4) Alat dan bahan, pada komponen ini berisikan daftar alat dan bahan yang
dibutuhkan untuk melakukan praktikum.
5) Cara kerja, adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan
praktikum. cara kerja dapat berupa uraian atau poin-poin.
6) Pertanyaan yang terdapat dalam suatu penuntun praktikum akan menguji
kemampuan praktikan setelah kegiatan praktikum dilakukan, sehingga dapat
mengetahui kepahaman praktikan terhadap materi yang di praktikumkan.
Penuntun praktikum yang baik selain memiliki komponen-komponen yang ada diatas
harus memiliki aspek keselamatan dalam melaksanakan praktikum. Aspek keselamatan
dalam penunjuk praktikum dapat berupa peringatan yang di tuliskan, atau lambang-lambang
yang disertakan.
3. Parasitologi
a. Pengertian Parasitologi
Parasitologi ialah ilmu yang mempelajari jasad-jasad yang hidup untuk
sementara waktu tetap di dalam atau pada permukaan jasad lain dengan maksud untuk
mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari jasad itu (parasitos = jasad yang
mengambil makanan; logos = ilmu) Sutanto dkk (2008)
Parasitologi kedokteran ialah ilmu yang berisi kajian khusus mengenai parasit
yang ada hubungannya dengan manusia sebagai hospes, serta segala akibat yang
26
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
ditimbulkan oleh hubungan tersebut pada manusia, dan bagaimana cara
penanggulangan dari akibat yang terjadi karena hubungan ini. Dalam parasitologi
kedokteran, yang paling penting dipelajari adalah Zooparasit yang terdiri dari :
1) Protozoologi : ilmu yang berisi kajian tentang protozoa (Filum Protozoa).
2) Helmintologi : ilmu yang berisi kajian tentang cacing (Filum Nemathelminthes
dan Filum Platyhelminthes).
3) Entomologi : ilmu yang berisi kajian tentang serangga (Filum Arthropoda) Sutanto
dkk (2008)
Dari hubungan yang terjadi antara parasit dan hospes dapat terjadi hubungan-
hubungan yang disebut sebagai :
1) Parasitisme : Hubungan dua organisme, yang satu diantaranya mendapat
keuntungan dan yang lain dirugikan.
2) Mutualisme : Hubungan dua organisme yang kedua organisme ini saling
mendapat keuntungan satu sama lain.
3) Komensalisme : Hubungan dua organisme, yang satu organisme diuntungkan dan
yang lain tidak dirugikan dan tidak diuntungkan.
4) Simbiosis : Hubungan permanen antara dua organisme, dimana kedua belah pihak
saling menguntungkan dan tidak bisa hidup sendiri-sendiri atau tidak dapat hidup
terpisah; Sutanto dkk (2008)
untuk lebih memahami mengenai morfologi umum dan khusus dari setiap
parasit, ciri khas, siklus hidup parasit, dan teknik laboratorium yang berkaitan dengan
pemeriksaan parasitologi. Pembelajaran mengenai parasit ini melingkupi 3 Kelas
yakni Helminthologi (Cacing), Entomologi (Serangga), dan Protozoologi (Protozoa)
yang dalam pelaksanaannya dibagi ke dalam 4 kali pertemuan termasuk Ujian Akhir
Praktikum yang dilaksanakan setiap akhir dari pokok bahasan besar; Sutanto dkk
(2008).
b. Jenis-jenis parasit
1) Helminth (Cacing)
Helminthes atau cacing secara garis besar terbagi menjadi Nematoda dan
Cestoda serta Trematoda, masing-masing mempunyai morfologi yang
spesifik.Helminthes secara garis besar terdiri atas cacing pipih dan gilik yang
mempunyai sistem organyang berbeda. Sebagian masih bersifat hemaphrodite
terutama pada Cestoda dan Trematoda, sedangkan pada Nematode pada umumnya
sudah mempunyai jenis kelamin yang terpisah dan berbeda antara jantan dan
27
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
betina.Setiap jenis cacing dewasa mempunyai organ predileksi pada hospes, baik
definitive maupun sementara. Pada Praktikum ini mahasiswa di tugaskan
melakukan koleksi feses segar dan cacing dewasa pada berbagai spesies hospes,
untuk dilakukan determinasi jenis di laboratorium ; Sutanto dkk (2008)
a) Identifikasi Cacing
(1) Trematoda
Ciri umum :
Pipih seperti daun, Hermaphrodite, kecuali Schistosoma sp., memiliki sucker.
Jenis Trematoda
1. Fasciola hepatica
2. Fasciola gigantica
3. Eurytrema pancreaticum
4. Cotylophoron cotylophorum
5. Gigantocotyle explanatum
6. Paramphistomum cervii
7. Paragonimus westermanii
8. Schistosoma japonicum
Gambar 1. Cacing Paramphistomum cervii, Fasciola hepatica sumber: Sutanto dkk (2008)
2) Entomologi (Serangga)
Entemologi ialah ilmu yang berisi kajian tentang serangga dan hewan
yang termasuk filum arthoropoda yang mempunyai hubungan dengan ilmu
kedokteran serta bagaimana cara memberantasnya. Serangga pada umumnya
mempunyai 4 tanda morfologi yang khas yaitu :
a) Badan beruas-ruas
b) Umbai-umbai (appendages) beruas-ruas
c) Mempunyai eksoskelet
28
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
d) Bentuk badan simetris bilateral.
Badan yang beruas-ruas itu disebelah luar dilapisi oleh lapisan khitin yang
pada bagian tertentu mengeras dan membentuk eksoskelet yang berfungsi sebagai
penguat tubuh dan pelindung alat dalam serta tempat melekatnya otot, pengaturan
penguapan air, dan penerus rangsangan yang berasal dari luar dan pengatur suhu
tubuh; Sutanto dkk (2008)
a) Identifikasi Arthoropoda
(1) Lalat
Pengamatan untuk membedakan spesies lalat, dilihat dari ukuran, bentukan
atau garis pada thorax dan abdomen, venasi sayap, bentuk kepala dan tipe mulut
29
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 3 Morfologi nyamuk sumber : Sutanto dkk (2008)
3) Protozoologi
Protozoologi ialah ilmu yang berisi kajian tentang hewan bersel satu yang
hidup sebagai parasit pada manusia.Protozoa ialah hewan bersel satu yang dapat
hidup secara mandiri atau berkelompok. Tiap protozoa merupakan satu sel yang
merupakan kesatuan lengkap, baik dalam susunan maupun dalam fungsinya.
a) Protozoa merupakan organisme ber sel tunggal.
b) Mempunyai variasi ukuran dan bentuk.
c) Dari sejumlah protozoa, hanya sebagian kecil bersifat parasiter.
d) Di dapatkan dalam jaringan tubuh dan tinja.
e) Sebagian tidak membahayakan hospes.
f) Tetapi sebagian akan bersifat pathogen dan mengakibatkan penyakit ; Sutanto
dkk (2008)
Tabel 1
Hasil Penelitian Sebelumnya
No Nama Nama Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
penulis judul
dan tahun
penelitian
1 Isnaini Pengemba Mengoptimalkan Sama2 Karena
Arifah, ngan buku Hand On pengembanga sama, jadi
Arif petunjuk mahasiwa n tidakada
Maftukhin pratikum semester II perbedaan
, Siska berbasis program studi
Desy Guidad pendidikan fisika
Fatmaryan Inguiry universitas
ti (2014) untuk muhammadiyah
mengopti purworejo tahun
malkan akademik
Hands On 2013/2014 dari
mahasisw data hasil
31
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
a semester validitas produk
2 menunjukkan
program bahwa penilaian
studi buku petunjuk
pendidika pratikum hasil
n fisika pengembangan
universitas mendapatkan scor
muhamma secara
diyah keseluruhan
purworwj sebesar 89%
o tahun dengan kategori
akademik „‟baik” (Isnaini
2013/2014 Arifah dkk, 2014
:85)
2 Ika Yunita “Pengemb Mengembangkan 1. lebih 1. lebih
Purwaning angan pendidikan mengembang menuju
sih (2014) petunjuk karakter pada kan ke pada
pratikum materi pokok pendidikan pengemba
biologi system karakter ngan
ilustratif pencernaan materi pokok penuntun
berbasis makanan (Ika system pratikum
pendekata Yunita, 2014 :69) pencernaan parasitogi
n inguiri (Ika Yunita,
terbimbin 2014 :69)
g (Guidad
inguiry)
yang
mengemb
angkan
pendidika
n karakter
pada
materi
pokok
32
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
system
pencernaa
n
makanan
untuk
kelas xI
semester 1
di sma
muhamma
diyah 3
yogyakart
a
33
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium terpadu Biologi Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang bertempat di jalan Jambi-Muaro Bulian KM.16
Simpang Sungai Duren Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun
ajaran 2016/2017. Pembuatan produk dimulai dari menganalisis produk, mengumpulkan
bahan dan membuat produk yang diperkirakan menghabiskan waktu 1 bulan.
2. Rancangan pengembangan
prosedur pengembangan penuntun praktikum ini menggunakan prangkat model 3-
D yang diadaptasi perangkat model 4-D dari model pengembangan Thiagarajan yang
terdiri dari tahap Define (pendefenisian), design (tahap perancangan), Develop (tahap
pengembangan).Tahap pendefenisian (define) tahap ini terdiri dari empat langkah antara
lain analisis mahasiswa, analisis tugas, analisis konsep, perumusan tujuan pembelajaran.
Tahap perancangan, tahap perencanaan (design). Kegiatan pada tahap ini terdiri dari
penyusunan standar tes (criterion-test construction) pemilihan format (format selection)
yakni mengkaji format-format bahan yang ada dan menetapkan format bahan yang akan
dikembangkan dan membuat rancangan awal (initial design) sesuai format yang dipilih.
Tahap pengembangan (develop) Sugiyono (2014). Adapun kegiatan dari tahap ini antara
lain Validasi penuntun praktikum oleh ahli materi, revisi penuntun praktikum, uji coba
terbatas, validasi penuntun praktikum oleh ahli materi. Tahap penyebaran (destiminate)
pada tahap ini penuntun praktikum yang dikembangkan nantinya digunakan pada skala
yang lebih luas misalnya digunakan di universitas lain, oleh dosen lain dan sebagainya.
Tahap penyebaran ini tidak dilakukanoleh peneliti. dalam pengembangan ini penelitian
hanya sampai tahap pengembangan saja. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh
oleh peneliti seperti pada gambar 4 di bawah ini.
35
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Analisis Awal
Pendefini
AnalisisTugas Analisis Mahasiswa Analisis Konsep
sian
Sepesifikasi Tujuan
Pembelajaran
Penyusunan tes
Perancangan
Pemilihan Awal
Rancangan Awal
Validasi Ahli
Pengembanga
n
Uji
Pengembangan
Penuntun
Praktikum
Gambar 4 Model pengembangan perangkat pembelajaran 3-D Sugiyono (2014)
3. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan penuntun praktikum ini mengguanakan perangkat model
3-D yang di adaptasi dari model pengembangan Thiagarajan yang terdiri dari tahap
pendefenisian (define), tahap perencanaan (design), tahap pengembangan (develop).
a. Tahap Pendefenisian (define)
Tahap pertama yaitu tahap pendefenisian (define) tahap ini bertujuan untuk
menetapkan dan mendefenisikan syarat-syarat pembelajaran, yang terdiri dari empat
langkah antara lain analisis awal, analisis mahasiswa, analisis tugas, analisis konsep,
perumusan tujuan pembelajaran.
1) Analisis awal
Analisis awal bertujuan untuk mendapatkan sebuah permasalahan yang
sedang dihadapi dalam proses kegiatan praktikum sehingga perlu dilakukan
pengembangan penuntun praktikum. Penelitian melakukan diagnosis awal yang
digunakan untuk menganalisis dan alternatif yang digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang sedang dihadapi.
36
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
2) Analisis Mahasiswa
Analisis mahasiswa merupakan kegiatan tentang telaah karakteristik
mahasiswa. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari mahasiswa
yang akan di teliti seperti permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam proses
praktikum, tingkat kemampuan dasar pada setiap mahasiswa, strategi yang sering
dipakai dalam proses praktikum. Sehingga dapat mengetahui permasalahan yang
dihadapi mahasiswa.
3) Analisis tugas
Analisis tugas bertujuan untuk mengetahui keterampilan dimiliki oleh
mahasiswa sehingga peneliti mengetahui keterampilan yang dimiliki oleh
mahasiswa yang akan diteliti. Analisis ini membantu peneliti untuk dapat
menetukan rancangan soal yang akan dibuat dalam penuntun praktikum.
4) Analisis Konsep
Analisis konsep digunakan sebagai penyusun rancangan yang akan
digunakan untuk pengembangan penuntun praktikum yang akan digunakan.
Analisis konsep diperlukan untuk mengidentifikasi konsep pokok yang digunakan
dalam penuntun praktikum yang akan dikembangkan.
5) Perumusan tujuan pembelajaran
Rumusan tujuan pembelajaran merupakan perubahan perilaku dan pola pikir
yang di harapkan setelah dilakukan pengembangan penuntun praktikum. Hal ini
berguna untuk merangkum hasil dari analisis konsep, analisis tugas untuk
menentukan perilaku objek penelitian. Kumpulan objek tersebut menjadi dasar
untuk menyusun tes dan merancang penuntun praktikum yang akan
dikembangkan oleh peneliti.
37
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Penyusunan ters acuan patokan merupakan langkah yang menghubungkan
antara tahap pendefenisian (define) dengan tahap perencanaan (design). Merupakan
tindakann pertama untuk mengetahui mahasiswa. Tes yang dikembangkan sesuai
dengan kemampuan kognitif mahasiswa.
2) Pemilihan format
Pemilihan format dalam pengembangan penuntun praktikum ini dimaksud
untuk mendesain atau merancang penuntun praktikum yang akan dikembangkan.
Format yang dipilih ialah format yang memenuhi krtiteria menarik, memudahkan dan
membantu mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan praktikum.
3) Rancangan awal
Menurut (Thiagarajan, dkk 1974) " initial design is the presenting of the
essential instruction through appropriate media and in a suitable sequence".
Rancangan awal yang dimaksud adalah rancangan seluruh perangkat pembelajaran
yang harus dikerjakan sebelum uji coba dilaksanakan. hal ini juga meliputi berbagai
aktifitas pembelajaran yang terstruktur seperti membaca teks, wawancara, dan praktek
kemampuan pembelajaran yang berbeda melalui praktek mengajar. Dalam tahap
perancangan peneliti membuat produk dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu produk
penuntun praktikum. Sebelum tahapan perancangan produk dilanjutkan ketahap
berikutnya, yaitu rancangan produk penuntun praktikum perlu di validasi. Validasi
dilakuka oleh para pakar dan para ahli dari bidang studi yang sesuai.
38
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti
mempersentase proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut.
39
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
a. Angket untuk ahli materi dan ahli media
Angket ahli materi dan penuntun pratikum disusun berdasarkan kreteria
penuntun pratikum, angket ahli materi ini digunakan untuk melihat kesesuaian
penuntun pratikum yang digunakan dengan materi pembelajaran dan
kebutuhan.Adapun aspek penilaian angket untuk ahli materi dan media dilihat pada
table 2 dibawah ini.
Tabel 2
Aspek penilaian oleh para ahli materi
Penilaian
NO Standar Penilaian
1 2 3 4
Kesesuaian materi praktikum dengan kompetensi
1 dasar
b. Angket praktikalitas
Angket praktikalitas ditinjau dari tiga indikator yaitu 1) kemudahan
pemakaian, 2) waktu yang dipakai, 3) keterkaitan mahasiswa terhadap penuntun
praktikum.Teknik pengumpulan data untu kmengetahui praktikalitas prangkat
40
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
penuntun pratikum ini ialah memberikan angket respon kepada dosen dan mahasiswa
setelah menggunakan penuntun praktikum yang telah dikembangkan peneliti. Adapun
aspek2 yang dinilai dapat dilihat pada table 3 dibawah ini.
Tabel 3
Angket respon dosen
Penilaian
No Standar Penilaian
1 2 3 4
41
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Tabel 4
Angket Respon Mahasiswa
Penilaian
No Standar Penilaian
1 2 3 4
Penuntun praktikum parasitologi yang dibuat dapat
1
digunakan dengan mudah selama proses praktikum
Praktikum dengan menggunakan penuntun
2 praktikum parasitologi ini, membuat saya lebih
mudah mengikuti proses praktikum
Saya dapat memahami konsep yang dipelajari
3
dengan baik
Penggunaan penuntun praktikum parasitologi ini
4 memudahkan saya dalam mencapai tujuan
praktikum
Penggunaan penuntun praktikum parasitologi ini
5 dapat mengefiensikan alokasi waktu selama
praktikum berlangsung
6 Penuntun parasitologi mudah diinterpensikan
Penuntun praktikum parasitologi dapat dijadikan
7
variasi dari sumber belajar dalam proses praktikum
Keterangan ;
1 = tidak baik
2 =cukup baiki
3 = baik
4 = sangat baik
5. Analisis Data
Menurut (Sugiono 2013) “Analisis data adalah proses mencari Dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, Dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan kedalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun dalam pola, memilih mana yang oenting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mdah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain” (hlm. 335).
42
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
“Data angket atau kuesioner dari ahli materi, ahli penuntun pratikum, dosen, Dan
mahasiswa dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi” (Sugiono, 2009, hlm.147). Statistik
deskriptif ini dipilih oleh statistik deskriptif digunakan pada penelitian yang
menggunakan sampel bukan untuk populasi atau skala besar.
Data yang diperoleh dideskripsikan dengan tehnik analisis frekuensi data dengan
rumus :
P adalah persentase tiap butir soal. Skor item yang diperoleh adalah sekor yang
diperoleh dari suatu butir soal dengan cara menjumlahkan sekor yang diberikan oleh seluruh
responden pada butir soal itu. Sedangkan sekor maksimum adalah sekor ideal, yaitu 4
(seandainya seluruh responden menjawab SS) yang dikalikan dengan jumlah responden.
Tabel 5
Kategori praktikalitas penuntun praktikum parasitologi
(%) Kategori
0 – 20 Tidak praktis
21 – 40 Kurang praktis
41 – 60 Cukup praktis
61 – 80 Praktis
81 -100 Sangat praktis
43
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengembangan perangkat praktikum
rangkat praktikum yang penulis kembangkan berupa SAP (Satuan Acara
Perkuliahan), penuntun praktikum, dan instrument penilaian Afektif, prangkat praktikum
yang diperoleh lalu divalidasi oleh beberapa tim ahli yaitu : Ahli Materi, Ahli Desain,
Dan Ahli Bahasa. Tujuannya untuk mengoperasionalkan produk yang telah
dikembangkan apakah produk tersebut sudah layak untuk diujicobakan atau tidak. Setelah
pengujian terhadap tim ahli berhasil, maka selanjutnya perangkat praktikum ini
diterapkan pada mahasiswa Prodi Tadris Biologi UIN STS Jambi.
Berikut tahap pengembangan perangkat praktikum :
1. Merancang perangkat praktikum
a. Rancangan SAP (Satuan Acara Perkuliahan)
Langkah yang dilakukan dalam tahap ini meliputi tahap perencanaan
pembuatan SAP (Satuan Acara Perkuliahan) praktikum pada mata kuliah
Parasitologi yang terdiri dari :
1. Menentukan jadwal pembuatan produk yang dimulai dari analisis produk
mengumpulkan data dan membuat produk.
2. Mengemas SAP dalam bentuk cetak dengan menggunakan huruf times new
romen yang berukuran 12, spasi 1.5, size A4 orientation potrait. Menentukan
identitas mata kuliah, kompetensi dasar, indicator hasil belajar, tujuan
praktikum, materi penuntun praktikum, metode, langkah-langkah praktikum,
bahan praktikum dan penilaian.
3. Mempersiapkan surat izin penelitian.
4. Mementukan tim ahli materi untuk memvalidasi SAP.
b. Rancangan Penuntun Praktikum
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini meliputi :
1. Tahap perancangan pembuatan produk penuntun praktikum mata kuliah
Parasitologi terdiri dari :
a. Menentukan jadwal pembuatan produk dimulai dari analisis produk,
mengumpulkan bahan dan membuat produk.
b. Mempersiapkan surat izin penelitian.
c. Menentukan tim ahli yaitu ahli desain dan tim ahli materi.
2 Tahap pembuatan produk terdiri dari :
44
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
a. Menentukan materi yang akan dipraktikumkan.
b. Mendesain cover penuntun praktikum.
c. Menyusun sistematika penuntun praktikum.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan struktur dari isi
penuntun praktikum diantaranya :
a. Cover
b. Kata pengantar
c. Tata kerja praktikum
d. Landasan teori
e. Tujuan praktikum
f. Prosedur kerja praktikum
Pengembangan penuntun praktikum tersebut memuat antara lain materi
Helmintologi, Protozoa dan Arthropoda. Berikut tampilan awal penuntun praktikum :
45
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 6. Tampilan Kata Pengantar Praktikum
46
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 8 Tampilan Isi Penuntun Praktikum
Tampilan selanjutnya berisi daftar pustaka, perhatikan gambar 9 berikut :
47
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
praktikum yang dikembangkanrelevan dengan maateri pokok dengan rumusan
indicator.
48
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 11. Tampilan Lembar Penilaian Afektif
49
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
2. Data Hasil Validasi Perangkat Praktikum
a. Validasi SAP (Satuan Acara Perkuliahan)
Validasi dilakukan untuk mendapatkan penilaian dari validator terhadap
perangkat yang penulis kembangkan, terdiri dari 11 butir standar penilaian dengan
rentang skor dari 1-4. Validasi dilakukan untuk mengetahui apakah perangkat ini
sudah memenuhi kriteria layak untuk diujicobakan atau masih perlu revisi. Berikut
hasil validasi materi dan kebahasaan SAP :
Tabel 6
Data hasil validasi materi dan kebahasan SAP oleh validator
No Kriteria SAP Skor
1 Kesesuaian pokok bahasan dengan SAP 4
Kesesuaian materi praktikum dengan pokok bahasan dan sub
2 4
pokok bahasan dengan SAP
3 Kemudahan memahami materi praktikum 3
4 Kebenaran subtansi materi praktikum 4
5 Kesesuaian pertanyaan praktikum dengan materi praktikum 3
Apakah pertanyaan dalam penuntun praktikum menyangkut materi
6 3
dalam praktikum
7 Apakah sudah sesuai nama ilmiah dalam penuntun praktikum 4
8 Apakah gambar sesuai dengan materi praktikum 4
Keseimbangan antara gambar dan tulisan dalam penuntun
9 3
praktikum
10 Apakah design yang digunakan sudah menarik 3
11 Kelayakan penuntun praktikum 3
Jumlah skor 38
Tabel 8
Data hasil validasi penuntun praktikum oleh tim ahli desain
No Kriteria desain penuntun praktikum Skor
1 Penulisan judul praktikum 4
2 Bentuk dan ukuran huruf penuntun praktikum 4
3 Kombinasi warna tulisan dengan background 3
4 Pola pengetikan 4
5 Memperlihatkan kejelasan tujuan praktikum 4
6 Mengkombinasikan warna (Minimal 3) 4
7 Variasi gambar 4
8 Tata letak gambar pada penuntun praktikum 4
9 Urutan penyajian 3
51
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Penuntun praktikum menambah khasahan, pengetahuan serta
10 3
pengalaman bagi mahasiswa
Penuntun praktikum membangun komunikasi yang efektif antara
11 3
dosen dan mahasiswa
Penuntun praktikum sebagai alat evaluasi pencapaian hasil
12 4
pembelajaran selama praktikum
13 Penuntun praktikum menarik dan merangsang aktivitas mahasiswa 3
Penuntun praktikum dapat menggambarkan tahap antara cara
14 4
pembuatan laporan akhir praktikum
Apakah sistematika cara penulisan laporan praktikum pada latar
15 3
belakang penuntun praktikum sudah sesuai
16 Kelengkapan cara membuat laporan praktikum 4
17 Urutan penyajian laporan praktikum 4
Jumlah skor 62
Tabel 9
Persentase ujicoba kelompok kecil penuntun praktikum
52
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
praktikum
Penggunaan penuntun praktikum parasitologi
Sangat
5 ini dapat mengefesiensikan alokasi waktu 82,5%
Peraktis
selama praktikum berlangsung
Penuntun praktikum parasitology mudah Sangat
6 81,2%
diinterpensikan Peraktis
Penuntun parasitologi dapat dijadikan variasi Sangat
7 90,0%
dari sumber belajar dalam proses praktikum Peraktis
Sangat
Persentase (%) 83,8%
Peraktis
53
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
10 Instrument penilaian afektif memiliki bobot nilai yang relevan 3
Instrument penilaian afektif menggunakan system penskoran yang
11 3
tepat
BAHASA
Instrument penilaian afektif menggunakan bahasa komunikatif dan
12 3
sederhana
Kesesuaian instrument penilaian afektif dengan kaidah bahasa
13 3
Indonesia
14 Kejelasan kalimat instrumen penilaian afektif 3
Jumlah 44
Table 11
Persentase ujicoba kelompok kecil instrument penilaian afektif
No Aspek yang dinilai Jumlah Persentase Kategori
sekor (%)
Desain produk instrument
penilaian afektif praktikum
51/60x100 = Sangat
1 parasitology materi 51
85,0 praktis
Helmintologi, Protozoa, dan
Arthoropoda
Tata bahasa dan penyusunan 54/60x100 = Sangat
2 54
kalimat 90,0 praktis
Kinerja yang dinilai sesuai
50/60x100 = Sangat
3 dengan langkah kerja pada buku 50
83,3 praktis
panduan praktikum parasitologi
Instrument penilaian afektif
bermamfaat dalam menggali 51/60x100 = Sangat
4 51
sikap-sikap yang harus 85,0 praktis
dilakukan pada saat praktikum
54
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
parasitology
Menjadi pedoman bagi
mahasiswa untuk mengetahui 55/60x100 = Sangat
5 55
sikap yang akan dinilai pada saat 91,6 praktis
praktikum
Alokasi waktu yang diberikan
pada saat tugas-tugas yang ada 54/60x100 = Sangat
6 54
pada instrument penilaian afektif 90,0 praktis
pratikum parasitologi
Objektifitas dalam penskoran
55/60x100 = Sangat
7 yang ada pada instrument 55
91,6 praktis
penilaian afektif
Kinerja yang dinilai sesuai
52/60x100 = Sangat
8 dengan langkah kerja pada buku 52
86,6 praktis
panduan praktikum parasitologi
422/480x100 Sangat
Jumlah 422
=87,9 praktis
55
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Pengembangan perangkat penuntun praktikum parasitology dengan pokok
bahasan Helmintologi, Protozoa, dan Arthoropoda yang dikembangkan memiliki
beberapa prosedur diantaranya :
1) Tahap pendefinisian (Define)
Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat
pembelajaran. Dalam menentukan dan menetapkan syarat-syarat pembelajaran
diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan.
Alasannya dilakukan pengembangan ini antara lain agar kinerja praktikum lebih
afektif, lebih terarah, lebih akurat dan lebih objektif. Selain itu agar membuat
keputusan penilaian benar-benar dapat dipertanggung jawabkan dengan membuat
pedoman penilaian afektif dan disertai penskoran yang dibuat seideal mungkin.
56
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Biologi UIN STS Jambi. Tujuannya untuk menguji efektifitas penggunaan
perangkat penuntun praktikum parasitologi didalam kegiatan pembelajaran,
selaian itu pada tahap ini juga dihasilkan desain akhir Instrumen Penilaian Afektif
penuntun praktikum parasitologi dengan pokok bahasan Helmintologi, Protozoa,
dan Arthoropoda yang telah divalidasi, lalu diujicoba dan jika perlu direvisi.
C. Pembahasan
Secara keseluruhan produk yang dirancang oleh penulis pada penelitian ini berupa
pengembangan perangkat penuntun praktikum mata kuliah Parasitologi dengan pokok
bahasan Helmintologi, Protozoa dan Arthropoda pada mahasiswa prodi tadris biologi
semester VI (enam). Pada tahap desain atau merancang, penulis mengalami kendala
dalam pembuatan produk membutuhkan waktu yang cukup lumayan lama dalam
pembuatannya. Karna produk yang dikembangkan ini memerlukan keterampilan dan
detail yang tajam sehingga produk yang dihasilkan dapat dikatakan layak untuk diuji
cobakan. Dalam hal ini penulis juga berkonsultasi dengan validator dalam melakukan
perbaikan prangkat, mulai dari perbaikana SAP sampai lembar penilaian agar dapat
disistematiskan sehingga memudahkan pengguna dalam mengimplementasikan produk
tersebut.
Pada tahap pengembangan pembuatan perangkat penuntun praktikum penulis
sangat membutuhkan kritik ataupun masukan dari validator yang bersangkutan, sehingga
produk yang dikembangkan nantinya layak dan dapat digunakan oleh mahasisa prodi
tadris biologi UIN STS Jambi.
Produk yang dikembangkan berupa perangkat penuntun praktikum pada mata
kuliah Parasitologi, beberapa keunggulan diantaranya :
1. Dapat digunakan dalam mengukur kinerja individu dan kelompok.
2. Belum adanya penelitian yang menggunakan instrumen penilaian afektif pada
mata kuliah Parasitologi dengan pokok bahasan Helmintologi, Protozoa dan
Arthropoda di UIN STS Jambi.
3. Mampu menjelaskan sesuatu yang abstrak menjadi seolah-olah nyata dengan
gambar yang ditampilkan.
4. Pada saat melakukan peraktek, penuntun praktikum yang digunakan menjadi
sesuatu yang tidak membosankan karna gambar yang ditampilkan menarik.
5. Perangkat yang dikembangkan bias dijadikan referensi oleh dosen untuk
praktikum selanjutnya.
57
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perangkat praktikum Parasitologi Prodi Tadris Biologi UIN STS Jambi pada
materi Helmintologi, Protozoa dan Arthropoda dikembangkan dalam bentuk SAP,
Penuntun Praktikum, dan Instrumen Penilaian Afektif yang berpedoman pada langkah-
langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan sesuatu produk akhir penelitian yaitu
berupa tahaapan-tahapan model pengembangan 4-D (Define, Design, Develop dan
Desseminate) atau diadaptasikan menjadi model 4-P yaitu Pendefenisian, Perancangan,
Pengembangan, dan Penyebaran.
Tingkat kelayakan prangkat praktikum yang telah dikembangkan berdasarkan
hasil penilaian validasi oleh tim ahli SAP dengan rata-rata 86,3% dari ahli materi maupun
dari ahli kebahasaan berada pada kategori sangat layak, dilanjutkan pada ujicoba validasi
pada penuntun praktikum dengan rata-rata 83,3% menurut ahli desain 91,1% menurut
ahli materi ataupun kebahasaan dengan kategori sangat praktis. Kemudian produk yang
telah divalidasi diujicobakan pada kelompok kecil dengan rata-rata 83,3% berada pada
kategori sangat praktis. Berdasarkan tingkat kelayakan instrumen penilaian afektif yang
divalidasi oleh tim ahli berada pada rata-rata 78,5% dengan kategori praktis. Dan
diujicobakan lagi pada sekala kecil dengan rata-rata 87,9% berada pada kategori sangat
praktis nilai tersebut mengindikasikan bahwa perangkat praktikum parasitologi yang
dikembangkan relevan dan layak digunakan oleh mahasiswa Prodi Tadris Biologi UIN
STS Jambi.
B. SARAN
Penelitian pengembangan prangkat praktikum ini terbatas hanya pada materi
Helmintologi, Protozoa dan Arthropoda. penulis juga berharap agar penelitian ini dapat
terus dikembangkan sebagai prangkat praktikum dalam membantu proses mengajar atau
melaksanakan kegiatan praktikum. Sehingga dapat digunakan perangkat penuntun
praktikum ini dengan menarik minat dan memotivasi mahasiswa dalam melaksanakan
proses kegiatan praktikum.
58
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2015). Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Jambi : Kementerian Agama RI Kopertais
Wilayah XIII.
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Persada Press.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Asep Jihad & Abdul Haris. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo.
Irianto, Koes. (2009). Parasitologi : Berbagai Penyakit Yang Mempengaruhi Kesehatan Manusia.
Bandung. Yrama Widya.
Oemar Hamalik. (2012). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algasindo.
Yamin Martinis (2010). Desain pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Putra
Grafika
59
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
DAFTAR LAMPIRAN
rasitologi
60
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Helmintologi – Protozoa – Arthropoda
Hadi Wiyanto
61
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
KATA PENGANTAR
Penulis
Hadi Wiyanto
62
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI
BAB I Pendahuluan
1.3 Latar Belakang
1.4 Tujuan
BAB II Metodologi
2.1 Alat dan Bahan
2.3 Langkah Kerja -> Diagram Alir
Daftar Pustaka
Buku (min. 2)
Jurnal (min. 2)
63
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
PRAKTIKUM I
MIKROSKOP
PENDAHULUAN
Tujuan :
1. Kondensor, yaitu alat untuk memfokuskan cahaya pada spesimen yang akan
diamati
2. Stage atau meja benda, yaitu tempat spesimen diletakkan
3. Diafragma
4. Lensa objektif, yaitu lensa yang menghadap specimen
5. Lensa okuler, yaitu lensa yang menghadap mata pengamat
6. Tombol pengamat specimen
7. Tombol mikrometer, untuk memfokuskan bayangan benda secara kasar
8. Tombol mikrometer, untuk memfokuskan bayangan benda dengan lebih halus.
64
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Perhatikan Gambar Berikut :
1. Lensa Okuler
2. Pembawa Objektif
3. Tabung Okuler
4. Meja Benda
5. Diafragma
6. Lensa Objektif
7. Diafragma
8. Tombol Power (On/Of)
9. Pembawa Okuler
10. Eyepiece
11. Penjepit Specimen
12. Sumber Cahaya Gambar 1.1: Bagian Mikroskop
13. Penggeser Spesimen (Depan/Belakang)
14. Penggeser Specimen (Kanan/Kiri)
15. Tombol Makrometer
16. Tombol Micrometer
17. Sekrup Pengencang
18. Kondensor
Gambar 1. Mikroskop
Detail objek yang berdekatan satu sama lain disebut kemampuan resolusi.
Kemampuan resolusi mata normal tanpa alat bantu adalah 0,1 mm. Mikroskop cahaya
memiliki kemampuan resolusi hingga 0,1 µm ; artinya dua titik yang berjarak 0,1 µm dapat
dibedakan mikroskop sebagai 2 titik, dengan kata lain kekuatan resolusi (D) mikroskop
cahaya tersebut adalah 0,1 µm. Kekuatan resolusi tergantung pada komponen fisik lensa
mikroskop, numeral aperture (NA) dan panjang gelombang (λ) cahaya yang digunakan. Jika
NA meningkat maka kemampuan lensa untuk mengumpulkan sinar juga meningkat.
D : 0,61 λ
NA
Konstanta 0,61 dalam persamaan tersebut berasal dari perhitungan defraksi yang terjadi dalam
sistem optik.
65
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Tingkat resolusi tergantung tidak hanya pada sistem optic tetapi juga tergantung
pada panjang gelombang cahaya yang masuk ke sistem dan faktor lain seperti ketebalan
specimen. Itulah sebabnya untuk meningkatkan resolusi atau ketajaman objek yang diamati
sering kali mikroskop juga dilengkapi dengan filter, yaitu bagian atau alat yang dapat
menyerap panjang gelombang tertentu dan meneruskan panjang gelombang tertentu
lainnya dari suatu sinar. Gambaran imajinasi specimen hasil pembesaran lensa objektif
(dibantu condenser dan mungkin filter yang mengolah sinar yang lewat menembus
specimen) yang menghasilkan resolusi tertentu, selanjutnya dibesarkan lagi oleh lensa
okuler tanpa meningkatkan resolusinya.
66
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Beberapa jenis mikroskop cahaya yang lain :
1. Mikroskop Cahaya
2. Objek Glass
3. Cover Glass
4. Contoh Preparat/ Specimen
CARA KERJA
67
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
5. Pindahkan eyepiece dan amati lingkaran penyinaran dengan radius secara
proporsional ke kemampuan objektif, apabila kondensor didekatkan garis
batas penyinaran akan muncul di daerah penyinaran ini.
6. Setting di atas akan memberikan kompromi terbaik antara resolusi dan
kontras yang diperlukan
7. Mikroskop siap digunakan untuk pengamatan dengan sebaik-baiknya.
Catatan penting :
Gunakan perbesaran yang paling lemah terlebih dahulu
Bayangan yang terbentuk oleh mikroskop adalah terbalik
Jarak antara lensa dengan objek yang terlalu dekat, kalau kurang hati-hati
dapat memecahkan lensa atau kaca penutup maupun objek pengamatan
Lampu pada mikroskop cukup digunakan sesuai kebutuhan
68
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
PERTANYAAN
69
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
PRAKTIKUM 2 HELMINTH
(TREMATODA, CESTODA,
NEMATODA)
PENDAHULUAN
Tujuan
Pengantar Teori
Helminthes atau cacing secara garis besar terbagi menjadi Nematoda dan
Cestoda serta Trematoda, masing-masing mempunyai morfologi yang spesifik.
CLASS: TURBELARIA
PLATYHELMINTHES
CLASS : TREMATODA
CLASS : CESTODA
CLASS :
70
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Helminthes secaragaris besar terdiri atas cacing pipih dan gilik yang
mempunyai sistem organ yang berbeda. Sebagian masih bersifat hermaphrodite
terutama pada Cestoda dan Trematoda, sedangkan pada Nematode pada umumnya
sudah mempunyai jenis kelamin yang terpisah dan berbeda antara jantan dan betina.
Setiap jenis cacing dewasa mempunyai organ predileksi pada hospes, baik
definitive maupun sementara. Pada Praktikum ini mahasiswa di tugaskan melakukan
koleksi feses segar dan cacing dewasa pada berbagai spesies hospes, untuk dilakukan
determinasi jenis di laboratorium.
KLASIS NEMATODA
A. Morfologi Umum
1. Bentuknya panjang silindris, tak bersegmen, mempunyai rongga tubuh
yang di dalamnya terdapat alat cerna dan alat kelamin.
2. Umumnya tiap-tiap ujung makin kecil, kutikula licin dan kadang-kadang
bergaris.
3. Umumnya lata kelamin terpisah (dapat dibedakan jantan dan betinanya)
4. Bentuk jantan lebih kecil daripada bentuk betina
5. Bagian posterior yang jantan melengkung ke arah ventral, sedang betina
lurus dan runcing atau membulat.
B. Tanda-Tanda Spesifik Untuk Menentukan Spesies
1. Ada tidaknya cavum buccalis (rongga mulut)
2. Ada tidaknya gigi atau lempeng pemotong dalam cavum buccalis
3. Bentuk bagian posteriornya, yaitu ada tidaknya bursa bagi jantan, atau
melengkung ke arah ventral
4. Ada tidaknya bibir, bagian yang mengelilingi mulut.
Jenis-Jenis Nematode
73
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
2. organ kelamin tidak berpasangan (simpleks), terdiri dari ovarium
yang berbelit sebuah uterus dan sebuah vagina yang pendek
berakhir di vulva yang terletak pada tempat tubuh yang mulai
menebal.
3. Sehari menghasilkan telur 3.000 – 4.000 telur dapat sampai 10.000
telur.
f. Telur
1. Berbentuk sperti tempayan (gentong) dengan semacam tutup yang
jernih dan meonjol kedua kutub
2. Dindingnya terdiri dari 2 lapis, bagian dalam jernih dan bagian luar
berwarna kecoklatan
3. Ukuran 50-54 µ x 23µ
4. Telur ini terapung dalam larutan garam jenuh.
4. Strongyloides Stercoralis
Habitat cacing betina di dalam mukosa deodenum dan promaksimal
jejunum.Hospes definitif manusia, anjing dan kucing.
74
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
c. Telur
1. Hanya didapatkan dalam tinja dengan diare berat atau setelah
pemberian obat pencahar.
2. Mirip telur cacing tambang, bebentuk lonjong, ukuran 50-60 x 30-
35 mm, dindong tipis didalamnya mengandung embrio
d. Larva
1. Larva rhabditiform, ukuran 200-300 x 14016 mm, memiliki
esophagus dan bulbus esophagus mengisi 1/4 bag anterior tubuh
2. Larva filariform, stadium infektif lebih panjang dan lebih langsing
dari Larva rhabditiform, berukuran 350-450 x 30-35 mm, dengan
esophagus panjangnya mencapai 1/2 bagian anterior tubuh tetapi
tidak memiliki bulbus esophagus.
75
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
5. Cacing Tambang
Beberapa spesies diantaranya ;
a. Necator americanus
b. Anclostoma duodenale
c. Caninum, braziliense
d. Ceyclanium
6. Cacing Dewasa :
a. Kecil seperti silinder berbentuk kumparan
b. Berwarna putih keabu-abuan
c. Ukuran betina 9 – 13 x 0,35 – 0,6 mm
d. Ukuran jantan 5 -11 x 0,3 – 0,45 mm
Untuk membedakan masing-masing spesies diperhatikan bentuk bursa (pada
bagian jantan bagian posterior)
7. Anclostoma Duodenale
a. Mempunyai kutikulum yang relatif tebal
b. A. duodenale lebih besar daripada Necator americanus
c. Alat kelamin jantan tunggal yang betina sepasang
d. Ujung posterior jantan terdapat bursa caudal yang merupaka membran
lebar dan jernih dengan garis-garis seperti tulang iga
e. Ujung villi bercabang 3.
8. A. Braziliense
a. Bursa lebar sama dengan panjang
b. Villi tumpul
c. Necator americanus
Spicula bersatuVilli bercelah dalam dengan ujung bercabang
76
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 3. :Necator Americanus
KLASIS TREMATODA
Bentuk umum dari cacing yang termasuk dalam klasis Trematoda, yaitu:
77
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
a. Bulat telur dan pipih seperti daun
b. Mempunyai oral sucker dan ventral sucker
c. Bersifat hemaphrodit, kecuali familia Schistoosomatidae
Untuk membedakan masing-masing jenis yang perlu diperhatikan adalah :
Gambar 4. Trematoda
78
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Beberapa spesies Trematoda
1. Echinostoma Ilocanum
Nama Spesies : Echinostoma Ilocanum
Genus : Echinostoma
Genus : Echinostoma
79
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
3. Fasciola Hepatica, F. Gigantica
Nama Spesies : Fasciola hepatica, F. gigantica
Genus : Fasciola
Telur :
80
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
4. Fasciolopsis Buski
Nama Spesies : Fasciola buski
Genus : Fasciola
Bentuk Dewasa :
81
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 5. Morfologi Fasciolopsis Buski
5. Paragonimum Westermani
Nama Spesies :Paragonimum westermani
Genus : Paragonimum
82
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 6. Morfologi Paragonimus Westermanii
83
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
6. Schistosoma Haematolium, S. Japonicum, S. Mansoni
Nama spesies : Schistosoma haematolium, S. japonicum, S. mansoni
Genus : Schistosoma
Bentuk miracidium :
Bentuk redia :
Dikelilingi
Oesofagus Dikelilingi glandulae Dikelilingi gelandulae
gelandulae
Bentuk jantan
Pada sebelah
pertemuan Pada sebelah posterior
Pada pertengahan badan anterior
intestinal pertengahan badan
pertengahan badan
Caeca
Pada sebelah
Pada posterior pada Pada pertengahan
Bentuk betina posterior
pertengahan badan badan
pertengahan badan
85
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Tak beroperculum, ujung Tak beropeculum Tak beropeculum oval
anterior bulat, posterior oval memanjang bulat dengan tonjolan
Bentuk
lancip dengan tonjolan dengan tonjolan seperti duri pada sisi
kecil lancip dan panjang lateral
86
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 7. Perbedaan Morfologi Schistosoma Pada Manusia Sumber : ( Panduan Praktikum
Parasitologi Dasar)
KLASIS CESTOIDEA
1. Hymenolepis Nana
2. Hymenolepis Diminuta
3. Taenia Saginata
4. Taenia Solium
5. Echinococcus Granulosus
Morfologi Umum
87
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Bentuk pipih memanjang seperti pita, berwarna putih, ditutupi kutikula halus,
dibaewah kutikula terdapat lapisan otot sirkuler, longitudinal dan transversal. Tidak
memiliki rongga tubuh, sistem sirkulasi dan sistem pencernaan makanan masuk ke dalam
tubuh parasit secara osmose.
a. Bagian kepala (scolex) berbentuk bulat atau lonjong. Dilengkapi dengan alat isap
(sucker) disertai dengan /tanpa rostellum dengan/tanpa kaitan, berfungsi melekatkan
diri pada hospes.
b. Bagian leher, merupakan bagian sempit yang terus tumbuh zone proliferasi membentuk
proglottid baru.
c. Bagian badan disebut strobilla dibentuk oleh segmen-segmen disebut proglottid.
Proglottid dari proksimal ke distal meiliki kematangan berlainan, makin ke distal makin
matang
Ada 3 macam Proglottid:
88
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 8:Taenia Sagita
89
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Morfologi :
1. Kelamin hermaphrodite, alat kelamin akan jelas pada Proglottid yang matang.
2. Kelamin jantan dimulai dari testis dengan jumlah berbeda untuk tiap spesies, ke vas
eferens, vas deferens berkelok-kelok sampai cirrus yaitu alat yang terdiri dari otot
terbungkus dalam kantung cirrus, digunkan untuk memasukan ke dalam vagina,
akhirnya bersama-sama vagina bermuara pada atrium genitalia.
3. Kelamin betina dimulai di ovarium (biasanya terdiri atas dua lobi terletak di posterior ke
ke oviduct) ke ootype (tempat telur dibuahi) ke uterus. Pada beberapa spesies ordo
Pseudophyllidea berakhir pada porus uterinus yang merupakan tempat keluarnya telur,
sedangkan pada ordo Cc\yclophyllidea tidak memiliki lobang ini sehingga keluarnya
telur dengan pecahnya proglottid. Dari ootype ini pula terdapat cabang menuju vagina,
berakhir pada atrium genitalis bersma-sama dengan kelamin jantan .terdapat kelenjar
tambahan , berupa kelenjar virellina dan kelenjar mehlis yang bermuara pada ootype.
4. Sistem eksretorius, terdiri dari kanalis eksretorius yang berjalan memanjang pada
bagian lateral segmen mulai dari scolex sampai denganproglottid terakhir. Juga terdapat
kanalis eksretorius yang berjalan melintang pada bagian posterior dari tiap proglottid.
5. Sistem saraf terdiri dari ganglion pada scolex syaraf longitudinal berjalan dri scolex ke
tiap-tiap proglottid pada sisi lateral (lateral nerve) dihubungkan dengan saraf
transversal.
90
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Perbedaan Ordo Pseudophyllidea dan Cyclophyllidea
91
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
1. Diphyllobotharium Latum
Habitat : usus halus terutama ileum , kadang-kadang jejunum
vulgaris)
Telur :
a. Berwarna kuning coklat, berbentuk oval, ukuran 58 -76 x 40-51 mp atau sekitar
66 x 44 mm.
92
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
b. Mempunyai selapis kulit telur tipis dengan operculum pada satu kutup yang
kurang jelas, penebalan kelit telur pada kutub lainya berbentuk tonjolan
didalamnya berisi sel telur.
c. Setiap hari dikeluarkan oleh satu proglottid sebanyak 1.000.000 telur Larva.
d. Dalam tabung perantara I akan kehilangan silia terbentuk larva procercoid.
Dalam hospes perantara I biasanyahanya tumbuh 1-3 larva.
e. Larva procercoid ukran 55-550 mm, terdapat lekukan pada bagian kepala yang
menyerupai mangkuk sedangkan pada bagian belakang terdapat benjolan
(cercomer) dengan tiga pasang kait.
f. Dalam oto hospes perantara II, terbentuk larva procercoid (sparganum), dalam
tubuh ikan dapat tumbuh beberapa larva.
g. Larva procercoid (sparganum) , berupa larva yang panjang berukuran 10-20 x 2-
3 mm, pada ujung anterior terjadi evaginasi sedangkan badannya berkontraksi
sehingga memberi gambaran pseudosegmentasi. Larva ini terletak bebas dalam
otot atau organ lain dari ikan.
2. Hymenolepis Nana
Habitat : pada 2/3 atas ileum dengan scolex terbenam
hospes perantara
93
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
c. Berbentuk oval atau bulat dengan ukuran 47 x 37 mm, memiliki 2 membran yang
melindungi embrio heksakan didalamnya
d. Pada membran sebelah dalam di kedua kutubnya terdapat 2 buah penebalan
diamna kelura 4-8 filamen halus.
3. Hymenolepis Iminuta
Habitat : usus halus
manusia
a. lebih besar dari Hymenolepis nana , ukuran (10-60) x (3-5) mm, memiliki 800-
1.000 proglottid.
b. Scolex bulat dengan 4batil isap kecil seperti cawan, meiliki rostellumtanpa kait.
Panjang Proglottid 0,8 mm lebar 2,5 mm memiliki 3 testit berbentuk bulat.
c. Proglottid gravid berbentuk kantong berisi telur yang berkelompok. Telur agak
bulat, kuning atau kuning coklat, berukuran 58 x 86 mmmengandung
oncosphere yang berukuran 28 x 35 mm meiliki 3 pasang kait pada membran
sebelah dalam di kedua kutubnya tidak ditemukan filamen Dalam air tahan 6
bulan, tahan kekeringan, kebusukan, bahan kimia akan mati diatas suhu 60o
4. Taena Saginata
Habitat : jejunum bagian atas, dapat hidup sampai 25 tahun
94
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
cysticercus bovis, pada otot masseter , paha
Morfologi
a. Panjangnya 5 meter 4-10 m, dapat mencapai 25m atau lebih .lebih panjang dari
tanea solium karena lebih banyak memiliki Proglottid dengan ukuran lebih
panjang.Memiliki 1.000 – 2.000 Proglottid pada suatu saat.
b. Scolex berdiameter 1,5 – 2 mm dengan 4 batil isap yang menyerupai mangkuk
(0,7-0,8 mm) tidak meiliki rostelum ataupun kait.
c. Ukuran proglottid matang : lebar 12 mm, Proglottid gravid berukuran (16-20) x
(5-7) mm, testis 2x lebih banyak dari taenia solium yaitu 300 -400 buah.
d. Uterinus bercabang 15-30 pasang, tidak memiliki porus uterinus , sedangkan
porus genitalis di pinggir proglottid.
95
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
e. Tiap hari dilepaskan ±9 Proglottid , tiap Proglottid berisis 80.000 –
100.000 telur matang satu per satu, bergerak sendiri keluar melalui
anus. Diluar, Proglottid berkontraksi memeras cairan, isi Proglottid
serta telur.Proglottid matang lebarnya sedikit lebih pendek daripada
panjangnya. Telur.
f. Telur Taenia Saginata tidak dapat dibedakan dengan telur Taenia
Solium. Embriophore bergaris radier, ukuran (30-40) x (20-30) mm
mengelilingi embrio heksakan .
Larva (Cystierus Bovis)
5. Taenia Solium
Habitat : jejunum bagian atas, dapat hidup sampai 25 tahun
Bentuk larva disebut cysticersus cellulose yang jernih berukuran 10x5 mm, larva
terdapat di otot lidah, amsseter, diagfragma dan jantung. Dapat pula menyerang
hati, ginjal , paru, otak dan mata.
Telur
Larva
97
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 10. Taenia Solium
6. Echinococcus Granulos
Habitat : usus halus
Telur
a. Telur menyerupai taenia lainnya dengan ukuran 30-37 mm Larva (kista hydatid)
98
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
b. Paling sering terjadi pada hati dapat pula pada paru-paru, otot, ginjal, limpa,
mata, otak jantung, tulang
Ada 2 type kista :
1. Kista Unilokuler
2. Kista Osseous
1. Kista Unilokuler
Tumbuh perlahan bertahun-tahun, bila tidak bertahan tumbuh
sempurna berbentuk sferis, berdiamater 1-10 cm terdiri atas bagian:
a. Kutikula, lapisan luar untuk melindungi bagian dalam, terdiridari :
membrane hyalin yang berlapis-lapis (laminated membrane) tidak
bernukleus, tebalnya 1 mm. Bersifat elastis berguna untuk masuknya
bahan makanan.
b. Lapisan germinal, lapisan dalam, bernukleus , tebalnya 22-25 mm, lapisan
yang terus tumbuh . bagian dalam berbentuk oenonjolan berpual brood
capsule, didalmanya terjadi penonjolan menjadi scolices.
c. Cairan hydatid, berwarna coklat kekunig-kuningan menyebabkan
peragangan kedua lapisan diatas.
d. Brood capsule, bagian kista yang hanya memiliki lapisan germinal , berisi
scolices.
e. Anak kisa (daughter cyst) , bagian kista yang bagiannya sama dengan
kista induk.
f. Bila kapsulnya pecah scoles lepas, masuk kedalam cairan hydatid
membentuk hydatid sand.
g. Kista hydatid tidak mengandung brood capsule dan scolies disebut kista
steril atau acephalocyts.
Diperkirakan 1 kista fertile berisi 1.000.000 scolies, bila termakan anjing
dalam 7 minggu menghasilkan cacing dewasa yang sangat banyak.
2. Kista Osseus
Paling sering terjadi pada ujung atas tulang panjang, tulang ileum ,
vertebrae dan tulang igaKista hydatid tumbuh mengikuti kanal-kanal dalam
tulang, menimbulkan erosi jaringan tulang, erosi ke dalam cavum medularis,
99
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
jaringan tualng perlahan-lahan diganti oleh kista kecil dengan sedikit atau tanpa
cairan tanpa scolices didalamnya
100
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 11. Echinococcus Granulosus Sumber ; ( Panduan Praktikum Parasitologi Dasar)
101
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
PRAKTIKUM III
PROTOZOA
PENDAHULUAN
Tujuan :
Pengantar Teori
1. Entamoeba Histolytica
2. Giardia Lambia
3. Entamoeba Histolytica
Beberpa hal yang perlu diperhatikan :
102
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
mengadakan enkistasi yaitu perubahan dari bentuk tropozit menjadi bentuk
kista
f. Diujung distal usus isi usus telah berbentuk dan kista telah menjadi kista yang
matang (berinti 4). Kista ini akan terbawa tinja keluar tubuh dan cukup tahan
terhadap lingkungan luar.
g. Manusia terinfeksi karena kista ini termakan bersama makanan, maka di dalam
usus halus akan terjadi ekskistasi yaitu terjadi perubahan dari bentuk kista
menjadi bentuk tropozoit muda (1 kista dapat menghasilkan 4 tropozoit muda)
dan akan terbawa aliran isi usus untuk sampai ke caecum dan rectosigmoid.
103
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
1. Tropozoit
Sitoplasma : ungu kemerahan, granula halus
2. Prekista
Bentuk : bulat
3. Kista
Sitoplasma : warna abu-abu biru
104
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
105
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 13. Morfologi Perbandingan Amoeba yang Terdapat Pada Manusia dan
Bagan Intinya Masing-Masing.
106
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Giardia lambia
saluran empedu
Morfologi
Bentuk : seperti buah pir dari depan, seperti sendok terlihat dari
tebal 2-4 mm
flagella.
a. Bentuk elips atau bulat telut dengan 2 lapisan dinding tebal Ukuran 8-12 x 7-10
mm
b. Inti 2-4 buah terkumpul pada 1 kutub
c. Struktur isi : blepharoplast dengan batang lurus dan lengkung yang merupakan
sisa axostyle dan batil isap
Plasmodium
107
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Plasmodium menyebabkan penyakit malaria, yang pada manusia terutama
disebabkan oleh empat spesies utama yaitu :
Pada saat nyamuk, hospes definitif Plasmodium sp, menghisap darah, semua stadium
Plasmodium sp akan ikut terisap ke dalam lambung nyamuk namun hanya yang
berbentuk gametosit saja yg dapat bertahan dan melanjutkan siklus hidupnya. Fertilisasi
akan membentuk zigot yg kemudian berubah bentuk menjadi ookinet. Ookinet
kemudian bergerak menembus dinding usus dan menempel pd permukaan luar dinding
usus dan berubah menjadi ookista. Setelah mengalami maturasi, ookista akan pecah dan
sporozoit didalamya berhamburan ke dalam rongga tubuh nyamuk dan diantaranya ada
yg sampai di kelenjar ludah nyamuk. Fase ini disebut fase ekstrinsik, dimana terjadi
reproduksi seksual (sporogoni).
108
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
109
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
110
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 14. Flagellata Dan Amoeba
Erytrosit yang
Membesar Tetap
terinfeksi
Seperti cincin
Bentuk Seperti cincin/ring
besar/amoeboit
Plamodiun Vivax
111
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Bentuk bulat/oval dan padat bulat/oval dan pdat
Plasmodium falciparum
Mikrogametosit Makrogametosit
112
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Perbandingan Plasmodium vivax Plasmodium falciparum
113
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 15. Perbedaan Plasmodium Vivax Dan Plasmodium Falciparum
PRAKTIKUM IV
ARTHROPODA
A. Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum ini adalah untuk mengetahui morfologi dan
anatomi Lalat, (Diptera) Nyamuk, (Culicidae) Kutu, (Pediculus humanus capitis)
Pinjal, (Siphonaptera) Tungau, (Acari)
B. ARTHROPODA
Phylum Arthropoda dipelajari dalam ilmu yang umum disebut dengan
Entomologi. Nama phyllum ini berasal dari bahasa Greek (Yunani) arthros
114
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
(persendian) dan podos (kaki). Berdasarkan kenyataaan anggota phyllum ini
mempunyai kaki-kaki yang serupa dengan kaki kepiting.
Kelas : Insecta
115
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
lalat kandang, steble fly (stomoxys
Lalat penghisap darah Ordo : Diptera calcitran) nyamuk, lalat hitam, lalat
kuda, lalat tanduk, bitingmidges
Kelas : Arachnida
116
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Penyimpanan dalam kotak diberikan kapur barus untuk mencegah dimakan
serangga kecil lain.
2. Dehidrasi
Menggunakan alkohol dengan konsentrasi semakin naik mulai 30 – 50 –
70 - 95 – 96% masing 3-5 menit selanjutnya dicelup dalam xylol /minyak
cengkeh selama 1 menit.
3. Mounting/Perekatan
Letakkan serangga pada gelas objek dan menggunakan permount (canada
balsem) secukupnya, ditutup dengan gelas penutup
117
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
4. Labelling
Identifikasi dibawah mikroskop 40 – 100x kemudian diberi label.Masukkan
dalam inkubator sampai preparat kering untuk kutu, larva, nimfa caplak/pinjal
dengan chitin tipis, maka setelah dimatikan langsung ditaruh pada glass objek,
dikeringkan dengan kertas saring, di mounting dan dilabel, masukkan dalam
inkubator sampai preparat kering.
2. IDENTIFIKASI ARTHROPODA
a. Lalat
Pengamatan untuk membedakan spesies lalat, dilihat dari :
- Ukuran
- Bentukan atau garis pada thorax dan abdomen
- Venasi sayap
- bentuk kepala dan tipe mulut
118
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
b. Nyamuk
Pengamatan untuk membedakan spesies nyamuk, dilihat dari :
- Ukuran
- Bentuk thorax dan abdomen
- Bentuk dan morfologi khusus pada sayap
- bentuk kepala dan tipe mulut
119
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
c. Kutu
1) Ciri Umum :
- Pipih ventrodorsal
- Abdomen sangat lebar
- Thorax kecil /pendek
- Kaki terletak pada thorax sebanyak 3 pasang
- Bentuk kepala membedakan golongan kutu (penghisap, penggigit, atau
peralihan)
120
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
d. Pinjal
1) Ciri Umum :
- Pipih laterolateral
- Memiliki sepasang kaki belakang yang panjang dan kuat untuk melompat
- Bentuk kepala membulat dengan genal comb
- Kaki depan pendek
- Abdomen besar, thorax pendek
Sumber: www.Nitor.Org
e. Caplak
1) Ciri Umum :
121
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
- Pipih Ventrodorsal
- Lapisan Chitin Tebal
- Abdomen Pada Betina Tidak Tertutup Chitin
- Kaki 4 Pasang
- Memiliki Mulut Tipe Penghisap Dengan Gigi
Sumber: Www.Wsp.Krakow.Pl
f. Tungau
1) Ciri Umum :
- Kepala tersembunyi pada bagian ventral
- Tampak dorsal hanyalah bagian abdomen
- 4 kakinya pendek dan berambut
- Biasanya bagian badannya berduri
122
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
- Ukuran sangat kecil
Sumber: Www.Bitingmites.Org
123
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
DAFTAR PUSTAKA
Kurt. 1999. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Volume 2. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta
Neva, F.A. and H.W.Brown. 1994. Basic Clinical Parasitology. Appleton and Lange,
NewYork.
124
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
INSTRUMEN PENILAIAN EFEKTIF
Nama mahasiswa :
Nim :
Kelas/semester :
Hari/tanggal :
Sub pokok bahasan:
Tujuan penilaian : Untuk mengetahui ranah efektif siswa (penilaian afektif)
Petunjuk : Berilah tanda ceklist pada kolom yang tersedia, sesuai
dengan ketentuan kreteria penilaian yang dicapaioleh
mahasiswa
125
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
KEGIATAN PERCOBAAN
7 Mahasiswa menggunakan bahan praktikum dengan baik 1 2 3 4
dan hati-hati
8 Mahasiswa melakukan pengamatan praktikum sesuai 1 2 3 4
dengan prosedur kerja praktikum
9 Mahasiswa membangun kerja sama dengan sangat baik 1 2 3 4
bersama anggota kelompoknya dalam melakukan proses
penelitian
KEGIATAN AKHIR
10 Mahasiswa mengumpulkan hasil laporan sementara 1 2 3 4
JUMLAH SKOR
SKOR MAKSIMUM 40
127
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
melakukan praktikum parasitologi
Mahasiswa mematuhi semua 2 Mahasiswa/i tidak memakai jas lab
4 aturan dalam laboratorium saat namun berpenampilan rapi saat
melakukan praktikum melakukan praktikum parasitologi
parasitologi 3 Mahasiswa/i memakai jas lab dan
berpenampilan rapi saat melakukan
praktikum parasitologi
4 Mahasiswa/i memakai jas lab dan
berpenampilan sangat rapi saat
melakukan praktikum parasitologi
1 Mahasiswa/i tidak menempatkan
bahan–bahan praktikum pada posisi
yang dapat dilihat teman saat
melakukan praktikum parasitologi
2 Mahasiswa/i kurang menepatkan
bahan-bahan praktikum pada posisi
5 Mahasiswa menyiapkan bahan- yang dapat dilihat teman saat
bahan praktikum parasitologi melakukan praktikum parasitologi
3 Mahasiswa/i menempatkan bahan
praktikum pada posisi yang dapat
dilihat tetapi masih ada teman yang
dapat melihat saat melakukan
praktikum parasitologi
4 Mahasiswa/i sangat baik
menempatkan bahan praktikum
pada posisi yang dapat dilihat
teman saat melakukan praktikum
parasitologi
PENDAHULUAN
128
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
6 Mahasiswa mendengarkan 1 mahasiswa/i tidak memperhatikan
penjelasan dosen mengenai penjelasan Dosen/Asdos
praktikum parasitologi sebelum 2 Mahasiswa kadang-kadang
pengamatan dimulai memperhatikan penjelasan dosen
dan ada pula yang sibuk dengan
urusannya sendiri.
3 Mahasiswa/i memperhatikan
penjelasan dosen dengan tetap
fokus
4 Mahasiswa/i memperhatikan
penjelasan dosen dengan
menunjukkan rasa antusias tinggi
dan tetap fokus
KEGIATAN PERCOBAAN
1 Mahasiswa/i menggunakan bahan
praktikum parasitologi dengan
ceroboh dan tidak berhati-hati
2 Mahasiwa/i menggunakan bahan
7 Mahasiswa menggunakan praktikum dengan kurang baik dan
bahan praktikum dengan baik kurang berhati-hati
dan hati-hati 3 Mahasiswa/i menggunakan bahan
praktikum parasitologi dengan baik
namun kurang berhati-hati
4 Mahasiswa/i menggunakan bahan
praktikum parasitologi dengan baik
dan hati-hati
1 Mahasiswa/i melakukan
pengamatan parasitologi tidak
sesuai dengan prosedur kerja
129
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
praktikum
2 mahasiswa/i melakukan
Mahasiswa melakukan
pengamatan parasitologi kurang
8 pengamatan praktikum sesuai
sesuai dengan proseur kerja
dengan prosedur kerja
praktikum
praktikum
3 Mahasiswa/i melakukan
pengamatan parasitologi sesuai
dengan prosedur kerja praktikum
4 Mahasiswa/i melakukan
pengamatan parasitologi sesuai
dengan prosedur kerja praktikum
1 Mahasiswa/i tidak membangun
kerja sama yang baik bersama
anggota kelompok dalam
pelaksanaan praktikum parasitologi
2 Mahasiswa/i kurang membangun
kerjasama yang baik bersama
9 Mahasiswa membangun kerja anggota kelompok dalam
sama dengan sangat baik melakukan praktikum parasitologi
bersama anggota 3 Mahasiswa/i membangun
sekelompaknya dalam kerjasama yang baik bersama
pelaksanaan praktikum anggota kelompoknya dalam
parasitologi melaksanaan kegiatan praktikum
parasitologi akan tetapi kurang
maksimal
4 Mahasiswa/i membangun kerja
sama yang baik bersama anggota
kelompoknya saat melakukan
kegiatan praktikum parasitologi
130
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
KEGIATAN AKHIR
1 Mahasiswa/i tidak mengumpulkan
hasil sementara praktikum
parasitologi
2 Mahasiswa/i meminta waktu
tambahan untuk mengumpulkan
10 Mahasiswa mengumpulkan hasil laporan sementara praktikum
hasil laporan sementara parasitologi
praktikum 3 Mahasiswa/i mengumpulkan hasil
laporan sementara praktikum
parasitologi tetapi terlambat pada
saat penumpulan
4 Mahasiswa/i mengumpulkan hasil
laporan sementara praktikum
parasitologi dengan tepat waktu
131
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
materi ke dua mengikuti proses praktikum
Mahasiswa menyiapkan bahan
bahan praktikum sesuai dengan
petunjuk praktikum
Menunjukkan Mahasiswa mendengarkan
sikap dalam penjelasan Dosen/Asdos
kegiatan mengenai praktikum sebelum
pendahuluan pengamatan dimulai
parasitologi
Menunjukkan Mahasiswa menggunakan
sikap dalam bahan-bahan praktikum dengan
kegiatan baik dan hati-hati melalui
percobaan bimbingan Dosen/Asdos
Mahasiswa melakukan
pengamatan praktikum sesuai
dengan prosedur kerja
praktikum pada penuntun
praktikum yang sudah
disediakan
Mahasiswa membangun kerja
sama dengan sangat baik
bersama anggota kelompoknya
dalam praktikum parasitologi
Menunjukkan Mahasiswa mengumpulkan
sikap dalam akhir laporan sementara kelompok
kegiatan praktikum parasitologi pada
praktikum pokok bahasan Helminth,
Protozoa, dan Arthropoda.
132
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
LEMBAR VALIDASI MATERI
(TIM AHLI)
Petunjuk
1 = Tidak Baik
2 = Cukup Baik
3 = Baik
4 = Sangat Baik
133
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
praktikum
6 Apakah pertanyaan dalam penuntun praktikum 1 2 3 4
menyangkut materi dalam praktikum
7 Apakah sudah sesuai nama ilmiah dalam 1 2 3 4
penuntun praktikum
8 Apakah gambar sesuai dengan materi praktikum 1 2 3 4
Saran :
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
Validator
Nining Nuraida
134
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
LEMBAR VALIDASI DESAIN
(TIM AHLI)
Petunjuk
Pilihlah jawaban yang benar- benar sesuai dengan pendapat anda dengan cara
melingkari jawaban pada kolom yang tersedia. Atas kesediaan dan waktunya,
saya ucapkan terima kasih.
1 = Tidak Baik
2 = Cukup Baik
3 = Baik
4 = Sangat Baik
No Deskriptor Pilihan
Jawaban
1 Penulisan judul praktikum 1 2 3 4
4 Pola pengetikan 1 2 3 4
135
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
6 Mengkombinasikan warna ( minimal 3 ) 1 2 3 4
7 variasi gambar 1 2 3 4
9 Urutan penyajian 1 2 3 4
10 Kelengkapan informasi 1 2 3 4
Saran
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
Validator
136
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
LEMBAR VALIDASI MATERI
(TIM AHLI)
Kuesioner ini terdapat 9 pertanyaan. Pilihlah jawaban yang benar- benar sesuai
dengan pendapat anda dengan cara melingkari jawaban pada kolom yang
tersedia. Atas kesediaan dan waktunya, saya ucapkan terima kasih.
1 = Tidak Baik
2 = Cukup Baik
3 = Baik
4 = Sangat Baik
No Deskriptor Pilihan
Jawaban
137
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
4 Kebenaran subtansi materi praktikum 1 2 3 4
Saran :
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
Validator
Nining Nuraida
138
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
ANGKET PENILAIAN
UJI COBA PRODUK UNTUK MAHASISWA
a. Pengantar
Angket praktikalitas ini disampaikan kepada mahasiswa/i pendidikan
biologi semester VI bertujuan untuk mendapatkan masukan tentang
kepraktisan penuntun pratikum yang dikembangkan. Pengisian angket
praktikalitas ini sangat peneliti butuhkan sebagai data penelitian skripsi ini
dijurusan pendidikan biologi fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN STS
jambi.
b. petunjuk pengisian
1. = Tidak Baik
2. = Cukup Baik
139
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
3. = Baik
4. = Sangat Baik
c. Data pertanyaan
No Pertanyaan Interval
jawaban
1 Penuntun praktikum parasitologi yang dibuat dapat 1 2 3 4
digunakan dengan mudah selama proses praktikum
2 Praktikum dengan menggunakan penuntun praktikum 1 2 3 4
parasitologi ini, membuat saya lebih mudah mengikuti
proses praktikum
3 Saya dapat memahami konsep yan dipelajari dengan baik 1 2 3 4
d. saran
140
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
1. tampilan penuntun praktikum
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Jambi,
Hormat saya
( )
141
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
INSTRUMEN VALIDASI ( TIM AHLI )
2. Cukup Baik
3. Baik
4. Sangat Baik
A. ISI
No Aspek yang dinilai Jawaban
1 Kesesuaian instrument penilaian afektif dengan 1 2 3 4
kompetensi dasar
2 Kesesuaian instrument penilaian afektif dengan 1 2 3 4
indikator pada kisi-kisi
3 Kesesuaian pokok bahasan dengan sub pokok bahasan 1 2 3 4
dengan tingkat pemahaman mahasiswa
4 Instrument penilaian afektif telah mencakup aspek 1 2 3 4
yang ingin dicapai
B. KONSTRUK
No Aspek yang dinilai Jawaban
1 instrumen penilaian afektif menggunakan kalimat 1 2 3 4
singkat dan jelas
2 Instrumen penilaian afektif bebas dari pernyataan yan 1 2 3 4
142
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
dapat di interpretasikan lebih dari satu cara
3 Instrumen penilaian afektif memiliki desain format 1 2 3 4
yang benar
4 Kekesuaiain instrumen penilaian afektif antara tehnik 1 2 3 4
dan bentuk penilaian
5 Deskripsi pemberian skor relevan antara yang satu 1 2 3 4
dengan yang lain
6 Instrumen penilaian afektif memiliki bobot nilai yang 1 2 3 4
relevan
7 Instrumen penilaian afektif menggunakan sistem 1 2 3 4
penskoran yang tepat
C. BAHASA
No Aspek yan dinilai Jawaban
1 Instrumen penilaian afektif mengunakan bahasa 1 2 3 4
komunikatif dan sederhana
2 Kesesuaian instrumen penilaian afektif dengan kaidah 1 2 3 4
bahasa indonesia
3 Kejelasan kalimat instrumen penilaian afektif 1 2 3 4
D. PENILAIAN UMUM
Rekomendasi atau kesimpulan umum
a. instrumen penilaian psikomotor
1. Tidak baik
2. Kurang baik
3. Cukup baik
143
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
4. Baik
5. Sangat baik
b. instrumen penilaian psikomotor ini :
Dapat digunakan dengan revisi
Dapat digunakan tanpa revisi
Jambi,
Validator
( )
144
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
DOKUMENTASI PENELITIAN
145
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 2: mahasiswa sedang melakukan uji kelayakan penuntun praktikum parasitologi
146
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
147
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
148
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Pengalaman-Pengalaman
a. Intra Kampus
Aktif Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMABIO) Th 2012-2014
Aktif Dewan Mahasiswa Fakultas (DEMA-F) Th 2014-2015
Aktif Dewan Mahasiswa Institut (DEMA-I) Th 2015-2016
b. Extra Kampus
Aktif Sebagai Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
Aktif sebagai ketua karang Taruna Nusantara Desa Lumahan
Aktif sebagai kepala Seksi Pemerintahan Desa Lumahan
Pendidikan Formal
149
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi