Anda di halaman 1dari 149

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM PARASITOLOGI

PRORAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH


DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

SKRIPSI

HADI WIYANTO

NIM. TB.120733

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018

1
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM PARASITOLOGI
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

HADI WIYANTO

NIM. TB.120733

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018

2
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
3
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
4
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
5
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
PERSEMBAHAN

Rasa syukur yang tak terhingga atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah SWT
anugerahkan kepadaku sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik
mungkin.

Skripsi ini saya persembahkan untuk yang tercinta


Ayahanda Yuspadi & Ibunda Kamilah

Dan juga saya ucapkan terima kasih yang takterhingga kepada teman-teman lokal B
dan seluruh teman-teman Prodi Tadris Biologi angkatan 2012 yang telah memotivasi dan
memberikan semangat kepada saya.

Wabil khusus saya ucapkan terima kasih kepada :

 Sumarni
 Eka Purwanti
 Muhammad Asad
 Kurniawan Aditiya
 Jefri
 Syahriandi
 Randi Saputra
 Andre Isman
 M. Aminulloh
 Hendri Rudiawan

Semoga allah melimpahkan nikmat dan karunianya kepada kalian semua. Amiin
Yaarobbal Alamin.

6
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
MOTTO

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah


dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. AL-Mujadilah Ayat 11)

7
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada allah SWT, yang telah memberikan ni‟mat dan
karunianya yang tak terhingga, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Sholawat beserta salam yang senantiasa dicurahkan kepada kharibaan Nabi agung
Muhammad SAW.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa
menyelesaikan skripsi ini banyak melibatkan pihak lain, untuk itu untuk memberikan
motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini penulis menyampaikan
terimakasih dan penghargaan kepada :

1. Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri Thaha Saifuddin
Jambi
2. Wakil Rektor I, II, III Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
3. Dr. Hj. Armida, M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Dr. Lukman Hakin, M.Pd, Dr. Zawaqi Afdal Jamil, M.Ag, Dr. Kemas Imron Rosyadi
selaku wakil dekanI, II, and III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
5. Reni Safita, M.Pd selaku ketua prodi tadris biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
6. Drs. H. Marzuki Arsyad Ash, MA selaku dosen pembimbing I yang telah membantu
menyelesaikan skripsi ini.
7. Ferry Kurniawan, M.Si selaku dosen pembimbing II yang membantu dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua jajaran dosen Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri yang
telah memberikan ilmunya kepada penuis
Akhirnya semoga allah SWT membalas segala kebaikan dan amal semua pihak yang
telah membantu. Semoga skripsi ini bermamfaat bagi pengemban ilmu.

8
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
ABSTRAK
Nama : Hadi Wiyanto
Jurusan : Pendidikan Biologi
Judul : Pengembangan Penuntun Praktikum Parasitologi Program Studi Tadris
Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.

Penelitian ini menjelaskan tentang proses belajar mengajar yang membutuhkan suatu media
untuk mempermudah siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Penelitian ini bertujuan
untuk mengembangkan dan menghasilkan penuntun praktikum parasitologi. Penuntun
Praktikum ini dipakai untuk mempelajari morfologi parasit-parasit dalam pendidikan
praktikum parasitologi . Parasit-parasit yang harus dipahami oleh mahasiswa dalam
praktikum sesuai dengan parasit-parasit yang diuraikan dalam Pengembangan penuntun
praktikum parasitologi. Tujuan penuntun praktikum ini ialah supaya mahasiswa dapat lebih
mudah mengingat pelajaran parasitologi yang diberikan oleh para dosen pada kuliah-kuliah
sebelumnya.

Penelitian ini diujicobakan di UIN STS Jambi, uji coba dilakukan pada mahasiswa
semester 6. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menggunakan
pengembangan ADDIE yang terdiri dari 5 tahap yaitu terdiri dari Analisis, Desain,
Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi. Uji coba penuntun praktikum ini pada
mahasiswa semester 6 yang berjumlah 25 orang untuk kelompok kecil. Sebelum di uji
cobakan kepada mahasiswa, penuntun praktikum ini di validasi oleh tim ahli validator.
Validasi produk dilakukan oleh pakar ahli media, ahli materi, dan ahli bahasa. Setelah
dilakukan validasi dan revisi sebanyak 3 kali untuk validasi media dan materi, revisi validasi
bahasa sebanyak 2 kali. Dan validator menyatakan produk penuntun praktikum parasitologi
dapat diujicobakan kepada mahasiswa. Semoga Penuntun praktikum ini dapat memenuhi
tujuannya dan membantu mahasiswa dalam mempelajari parasitologi

Kata kunci : Penuntun praktikum parasitologi, pertumbuhan dan perkembangan parasit.

9
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
ABSTRACT

Name : Hadi Wiyanto


Study Program/Departemen : Pendidikan Biologi
Title : Pengembangan Penuntun Praktikum Parasitologi Program
Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

This research describes the teaching and learning process that requires a media to
facilitate students in understanding the material being studied. This study aims to develop and
produce a parasitology practicum guide. This Practicum Guide is used to study the
morphology of parasites in the practicum course of parasitology. Parasites that must be
understood by students in the practicum according to the parasites described in the
development of the parasitology practicum guide. The purpose of this practicum guide is so
that students can more easily remember the parasitology lessons given by the lecturers in
previous lectures.

This research was tested in UIN STS Jambi, the experiment was conducted on 6th
semester students. This research is a development research using ADDIE development
consisting of 5 stages which consists of Analysis, Design, Development, Implementation, and
Evaluation. The pilot study of this practicum in sixth semester students amounted to 25
people for small groups. Before the test try to students, this lab guide is validated by a team
of validator experts. Product validation is done by media experts, material experts, and
linguists. After validation and revision 3 times for media and material validation, revision of
language validation 2 times. And validator stated product guide parasitology practice can be
tested to student. Hopefully this practicum guide can fulfill its purpose and assist students in
studying parasitology

Keywords: Guide of parasitology practicum, growth and development of parasite.

10
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
DAFTAR ISI

ISI JUDUL HLM

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................i

NOTA DINAS ...................................................................................................................ii

PENGESAHAN ............................................................................................................iii

PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................................iv

PERSEMBAHAN ............................................................................................................v

MOTTO ............................................................................................................vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................................vii

ABSTRAK ............................................................................................................viii

ABSTRACT ............................................................................................................ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................x

DAFTAR TABEL ............................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Balakang Masalah ........................................................................................1


B. Identifikasi Masalah ...............................................................................................6
C. Batasan Masalah ....................................................................................................6
D. Rumusan Masalah ..................................................................................................7
E. Tujuan dan Kegunaan Pengembangan ...................................................................7
F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan .....................................................................8
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pengembangan Model ..............................................................................9


B. Kajian Teoritik .......................................................................................................11
C. Penelitian yang Relefan .........................................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................22

11
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
B. Karakteristik Sasaran Penelitian ............................................................................22
C. Pendekatan dan Prosedur Pengembangan ..............................................................22
1. Analisis Kebutuhan ..........................................................................................22
2. Rangcangan Pengembangan ............................................................................23
3. Prosedur Pengembangan ..................................................................................25
4. Pengumpulan Data dan Analisis Data ..............................................................28
5. Analisis Data ....................................................................................................35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengembangan Perangkat Praktikum ....................................................................37


B. Kelayakan Perangkat Praktikum ............................................................................52
C. Pembahasan ............................................................................................................54
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................55
B. Saran ......................................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

12
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
DAFTAR TABEL

TABEL JUDUL HLM

Tabel 1 Hasil Penelitian yang Sebelumnya .......................................................................22

Tabel 2 Aspek Penilaian Oleh Para Ahli Materi ...............................................................33

Tabel 3 Angket Respon Dosen ..........................................................................................34

Tabel 4 Angket Respon Mahasiswa ..................................................................................35

Tabel 5 Kategori Praktikalitas Penuntun Praktikum Parasitologi .....................................36

Tabel 6 Data Hasil Validasi Materi dan Kebahasaan SAP Oleh Validator ......................45

Tabel 7 Data Hasil Validasi Penuntun Praktikum Oleh Tim Ahli Materi ........................46

Tabel 8 Data Hasil Validasi Penuntun Praktikum Oleh Tim Ahli Desain ........................47

Tabel 9 Persentase Uji Coba Kelompok Kecil Penuntun Praktikum ................................48

Tabel 10 Data Hasil Validasi Instrumen Penilaian Afektif ...............................................49

13
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR JUDUL HML

Gambar 1 Cacing Paramphistomun Cervii, Fasciola Hepatica ........................................18

Gambar 2 Morfologi Lalat Buah ......................................................................................19

Gambar 3 Morfologi Nyamuk ..........................................................................................19

Gambar 4 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran .............................................27

Gambar 5 Tampilan Cover Penuntun Praktikum .............................................................39

Gambar 6 Tampilan Kata Pengantar Praktikum ..............................................................40

Gambar 7 Tampilan Tata Kerja Praktikum ......................................................................41

Gambar 8 Tampilan Isi Penuntun Praktikum ...................................................................41

Gambar 9 Tampilan Daftar Pustaka .................................................................................42

Gambar 10 Tampilan Kisi-Kisi Instrument Penilaian Afektif .........................................43

Gambar 11 Tampilan Lembar Penilaian Afektif ..............................................................44

Gambar 12 Rubrik Instrument Penilaian Afektif .............................................................44

14
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang
cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang demi kelangsungan masa depannya. Demikian
halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dan perkembangan
pendidikan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai
generasi penerus terbentuk. Pendidikan yang dikelola dengan tertib, teratur, efektif, dan
efesien (berdaya guna dan hasil) akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan
bangsa yang berdasarkan pokok pada pencipta kesejahteraan umum dan kecerdasan
kehidupan bangsa kita, sesuai dengan tujuan nasional seperti tercantum dalam alinea v,
pembukaan UUD 1945. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kelangsungan hidup suatu bangsa baik
dimasa kini maupun dimasa yang akan datang. Oleh karna itu, peningkatan mutu pendidikan
menjadi perhatian utama bagi guru, orang tua, masyarakat, pemerintah ataupun siswa itu
sendiri.Hal ini bertujuan untuk memperoleh manusia yang maju, kreatif, dan mandiri serta
mampu menyesuaikan dengan kemajuan ilmu teknologi. Menurut UU no 2 tahun 2008
tentang system pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara. Tujuan pendidikan nasional dapat diselenggarakan melalui kegiatan
pembelajaran.Pada hakikatnya kegiatan belajar dapat kita rasakan dan dialami dimana saja,
kapan saja, namun secara formal kegiatan belajar ini terjadi disekolah. Pemberian materi
pembelajaran disekolah disesuaikan dengan tingkat berfikir dan kebutuhan peserta didik,
maka dari itu setiap tingkat memiliki pemahaman yang berbeda- beda. Untuk mengetahui
sejauh mana ketercapaian kegiatan belajar ini salah satunya penilaian evaluasi. Dalam
penilaian evaluasi ini maka akan terlihat gambaran hasil belajar yang diperoleh siswa.
Meskipun dalam suatu kegiatan belajar materi dan tingkat pembelajaran yang diberikan itu
sama. Namun, setiap peserta didik akan menunjukkan hasil belajar yang berbeda-beda. Hal
ini dapat terjadi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam kegiatan belajar, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
Menurut (Miarso 2004:545) pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja,
bertujuan dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap
15
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
pada diri orang lain. Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku,
akibat interaksi individu dengan lingkungan. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kekuatan melalui pengalaman.
Menurut (Gagne 2009:115) belajar adalah disposisi atau kemampuan yang dicapai
seseorang melalui aktifitas.Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari
pertumbuhan secara alamiah. Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi.
Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan intruksional lazim
dinamakan intruksional effects.Yang bisa terbentuk pengetahuan dan keterampilan.Sementara
itu, tujuan belajar sebagai hasil yang menyerupai tujuan belajar intruksional lazim disebut
nurturant effects.Bentuknya berupa kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan
demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya.Tujuan ini merupakan konsekuensi logis
dari peserta didik dalam menghadapi suatu system lingkungan belajar tertentu.Tujuan belajar
adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan
belajar, yang pada umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru,
yang diharapkan tercapai oleh siswa. Tercapainya tujuan dalam proses pembelajaran tentunya
didukung dalam menggunakan metode, metode mengajar berperan penting dalam mencapai
tujuan yang diinginkan oleh pendidikan dalam kegiatan pembelajaran, pengajar dan bahan
ajar. Komunikasi tidak akan jalan tanpa adanya bantuan saran penyampaian pesan atau
media.
Menurut Dwidjoseputro (1990:2). Pembelajaran biologi sebagai bagian dari sains
menekankan pada pemberian pengalaman untuk mengembangkan kompetensi agar siswa
mampu menjelajahi alam sekitar secara ilmiah. Siswa diarahkan untuk belajar merumuskan
konsep berdasarkan fakta empiris di lapangan, dengan fakta tersebut siswa merumuskan
konsep dengan bimbingan guru.Untuk memperoleh pengetahuan, dengan kata lain, untuk
mengetahui sesuatu, harus ada kegiatan jiwa. Kegiatan itu berupa pengamatan, yaitu
memperhatikan dengan aktif dan dengan tujuan tertentu. Tanpa perhatian dan tujuan tertentu
tidak akan terjadi pengayaan. Untuk kegiatan mengamati, memperhatikan, dibutuhkan panca
indera, kalau perlu dengan bantuan alat-alat hasil teknologi dibidang biologi kedokteran
maupun umum.Sumber belajar terdiri dari bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan
dalam proses pembelajaran seperti buku ajar/cetak, media elektronik, narasumber dan
lingkungan sekitar yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Salah satu sumber belajar yang sering digunakan guru dan siswa adalah buku ajar/cetak
(Citra dkk, hlm:98).

16
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Menurut Cynthia, (2012:47) Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian yang di dasarkan
pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan
penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, agar dapat terjangkau oleh akal
pikiran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan dalam penelitian dapat diamati
oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang
digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat
logis.diterjemahkan oleh (Buchori1985:23).Teknik-teknik Laboratorium sangat besar artinya
bagi usaha-usaha memajukan ilmu pendidikan. Jumlah alat-alat serta teknik yang digunakan
oleh ahli-psikologi pendidikan sekarang ini tidak ada dihitung lagi. Untuk menyelidiki
pendengaran, penglihatan, gerak mata dalam membaca, cacat-cacat dalam bercakap-cakap
dan aspek-aspek perbuatan belajar yang lain secara eksperimental sudah terang dibutuhkan
juga penggunaan manusia atau anak sebagai salah satu faktornya. Dalam teknik laboratorium
ini prosedur-prosedur eksperiment lebih tepat, lebih persis, dan faktor-faktor lain juga lebih
terkontrol daripada dalam jenis-jenis penyelidikan yang lain. Sumbangan yang telah
diberikan oleh laboratoruim pendidikan terhadap kemajuan ilmu pendidikan sungguh sangat
besar.
Menurut Yamin (2012:75) Metode praktikum dapat dilakukan kepada siswa setelah
guru memberikan arahan, aba-aba, petunjuk untuk melaksanakannya. Kegiatan ini berbentuk
praktik dalam menggunakan alat-alat tertentu, dalam hal ini guru melatih ketrampilan siswa
dalam penggunaan alat-alat yang telah diberikan kepadanya serta hasil yang mereka
capai.Hakikat belajar ilmu sains tidak cukup sekedar mengingat dan memahami konsep
yang ditemukan oleh ilmuwan. Akan tetapi, yang sangat penting adalah pembiasaan
perilaku ilmuwan dalam menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaan/praktikum
dan penelitian ilmiah. (Marwoto 2008, hlm:42) menyatakan “Proses penemuan konsep
yang melibatkan keterampilan-keterampilan yang mendasar melalui percobaan ilmiah
dapat dilaksanakan dan ditingkatkan melalui kegiatan praktikum di
laboratorium”.Sehingga siswa lebih semangat dan lebih berpartisipasi aktif dalam kegiatan
praktikum Ipa Terpadu. “Tujuan utama praktikum adalah untuk melatih peserta didik
bekerja sesuai prosedur ilmiah guna memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai
ilmiah” (Depdiknas, 2004). Salah satu fasilitas praktikum yang vital adalah penuntun
praktikum. “Penuntun praktikum merupakan fasilitas praktikum yang sudah digunakan
sejak lama” (Kilinc, 2007, hlm:59). Penuntun praktikum ditujukan untuk membantu dan
menuntun peserta didik agar dapat bekerja secara kontinue dan terarah. Penuntun

17
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
praktikum digunakan sebagai panduan tahapan-tahapan kerja praktikum bagi siswa
maupun bagi guru sendiri.
Pada dasarnya Parasitologi ialah ilmu yang berisi kajian tentang organisme (jasad
hidup), yang hidup dipermukaan atau di dalam tubuh organisme lain buat sementara waktu
atau selama hidupnya, dengan cara mengambil sebagian atau seluruh fasilitas hidupnya dari
organisme lain tersebut, hingga organisme ini disebut :parasit. (parasitos = organisme yang
mengambil makanan; logos = ilmu; sitos = makan) dan organisme lain atau organisme yang
mengandung parasit disebut hospes = tuan rumah.
Parasitologi kedokteran ialah ilmu yang berisi kajian khusus mengenai parasit yang
ada hubungannya dengan manusia sebagai hospes, serta segala akibat yang ditimbulkan
olehhubungan tersebut pada manusia, dan bagaimana cara penanggulangan dari akibat yang
terjadi karena hubungan ini. Dalam parasitologi kedokteran, yang paling penting dipelajari
adalah Zooparasit yang terdiri dari :
1) Protozoologi : ilmu yang berisi kajian tentang protozoa (Filum Protozoa).
2) Helmintologi : ilmu yang berisi kajian tentang cacing (Filum Nemathelminthes
dan Filum Platyhelminthes).
3) Entomologi : ilmu yang berisi kajian tentang serangga (Filum Arthropoda) Sutanto
dkk (2008)
Dari hubungan yang terjadi antara parasit dan hospes dapat terjadi hubungan-
hubungan yang disebut sebagai :
1) Parasitisme : Hubungan dua organisme, yang satu diantaranya mendapat
keuntungan dan yang lain dirugikan.
2) Mutualisme : Hubungan dua organisme yang kedua organisme ini saling
mendapat keuntungan satu sama lain.
3) Komensalisme : Hubungan dua organisme, yang satu organisme diuntungkan dan
yang lain tidak dirugikan dan tidak diuntungkan.
4) Simbiosis : Hubungan permanen antara dua organisme, dimana kedua belah pihak
saling menguntungkan dan tidak bisa hidup sendiri-sendiri atau tidak dapat hidup
terpisah; Sutanto dkk ( 2008).
untuk lebih memahami mengenai morfologi umum dan khusus dari setiap parasit, ciri
khas, siklus hidup parasit, dan teknik laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan
parasitologi. Pembelajaran mengenai parasit ini melingkupi 3 Kelas yakni Helminthologi
(Cacing), Entomologi (Serangga), dan Protozoologi (Protozoa) yang dalam pelaksanaannya

18
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
dibagi ke dalam 4 kali pertemuan termasuk Ujian Akhir Praktikum yang dilaksanakan setiap
akhir dari pokok bahasan besar; Sutanto dkk (2008).
Berdasarkan observasi penulis pada agustus 2016 sampai dengan oktober 2016,
penulis mengamati permasalahan terjadi adalah rendahnya pengetahuan mahasiswa tentang
praktek untuk mata kuliah parasitologi. Pada khususnya, pada tahap pelaksanaan dan
pengomunikasian data hasil pratikum karena panduan penuntun pratikum belum ada yang
permanen disesuaikan dengan indikator pencapaian pengalaman belajar mahasiswa dan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan praktikum. Penuntun
praktikum parasitologi sudah ada dibuat oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan, akan
tetapi belum ada diuji validitas dan pratikalitas dari penuntun praktikum itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengangkat judul penelitian tentang
“Pengembangan Penuntun Praktikum Parasitologi Prodi Tadris Biologi Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri SulthanThaha Saifuddin Jambi”.

B. Identifikasi Masalah
Dari uraian diatas, kita dapat mengidentifikasi beberapa masalah tentang
Pengembangan Penuntun Praktikum Parasitologi di Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
adapun identifikasi masalahnya yaitu :
1. Kesulitan mahasiswa dalam pengembangan penuntun praktikum parasitologi
dikarenakan terbatasnya kemampuan mereka dalam memahami dan mengembangkan
teori praktikum parasitologi.
2. Pentingnya peran para pengajar/dosen untuk meningkatkan kemampuan dalam
melakukan praktikum.
3. Minimnya media belajar dalam melakukan praktikum.
4. mahasiswa membutuhkan penuntun praktikum untuk melakukan kegiatan di
laboratorium.
5. Sudah ada penuntun praktikum parasitologi, namun belum adanya penuntun
praktikum parasitologi yang valid, praktis, dan efektif, yang dapat digunakan dosen
maupun mahasiswa jurusan Prodi tadris biologi dalam proses pembelajaran mata
kuliah parasitologi.

19
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
C. Batasan Masalah
Penelitian pengembangan ini berupa penuntun praktikum parasitologi. Agar
penelitian ini terarah dan dapat mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan maka perlu
dilakukan batasan masalah sebagai berikut :
1. Subjek uji coba yang dibuat berupa penuntun praktikum parasitologi program studi
pendidikan biologi.
2. Penelitian dilaksanakan di jurusan Prodi Tadris Biologi FTK UIN STS JAMBI.
3. Responden atau hasil praktikum yang dijadikan sampel penelitian dalam
pengembangan praktikum.
4. Produk yang dibuat berupa penuntun praktikum parasitologi.
5. Uji coba penuntun praktikum parasitologi hanya pada ranah batasan uji coba
kelompok kecil
6. Tahap dan kerja yang dinilai dalam penuntun praktikum parasitologi harus
disesuaikan dengan langkah kerja dan sesuai dengan pokok bahasan parasitologi
secara teliti.
7. Materi pokok yang ditulis dalam penuntun praktikum parasitologi ialah jenis-jenis
parasit: 1. Helminth (cacing) 2. Protozoologi ( Hewan) 3. Entomologi (serangga).

D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana mengembangkan penuntun praktikum parasitologi.
2. Bagaimana tingkat kelayakan penuntun praktikum parasitologi
3. Apakah uji coba produk penuntun praktikum yang di buat sesuai dengan standar
penuntun praktikum parasitologi.

E. Tujuan Dan Kegunaan Pengembangan


1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari pengembangan penuntun praktikum parasitologi jurusan
prodi tadris biologi fakultas tarbiyah dan keguruan univarsitas islam negeri sulthan
thaha saifuddin jambi, sebagai berikut :
a) Mengembangkan dan menghasilkan produk berupa penuntun praktikum
parasitologi.
b) Mengetahui manfaat pelajaran yang dikembangkan yang dibuat sesuai dengan
kelayakan penuntun praktikum parasitologi.

20
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
c) Mengetahui respons mahasiswa terhadap pengembangan penuntun pratikum
prasitologi.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a) Sebagai sumbangan penting yang dapat memperluas wawasan bagi
pengembangan penuntun praktikum parasitologi sehingga dapat dijadikan sebagai
rujukan untuk pengembangan penelitian.
b) Menjadikan konsep baru yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk
pengembangan penuntun praktikum parasitologi fakultas ilmu tarbiyah dan
keguruan di institut agama islam negeri sulthan thaha saifuddin jambi.
c) Salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada ilmu
pendidikan biologi fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan.

F. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan


Adapun spesifikasi penuntun praktikum parasitologi yang diharapkan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Produk yang dibuat berupa penuntun praktikum parasitologi untuk mahasiswa jurusan
pendidikan biologi semester 6 ( enam )
2. Subjek uji coba yang dibuat berupa penuntun praktikum parasitologi program studi
pendidikan biologi.
3. Buku penuntun pratikum prasitologi disusun sesuai dengan sarana dan prasarana yang
tersedia dikampus setempat.
4. Responden atau hasil praktikum yang dijadikan sampel penelitian dalam
pengembangan praktikum parasitologi.
5. Tahap dan kerja yang dinilai dalam penuntun praktikum parasitologi harus
disesuaikan dengan langkah kerja sesuai dengan pokok bahasan penuntun praktikum
parasitologi secara teliti.
6. Instrumen penuntun pratikum parasitologi dijilid, membentuk sebuah buku panduan
yang terdiri dari: Cover, Kata Pengantar, Daftar isi, Petunjuk umum keselamatan kerja
dilaboratorium, Latar Belakang, Tujuan Pratikum, Dasar Teori, Alat dan Bahan, Cara
Kerja, Hasil, Kesimpulaan, Soal/Pertanyaan sekilas pratikum, Jawaban, dan Daftar
Pustaka.
7. Tingkat pengguna Penuntun Praktikum adalah mahasiswa Pendidikan Biologi
semester 6 (enam).

21
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pengembangan Model
Menurut Gay (1990:2) penelitian pengembangan adalah suatu usaha untuk
mengembangkan suatu produk yang efektif, dan bukan untuk menguji teori. selanjutnya,
penelitian pengembangan didefinisikan sebagai suatu pengkajian sistematik terhadap
pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, prosesdan produk pembelajaran yang
harus memenuhi beberapa hal: kreteria validitas, kepraktisan, dan efektifitas (Seals dan
Richey,1994) sejalan dengan devinisi tersebut, plomp (1999) menambahkan kriteria "
dapat menunjukkan nilai tambah "selain ketiga kriteria yang disebutkan oleh Seals dan
Richey.
Pengembangan atau dalam bahasa inggris Research and Development adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan
penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untukmenguji keefektifan produk tersebut
supaya dapat berfungsi dimasyarakat luas, maka diperlukan penelitianuntuk menguji
keefektifan produk tersebut (Sugiono, 2014: 407).Penilaian pengembangan atau research
and development (R&D) adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup
ampuh untuk memperbaiki praktik (Sukmadinata, 2009). penelitian pengembangan juga
diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk
baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggung jawabkan
(Sujadi, 2003:164).
Model pengembangan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah model
pengembangan 4-D yang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (1974).
model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define, Design, Develop dan
Desseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-P yaitu Pendefenisian, Perancangan,
Pengembangan dan Penyebaran.
1. Tahap Pendefenisian (Define)
Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat
pembelajaran. dalam menentukan dan menetapkan syarat-syarat pembelajaran diawali
dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. tahap
ini meliputi 5 langkah pokok yaitu : a). analisis ujung depan b). analisis siswa c).
analisis tugas d). analisis konsep dan e). perumusan tujuan pembelajaran.

22
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
a) Analisis ujung depan
Analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah
dasar yang dihadapi dalam pembelajaran biologi, sehingga dibutuhkan pengembangan
bahan pembelajaran berdasarkan masalah ini disusunlah alternatif prangkat yang
relevan. Dalam melakukan analisis ujung depan perlu mempertimbangkan beberapa
hal sebagai alternatif pengembangan prangkat pembelajaran, teori belajar, tantangan,
dan tuntutan masa depan; Sugiyono, (2014).
b) Analisis tugas
Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi dalam suatu
pembelajaran. Analisis tugas dilakukan untuk merinci isi materi ajar dalam bentuk
garis besar. Analisis ini mencakup diantara nya : a) analisis struktur isi, b) analisis
prosedural, c) analisis proses informasi,d) analisis konsep, dan e) analisis tujuan;
Sugiyono, (2014).
2. Tahap perancangan ( Design)
Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan prototipe prangkat pembelajaran.
Tahap ini terdiri dari 4 macam yaitu :
a) penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang menghubungkan
antara tahap Define dan tahap Design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan
tujuan pembelajaran khusus. Tes ini merupakan suatu alat pengukur terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri mahasiswa setelah kegiatan belajar mengajar.
b) pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran.
c) pemilihan format, didalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan
mengkaji format-format prangkat yang sudah ada dan yang sudah dikembangkan
dinegara-negara lain yang sudah maju; Sugiyono, (2014).
3. Tahap pengembangan (Develop)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat prmbelajaaran yang
sudah di revisi berdasarkan masukan dari para pakar. Tahap ini meliputi : (a) validasi
prangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi, yaitu kegiatan
mengoparasionalkan rencana pelajaran, dan (c) uji terbatas dengan siswa yang
sebenarnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai revisi. langkah berikutnya
adalah uji coba lebih lanjut dengan jumlah siswa yang sesuai dengan kelas
sesungguhnya; Sugiyono, (2014).

23
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
4. Tahap penyebaran (Disseminate)
Tahap ini merupakan tahap penggunaan prangkat yang telah dikembangkan
pada sekala yang lebih luas, misalnya : dikelas lain, disekolah lain, oleh guru yang
lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektifitas penggunaan prangakat didalam
kegiatan pembelajaran; Sugiyono, (2014).

B. Kajian Teoritik
1. Defenisi Pengembangan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengembangan adalah proses, cara,
perbuatan pengembangan. Menurut Seels dan Richey (1994) dalam (Setyosari 2015:
280) pengembangan berarti proses menerjemahkan atau menjabarkan spesifikasi
rancangan kedalam bentuk fitur fisik. Pengembangan secara khusus berarti proses
bahan bahan pembelajaran. menurut undang-undang indonesia nomor 18 tahun 2002
pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan
memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti
kebenarannyauntuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah ada, atau mengahasilkan teknologi baru. pengembangan secara
umum berarti pola pertumbuhan, perubahan secara perlahan (evolution) dan
perubahan secara bertahap.pada hakikatnya pngembangan adalah upaya pendidikan
baik formal maupun non formal yang di laksanakan secara sadar, berencana, terarah,
teratur dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,
membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras,
pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan sebagai
bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri
kearah tercapainya martabat, mutu dan kemamouan manusiawi yang optimal serta
pribadi mandiri; Wiryokusumo,( 2011).
2. Penuntun Praktikum
Menurut Soekarno dkk (1990 : 14) pratikum adalah suatu cara mengajar yang
memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu fakta yang diperlukan
atau ingin diketahuinya. Kegiatan pratikum pada dasarnya dapat digunakan untuk :
Mendapatkan atau menemukan suatu konsep, pencapaian suatu definisi sampai
mendapatkan dalil-dalil atau hukum-hukum melalui percobaan yang dilakukannya.
Membuktikan atau menguji kebenaran secara nyata tentang suatu konsep yang telah
dipelajari.

24
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Menurut Djamarah dan Zain (2002:95) peratikum adalah proses pembelajaran
dimana peserta didik melakukan dan mengalami sendiri, mengikuti proses,
mengamati obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan suatu obyek,
keadaan dan proses dari materi yag dipelajari tentang gejala alam dan intraksinya.
Sehingga dapat menjawab pertanyaan “bagaimana prosesnya,? terdiri dari unsur apa?
Cara mana yang lebih baik? Bagaimana dapat diketahui kebenaran nya? Yang
semuanya didapatkan melalui pengamatan induktif”.
surat keputusan menteri pendidikan nasional nomor : 36/D/0/2001
menjelaskan pengertian penuntun praktikum adalah pedoman pelaksanaan praktikum
yang berisi tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan. Menurut
Purnamasari (2012). pada pembelajaran dengan metode praktikum dibutuhkan suatu
petunjuk praktikum. petunjuk praktikum tersebut bertujuan untuk menuntun
mahasiswa dalam melakukan praktikum dan membantu dosen dalam mencapai tujuan
pembelajaran. petunjuk praktikum disusun dan ditulis oleh sekelompok staf pengajar
yang menangani praktikum tersebut dan mengikuti kaidah tulisan ilmiah.Pada
pembelajaran dengan metode praktikum dibutuhkan suatu penuntun praktikum.
penuntun praktikum tersebut bertujuan untuk menuntun mahasiswa dalam melakukan
praktikum dan membantu dosen dalam mencapai tujuan pembelajaran.Menurut
Suryanto (2012) tidak tersedianya penuntun praktikum merupakan salah satu faktor
terhambatnya pelaksanaan praktikum dan menyebabkan proses pembelajaran menjadi
tidak optimal, karena penuntun praktikum merupakan suatu pedoman dalam
melaksanakan praktikum dan juga sebagai alat evaluasi dalam kegiatan belajar
mengajar. Penuntun praktikum merupakan suatu media yang digunakan dalam proses
belajar mengajar, diadakan praktikum dalam pembelajaran biologi di harapkan
mahasiswa lebih paham dengan materi yang di ajarkan. Karena objek yang di amati
lebih jelas. kegiatan praktikum dapat dibedakan menjadi beberapa jenis (Wiyanto
2008) menjelaskan kegiatan praktikum ditinjau dari metode penyelenggaraannya
dapat dikelompokkan menjadi dua jenis kegiatan praktikum itu sebagai berikut.
a. Demonstrasi adalah proses menunjukkan sesuatu baik berupa proses maupun
kegiatan pkepada orang lain atau kelompok lain. Pada metode demonstrasi
kegiatan praktikum dilakukan didepan kelas oleh dosen atau sekelompok
mahasiswa. Mahasiswa yang lain hanya memperhatikan dan tidak terlibat
langsung dalam kegiatan tersebut.

25
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
b. Percobaan atau eksperimen adalah proses memecahkan masalah melalui kegiatan
manipulasi variabel dan pengamatan atau pengukuran. Pada percobaan proses
kegiatan yang dilakukan oleh semua mahasiswa bergantung pada jenis
percobaannya dan alat-alat labolatorium yang tersedia di sekolah. (Arifin 1995)
menyebutkan komponen-komponen yang harus ada dalam petunjuk penuntun
praktikum adalah sebagai berikut :
1) Judul Praktikum, judul praktikum yang dimaksud yaitu nama atau identitas
yang diberikan pada setiap jenis praktikum. Judul praktikum juga dapat
disesuaikan dengan materi praktikum dan sedapat mungkin tidak
menggunakan nama alat-alat dan hukum yang digunakan.
2) Tujuan Praktikum, mengambarkan apa yang akan dilakukan, diuji, dibuktikan,
atau apa yang akan di pelajari selama kegiatan praktikum berlangsung.
3) Dasar teori, adalah materi yang berkaitan dengan kegiatan praktikum dan
dijadikan acuan dalam kegiatan praktikum.
4) Alat dan bahan, pada komponen ini berisikan daftar alat dan bahan yang
dibutuhkan untuk melakukan praktikum.
5) Cara kerja, adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan
praktikum. cara kerja dapat berupa uraian atau poin-poin.
6) Pertanyaan yang terdapat dalam suatu penuntun praktikum akan menguji
kemampuan praktikan setelah kegiatan praktikum dilakukan, sehingga dapat
mengetahui kepahaman praktikan terhadap materi yang di praktikumkan.
Penuntun praktikum yang baik selain memiliki komponen-komponen yang ada diatas
harus memiliki aspek keselamatan dalam melaksanakan praktikum. Aspek keselamatan
dalam penunjuk praktikum dapat berupa peringatan yang di tuliskan, atau lambang-lambang
yang disertakan.

3. Parasitologi
a. Pengertian Parasitologi
Parasitologi ialah ilmu yang mempelajari jasad-jasad yang hidup untuk
sementara waktu tetap di dalam atau pada permukaan jasad lain dengan maksud untuk
mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari jasad itu (parasitos = jasad yang
mengambil makanan; logos = ilmu) Sutanto dkk (2008)
Parasitologi kedokteran ialah ilmu yang berisi kajian khusus mengenai parasit
yang ada hubungannya dengan manusia sebagai hospes, serta segala akibat yang

26
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
ditimbulkan oleh hubungan tersebut pada manusia, dan bagaimana cara
penanggulangan dari akibat yang terjadi karena hubungan ini. Dalam parasitologi
kedokteran, yang paling penting dipelajari adalah Zooparasit yang terdiri dari :
1) Protozoologi : ilmu yang berisi kajian tentang protozoa (Filum Protozoa).
2) Helmintologi : ilmu yang berisi kajian tentang cacing (Filum Nemathelminthes
dan Filum Platyhelminthes).
3) Entomologi : ilmu yang berisi kajian tentang serangga (Filum Arthropoda) Sutanto
dkk (2008)
Dari hubungan yang terjadi antara parasit dan hospes dapat terjadi hubungan-
hubungan yang disebut sebagai :
1) Parasitisme : Hubungan dua organisme, yang satu diantaranya mendapat
keuntungan dan yang lain dirugikan.
2) Mutualisme : Hubungan dua organisme yang kedua organisme ini saling
mendapat keuntungan satu sama lain.
3) Komensalisme : Hubungan dua organisme, yang satu organisme diuntungkan dan
yang lain tidak dirugikan dan tidak diuntungkan.
4) Simbiosis : Hubungan permanen antara dua organisme, dimana kedua belah pihak
saling menguntungkan dan tidak bisa hidup sendiri-sendiri atau tidak dapat hidup
terpisah; Sutanto dkk (2008)
untuk lebih memahami mengenai morfologi umum dan khusus dari setiap
parasit, ciri khas, siklus hidup parasit, dan teknik laboratorium yang berkaitan dengan
pemeriksaan parasitologi. Pembelajaran mengenai parasit ini melingkupi 3 Kelas
yakni Helminthologi (Cacing), Entomologi (Serangga), dan Protozoologi (Protozoa)
yang dalam pelaksanaannya dibagi ke dalam 4 kali pertemuan termasuk Ujian Akhir
Praktikum yang dilaksanakan setiap akhir dari pokok bahasan besar; Sutanto dkk
(2008).
b. Jenis-jenis parasit
1) Helminth (Cacing)
Helminthes atau cacing secara garis besar terbagi menjadi Nematoda dan
Cestoda serta Trematoda, masing-masing mempunyai morfologi yang
spesifik.Helminthes secara garis besar terdiri atas cacing pipih dan gilik yang
mempunyai sistem organyang berbeda. Sebagian masih bersifat hemaphrodite
terutama pada Cestoda dan Trematoda, sedangkan pada Nematode pada umumnya
sudah mempunyai jenis kelamin yang terpisah dan berbeda antara jantan dan

27
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
betina.Setiap jenis cacing dewasa mempunyai organ predileksi pada hospes, baik
definitive maupun sementara. Pada Praktikum ini mahasiswa di tugaskan
melakukan koleksi feses segar dan cacing dewasa pada berbagai spesies hospes,
untuk dilakukan determinasi jenis di laboratorium ; Sutanto dkk (2008)
a) Identifikasi Cacing
(1) Trematoda
Ciri umum :
Pipih seperti daun, Hermaphrodite, kecuali Schistosoma sp., memiliki sucker.
Jenis Trematoda
1. Fasciola hepatica
2. Fasciola gigantica
3. Eurytrema pancreaticum
4. Cotylophoron cotylophorum
5. Gigantocotyle explanatum
6. Paramphistomum cervii
7. Paragonimus westermanii
8. Schistosoma japonicum

Gambar 1. Cacing Paramphistomum cervii, Fasciola hepatica sumber: Sutanto dkk (2008)

2) Entomologi (Serangga)
Entemologi ialah ilmu yang berisi kajian tentang serangga dan hewan
yang termasuk filum arthoropoda yang mempunyai hubungan dengan ilmu
kedokteran serta bagaimana cara memberantasnya. Serangga pada umumnya
mempunyai 4 tanda morfologi yang khas yaitu :
a) Badan beruas-ruas
b) Umbai-umbai (appendages) beruas-ruas
c) Mempunyai eksoskelet

28
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
d) Bentuk badan simetris bilateral.
Badan yang beruas-ruas itu disebelah luar dilapisi oleh lapisan khitin yang
pada bagian tertentu mengeras dan membentuk eksoskelet yang berfungsi sebagai
penguat tubuh dan pelindung alat dalam serta tempat melekatnya otot, pengaturan
penguapan air, dan penerus rangsangan yang berasal dari luar dan pengatur suhu
tubuh; Sutanto dkk (2008)

a) Identifikasi Arthoropoda
(1) Lalat
Pengamatan untuk membedakan spesies lalat, dilihat dari ukuran, bentukan
atau garis pada thorax dan abdomen, venasi sayap, bentuk kepala dan tipe mulut

Gambar 2 Morfologi lalat buah sumber : Sutanto dkk ( 2008)


(2) Nyamuk
Pengamatan untuk membedakan spesies nyamuk, dilihat dari ukuran,
bentuk thorax dan abdomen, bentuk dan morfologi khusus pada sayap, bentuk
kepala dan tipe mulut.

29
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 3 Morfologi nyamuk sumber : Sutanto dkk (2008)

3) Protozoologi
Protozoologi ialah ilmu yang berisi kajian tentang hewan bersel satu yang
hidup sebagai parasit pada manusia.Protozoa ialah hewan bersel satu yang dapat
hidup secara mandiri atau berkelompok. Tiap protozoa merupakan satu sel yang
merupakan kesatuan lengkap, baik dalam susunan maupun dalam fungsinya.
a) Protozoa merupakan organisme ber sel tunggal.
b) Mempunyai variasi ukuran dan bentuk.
c) Dari sejumlah protozoa, hanya sebagian kecil bersifat parasiter.
d) Di dapatkan dalam jaringan tubuh dan tinja.
e) Sebagian tidak membahayakan hospes.
f) Tetapi sebagian akan bersifat pathogen dan mengakibatkan penyakit ; Sutanto
dkk (2008)

C. Penelitian Yang Relevan


1) Menurut (Isnaini Arifah, Arif Maftukhin, Siska Desy Fatmaryanti 2014) dalam
pengertian nya yang berjudul “pengembangan buku petunjuk pratikum berbasis
Guidad Inguiry untuk mengoptimalkan Hands On mahasiswa semester 2 program
studi pendidikan fisika univeritas muhamadiyah purwerejo tahun akademik
2013/2014” dari data hasil validasi produk menunjukkan bahwa penilaian buku
petunjuk pratikum hasil pengembangan mendapatkan skor secara keseluruhan sebesar
89% dengan kategori” baik sehingga buku petunjuk hasil pengembangan ini
dinyatakan layak digunakan dalam pembelajaran biologi disekolah, apabila dilihat
dari data hasil uji coba terbatas berdasarkan persentasi skor tiap pertemuan
menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1. Mendapatkan
skor 82% dan pada pertemuan 2. mendapatkan skor 88%, rata2 keterlaksanaan
pembelajaran biologi menggunakan dengan buku petunjuk pratikum berbasis Guided
Inguiry dinyatakan baik menurut tiap pertemuan.
2) (Ika Yunita Purwaningsih 2014) Dalam penelitian nya yang berjudul “Pengembangan
petunjuk pratikum biologi ilustratif berbasis pendekatan inguiry terbimbing (guided
inguiri) yang mengembangkan pendidikan karakter pada materi pokok pencernaan
makanan untuk kelas X1 semester 1 di sma muhammadiyah tiga Yogyakarta “dari
persentase keidealan menurut guru biologi. Persentase keidealan secara keseluruhan =
30
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
124/140 = 88,57% (sangat baik), Persentase keidealan aspek materi = 39/45 = 86,87%
(sangat baik), Persentase keidealan aspek penyajian = 59/65 = 90,77% (sangat baik)
Persentase keidealan aspek bahasa = 14/15 = 93,33% (sangat baik), Persentase
keidealan aspek grafika = 12/15 =80% (baik).
3) (E. Susantini, M.Thamrin, Isnawati, L. lisdiana,2012) yang berjudul “ pengembangan
petunjuk pratikum genetika untuk melatih keterampilan berfikir kritis” menunjukan
semua aspek yang di validasi memperoleh rerata skor rata2 3,5 artinya petunjuk
pratikum prasitologi dan kunci dinyatakan layak secara teoritis. Skor yang sempurna
yaitu 4 diberikan valodator untuk aspek isi dan keterampilan berfikir kritis. Aspek isi
ditinjau dari keluasan, kedalama dan kebenaran konsep. Sedangkan aspek
keterampilan berfikir meliputi argumentasi, induksi, deduksi dan evaluasi. Hal ini
menunjukkan pada saat meakukan kegiatan pratikum dengan menggunakan petunjuk
pratikum prasitologi, mahasiswa memperoleh konsep yang benar sekaligus member
kesempatan berlatih keterampilan berfikir kritis. Untuk lebih jelas perbandingannya
dapat dilihat pada tablel dibawah ini.

Tabel 1
Hasil Penelitian Sebelumnya
No Nama Nama Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
penulis judul
dan tahun
penelitian
1 Isnaini Pengemba Mengoptimalkan Sama2 Karena
Arifah, ngan buku Hand On pengembanga sama, jadi
Arif petunjuk mahasiwa n tidakada
Maftukhin pratikum semester II perbedaan
, Siska berbasis program studi
Desy Guidad pendidikan fisika
Fatmaryan Inguiry universitas
ti (2014) untuk muhammadiyah
mengopti purworejo tahun
malkan akademik
Hands On 2013/2014 dari
mahasisw data hasil

31
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
a semester validitas produk
2 menunjukkan
program bahwa penilaian
studi buku petunjuk
pendidika pratikum hasil
n fisika pengembangan
universitas mendapatkan scor
muhamma secara
diyah keseluruhan
purworwj sebesar 89%
o tahun dengan kategori
akademik „‟baik” (Isnaini
2013/2014 Arifah dkk, 2014
:85)
2 Ika Yunita “Pengemb Mengembangkan 1. lebih 1. lebih
Purwaning angan pendidikan mengembang menuju
sih (2014) petunjuk karakter pada kan ke pada
pratikum materi pokok pendidikan pengemba
biologi system karakter ngan
ilustratif pencernaan materi pokok penuntun
berbasis makanan (Ika system pratikum
pendekata Yunita, 2014 :69) pencernaan parasitogi
n inguiri (Ika Yunita,
terbimbin 2014 :69)
g (Guidad
inguiry)
yang
mengemb
angkan
pendidika
n karakter
pada
materi
pokok

32
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
system
pencernaa
n
makanan
untuk
kelas xI
semester 1
di sma
muhamma
diyah 3
yogyakart
a

3 E. Susanti, “Pengemb Untuk melatih


M. angan kterampilan
Thamrin, petunjuk berfikir kritis dan
H, pratikum menunjukkan
Isnawati, grenetika semua aspek yang
L. untuk divalidasi
Lisdiana melatih memperoleh
(2012) kterampila rerata skor rata2
n berfikir 3,5 yang artinya
kritis” petunjuk
pratikum genetika

33
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium terpadu Biologi Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang bertempat di jalan Jambi-Muaro Bulian KM.16
Simpang Sungai Duren Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun
ajaran 2016/2017. Pembuatan produk dimulai dari menganalisis produk, mengumpulkan
bahan dan membuat produk yang diperkirakan menghabiskan waktu 1 bulan.

B. Karakteristik Sasaran Penelitian


Dalam penelitian ini ada beberapa karakteristik yang dimiliki sasaran penelitian
yaitu uji coba dilakukan pada mahasiswa yang akan melakukan praktikum parasitologi.
Subjek uji coba adalah mahasiswa semester 6 (enam) program studi prodi tadris biologi
fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
Tahap uji coba ini dilakukan dalam skala kecil dilakukan oleh 20 orang
mahasiswa semester 6 (enam) program studi prodi tadris biologi fakultas tarbiyah dan
keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.Pada produk yang
telah disediakan mahasiswa diharapkan dapat melakukan praktikum parasitologi secara
berkala.

C. Pendekatan Dan Prosedur Pengembanagan


1. Analisis kebutuhan
Didalam ensiklopedia evaluasi yang disusun oleh Anderson, Dkk. Analisis
kebutuhan diartikan sebagai suatu proses kebutuhan sekaligus menentukan prioritas.
Need Assessment (analisi kebutuhan) adalah suatu cara atau metode untuk mengetahui
perbedaan antara kondisi yang diinginkan strip seharusnya atau diharapkan dengan
kondisi yang ada. Kondisi yang diinginkan sering kali disebut dengan kondisi ideal,
sedangkan kondisi yang ada, seringkali disebut dengan kondisi real atau kondisi nyata.
Oleh karena itu, analisis kebutuhan adalah gambaran tentang kondisi yang terjadi saat ini
(real condition) yang dibandingkan dengan kondisi seharusnya dilengkapi dengan
rekomendasi model solusi untuk mengatasi kesenjangan antara situasi yang senyatanya
terjadi dengan kondisi yang seharusnya terjadi. Need Assesment dapat diterapkan pada
individu, kelompok atau lembaga (institusi).
34
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Kaufman dan Fenwick English (1979) mendefenisikan analisis kebutuhan sebagai
suatu proses formal untuk menetukan jarak atau kesenjangan antara keluaran dan dampak
yang nyata dengan keluaran dan dampak yang diinginkan, kemudian menempatkan
deretan kesenjangan ini dalam skala prioritas, lalu memilih hal yang lebih penting untuk
diselesaikan masalahnya. Maka analisis kebutuhan adalah alat atau metode untuk
mengidentifikasi masalah guna menentukan tindakan atau solusi yang tepat. Dalam
konteks pendidikan kebutuhan dimaksud yang diartikan sebagai suatu kondisi
memperlihatkan adanya kesenjangan antara kenyataan yang ada dengan kondisi yang
diharapkan. "Kebutuhan" diartikan sebagai jarak keluaran yang nyata dengan keluaran
yang diinginkan.
Analisis kebutuhan meliputi studi pendahuluan dan identifikasi. data analisis
diperoleh melalui hasil angket dan observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti
terhadap dosen mata kuliah parasitologi dan mahasiswa Prodi Tadris Biologi Fakultas
Tarbiyah Dan keguruan UIN STS Jambi.

2. Rancangan pengembangan
prosedur pengembangan penuntun praktikum ini menggunakan prangkat model 3-
D yang diadaptasi perangkat model 4-D dari model pengembangan Thiagarajan yang
terdiri dari tahap Define (pendefenisian), design (tahap perancangan), Develop (tahap
pengembangan).Tahap pendefenisian (define) tahap ini terdiri dari empat langkah antara
lain analisis mahasiswa, analisis tugas, analisis konsep, perumusan tujuan pembelajaran.
Tahap perancangan, tahap perencanaan (design). Kegiatan pada tahap ini terdiri dari
penyusunan standar tes (criterion-test construction) pemilihan format (format selection)
yakni mengkaji format-format bahan yang ada dan menetapkan format bahan yang akan
dikembangkan dan membuat rancangan awal (initial design) sesuai format yang dipilih.
Tahap pengembangan (develop) Sugiyono (2014). Adapun kegiatan dari tahap ini antara
lain Validasi penuntun praktikum oleh ahli materi, revisi penuntun praktikum, uji coba
terbatas, validasi penuntun praktikum oleh ahli materi. Tahap penyebaran (destiminate)
pada tahap ini penuntun praktikum yang dikembangkan nantinya digunakan pada skala
yang lebih luas misalnya digunakan di universitas lain, oleh dosen lain dan sebagainya.
Tahap penyebaran ini tidak dilakukanoleh peneliti. dalam pengembangan ini penelitian
hanya sampai tahap pengembangan saja. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh
oleh peneliti seperti pada gambar 4 di bawah ini.

35
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Analisis Awal

Pendefini
AnalisisTugas Analisis Mahasiswa Analisis Konsep
sian

Sepesifikasi Tujuan
Pembelajaran

Penyusunan tes
Perancangan
Pemilihan Awal

Rancangan Awal

Validasi Ahli
Pengembanga
n
Uji
Pengembangan

Penuntun
Praktikum
Gambar 4 Model pengembangan perangkat pembelajaran 3-D Sugiyono (2014)

3. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan penuntun praktikum ini mengguanakan perangkat model
3-D yang di adaptasi dari model pengembangan Thiagarajan yang terdiri dari tahap
pendefenisian (define), tahap perencanaan (design), tahap pengembangan (develop).
a. Tahap Pendefenisian (define)
Tahap pertama yaitu tahap pendefenisian (define) tahap ini bertujuan untuk
menetapkan dan mendefenisikan syarat-syarat pembelajaran, yang terdiri dari empat
langkah antara lain analisis awal, analisis mahasiswa, analisis tugas, analisis konsep,
perumusan tujuan pembelajaran.
1) Analisis awal
Analisis awal bertujuan untuk mendapatkan sebuah permasalahan yang
sedang dihadapi dalam proses kegiatan praktikum sehingga perlu dilakukan
pengembangan penuntun praktikum. Penelitian melakukan diagnosis awal yang
digunakan untuk menganalisis dan alternatif yang digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang sedang dihadapi.
36
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
2) Analisis Mahasiswa
Analisis mahasiswa merupakan kegiatan tentang telaah karakteristik
mahasiswa. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari mahasiswa
yang akan di teliti seperti permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam proses
praktikum, tingkat kemampuan dasar pada setiap mahasiswa, strategi yang sering
dipakai dalam proses praktikum. Sehingga dapat mengetahui permasalahan yang
dihadapi mahasiswa.
3) Analisis tugas
Analisis tugas bertujuan untuk mengetahui keterampilan dimiliki oleh
mahasiswa sehingga peneliti mengetahui keterampilan yang dimiliki oleh
mahasiswa yang akan diteliti. Analisis ini membantu peneliti untuk dapat
menetukan rancangan soal yang akan dibuat dalam penuntun praktikum.
4) Analisis Konsep
Analisis konsep digunakan sebagai penyusun rancangan yang akan
digunakan untuk pengembangan penuntun praktikum yang akan digunakan.
Analisis konsep diperlukan untuk mengidentifikasi konsep pokok yang digunakan
dalam penuntun praktikum yang akan dikembangkan.
5) Perumusan tujuan pembelajaran
Rumusan tujuan pembelajaran merupakan perubahan perilaku dan pola pikir
yang di harapkan setelah dilakukan pengembangan penuntun praktikum. Hal ini
berguna untuk merangkum hasil dari analisis konsep, analisis tugas untuk
menentukan perilaku objek penelitian. Kumpulan objek tersebut menjadi dasar
untuk menyusun tes dan merancang penuntun praktikum yang akan
dikembangkan oleh peneliti.

b. Tahap perancangan (design)


Tahap kedua yaitu tahap perancangan (design) tahap ini bertujuan untuk
merancang penuntun praktikum. Tahap ini dimulai setelah ditetapkan indikator. Kegiatan
pada tahap ini terdiri dari penyusunan standar tes (criterion-test construction) pemilihan
format selection yakni mengkaji format-format bahan yang ada dan menetapkan format
bahan yang akan dikembangkan dan membuat rancangan awal (initial design) sesuai
format yang dipilih.
1) Penyusunan tes acuan patokan

37
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Penyusunan ters acuan patokan merupakan langkah yang menghubungkan
antara tahap pendefenisian (define) dengan tahap perencanaan (design). Merupakan
tindakann pertama untuk mengetahui mahasiswa. Tes yang dikembangkan sesuai
dengan kemampuan kognitif mahasiswa.
2) Pemilihan format
Pemilihan format dalam pengembangan penuntun praktikum ini dimaksud
untuk mendesain atau merancang penuntun praktikum yang akan dikembangkan.
Format yang dipilih ialah format yang memenuhi krtiteria menarik, memudahkan dan
membantu mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan praktikum.
3) Rancangan awal
Menurut (Thiagarajan, dkk 1974) " initial design is the presenting of the
essential instruction through appropriate media and in a suitable sequence".
Rancangan awal yang dimaksud adalah rancangan seluruh perangkat pembelajaran
yang harus dikerjakan sebelum uji coba dilaksanakan. hal ini juga meliputi berbagai
aktifitas pembelajaran yang terstruktur seperti membaca teks, wawancara, dan praktek
kemampuan pembelajaran yang berbeda melalui praktek mengajar. Dalam tahap
perancangan peneliti membuat produk dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu produk
penuntun praktikum. Sebelum tahapan perancangan produk dilanjutkan ketahap
berikutnya, yaitu rancangan produk penuntun praktikum perlu di validasi. Validasi
dilakuka oleh para pakar dan para ahli dari bidang studi yang sesuai.

c. Tahap Pengembangan (develop)


Tahap ketiga yaitu tahap pengembangan (develop). Tahap ini bertujuan untuk
menghasilkan penuntun praktikum parasitologi yang sudah direvisi berdasarkan usulan
para ahli. Langkah yang perlu dilakukan yaitu penilaian ahli yang diikuti dengan revisi,
dan uji coba produk pengembangan.
1) Validasi desain
Merupakan kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk dalam hal ini
sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak.
Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan
pemikiran rasional belum fakta lapangan.Validasi produk dapat dilakukan dengan
cara menghadirkan beberapa pakar atau parah ahli yang sudah berpengalaman untuk
menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai
desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.

38
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti
mempersentase proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut.

2) Uji coba kelompok kecil


Dalam bidang administrasi atau sosial desain produk seperti sistem kerja baru
dapat langsung di uji coba, setelah di validasi dan di revisi. Uji coba tahap awal
dilakukan dengan simulasi penggunaan sistem kerja tersebut. Setelah di simulasikan,
maka dapat diuji cobakan pada kelompok yang terbatas. Penguji dilakukan dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi apakah sistem kerja baru tersebut lebih efektif
dan efesien dibandingkan dengan sistem lama.
Untuk itu penguji dapat dilakukan dengan eksperimen yaitu membandingkn
efektivitas dan efesiensi sistem kerja lama denga kerja baru. Seperti telah
dikemukakan efektivitas sistem kerja baru akan diukur berdasarkan arus kerja menjadi
pendek dan lancar. Pegawai lebih mudah dan nyaman mengikuti sistem tersebut, lebih
murah, cepat, prodiktif dan memuaskan pihak-pihak yang di layani dengan sistem
tersebut. Jadi indikator keberhasilan yang dapat diukur adalah kecepatan kerja,
kenyamanan kerja, produktivitas kerja, dan biaya.
4. Pengumpulan data dan analisis data
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian
pengembangan ini adalah angket. Angket atau koesioner adalah teknik pengumpulan data
memalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan secara
tertulis pada seseorang atau pada sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau
tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66). Angket ini
digunakan untuk memperoleh data kualitatif dan kuantitatif.
Angket yang disebarkan pada penelitian ini berupa angket terbuka dan tertutup.
Angket terbuka diberikan pada mahasiswa pada saat melakukan uji coba produk,
sedangkan angket tertutup diberikan kepada tim validasi untuk mengetahui tingkat
validitas penuntun dan materi.
a. Data hasil penenlitian validasi desain penuntun praktikum parasitologi.
b. Data hasil penilaian isi materi penuntun praktikum parasitologi.
c. Data hasil penilaian validasi berdasarkan bahasa indonesia.
Instrumen kelayakan penuntun praktikum menggunakan skala liker dengan
empat alternatif jawaban sangat baik, baik, cukup baik, tidak baik. Dengan skor dari
setiap jawaban sangat baik = 4, baik = 3, cukup baik = 2, dan tidak baik = 1.

39
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
a. Angket untuk ahli materi dan ahli media
Angket ahli materi dan penuntun pratikum disusun berdasarkan kreteria
penuntun pratikum, angket ahli materi ini digunakan untuk melihat kesesuaian
penuntun pratikum yang digunakan dengan materi pembelajaran dan
kebutuhan.Adapun aspek penilaian angket untuk ahli materi dan media dilihat pada
table 2 dibawah ini.
Tabel 2
Aspek penilaian oleh para ahli materi
Penilaian
NO Standar Penilaian
1 2 3 4
Kesesuaian materi praktikum dengan kompetensi
1 dasar

Kesesuaian materi praktikum dengan pokok bahasan


2
dan sub pokok bahasan pada penuntun praktikum
Kemudahan memahami materi penuntun praktikum
3

Kebenaran subtansi materi praktikum


4

Kesesuaiain pertanyaan praktikum dengan matri


5 praktikum

Apakah pertanyaan dalam penuntun praktikum


6 menyangkut materi dalam penuntun praktikum

Apakah gambar sesuai dengan materi praktikum


7

8 Kelayakan penuntun praktikum


9 Keseimbangan gambar antara tulisan

b. Angket praktikalitas
Angket praktikalitas ditinjau dari tiga indikator yaitu 1) kemudahan
pemakaian, 2) waktu yang dipakai, 3) keterkaitan mahasiswa terhadap penuntun
praktikum.Teknik pengumpulan data untu kmengetahui praktikalitas prangkat

40
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
penuntun pratikum ini ialah memberikan angket respon kepada dosen dan mahasiswa
setelah menggunakan penuntun praktikum yang telah dikembangkan peneliti. Adapun
aspek2 yang dinilai dapat dilihat pada table 3 dibawah ini.

Tabel 3
Angket respon dosen
Penilaian
No Standar Penilaian
1 2 3 4

Apakah penuntun praktikum parasitologi membantu


1
dosen dalam proses pembelajaran?
Apakah penuntun praktikum parasitologi dapat
2 memudahkan dosen dalam menyampaikan konsep
materi ?
Apakah keterbacaan penuntun praktikum parasitologi
3
jelas dan dapat dimengerti oleh mahasiswa ?
Apakah penuntun praktikum parasitologi menarik
4
minat mahasiswa dalam proses pembelajaran ?
Apakah penuntun praktikum parasitologi dapat
5 membantu dosen dalam mengatasi keterbatasan waktu
dalam proses pembelajaran ?
Keterangan ;
1 = tidak baik
2 = cukup baik
3 = baik
4 = sangat baik

41
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Tabel 4
Angket Respon Mahasiswa
Penilaian
No Standar Penilaian
1 2 3 4
Penuntun praktikum parasitologi yang dibuat dapat
1
digunakan dengan mudah selama proses praktikum
Praktikum dengan menggunakan penuntun
2 praktikum parasitologi ini, membuat saya lebih
mudah mengikuti proses praktikum
Saya dapat memahami konsep yang dipelajari
3
dengan baik
Penggunaan penuntun praktikum parasitologi ini
4 memudahkan saya dalam mencapai tujuan
praktikum
Penggunaan penuntun praktikum parasitologi ini
5 dapat mengefiensikan alokasi waktu selama
praktikum berlangsung
6 Penuntun parasitologi mudah diinterpensikan
Penuntun praktikum parasitologi dapat dijadikan
7
variasi dari sumber belajar dalam proses praktikum
Keterangan ;
1 = tidak baik
2 =cukup baiki
3 = baik
4 = sangat baik

5. Analisis Data
Menurut (Sugiono 2013) “Analisis data adalah proses mencari Dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, Dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan kedalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun dalam pola, memilih mana yang oenting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mdah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain” (hlm. 335).

42
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
“Data angket atau kuesioner dari ahli materi, ahli penuntun pratikum, dosen, Dan
mahasiswa dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi” (Sugiono, 2009, hlm.147). Statistik
deskriptif ini dipilih oleh statistik deskriptif digunakan pada penelitian yang
menggunakan sampel bukan untuk populasi atau skala besar.
Data yang diperoleh dideskripsikan dengan tehnik analisis frekuensi data dengan
rumus :

P adalah persentase tiap butir soal. Skor item yang diperoleh adalah sekor yang
diperoleh dari suatu butir soal dengan cara menjumlahkan sekor yang diberikan oleh seluruh
responden pada butir soal itu. Sedangkan sekor maksimum adalah sekor ideal, yaitu 4
(seandainya seluruh responden menjawab SS) yang dikalikan dengan jumlah responden.
Tabel 5
Kategori praktikalitas penuntun praktikum parasitologi

(%) Kategori

0 – 20 Tidak praktis
21 – 40 Kurang praktis
41 – 60 Cukup praktis
61 – 80 Praktis
81 -100 Sangat praktis

43
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengembangan perangkat praktikum
rangkat praktikum yang penulis kembangkan berupa SAP (Satuan Acara
Perkuliahan), penuntun praktikum, dan instrument penilaian Afektif, prangkat praktikum
yang diperoleh lalu divalidasi oleh beberapa tim ahli yaitu : Ahli Materi, Ahli Desain,
Dan Ahli Bahasa. Tujuannya untuk mengoperasionalkan produk yang telah
dikembangkan apakah produk tersebut sudah layak untuk diujicobakan atau tidak. Setelah
pengujian terhadap tim ahli berhasil, maka selanjutnya perangkat praktikum ini
diterapkan pada mahasiswa Prodi Tadris Biologi UIN STS Jambi.
Berikut tahap pengembangan perangkat praktikum :
1. Merancang perangkat praktikum
a. Rancangan SAP (Satuan Acara Perkuliahan)
Langkah yang dilakukan dalam tahap ini meliputi tahap perencanaan
pembuatan SAP (Satuan Acara Perkuliahan) praktikum pada mata kuliah
Parasitologi yang terdiri dari :
1. Menentukan jadwal pembuatan produk yang dimulai dari analisis produk
mengumpulkan data dan membuat produk.
2. Mengemas SAP dalam bentuk cetak dengan menggunakan huruf times new
romen yang berukuran 12, spasi 1.5, size A4 orientation potrait. Menentukan
identitas mata kuliah, kompetensi dasar, indicator hasil belajar, tujuan
praktikum, materi penuntun praktikum, metode, langkah-langkah praktikum,
bahan praktikum dan penilaian.
3. Mempersiapkan surat izin penelitian.
4. Mementukan tim ahli materi untuk memvalidasi SAP.
b. Rancangan Penuntun Praktikum
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini meliputi :
1. Tahap perancangan pembuatan produk penuntun praktikum mata kuliah
Parasitologi terdiri dari :
a. Menentukan jadwal pembuatan produk dimulai dari analisis produk,
mengumpulkan bahan dan membuat produk.
b. Mempersiapkan surat izin penelitian.
c. Menentukan tim ahli yaitu ahli desain dan tim ahli materi.
2 Tahap pembuatan produk terdiri dari :
44
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
a. Menentukan materi yang akan dipraktikumkan.
b. Mendesain cover penuntun praktikum.
c. Menyusun sistematika penuntun praktikum.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan struktur dari isi
penuntun praktikum diantaranya :
a. Cover
b. Kata pengantar
c. Tata kerja praktikum
d. Landasan teori
e. Tujuan praktikum
f. Prosedur kerja praktikum
Pengembangan penuntun praktikum tersebut memuat antara lain materi
Helmintologi, Protozoa dan Arthropoda. Berikut tampilan awal penuntun praktikum :

Gambar 5. Tampilan Cover Penuntun Praktikum


Tampilan selanjutnya memuat kata pengantar praktikum yang sangat penting
sebelum masuk pada materi praktikum. Perhatikan gambar 7 berikut :

45
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 6. Tampilan Kata Pengantar Praktikum

Tampilan selanjutnya berisi tata kerja praktikum. Perhatikan gambar 7 berikut :

Gambar 7. Tampilan Tata Kerja Praktikum


Tampilan selanjutnya berisi materi/isi penuntun praktikum, perhatikan gambar
8 berikut :

46
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 8 Tampilan Isi Penuntun Praktikum
Tampilan selanjutnya berisi daftar pustaka, perhatikan gambar 9 berikut :

Gambar 9. Tampilan Daftar Pustaka

Komponen-komponen penuntun praktikum yang dikembangkan


menggambarkan kesesuaian dengan karakteristik praktikum. Kesesuaian tersebut
dilihat pada rumusan indicator yang dapat diukur atau diobservasikan. Tujuan
praktikum tersebut mengarah pada upaya untuk membentuk mahasiswa yang mandiri
dan terampil dalam memecahkan masalah dalam suatu percobaan serta materi

47
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
praktikum yang dikembangkanrelevan dengan maateri pokok dengan rumusan
indicator.

c. Rancangan Instrumen Penilaian Afektif


Langkah yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :
1. Tahap perancangan pembuatan instrumen penilaian Afektif praktikum mata
kuliah Parasitologi yang dalam hal ini terdiri dari :
a. Menentukan jadwal pembuatan produk dimulai dari analisis produk,
mengumpulkan bahan dan membuatan produk.
b. Mempersiapkan surat izin penelitian.
c. Mementukan tim ahli instrument penilaian Afektif dan ahli materi.
2. Tahap pembuatan produk
Informasi yang didapat lalu dijadikan acuan untuk mendesain
instrument penilaian Afektif pada praktikum mata kuliah Parasitologi materi
Helmintologi, Protozoa dan Arthropoda. tahap pembuatannya adalah :
a. Membuat kisi-kisi instrument penilaian Afektif
b. Membuat lembar penilaian Afektif
c. Membuat rublik instrument penilaian Afektif
d. Membuat pembuatan pedoman penskoran
Format instrument penilaian Afektif yang dibuat dapat dilihat pada
lampiran tersebut :

Gambar 10. Tampilan Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Afektif

48
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 11. Tampilan Lembar Penilaian Afektif

Gambar 12. Rubrik Instrument Penilaian Afektif

49
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
2. Data Hasil Validasi Perangkat Praktikum
a. Validasi SAP (Satuan Acara Perkuliahan)
Validasi dilakukan untuk mendapatkan penilaian dari validator terhadap
perangkat yang penulis kembangkan, terdiri dari 11 butir standar penilaian dengan
rentang skor dari 1-4. Validasi dilakukan untuk mengetahui apakah perangkat ini
sudah memenuhi kriteria layak untuk diujicobakan atau masih perlu revisi. Berikut
hasil validasi materi dan kebahasaan SAP :
Tabel 6
Data hasil validasi materi dan kebahasan SAP oleh validator
No Kriteria SAP Skor
1 Kesesuaian pokok bahasan dengan SAP 4
Kesesuaian materi praktikum dengan pokok bahasan dan sub
2 4
pokok bahasan dengan SAP
3 Kemudahan memahami materi praktikum 3
4 Kebenaran subtansi materi praktikum 4
5 Kesesuaian pertanyaan praktikum dengan materi praktikum 3
Apakah pertanyaan dalam penuntun praktikum menyangkut materi
6 3
dalam praktikum
7 Apakah sudah sesuai nama ilmiah dalam penuntun praktikum 4
8 Apakah gambar sesuai dengan materi praktikum 4
Keseimbangan antara gambar dan tulisan dalam penuntun
9 3
praktikum
10 Apakah design yang digunakan sudah menarik 3
11 Kelayakan penuntun praktikum 3
Jumlah skor 38

b. Validasi Materi Penuntun Praktikum


Penuntun praktikum yang penulis kembangkan memuat antara lain materi
Helmintologi, Protozoa dan Arthropoda. Berikut tabel data hasil validasi ahli materi
penuntun praktikum :
50
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Tabel 7
Data hasil validasi penuntun praktikum oleh tim ahli materi
No Kriteria materi penuntun praktikum Skor
1 Kesusuaian materi praktikum dengan kompetensi dasar 3
Kesesuaian materi praktikum dengan pokok bahasan dan sub
2 4
pokok bahasan pada penuntun praktikum
3 Kemudahan memahami materi praktikum 4
4 Kebenaran subtansi materi praktikum 3
5 Kesesuaian pertanyaan praktikum dengan materi praktikum 3
Apakah pertanyaan dalam penuntun praktikum menyangkut materi
6 3
dalam penuntun praktikum
7 Apakah gambar sesuai dengan materi praktikum 4
8 Kelayakan penuntun praktikum 3
9 Keseimbangan gambar antara tulisan 3
Jumlah skor 30

Tabel 8
Data hasil validasi penuntun praktikum oleh tim ahli desain
No Kriteria desain penuntun praktikum Skor
1 Penulisan judul praktikum 4
2 Bentuk dan ukuran huruf penuntun praktikum 4
3 Kombinasi warna tulisan dengan background 3
4 Pola pengetikan 4
5 Memperlihatkan kejelasan tujuan praktikum 4
6 Mengkombinasikan warna (Minimal 3) 4
7 Variasi gambar 4
8 Tata letak gambar pada penuntun praktikum 4
9 Urutan penyajian 3

51
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Penuntun praktikum menambah khasahan, pengetahuan serta
10 3
pengalaman bagi mahasiswa
Penuntun praktikum membangun komunikasi yang efektif antara
11 3
dosen dan mahasiswa
Penuntun praktikum sebagai alat evaluasi pencapaian hasil
12 4
pembelajaran selama praktikum
13 Penuntun praktikum menarik dan merangsang aktivitas mahasiswa 3
Penuntun praktikum dapat menggambarkan tahap antara cara
14 4
pembuatan laporan akhir praktikum
Apakah sistematika cara penulisan laporan praktikum pada latar
15 3
belakang penuntun praktikum sudah sesuai
16 Kelengkapan cara membuat laporan praktikum 4
17 Urutan penyajian laporan praktikum 4
Jumlah skor 62

Tabel 9
Persentase ujicoba kelompok kecil penuntun praktikum

No Aspek Yang Dinilai Persentase Kategori


%
Penuntun praktikum parasitologi yang dibuat
Sangat
1 dapat digunakan dengan mudah selama 85,5%
Peraktis
peroses praktikum
Praktikum dengan menggunakan penuntun
Sangat
2 praktikum parasitologi ini, membuat saya 91,2%
Peraktis
lebih mudah mengikuti proses praktikum
Saya dapat memahami konsep yang dipelajari
3 80,0% Praktis
dengan baik
Penggunaan penuntun praktikum parasitologi
4 78,7% Praktis
ini memudahkan saya dalam mencapai tujuan

52
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
praktikum
Penggunaan penuntun praktikum parasitologi
Sangat
5 ini dapat mengefesiensikan alokasi waktu 82,5%
Peraktis
selama praktikum berlangsung
Penuntun praktikum parasitology mudah Sangat
6 81,2%
diinterpensikan Peraktis
Penuntun parasitologi dapat dijadikan variasi Sangat
7 90,0%
dari sumber belajar dalam proses praktikum Peraktis
Sangat
Persentase (%) 83,8%
Peraktis

a. Validasi Instrument Penilaian Afektif


Tabel 10
Data hasil validasi instrument penilaian Afektif
No Aspek Yang Dinilai Skor
ISI
1 Kesesuaian instrument penilaian afektif dengan kompetensi dasar 3
Kesesuaian instrument penilaian afektif dengan indicator pada
2 3
kisi-kisi
Kesesuaian pokok bahasan dengan sub pokok bahasan dengan
3 3
tingkat pemahaman mahasiswa
Instrument penilaian afektif telah mencangkup aspek yang ingin
4 3
dicapai
KONSTRUK
Instrument penilaian afektif menggunakan kalimat singkat dan
5 4
jelas
Instrument penilaian afektif bebas dari pernyataan yang dapat di
6 4
interpensikan lebih dari satu cara
7 Instrument penilaian afektif memiliki desain format yang benar 3
Kesesuaian instrumen penilaian afektif antara tehnik dan bentuk
8 3
penilaian
Deskripsi pemberian sekor relevan antara yang satu dengan yang
9 3
lain

53
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
10 Instrument penilaian afektif memiliki bobot nilai yang relevan 3
Instrument penilaian afektif menggunakan system penskoran yang
11 3
tepat
BAHASA
Instrument penilaian afektif menggunakan bahasa komunikatif dan
12 3
sederhana
Kesesuaian instrument penilaian afektif dengan kaidah bahasa
13 3
Indonesia
14 Kejelasan kalimat instrumen penilaian afektif 3
Jumlah 44

Table 11
Persentase ujicoba kelompok kecil instrument penilaian afektif
No Aspek yang dinilai Jumlah Persentase Kategori
sekor (%)
Desain produk instrument
penilaian afektif praktikum
51/60x100 = Sangat
1 parasitology materi 51
85,0 praktis
Helmintologi, Protozoa, dan
Arthoropoda
Tata bahasa dan penyusunan 54/60x100 = Sangat
2 54
kalimat 90,0 praktis
Kinerja yang dinilai sesuai
50/60x100 = Sangat
3 dengan langkah kerja pada buku 50
83,3 praktis
panduan praktikum parasitologi
Instrument penilaian afektif
bermamfaat dalam menggali 51/60x100 = Sangat
4 51
sikap-sikap yang harus 85,0 praktis
dilakukan pada saat praktikum

54
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
parasitology
Menjadi pedoman bagi
mahasiswa untuk mengetahui 55/60x100 = Sangat
5 55
sikap yang akan dinilai pada saat 91,6 praktis
praktikum
Alokasi waktu yang diberikan
pada saat tugas-tugas yang ada 54/60x100 = Sangat
6 54
pada instrument penilaian afektif 90,0 praktis
pratikum parasitologi
Objektifitas dalam penskoran
55/60x100 = Sangat
7 yang ada pada instrument 55
91,6 praktis
penilaian afektif
Kinerja yang dinilai sesuai
52/60x100 = Sangat
8 dengan langkah kerja pada buku 52
86,6 praktis
panduan praktikum parasitologi
422/480x100 Sangat
Jumlah 422
=87,9 praktis

B. Kelayakan Perangkat Praktikum


1. Kelayakan SAP (Satuan Acara Perkuliahan)
Menurut ahli bahasa dan ahli materi SAP yang penulis kembangkan telah
memenuhi kelayakan, baik dalam aspek konten maupun kebahasaannya. Sehingga dapat
digunakan dalam proses pelaksanaan praktikum, dengan nilai rata-rata 86,3% menurut
ahli materi dan kebahasaan.
2. Kelayakan Penuntun Praktikum
Dari hasil pengembangan penuntun praktikum yang telah divalidasi dan dinilai
oleh tim ahli desain dan ahli materi secara keseluruhan memiliki nilai rata-rata 91,1%
(menurut ahli desain) dan 83,3% (menurut ahli materi dan kebahasaan) dengan kategori
sangat layak dan dapat digunakan sebagai sumber bahan praktikum bagi mahasiswa prodi
tadris biologi.
3. Kelayakan Instrumen Penilaian Afektif
Berdasarkan hasil penilaian dari validator terhadap isi, konstruk, dan kebahasaan
secara keseluruhan memiliki nilai rata-rata 78,5% dengan kategori praktis dan layak
digunakan tanpa revisi.

55
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Pengembangan perangkat penuntun praktikum parasitology dengan pokok
bahasan Helmintologi, Protozoa, dan Arthoropoda yang dikembangkan memiliki
beberapa prosedur diantaranya :
1) Tahap pendefinisian (Define)
Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat
pembelajaran. Dalam menentukan dan menetapkan syarat-syarat pembelajaran
diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan.
Alasannya dilakukan pengembangan ini antara lain agar kinerja praktikum lebih
afektif, lebih terarah, lebih akurat dan lebih objektif. Selain itu agar membuat
keputusan penilaian benar-benar dapat dipertanggung jawabkan dengan membuat
pedoman penilaian afektif dan disertai penskoran yang dibuat seideal mungkin.

2) Tahap perancangan (Design)


Perangkat praktikum yang dikembangkan pada praktkum parasitologi ini
dengan pokok bahasan Helmintologi, Protozoa, dan Arthoropoda. Dijilid
membentuk sebuah penuntun praktikum yang didalamnya berisi Cover, Kata
Pengantar, Tata Kerja Praktikum, Materi Praktikum, Tujuan Praktikum, Latihan
Kerja Praktikum, SAP, Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Afektif, Rubrik Instrumen
Penilaian Afektif, Pedoman Penskoran, dan Instrumen Penilaian Afektif.
3) Tahap pengembangan (Develop)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang
sudah direvisi oleh tim ahli, dengan berdasarkan masukan-masukan darri para
pakar. Tahap pengembangan dilakukan dari pembuatan SAP, Penuntun
Praktikum, dan Instrumen Penilaian Afektif pada praktikum parasitologi dengan
pokok bahasan Helmintologi, Protozoa, dan Arthoropoda. Peneliti mulai
merealisasikan rancangan produk yang telah dikonsep sebelumnya menjadi
produk yang siap diimplementasikan. Realisasi rancangan meliputi persiapan
sehingga selesai, persiapan seluruh instrument untuk mengukur kinerja produk
dan pelaksanaan validasi oleh tim ahli.
4) Tahap penyebaran (Dessiminate)
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari pembuatan perangkat penuntun
praktikum parasitologi. Produk yang telah dikembangkan lalu divalidasi oleh tim
ahli dan direvisi pada tahap sebelumnya,bselanjutnya diimplementasikan dalam
bentuk uji coba kepada mahasiswa semester IV (enam) Jurusan Prodi Tadris

56
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Biologi UIN STS Jambi. Tujuannya untuk menguji efektifitas penggunaan
perangkat penuntun praktikum parasitologi didalam kegiatan pembelajaran,
selaian itu pada tahap ini juga dihasilkan desain akhir Instrumen Penilaian Afektif
penuntun praktikum parasitologi dengan pokok bahasan Helmintologi, Protozoa,
dan Arthoropoda yang telah divalidasi, lalu diujicoba dan jika perlu direvisi.
C. Pembahasan
Secara keseluruhan produk yang dirancang oleh penulis pada penelitian ini berupa
pengembangan perangkat penuntun praktikum mata kuliah Parasitologi dengan pokok
bahasan Helmintologi, Protozoa dan Arthropoda pada mahasiswa prodi tadris biologi
semester VI (enam). Pada tahap desain atau merancang, penulis mengalami kendala
dalam pembuatan produk membutuhkan waktu yang cukup lumayan lama dalam
pembuatannya. Karna produk yang dikembangkan ini memerlukan keterampilan dan
detail yang tajam sehingga produk yang dihasilkan dapat dikatakan layak untuk diuji
cobakan. Dalam hal ini penulis juga berkonsultasi dengan validator dalam melakukan
perbaikan prangkat, mulai dari perbaikana SAP sampai lembar penilaian agar dapat
disistematiskan sehingga memudahkan pengguna dalam mengimplementasikan produk
tersebut.
Pada tahap pengembangan pembuatan perangkat penuntun praktikum penulis
sangat membutuhkan kritik ataupun masukan dari validator yang bersangkutan, sehingga
produk yang dikembangkan nantinya layak dan dapat digunakan oleh mahasisa prodi
tadris biologi UIN STS Jambi.
Produk yang dikembangkan berupa perangkat penuntun praktikum pada mata
kuliah Parasitologi, beberapa keunggulan diantaranya :
1. Dapat digunakan dalam mengukur kinerja individu dan kelompok.
2. Belum adanya penelitian yang menggunakan instrumen penilaian afektif pada
mata kuliah Parasitologi dengan pokok bahasan Helmintologi, Protozoa dan
Arthropoda di UIN STS Jambi.
3. Mampu menjelaskan sesuatu yang abstrak menjadi seolah-olah nyata dengan
gambar yang ditampilkan.
4. Pada saat melakukan peraktek, penuntun praktikum yang digunakan menjadi
sesuatu yang tidak membosankan karna gambar yang ditampilkan menarik.
5. Perangkat yang dikembangkan bias dijadikan referensi oleh dosen untuk
praktikum selanjutnya.

57
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perangkat praktikum Parasitologi Prodi Tadris Biologi UIN STS Jambi pada
materi Helmintologi, Protozoa dan Arthropoda dikembangkan dalam bentuk SAP,
Penuntun Praktikum, dan Instrumen Penilaian Afektif yang berpedoman pada langkah-
langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan sesuatu produk akhir penelitian yaitu
berupa tahaapan-tahapan model pengembangan 4-D (Define, Design, Develop dan
Desseminate) atau diadaptasikan menjadi model 4-P yaitu Pendefenisian, Perancangan,
Pengembangan, dan Penyebaran.
Tingkat kelayakan prangkat praktikum yang telah dikembangkan berdasarkan
hasil penilaian validasi oleh tim ahli SAP dengan rata-rata 86,3% dari ahli materi maupun
dari ahli kebahasaan berada pada kategori sangat layak, dilanjutkan pada ujicoba validasi
pada penuntun praktikum dengan rata-rata 83,3% menurut ahli desain 91,1% menurut
ahli materi ataupun kebahasaan dengan kategori sangat praktis. Kemudian produk yang
telah divalidasi diujicobakan pada kelompok kecil dengan rata-rata 83,3% berada pada
kategori sangat praktis. Berdasarkan tingkat kelayakan instrumen penilaian afektif yang
divalidasi oleh tim ahli berada pada rata-rata 78,5% dengan kategori praktis. Dan
diujicobakan lagi pada sekala kecil dengan rata-rata 87,9% berada pada kategori sangat
praktis nilai tersebut mengindikasikan bahwa perangkat praktikum parasitologi yang
dikembangkan relevan dan layak digunakan oleh mahasiswa Prodi Tadris Biologi UIN
STS Jambi.
B. SARAN
Penelitian pengembangan prangkat praktikum ini terbatas hanya pada materi
Helmintologi, Protozoa dan Arthropoda. penulis juga berharap agar penelitian ini dapat
terus dikembangkan sebagai prangkat praktikum dalam membantu proses mengajar atau
melaksanakan kegiatan praktikum. Sehingga dapat digunakan perangkat penuntun
praktikum ini dengan menarik minat dan memotivasi mahasiswa dalam melaksanakan
proses kegiatan praktikum.

58
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. (2013). Pengantar Evaluasi Pendidkan. Jakarta : Rajawali Pers.

Anonim. (2015). Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Jambi : Kementerian Agama RI Kopertais
Wilayah XIII.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Persada Press.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Asep Jihad & Abdul Haris. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo.

Ballweber, L.R. (2001). ThePractical Veterinarian. Veterinary Parasitology. USA: Butterworth-


Heinemann

Daryanto. (2012). Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Irianto, Koes. (2009). Parasitologi : Berbagai Penyakit Yang Mempengaruhi Kesehatan Manusia.
Bandung. Yrama Widya.

Kaufmann, J. (1996). Parasitic Infection on Domestic Animal: A Diagnostic Manual. Germany:


Birkhäuser.

Oemar Hamalik. (2012). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algasindo.

Purwanto. (2003). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pelajar.

Sugiyono, (2014), metode penelitian kuantitatif, kualitatif, R & D, Bandung: Alfabeta

Yamin Martinis (2010). Desain pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Putra
Grafika

59
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Penuntun Praktikum Parasitologi

Lampiran 2. Instrument Penilaian Afektif

Lampiran 3. Lembar Validasi Materi

Lampiran 4. Lembar Validasi Desain

Lampiran 5. Lembar Validasi Bahasa

Lampiran 6. Instrument Validasi

Lampiran 7. Angket Penilaian Uji Coba Produk Untuk Mahasiswa

Lampiran 8. Surat Izin Riset

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian

Lampiran 10. Kartu Konsultasi Bimbingan

Lampiran 11. Daftar Riwayat Hidup ( Curriculum Vitae)

rasitologi
60
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Helmintologi – Protozoa – Arthropoda

Hadi Wiyanto

61
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
KATA PENGANTAR

Praktikum Parasitologi merupakan Mata Praktikum yang menjadi


pendukung dari Mata Kuliah Parasitologi yang keduanya dilaksanakan di
Semester 6 Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN STS Jambi. Kegiatan praktikum ini mutlak harus dilaksanakan
oleh setiap mahasiswa semester 6 dalam rangka pengembangan dasar
keilmuannya. Dengan adanya pelaksanaan praktikum ini diharapkan nantinya
dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa terutama di
Semester 6 dalam kaitannya dengan Parasitologi serta memperoleh manfaat hasil
pembelajarannya yang nantinya bisa diterapkan di bangku pendidikan.
Praktikum ini merupakan sarana bagi mahasiswa untuk lebih memahami
mengenai morfologi umum dan khusus dari setiap parasit, ciri khas, siklus hidup
parasit, dan teknik laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan parasitologi.
Pembelajaran mengenai parasit ini melingkupi 3 Kelas yakni Helminthologi
(Cacing), Entomologi (Serangga), dan Protozoologi (Protozoa) yang dalam
pelaksanaannya dibagi ke dalam 12 kali pertemuan termasuk Ujian Akhir
Praktikum yang dilaksanakan setiap akhir dari pokok bahasan besar.
Jambi, 2018

Penulis

Hadi Wiyanto

62
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI

BAB I Pendahuluan
1.3 Latar Belakang
1.4 Tujuan

BAB II Metodologi
2.1 Alat dan Bahan
2.3 Langkah Kerja -> Diagram Alir

BAB III Hasil dan Pembahasan


1.3 Hasil
1.4 Pembahasan

BAB IV Kesimpulan dan Saran


4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

Daftar Pustaka
Buku (min. 2)
Jurnal (min. 2)

63
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
PRAKTIKUM I

MIKROSKOP

PENDAHULUAN

Tujuan :

1. Mahasiswa mengenal mikroskop dan mampu menggunakan mikroskop dengan


baik dan benar
2. Mahasiswa dapat mengetahui kemampuan memperbesar objek dan lapang
pandang mikroskop
Pengantar Teori

Mikroskop adalah alat laboratorium yang paling banyak digunakan.Ada


beberapa macam mikroskop, namun yang paling sering digunakan dalam praktikum
di laboratorium adalah mikroskop cahaya. Mikroskop cahaya disebut juga
mikroskop „bright-field’ atau mikroskop gabungan, karena mikroskop yang pertama
kali dikembangkan hanya terdiri atas rangkaian lensa yang saling berdekatan dan
sekarang telah dikembangkan dengan penggabungan beberapa lensa yang letaknya
berjarak satu sama lain dan karenanya disebut ‘Compounmicroscope’.

Secara prinsip mikroskop cahaya terdiri atas :

1. Kondensor, yaitu alat untuk memfokuskan cahaya pada spesimen yang akan
diamati
2. Stage atau meja benda, yaitu tempat spesimen diletakkan
3. Diafragma
4. Lensa objektif, yaitu lensa yang menghadap specimen
5. Lensa okuler, yaitu lensa yang menghadap mata pengamat
6. Tombol pengamat specimen
7. Tombol mikrometer, untuk memfokuskan bayangan benda secara kasar
8. Tombol mikrometer, untuk memfokuskan bayangan benda dengan lebih halus.

64
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Perhatikan Gambar Berikut :

1. Lensa Okuler
2. Pembawa Objektif
3. Tabung Okuler
4. Meja Benda
5. Diafragma
6. Lensa Objektif
7. Diafragma
8. Tombol Power (On/Of)
9. Pembawa Okuler
10. Eyepiece
11. Penjepit Specimen
12. Sumber Cahaya Gambar 1.1: Bagian Mikroskop
13. Penggeser Spesimen (Depan/Belakang)
14. Penggeser Specimen (Kanan/Kiri)
15. Tombol Makrometer
16. Tombol Micrometer
17. Sekrup Pengencang
18. Kondensor
Gambar 1. Mikroskop

Detail objek yang berdekatan satu sama lain disebut kemampuan resolusi.
Kemampuan resolusi mata normal tanpa alat bantu adalah 0,1 mm. Mikroskop cahaya
memiliki kemampuan resolusi hingga 0,1 µm ; artinya dua titik yang berjarak 0,1 µm dapat
dibedakan mikroskop sebagai 2 titik, dengan kata lain kekuatan resolusi (D) mikroskop
cahaya tersebut adalah 0,1 µm. Kekuatan resolusi tergantung pada komponen fisik lensa
mikroskop, numeral aperture (NA) dan panjang gelombang (λ) cahaya yang digunakan. Jika
NA meningkat maka kemampuan lensa untuk mengumpulkan sinar juga meningkat.

Batas kemampuan resolusi dapat dihitung dengan rumus :

D : 0,61 λ

NA

Konstanta 0,61 dalam persamaan tersebut berasal dari perhitungan defraksi yang terjadi dalam
sistem optik.

65
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Tingkat resolusi tergantung tidak hanya pada sistem optic tetapi juga tergantung
pada panjang gelombang cahaya yang masuk ke sistem dan faktor lain seperti ketebalan
specimen. Itulah sebabnya untuk meningkatkan resolusi atau ketajaman objek yang diamati
sering kali mikroskop juga dilengkapi dengan filter, yaitu bagian atau alat yang dapat
menyerap panjang gelombang tertentu dan meneruskan panjang gelombang tertentu
lainnya dari suatu sinar. Gambaran imajinasi specimen hasil pembesaran lensa objektif
(dibantu condenser dan mungkin filter yang mengolah sinar yang lewat menembus
specimen) yang menghasilkan resolusi tertentu, selanjutnya dibesarkan lagi oleh lensa
okuler tanpa meningkatkan resolusinya.

66
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Beberapa jenis mikroskop cahaya yang lain :

1. Phase Contras Microscope (Ph)


2. Differential Interference Microscope (DIC)
3. Flourescen Microscope
4. Mikroskop Ultraviolet
5. Mikroskop Polarisasi
6. Mikroskop elektron, menggunakan electron sebagai pengganti cahaya
Mikroskop cahaya, tergantung jenis dan kemampuannya dapat membesarkan
bayangan spesimen dari 10 hingga 1000 kali atau tertinggi 20.000 kali.Mikroskop elektron
mampu memperbesar bayangan spekimen 100.000 sampai 200.000 kali.Kemampuan
mikroskop memperbesar objek adalah perbesaran atau penambahan ukuran penampakan
objek jika dilihat dengan mikroskop dibandingkan ukuran aslinya (tanpa mikroskop),
sebagai akibat kemampuan memperbesar, luar area lapang pandang menjadi
terpengaruh.Makin besar perbesaran, maka makin sempit area lapang pandang mata kita
dalam suatu pengamatan.

BAHAN DAN ALAT

1. Mikroskop Cahaya
2. Objek Glass
3. Cover Glass
4. Contoh Preparat/ Specimen

CARA KERJA

a. Tahap-tahap Mendapatkan Gambaran atau Images yang baik :


1. Letakkan spesimen dengan benar dan fokuskan
2. Dekatkan diafragma sedekat mungkin
3. Cari fokus kondenser dengan cara naik turun (atau buka tutup) hingga
diperoleh garis lapang pandang diafragma yag paling tajam
4. Pusatkan lapang pandang diafragma hingga seluruh area lapang pandang
dapat diamati

67
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
5. Pindahkan eyepiece dan amati lingkaran penyinaran dengan radius secara
proporsional ke kemampuan objektif, apabila kondensor didekatkan garis
batas penyinaran akan muncul di daerah penyinaran ini.
6. Setting di atas akan memberikan kompromi terbaik antara resolusi dan
kontras yang diperlukan
7. Mikroskop siap digunakan untuk pengamatan dengan sebaik-baiknya.

b. Cara Memfokuskan Spesimen :


1. Gunakan selalu objektif perbesaran lemah terlebih dahulu
2. Putar pengatur objektif sehingga perbesaran lemah tepat di atas condenser.
3. Putar tombol makrometer pelan-pelan turun kearah specimen dan bukalah
diafragma
4. Melalui lensa okuler, temukan bayangam yang terbaik denga memutar
makrometer, lalu pertajam fokus dengan menggunakan tombol mikrometer.
5. Setelah fokus diperoleh, gunakan tombol penggeser spesimen sehingga
terlihat bagian yang dicari atau diamati.

Catatan penting :
 Gunakan perbesaran yang paling lemah terlebih dahulu
 Bayangan yang terbentuk oleh mikroskop adalah terbalik
 Jarak antara lensa dengan objek yang terlalu dekat, kalau kurang hati-hati
dapat memecahkan lensa atau kaca penutup maupun objek pengamatan
 Lampu pada mikroskop cukup digunakan sesuai kebutuhan

68
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
PERTANYAAN

1. Sebutkan bagian-bagian dan fungsi dari mikroskop cahaya berikut ini


2

2. Jelaskan dengan singkat bagaimana cara memfokuskan specimen dengan


menggunakan mikroskop.

69
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
PRAKTIKUM 2 HELMINTH
(TREMATODA, CESTODA,
NEMATODA)

PENDAHULUAN

Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui dan menggambar ciri-ciri morfologi beberapa


spesies dari Nematoda yang terlihat menggunakan mikroskop
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menggambar ciri-ciri morfologi beberapa
spesies dari Trematoda yang terlihat menggunakan mikroskop
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan menggambar ciri-ciri morfologi beberapa
spesies dari Cestoda yang terlihat menggunakan mikroskop

Pengantar Teori

Helminthes atau cacing secara garis besar terbagi menjadi Nematoda dan
Cestoda serta Trematoda, masing-masing mempunyai morfologi yang spesifik.

CLASS: TURBELARIA
PLATYHELMINTHES
CLASS : TREMATODA

CLASS : CESTODA

HELMINTH CLASS: NEMATODA


NEMATHELMINTHES
CLASS: NEMATOMORPHA

CLASS :

70
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Helminthes secaragaris besar terdiri atas cacing pipih dan gilik yang
mempunyai sistem organ yang berbeda. Sebagian masih bersifat hermaphrodite
terutama pada Cestoda dan Trematoda, sedangkan pada Nematode pada umumnya
sudah mempunyai jenis kelamin yang terpisah dan berbeda antara jantan dan betina.

Setiap jenis cacing dewasa mempunyai organ predileksi pada hospes, baik
definitive maupun sementara. Pada Praktikum ini mahasiswa di tugaskan melakukan
koleksi feses segar dan cacing dewasa pada berbagai spesies hospes, untuk dilakukan
determinasi jenis di laboratorium.

KLASIS NEMATODA

A. Morfologi Umum
1. Bentuknya panjang silindris, tak bersegmen, mempunyai rongga tubuh
yang di dalamnya terdapat alat cerna dan alat kelamin.
2. Umumnya tiap-tiap ujung makin kecil, kutikula licin dan kadang-kadang
bergaris.
3. Umumnya lata kelamin terpisah (dapat dibedakan jantan dan betinanya)
4. Bentuk jantan lebih kecil daripada bentuk betina
5. Bagian posterior yang jantan melengkung ke arah ventral, sedang betina
lurus dan runcing atau membulat.
B. Tanda-Tanda Spesifik Untuk Menentukan Spesies
1. Ada tidaknya cavum buccalis (rongga mulut)
2. Ada tidaknya gigi atau lempeng pemotong dalam cavum buccalis
3. Bentuk bagian posteriornya, yaitu ada tidaknya bursa bagi jantan, atau
melengkung ke arah ventral
4. Ada tidaknya bibir, bagian yang mengelilingi mulut.

Jenis-Jenis Nematode

1. Ascaris Lumbricoides Cacing Dewasa :


a. Nematoda usus terbesar berwarna putih, kuning kemerahan, cacing mati
berwarna putih
71
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
b. Bentuknya silindris panjang, kedua ujung lancip, kutikula bergaris
melintang.
c. Cacing betina berukuran 20-35 cm x 3-5 mm, vulva membuka ke depan
pada 2/3 bagian posterior tubuh terdapat penyempitan lubang vulva
disebut cincin kopulasi. Meghasilkan telur 20.000 butir sehari selama
hidupnya (6-12 bulan).
d. Cacing jantan 15-31 cm , bagian posterior melengkung ke depan terdapat
kloaka dengan 2 spikula yang dapat ditarik.
e. Perbedaan ekor dan kepala
1. Kepala mempunyai 3 bibir (1 Dorssal dan 2 laterovental) bibir dorsal
memiliki sepasang papil peraba, di bagian dalam memiliki gigi kitin
yang kecil.
2. Ekor cacing jantan : melingkar dengan spikulum
3. Ekor cacing betina : lurus dan lancip
4. Alat kelamin betina sepasang 2/3 bagian posterior, sedangkanpada
yang jantan berupasa satu saluran panjang yang berkelok kelok
5. Telur : ukuran 60 x 45 µ
f. Telur yang dibuahi : oval, dinding tebal, berwarna kekuning-kuningan
diliputi lapisan albuminoid yang tidak rata, isinya embrio yang belum
membelah. Terdari 3 lapisan yaitu :
1. Lapisan luar: lapisan albuminoid, permukaan tidak rata, bergerigi,
berwarna kecoklatan karena pigmen empedu
2. Lapisan tengah: lapisan kitin terdiri atas polisakarida
3. Lapisan dalam : membran vitellin terdiri atas sterol yang liat
sehingga telur dapat tahan sampai 1 tahun.
g. Telur tidak dibuahi : lonjong, lebih panjang, dinding biasanya lebih tipis
isinya granula. Dihasilkan dari betina yang tidak subur atau terlalu cepat
dikeluarkan oleh betina yang subur. Berukuran 90 x 40 µm.
h. Telur dengan larva dibentuk sesudah kira-kira 3 mg
i. Telur decorcted/dekortifikasi merupakan telur yang telah kehilangan
lapisan albuminoid. Yang kortifikasi naupun yang dekortifikasi terapung
dalam larutan garam jenuh.
a. Enterobius vermucularis Syn. Oxyuris vermicularis/Cacing kremi Habitat:
caecum, appendix, colon ascendes dan ileum Hospes definitif : manusia
72
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
tidak membutuhkan hospes perantara Cacing dewasa : Cacing dewasa
keputih-putihan, Ujung anterior mempunyai pelebaran kutikulum
seperti sayap. Cacing betina :
1. Kecil dengan ukuran 8-13 mm x 0,4 mm
2. Bulbus oesofagus nyata dan terlihat jelas
3. Ekor panjang dan runcing sperti duri serta badan kaku
4. Uterus pada cacing yang gravid melebar penuh telur
5. Vulva terletak ventral pada 1/3 bagian anterior tubuh. Pada cacing
hamil, uterus penuh berisi telur hampir mengisi seluruh tubuh
kecuali bagian ekor, vagina panjang menuju ke belakang. Genitalia
berpasangan (duplex), anus pada 1/3 posterior tubuh.
b. Cacing jantan :panjangnya 2-5 mm x 0,1-0,3 mm, dengan ekor
melingkar dengan adanya speculum yang terlihat jelas.
c. Telur : bentuk elips asymetris (salah satu sisi datar) di dalamnya
terdapat larva. Ukuran 50-60 x 20-30 mm. Dinding telur bening, lebih
tebal dari telur cacing tambang didalamnya berisi embrio yang terlipat.
Seekor cacing betina sehari dapat menghasilkan 11.000 telur
d. Larva rhabditiform berukuran 140-150 x 10 mm, memiliki bulbus
esophagus. Sebelum menjdaid ewasa mengalami 2x penyilihan kulit.
e. Gilik dengan bagian anterior meruncing panjang seperti cambuk
f. 3/5 dari seluruhnya dari cambuk dilalui oleh oesuphagus yang sempit
yang merupai rantai merjan, dinding tipis terdiri dari satu lapis sel,
panjangnya hampir sama dengan bagian tubuh yang halus, tidak
memiliki bulbus esophagus.
g. Bagian posterior yang tebal 2/5 dari seluruhnya berisi usus dan
seperangkat alat reproduksi
h. Cacing Jantan
1. Panjang 35-45 mm, bagian posterior melingkar dengan satu
spiculum dan sarung yang retraktil.
2. Terdapat satu spikulum berbentuk lanset/pedang menonjol keluar
melalui selaput restraksi.
a. Cacing Betina
1. panjang 35-50 mm bagian posterior membulat tumpul

73
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
2. organ kelamin tidak berpasangan (simpleks), terdiri dari ovarium
yang berbelit sebuah uterus dan sebuah vagina yang pendek
berakhir di vulva yang terletak pada tempat tubuh yang mulai
menebal.
3. Sehari menghasilkan telur 3.000 – 4.000 telur dapat sampai 10.000
telur.
f. Telur
1. Berbentuk sperti tempayan (gentong) dengan semacam tutup yang
jernih dan meonjol kedua kutub
2. Dindingnya terdiri dari 2 lapis, bagian dalam jernih dan bagian luar
berwarna kecoklatan
3. Ukuran 50-54 µ x 23µ
4. Telur ini terapung dalam larutan garam jenuh.
4. Strongyloides Stercoralis
Habitat cacing betina di dalam mukosa deodenum dan promaksimal
jejunum.Hospes definitif manusia, anjing dan kucing.

a. Cacing Dewasa Bentuk Hidup Bebas :


1. Cacing betina berukuran 1 mm x 50 mm, esophagus lonjong, bulbus
esophagus di bagian posterior, ekor lurus meruncing, vulva terletak
dekat pertengahan tubuh yang merupakan muara dari uterus bagian
posterior.
2. Cacing jantan, berukuran 700 x 45 mm, ekor melengkung ke depan
memiliki 2 buah spikula kecil kecoklatan , esophagus lonjong
dilengkapi dengan bulbus esophagus.
b. Sebagai Parasite
1. Cacing betina berukuran 2,2 mm x 50 mm, esophagus silindris pada
1/3 panjang tubuh , vulva pada batas 1/3 posterior dan 1/3 bagian
tubuh.

74
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
c. Telur
1. Hanya didapatkan dalam tinja dengan diare berat atau setelah
pemberian obat pencahar.
2. Mirip telur cacing tambang, bebentuk lonjong, ukuran 50-60 x 30-
35 mm, dindong tipis didalamnya mengandung embrio
d. Larva
1. Larva rhabditiform, ukuran 200-300 x 14016 mm, memiliki
esophagus dan bulbus esophagus mengisi 1/4 bag anterior tubuh
2. Larva filariform, stadium infektif lebih panjang dan lebih langsing
dari Larva rhabditiform, berukuran 350-450 x 30-35 mm, dengan
esophagus panjangnya mencapai 1/2 bagian anterior tubuh tetapi
tidak memiliki bulbus esophagus.

Gambar 2.6:Perbandingan morfologi larva

Gambar 2. A. caninum dan Strongyloides

Sumber ; (Panduan Praktikum Parasitologi Dasar)

75
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
5. Cacing Tambang
Beberapa spesies diantaranya ;

a. Necator americanus
b. Anclostoma duodenale
c. Caninum, braziliense
d. Ceyclanium

6. Cacing Dewasa :
a. Kecil seperti silinder berbentuk kumparan
b. Berwarna putih keabu-abuan
c. Ukuran betina 9 – 13 x 0,35 – 0,6 mm
d. Ukuran jantan 5 -11 x 0,3 – 0,45 mm
Untuk membedakan masing-masing spesies diperhatikan bentuk bursa (pada
bagian jantan bagian posterior)

7. Anclostoma Duodenale
a. Mempunyai kutikulum yang relatif tebal
b. A. duodenale lebih besar daripada Necator americanus
c. Alat kelamin jantan tunggal yang betina sepasang
d. Ujung posterior jantan terdapat bursa caudal yang merupaka membran
lebar dan jernih dengan garis-garis seperti tulang iga
e. Ujung villi bercabang 3.
8. A. Braziliense
a. Bursa lebar sama dengan panjang
b. Villi tumpul
c. Necator americanus
Spicula bersatuVilli bercelah dalam dengan ujung bercabang

76
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 3. :Necator Americanus

Sumber ;(Panduan Praktikum Parasitologi Dasar)

KLASIS TREMATODA

Bentuk umum dari cacing yang termasuk dalam klasis Trematoda, yaitu:

77
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
a. Bulat telur dan pipih seperti daun
b. Mempunyai oral sucker dan ventral sucker
c. Bersifat hemaphrodit, kecuali familia Schistoosomatidae
Untuk membedakan masing-masing jenis yang perlu diperhatikan adalah :

a. Bentuk dan ukuran cacing Trematoda (dewasa)


b. Perbedaan ukuran dan letak oral sucker dan ventral sucker
c. Bentuk dan letak masing-masing alat reproduksi

Gambar 4. Trematoda

Sumber ; (Panduan Praktikum Parasitologi Dasar)

78
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Beberapa spesies Trematoda

1. Echinostoma Ilocanum
Nama Spesies : Echinostoma Ilocanum

Genus : Echinostoma

Lokasi : usus halus

Hospes : tikus, anjung,kucing dan kaki manusia

a. Sekitar oral sucker mempunyai collar-spine 49-51 buah


b. Panjang 0,25 – 0,65 cm , lebar 0,075 – 0,135 cm
c. Tubuhnya tertutup sisik seperti duri
d. oral sucker sepertiga dari ventral sucker
e. caecum 2 buah memanjang sampai subcaudal
f. testis berjumlah 2 buah, berlobus terletak pada pertengahan badan dan
tersusun satu dibelakang yang lain
g. ovarium terletak di linea mediana sebelah anterior testis
h. uterius mengisi ruang anatara testis sampai ventral sucker. Kelenjar
vitellina diluar caecum mengisi 2/3 posteriur badan.
i. Telur mempunyai operculum, ukuran 83 – 116 x 58 – 69 µ
2. Echinostoma Revolutum
Nama spesies : Echinostoma revolutum

Genus : Echinostoma

Lokasi : rektum, caecum, intestinum

Hospes : tikus, itik, angsa, ayam , manusia

a. Tubuh memanjang dengan ukuran panjang 10 – 22 mm, lebar 2 mm


b. Disekitar oral sucker terdapat 37 spina
c. Testis bercabang terletak pada pertengahan badan
d. Ovarium terletak disebelah anterior testis
e. Kantung cirrus terdapat diantara percabangan caeca dan ventral sucker
f. Telur mempunyai operculum ukuran 83 – 116 x 58 – 69 µ

79
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
3. Fasciola Hepatica, F. Gigantica
Nama Spesies : Fasciola hepatica, F. gigantica

Genus : Fasciola

Lokasi : saluran empedu, kadan dalam hepar

Hospes : sapi, kambing, domba , babi

a. oral sucker dan ventral sucker sama besar


b. mempunyai cephalic cone
c. panjang 30 mm, lebar 13 mm
d. caecum bercabang-cabang
e. testis 2 buah, terletak di daerah pertengahan badan ( sebuah terletak 2/4
bagian badan, yang lain 3/4 bagian badan ) . bentuk bercabang-cabang
tersusun cranio caudal
f. ovarium bercabang-cabang dan terletak cranio lateral dari testis
g. uterus disebelah anterior ovarium berkelok-kelok ke anterior berakhir pada
porus genitalis di sebelah cranial ventral sucker
h. kelenjar vitellina bercabang-cabang di daerah lateral dan posteriorbadan.

Telur :

1. mempunyai ukuran 130 – 150 x 63 - 90 µ


2. bentuk oval
3. warna coklat kekuningan
4. mempunyai operculum kecil pada salahsatu kutubnya
5. isi sel-sel granula berkelompok ( jika masih baru )
6. berisi miracidium ( sesudah 1 -2 minggu dalam air)

80
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
4. Fasciolopsis Buski
Nama Spesies : Fasciola buski

Genus : Fasciola

Bentuk Dewasa :

a. oral sucker 1/4 dari ventral sucker


b. tidak mempunyai cephalic cone
c. panjam 20 – 75 mm, lebar 8 – 20 mm
d. caecum tidak bercabang
e. kutikula tertutup deretan duri kecil – kecil
f. testis 2 buah bercabang- cabang terletak di bagian posterior pertengahan
badan satu lebih ke anterior yang lain lebih ke posterior
g. ovarium terletak di pertengahan badan pada sisi kanan linea mediana
h. ueterius terletak pada linea mediana berkelak kelok ke sebelah anterior
berakhir pada porus genitalis yang terletak di sebelah cranio ventral sucker
i. kelenjar vitellina bercabang-cabang ke lateral dari ventral sucker sampai
ujung posterior badan
j. Telur : sama dengan F. Hepatica

81
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 5. Morfologi Fasciolopsis Buski

Sumber; (Panduan Praktikum Parasitologi Dasar

5. Paragonimum Westermani
Nama Spesies :Paragonimum westermani

Genus : Paragonimum

Lokasi : paru-paru, kadang pada otak ,hati dan organ lainnya

Hospes : anjing, kucing, kera, manusia

a. Bentuk seperti biji kopi


b. Ukuran 8 – 16 x 4 – 8 mm, permukaan tertutup sisik seperti duri kecil
c. Oral sucker sama besar dengan ventra; sucker terletak pada satu garis pada
libea mediana
d. Pharynx pendek dan globulair
e. Caecum tubulair berkelok-kelok tidak bercabang sampai subcaudal
f. Testis 2 buah, etrletak 1/3 bagian posterior badan . berlekuk-lekuk dalam tak
teratur saling berdampingan
g. Ovarium terdiri atas 6 lobus terletak sebelah anterior kanan testis, berlekuk
dalam
h. Glandula vitellina tersebar di seluruh daerah latera;
Telur : ukuran 80 – 118 x 48 – 60 µ, bentuk lonjong beroperculum warna
kuning isi sel-sel ovum

82
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 6. Morfologi Paragonimus Westermanii

Sumber : ( Panduan Praktikum Parasitologi Dasar)

83
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
6. Schistosoma Haematolium, S. Japonicum, S. Mansoni
Nama spesies : Schistosoma haematolium, S. japonicum, S. mansoni

Genus : Schistosoma

Lokasi : vena mesenterium

Hospes : manusia, anjing , kucing , kera

a. Dapat dibedakan atas 2 jenis kelamin yang terpisah


b. Jantan lebih besar seprti bentuk daun yang menggulug
c. Punya ventral sucker
d. Sebelah ventral sucker membentuk canalis gynaecophorus
e. Testis penting untuk identifikasi
f. Betina bebentuk seperti filiform ramping, waktu kopulasi betina terletak
dalam canalis gynaecophorus yang dibentuk ke dua ujung sisi lateralnnya
lebih kecil dara pada jantan.

Bentuk miracidium :

a. Pada sisi tepinya mempunyai silia untuk berenang dalam air


b. Bagian anterior mempunyai papilla
c. Mempunyai mata
d. Sebagai kantong berisi redia muda
e. Yang masak berisi lebih dari satu redia

Bentuk redia :

a. Mempunyai oral sucker


b. Mempunyai usus premitif
c. Berisi radia atau cercaria Bentuk cercaria
d. Punya ekor yang dapat bermacam-macam,
e. Ekor bisa bercabang atau tidak
84
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
f. Punya oral sucekr dan ventral sucker Bentuk metacercaria
g. Bentuk bulat
h. Dinding tebal
i. Isi termatoda kecil

PERBEDAAN MORFOLOGI Schistosoma PADA MANUSIA

Keterangan S. haematobium S. mansoni S. japonicum

Intugmen Bertubeculum kecil Bertubeculum kasar Tidak bertubeculum

Pharynx Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Dikelilingi
Oesofagus Dikelilingi glandulae Dikelilingi gelandulae
gelandulae

Bentuk jantan
Pada sebelah
pertemuan Pada sebelah posterior
Pada pertengahan badan anterior
intestinal pertengahan badan
pertengahan badan
Caeca

6-8 lobi berderet


tersusun seperti
Testis 4-5 lobi agak besar 7-9 lobi kecil
tangga

Pada sebelah
Pada posterior pada Pada pertengahan
Bentuk betina posterior
pertengahan badan badan
pertengahan badan

Pada posterior Anterior Pada pertengahan


Ovarium
pertengahan badan pertengahan badan badan

Ke anterior dengan Ke anterior dengan


Ke anterior dengan
panjang kurang dari panjang sama dengan
Uterus panjang lebih dari ½
½ badan. Berisi 1-4 ½ badan. Berisi 5-100
badan. Berisi 20-30 ovar
ovar ovar

Telur 112-117x40-73u 140-182x45-73 u 74-106x55-80 u

85
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Tak beroperculum, ujung Tak beropeculum Tak beropeculum oval
anterior bulat, posterior oval memanjang bulat dengan tonjolan
Bentuk
lancip dengan tonjolan dengan tonjolan seperti duri pada sisi
kecil lancip dan panjang lateral

86
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 7. Perbedaan Morfologi Schistosoma Pada Manusia Sumber : ( Panduan Praktikum
Parasitologi Dasar)

KLASIS CESTOIDEA

Kelas cestoidea yang terpenting ada 2 ordo, yaitu :

Ordo Pseudophyllidea,spesies yang terkenal Diphyllobothrium latum.

Ordo Cyclophyllidea, yang terkenal spesies:

1. Hymenolepis Nana
2. Hymenolepis Diminuta
3. Taenia Saginata
4. Taenia Solium
5. Echinococcus Granulosus
Morfologi Umum

87
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Bentuk pipih memanjang seperti pita, berwarna putih, ditutupi kutikula halus,
dibaewah kutikula terdapat lapisan otot sirkuler, longitudinal dan transversal. Tidak
memiliki rongga tubuh, sistem sirkulasi dan sistem pencernaan makanan masuk ke dalam
tubuh parasit secara osmose.

Tubuh terdiri 3 bagian, yaitu :

a. Bagian kepala (scolex) berbentuk bulat atau lonjong. Dilengkapi dengan alat isap
(sucker) disertai dengan /tanpa rostellum dengan/tanpa kaitan, berfungsi melekatkan
diri pada hospes.
b. Bagian leher, merupakan bagian sempit yang terus tumbuh zone proliferasi membentuk
proglottid baru.
c. Bagian badan disebut strobilla dibentuk oleh segmen-segmen disebut proglottid.
Proglottid dari proksimal ke distal meiliki kematangan berlainan, makin ke distal makin
matang
Ada 3 macam Proglottid:

a. Immature, belum matang dan belum tampak alat kelamin


b. Matur, matang sudah ditemukan alat kelamin jantan dan betina
c. Gravid(hamil), Proglottid dipenuhi telur yaitu Proglottid dibagian distal.

88
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 8:Taenia Sagita

Sumber ; (Panduan Praktikum Parasitologi Dasar)

89
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Morfologi :

1. Kelamin hermaphrodite, alat kelamin akan jelas pada Proglottid yang matang.
2. Kelamin jantan dimulai dari testis dengan jumlah berbeda untuk tiap spesies, ke vas
eferens, vas deferens berkelok-kelok sampai cirrus yaitu alat yang terdiri dari otot
terbungkus dalam kantung cirrus, digunkan untuk memasukan ke dalam vagina,
akhirnya bersama-sama vagina bermuara pada atrium genitalia.
3. Kelamin betina dimulai di ovarium (biasanya terdiri atas dua lobi terletak di posterior ke
ke oviduct) ke ootype (tempat telur dibuahi) ke uterus. Pada beberapa spesies ordo
Pseudophyllidea berakhir pada porus uterinus yang merupakan tempat keluarnya telur,
sedangkan pada ordo Cc\yclophyllidea tidak memiliki lobang ini sehingga keluarnya
telur dengan pecahnya proglottid. Dari ootype ini pula terdapat cabang menuju vagina,
berakhir pada atrium genitalis bersma-sama dengan kelamin jantan .terdapat kelenjar
tambahan , berupa kelenjar virellina dan kelenjar mehlis yang bermuara pada ootype.
4. Sistem eksretorius, terdiri dari kanalis eksretorius yang berjalan memanjang pada
bagian lateral segmen mulai dari scolex sampai denganproglottid terakhir. Juga terdapat
kanalis eksretorius yang berjalan melintang pada bagian posterior dari tiap proglottid.
5. Sistem saraf terdiri dari ganglion pada scolex syaraf longitudinal berjalan dri scolex ke
tiap-tiap proglottid pada sisi lateral (lateral nerve) dihubungkan dengan saraf
transversal.

90
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Perbedaan Ordo Pseudophyllidea dan Cyclophyllidea

Ordo Pseudophyllidea Ordo Cyclophyllidea

Lonjong, 2 lalat isap


Bulat, dengan 4 lalat isap
Scolex memeanjang berupa lekukan
belat seperti mangkuk
disebut bothrium

Seperti kantong atau


Uterus Melingkar
bercabang-cabang

Porus uterinus Ada, di ventral proglottid Tidak ada

Porus genitalis Ada, didekat porus uterus Ada, dileteral proqlottid

Kelenjar vitellina Tersebar pada proglottid Terkumpul

Memiliki operculum, banyak Tidak memiliki operculum,


Telur kuning telur, perlu sedikit kuning telur, sudah
pematangan diluar hospes berkembang dalam uterus

Berambut getar (untuk


Embrio Tidak berambut getar
beranang) disebut coracidium

Kistik, berupa gelembung


bagian dalam berisi cairan.
Solod, disebut larva Ada 4 macam larva :
Larva procercoid berubah menjadi Cycticercus
plerocercoid
Cyctocercoid

Coenurus dan kista Hydatid

91
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
1. Diphyllobotharium Latum
Habitat : usus halus terutama ileum , kadang-kadang jejunum

HospesDefinitif : manusia, anjing, kucing

Perantara I : Cyclops atau diaptomus ( terutama diaptomus

vulgaris)

Perantara II : Ikan air tawar

Morfologi Cacing Dewasa

a. Berwarna kuning gading atau kuning abu-abu


b. Panjang cacing dewasa 3-10 m, terdiri dari 3.000 – 4.000 proglottid Scolex
lonjong seperti sendok, berukuran 2,5 x 1 mm dengan 2 buah bothria yang dalam
pada bagian ventral dan dorsal
c. Proglottid amtang, ukuran lebar melebihi ykuran panjangnya, praktis dipenuhi
organ reproduksi, testis berjumlah banyak, kecil di kedua asisi lateral pada
bagian dorsal proglottid. Ovarium pada 1/3 posterior proglottid, treletak di
ventral khas berbolus 2 simetris.Uterus terletak dibagian tengah, seperti bunga
(rossettlike) terbuks mrlslui porus uterinus yang terletak pada garis midventral.
d. Proglottis gravid, uterus melingkar di tengah proglottid dipenuhi telur, terlihat
seperti kembang.

Telur :

a. Berwarna kuning coklat, berbentuk oval, ukuran 58 -76 x 40-51 mp atau sekitar
66 x 44 mm.

92
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
b. Mempunyai selapis kulit telur tipis dengan operculum pada satu kutup yang
kurang jelas, penebalan kelit telur pada kutub lainya berbentuk tonjolan
didalamnya berisi sel telur.
c. Setiap hari dikeluarkan oleh satu proglottid sebanyak 1.000.000 telur Larva.
d. Dalam tabung perantara I akan kehilangan silia terbentuk larva procercoid.
Dalam hospes perantara I biasanyahanya tumbuh 1-3 larva.
e. Larva procercoid ukran 55-550 mm, terdapat lekukan pada bagian kepala yang
menyerupai mangkuk sedangkan pada bagian belakang terdapat benjolan
(cercomer) dengan tiga pasang kait.
f. Dalam oto hospes perantara II, terbentuk larva procercoid (sparganum), dalam
tubuh ikan dapat tumbuh beberapa larva.
g. Larva procercoid (sparganum) , berupa larva yang panjang berukuran 10-20 x 2-
3 mm, pada ujung anterior terjadi evaginasi sedangkan badannya berkontraksi
sehingga memberi gambaran pseudosegmentasi. Larva ini terletak bebas dalam
otot atau organ lain dari ikan.

2. Hymenolepis Nana
Habitat : pada 2/3 atas ileum dengan scolex terbenam

didalam mukosa usus

Hospes Definitive : manusia, tikus dan mencit Tidak membutuhkan

hospes perantara

Morfologi Cacing Dewasa

a. Cacing pota pendek berukuran (25-40) x ( 0,1-0,5) mm dengan 200 buah


proglottid.
b. Scolex bulat dengan 4 batik isap seperti mangkuk memiliki rostellum pendek dan
refraktil satu baris kait kecil-kecil. Bagian leher panjang dan kurus/Proglottid
matang lebarnya ± 4 x panjang porus genitalis unilateral Proglottid gravid,
uterusnya berbentuk kantong berisis 80-180 butir telur Telur

93
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
c. Berbentuk oval atau bulat dengan ukuran 47 x 37 mm, memiliki 2 membran yang
melindungi embrio heksakan didalamnya
d. Pada membran sebelah dalam di kedua kutubnya terdapat 2 buah penebalan
diamna kelura 4-8 filamen halus.

3. Hymenolepis Iminuta
Habitat : usus halus

Hospes Definitive : tikus dan mencit, banyak dilaporkan pada kasus

manusia

Hospes Perantara : pinjal tikus (larva) dan kumbang tepung (dewasa),

antara lain xenopsyla cheopis, pulex irritans.

Morfologi Cacing Dewasa

a. lebih besar dari Hymenolepis nana , ukuran (10-60) x (3-5) mm, memiliki 800-
1.000 proglottid.
b. Scolex bulat dengan 4batil isap kecil seperti cawan, meiliki rostellumtanpa kait.
Panjang Proglottid 0,8 mm lebar 2,5 mm memiliki 3 testit berbentuk bulat.
c. Proglottid gravid berbentuk kantong berisi telur yang berkelompok. Telur agak
bulat, kuning atau kuning coklat, berukuran 58 x 86 mmmengandung
oncosphere yang berukuran 28 x 35 mm meiliki 3 pasang kait pada membran
sebelah dalam di kedua kutubnya tidak ditemukan filamen Dalam air tahan 6
bulan, tahan kekeringan, kebusukan, bahan kimia akan mati diatas suhu 60o

4. Taena Saginata
Habitat : jejunum bagian atas, dapat hidup sampai 25 tahun

biasanya diteumkan 1 ekor cacing .

Hospes Definitive : tunggal manusia

Hospes Perantara : sapi serti binatang herbivora lain . Ditemukan larva

94
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
cysticercus bovis, pada otot masseter , paha

belakang, kelosa serta otot lainnya.

Morfologi

a. Panjangnya 5 meter 4-10 m, dapat mencapai 25m atau lebih .lebih panjang dari
tanea solium karena lebih banyak memiliki Proglottid dengan ukuran lebih
panjang.Memiliki 1.000 – 2.000 Proglottid pada suatu saat.
b. Scolex berdiameter 1,5 – 2 mm dengan 4 batil isap yang menyerupai mangkuk
(0,7-0,8 mm) tidak meiliki rostelum ataupun kait.
c. Ukuran proglottid matang : lebar 12 mm, Proglottid gravid berukuran (16-20) x
(5-7) mm, testis 2x lebih banyak dari taenia solium yaitu 300 -400 buah.
d. Uterinus bercabang 15-30 pasang, tidak memiliki porus uterinus , sedangkan
porus genitalis di pinggir proglottid.

Gambar 9. Taenia Saginata

Sumber ; (Panduan Praktikum Parasitologi Dasar)

95
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
e. Tiap hari dilepaskan ±9 Proglottid , tiap Proglottid berisis 80.000 –
100.000 telur matang satu per satu, bergerak sendiri keluar melalui
anus. Diluar, Proglottid berkontraksi memeras cairan, isi Proglottid
serta telur.Proglottid matang lebarnya sedikit lebih pendek daripada
panjangnya. Telur.
f. Telur Taenia Saginata tidak dapat dibedakan dengan telur Taenia
Solium. Embriophore bergaris radier, ukuran (30-40) x (20-30) mm
mengelilingi embrio heksakan .
Larva (Cystierus Bovis)

a. Berukuran 5x0 mm, berbentuk oval merah muda.


b. Memiliki scolex dengan 4 buah batil isap yang melipat ke dalam
(invaginasi). Dalam 1 tahun dapat mengalami degenerasi dan kalsifikasi

5. Taenia Solium
Habitat : jejunum bagian atas, dapat hidup sampai 25 tahun

dilaporkan ditemukan lebih dari 25 ekor.

Hospes : bagi, babi hutan dan beruang .

Bentuk larva disebut cysticersus cellulose yang jernih berukuran 10x5 mm, larva
terdapat di otot lidah, amsseter, diagfragma dan jantung. Dapat pula menyerang
hati, ginjal , paru, otak dan mata.

Morfologi Cacing Dewasa

a. Panjangnya 2-4 m, mencapai 7m .memakan isis usus , Proglottid 800-1000 buah.


b. Scolex berbentuk globuler berdiameter 1 mm, 4 batil isap (diameter 0,5mm)
berbentuk cawan, memiliki rostellum dengan 2 deretan kait berjumlah 25-30
buah.
c. Proglottid immature lebar lebih panjang dari panjangnya. Proglottid matur
hampir sama, Proglottid gravid panjang 2x lebarnya
d. Pada Proglottid mature, porus genitalis di sebelah lateral Proglottid
96
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
e. Pada Proglottid gravid uterus bercabang 7-13 (biasanya 9) pada tiap sisi,
ovarium pada 1/3 posterior proglottid berlobus 3 masing-masing 2 lobus
simetris kiri-kanan, 1 lobus yang menghubungkan keduanya. Testis mempunyai
150-200 folikel tersebar pada bagian posterior.Proglottid gravid dilepaskan 5-6
segmen, tidak aktif keluar dari anus.Setiap Proglottid menghasilkan 30.000-
50.000 telur.

Telur

a. Telur Taenia Saginata tidak dapat dibedakan dengan telur Taenia


Solium.berbentuk sferik atau subsferik, berdiameter 31-43 mm dinding tebal.
b. Menetasnya telur hanya terjadi pada saat telur tersebut kontak dengancairan
lambung.

Larva

a. Biasanya berukuran 5 x (8-10) mm, terdapat banyak sampai beribu-ribu di dalam


jaringan manusia.
b. Yang paling sering diserang otak dan otot serang lintang anataralain, otot lidah,
masseter,diagfragma, otot jantung, kadang-kadang hati, ginjal, paru-paru dan
mata.
c. Larva ini kan diliputi jaringan ikat hospes membentuk semacam kista dapat
bertahan 5 tahun , untuk kemudian terjadi degenerasi diikuti pengapuran.
d. Bila lokasi kista pada mata atau otak , dapat menimbulkan gejala serius.

97
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 10. Taenia Solium

Sumber ; ( Panduan Praktikum Parasitologi Dasar)

6. Echinococcus Granulos
Habitat : usus halus

Hospes Definitive : anjing, anjing hutan.

Hospes Perantara :kambing, lembu, bintanag peliharaaan lainnya. Manusia


bertindak sebagai hospes paratenik, larva (kista hydatid)
ditemukan pada berbagai organ tubuh.

Morfologi Cacing Dewasa

a. Panjang 3-8 mm, merupakan cacing pita ukuran kecil.


b. Scolex bulat dengan 4 batil isap menonjol dilengkapi rostelum berkait dalam 2
baris berjumlah 30-36 buah kait.
c. Proglottid hanya 3 buah, yang pro maksimal merupakan Proglottid immature
yang kedua Proglottid gravid yang diisi 500 butir telur didalam uterus yang
berada ditengah tubuh dan meiliki 12-15 buah cabang.

Telur

a. Telur menyerupai taenia lainnya dengan ukuran 30-37 mm Larva (kista hydatid)

98
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
b. Paling sering terjadi pada hati dapat pula pada paru-paru, otot, ginjal, limpa,
mata, otak jantung, tulang
Ada 2 type kista :

1. Kista Unilokuler
2. Kista Osseous

1. Kista Unilokuler
Tumbuh perlahan bertahun-tahun, bila tidak bertahan tumbuh
sempurna berbentuk sferis, berdiamater 1-10 cm terdiri atas bagian:
a. Kutikula, lapisan luar untuk melindungi bagian dalam, terdiridari :
membrane hyalin yang berlapis-lapis (laminated membrane) tidak
bernukleus, tebalnya 1 mm. Bersifat elastis berguna untuk masuknya
bahan makanan.
b. Lapisan germinal, lapisan dalam, bernukleus , tebalnya 22-25 mm, lapisan
yang terus tumbuh . bagian dalam berbentuk oenonjolan berpual brood
capsule, didalmanya terjadi penonjolan menjadi scolices.
c. Cairan hydatid, berwarna coklat kekunig-kuningan menyebabkan
peragangan kedua lapisan diatas.
d. Brood capsule, bagian kista yang hanya memiliki lapisan germinal , berisi
scolices.
e. Anak kisa (daughter cyst) , bagian kista yang bagiannya sama dengan
kista induk.
f. Bila kapsulnya pecah scoles lepas, masuk kedalam cairan hydatid
membentuk hydatid sand.
g. Kista hydatid tidak mengandung brood capsule dan scolies disebut kista
steril atau acephalocyts.
Diperkirakan 1 kista fertile berisi 1.000.000 scolies, bila termakan anjing
dalam 7 minggu menghasilkan cacing dewasa yang sangat banyak.

2. Kista Osseus
Paling sering terjadi pada ujung atas tulang panjang, tulang ileum ,
vertebrae dan tulang igaKista hydatid tumbuh mengikuti kanal-kanal dalam
tulang, menimbulkan erosi jaringan tulang, erosi ke dalam cavum medularis,

99
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
jaringan tualng perlahan-lahan diganti oleh kista kecil dengan sedikit atau tanpa
cairan tanpa scolices didalamnya

100
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 11. Echinococcus Granulosus Sumber ; ( Panduan Praktikum Parasitologi Dasar)

101
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
PRAKTIKUM III

PROTOZOA

PENDAHULUAN

Tujuan :

1. Mahasiswa dapat mengetahui struktur protozoa


2. Mahasiswa dapat menggambar morfologi protozoa secara skematis dan
mikroskopis

Pengantar Teori

Speises yang terkenal

1. Entamoeba Histolytica
2. Giardia Lambia
3. Entamoeba Histolytica
Beberpa hal yang perlu diperhatikan :

a. Entamoeba Histolytica bersifat patogen, dapat menimbulkan amebiasis


b. Habitat Entamoeba Histolytica di dalam caecum dan rectosigmoiddengan hospes
manusia, terdapat parasit dalam bentuk tropozit yang mengadakan pembelahan
biner hidup di usus sehingga dapat ditemukan dalam tinja.
c. Bentuk vegetatif Entamoeba histolytica
d. bergerak dengan pseudopodium.kaki palsu yang merupakan penjuluran dari
ektoplasma, hingga amoeba meiliki bentuk yang tidak tentu dengan
permukaan/dinding luar tidak teratur. Pseudopodium ada yang lancip
sehingga gerakannya aktif tapi ada pula yang tumpul sehingga gerakannya
tidak aktif.
e. Pada usus besar kan terjadi penyerapan air, sehingga isi usus akan ,
lebih kental. Keadaan ini mengancam keberadaan parasit, sehingga perlu

102
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
mengadakan enkistasi yaitu perubahan dari bentuk tropozit menjadi bentuk
kista
f. Diujung distal usus isi usus telah berbentuk dan kista telah menjadi kista yang
matang (berinti 4). Kista ini akan terbawa tinja keluar tubuh dan cukup tahan
terhadap lingkungan luar.
g. Manusia terinfeksi karena kista ini termakan bersama makanan, maka di dalam
usus halus akan terjadi ekskistasi yaitu terjadi perubahan dari bentuk kista
menjadi bentuk tropozoit muda (1 kista dapat menghasilkan 4 tropozoit muda)
dan akan terbawa aliran isi usus untuk sampai ke caecum dan rectosigmoid.

Gambar 12. Bagan Balantidiumcoli. A. Trofozoit, B. Kista

Sumber ;( Panduan Praktikum Parasitologi Dasar)

103
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
1. Tropozoit
Sitoplasma : ungu kemerahan, granula halus

Inklusi : eritrosit hitan

Membran Inti : tipis , granula, kromatin hitam‟kariosom: hitam,

sentral kecil, bentuk titikJalinan linin:n terlihat sedikit.

2. Prekista
Bentuk : bulat

Sitoplasma dan inti : seperti trofozoit

Inklusi Kromatid : bentuk batang hita

Vakulo Glikogen : glikogen larut, tampak sebagai vakuola

3. Kista
Sitoplasma : warna abu-abu biru

Inklusi : seperti prekista kurang nyata

Dinding : tidak terwarnai, hialin

Inti : seperti trofozoi, jumlah 1,2,4

Entamoeba histolytica didalam dinding usus (dalam ulkus) :

a. Biasanya diwarnai dengan Pewarnaan hematoxylin-besi


b. Ulkus menggaung, lubang ulkus sempit dengan dasar lebar
c. Perubahan histologi me,iputi histolosis, trombosit kapiler
d. Biasnya tidak disertai dengan infeksi bakteri sekunder
e. Parasit biasanya ditemukan pada dasar ulkus dalam bentuk trofozoit
f. Perhatikan intinya dengan kariosom sentral juga pada endoplasma terlihat
eritrosit

104
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
105
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 13. Morfologi Perbandingan Amoeba yang Terdapat Pada Manusia dan
Bagan Intinya Masing-Masing.

Sumber ;( Panduan Praktikum Parasitologi Dasar)

106
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Giardia lambia

Habitat : duodenum dan jejunum bagian atas, kadang-kadang di

saluran empedu

Hospes : manusia, kera, babi

Morfologi

Gerak : seperti daunjatuh , bergerak kesegala arah

Bentuk : seperti buah pir dari depan, seperti sendok terlihat dari

samping Ukuran panjang 9-21 mm , lebar 5-515 mm,

tebal 2-4 mm

Inti : 2 buah , berbentuk oval dengan kariosom sentral serta

tidak memiliki butir kromatin

Flagel : 2 flagella anterior, 2 flagella posterior, 2 flagella ventral, 2

flagella.

Inklusi : memiliki batil isap 2 buah

Tidak meiliki sitoplasma Kista

a. Bentuk elips atau bulat telut dengan 2 lapisan dinding tebal Ukuran 8-12 x 7-10
mm
b. Inti 2-4 buah terkumpul pada 1 kutub
c. Struktur isi : blepharoplast dengan batang lurus dan lengkung yang merupakan
sisa axostyle dan batil isap

Plasmodium

107
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Plasmodium menyebabkan penyakit malaria, yang pada manusia terutama
disebabkan oleh empat spesies utama yaitu :

1. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana benigna/malaria vivax


2. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tertiana maligna/ malaria tropika.
3. Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana/malaria malariae
4. Plasmodium ovale, penyebab malaria tertiana benigna/malaria ovale.
Plasmodium sp sebagai penyebab penyakit malaria memiliki siklus hidup sebagai
berikut : Pada saat mangisap darah, nyamuk betina Anopheles menginokulasikan
sporozoit Plasmodium sp ke dalam tubuh manusia sebagai hospes perantaranya.
Sporozoit ini lalu menginfeksi sel parenkim hepar, dimana sporozoit mengalami
maturasi menjadi skizont.Stadium ini disebut stadium hepar manusia atau siklus
eksoeritrositik.Pada P.vivax dan P.ovale dapat terjadi suatu fase istirahat dimana
maturasi sporozoit terlambat bisa sampai dengan 1-2 tahun.Bentuk istirahat ini disebut
hipnozoit. Skizont lalu akan mengalami ruptur dan kemudian melepaskan ribuan
merozoit ke dalam aliran darah. Merozoit lalu menginfeksi eritrosit, kemudian berubah
lagi menjadi trofozoit muda yg kemudian matur dan berubah menjadi skizont. Skizont
kembali ruptur dan kembali melepaskan merozoit yg akan menginfeksi eritrosit lain.
Siklus ini disebut siklus eritrositik. Trofozoit juga dapat berubah menjadi gametosit yg
nantinya akan berdiferensiasi menjadi makrogametosit dan mikrogametosit. Fase ini
disebut fase intrinsik, dimana terjadi reproduksi aseksual (skizogoni).

Pada saat nyamuk, hospes definitif Plasmodium sp, menghisap darah, semua stadium
Plasmodium sp akan ikut terisap ke dalam lambung nyamuk namun hanya yang
berbentuk gametosit saja yg dapat bertahan dan melanjutkan siklus hidupnya. Fertilisasi
akan membentuk zigot yg kemudian berubah bentuk menjadi ookinet. Ookinet
kemudian bergerak menembus dinding usus dan menempel pd permukaan luar dinding
usus dan berubah menjadi ookista. Setelah mengalami maturasi, ookista akan pecah dan
sporozoit didalamya berhamburan ke dalam rongga tubuh nyamuk dan diantaranya ada
yg sampai di kelenjar ludah nyamuk. Fase ini disebut fase ekstrinsik, dimana terjadi
reproduksi seksual (sporogoni).

108
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
109
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
110
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 14. Flagellata Dan Amoeba

Sumber Gambar; ( Panduan Praktikum Parasitologi Dasar )

Perbedaan Plasmodium Vivax Plasmodium Falciparum

Erytrosit yang
Membesar Tetap
terinfeksi

1/3 dari erytrosit


Ukuran parasite 1/5 dari erytrosit yang terinfeksi
yang terinfeksi

Kromatin 1 buah tebal Ganda (2 buah)


Tropozoid
Sitoplasma Tebal Tipis

Erytrosit Normal Normal

Seperti cincin
Bentuk Seperti cincin/ring
besar/amoeboit

Makrogametosit dan Mikrogametosit

Plamodiun Vivax

Perbedaan Mikrogametosit makrogametosit

111
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Bentuk bulat/oval dan padat bulat/oval dan pdat

mengisi erytrosit yang

Ukuran mengisi erytrosit yang membesar Membesar

erytrosit Membesar Membesar

kromatin menggumpal ditengah menggumpal ditepi

Plasmodium falciparum

Mikrogametosit Makrogametosit

Ujung Tumpul Runcing

Bentuk seperti ginjal seperti bulan sabit

Ukuran lebih besar dierytrosit lebih besar dierytrosit

Kromatin Tersebar menggumpal ditengah

112
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Perbandingan Plasmodium vivax Plasmodium falciparum

Jumlah Inerozolt 10000 40000

Schizont Hati 45 mikron 60 mikron

Daur Erytrosit 48 jam 48 jam

Erytrosit Yang Dihinggapi Muda Semua

Warna Erytrosit Pucat Normal

Titik Erytrosit schuffner Maurer

Pigmen kuning tengguli Hitam

Jumlah Merozoit Erytrosit 14-24 8 s/d 32

Daur Dalam Nyamuk 8-9 hari 10hari

Bentukerytrosit tidak berubah berubah/ mengkerut

113
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 15. Perbedaan Plasmodium Vivax Dan Plasmodium Falciparum

Sumber Gambar; ( Panduan Praktikum Parasitologi Dasar)

PRAKTIKUM IV

ARTHROPODA

A. Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum ini adalah untuk mengetahui morfologi dan
anatomi Lalat, (Diptera) Nyamuk, (Culicidae) Kutu, (Pediculus humanus capitis)
Pinjal, (Siphonaptera) Tungau, (Acari)

B. ARTHROPODA
Phylum Arthropoda dipelajari dalam ilmu yang umum disebut dengan
Entomologi. Nama phyllum ini berasal dari bahasa Greek (Yunani) arthros

114
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
(persendian) dan podos (kaki). Berdasarkan kenyataaan anggota phyllum ini
mempunyai kaki-kaki yang serupa dengan kaki kepiting.

Artropoda adalah binatang bersegmen banyak.Segmen-segmen arthropoda


cenderung menjadi kelompok tertentu, yaitu bagian anterior membentuk kepala,
bagian tengah thorax dan bagian posterior abdomen.

Phyllum Artrophoda dibagi dalam 5 kelas ialah :

Klas I : Crustacea Lmark, 1815

Subklas : Entomostraca Muller, 1785

Subklas : Malacostraca Latreile, 1802

KLAS II : Myriapoda, 1904

Klas III : Insecta Linnaeus, 1958

Klas IV : Arachnida arachnida, 1815

Klas V : Pentastomida heymonds, 1926

Arthropoda yang Berpengaruh Terhadap Kesehatan Hewan

KELAS NAMA ILMIAH CONTOH

Kelas : Insecta

115
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
lalat kandang, steble fly (stomoxys
Lalat penghisap darah Ordo : Diptera calcitran) nyamuk, lalat hitam, lalat
kuda, lalat tanduk, bitingmidges

Lalat rumah (musca domistica) lalat-


lalat penghisap darah Ordo : Diptera lalat yang berhubungan dengan
kondisi yang kotor

Lucilia Calliphora, Phormia


Lalat invasive
Ordo : Diptera Chrysomya, M. domistica dan
(menyebabkan myasis)
gastrophyllus

Kutu penghisap Ordo : Anoplura HogLouse (Haematopinussuis)

Kutu penggigit Ordo : Mallophaga Cattle biting louse (Bovicola bovis)

Pinjal Ordo : Siphonaptera Pinjal kucing

Kelas : Arachnida

Tungau Ordo : Acari Scabies atau itch mite

American dog tick (Dermacentor


Caplak Ordo : Acari
variabilis)

1. TEKNIK PEMBUATAN PREPARAT


a. Metode Pinning
1. Sampel yang didapat setelah dimatikan kemudian ditusuk di daerah medial
thorax dengan jarum pentul.
2. Usahakan serangga dalam kondisi: sayap terkembang, kaki dibentangkan, agar
mudah untuk dipelajarinya. Serangga-serangga kecil dapat diletakkan diatas
ujung kertas segitiga dan ditempel menggunakan lem atau kuteks. Lem harus
cepat kering, dan bila kering cukup keras.
3. Pemberian label: berguna untuk memberikan informasi tentang tanggal dan
lokasi spesimen tersebut diperoleh. Label disesuaikan dengan keperluan.
4. Kotak penyimpan serangga : Dasar kotak harus lunak agar mudah untuk
menancapkan ujung pin/jarum, ukuran tergantung serangga yang dikumpulkan.

116
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Penyimpanan dalam kotak diberikan kapur barus untuk mencegah dimakan
serangga kecil lain.

b. Metode Scraping Kulit


1. Siapkan mata pisau yang relatif tajam atau scalpel
2. Lakukan pengerokan / scraping pada daerah yang diduga terkena scabiosis atau
demodecosis  berkerak tebal, aloplesia, deformitas (kadang-kadang)
3. Kerokan dilakukan dengan menggunakan pisau dengan sudut miring, kerok
sampai kerak terlepas dan mengeluarkan darah
4. Bagian yang disimpan adalah hasil scraping terakhir yang dekat dengan
permukaan yang mengeluarkan darah
5. Pemeriksaan dilakukan dengan cara merendam /mencampur hasil scraping
dengan KOH 10%
6. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x – 100x untuk mengamati
adanya tungau (Sarcoptes scabiei, Demodex sp., Otodectes sp., Knemidocoptes sp., dll.)

c. Permanen Mounting Tanpa Pewarnaan


1. Clearing.
Untuk melepas pigmen dari serangga dibunuh kemudian masukan dalam
KOH 10% selama 1-10 jam, bila pigmen tebal semakin baik. Atau panaskan pada
air mendidih dengan waktu disesuaikan tebalnya kutikula (tubuh serangga
tampak trasparan).

2. Dehidrasi
Menggunakan alkohol dengan konsentrasi semakin naik mulai 30 – 50 –
70 - 95 – 96% masing 3-5 menit selanjutnya dicelup dalam xylol /minyak
cengkeh selama 1 menit.

3. Mounting/Perekatan
Letakkan serangga pada gelas objek dan menggunakan permount (canada
balsem) secukupnya, ditutup dengan gelas penutup

117
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
4. Labelling
Identifikasi dibawah mikroskop 40 – 100x kemudian diberi label.Masukkan
dalam inkubator sampai preparat kering untuk kutu, larva, nimfa caplak/pinjal
dengan chitin tipis, maka setelah dimatikan langsung ditaruh pada glass objek,
dikeringkan dengan kertas saring, di mounting dan dilabel, masukkan dalam
inkubator sampai preparat kering.

2. IDENTIFIKASI ARTHROPODA
a. Lalat
Pengamatan untuk membedakan spesies lalat, dilihat dari :

- Ukuran
- Bentukan atau garis pada thorax dan abdomen
- Venasi sayap
- bentuk kepala dan tipe mulut

Gambar 16. Anatomi Luar Dari Musca Domestica

Sumber Gambar; Www.Flickr.Com

118
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
b. Nyamuk
Pengamatan untuk membedakan spesies nyamuk, dilihat dari :

- Ukuran
- Bentuk thorax dan abdomen
- Bentuk dan morfologi khusus pada sayap
- bentuk kepala dan tipe mulut

Gambar 17. Anatomi Luar Dari Pinjal Jantan (Nasopsyllus Fasciatus)

Sumber :( Panduan Praktikum Parasitologi Dasar)

119
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
c. Kutu
1) Ciri Umum :
- Pipih ventrodorsal
- Abdomen sangat lebar
- Thorax kecil /pendek
- Kaki terletak pada thorax sebanyak 3 pasang
- Bentuk kepala membedakan golongan kutu (penghisap, penggigit, atau
peralihan)

Gambar 18. Pediculus

Sumber : Www. Nitpickers.Com.Au

2) Contoh Spesies Kutu :


- Columbicola Columbae (Unggas)
- Damalinia Ovis
- Damalinia Bovis
- Menacanthus Sp.
- Phtirus Pubis
- Pedunculus Humanus
- Lipeurus Caponis
- Felicola Subrostata
- Tricodectes Canis

120
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
d. Pinjal
1) Ciri Umum :
- Pipih laterolateral
- Memiliki sepasang kaki belakang yang panjang dan kuat untuk melompat
- Bentuk kepala membulat dengan genal comb
- Kaki depan pendek
- Abdomen besar, thorax pendek

Gambar 19. Ctenocephalids Canis

Sumber: www.Nitor.Org

2) Contoh Spesies Pinjal :


- Xenopsylla Cheopis (Tikus)
- Ctenocephalides Canis (Anjing)
- Ctenocephalides Felis (Kucing)
- Dll.

e. Caplak
1) Ciri Umum :

121
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
- Pipih Ventrodorsal
- Lapisan Chitin Tebal
- Abdomen Pada Betina Tidak Tertutup Chitin
- Kaki 4 Pasang
- Memiliki Mulut Tipe Penghisap Dengan Gigi

Gambar 20. Ixocidae

Sumber: Www.Wsp.Krakow.Pl

2) Contoh Spesies Caplak


- Boophilus Microplus (Sapi)
- Rhipicephalus Sanguineus (Anjing,Kucing)
- Ixodes Ricinus
- Aponnoma Sp.
- Amblyomma Sp.
- Dll.

f. Tungau
1) Ciri Umum :
- Kepala tersembunyi pada bagian ventral
- Tampak dorsal hanyalah bagian abdomen
- 4 kakinya pendek dan berambut
- Biasanya bagian badannya berduri

122
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
- Ukuran sangat kecil

Gambar 21. Sarcoptes Scabiei

Sumber: Www.Bitingmites.Org

2) Contoh Spesies Tungau


- Sarcoptes Scabiei
- Demodex Sp.
- Knemidocoptes Gallinae
- Otodectes Canis
- Dll.

123
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
DAFTAR PUSTAKA

Brown, H. W. 1969. Dasar Parasitologi Klinis. Gramedia, Jakarta.

Entjang, I. 2003. Mikrobiologidan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah


Menengah Tenaga Kesehatan yang Sederajat. Citra Aditya Bakti,Bandung.

Gandahusada,S.W.Pribadi dan D.I.Heryy. 2000. Parasitologi Kedokteran. Fakultas


Kedokteran UI, Jakarta.

Kadarsan,S. Binatang Parasit. Lembaga Biologi Nasional-LIPI, Bogor.

Kurt. 1999. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Volume 2. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta

Neva, F.A. and H.W.Brown. 1994. Basic Clinical Parasitology. Appleton and Lange,
NewYork.

Noble, R.N. 1961.An Illustrated Laboratory Manual of parasitology. Burgess publishing,


Minnesota.

Tierney, L. M., S. J. McPhee, M. A. Papadakis. 2002. Current Medical Diagnosisand


Treatment. Mc Graw Hill Company, New York.

124
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
INSTRUMEN PENILAIAN EFEKTIF

Nama mahasiswa :
Nim :
Kelas/semester :
Hari/tanggal :
Sub pokok bahasan:
Tujuan penilaian : Untuk mengetahui ranah efektif siswa (penilaian afektif)
Petunjuk : Berilah tanda ceklist pada kolom yang tersedia, sesuai
dengan ketentuan kreteria penilaian yang dicapaioleh
mahasiswa

No Aspek yang dinilai Interval


Jawaban
PERSIAPAN
1 Mahasiswa hadir 5 menit sebelum praktikum parasitologi 1 2 3 4
dimulai
2 Mahasiswa melengkapi perlengkapan praktikum sebelum 1 2 3 4
praktikum dimulai
3 Mahasiswa telah memahami penuntun praktikum 1 2 3 4
sebelum praktikum parasitologi dimulai
4 Mahasiswa mematuhi semua aturan dalam laboratorium 1 2 3 4
saat melakukan praktikum parasitologi
5 Mahasiswa menyiapkan bahan-bahan praktikum sebelum 1 2 3 4
praktikum dimulai
PENDAHULUAN
6 Mahasiswa mendengarkan penjelasan Dosen/Asdos 1 2 3 4
mengenai praktikum paratologi sebelum pengamatan
dimulai

125
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
KEGIATAN PERCOBAAN
7 Mahasiswa menggunakan bahan praktikum dengan baik 1 2 3 4
dan hati-hati
8 Mahasiswa melakukan pengamatan praktikum sesuai 1 2 3 4
dengan prosedur kerja praktikum
9 Mahasiswa membangun kerja sama dengan sangat baik 1 2 3 4
bersama anggota kelompoknya dalam melakukan proses
penelitian
KEGIATAN AKHIR
10 Mahasiswa mengumpulkan hasil laporan sementara 1 2 3 4

JUMLAH SKOR
SKOR MAKSIMUM 40

Rublik instrumen penilaian Afektif

No Aspek penilaian Skor Kriteria penilaian deskriptor


PERSIAPAN
1 Mahasiswa/i terlambat hadir 10
menit saat praktikum parasitologi
dimulai
1 Mahasiswa hadir 5 menit 2 Mahasiswa/i terlambat 5 menit
sebelum praktikum parasitologi saat praktikum parasitologi dimulai
dimulai 3 Mahasiswa/i hadir tepat saat
praktikum parasitologi dimulai
4 Mahasiswa/i hadir 5 menit sebelum
praktikum Helminth, Protozoa, dan
Arthropoda dimulai
1 Mahasiswa/i tidak membawa
126
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
semua perlengkapan praktikum
Helminth, Protozoa, dan
Arthropoda ( alat dan bahan-bahan
yang digunakan)
2 Mahasiswa/i tidak membawa 3-4
perlengkapan praktikum Helminth,
2 Mahasiswa melengkapi Protozoa, dan Arthropoda ( alat
perlengkapan praktikum dan bahan-bahan yang digunakan)
3 Mahasiswa/i tidak membawa 1-2
perlengkapan praktikum Helminth,
Protozoa, dan Arthropoda (alat dan
bahan-bahan yang digunakan)
4 Mahasiswa/i membawa semua
perlengkapan praktikum Helminth,
Protozoa, dan Arthropoda (alat dan
bahan)
1 Mahasiswa/i tidak membawa
penuntun praktikum parasitologgi
2 Mahasiswa/i tidak memahami
penuntun praktikum Helminth,
3 Mahasiswa telah memahami Protozoa, dan Arthropoda
penuntun praktikum 3 Mahasiswa/i memahami penuntun
parasitologi praktikum Helminth, Protozoa, dan
Arthropoda
4 Mahasiswa/i membaca dan
memahami penuntun praktikum
parasitologi
1 Mahasiswa/i tidak memakai jas lab
dan tidak berpenampilan rapi saat

127
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
melakukan praktikum parasitologi
Mahasiswa mematuhi semua 2 Mahasiswa/i tidak memakai jas lab
4 aturan dalam laboratorium saat namun berpenampilan rapi saat
melakukan praktikum melakukan praktikum parasitologi
parasitologi 3 Mahasiswa/i memakai jas lab dan
berpenampilan rapi saat melakukan
praktikum parasitologi
4 Mahasiswa/i memakai jas lab dan
berpenampilan sangat rapi saat
melakukan praktikum parasitologi
1 Mahasiswa/i tidak menempatkan
bahan–bahan praktikum pada posisi
yang dapat dilihat teman saat
melakukan praktikum parasitologi
2 Mahasiswa/i kurang menepatkan
bahan-bahan praktikum pada posisi
5 Mahasiswa menyiapkan bahan- yang dapat dilihat teman saat
bahan praktikum parasitologi melakukan praktikum parasitologi
3 Mahasiswa/i menempatkan bahan
praktikum pada posisi yang dapat
dilihat tetapi masih ada teman yang
dapat melihat saat melakukan
praktikum parasitologi
4 Mahasiswa/i sangat baik
menempatkan bahan praktikum
pada posisi yang dapat dilihat
teman saat melakukan praktikum
parasitologi
PENDAHULUAN

128
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
6 Mahasiswa mendengarkan 1 mahasiswa/i tidak memperhatikan
penjelasan dosen mengenai penjelasan Dosen/Asdos
praktikum parasitologi sebelum 2 Mahasiswa kadang-kadang
pengamatan dimulai memperhatikan penjelasan dosen
dan ada pula yang sibuk dengan
urusannya sendiri.
3 Mahasiswa/i memperhatikan
penjelasan dosen dengan tetap
fokus
4 Mahasiswa/i memperhatikan
penjelasan dosen dengan
menunjukkan rasa antusias tinggi
dan tetap fokus
KEGIATAN PERCOBAAN
1 Mahasiswa/i menggunakan bahan
praktikum parasitologi dengan
ceroboh dan tidak berhati-hati
2 Mahasiwa/i menggunakan bahan
7 Mahasiswa menggunakan praktikum dengan kurang baik dan
bahan praktikum dengan baik kurang berhati-hati
dan hati-hati 3 Mahasiswa/i menggunakan bahan
praktikum parasitologi dengan baik
namun kurang berhati-hati
4 Mahasiswa/i menggunakan bahan
praktikum parasitologi dengan baik
dan hati-hati

1 Mahasiswa/i melakukan
pengamatan parasitologi tidak
sesuai dengan prosedur kerja
129
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
praktikum

2 mahasiswa/i melakukan
Mahasiswa melakukan
pengamatan parasitologi kurang
8 pengamatan praktikum sesuai
sesuai dengan proseur kerja
dengan prosedur kerja
praktikum
praktikum
3 Mahasiswa/i melakukan
pengamatan parasitologi sesuai
dengan prosedur kerja praktikum
4 Mahasiswa/i melakukan
pengamatan parasitologi sesuai
dengan prosedur kerja praktikum
1 Mahasiswa/i tidak membangun
kerja sama yang baik bersama
anggota kelompok dalam
pelaksanaan praktikum parasitologi
2 Mahasiswa/i kurang membangun
kerjasama yang baik bersama
9 Mahasiswa membangun kerja anggota kelompok dalam
sama dengan sangat baik melakukan praktikum parasitologi
bersama anggota 3 Mahasiswa/i membangun
sekelompaknya dalam kerjasama yang baik bersama
pelaksanaan praktikum anggota kelompoknya dalam
parasitologi melaksanaan kegiatan praktikum
parasitologi akan tetapi kurang
maksimal
4 Mahasiswa/i membangun kerja
sama yang baik bersama anggota
kelompoknya saat melakukan
kegiatan praktikum parasitologi
130
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
KEGIATAN AKHIR
1 Mahasiswa/i tidak mengumpulkan
hasil sementara praktikum
parasitologi
2 Mahasiswa/i meminta waktu
tambahan untuk mengumpulkan
10 Mahasiswa mengumpulkan hasil laporan sementara praktikum
hasil laporan sementara parasitologi
praktikum 3 Mahasiswa/i mengumpulkan hasil
laporan sementara praktikum
parasitologi tetapi terlambat pada
saat penumpulan
4 Mahasiswa/i mengumpulkan hasil
laporan sementara praktikum
parasitologi dengan tepat waktu

TABEL KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF


Tujuan Indikator Aspek penilaian
pembelajaran Afektif
A1 A2 A3 A4 A5
Menunjukkan mahasiswa hadir 5 menit
sikap kesiapan sebelum praktikum dimulai
dalam Mahasiswa melengkapi tentang
mempersiapkan perlengkapan praktikum
praktikum pada sebelum praktikum dimulai
pokok bahasan Mahasiswa telah memahami
Helminth, penuntun pratikum
Protozoa, san Mahasiswa mematuhi semua
Arthropoda aturan dalam laboratorium saat

131
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
materi ke dua mengikuti proses praktikum
Mahasiswa menyiapkan bahan
bahan praktikum sesuai dengan
petunjuk praktikum
Menunjukkan Mahasiswa mendengarkan
sikap dalam penjelasan Dosen/Asdos
kegiatan mengenai praktikum sebelum
pendahuluan pengamatan dimulai
parasitologi
Menunjukkan Mahasiswa menggunakan
sikap dalam bahan-bahan praktikum dengan
kegiatan baik dan hati-hati melalui
percobaan bimbingan Dosen/Asdos
Mahasiswa melakukan
pengamatan praktikum sesuai
dengan prosedur kerja
praktikum pada penuntun
praktikum yang sudah
disediakan
Mahasiswa membangun kerja
sama dengan sangat baik
bersama anggota kelompoknya
dalam praktikum parasitologi
Menunjukkan Mahasiswa mengumpulkan
sikap dalam akhir laporan sementara kelompok
kegiatan praktikum parasitologi pada
praktikum pokok bahasan Helminth,
Protozoa, dan Arthropoda.

A1 : MENERIMA A2 : MENANGGAPI A3 : MENILAI


A4 : MENGELOLA A5 : MENGHAYATI

132
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
LEMBAR VALIDASI MATERI
(TIM AHLI)

Nama Produk : SAP Praktikum


Mata Pelajaran : Parasitologi

Petunjuk

Kuesioner ini terdapat 11 pertanyaan. Pilihlah jawaban yang benar- benar


sesuai dengan pendapat anda dengan cara melingkari jawaban pada kolom
yang tersedia. Atas kesediaan dan waktunya saya ucapkan terima kasih.

Keterangan pilihan jawaban :

1 = Tidak Baik
2 = Cukup Baik
3 = Baik

4 = Sangat Baik

Lingkarilah pada angka yang anda pilih.

NO Deskriptor Pilihan jawaban

1 Kesesuaian pokok bahasan dengan SAP 1 2 3 4

2 Kesesuaian materi praktikum dengan pokok 1 2 3 4


bahasan dan sub pokok bahasan dengan SAP
3 Kemudahan memahami materi praktikum 1 2 3 4

4 Kebenaran substansimateri praktikum 1 2 3 4

5 Kesesuaian pertanyaan praktikum dengan materi 1 2 3 4

133
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
praktikum
6 Apakah pertanyaan dalam penuntun praktikum 1 2 3 4
menyangkut materi dalam praktikum
7 Apakah sudah sesuai nama ilmiah dalam 1 2 3 4
penuntun praktikum
8 Apakah gambar sesuai dengan materi praktikum 1 2 3 4

9 Keseimbangan antara gambar dan tulisan dalam 1 2 3 4


penuntun praktikum
10 Apakah design yang digunakan sudah menarik 1 2 3 4

11 Kelayakan penuntun praktikum 1 2 3 4

Saran :
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................

Validator

Nining Nuraida

134
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
LEMBAR VALIDASI DESAIN
(TIM AHLI)

Nama Produk : Penuntun Praktikum


Jenjang/Kelas : Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Mata Kuliah : Parasitologi

Petunjuk

Pilihlah jawaban yang benar- benar sesuai dengan pendapat anda dengan cara
melingkari jawaban pada kolom yang tersedia. Atas kesediaan dan waktunya,
saya ucapkan terima kasih.

Keterangan pilihan jawaban :

1 = Tidak Baik
2 = Cukup Baik
3 = Baik
4 = Sangat Baik

Lingkarilah pada angka yang anda pilih.

No Deskriptor Pilihan
Jawaban
1 Penulisan judul praktikum 1 2 3 4

2 Bentuk dan ukuran huruf penuntun praktikum 1 2 3 4

3 Kombinasi warna tulisan dengan background 1 2 3 4

4 Pola pengetikan 1 2 3 4

5 Memperlihatkan kejelasan tujuan praktikum 1 2 3 4

135
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
6 Mengkombinasikan warna ( minimal 3 ) 1 2 3 4

7 variasi gambar 1 2 3 4

8 Tata letak gambar pada penuntun praktikum 1 2 3 4

9 Urutan penyajian 1 2 3 4

10 Kelengkapan informasi 1 2 3 4

11 Penuntun pratikum menambah khasahan 1 2 3 4


pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa
12 Penuntun praktikum membangun komunikasi yang 1 2 3 4
efektif antara dosen dan mahasiswa
13 Penuntun praktikum sebagai alat evaluasi pencapaian 1 2 3 4
hasil pembelajaran praktikum
14 Penuntun praktikum menarik dan merangsang 1 2 3 4
aktivitas mahasiswa
15 Penuntun praktikum dapat menggambarkan tahap 1 2 3 4
antara cara pembuatan laporan akhir praktikum
16 Apakah sistematika cara penulisan laporan praktikum 1 2 3 4
pada latar belakang penuntun praktikum sudah sesuai
17 Kelengkapan cara membuat laporan praktikum 1 2 3 4

18 Urutan penyajian laporan praktikum 1 2 3 4

Saran
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………

Validator

Wiwit Yuni Kurniawati

136
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
LEMBAR VALIDASI MATERI

(TIM AHLI)

Nama Produk : Penuntun Pratikum


Mata Kuliah : Parasitologi
Petunjuk

Kuesioner ini terdapat 9 pertanyaan. Pilihlah jawaban yang benar- benar sesuai
dengan pendapat anda dengan cara melingkari jawaban pada kolom yang
tersedia. Atas kesediaan dan waktunya, saya ucapkan terima kasih.

Keterangan pilihan jawaban :

1 = Tidak Baik
2 = Cukup Baik
3 = Baik
4 = Sangat Baik

Lingkarilah pada angka yang anda pilih.

No Deskriptor Pilihan
Jawaban

1 Kesesuaian materi praktikum dengan kompetensi 1 2 3 4


dasar

2 Kesesuaian materi praktikum dengan pokok bahasan 1 2 3 4


dan sub pokok bahasan pada penuntun praktikum

3 Kemudahan memahami materi praktikum 1 2 3 4

137
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
4 Kebenaran subtansi materi praktikum 1 2 3 4

5 Kesesuaian pertanyaan praktikum dengan materi 1 2 3 4


praktikum

6 Apakah pertanyaan dalam penuntun praktikum 1 2 3 4


menyangkut materi dalam penuntun praktikum

7 Apakah gambar sesuai dengan materi praktikum 1 2 3 4

8 Kelayakan penuntun pratikum 1 2 3 4

9 Keseimbangan gambar antara tulisan 1 2 3 4

Saran :

..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................

Validator

Nining Nuraida

138
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
ANGKET PENILAIAN
UJI COBA PRODUK UNTUK MAHASISWA

Nama produk : Penuntun Praktikum


Pokok bahasan :
Sasaran : Mahasiswa yang mengontrak mata kuliah parasitologi
Nama responden :

a. Pengantar
Angket praktikalitas ini disampaikan kepada mahasiswa/i pendidikan
biologi semester VI bertujuan untuk mendapatkan masukan tentang
kepraktisan penuntun pratikum yang dikembangkan. Pengisian angket
praktikalitas ini sangat peneliti butuhkan sebagai data penelitian skripsi ini
dijurusan pendidikan biologi fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN STS
jambi.

Peneliti sangat mengharapkan bantuan berupa pendapat serta penilaian


mahasiswa/i semester VI jurusan pendidikan biologi dalam bentuk pengisian
lembar praktikalitas yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Atas
bantuan dan kerjasama mahasiswa/i semester VI jurusan pendidikan biologi
peneliti mengucapkan terima kasih.

b. petunjuk pengisian

1. Lingkarilah salah satu angka pada kolom yang sesuai dengan


penilaian anda.

1. = Tidak Baik

2. = Cukup Baik

139
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
3. = Baik

4. = Sangat Baik

2. tulislah tangggal pengisian, tanda tangan dan nama lengkap pada


tempat yang telah disediakan dibagian akhir angket.

c. Data pertanyaan

No Pertanyaan Interval
jawaban
1 Penuntun praktikum parasitologi yang dibuat dapat 1 2 3 4
digunakan dengan mudah selama proses praktikum
2 Praktikum dengan menggunakan penuntun praktikum 1 2 3 4
parasitologi ini, membuat saya lebih mudah mengikuti
proses praktikum
3 Saya dapat memahami konsep yan dipelajari dengan baik 1 2 3 4

4 Penggunaan penuntun praktikum parasitologi ini 1 2 3 4


memudahkan saya dalam mencapai tujuan praktikum
5 Penggunaan penuntun praktikum parasitologi ini dapat 1 2 3 4
mengefisiensikan alokasi waktu selama praktikum
berlangsung
6 Penuntun parasitologi mudah di interpensikan 1 2 3 4

7 Penuntun praktikum parasitologi dapat dijadikan variasi 1 2 3 4


dari sumber belajar dalam proses praktikum

d. saran

berilah saran anda terhdap penuntun pratikum ini !

140
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
1. tampilan penuntun praktikum

..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

2. warna penuntun praktikum dapat memotivasi untuk belajar

..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

3. mengenai isi dari penuntun praktikum

..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

4. Kepraktisan penuntun praktikum terhadap proses pembelajaran

..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

Jambi,

Hormat saya

( )

141
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
INSTRUMEN VALIDASI ( TIM AHLI )

Nama produk : instrument penilaian afektif


Jenjang : S1 ( strata satu )
Fakultas : FTK prodi tadris biologi
Mata kuliah : parasitologi
Dibawah ini terdapat pertanyaan mengenai validasi instrumen penilaian
afektif, berikan tanda (  ) pada kolom jawaban, dengan skala :
1. Tidak Baik

2. Cukup Baik

3. Baik

4. Sangat Baik
A. ISI
No Aspek yang dinilai Jawaban
1 Kesesuaian instrument penilaian afektif dengan 1 2 3 4
kompetensi dasar
2 Kesesuaian instrument penilaian afektif dengan 1 2 3 4
indikator pada kisi-kisi
3 Kesesuaian pokok bahasan dengan sub pokok bahasan 1 2 3 4
dengan tingkat pemahaman mahasiswa
4 Instrument penilaian afektif telah mencakup aspek 1 2 3 4
yang ingin dicapai

B. KONSTRUK
No Aspek yang dinilai Jawaban
1 instrumen penilaian afektif menggunakan kalimat 1 2 3 4
singkat dan jelas
2 Instrumen penilaian afektif bebas dari pernyataan yan 1 2 3 4

142
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
dapat di interpretasikan lebih dari satu cara
3 Instrumen penilaian afektif memiliki desain format 1 2 3 4
yang benar
4 Kekesuaiain instrumen penilaian afektif antara tehnik 1 2 3 4
dan bentuk penilaian
5 Deskripsi pemberian skor relevan antara yang satu 1 2 3 4
dengan yang lain
6 Instrumen penilaian afektif memiliki bobot nilai yang 1 2 3 4
relevan
7 Instrumen penilaian afektif menggunakan sistem 1 2 3 4
penskoran yang tepat

C. BAHASA
No Aspek yan dinilai Jawaban
1 Instrumen penilaian afektif mengunakan bahasa 1 2 3 4
komunikatif dan sederhana
2 Kesesuaian instrumen penilaian afektif dengan kaidah 1 2 3 4
bahasa indonesia
3 Kejelasan kalimat instrumen penilaian afektif 1 2 3 4

D. PENILAIAN UMUM
Rekomendasi atau kesimpulan umum
a. instrumen penilaian psikomotor
1. Tidak baik

2. Kurang baik

3. Cukup baik

143
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
4. Baik

5. Sangat baik
b. instrumen penilaian psikomotor ini :
 Dapat digunakan dengan revisi
 Dapat digunakan tanpa revisi

E. KOMENTAR DAN SARAN


..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................

Jambi,
Validator

( )

144
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1: mahasiswa sedang melakukan uji kelayakan penuntun praktikum parasitologi

145
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
Gambar 2: mahasiswa sedang melakukan uji kelayakan penuntun praktikum parasitologi

146
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
147
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
148
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)

Nama : Hadi Wiyanto


Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Tanggal Lahir: Jambi,
Alamat Asal : Parit Ilahi Rt 07 Desa Lumahan, Kecamatan Senyerang
Alamat Sekarang : Simpang Sungai Duren
Alamat Email : Hadi94@gmail.com
No Hp : 085789238646

Pengalaman-Pengalaman

a. Intra Kampus
 Aktif Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMABIO) Th 2012-2014
 Aktif Dewan Mahasiswa Fakultas (DEMA-F) Th 2014-2015
 Aktif Dewan Mahasiswa Institut (DEMA-I) Th 2015-2016
b. Extra Kampus
 Aktif Sebagai Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
 Aktif sebagai ketua karang Taruna Nusantara Desa Lumahan
 Aktif sebagai kepala Seksi Pemerintahan Desa Lumahan

Pendidikan Formal

1. SD, Tahun Tamat : SDN. No 127/V Sungai Rambai, 2006


2. MTS, Tahun Tamat : MTS Lumahan, 2009
3. ALIYAH, Tahun Tamat : ALIYAH NURUL IMAN, Sungai Rambai, 2012

149
Jurusan Pendidikan Prodi Tadris Biologi

Anda mungkin juga menyukai