Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN :

DIABETES MELITUS PADA TN.S DIRUANGAN VIP ESTI RUMAH


SAKIT ANTON SUJARWO PONTIANAK

DISUSUN OLEH :

Erita Adrianti

191111003

DOSEN PEMBIMBING

Niya Fittarsih S.ST.,M.Tr.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS

1. Pengertian
Diabetes mellitus atau penyakit kencing manis adalah penyakit yan
g ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikem
ia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relative (Hasdian
ah, 2012).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, gluk
osa yang normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu darah, glukosa dibentu
k di hati dari makanan yang dikonsumsi (Brunner & Suddarth, 2013).
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai den
gan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalis metabolisme kar
bohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi, insu
lin, atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan k
omplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati (Wilkimso
n, 2013)
2. Etiologi
a. Diabetes Mellitus Tipe I
Menurut Brunner & Suddarth, 2013 diabetes tipe I ditandai oleh peng
hancuran sel-sel beta pankreas. Kombinasi faktor genetik, imunologi d
an mungkin pula lingkungan (misalnya, infeksi virus) diperkirakan tur
ut menimbulkan destruksi sel beta.
1) Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi
mewarisi sesuatu predisposisi atau kecenderungan genetik kearah
terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan p
ada individu yang memiliki tipe antigen HLA (Human Leucocyte
Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggu
ng jawab atas antigen transplantasi dan proses imun lainnya.
2) Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respons otoimun.
Respon ini merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringa
n tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
3) Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang me
nimbulkan destruksi sel beta.
b. Diabetes Mellitus Tipe II
Menurut Brunner & Suddarth, 2013 mekanisme yang tepat menyebab
kan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe I
I masih belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan memegang pera
nan proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor-
faktor resiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya diab
etes tipe II. Faktor-faktor ini adalah :
1) Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara
drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes seri
ng muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut, terut
ama setelah 45 tahun pada mereka yang berat badannya berlebih,
sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin.
2) Obesitas
Pada yang mengalami obesitas (kegemukan) terdapat korelasi ber
makna antara obesitas dengan kadar glukosa darah, pada derajat k
egemukan dengan IMT >23 dapat menyebabkan peningkatan kad
ar glukosa darah menjadi 200mg/dL.
3) Riwayat keluarga
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap
diabetes mellitus, karena kelainan gen yang mengakibatkan tubuh
nya tidak dapat menghasilkan insulin dengan baik.
3. Klasifikasi
1) Tipe I : Insulin Dependent Diabetes Melitus ( IDDM) /
Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI )
5% - 10 % penderita diabetik adalah tipe 1. Sel-sel Beta dari
pankreas yang normalnya menghasilkan insulin dihancurkan
oleh proses autoimun. Diperlukan suntikan insulin untuk
mengontrol kadar gula darah. Awitannya mendadak biasanya
terjadi sebelum usia 30 tahun.
2) Tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes Melitus ( NIDDM )/
Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI )
90 % penderita diabetic adalah tipe II. Kondisi ini diakibatkan
oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin)
atau akibat penurunan jumlah pembentukan insulin.
Pengobatan pertama adalah dengan diit dan olahraga, jika
kenaikan kadar glukosa darah menetap, suplemen dengan
preparat hipoglikemik (suntikan insulin dibutuhkan, jika
preparat oral tidak dapat mengontrol hiperglikemia). Terjadi
paling sering pada mereka yang berusia lebih dari 30 tahun dan
mereka yang obesitas.
3) DM tipe lain
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas, obat, infeksi,
antibody, sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan
karakteristik gangguan endokrin.
4) Diabetes Kehamilan : Gestasional Diabetes Melitus ( GDM )
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya
tidak mengidap diabetes.
4. Patofisiologi
Menurut Price dan Sylvia (2012), Diabetes Mellitus (DM) merupak
an kelainan metabolisme yang disebabkan oleh terjadinya kerusakan pada
sel-sel β pulau Langerhans dalam kelenjar pankreas, sehingga hormon insu
lin disekresikan dalam jumlah yang sedikit, bahkan tidak sama sekali. Dia
betes mellitus juga dapat disebabkan oleh terjadinya penurunan sensitifitas
reseptor hormon insulin pada sel.
Metabolisme adalah proses pembentukan energi di dalam tubuh. D
alam proses metabolisme insulin memegang peranan penting yaitu bertuga
s memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya dapat digunakan se
bagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormone yang disekresika
n oleh sel–sel beta yang salah satu dari empat tiap sel dalam pulau–pulau l
angerhans pankreas. Insulin diumpamakan sebagai anak kunci yang dapat
membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam
sel glukosa itu dioksidasi menjadi energi atau tenaga (Julianto Eko, 2011)
5. Tanda dan Gejala
Menurut Hasdianah (2012), tanda dan gejala diabetes mellitus dapat
digolongkan menjadi gejala akut dan gejala kronis.
a. Gejala akut diabetes mellitus
Gejala penyakit diabetes mellitus dari satu penderita ke penderita lain
bervariasi bahkan, mungkin tidak menunjukkan gejala apapun saat tert
entu.
1) Pada permulaan gejala yang ditujukan meliputi serba banyak (poly),
yaitu :
a) Banyak makan (polyphagia)
b) Banyak minum (polydipsia)
c) Banyak kencing (polyuria)
2) Bila keadaan tersebut tidak segera diobati, akan timbul gejala :
a) Banyak minum
b) Banyak kencing
c) Nafsu makan mulai berkurang atau berat badan turun cepat (turu
n 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu)
d) Mudah lelah
e) Bila tidak lekas diobati, akan timbul rasa mual bahkan penderita
akan jatuh koma yang disebut dengan koma diabetik
b. Gejala kronis diabetes mellitus
Gejala kronis yang dialami penderita diabetes mellitus adalah sebagai
berikut :
a) Kesemutan
b) Kulit terasa panas, atau seperti tertusuk-tusuk jarum
c) Rasa tebal kulit
d) Kram
e) Mudah mengantuk
f) Mata kabur, biasanya sering ganti kaca mata
g) Gatal di sekitar kemaluan terutama wanita
6. Komplikasi
Beberapa komplikasi dari diabetes mellitus menurut Rendy (2012), adalah:
a. Akut
1) Hipoglikemia
2) Hiperglikemia
3) Penyakit makrovaskuler mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung koro
ner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler)
4) Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati, nefropati
5) Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstremitas), saraf otonom berpeng
aruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler
b. Kronik
1) Neuropati diabetik
2) Retinopati diabetik
3) Nefropati diabetik
4) Proteinuria
5) Kelainan koroner
6) Ulkus/gangren
Terdapat lima grade ulkus diabetikum, antara lain :
(1) Grade 0 : tidak luka
(2) Grade I : kerusakan hanya sampai pembukaan kulit
(3) Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
(4) Grade III : terjadi abses
(5) Grade IV : gangren pada kaki bagian distal
(6) Grade V : gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal
7. Pemeriksaan diagnostik
1. Glukosa darah normal
2. Glukosa darah sewaktu
3. Kadar glukosa darah puasa
4. Tes toleransi glukosa
1) Glukosa darah normal dalam tubuh manusia yaitu :
a. Glukosa sebelum makan : sekitar 70-130 mg/dl
b. Glukosa dua jam setelah makan : <180 mg/dl
c. Glukosa setelah makan (puasa) selama setidaknya delapan jam : <100
mg/dl
d. Glukosa menjelang tidur : 100-140 mg/dl
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus sedikitnya 2 kali pemeriksaa
n:
a. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
b. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsum
si 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial 9 (pp) >200 mg/dl)
d. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS >200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl
dan dua jam post prandial >200 mg/dl
2. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan
dengan cara Benedict (reduksi). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna p
ada urine : hijau (+), kuning (++), merah (+++), dan merah bata (++++)
8. Penatalaksanaan Medik
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan ka
dar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neur
opati. Tujuan teraupetik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah no
rmal (euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan series pada pola aktivitas
pasien.
Ada empat komponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu :
a. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda
4) Mempertahankan kadar glukosa darah normal
5) Menekan dan menunda timbulnya peyakit angiopati diabetik
6) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
7) Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet DM adalah :
1) Jumlah sesuai kebutuhan
2) Jadwal diet ketat
3) Jenis : boleh dimakan/tidak
Diit DM sesuai paket-paket yang telah disesuaikan dengan kandungan kalorinya.
1) Diit DM I : 1100 kalori
2) Diit DM II : 1300 kalori
3) Diit DM III : 1500 kalori
4) Diit DM IV : 1700 kalori
5) Diit DM V : 1900 kalori
6) Diit DM VI : 2100 kalori
7) Diit DM VII : 2300 kalori
8) Diit DM VIII : 2500 kalori
Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan normal
Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja atau
diabetes komplikasi
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3J yaitu
:
JI : jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditam
bah
J II : jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya
J III : jenis makanan yang manis harus dihindari
Penentuan jumlah kalori diit diabetes mellitus harus disesuaikan oleh status gizi p
enderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung Precentage of relative
body weight (BBR = berat badan normal ) dengan rumus :

1) Kurus (underweight) : BBR < 90%


2) Normal (ideal) : BBR 90-110%
3) Gemuk (overweight) : BBR > 110%
4) Obesitas, apabila : BBR > 120%
a) Obesitas ringan : BBR 120-130%
b) Obesitas sedang : BBR 130-140%
c) Obesitas berat : BBR 140-200%
d) Morbid : BBR > 200%
Sebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk penderita DM
yang bekerja biasa adalah :
1) Kurus : BB x 40-60 kalori sehari
2) Normal : BB x 30 kalori sehari
3) Gemuk : BB x 20 kalori sehari
4) Obesitas : BB x 10-15 kalori sehari
b. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah :
1) Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan setiap 1
½ jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderit
a dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan meningkat
kan sensitivitas insulin dengan reseptoornya
2) Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore
3) Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen
4) Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein
5) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan dirangsan
g pembentukan glikogen baru
6) Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena pembakara
n asam lemak menjadi lebih baik
c. Penyuluhan
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) merupakah salah s
atu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita DM, melalui bermacam-maca
m cara atau media misalnya : leaflet, poster, TV, kaset video, diskusi kelompok, d
an sebagainya.
d. Obat-obatan
1) Tablet OAD (Oral Antidiabetes)
a) Mekanisme kerja sulfanilurea
i. Kerja OAD tingkat prereseptor : pankreatik, ekstra pankreas
ii. Kerja OAD tingkat reseptor
b) Mekanisme kerja biguanida
Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek lain ya
ng dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu :
i. Biguanida pada tingkat prereseptor ekstra pankreatik
a. Menghambat absorpsi karbohidrat
b. Menghambat glukoneogenesis di hati
c. Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin
ii. Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah reseptor ins
ulin
iii. Biguanida pada tingkat pascareseptor : mempunyai efek intra seluler
2) Insulin
a) Indikasi penggunaan insulin
i. DM tipe I
ii. DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD
iii. DM kehamilan
iv. DM dengan gangguan faal hati yang berat
v. DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)
vi. DM dan TBC paru akut
vii. DM dan koma lain pada DM
viii. DM operasi
ix. DM patah tulang
x. DM dan underweight
xi. DM dan penyakit Graves
b) Beberapa cara pemberian insulin
i. Suntikan insulin subkutan
Insulin regular mencapai puncak kerjanya pada 1-4 jam, sesudah sunt
ukan subkutan, kecepatan absorpsi di tempat suntikan tergantung pad
a beberapa faktor antara lain :
1) Lokasi suntikan
Ada 3 tempat suntikan yang sering dipakai yaitu dinding perut, len
gan dan paha. Dalam memindahkan suntikan (lokasi) janganlah dil
akukan setiap hari tetapi lakukan rotasi tempat suntikan setiap 14 h
ari, agar tidak memberi perubahan kecepatan absorpsi setiap hari
2) Dalamnya suntikan
Makin dalam suntikan makin cepat puncak kerja insulin dicapai. In
i berarti suntikan intramuskular akan lebih cepat efeknya daripada
subkutan
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus dilakukan
mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, keadaan umum pasien, tanda-tanda
vital, riwayat kesehatan, keluhan utama, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik,
pola kegiatan sehari-hari.
a. Identitas
Merupakan identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal pengkajian
dan diagnosa medis. Identitas ini digunakan untuk membedakan klien satu dengan
yang lain. Jenis kelamin, umur dan alamat dan lingkungan kotor dapat
mempercepat atau memperberat keadaan penyakit infeksi.
b. Keluhan utama
Merupakan kebutuhan yang mendorong penderita untuk masuk RS.
DS yg mungkin timbul :
- Klien mengeluh sering kesemutan.
- Klien mengeluh sering buang air kecil saat malam hari
- Klien mengeluh sering merasa haus
- Klien mengeluh merasa lemah
- Klien mengeluh pandangannya kabur
DO:
- Klien tampak lemas.
- Terjadi penurunan berat badan
- Tonus otot menurun
- Kulit dan membrane mukosa tampak kering
- Tampak adanya luka ganggren
- Tampak adanya pernapasan yang cepat dan dalam
c. Keadaan Umum
 Aktivitas/Istirahat
 Gejala: Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot,tonus otot
menurun, gangguan tidur/istirahat
 Tanda: Takikardi dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan
aktivitas
 Sirkulasi
 Gejala: Adanya riwayat hipertensi,kesemutan pada ekstremitas,ulkus
pada kaki dengan penyembuhan lama
 Tanda: Takikardi,kulit panas,kering dan kemerahan
 Integritas ego
 Gejala: Stres: tergantung pada individu
 Tanda: Ansietas,peka rangsang
 Eliminasi
 Gejala: perubahan pola berkemih(poliuria), nyeri tekan abdomen
 Tanda: Urine encer,pucat,kuning,berkabut,bau busuk(infeksi),bising
usus lemah dan menurun.
 Makanan / Cairan
 penurunan berat badan, haus, polipagia.
 Neurosensori
 Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia,gangguan penglihatan.
 Pernapasan
 Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi/tidak)
 Keamanan
 Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
d. Tanda-tanda Vital
 Pulse rate
 Respiratory rate
 Suhu
e. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada penyakit ini biasanya didapatkan :
 Inspeksi : kulit dan membrane mukosa tampak kering, adanya luka
ganggren, tampak pernapasan cepat dan dalam, tampak adanya retinopati,
kekaburan pandangan.
 Palpasi : kulit teraba kering,.
 Auskultasi : adanya peningkatan tekanan darah.
f. Pemeriksaan penunjang
a) Glukosa darah : meningkat 200-100mg/dL
b) Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
c) Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
d) Elektrolit :
 Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun
 Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler),
selanjutnya akan menurun.
 Fosfor : lebih sering menurun
e) Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir (lama hidup
SDM) dan karenanya sangat bermanfaat untuk membedakan DKA dengan
control tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden ( mis,
ISK baru)
f) Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada
HCO3 (asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
g) Trombosit darah: Ht mungkin meningkat (dehidrasi); Ureum/kreatinin:
mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/ penurunan fungsi ginjal)
h) Amilase darah: mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pancreatitis
akut sebagai penyebab dari DKA.
i) Insulin darah: normal sampai tinggi yang mengindikasikan insufisiensi
insulin/gangguan dalam penggunaannya. Resistensi insulin
j) Pemeriksaan fungsi tiroid: peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin menjadi meningkat.
k) Urine: gula dan aseton positif: berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
l) Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih,
infeksi pernafasan dan infeksi pada luka.
g. Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien?
 Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, bagaimana cara
minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk
menanggulangi penyakitnya.

2.Diagnosa keperawatan
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan gangguan toleransi glukosa
darah
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
3. Defisit pengetahuan behubungan dengan kurang terpapar informasi

3.Intervensi keperawatan
N Diagnosa Luaran keperawatan Intervensi Rasional
O keperawatan keperawatan keperawatan
1 Ketidakstabila Tujuan : setelah Manajemen
n kadar glukos Hiperglikemia
dilakukan intervensi
a darah berhub (I.03115)
keperawatan selama 3
ungan dengan
Observasi :
gangguan x 24 jam maka tingkat - Untuk
toleransi a. Identifikasi mengetahui
ketidakstabilan kadar
glukosa darah kemungkinan penyebab
glukosa darah
penyebab hiperglikem
(D.0027) meningkat dengan Hiperglikemia ia

kriteria hasil : - Untuk


memonitor
- Menggantuk b. Monitor kadar kadar
menurun glukosa darah glukosa
darah
- Pusing menurun
- Untuk
- Lelah atau lesu
mengetahui
menurun tanda dan
gejala
- Keluhan lapar
c. Monitor tanda hiperglikem
menurun dan gejala ia
(L.03022)
hiperglikemia - Untuk
memberika
n asupan
cairan oral
- Untuk
konsultasi
Terapeutik : dengan ahli
medis
a. Berikan
asupan
cairan oral

b. Konsultasi
dengan ahli
medis jika - Untuk

tanda dan memonitor

gejala kadar

hiperglike glukosa

mia tetap darah

ada atau
memburuk.
- Untuk
Edukasi :
mengajari

a. Anjurkan diet

monitor
kadar
glukosa
darah - Untuk

secara kolaborasi
mandiri pemberian
insulin
b. Anjurkan
- Untuk
kepatuhan
kolaborasi
terhadap
diet dan pemberian
olahraga cairan.

Kolaborasi :

a. Kolaborasi
Pemberian
insulin

b. Kolaborasi
pemberian
cairan IV

2 Pola nafas Tujuan : setelah Manajemen jalan


tidak efektif nafas
dilakukan intervensi
berhubungan (I.01011)
keperawatan selama 3
dengan Observasi
hambatan x 24 jam maka tingkat a. Monitor - Untuk
upaya nafas pola nafas mengetahui
pola nafas membaik
( frekuensi,k pola dan
dengan kriteria hasil :
edalaman,us frekuensi
- Dispnea aha nafas ) nafas pasien
b. Monitor - Untuk
menurun
bunyi nafas mengetahui
- Frekuensi nafas tambahan bunyi nafas
membaik (mis.gurglin
,
- Kedalaman
mengi,whee
nafas membaik zing,ronkhi
kering)
c. Monitor - Untuk
sputum mengetahui
(jumlah, jumlah,war
warna,arom na dan
a) aroma
sputum
Terapeutik
a. Pertahankan - Agar pasien
kepatenan merasakan
jalan nafas kenyamana
dengan n
head-tilt dan
chin-lift
(jaw-thrust
jika curiga
trauma
servikal)
b. Posisikan - Agar pasien
semi fowler merasa
atau fowler nyaman
dengan
posisi yang
diberikan
c. Berikan - Untuk
minum bantu
hangat mengurangi
sesak
Edukasi
a. Anjurkan - Untuk
asupan melancarka
cairan 2000 n suhu
ml/hari jika tubuh dan
tidak aliran darah
kontraindika
si
b. Ajarkan
teknik batuk - Untuk
efektif membersihk
an jalan
Kolaborasi nafas
a. Kolaborasi
pemberian - Untuk
bronkodilat mempercep
or, at proses
ekspektoran penyembuh
, mukolitik an
jika perlu

3 Defisit Tujuan : setelah Edukasi


pengetahuan dilakukan intervensi Kesehatan
behubungan keperawatan selama 3 (1.12383)
dengan kurang x 24 jam maka tingkat Observasi
terpapar pengetahuan meningkat a. Identifikas - Untuk
informasi dengan kriteria hasil : i kesiapan meningkakan
(D.0111) 1. Kemampuan dan pengetahuan
menjelaskan kemampua pasien
pengetahuan n
tentang suatu menerima
topik informasi
2. Pertanyaan Terapeutik
tentang masalah a. Sediakan - Untuk
yang dihadapi materi dan mempermu
3. Persepsi yang media dah
keliru terhadap penidikan pemberian
masalah kesehatan penkes
(L.12111) b. Jadwalkan - Agar jadwal
pendidikan tertata
kesehatan dengan rapi
sesuai
kesepakata
n
Edukasi
a. Jelaskan - Agar pasien
faktor lebih
resiko mengerti
yang dapat resiko apa
mempenga saja yang
ruhi mempengar
kesehatan uhi
kesehatan
b. Ajarkan - Agar pasien
perilaku memahami
hidup hidup
bersih dan bersih dan
sehat sehat
Kolaborasi
a. Melakukan - Agar pasien
pendidikan lebih
kesehatan mengerti
mengenai tentang

pengertian penkes dm

dan diit
diabetes
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12, EGC, Jakarta
Hasdianah, 2012, Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa Dan Anak-anak Denga
n Solusi herbal, Nuha Medika, Yogyakarta
Julianto, Eko (2011) Pengobatan Diabetes Mellitus dengan Tanaman Obat Asli Indonesia,
UNDIP, Semarang
Padila, 2012. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah (Cetakan 1). Yogyakarta:Nuha medik
a
Patrilia, D. F. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Rendah Gara
m Dan Keteraturan Kontrol Teakanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di RSUD T
ugerejo Semarang. Http://Www.Ejurnal.Com/2013/10/Hubungan-Dukungan-Keluarg
a-Dengan Html. Tanggal 12 Juli 2013
Prastanti, Dhian Wahyu. (2012). Konsep Keperawatan Keluarga. Universitas Purwokerto:
Muhammadiyah.
Prince, Sylvia Anderson (2012) Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi
6; Alih Bahasa, Brahm U, Pendit... [et. al.] ;Editor Edisi Bahasa Indonesia Huriawati
Hartono...[et. al], EGC, Jakarta.
SDKI, SLKI, SIKI PPNI (2016), Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
Suprajitno, 2014. Konsep Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Wilkimson,Judit M.dan Aherm,Nancy R.2013.Buku Saku Diagnosis Keperawatan (edisi 9).
jakarta :EGC.

Anda mungkin juga menyukai