DISUSUN OLEH :
Erita Adrianti
191111003
DOSEN PEMBIMBING
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
1. Pengertian
Diabetes mellitus atau penyakit kencing manis adalah penyakit yan
g ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikem
ia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relative (Hasdian
ah, 2012).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, gluk
osa yang normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu darah, glukosa dibentu
k di hati dari makanan yang dikonsumsi (Brunner & Suddarth, 2013).
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai den
gan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalis metabolisme kar
bohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi, insu
lin, atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan k
omplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati (Wilkimso
n, 2013)
2. Etiologi
a. Diabetes Mellitus Tipe I
Menurut Brunner & Suddarth, 2013 diabetes tipe I ditandai oleh peng
hancuran sel-sel beta pankreas. Kombinasi faktor genetik, imunologi d
an mungkin pula lingkungan (misalnya, infeksi virus) diperkirakan tur
ut menimbulkan destruksi sel beta.
1) Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi
mewarisi sesuatu predisposisi atau kecenderungan genetik kearah
terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan p
ada individu yang memiliki tipe antigen HLA (Human Leucocyte
Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggu
ng jawab atas antigen transplantasi dan proses imun lainnya.
2) Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respons otoimun.
Respon ini merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringa
n tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
3) Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang me
nimbulkan destruksi sel beta.
b. Diabetes Mellitus Tipe II
Menurut Brunner & Suddarth, 2013 mekanisme yang tepat menyebab
kan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe I
I masih belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan memegang pera
nan proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor-
faktor resiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya diab
etes tipe II. Faktor-faktor ini adalah :
1) Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara
drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes seri
ng muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut, terut
ama setelah 45 tahun pada mereka yang berat badannya berlebih,
sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin.
2) Obesitas
Pada yang mengalami obesitas (kegemukan) terdapat korelasi ber
makna antara obesitas dengan kadar glukosa darah, pada derajat k
egemukan dengan IMT >23 dapat menyebabkan peningkatan kad
ar glukosa darah menjadi 200mg/dL.
3) Riwayat keluarga
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap
diabetes mellitus, karena kelainan gen yang mengakibatkan tubuh
nya tidak dapat menghasilkan insulin dengan baik.
3. Klasifikasi
1) Tipe I : Insulin Dependent Diabetes Melitus ( IDDM) /
Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI )
5% - 10 % penderita diabetik adalah tipe 1. Sel-sel Beta dari
pankreas yang normalnya menghasilkan insulin dihancurkan
oleh proses autoimun. Diperlukan suntikan insulin untuk
mengontrol kadar gula darah. Awitannya mendadak biasanya
terjadi sebelum usia 30 tahun.
2) Tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes Melitus ( NIDDM )/
Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI )
90 % penderita diabetic adalah tipe II. Kondisi ini diakibatkan
oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin)
atau akibat penurunan jumlah pembentukan insulin.
Pengobatan pertama adalah dengan diit dan olahraga, jika
kenaikan kadar glukosa darah menetap, suplemen dengan
preparat hipoglikemik (suntikan insulin dibutuhkan, jika
preparat oral tidak dapat mengontrol hiperglikemia). Terjadi
paling sering pada mereka yang berusia lebih dari 30 tahun dan
mereka yang obesitas.
3) DM tipe lain
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas, obat, infeksi,
antibody, sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan
karakteristik gangguan endokrin.
4) Diabetes Kehamilan : Gestasional Diabetes Melitus ( GDM )
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya
tidak mengidap diabetes.
4. Patofisiologi
Menurut Price dan Sylvia (2012), Diabetes Mellitus (DM) merupak
an kelainan metabolisme yang disebabkan oleh terjadinya kerusakan pada
sel-sel β pulau Langerhans dalam kelenjar pankreas, sehingga hormon insu
lin disekresikan dalam jumlah yang sedikit, bahkan tidak sama sekali. Dia
betes mellitus juga dapat disebabkan oleh terjadinya penurunan sensitifitas
reseptor hormon insulin pada sel.
Metabolisme adalah proses pembentukan energi di dalam tubuh. D
alam proses metabolisme insulin memegang peranan penting yaitu bertuga
s memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya dapat digunakan se
bagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormone yang disekresika
n oleh sel–sel beta yang salah satu dari empat tiap sel dalam pulau–pulau l
angerhans pankreas. Insulin diumpamakan sebagai anak kunci yang dapat
membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam
sel glukosa itu dioksidasi menjadi energi atau tenaga (Julianto Eko, 2011)
5. Tanda dan Gejala
Menurut Hasdianah (2012), tanda dan gejala diabetes mellitus dapat
digolongkan menjadi gejala akut dan gejala kronis.
a. Gejala akut diabetes mellitus
Gejala penyakit diabetes mellitus dari satu penderita ke penderita lain
bervariasi bahkan, mungkin tidak menunjukkan gejala apapun saat tert
entu.
1) Pada permulaan gejala yang ditujukan meliputi serba banyak (poly),
yaitu :
a) Banyak makan (polyphagia)
b) Banyak minum (polydipsia)
c) Banyak kencing (polyuria)
2) Bila keadaan tersebut tidak segera diobati, akan timbul gejala :
a) Banyak minum
b) Banyak kencing
c) Nafsu makan mulai berkurang atau berat badan turun cepat (turu
n 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu)
d) Mudah lelah
e) Bila tidak lekas diobati, akan timbul rasa mual bahkan penderita
akan jatuh koma yang disebut dengan koma diabetik
b. Gejala kronis diabetes mellitus
Gejala kronis yang dialami penderita diabetes mellitus adalah sebagai
berikut :
a) Kesemutan
b) Kulit terasa panas, atau seperti tertusuk-tusuk jarum
c) Rasa tebal kulit
d) Kram
e) Mudah mengantuk
f) Mata kabur, biasanya sering ganti kaca mata
g) Gatal di sekitar kemaluan terutama wanita
6. Komplikasi
Beberapa komplikasi dari diabetes mellitus menurut Rendy (2012), adalah:
a. Akut
1) Hipoglikemia
2) Hiperglikemia
3) Penyakit makrovaskuler mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung koro
ner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler)
4) Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati, nefropati
5) Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstremitas), saraf otonom berpeng
aruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler
b. Kronik
1) Neuropati diabetik
2) Retinopati diabetik
3) Nefropati diabetik
4) Proteinuria
5) Kelainan koroner
6) Ulkus/gangren
Terdapat lima grade ulkus diabetikum, antara lain :
(1) Grade 0 : tidak luka
(2) Grade I : kerusakan hanya sampai pembukaan kulit
(3) Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
(4) Grade III : terjadi abses
(5) Grade IV : gangren pada kaki bagian distal
(6) Grade V : gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal
7. Pemeriksaan diagnostik
1. Glukosa darah normal
2. Glukosa darah sewaktu
3. Kadar glukosa darah puasa
4. Tes toleransi glukosa
1) Glukosa darah normal dalam tubuh manusia yaitu :
a. Glukosa sebelum makan : sekitar 70-130 mg/dl
b. Glukosa dua jam setelah makan : <180 mg/dl
c. Glukosa setelah makan (puasa) selama setidaknya delapan jam : <100
mg/dl
d. Glukosa menjelang tidur : 100-140 mg/dl
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus sedikitnya 2 kali pemeriksaa
n:
a. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
b. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsum
si 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial 9 (pp) >200 mg/dl)
d. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS >200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl
dan dua jam post prandial >200 mg/dl
2. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan
dengan cara Benedict (reduksi). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna p
ada urine : hijau (+), kuning (++), merah (+++), dan merah bata (++++)
8. Penatalaksanaan Medik
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan ka
dar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neur
opati. Tujuan teraupetik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah no
rmal (euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan series pada pola aktivitas
pasien.
Ada empat komponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu :
a. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda
4) Mempertahankan kadar glukosa darah normal
5) Menekan dan menunda timbulnya peyakit angiopati diabetik
6) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
7) Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet DM adalah :
1) Jumlah sesuai kebutuhan
2) Jadwal diet ketat
3) Jenis : boleh dimakan/tidak
Diit DM sesuai paket-paket yang telah disesuaikan dengan kandungan kalorinya.
1) Diit DM I : 1100 kalori
2) Diit DM II : 1300 kalori
3) Diit DM III : 1500 kalori
4) Diit DM IV : 1700 kalori
5) Diit DM V : 1900 kalori
6) Diit DM VI : 2100 kalori
7) Diit DM VII : 2300 kalori
8) Diit DM VIII : 2500 kalori
Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan normal
Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja atau
diabetes komplikasi
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3J yaitu
:
JI : jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditam
bah
J II : jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya
J III : jenis makanan yang manis harus dihindari
Penentuan jumlah kalori diit diabetes mellitus harus disesuaikan oleh status gizi p
enderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung Precentage of relative
body weight (BBR = berat badan normal ) dengan rumus :
2.Diagnosa keperawatan
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan gangguan toleransi glukosa
darah
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
3. Defisit pengetahuan behubungan dengan kurang terpapar informasi
3.Intervensi keperawatan
N Diagnosa Luaran keperawatan Intervensi Rasional
O keperawatan keperawatan keperawatan
1 Ketidakstabila Tujuan : setelah Manajemen
n kadar glukos Hiperglikemia
dilakukan intervensi
a darah berhub (I.03115)
keperawatan selama 3
ungan dengan
Observasi :
gangguan x 24 jam maka tingkat - Untuk
toleransi a. Identifikasi mengetahui
ketidakstabilan kadar
glukosa darah kemungkinan penyebab
glukosa darah
penyebab hiperglikem
(D.0027) meningkat dengan Hiperglikemia ia
b. Konsultasi
dengan ahli
medis jika - Untuk
gejala kadar
hiperglike glukosa
ada atau
memburuk.
- Untuk
Edukasi :
mengajari
a. Anjurkan diet
monitor
kadar
glukosa
darah - Untuk
secara kolaborasi
mandiri pemberian
insulin
b. Anjurkan
- Untuk
kepatuhan
kolaborasi
terhadap
diet dan pemberian
olahraga cairan.
Kolaborasi :
a. Kolaborasi
Pemberian
insulin
b. Kolaborasi
pemberian
cairan IV
pengertian penkes dm
dan diit
diabetes
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12, EGC, Jakarta
Hasdianah, 2012, Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa Dan Anak-anak Denga
n Solusi herbal, Nuha Medika, Yogyakarta
Julianto, Eko (2011) Pengobatan Diabetes Mellitus dengan Tanaman Obat Asli Indonesia,
UNDIP, Semarang
Padila, 2012. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah (Cetakan 1). Yogyakarta:Nuha medik
a
Patrilia, D. F. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Rendah Gara
m Dan Keteraturan Kontrol Teakanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di RSUD T
ugerejo Semarang. Http://Www.Ejurnal.Com/2013/10/Hubungan-Dukungan-Keluarg
a-Dengan Html. Tanggal 12 Juli 2013
Prastanti, Dhian Wahyu. (2012). Konsep Keperawatan Keluarga. Universitas Purwokerto:
Muhammadiyah.
Prince, Sylvia Anderson (2012) Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi
6; Alih Bahasa, Brahm U, Pendit... [et. al.] ;Editor Edisi Bahasa Indonesia Huriawati
Hartono...[et. al], EGC, Jakarta.
SDKI, SLKI, SIKI PPNI (2016), Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
Suprajitno, 2014. Konsep Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Wilkimson,Judit M.dan Aherm,Nancy R.2013.Buku Saku Diagnosis Keperawatan (edisi 9).
jakarta :EGC.