Anda di halaman 1dari 4

NPM 19.4301.

196
Nama: Harley marlen freitas.
Kelas: 4/C
Materi: Hukum Dagang.
Tugas Akhir.!

• Sejarah BUMN;
Kementerian BUMN merupakan transformasi dari unit kerja eselon II Departemen Keuangan
(1973-1993) yang kemudian menjadi unit kerja eselon I (1993-1998 dan 2000-2001). Tahun
1998-2000 dan tahun 2001 sampai sekarang, unit kerja tersebut menjadi Kementerian
BUMN.
Kementerian BUMN memiliki tugas pokok dan fungsi melaksanakan pembinaan terhadap
perusahaan negara/BUMN di Indonesia. Kementerian BUMN telah ada sejak tahun 1973,
yang awalnya merupakan bagian dari unit kerja di lingkungan Departemen Keuangan.
Selanjutnya, organisasi tersebut mengalami beberapa kali perubahan dan perkembangan.
Dalam periode 1973 sampai dengan 1993, unit yang menangani pembinaan BUMN berada
pada unit setingkat eselon II. Awalnya, unit organisasi itu disebut Direktorat Persero dan
PKPN (Pengelolaan Keuangan Perusahaan Negara). Selanjutnya terjadi perubahan nama
menjadi Direktorat Persero dan BUN (Badan Usaha Negara). Terakhir kalinya pada unit
organisasi setingkat eselon II, organisasi ini berubah menjadi Direktorat Pembinaan BUMN
sampai dengan tahun 1993.
Selanjutnya, seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk mengoptimalkan pengawasan
dan pembinaan terhadap BUMN, dalam periode 1993 sampai dengan 1998, organisasi yang
awalnya hanya setingkat Direktorat/eselon II, ditingkatkan menjadi setaraf Direktorat
Jenderal/eselon I, dengan nama Direktorat Jenderal Pembinaan Badan Usaha Negara (DJ-
PBUN).
Mengingat peran, fungsi dan kontribusi BUMN terhadap keuangan negara sangat signifikan,
pada tahun 1998 sampai dengan 2000, pemerintah Indonesia mengubah bentuk organisasi
pembina dan pengelola BUMN menjadi setingkat kementerian. Awal dari perubahan bentuk
organisasi menjadi kementerian terjadi pada masa pemerintahan Kabinet Pembangunan VI,
dengan nama Kantor Menteri Negara Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN/Kepala
Badan Pembinaan BUMN.
Pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2001, struktur organisasi kementerian ini dihapuskan
dan dikembalikan lagi menjadi setingkat eselon I di lingkungan Departemen Keuangan.
Namun, pada tahun 2001, ketika terjadi suksesi kepemimpinan, organisasi tersebut
dikembalikan lagi fungsinya menjadi setingkat kementerian dengan nama Kementerian
Negara Badan Usaha Milik Negara. Pada tahun 2009, mengikuti perubahan nomenklatur
seluruh kementerian, kementerian ini pun berganti nomenklatur menjadi Kementerian Badan
Usaha Milik Negara.
• Pengaturan BUMN ; Kementerian Badan Usaha Milik Negara mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan di bidang pembinaan badan usaha milik negara dalam
pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara[3].
Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Badan Usaha Milik Negara menyelenggarakan
fungsi:
1.Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pembinaan badan usaha milik negara;
2.Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan badan usaha milik
negara;
3.Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian
Badan Usaha Milik Negara; dan
4.Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara.
• Bentuk BUMN
a. Badan Usaha Perseroan (Persero)
Badan usaha perseroan (persero) adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang
modalnya
terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya
dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.
Maksud dan Tujuan Badan Usaha Perseroan (Persero);
• Menyediakan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya sang kuat
• Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai badan usaha.
b. Badan Usaha Umum (Perum)
Badan usaha umum (perum) adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan
tidak
Terbagi atas saham. Badan usaha umum memiliki maksud dan tujuan yang didukung menurut
Persetujuan menteri adalah melakukan penyertaan modal dalam usaha yang lain.
Maksud dan Tujuan Badan Usaha Umum (Perum);
Menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyedia barang
dan Jasa berkualitas dengan harga yang dapat dijangkau masyarakat menurut prinsip
pengelolaan Badan usaha yang sehat.

• Ciri-ciri BUMN
1.Sumber pemasukan negara
Ciri ciri BUMN yang pertama adalah sebagai sumber pemasukan negara. Tentunya hal ini
tidak bisa dimungkiri lagi karena memang BUMN merupakan sumber pemasukan utama
dana negara.
Pelayanan dan penyediaan barang yang dilakukan BUMN untuk masyarakat merupakan satu
di antara pemasukan rutin bagi negara.
Jadi, adanya BUMN, negara bisa tetap menjalankan aktivitas perekonomian. Semua
keuntungan dari aktivitas perkonomian ini akan masuk ke kas negara.
2.Kekuasaan penuh di tangan pemerintah
Sesuai namanya, segala aktivitas BUMN atau Badan Usaha Milik Negara ini dikontrol,
diawasi, dan dikuasai penuh oleh pemerintah.
Kekuasaan penuh pemerintah ini bertujuan untuk menjaga kesetabilan dan menghindari atau
mencegah terjadinya penyelewengan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
3.Segala risiko ditanggung pemerintah
Saat kekuasaan penuh ada di tangan pemerintah, segala risiko yang ada juga akan ditanggung
pemerintah. Jadi, BUMN merupakan tanggung jawab dan hak sepenuhnya ada di pemerintah.
Bagaimana berjalannya BUMN ditentukan bagaimana pemerintah memperhatikannya.
4.Melayani kepentingan umum dan pelayanan publik
Ciri ciri BUMN selanjutnya adalah melayani kepentingan umum dan memberikan pelayanan
publik. Hal ini menjadi tugas utama BUMN sebagai badan usaha yang dibentuk untuk
melayani masyarakat.
5.Saham bisa dimiliki masyarakat
Meski BUMN dikuasai negara, sahamnya bisa dimilik oleh masyarakat. Untuk saham yang
ada di BUMN, tidak hanya negara yang berhak menguasainya.
Akan tetapi, pihak lain juga bisa dan berhak memiliki saham yang ada di BUMN. Namun,
perlu diketahui, kepemilikan saham oleh pihak luar memiliki batasan, yakni tidak boleh lebih
dari 50 persen dari saham yang dimiliki oleh BUMN.
6.Produknya dibutuhkan masyarakat
Ciri terakhir ialah apa pun yang menjadi bidang BUMN tersebut, apa pun yang disediakan
atau yang diperjualbelikan, merupakan produk yang memang dibutuhkan sekali oleh
masyarakat.

•Pendirian BUMN
Pendirian BUMN memiliki tujuan sosial sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 UUD
1945 dan menghasilkan keuntungan bukanlah merupakan tujuan pendirian sebuah BUMN
•Tanggung jawab BUMN
Dalam amanat UU BUMN disebutkan bahwa tugas komisaris terdiri dari dua, pertama yakni
melakukan pengawasan, kedua memberikan nasihat kepada direksi dalam penyelenggaraan
perusahaan.
Komisaris perusahaan BUMN juga tidak memiliki fungsi atau kewenangan operasional di
dalam perusahaan. Sementara untuk koordinasi, komisaris bisa menghadiri rapat rutin
perusahaan seperti rapat mingguan dan rapat bulanan.
• Berakhirnya BUMN
Bubarnya BUMN terdapat pada PP No.45 Tahun 2005

Anda mungkin juga menyukai