Anda di halaman 1dari 16

Pembahasan

A. Pengertian Peradaban Islam


Yusuf Qardhawi mendefinisikan peradaban adalah sekumpulan dari
bentuk-bentuk kemajuan, baik yang berupa kemajuan bendawi, ilmu
pegetahuan, seni, sastra, maupun sosial, yang terdapat pada suatu masyarakat
atau pada masyarakat yang serupa.

B. Perkembangan Peradaban Islam dan Faktor Pendukungnya


1. Masa Rasulullah saw.
Islam pertama kali berkembang di Makkah, berlanjut di Madinah, terus
menyebar ke wilayah Hijaz di semenanjung Arabia. Daerah ini, jika dikaji
dari aspek kebudayaan dan peradaban tidak terlalu istimewa, khususnya
dibandingkan dengan peradaban Byzantium (Romawi Timur) dan Sasania
(Persia) yang dominan pada waktu itu.
Selanjutnya, Islam berkembang dan muncul sebagai peradaban yang
mempunyai karakteristik dan ciri-ciri yang khas, jika dibandingkan dengan
peradaban lain di dunia.
Muhammad bin Abdullah merupakan Rasul terakhir yang membawa
perubahan besar. Berlandaskan konsep dakwah yang strategis, baik di
Makkah maupun di Madinah. Nabi Muhammad saw. berhasil mengubah
bangsa Arab jahiliyyah yang semula egois, terbelakang, barbar, tidak mau
diatur, dan terpecah belah karena sentimen kesukuan menjadi umat
muslim yang maju di bidang ekonomi, kebudayaan, dan kemiliteran,
bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi yang kala itu merupakan
negara super power.

2. Masa Khulafa’ur Rasyidin


Ketika Islam dipimpin Khulafa'ur Rasyidin, Islam mengalami
perluasan wilayah sehingga Islam tidak hanya dianut oleh orang-orang
Arab di semenanjung Arabia, tetapi meluas sampai negara-negara di
sekitarnya.
Bandingkan dengan penaklukkan Romawi yang dilakukan berangsur-
angsur dan berjalan lambat. Iskandar Agung telah membuat terobosan
spektakuler di Asia, tetapi setelah Iskandar meninggal, kerajaan Yunani
yang dipimpinnya hancur. Berbeda dengan Khulafa'ur Rasyidin yang
membawa suatu peradaban segar, khas, unik, dan cara pandang baru
terhadap kehidupan manusia, yang dikenal dengan ciri-cirinya, sebagai
berikut.
a. Persamaan hak, derajat manusia tidak lagi diukur atau dinilai dari
warna kulitnya, ras, suku bangsa dan asal usulnya, tetapi mulia
tidaknya seseorang didasarkan kepada taqwanya di sisi Allah swt.
(Q.S. Al-Hujurāt/49: 13).
b. Semangat persaudaraan, ikatan persaudaraan bukan hanva
berlandaskan hubungan darah atau adanya perkawinan, akan tetapi
berdasarkan ikatan aqidah atau keimanan (Q.S. AI Hujurāt/49: 10. a.
dan Q.S. At-Taubah/9: 11)
c. Penerapan keadilan yang merata (Q.S. An-Nisä'/4: 135), keadilan idak
sengaja oleh orang awam, serta merta Djabalah menoleh tidak
enamparnya sehingga hancur hidungnya, dan orang itu pun pergi
menghadap Khalifah Umar bin Khattab mengadukan kejadian tersebut.
Setelah melalui proses hukum, jatuhlah hukuman qishas untuk
Djabalah, yaitu hukuman yang sama (balik ditampar).
d. Kekuasaan itu amanah, Islam menyerukan kepada penguasa agar
bekerja untuk melayani dan membahagiakan rakyatnya, bukan untuk
diri sendiri atau kelompok.

3. Masa Bani Umayyah


Pasca wafatnya Khalifah Ali bin Abi Thalib, bentuk pemerintahan
Islam yang dirintis Nabi Muhammad saw. dan Khulafa'ur Rasyidin
mengalami perubahan, yaitu dari sistem musyawarah (demokrasi) menjadi
monarki (kerajaan) dalam bentuk Dinasti Bani Umayyah.
Dinasti Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan bin
Harb bin Umayyah. Kekhalifahan Muawiyah diperoleh melalui diplomasi
tidak sehat yang dilakukan oleh Amr bin Ash dengan Abu Musa Al-
Asy'ari mewakili pihak Khalifah Ali bin Thalib dalam Peristiwa Tahkim di
Daumatul Jandal pada tahun 43 H.
Jika dikaji dari aspek lain, penyebaran Islam terhenti pada masa
Khalifah Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, lalu dilanjutkan pada
Bani Umayyah. Di zaman Muawiyah, Tunisia dapat ditaklukkan. Di
sebelah Timur, Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke
sungai Oxus dan Kabul (Afghanistan), angkatan lautnya melakukan
serangan-serangan ke ibu kota Bynzantium (Konstantinopel).
Ekspansi ke Timur yang sudah dilakukan oleh Muawiyah, dilanjutkan
Lalu, ekspansi ke wilayah Barat secara besar-besaran dilanjutkan sungai
Oxus dan dapat menaklukkan Balkan, Bukhara, Farghana dan Samarkand
(semua itu menjadi wilayah Eropa). Tentaranya bahkan oleh Khalifah
Abdul Malik. Dia mengirim tentaranya menyeberangi sampai ke India dan
dapat menguasai Balukhistan, Sind dan daerah di zaman Walid bin Abdul
Malik. Di masanya (lebih 10 tahun), menjadi Qunjab sampai ke Maltan
(Asia Selatan). hidup tenteram, aman, dan tertib.
Kemajuan yang dicapai pada masa Bani Umayyah
a. Administrasi Pemerintahan dan sarana Prasarana
Wilayah Bani Umayyah sangat luas. Oleh karena itu, diperlukan
badan khusus yang mengurus Pos dan ekspedisi. Khalifah Muawiyah
mendirikan sebuah lembaga yang diberi nama "Barid" yang tugasnya
mengantarkan dokumen-dokumen penting ke wilayah-wilayah.
Begitu pentingnya lembaga ini sehingga Khalifah berpesan agar
tidak menahan petugas barid untuk menemuinya, baik siang maupun
malam. Beberapa riwayat menyebutkan, lembaga Barid ini juga
berfungsi sebagai badan intelijen yang berfungsi untuk menyampaikan
pesan-pesan rahasia ke pemerintah pusat.
Bidang pertanian demikian juga, sistem irigasi baru diperkenalkan
kepada masyarakat Spanyol yang tidak mengenal sebelumnya. Dam-
dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air
didirikan, sehingga tempat-tempat yang tinggi pun, mendapat jatah air
juga.
Selanjutnya, bangsa Arab memperkenalkan pengaturan hidrolik
untuk tujuan irigasi. Jika dam digunakan untuk mengecek curah hujan,
waduk (kolam) dibuat untuk konservasi (penyimpanan air). Pengaturan
hydrolik itu, dibangun dengan memperkenalkan roda air (water wheel)
asal Persia yang dinamakan naurah. Disamping itu, orang-orang Islam
juga memperkenalkan pertanian padi, perkebunan jeruk, kebun-kebun
dan taman-taman.
Di samping pertanian dan perdagangan, juga dibangun industri
tekstil, kayu, kulit, logam, dan industri barang-barang tembikar yang
merupakan tulang punggung ekonomi Spanyol Islam.

b. Arsitektur
Pada masa khalifah Walid bin Abdul Malik dibangun sebuah
masjid dengan ukiran yang sangat indah, arsitektur masjid ini memberi
inspirasi terhadap seni bangunan masjid di seluruh dunia. Salah satu
karya umat Islam ketika itu adalah Masjid Umaiyah, beberapa mosaik
asli abad ke-8 masih dipertahankan. Begitu juga bangunan gedung,
seperti bangunan kota, istana, pemukiman.

c. Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan


Pada periode ini, berkembang pesat berbagai cabang ilmu
pengetahuan dan ilmu agama. Seni sastra berkembang dengan pesat
sehingga syair yang muncul senantiasa menonjolkan sastranya, di
samping isinya yang sangat bermutu. Para penyair tersebut, antara lain
Junair (653-733M) dan Al-Faradzah (641–732M).
Selanjutnya, seni suara juga berkembang dengan pesat, seperti seni
baca Al Qur'an, qasidah dan seni musik lainnya. Sementara itu,
perkembangan seni ukir yang paling menonjol adalah penggunaan
Khat Arab sebagai motif ukiran atau pahat, dikenal dengan istilah
kaligrafi.
Seni kaligrafi ini, dapat dilihat dari banyaknya dinding masjid dan
tembok-tembok istana, sementara seni bangunan banyak berkembang
di kota-kota besar, seperti bangunan gedung yang tinggi atau masjid-
masjid. Salah satu ukiran yang tersisa sampai kini adalah ukiran
dinding istana mungil Amrah yang terletak kurang lebih 50 mil sebelah
Timur kota Amman (Yordania).

d. Peradilan
Sebagai ikhtiar penegakan hukum, dibentuk tiga tingkat peradilan,
yaitu peradilan yang berkaitan dengan agama, yang disebut Al-Qadha;
peradilan masalah-masalah pidana, yang disebut Al-Hisbah; dan peradilan
terhadap aparatur negara disebut Al-Mazhalim. Peradilan ini juga
digunakan untuk pengajuan banding sehingga setiap persidangan dihadiri
lima kelompok yang terdiri atas, pembela, qadhi, ahli fiqih, sekretaris dan
saksi-saksi.

e. Teknologi
1) Penemuan pembuatan kertas; tahun 650 M dilakukan percobaan
pembuatan kertas pertama di Samarkand dan Babilonia dengan
menggunakan ampas sutra. Tahun 705 M Yusuf Amran di Makkah
membuatnya dari kapas yang disebut "Damaskus paper", dan di Andalusia
dibuat dari serat-serat linen yang disebut "Yativa paper
2) Mesiu; walaupun bangsa Tiongkok lebih dahulu menemukannya. akan
tetapi pengunaannya terbatas bagi keperluan upacara keagamaan atau
keramaian seperti mercon. Bani Umayyah-lah yang merintis sifat
kegunaannya menjadi peralatan militer.
3) Kompas; jarum magnet sudah ditemukan oleh Bangsa Tiongkok. namun
navigator-navigator muslim yang pertama kali menggunakan jarum
magnet dalam pelayarannya.

4. Masa Bani Abbasiyah


Pemerintahan Bani Abbasiyah yang didirikan pada tahun 132 H/750 M,
merupakan kelanjutan dari Bani Umayyah. Selama dinasti ini berkuasa,
pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan
politik, sosial dan budaya.
Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik tersebut, para
sejarawan membagi masa pemerintahan Bani Abbasiyah menjadi berjaya
lima periode, yaitu sebagai berikut.
a. Periode pertama (132 H/750 M-232 H/847 M), periode ini
dipengaruhi Persia I.
b. Periode kedua (232 H/847 M-334 H/945 M), periode ini dipengaruhi
Turki I.
c. Periode ketiga (334 H/945 M-447 H/1055 M), periode ini dipengaruhi
Persia II (pengaruh Dinasti Buawaih).
d. Periode keempat (447 H/1055 M-590 H/1194 M), periode ini
dipengaruhi Turki II (pengaruh Dinasti Saljuk).
e. Periode kelima (590 H/1194 M-654 H/1258 M), masa ini
pemerintahan bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya
hanya efektif di sekitar kota Baghdad.

Kemajuan yang dicapai pada masa Bani Abbasiyah


a. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
` Sejarah mencatat zaman keemasan ilmu pengetahuan terjadi pada
masa pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid. Ketika itu, berkembang
ilmu pengetahuan seperti kedokteran, kimia, fisika, biologi,
farmakologi, matematika, astronomi, tafsir, hadits, fiqih, dan tasawuf.
Semua ilmu pengetahuan ini terkoordinir dengan baik dan terarsip
secara sistematis dalam perpustakaan Baitul Hikmah.
b. Ilmu Tafsir dan Hadits
Perkembangan Ilmu Tafsir dan Hadits pada masa Bani Abbasiyah
mengalami kemajuan. Kitab-kitab terkait dengan llmu Tafsir, antara
lain Jami al Bayan fi Tafsir Al-Qur'an karya Ibnu Jarir ath-Thabari,
Abu Muslim Muhammad bin Baadr al Ishafaniah dengan Tafsirnya
Jami'ut Ta'wil.
Sementara kitab-kitab Hadits yang muncul saat itu adalah Al-Jami
al-Shahih dan at Tarikh al Kabir karya Imam Bukhari, Al-Jami Shahih
Muslim karya Imam Muslim, Sunan Ibnu Majah karya Ibnu Majah,
Sunan Abu Dawud karya Abu Dawud, Sunan At-Tirmidzi karya
Tirmidzi, dan Sunan an-Nasa'i karya Nasa'i. Semua kitab Hadits
tersebut menjadi rujukan dalam memecahkan masalah-masalah fiqih
dari zaman dahulu sampai sekarang.
c. Ilmu Fiqh
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, masalah-masalah fiqih
pun berkembang dengan pesat. Di masa itu, muncul Kitab Al-
Muwatha' karya Imam Malik, Kitab Ar-Risalah karya Imam Syafi'i,
Kitab Musnad al-Imam al-Adham karya Imam Abu Hanifah, dan Kitab
al-Musnad karya Imam Ahmad bin Hambal.
d. llmu Kedokteran
Di masa Khalifah Harun Ar-Rasyid, ilmu kedokteran mulai
berkembang, dokter-dokter yang telah mengukir sejarah pada masa itu,
antara lain Abu Zakaria ar-Razi (Rhazes/Ar-Razi) yang karyanya
paling banyak dirujuk di dunia kedokteran. Karya beliau adalah al-
Hawi, al-A'sah, dan al-Jami'.
Ibnu Sina (Avicenna), beliau dijuluki "Raja Diraja Dokter" adalah
seorang perintis tentang penyakit syaraf dan berbagai penyakit. Selain
bidang kedokteran, beliau juga dikenal sebagai saintis ulung dan filsuf.
Karya beliau yang sangat terkenal adalah al-Qanun fi at-Tibb dan Asy-
Syifa'.
e. Ilmu Matematika
Tokoh pengembang ilmu matematika al-Makmun adalah Al-
Khawarizmi, seorang matematikawan berkebangsaan Arab, dan telah
menyusun tabel astronomi dan menemukan aljabar. Nama ini sangat
dikenal sampai sekarang dengan buah karyanya Algoritma yang
digunakan dalam menyusun pemrograman komputer saat ini. Tokoh
lainnya berasal dari Persia, yaitu Abu Wafa, yang karyanya tentang
tabel susunan sinus, tangens, dan tabel kalkulasi tangens. asa Khalifah.
f. Ilmu Astronomi
Ilmuwan muslim yang meletakkan dasar ilmu Astronomi antara
lain Al-Biruni dengan karyanya al-Hind dan al-Qanun al-Mas'udi fi al-
Hai'a wa al-Nuju, sebuah kitab yang menjelaskan cara menentukan
garis lintang dan garis bujur serta menguraikan cara kerja mata air
artesis, lalu diteruskan oleh Nasiruddin Tusi yang telah menyusun
tabel matematika serta menyusun tabel astronomi.
Begitu juga Al-Fargani, seorang tokoh dalam pengukuran derajat
garis lintang bumi serta ikut serta dalam pengawasan pembangunan
Nilometer di Mesir, Al-Battani yang telah menemukan garis lengkung
dan kemiringan ekliptik, panjangnya tahun tropis, dan lamanya suatu
musim serta orbit matahari.
Demikian banyaknya bermunculan para tokoh ilmu pengetahuan di
masa Bani Abbasiyah, sampai teknologi pembuatan kertas pun muncul
di era ini. Pada tahun 900 M, di Baghdad bermunculan percetakan
buku yang memasok perpustakaan untuk menjamin kelangsungan ilmu
pengetahuan. Akhirnya pada abad ke-13, teknologi pengolahan kertas
ini masuk ke Eropa melalui Andalusia.
g. Perkembangan di Bidang Teknologi
1. Menciptakan petunjuk waktu atau jam yang pertama di dunia.
2. Sebagai ikhtiar memaksimalkan bidang pertanian, dibuat sistem
irigasi yang baik dan terpadu.
3. Menyalurkan mata air yang dialirkan ke Kota Makkah yang
disebut mata air Zubaedah.
4. Menciptakan pesawat terbang. Abbas ibnu Firnas merupakan orang
pertama yang merancang dan menguji pesawat terbang.

5. Masa Tiga Kerajaan Besar (Safawi, Utsmani, Mughal)


a. Kerajaan Utsmani di Turki
Pendiri kerajaan ini adalah Bangsa Turki dari kabilah Orghuz yang
mendiami daerah Mongol dan daerah utara Negeri Tiongkok. Dalam
kurun waktu sekitar tiga abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian
Persia dan Irak. Di bawah tekanan serangan-serangan Mongol pada
abad ke-13 M, mereka melarikan diri ke daerah barat, dan mencari
tempat pengungsian di tengah-tengah saudara mereka, orang-orang
Turki Seljuk di dataran tinggi Asia Kecil.
Di daerah ini, di bawah pimpinan Ertoghrul, mereka mengabdikan
diri pada Sultan Alauddin II (Sultan Seljuk) yang kebetulan berperang
melawan Bizantium. Berkat bantuan mereka, Sultan Alauddin
mendapat kemenangan. Atas jasa baik itulah, Alauddin menghadiakan
tanah di kawasan Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium.
Selanjutnya, mereka membina wilayah tersebut dan kota Syukud
dipilih sebagai ibu kota.
Ertoghrul meninggal dunia pada tahun 1289 M. kepemimpinannya
dilanjutkan oleh putranya yang bernama Utsman yang dikenal sebagai
pendiri kerajaan Utsmani. la mulai memerintah dari tahun 1290 hingga
1326 M. Selanjutnya ia dikenal dengan Utsman I. Pada tahun 1300 M,
bangsa Mongol menyerang kerajaan Seljuk, dan Sultan Alauddin
terbunuh, kerajaan Seljuk akhirnya terpecah menjadi kerajaan kecil,
Utsman pun menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah
yang didudukinya. Sejak itulah, kerajaan Utsmani dinyatakan berdiri
dengan Utsman I sebagai raja pertama.
Setelah Utsman I mengumuumkan dirinya sebagai Padisyah Alu
Usman (Raja Besar keluarga Usman) tahun 1300 M, wilayah kerajaan
mulai diperluas. Kota Broessa di perbatasan Bizantium ditaklukkan
pada tahun 1317 M, kemudian dijadikan sebagai ibu kota kerajaan
pada tahun 1326 M.
Pada masa Orkhan (1326-1359 M), Kerajaan Turki Utsmani mulai
melakukan ekspansi ke benua Eropa dan berhasil menaklukkan Azmir
(Smirna), Tawasyanli, Uskandar, dan Gallipoli.
Perluasan wilayah ke benua Eropa dilanjutkan oleh Murad (1359-
1389 M). la menaklukkan kota Andrianopel, Macedonia, Sopia,
Salonia, dan seluruh wilayah bagian utara Yunani. Kermudian ibu kota
kerajaan berpindah lagi ke Andrianopel.
Pada masa Sultan Bayazid (1389-1403 M.), Paus mengobarkan
semangat perang karena merasa cemas terhadap perkembangan
kerajaan Turki Utsmani di bawah pimpinan Sijisman, raja Hongaria,
namun pasukan Bayazid berhasil mengalahkan pasukan sekutu kristen
tersebut.
Peristiwa ini menjadi catatan sejarah gemilang bagi umat Islam.
Pada tahun 1402, tentara Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk
menyerang Asia Kecil. Pertempuran hebat terjadi di Ankara. Tentara
Turki mengalami kekalahan. Sultan Bayazid dan putranya, Musa,
wafat dalam tahanan tahun 1403 M.
Kekalahan tentara Turki di Ankara tersebut membawa dampak
buruk. Penguasa-penguasa Seljuk di Asia Kecil melepaskan diri dari
genggaman Turki dan menyatakan merdeka. Termasuk wilayah Serbia
dan Bulgaria. Dalam kondisi demikian, Sultan Muhammad I (1403-
1421 M) tampil menyelamatkan Turki dari perpecahan dan
mengembalikan kekuatan.
Setelah Timur Lenk meninggal dunia (405 M), kerajaan Mongol
terpecah belah. Kekuasaannya dibagi-bagi kepada anak- anaknya.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh Kerajaan Turki Utsmani untuk
melepaskan diri dari kekuasaan Mongol.
Sultan Murad II (1421-1451) mengadakan perbaikan dan
meletakkan dasar-dasar keamanan dalam negeri. Usahanya ini
kemudian dilanjutkan oleh Sultan Muhammad II, putra Bayazid,
(1451-1464 M). la bergelar Muhammad Al-Fatih. Pada masa AF-Fatih
inilah Turki Utsmani mengalami puncak kejayaannya.
Kemajuan dan perkembangan kerajaan Utsmani dalam ekspansi
wilayah juga diikuti oleh kemajuan di berbagai bidang lain, antara lain
sebagai berikut.

1. Bidang Militer dan Pemerintahan

Para pemimpin Turki Utsmani di masa awal adalah sosok


pemimpin yang kuat. Kekuatan militer kerajaan diorganisir dengan
baik sehingga ekspansi dapat dilakukan dengan cepat. Ketika kekuatan
militer mengalami kekisruhan dan kesadaran militer menurun, segera
diatasi Orkhan dengan jalan mengadakan perombakan besar besaran
dalam tubuh militer.
Keberhasilan Orkhan dalam membenahi militer adalah
terbentuknya kelompok militer baru yang disebut dengan pasukan
Jenissari atau inkisariyah. Di dalam pasukan Jenissari ada orang orang
non Turki, dan bahkan non muslim, yang diasramakan dan dibina
dalam suasana islami untuk dijadikan prajurit. Pasukan inilah yang
menjadikan negara Utsmani sebagai negára yang sangat kuat.
Di samping Jenissari, ada juga pasukan yang disebut Thaujiah,
yaitu prajurit dari tentara kaum feodal yang dikirim ke pemerintah
pusat. Kekuatan militer Turki Utsmani tersebut dengan cepat
menguasai wilayah yang sangat luas, baik d Asia, Afrika, maupun
Eropa.
Untuk mengatur wilayah yang begitu luas, jaringan pemerintahan
juga dibenahi. Sultan sebagai penguasa tertinggi, dibantu oleh shadr
at-a'zam (perdana menteri), yang membawahi pasya (gubernur). Di
bawah gubernur ada al-zanaziq atau al-alwaliyah (bupati).
Untuk mengatur urusan pemerintahan, pada masa Sulaiman I
disusun sebuah Kitab Undang-undang (Qanun), yang diberi nama
Multaqa al-Abhur, yang menjadi pedoman hukum bagi kerajaan
Utsmani hingga datangnya reformasi pada abad ke 19. Karena jasa
Sultan Sulaiman ini, beliau bergelar al-Qanuni.
Faktor utama yang mendorong keberhasilan Turki di bidang
kemiliteran dan pemerintahan adalah tabiat bangsa Turki sendiri yang
berkarakter militer, pemberani, terampil, tangguh, disiplin, dan taat
pada aturan. Kekuatan militernya siap bertempur kapan dan di mana
saja.

2. Bidang mu Pengetahuan dan Budaya

Kebudayaan Turki merupakan perpaduan dari berbagai macam


budaya, di antaranya adalah Persia, Bizantium, dan Arab. Etika dan
tata krama dalam kehidupan istana raja, mereka dapatkan dari budaya
Persia. Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak mereka serap
dari Bizantium. Sementara tentang prinsip ekonomi, sosial,
kemasyarakatan, dan keilmuan mereka dapatkan dari bangsa Arab.
Salah satu faktor penyebab kemajuan di bidang ini adalah karakter
bangsa Turki sendiri yang terbuka dalam menérima kebudayaan luar
dan mudah berasimilasi dengan bangsa lain.

3. Bidang Keagamaan

Kerajaan Turki Utsmani sangat menjunjung tinggi agama dalam


kehidupan soslal dan politik. Fatwa ulama menjadi hukum yang
mengikat kehidupan rakyat Turki, Mufti (ulama yang berwenang
mengeluarkan fatwa) sebagai pejabat keagamaan tertinggi berhak
mengeluarkan fatwa resmi terhadap problema yang dihadapi
masyarakat. Tanpa legitimasi mufti, keputusan hukum kerajaan tidak
bisa berjalan.
Di sisi lain, pengembangan keilmuan tidak mengalami kemajuan
yang berarti. Karena penguasa lebih cenderung untuk menerapkan satu
mazhab (paham keagamaan) dan menekan mazhab lainnya.
Untuk tujuan itu, Sultan memerintahkan Syaikh Husain Al-Jisri
untuk menulis kitab yang diberi nama al-Hushun al-Hamidiyah
(benteng pertahanan Sultan Abdul Hamid) untuk melestarikan aliran
yang dianutnya itu Sebagai dampak dari kelesuan di bidang ilmu
keagamaan dan fanatik yang berlebihan, ijtihad tidak berkembang.

b. Kerajaan Safawi di Persia

Kerajaan Safawi berasal dari gerakan tarekat, yaitu tarekat


Safawiyah, yang berdiri di Ardabil sebuah kota di Azerbaijan. Nama
safawiyah diambil dari nama pendirinya yaitu safi Ad-Din (1252-1334
M), dan nama safawi terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi
gerakan politik, bahkan sampai berhasil mendirikan kerajaan.
Dari sisi aliran keagamaan, Safawi dengan tegas menyatakan
Syl'ah sebagai mazhab negara. Oleh karena itu kerajaan safawi
dianggap sebagai peletak pertama terbentuknya negara Iran.
Kerajaan Safawi baru berdiri pada saat kerajaan Utsmani sudah
mencapal puncak kejayaannya. Namun kerajaan safawi berkembang
dengan cepat. Dalam perkembangannya, kerajaan sifawi sering teribat
bentrokan dengan kerajaan Utsmani. Rasa permusuhan di antara dua
kerajaan yang berbeda aliran agama ini memang tidak pernah padam
sama sekali, meskipun ada perjanjian damai di antara keduanya.
Abas I (1588-1628 M) sebagai raja ke-5, tampil mengatasi kemelut
yang terjadi dengan mengambil beberapa langkah: pertama, berusaha
menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash atas kerajaan Safawi
dengan cara membentuk pasukan baru yang beranggotakan para budak
tawanan perang yang berasal dari Georgia, Armenia, dan Sircassia.
Kedua, mengadakan perjanjian damai dengan kerajaan Turki Usmani.
Usaha-usaha yang ditempuh Abas berhasil membuat kerajaar Safawi
kembali kuat. Bahkan pada masa Abas I inilah kerajaan Safawi
mengalami masa puncak kejayaannya. Berbagai bidang mengalami
kemajuan, di antaranya sebagai berikut.

a. Bidang Ekonomi

Stabilitas politik kerajaan Safawi memacu perkembangan ekonomi.


Apalagi setelah kepulauan Hurmuz dikuasai, dan pelabuhan Gumrun
diubah menjadi bandar Abas. Salah satu jalur dagang laut antara Timur
dan Barat yang biasanya diperebutkan oleh Belanda, Inggris, dan
Perancis, sepenuhnya menjadi milik Safawi.
Sektor pertanian juga mengalami kemajuan, terutama di daerah
Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent).

b. Bidang limu Pengetahuan

Bangsa Persia dikenal memiliki peradaban tinggi dan berjasa


mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidak heran jika
pada masa kerajaan Safawi tradisi keilmuan ini terus berlanjut.
Pada masa kerajaan Safawi, ada beberapa ilmuwan yang terkenal,
yaitu Baha Al-Din Al-Syaerazi (Generalis llmu Pengetahuan), Sdar Al-
Din Al-Syaerazi (filsuf), dan Muhammad Bagir Ibn Muhammad
Damad (filosof, ahli sejarah, teolog, dan ahli blologi yang pernah
mengadakan observasi kehidupan lebah).
Terkait dengan hal tersebut, kerajaan Safawi dapat dikatakan lebih
berhasil dibanding dua kerajaan lain di masanya, yaitu Utsmani dan
Mughal.

c. Bidang pembangunan Fisik dan Seni

Isfahan disulap menjadi ibu kota kerajaan yang sangat indah.


Penuh dengan taman taman wisata dan bangunan bangunan indah,
seperti masjid, sekolah, rumah sakit, Jembatan raksasa, dan istana
Chilil Sutun.
Ketika Abas wafat, di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademi,
1802 penginapan, dan 273 pemandlan umum. Itulah puncak kemajuan
yang dicapai oleh kerajaan Safawi. Meskl belum manyamai kemajuan
Islam di masa klasik, tetapl kerajaan Ini telah memberikan
kontribusinya mengisi peradaban Islam melalui kemajuan bidang
ekonomi, ilmu pengetahuan, seni, dan arsitektur.
Faktor utama yang mendukung kemajuan kerajaan Safawi, adalah
sebagai berikut.
a) Terciptanya stabilitas politik yang menjadi prioritas dari penguasa.
Kondisi Ini, memberi peluang kepada semua bidang kehidupan untuk
dikembangkan.

b) Lestarinya tradisi keilmuan yang memungkinkan rakyat menjadi pakar


di berbagai bidang keilmuan, termasuk politik dan ekonomi, sehingga
dapat memberikan kontribusi dalam berbagai bidang dalam mencapai
kemajuan.
c. Kerajaan Mughal di India

Kerajaan Mughal di India adalah kerajaan termuda di antara ketiga


kerajaan besar di masanya (Utsmani, Safawi dan Mughal). Mughal
berdiri seperempat abad setelah kerajaan Safawi di Persia. Tetapi
Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di wilayah India.
Sebelumnya sudah ada kekuasaan pada masa khalifah Al-Walid dari
dinasti Bani Umayyah.
Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur (1482-1530 M),
cucu dari Timur Lenk. Delhi dipilih sebagai ibu kota kerajaan. Setelah
kerajaan Mughal berdiri, raja-raja Hindu seluruh India bersatu
menyerang Babur. Namun pasukan Hindu dapat dikalahkan. Pada
1450 M, Babur wafat pada usia 48 tahun setelah memerintah selama
30 tahun, meninggalkan kejayaan- kejayaan yang cemerlang.
Selanjutnya, pemerintahan dipegang Humayun, putra sulungnya
(1530-1556 M). Selama masa pemerintahannya Mughal selalu dalam
kecamuk peperangan dan tidak pernah aman. Humayun sempat
berkelana selama 15 tahun ke Kandahar dan Persia, setelah kalah
dalam pertempuran melawan Sher Khan Shah di Kanauj. setelah dapat
membalas kekalahannya terhadap Sher Khan Shah, berkat bantuan raja
Persia. Setahun kemudian (1556 M) ia meninggal dunia karena
terjatuh dari tangga perpustakaannya.
Humayun digantikan oleh anaknya, Akbar yang masih berusia 14
tahun. Karena usianya yang masih sangat muda, urusao kerajaan
diserahkan kepada Bairam Khan, seorang penganut syi'ah. Setelah
Akbar dewasa, la berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah
memiliki pengaruh kuat dan terlalu memaksakan paham syi'ah.
Bairam Khan berhasil disingkirkan pada tahun 1561 M. Setelah
persoalan dalam negeri mulal stabil, Akbar mulai menyusun agenda
ekspansi wilayah. la berhasll menguasai Chundar, Ghond, Chitor,
Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa,
Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilavah
seluas itu diperintah dengan gaya militeristik, di mana sultan adalah
penguasa diktator.
Akbar Juga menerapkan politik Sulakhul (toleransi universal) yang
menghilangkan sekat-sekat perbedaan, baik etnis maupun agama.
Semua rakyat India dipandang setara. Pada masa Akbar inilah kerajaan
Mughal mengalami masa keemasannya.
Hasil pertanian ketika itu tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri, tetapi juga diekspor ke Eropa, Afrika, Arab, dan Asia
Tenggara, bersamaan dengan hasil kerajinan. Bidang seni dan budaya
juga berkembang.
Karya seni yang masih bisa kita nikmati hingga hari ini, yang
merupakan karya seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal, ialah
karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada masa
Akbar dibangun istana Fatpur Sikri di Sikri, vila-vila, dan masjid-
masid yang indah. Pada masa Syah Jehan dibangun masjid.
berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, masjid Raya Delhi, dan
istana indah di Lahore.
Dapat kita temukan beberapa faktor yang mendukung kemajuan
kerajaan Mughal, yaitu karena adanya sosok pemimpin yang kuat,
kondisi politik yang stabil, dan toleransi di antara sesama penduduk
yang berbeda suku maupun agama, yang secara resmi dipelopori oleh
pemerintah.

C. Sumbangan Peradaban Islam untuk Dunia

Melalui ayat tersebut, tersimpul bahwa Allah swt memerintahkan


umat Islam untuk mempelajari alam semesta. Misalnya, ilmu
astronomi dan keterkaitan antara langit dan bumi, ilmu botani serta
berbagai keajaiban dan proses kimiawinya. Ilmu geologi, lapisan-
lapisan bumi dan garls edarnya, lmu blologl dan seluruh cabangnya,
seperti ilmu antropologi, entomologl, dan zoologi, Lalu, bagi yang
sudah mengetahui sedikit banyak rahasia-Nya di alam semesta,
semestinya semakin dekat dirinya di sisi Allah swt.
Selanjutnya, Al-Qur'an juga telah banyak memberikan inspirasi,
Inovasi dan kreativitas baru kepada para ulama. Buktinya adalah
banyaknya keberhasilan dan capaian kenmajuan dalam ilmu
pengetahuan, antara lain sebagai berikut.

1. Pelopor metode penelitian eksperimen

Berbagai eksperimen dilakukan oleh ilmuwan muslim untuk


membuktikan teorinya dengan cara yang sederhana. Misalnya, Hasan
Ibnu Haytsam membuktikan teorinya bahwa objek- objek dapat
terlihat Itu, disebabkan adanya kiriman cahaya ke mata. Eksperimen
yang dilakukan ibnu Haystam adalah beliau duduk di nungan gelap,
tiba tiba ada cahaya yang masuk dari celah-celah yang sempit, dan
beliau dapat melihat benda yang disinari cahaya tersebut.

2. Penulisan Angka
Angka Romawi merupakan angka yang digunakan bangsa Eropa
dalam pergaulan Angka- angka ditulis berderet sesuai nilainya. Contoh
jika menulis angka 1825, tulisannya adalah MDCCCXXV oleh
ilmuwan muslim diganti dengan cara yang sekarang dikenal dengan
Angka Arab Kemudian berkat penemuan Al-Khawarizmi, sang
penemu angka 0. penulisan angka pun menjadi lebih mudah

3. Ilmu Astronomi

Teropong yang digunakan Yuzajani, merupakan hal yang luar


blasa, karena mampu meneropong banyak deklinasi, melalul
seperempat diameter teropongnya, yang panjangnya sekitar 3,5 meter.

4. Ilmu Geografi

Berkat Syarif Al-Idris, yang membuat bola angkasa berukuran


sangat besar, mirip globe yang masih tersimpan di museum Berlin
(Jerman), akhirnya dunia mengetahui tentang gambaran bentuk dunia.

5. Ilmu Kedokteran

Universitas-universitas di Prancis dan Italia menjadikan buku-buku


karya Ar Razi dan Ibnu Sina sebagai referensi untuk kajian yang
terkait dengan ilmu kedokteran selama hampir enam abad.

6. Ilmu Farmasi

Sumbangsih Ibnu Al-Baythar terhadap ilmu pengetahuan, lewat


karyanya Al-Baythar mampu menyebutkan 300 jenis obat yang waktu
itu belum diketahui, sehingga beliau dikenal sebagai bapak ilmu
tumbuh-tumbuhan.

7. Gerakan Kodifikasi Para Imam Mujtahid.

Al-Qur'an sudah dikumpulkan dan dibukukan pada masa


Khulafa'ur Rasyidin, sementara kodifikasi As-Sunnah (Hadits) baru
terjadi di pertengahan abad kedua, Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari
Bani Umayyah yang memerintahkan pengumpulan As-Sunnah.
Ketekunan luar biasa dilakukan oleh para Ahli Hadist untuk
memilih dan mémilah Hadits sehingga umat Islam sangat beruntung
dapat menyaksikan hasil karya mereka. Ada 7 kitab Hadits yang paling
masyhur dan terpercaya, yaitu AI Jami’ al Shahih karya Imam
Bukhari, Al Jami’ al Shahih karya imam Muslim, Al Muwaththa karya
imam Malik, Al Jami karya Imam Tirmidzi, Al Sunan karya Abu
Dawud dan Sijistani, A/ Sunan karya An Nasa'l, dan Al Sunan karya
Ibnu Majah.
Pasca Al Qur'an dan Hadits dibukukan, langkah selanjutnya
mendorong pengerjaan kodiffikasi Fiqih. Kegiatan ini, tidak kalah
tekunnya dengan kodifikasi Hadits, para Fuqaha (ahli fiqh) dengan
kesungguhan luar biasa menghasilkan karya yang luar biasa. mereka
adalah Imam Abu Hanifah yang sudah memaparkan 60 ribu masalah
fiqih, Imam Malik sekitar 30 ribu masalah, Imam Syafii dengan kitab
Al-Umm yang terdiri 7 jilid, sementara Imam Hambali dengan kitab
Al Jami' li 'Ulum al Imam Ahmad terdiri 40 jilid. Kemudian dari karya
empat Fuqaha tersebut, lahirlah ahli-ahli fiqih lainnya.

D. Faktor-Faktor Penentu Kemajuan Peradaban Islam di Dunia

Berikut faktor-faktor penentu kemajuan peradaban Islam di dunia.

1. Islam sebagai agama fitrah: ajaran Islam itu, tidak ada yang
bertentangan dengan hati nurani, tidak memberatkan dan tidak
membebani. Allah swt. sama sekali tidak menjadikan untuk kamu
dalam agama sedlkit pun kesulitan (QS. AI-Hajj/22: 78), dan
menghendaki kemudahan untuk kamu dan tidak menghendaki
kesulitan (Q.S. Al-Baqarah/2: 185).

2. Islam sebagai agama rasional baik dalam aqidah, ibadah dan akhlak.

3. Islam sebagai agama yang mendorong kemajuan, pedoman hidup yang


sempurna, dan sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatal lil 'alamin),
serta sikap toleran kepada nonmuslim, merupakan bagian dari aqidah
seorang muslim.

4. Berkat penyebaran Islam ke penjuru dunia, terjadilah asimilasi dengan


berbagal bangsa lain yang sudah terlebih dahulu memiliki kemajuan,
seperti bangsa Yunani, Persia, India dan lain sebagainya.

5. Semangat umat Islam mencari ilmu pengetahuan, sesuai yang


diamanahkan Allah swt. dalam Al-Qur'an, sehingga lahirlah para
ilmuwan Islam dalam berbagal macam disiplin ilmu.
6. Dukungan penuh dari para khalifah, terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan, dengan memberikan gaji dan dana yang luar biasa untuk
menterjemahkan karya-karya ilmuwan terdahulu.

7. Adanya stàbilitas pertumbuhan ekonomi dan politik dalam


pemerintahan khilafah Islam, dijadikan para khalifah untuk
pembangunan di sektor sosial dan pendidikan, seperti pengadaan
sarana belajar bagi masyarakat dan penyediaan infrastruktur dalam
pengembangan pendidikan, ilmu pengetahuan, kehidupan intelektual
serta kebudayaan. .

8. Didirikannya lembaga perpustakaan, yang bukan hanya sebagai


perpustakaan, tetapi juga dipakai sebagai pusat penerjemah dan Juga
sebagai pusat kajian ilmu pengetahuan.

E. Manfaat Mempelajari Peradaban Islam di Dunia

1. Memberikan gambaran, bahwa Islam sebagai agama fitrah, dapat


berkembang dengan pesat ke penjuru dunia, tanpa melalui kekerasan
atau peperangan.

2. Perkembangan Islam yang sangat pesat tersebut, menjadi pendorong


kaum muslimin untuk meningkatkan kualitas pribadi dan umat Islam,
agar mampu berperan dalam percaturan dunia yang semakin global.

3. Melalui perkembangan peradaban umat di berbagai belahan dunia


tersebut, kita memiliki saudara seiman lebih kurang 2 milyar, sehingga
muncul perasaan gembira dengan torehan prestasi dan kemajuan
saudaranya, sebaliknya merasa sedih jika ada saudara seiman ditempat
lain yang mengalami musibah dan malapetaka.

4. Semakin meyakini kebenaran agamanya. Buktinya, tidak satu pun


agama di zaman modern ini yang penyebarannya sangat cepat, kecuali
Islam, meski banyak pihak menghambatnya dengan berbagai cara,
dinodai dan dihalangi oleh mereka yang tidak menyukai Islam.

Anda mungkin juga menyukai