Assalamualaikum Ibu saya izin menjawab pertanyaan ibu

Menurut hukum manusia (naturlijk person) mempunyai hak –hak, tetapi tidak selalu cakap untuk
melakukan perbuatan hukum . seseorang dikatakan cakap hukum apabila ia telah cukup cakap untuk
mempertanggungjawabkan sendiri atas segala tindakanya sendiri. Orang yang dianggap tidak cakap
hukum ialah mereka yang tidak bisa mempertanggungjawabkan perbuatan mereka sendiri seperti,
anak dibawah 21 tahun yang belum melakukan perkawinan , gangguan jiwa (pemabuk,pemboros).
Dalam pembagian antara cakap hukum dan tidak cakap hukum itu menurut saya sudah hal yang
sangat adil dan tidak diskrimantif apalagi melanggar ham karena yang terpenting itu bagaimana
mereka mempertanggungjawabkan perbuatan yang mereka lakukan, jika kita lihat dari segi anak
dibawah 21 tahun jika kita kaitkan dengan teori psikologi perkembangan kognitif manusia oleh Jean
Piaget yaitu anak berada pada tahap operasional formal, pada tahapan ini seorang anak sudah
mampu berpikir menggunakan logika dengan baik sehingga jika kita kaitkan dengan hukum mereka
sudah mampu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Untuk anak yg dibawah 21
Tahun tapi sudah menikah berarti anak tersebut dianggap sudah dewasa.

Dalam hal ini untuk seorang yang gangguan jiwa, pemabuk dan pemboros dianggap belum cakap hal
ini sangat adil karena meingat orang yang gangguan jiwa tentu pikiranya terganggu dan ia tidak
dapat membedakan perbuatan yang mana baik dan salah apalagi mempertanggungjawabkan
perbuatanya. Orang mabuk juga tidak bisa sama halnya seperti orang gangguan jiwa pikiranya tidak
terkontrol dengan baik dan ia melakukan tidak sesuai apa yang ia kehendaki. Kesimpulanya pada
dasarnya pembagian antara orang yang cakap hukum dan tidak cakap hukum itu dianggap sangat
adil dan dalam hal ini hukum itu kan sifatnya selain mengatur memaksa yang terakhir yaitu
melindungi. Untuk itu, definisi melindungi ini yaitu hukum itu diberikan untuk melindungi hak setiap
orang yang ada di masyarakat.