Anda di halaman 1dari 8

ISSN : 2502 – 3624 Armansyah, Sudaryanto, Pengaruh Penguatan...

Pengaruh Penguatan Medan Generator Sinkron


Terhadap Tegangan Terminal
Armansyah, Sudaryanto
Staff Pengajar Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik UISU
Jln. SM.Raja Teladan- Medan

Abstrak− Suatu pembangkit listrik biasanya dari generator A dan generator B akan timbul dan
menggunakan generator 3 Phasa karena dengan jika ingin mengurangi daya reaktif yang diberikan
generator ini dapat diperoleh keluaran daya yang oleh generator A ke B, harus dinaikan arus
cukup besar. Penguatan dalam generator adalah penguatan pada generator B dalam waktu yang
penting karena terbangkitnya tegangan yang sama, dimana jika penguatan generator lebih
disebabkan sistem penguatan itu sendiri. Besarnya (overexciter), generator akan memberi daya reaktif
tegangan yang dibangkitkan oleh generator ke sistem.
tergantung pada besarnya arus penguatan dan
kecepatan putaran medan magnet yang memotong Jumlah beban yang diterima oleh generator
belitan jangkar generator setelah dihubungkan ke yang bekerja paralel tergantung terhadap
beban. Setelah dihubungkan ke beban tegangan pengaturan kopel daya yang masuk pada
pada generator akan berubah. Hal ini disebabkan penggerak mula. Perubahan penguatan hanya akan
dalam belitan jangkar mengalir arus yang merubah tegangan dan arus yang ke luar dan dapat
melawan medan rotor yang disebut dengan reaksi merubah faktor kerja dari beban yang
jangkar. Perubahan ini sesui dengan perubahan dibangkitkan.
dari sifat beban tersebut. Untuk mengatasi hal ini,
maka diperlukan suatu alat pengatur tegangan II. TINJAUAN PUSTAKA
yang funsinya mengendalikan arus penguatan
yang bekerja manual ataupun otomatis. Tetapi A. Pengertian generator
pada umumnya dalam suatu pambangkit yang Generator arus bolak-balik disebut juga
besar tegangannya adalah bekerja otomatis. generator sinkron atau alternator, memberikan
Dengan pertimbangan bahwa untuk hubungan penting dalam proses perubahan energi
mempertahankan tegangan terminal yang konstan ke dalam bentuk yang bermanfaat.
dalam suatu pembangkit yang besar sangatlah Generator sinkron adalah mesin sinkron yang
sulit, maka dengan mempergunakan sistem mengkonversikan energi mekanik menjadi energi
pengatur tegangan dapat diatasi sampai sekecil listrik. Generator bekerja berdasarkan prinsip kerja
mungkin pengaruh dari penguatan generator lebih induksi elektromagnetik atau fluksi yang kemudian
maupun penguatan generator berkurang. Dengan mengubah energi listrik. Azas generator yang
demikian keandalan sistem dapat dipergunakan bekerja berdasarkan : Hukum Induksi Faraday :
dalam sistem dapat dipergunakan dalam sistem “Apabila jumlah garis gaya yang melalui
pembangkit tenaga listrik. kumparan diubah, maka gaya gerak listrik
dinduksikan dalam kumparan itu. Besarnya gaya
Kata Kunci : Penguatan, Generator, Tegangan gerak listrik yang dinduksikan berbanding lurus
dengan laju perubahan jumlah garis gaya melalui
I. PENDAHULUAN kumparan”.

Sistem hanya dilayani oleh sebuah pembangkit,


penguatan yang diberikan umumnya penguatan
generator lebih pada sifat beban induktif untuk
mempertahankan pelayanan beban. Sistem yang
digunakan dalam generator berbeban besar yang
digerakkan oleh turbin uap yang dicatukan ke
penyearah dari lilitan 3 phasa terpisah yang
terletak di atas alur stator generator. Fungsi lilitan
stator adalah menyediakan daya eksitasi untuk Gambar 1. Gaya gerak listrik diinduksikan dalam setiap
lilitan kumparan digerakkan melalui medan
generator. Penguatan yang diberikan dapat saja magnet
berubah atau tidak tetap. B. Konstruksi generator
Jika dua generator A dan B dihubungkan Dari segi konstruksi luar, generator sinkron
paralel pada sistem terpisah. Maka daya reaktif yang menggunakan sikat memiliki konstruksi luar
48 Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 3, Juni 2016
Armansyah, Sudaryanto, Pengaruh Penguatan... ISSN : 2502 – 3624

atau rumah stator lebih besar dibandingkan nya antara lain lebih mudah dalam hal perbaikan
generator sinkron yang tanpa sikat, hal ini bila terjadi kerusakan dan harga sistem ini lebih
disebabkan rotor yang dipergunakan pada mudah. Sedangkan kerugiannya yaitu tegangan
generator sistem tanpa sikat adalah rotor kutub tidak stabil dalam setiap perubahan beban yang
dalam, generator sinkron yang menggunakan sikat terjadi maka mengganti sikat-sikat secara berkala
dengan generator tanpa sikat yaitu dengan medan sebagai akibat gesekan yang terjadi terus menerus
berputar dan jangkar yang diam. sehingga sikat-sikat menipis. Daya yang dihasilkan
suplai belitan medan tidak cukup besar sehingga
kemampuan daya yang dihasilkan terbatas dan
perbaikan, pemiliharaan harus sering dilakukan
secara berkala.

E. Sistem tanpa sikat


Untuk generator sinkron yang berkapasitas
besar, penguat tanpa sikat digunakan untuk
mensuplai arus dc ke belitan medan yang ada pada
rotor generator. Penguat tanpa sikat ini adalah
sebuah generator kecil dimana rangkaian
Gambar 2. Konstruksi umum generator medannya berada di rotor. Output tiga phasa dari
generator penguat ini disearahkan oleh penyearah
untuk mendapatkan sumber arus searah untuk
C. Sistem penguatan generator mensuplai arus medan ke generator sinkron.
Penguatan pada generator berfungsi sebagai Dengan mengatur besar arus penguat ini,
pengatur generator dalam pembangkitan tegangan memungkinkan untuk menyetel arus medan pada
listrik dan output tegangan generator itu sendiri. generator sinkron tanpa slip dan sikat. Pengaturan
Gaya gerak listrik (ggl) yang ditimbulkan ini diperlihatkan pada Gambar 3.
generator disebabkan perpotongan medan magnet
atau fluksi dengan konduktor. Medan magnetnya Arus Penguat
Arus Searah
Generator
Sinkron

dapat berupa magnet buatan atau magnet Arus Jangkar


Tiga Phasa If
Medan utama

permanen. Penguatan untuk generator adalah


berupa arus dc, arus dc tersebut dapat diperoleh
dari sumber arus searah atau dari arus ac yang di
supplai.

D. Sistem pakai sikat R4


Keluaran
Tiga Phasa

Pada sistem eksitasi pakai sikat, sebagai


Arus
pengeksitasi digunakan generator exciter berdaya Medan

kecil yang membangkitkan gaya gerak listrik arus Jangkar utama

ac, arus ac yang dihasilkan kemudian di searahkan


oleh komutator yang kemudian tegangan disuplai Masukan Tiga

kerotor penguat generator melalui cincin geser dan phasa (Arus Lemah)

sikat-sikat sistem eksitasi ini berfungsi untuk Gambar 3. Rangkaian penguat tanpa sikat
penguatan medan magnet yang terdapat pada
belitan medan generator. Biasanya siakat ini Karena tidak adanya kontak mekanis langsung
lekatkan bersamaan dengan slip ring yang maka penguatan tanpa sikat ini membutuhkan
berbentuk cincin yang mengelilingi poros dari perawatan yang lebih kecil dibandingkan dengan
rotor yang menggunakan slip ring dan sikat. Dalam hal
ini untuk mendapatkan penguatan generator secara
lengkap dan tidak tergantung dari sumber daya
dari luar (external), maka pada sistem ini biasanya
dilengkapi pengendali penguat yang kecil (Small
Pilot Exiter). Pengendali penguat yang kecil ini
merupakan sebuah generator arus ac yang kecil
dengan magnet yang permanen pada rotornya dan
belitan tiga phasa pada statornya. Alat ini
mengahasilkan daya untuk rangkaian medan
Gambar 2. Kontruksi dan tempat dudukan sikat sebagai penguat yang mengontrol arus medan
pada generator
generator sinkron. Bila pengendali penguat yang
Penggunaan sistem penguatan pakai sikat kecil ini dilengkapi poros generator sinkron maka
memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungan- tidak diperlukan lagi sumber daya dari luar pada
Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016 49
ISSN : 2502 – 3624 Armansyah, Sudaryanto, Pengaruh Penguatan...

saat generator beroperasi, seperti yang terlihat pada P, sehingga ke luar dari P, ∆V telah diperkuat
Gambar 4. menjadi ∆V’. ∆V, kemudian dipakai untuk penguat
Mesin Penguat
Mesin penguat
daya B yang tugasnya mengatur penguatan
Generator
Aliran penguat
medan Arus Jangkar Sinkron terhadap daya yang dihasilkan generator A (Power
Amplifier).
Rotor

Arus searah tiga


Magnet phasa
permanen V ref
+
∆V
P
- VG
PMT
PT

∆V

Keluaran tiga Vc
T
phasa
Stator

Arus searah
tiga phasa +

V H G
A β C 3 Phasa
Arus jangkar
Aliran arus jangkar
utama -
B D

Gambar 4. Skema penguat tanpa sikat yang Gambar 5. Rangkaian penguat generator
dilengkapi dengan aliran penguat pengatur tegangan otomatis

Dimana :
Generator sinkron yang dilengkapi dengan A = Generator ac dengan kuutb magnet
penguatan tanpa sikat ini, juga dilengkapi dengan permanen, generator penguat pembantu
slip ring dan sikat tersebut sebagai cadangan ketika B = Penguat daya (Power Amplifier)
penguatannya mengalami gangguan, sehingga C = Generator arus ac untuk menghasilkan
generator membutuhkan arus penguat dari sumber arus penguat, generator penguat utama
daya dari luar dengan kata lain bahwa sikat dan D = Penyearah
slipring berfungsi sebagai cadangan pada kondisi G = Generator utama yang diatur tegangannya
darurat (emergency). PT = Transformator tegangan
PMT = Pemutus tenaga
F. Prinsip kerja AVR H = Sirkuit pembanding
Generator pada umumnya dilengkapi dengan P = Penguat kesalahan (error amplifier)
pengatur tegangan otomatis untuk mengatur T = Stabilizing transformer
tegangan agar nilainya tetap konstan walaupun
bebannya berubah-ubah. Untuk ini pengatur Generator A adalah generator dengan magnet
tegangan otomatis mendapat masukan tegangan permanen pada stator yang kemudian
generator dan keluarannya adalah pengatur menghasilkan tegangan ac pada rotornya kemudian
rangkaian arus penguat. Dalam mengatasi peruba- dimasukkan ke dalam penguat daya B yang
han pada generator ac setelah dihubungkan ke peguatannya diatur oleh ∆V’. Apabila ∆V’ = 0 jadi
beban diperlukan alat untuk mengatur agar juga ∆V = 0 maka ini berarti tegangan generator
tegangan generator tetap stabil. Cara yang biasa sudah sama dengan yang dikehendaki, arus medan
dilakukan untuk ini adalah dengan menggunakan yang dihasilkan generator penguat utama C sudah
alat bantu yang disebut dengan pengatur tegangan cukup besarnya.
(Voltage Regulator) untuk mengendalikan
besarnya eksitasi medan dc yang dicatukan pada Apabila tegangan generator utama G yaitu VGen
generator. Apabila tegangan generator turun lebih rendah dari tegangan referensi VRef yang
karena perubahan beban, maka pengatur tegangan dikehendaki misalnya karena ada penambahan
secara otomatis menaikkan pembangkit medan beban reaktif dalam sistem, maka ∆V’  0 karena
sehingga tegangan kembali normal. Sama halnya ∆V yang diperkuat menjadi ∆V’ adalah VRef –VGen.
bila tegangan terminal naik karena perubahan Nilai ∆V = 0 ini akan menyebabkan penguat daya
beban, pengatur mengembalikan tegangan B menambah arusnya kepada rangkaian penguat
normalnya dengan mengurangi eksitasi medan. generator pengatur C disearahkan melalui
rangkaian penyearah D menjadi arus dc, yaitu arus
Diagram blok yang menggambarkan penguat generator utama G. Dengan penguat C
kedudukan pengatur tegangan otomatis dalam bertambah, maka tegangannya akan naik sehingga
rangkaian arus penguat generator tegangan dari diharapkan bisa kembali mencapai nilai = VRef
generator utama G diukur melalui transfomator yang dikehendaki.
tegangan (PT) dimasukan disekitar pembanding H. Secara fisik pengatur tegangan otomatis
Tegangan generator VGen dibanding dengan generator terdiri dari H, P dan B. maka
tegangan referensi VRef, selisihnya masukannya adalah tegangan stator generator A
∆V = VGen – VRef dimasukan ke penguat kesalahan yang mempunyai kutub magnet permanen pada
50 Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 3, Juni 2016
Armansyah, Sudaryanto, Pengaruh Penguatan... ISSN : 2502 – 3624

rotornya. Keluaran pengatur tegangan otomatis P. X Q. X


generator adalah arus dc yang dialirkan ke stator V E j 
E E
yang berupa kutub magnet generator penguat
utama C. Rotor dari generator C mengahasilkan B. Hubungan arus medan terhadap output
generator ac yang disearahkan oleh penyearah D generator pada saat tanpa beban
menjadi arus dc yang merupakan arus penguat Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak
generator utama G. Penyearah D turut berputar mengalir pada stator generator utama sehingga
karena ada pada rotor, sedangkan kutub–kutub tidak terdapat reaksi jangkar. Dengan demikian
magnet generator utama G juga ada pada rotor tegangan yang dibangkitkan pada jangkar akan
sehingga dengan demikian tidak diperlukan sikat sama dengan tegangan pada terminal generator.
dan slip ring dalam rangkaian penguat, suatu hal Pada Gambar 7 akan dijelaskan secara teoritis
yang menguntungkan bagi keperluan operasi dan dengan menggunakan suatu rangkain ekivalen.
pemeliharaan. Stabilizing transformer T bertugas If Xa Ra
memberi umpan balik terhadap ∆V’, menghambat
kenaikan ∆V’. denagan jalan meberi arus yang
sebanding dengan tegangan Vc yang dibangkitkan
oleh generator penguat C. dengan adanya umpan R Eo V
V f
balik ini diharapkan agar proses pengaturan f
tegangan berlangsung dengan stabil.

III. PEMBAHASAN DAN ANALISA


Gambar 7. Rangkaian ekivalen perphasa pada
keadaan tanpa beban
A. Hubungan daya reaktif dengan tegangan
Daya yang disalurkan suatu pembangkit adalah Dari rangkaian didapat persamaan tegangan :
dalam bentuk daya reaktif.daya reaktif ini timbul
E  V  Ia Za
setelah generator dihubungkan pada suatu jaringan.
Adapun hubungan daya reaktif dengan tunjukkan Karena tanpa beban maka terminal generator
pada Gambar 6 yang menggambarkan sebuah terbuka dan arus tidak mengalir berarti
saluran jaringan pendek dengan alliran dayanya. Ia  0
Maka
E V
Busbar

Tegangan induksi perphasa:


E  C.n.
P + jQ I
Generator C.n merupakan konstanta = K, maka
o persamaannya adalah:
E = |E| 0 V=|V|0
o

E  K .
Gambar 6. Aliran daya melalui saluran pendek Karena   Im sehingga persamaan berubah
menjadi :
Dari Gambar 6 didapat persamaan:
E  K .I m
V  E  IZ
Dari persamaan terlihat bahwa besar tegangan
EI  P  jQ output berbanding lurus dengan arus medannya
(Im) atau dengan kata lain untuk mendapatkan
Dimana suatu tegangan yang besar maka dibutuhkan arus
E = Tegangan yang dibangkitkan medan yang besar juga.
I = Arus
P = Daya reaktif B. Hubungan arus medan terhadap output
Q = Daya aktif generator pada saat berbeban
Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan
Selanjutnya mengalir dan mengakibatkan terjadinya reaksi
P  jQ jangkar, sehingga menimbulkan fluksi jangkar.
I
E Karena reaksi jangkar ini bersifat reaktif maka
disebut juga dengan reaksi magnet (X m). Xm ini
Apabila resistansi pada saluran diabaikan maka bersama-sama dengan fluksi bocor (Xa) yang
persamaan menjadi : dikenal dengan reaksi sinkron (Xs) dan rangkaian
ekivalennya ditunjukkan seperti Gambar 8 dari
gambar tersebut diperoleh persamaan :

Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016 51


ISSN : 2502 – 3624 Armansyah, Sudaryanto, Pengaruh Penguatan...

V  Ea  j I xm 600 x 1000
I1   866 Amper
Ea  V  IRa  jIX s 3 .400
Ea  V  j I ( X m  X a ) I a Ra Tegangan perphasa = V _  400  230 Volt
L N
Dimana: 3
Xs  Xm  Xa reak tan si  25%  230  866 X s
Z s  Ra  jX s 866 X s  57,5
Maka persamaan di atas menjadi :
57,5
Xs 
Ea  V  IZ s 866
 0,066 Ohm
If Xm Xa Ra

Tegangan gaya gerak listrik


Beban
E  V  I1 X s
Rf E Ea
Vf
 230  866(0,8  j 0,6) j 0,066
 230  45,72  j 34,27
Gambar 8. Rangkaian ekivalen perphasa pada saat beban  275,72  j 34,29 Voly
Untuk beban-beban tertentu diagram fasornya E  (275,72) 2  (34,29)  277,29 Volt
ditunjukkan pada Gambar 7 (b) V adalah tegangan
terminal dan I arus beban yang mengalir pada a. Pada saat penguatan dinaikkan 5%, maka
stator karena adanya reaksi jangkar harga X m yang E  0,05 x 277,84  13,89 Volt
tidak konstan tetapi berubah sesuai dengan
E  277,84  13,89
perubahan beban. Untuk mendapatkan gaya gerak
listrik E konstan, F2 harus dibuat konstan. Jika arus  291,73 Volt
medan I bertambah reaksi jangkar F1 bertambah
dan jumlah vektor Fa menjadi lebih kecil,demikian Bagian daya aktif tidak berubah sehingga
pula V yang bertambah besar adalah reaktansi X m diperoleh
sedangkan Xa konstan perhatikan Gambar 9. Arus setelah dinaikkan  866  5% x 43,3
 866  43,3
Xm Xa Ra i

jIXm
Ea

 822,7
F2
F1 E a jIXa
E E a V
Fa
If v IR a
F2 I
a . Rangakin Ekivalen
E
b. Untuk Beban Konstan
E
291,73 = besaran dari 230822,7  j I 2  j 0,066
 (230  0,066 I 2 ) 2  (54.29) 2
i jIXm i
jIXm
Ea E
jIXm
jIXm
F1 F1 i
Ea
(291,73) 2  (230  0,066 I 2 ) 2  54,29 2
Fa i E a jIXa Fa
v E a jIXa
F2 F2 IR a
v IR a

85106,39  52900  30,36 I 2  0,0043I 2  2947,40


ø =ø
2
c . Beban Bertambah E Konstan d. Beban Bertambah Konstan

 0,0043I 2  30,36 I 2  29258,99


2

 I 2  7060,46 I 2  6804416,2
2
Gambar 9. Diagram potier

Untuk mendapatkan tegangan terminal V  7060,46 


(7060,46) 2  4( 6804416,2)
konstan, pada saat beban bertambah Ea harus I 2 (1 2 ) 
2
dibuat konstan, berarti Fa juga harus konstan, dan  7060,64  4950095,41  27217664,8
F2 diperbesar dengan menambah arus penguat 
2
ditunjukan pada Gambar 8d.  7060,46  77067760,21

2
Misalkan Alternator 3 fasa, 600 kVA, 400 Volt  7060,46  8778,82

mempunyai 20% dan tahanannya diabaikan.Faktor 2
daya 0,8 tertinggal pada keadan beban penuh. Bila 7060,46  8778,82
I 2 1 
pada saat medan penguat ditambah,gaya gerak 2
listrik naik 5%,10% dan 15% dari keadaan beban 1718,36

penuh hitunglah arus da faktor daya yang baru. 2
 859,18 amper
Penyelesaian

S
Arus beban baru I  (822,7)  (859,18)
2 2
Arus beban penuh I 1 =
3 .V  1189,5 amper

52 Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 3, Juni 2016


Armansyah, Sudaryanto, Pengaruh Penguatan... ISSN : 2502 – 3624

faktor daya yang baru  822,7  0,69 tertinggal


1189,5  (230  0,066 I 2 ) 2  (48,58) 2
(305,62) 2  (230  0,066 I 2 )  4858 2
b. Pada saat penguatan dinaikkan 10%, maka
E  0,10 x 277,84  27,78 Volt 102086,64  52900  30,36 I 2  0,0043I 2  2360,01
2

E  277,84  27,84  0,0043I 2  30,36 I 2  46826,63


2

 305,62
 I 2  7060,46 I 2  10889913,95
2

Arus setelah dinaikkan  866  10% x 866  7060,46  (7060,46) 2  4(10889913,95)


I 2 (1 2 ) 
 866  86,6 2
 779,4 amper  7060,46  4985095,41  43559655,81

Bagian daya aktif tidak berubah sehingga 2
diperoleh  7060,46  93409751,22

305,62 = besaran dari 230779,4  j I 2  j0,066 2
 7060,46  9664,87

 (230  0,066 I 2 ) 2  (51,99) 2 2
(305,62) 2  (230  0,066 I 2 )  51,44 2 7060,46  9664,87
I 21   1302,20 amper
93403,58  52900  30,36 I 2  0,0043I 2  2646,07
2 2
0,0043I 2  30,36 I 2  37857,51
2

 I 2  7060,46 I 2  8804072,09
2

 7060,46  (7060,46) 2  4(8804072,09) Arus beban baru


I 2 (1 2 ) 
2 I  (822,7) 2  (1302,20) 2
 7060,46  46850095,41  35216288,36
  1495,85 amper
2
Faktor daya yang baru  736,1  0,49 tertinggal
 7060,46  85066383,77
 1495,85
2
 7060,46  9223,14
 Setelah didapat hasil dari perubahan arus
2 penguatan medan, maka dapat ditabelkan seperti
7060,46  9223,14
I 21   1081,34 amper Tabel 1.
2
Tabel 1. Persentase perubahan arus penguatan
Medan terhadap tegangan dan faktor daya
No
Persentase E Cos 
Arus beban baru: If (Volt)
I  (822,7) 2  (1081,34) 2 1. 5 291,73 0,69 tertinggal
2. 10 305,62 0,58 tertinggal
 1332,95 amper
3. 15 319,51 0,49 tertiggal
Faktor daya yang baru
779,4
  0,58 tertinggal Arus
1332,95
1600
c. Pada saat penguatan dinaikkan 15%, maka 1400
Arus beban baru

E  0,15 x 277,84  41,67 Volt 1200


1000
E  277,84  41,67 800
 319,51 Volt 600
400
200
Arus setelah dinaikkan  866  15% x 866 0
 866  129,9 291,73 305,62 319,51

 736,1 amper E (Volt)

Bagian daya aktif tidak berubah sehingga Arus


diperoleh
319,51 = besaran dari 230736,1  j I 2  j 0,066 Gambar 10. Grafik hubungan antara arus baru dan
tegangan pada saat arus penguatan
dinaikkan sebesar 5%, 10%, dan 15%.
Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016 53
ISSN : 2502 – 3624 Armansyah, Sudaryanto, Pengaruh Penguatan...

IV. KESIMPULAN
Tegangan dan Arus Beban
1600 Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan,
1400 maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1200 1. Pada hasil analisa diperoleh semakin besar
1000
perubahan arus (If) apabila penguatan
800
dinaikkan maka tegangan generator yang
dibangkitkan semakin besar pula.
600
2. Hubungan antara arus dan tegangan pada saat
400
punguatan dinaikkan sebesar 5%, 10%, dan
200 15% adalah berbanding terbalik dimana
0 semakin besar perubahan arus penguatan
5 10 15 medan yang yang dihasilkan maka semakin
Persentase Arus Penguatan besar pula tegangan yang dibangkitkan, hal ini
sesuai dengan rumus: V=I.R
Tegangan Arus
3. Pada faktor daya cos  dapat disimpulkan
Gambar 11. Grafik hubungan antara persentase arus bahwa hubungan antara perubahan pada
penguatan yang dinaikkan pada penguatan medan pada faktor daya itu sendiri
5%, 10%, dan 15% terhadap tegangan yang berbanding terbalik,semakin besar
dan arus beban penguatan yang dinaikkan maka semakin kecil
faktor daya yang diperoleh.

0,8 DAFTAR PUSTAKA


0,7
0,6 [1] A.E.Fitzgerald Charles kingsley,Jr, 1986,
Faktor Daya

0,5 Mesin-Mesin Listrik, Edisi Ke Empat,


0,4 Erlangga, Jakarta.
0,3 [2] Champan S, J, Electrical Mechinery
0,2
Fundumental, Mc Graw Hill,1985.
0,1
[3] Djiteng Marsudi, 1990, Operasi Sitim
Tenaga Listrik, Balai penerbit HUMAS
0
5 10 15
ISTN, Jakarta Selatan.
[4] Lister, 1993, Mesin dan Rangkaian Listrik,
Persentase Arus Penguatan
Edisi Ke Enam, Erlangga, Jakarta.
Faktor Daya [5] Sumanto, 1996, Mesin Sinkron, Andi
Yogyakarta.
Gambar 12. Grafik hubungan antara persentase [6] Yon Rijjono, 1977, Dasar Teknik tenaga
penguatan yang dinaikkan pada 5%, Listrik, Andi Yogyakarta,Yogyakarta.
10%, dan 15% terhadap faktor daya

54 Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 3, Juni 2016


Armansyah, Sudaryanto, Pengaruh Penguatan... ISSN : 2502 – 3624

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Namun demikian, manfaat osiloskop harus dibayar
5.1. Kesimpulan dengan harga yang tinggi, karena sebuah osiloskop
4. Pada hasil analisa diperoleh semakin sangat mahal untuk dimiliki secara pribadi. Hal ini
besar perubahan arus (If) apabila menimbulkan ide untuk membuat osiloskop
penguatan dinaikkan maka tegangan dengan menggunakan komputer sebagai perangkat
generator yang dibangkitkansemakin keras utama dilengkapi dengan peralatan
besar pula. antarmuka (interface) yang sesuai. Dalam
5. Hubungan antara arus dan tegangan pada penelitian ini, peralatan antarmuka yang dipilih
saat punguatan dinaikkan sebesar untuk digunakan adalah sound card.
5%,10%, dan 15% adalah berbanding
terbalik dimana semakin besar perubahan
arus penguatan medan yang yang
dihasilkan maka semakin besar pula Daftar Pustaka
tegangan yang dibangkitkan.hal ini sesuai
dengan rumus:V=I.R Cantù, Marco, 1995, Mastering Delphi, Sybex,
6. Pada faktor daya cos  dapat disimpulkan San Fransisco
bahwa hubungan antara perubahan pada
penguatan medan pada faktor daya itu Mueller, Scott, 2003, Upgrading and Repairing
sendiri yang berbanding terbalik,semakin PCs, 14th Edition, Vol. 3 (Terjemahan),
besar penguatan yang dinaikkan maka Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003.
semakin kecil faktor daya yang diperoleh.
Putra, Agfianto Eko, 2002, Teknik Antarmuka
Saran Komputer: Konsep dan Aplikasi, Penerbit
1. Pemiliharaan secara teratur dan kontiniu Graha Ilmu, Yogyakarta
terhadap peralatan perlu lebih
ditingkatkan agar dapat memperpanjang Rizkiawan, Rizal, 1997, Tutorial Perancangan
umur (life-time) dariperalatan. Hardware 2, Elex Media Komputindo,
2. Sebaiknya setiap penggerak mula Jakarta
generator haruslah dapat diatur
putarannya sehingga generator tersebut _________, The Oscilloscope,
dapat secara bergantian paralel. http://www.cs.tcd.ie/courses/baict/bac/jf/labs/
DAFTAR PUSTAKA scope/
oscilloscope.html
1. A.E.Fitzgerald Charles kingsley,Jr, Mesin-
Mesin Listrik, Edisi Ke Empat, _________, Sound Card, http://computing-
Erlangga, Jakarta,1986. dictionary.thefreedictionary.com/soundcard.html

2. Champan S, J, Electrical Mechinery _________, Sound Card,


Fundumental, Mc Graw Hill,1985. http://en.wikipedia.org/iki/Sound_card.html

3. Djiteng Marsudi, Operasi Sitim Tenaga _________, Using a Sound Card in QBasic,
Listrik, Balai penerbit HUMAS ISTN, http://www.phys.uu.nl/~bergmann/
Jakarta Selatan, 1990. soundblaster.html

4. Lister, Mesin dan Rangkaian Listrik, Edisi Ke


Enam, Erlangga, Jakarta, 1993.

5. Sumanto, Mesin Sinkron, Andi


Yogyakarta,1996.

6. Yon Rijjono, Dasar Teknik tenaga Listrik,


Andi Yogyakarta,Yogyakarta,1977.

Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, ITB,


Bandung, 1986.

Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016 55

Anda mungkin juga menyukai