Anda di halaman 1dari 4

EFEKTIFITAS PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT UNTUK

MERUBAH PERILAKU MENYIKAT GIGI PADA SISWA KELAS IV DI SDN 5


BENOA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016
Asep Arifin Senjaya1, Ni Ketut Indrayani2
1 Dosen Jurusan keperawatan Gigi Poltekkes Denpasar
2 Mahasiswa jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Denpasar

aseparifinsenjaya@yahoo.com

ABSTRACT

The 2013 Basic Health Research in the Province of Bali showed that the population with
dental and mouth problems in the last 12 months in Bali was 24.0%. While Badung Regency
is in the top four positions at 31.6%. Brushing teeth is the main action to clean plaque.
Plaque plays a role in the pathogenicity of caries and periodontal disease. Ni Kadek
Indrayani's research on grade IV students at SD N 5 Benoa in 2016, obtained results that
were before being given counseling 90% of students behaved brushing incorrectly. Then after
being given counseling 85% of students behave correctly. The purpose of this study was to
determine the effectiveness of dental and mouth health education to change the behavior of
tooth brushing on fourth grade students at SDN 5 Benoa Badung Regency 2016. This type of
cross sectional study, uses secondary data from Ni Kadek Indrayani's research. Chi square
test results, showed the value of sig. 0,000. The conclusion of counseling is effective in
changing the behavior of brushing teeth in grade IV SDN 5 Benoa Badung Regency in 2016.

Keywords: effectiveness of counseling, tooth brushing behavior.

Data Riset Kesehatan Dasar pelayanan kesehatan. Perilaku memegang


(Riskesdas) tahun 2013 Provinsi Bali, peranan penting kedua dalam
3
menunjukan bahwa, penduduk yang mempengaruhi derajat kesehatan.
bermasalah gigi dan mulut dalam 12 bulan Menurut Laurence Green, kesehatan
terakhir di Bali sebesar 24,0%. Sedang seseorang atau masyarakat dipengaruhi
Kabupaten Badung berada di posisi empat oleh dua faktor pokok, yaitu: faktor
teratas yaitu 31,6%.1 perilaku (behavior causes) dan faktor
Hasil penelitian menyatakan bahwa diluar perilaku (non-behavior causes).
dampak dari karies gigi yaitu anak Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan
mengalami susah makan karena atau terbentuk dari tiga faktor, yaitu faktor
ketidaknyamanan saat mengunyah predisposisi, faktor pendukung, dan faktor
makanan, anak mengalami penurunan berat penguat. Faktor predisposisi mencakup
badan karena anak mengalami kesulitan pengetahuan dan sikap masyarakat
saat mengunyah, merasakan sakit karena terhadap kesehatan, tradisi dan
gigi berlubang yang mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal
terganggunya proses belajar di sekolah yang berkaitan dengan kesehatan, sistem
serta perubahan warna pada gigi dari nilai yang dianut masyarakat, tingkat
bersih menjadi hitam.2 pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan
Hendrick L Blum menyebutkan sebagainya.4 Perilaku sangat dipengaruhi
bahwa status kesehatan seseorang atau oleh pengetahuan.4
masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor Menurut Hosland, perubahan
penting yaitu lingkungan (fisik maupun perilaku pada hakikatnya adalah sama
sosial budaya), perilaku, keturunan, dan dengan proses belajar. Proses perubahan

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 5 No. 1 Pebruari 2017 15


perilaku tersebut menggambarkan proses sebesar 91,8%, namun hanya 4,1% yang
belajar pada individu. Peterson berprilaku benar menyikat gigi. Sedangkan
menyebutkan bahwa, perilaku yang dapat untuk Kabupaten Badung 94,2% menyikat
mempengaruhi perkembangan karies gigi setiap hari dan hanya 3,6% yang
adalah tentang cara menjaga kesehatan gigi berprilaku benar menyikat gigi.10
dan mulut.4 Penelitian Ni Ketut Indrayani pada
Menurut Bahar perilaku merupakan siswa kelas IV di SD N 5 Benoa tahun
salah satu faktor yang mempengaruhi 2016, diperoleh hasil yaitu sebelum
kesehatan gigi dan mulut.4 Perilaku diberikan penyuluhan 90% siswa
pemeliharaan diri masyarakat dalam berperilaku menyikat gigi salah. Kemudian
pemeliharaan kesehatan mulut sesudah diberikan penyuluhan 85% siswa
indikatornya adalah variabel menyikat gigi. berperilaku menyikat gigi benar.
Menyikat gigi merupakan tindakan Berdasarkan uraian pada latar belakang di
pencegahan primer yang paling utama atas maka, dapat dibuat rumusan masalah
dianjurkan.6 penelitian sebagai berikut: apakah
Sebagian besar masalah kesehatan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
gigi dan mulut dapat dicegah. Banyak cara efektif untuk merubah perilaku menyikat
untuk dapat mengurangi dan mencegah gigi pada siswa kelas IV di SDN 5 Benoa
penyakit gigi dan mulut, diantaranya Kabupaten Badung tahun 2016?
dengan perawatan oleh diri sendiri.7
Pemeliharaan kesehatan gigi sangatlah Metode
penting, karena itu kebersihan gigi dan
mulut haruslah tetap dijaga. Menyikat gigi Jenis penelitian ini eksmerimen
adalah tindakan utama membersihkan semu. Penelitian dilakukan di Jurusan
plak.8 Tujuan membersihkan gigi adalah Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan
menghilangkan plak. Plak dapat terbentuk Kemenkes Denpasar pada bulan Oktober
kapan saja, meski gigi sudah dibersihkan. 2016. Unit analisis adalah siswa kelas IV
Plak adalah lapisan tipis, tidak berwarna di SD N 5 Benoa Kabupaten Badung tahun
mengandung banyak bakteri dan lekat pada 2016. Responden pada penelitian ini
permukaan gigi. Plak ikut berperan pada adalah siswa kelas IV di SD N 5 Benoa
patogenitas dari karies dan penyakit Kabupaten Badung tahun 2016 yang
periodontal.9 berjumlah 40 orang. Penelitian ini
Kwan dkk. menyatakan bahwa, menggunakan data sekunder dari penelitian
penyakit gigi dan mulut menyerang hampir Ni Kadek Indrayani. Data hasil penelitian
setiap orang. Statistik menunjukan lebih Ni Ketut Indrayani di masukan ke
dari 80% anak-anak di negara maju dan komputer dengan menggunakan software
berkembang menderita penyakit gigi. pengolah data SPSS for Windows.
Karies dan penyakit periodontal Selanjutnya dilakukan uji bivariat dengan
merupakan penyakit gigi dan mulut yang Chi square.
paling umum diderita, dan
menggambarkan masalah kesehatan Hasil dan Pembahasan
masyarakat yang besar, karena prevalensi
dan insidennya di semua tempat di dunia.6 Hasil penelitian Ni Ketut Indrayani
Di Indonesia terjadi peningkatan menunjukkan sebelum diberi penyuluhan
prevalensi terjadinya karies gigi pada 36 siswa (90 %) berperilaku salah dalam
penduduk Indonesia dibandingkan tahun menyikat gigi, dan sesudah diberikan
2007 lalu, yaitu dari 43,4% tahun 2007 penyuluhan sebagian besar siswa
menjadi 53,2 % tahun 2013, kurang lebih berperilaku menyikat gigi benar yaitu
di Indonesia terdapat 93.998.727 jiwa yang sebanyak 34 siswa ( 85 %). Berdasarkan
menderita karies gigi.10 data yang ada dilakukan uji statistik Chi
Data Riskesdas 2013, menunjukan square, hasilnya menunjukkan nilai sig.
persentase penduduk usia 10 tahun keatas 0,000. Hasil uji statistik Chi square,
yang menyikat gigi setiap hari di Bali menunjukkan nilai sig. 0,000. Ini berarti
Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 5 No. 1 Pebruari 2017 16
penyuluhan efektif untuk merubah perilaku menyebutkan bahwa, perilaku yang dapat
menyikat gigi pada siswa kelas IV SDN 5 mempengaruhi perkembangan karies
Benoa Kabupaten Badung. Hal ini sesuai adalah tentang cara menjaga kesehatan gigi
pendapat World Health Organization dan mulut.5
(2012) yang menyebabkan seseorang Sehingga untuk meningkatkan
berperilaku tertentu karena empat alasan pengetahuan siswa kelas IV SDN 5 Benoa
pokok, yaitu:11 Kabupaten Badung dapat dilakukan
a. Pemahaman dan pertimbangan (thougts dengan cara pendidikan atau proses
and feeling), yakni dalam bentuk belajar, berupa penyuluhan kesehatan gigi
pengetahuan, persepsi, sikap, secara berkala serta memasang poster –
kepercayaan-kepercayaan, dan poster kesehatan gigi untuk memudahkan
penilaian-penilaian seseorang terhadap siswa memperoleh informasi.
objek (dalam hal ini adalah objek
kesehatan). Simpulan dan Saran
b. Orang penting sebagai referensi
(personal reference), Perilaku orang, Berdasarkan hasil penelitian dapat
lebih-lebih perilaku anak kecil lebih disimpulkan penyuluhan efektif untuk
banyak dipengaruhi oleh orang-orang merubah perilaku menyikat gigi pada siswa
yang dianggap penting. Perkataan atau kelas IV SDN 5 Benoa Kabupaten Badung
perbuatan cenderung untuk dicontoh tahun 2016. Berdasarkan pembahasan
apabila seseorang itu penting untuknya. dapat disarankan agar pihak sekolah
Anak-anak sekolah misalnya, maka bekerjasama dengan Puskesmas setempat
gurulah yang dianggap penting atau sehingga siswa di SDN 17 Dauh Puri
sering disebut kelompok refrensi, Denpasar mendapatkan penyuluhan
yantara lainguru, kepala adat (suku), kesehatan gigi secara berkala.
kepala desa, dan sebagainya.
c. Sumber daya. Sumber daya ini meliputi Daftar Pustaka
Sumber daya disini mencakup fasilitas-
fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan 1. Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
sebagainya. Semua itu berpengaruh RI., 2013. Pokok – Pokok Hasil Riset
terhadap perilaku seseorang atau Kesehatan Dasar - Riskesdas 2013
kelompok masyarakat. Pengaruh Provinsi Bali. Jakarta: Badan
sumber-sumber daya terhadap perilaku Litbangkes Kemenkes RI.
dapat bersifat positif maupun negatif.
Misalnya pelayanan Puskesmas, dapat 2. Puspitoningsih N, Safitri W,
berpengaruh positif terhadap perilaku Istiningtyas A, 2015, Persepsi ibu
penggunaan Puskesmas tetapi juga tentang karies gigi pada anak usia
dapat berpengaruh sebaliknya. prasekolah di Tk Darma Wanita
d. Kebudayaan. Kebudayaan terbentuk Kecamatan Kemusu Boyolali, tersedia
melalui proses waktu yang lama. di: www.digilib.stikeskusumahusada.
Kebudayaan ini mempengaruhi perilaku ac.id. Diakses: 1 September 2016.
seseorang ayat masyarakat.
Menurut Laurence Green perilaku 3. Notoatmodjo S, 2003. Pendidikan Dan
memegang peranan penting kedua dalam Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
mempengaruhi derajat kesehatan.3 Cipta.
Menurut Bahar, perilaku merupakan salah 4. Notoatmodjo S, 2012. Promosi
satu faktor yang mempengaruhi kesehatan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
gigi dan mulut.5 Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Menurut Hosland, perubahan
perilaku pada hakikatnya adalah sama 5. Notoatmodjo S, 2007. Kesehatan
dengan proses belajar. Proses perubahan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
perilaku tersebut menggambarkan proses Rineka Cipta.
belajar pada individu. Peterson
Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 5 No. 1 Pebruari 2017 17
6. Sriyono, N. 2009. Pencegahan
Penyakit Gigi dan Mulut Guna
Meningkatkan Kualitas Hidup.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

7. Putri, M.H. E. Herijulianti. dan N.


Nurjanah, 2011. Ilmu Pencegahan
Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan
Pendukung Gigi. Jakarta: EGC.

8. Manson JD dan Eley BM, 1993. Buku


Ajar PERIODONTI, alih bahasa: drg.
Anastasia S, Jakarta: Hipokrates.

9. Forrest JO, 1995. Pencegahan Penyakit


Mulut, alih bahasa: Lilian Yuwono,
Jakarta: Hipokrates.

10. Notoatmodjo S, 2012. Promosi


Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 5 No. 1 Pebruari 2017 18

Anda mungkin juga menyukai