DISUSUN OLEH
Kelompok 4
1. Geby Prasasti
2. Haikal Ramadhan Humammiamar
3. Ismawati
4. Kms. Muhammad Reynaldi
5. Miftahul Ulum Putra Mustofa
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah
ini adalah “Fungsi, Unsur, dan Jenis Pajak”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dkarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberkan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .........................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai falsafah undang-undang definisi pajak, membayar pajak adalah
bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga
negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan
negara dan pembangunan nasional.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Subjek Pajak
Unsur-unsur pajak di Indonesia yang pertama adalah subjek pajak. Subjek pajak
adalah orang pribadi atau lembaga yang dituntut untuk melaksanakan kewajiban
perpajakan, Subjek pajak diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000. Selain
itu, subjek pajak dibagi menjadi 2, yakni:
a. Subjek pajak dalam negeri
Undang-Undang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, yang tergolong
sebagai subjek pajak dalam negeri di antaranya adalah orang pribadi, warisan
yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, badan dan bentuk usaha tetap.
b. Subjek pajak luar negeri
Yaitu orang pribadi atau badan yang bertempat tinggal di Indonesia atau di luar
negeri yang memperbolehkan penghasilan dari Indonesia, baik dari badan usaha
atau tidak. Jadi, jika anda yang berada di Indonesia kurang dari 183 hari dalam
12 bulan maka bisa disebut subjek pajak luar negeri. Besaran pajak bagi subjek
pajak luar negeri berdasarkan penghasilan bruto dengan tarif pajak sepadan dan
tidak wajib menyampaikan SPT karena sudah ada pemotongan pajak akhir di
pendapatannya.
3
2. Wajib Pajak
Unsur-unsur pajak di Indonesia yang selanjutnya adalah wajib pajak. Biasanya
orang yang dikenakan wajib pajak, disesuaikan dengan usianya. Jika masih dibawah
umur, maka wajib pajak masih dipegang oleh kedua orang tuanya. Sedangkan untuk
komunitas atau lembaga, wajib pajak disematkan ketika awal usaha didirikan. Selain itu,
wajib pajak harus memiliki NPWP yang bertujuan memudahkan dalam pembayaran dan
pelaporan pajak. Wajib pajak yang memiliki penghasilan di bawah PTKP tidak perlu
mendaftarkan NPWP. Jika wajib pajak tidak membayar pajak, mereka akan mendapatkan
denda dan sanksi sesuai peraturan yang berlaku dengan besaran yang telah ditentukan
pemerintah.
3. Objek Pajak
Unsur-unsur pajak di Indonesia yang selanjutnya adalah objek pajak. Objek
pajak adalah benda atau produk atau jasa yang harus dibayarkan pajaknya dari subjek
pajak. Objek pajak juga merupakan penghasilan yang diterima wajib pajak yang berasal
dari Indonesia ataupun dari luar Indonesia. Misalkan, anda mempunyai bangunan berupa
tanah untuk sebuah usaha, maka anda harus membayarkan pajaknya kepada pemerintah
yang termasuk ke dalam pajak bangunan atau PBB dan pajak dari usaha anda tersebut
4. Tarif Pajak
Unsur-unsur pajak di Indonesia yang terakhir adalah tarif pajak. Pengertian tarif
pajak adalah nominal yang harus dibayarkan oleh wajib pajak atas benda atau jasa yang
terbebani objek pajak. Besaran tarif pajak sangat bervariasi dan umumnya berbeda satu
sama lain. Tarif pajak dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
a) Tarif pajak progresif presentasenya sebanding dengan kenaikan objek pajaknya
seperti penghasilan atau PPh.
b) Tarif pajak degresif yaitu tarif pajak yang presentasenya akan semakin rendah
ketika objek pajaknya meningkat.
c) Tarif proporsional memiliki presentase tetap meskipun objek pajaknya menurun
atau meningkat, contohnya PPN 10 persen.
d) Tarif pajak tetap adalah tarif pajak yang nominalnya tetap berapa pun nilai objek
pajaknya, contohnya Bea Materai Rp 10.000.
4
B. Fungsi Pajak
Pajak memiliki peranan yang signifikan dalam kehidupan bernegara, khususnya
pembangunan. Pajak merupakan sumber pendapatan negara dalam membiayai seluruh
pengeluaran yang dibutuhkan, termasuk pengeluaran untuk pembangunan. Penerimaan
sektor perpajakan akan dimasukkan negara pada APBN. Pajak diatur dalam undang-
undang dasar negara 1945. Hal ini sesuai dengan pasal 23 UUD 1945 yang berbunyi
“Bahwa pajak bersifat sebagai keperluan negara yang sudah diatur dalam undang-undang
dasar”. Ada hal yang harus diperhatikan bahwa pembayaran pajak harus dijamin
kelancarannya, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Berikut beberapa
fungsi pajak, antara lain:
4. Fungsi Stabilisasi
Pajak dapat digunakan untuk menstabilkan kondisi dan keadaan perekonomian,
seperti untuk mengatasi inflasi, pemerintah menetapkan pajak yang tinggi, sehingga
jumlah uang yang beredar dapat dikurangi. Sedangkan untuk mengatasi kelesuan
ekonomi atau deflasi, pemerintah menurunkan pajak, sehingga jumlah uang yang beredar
dapat ditambah dan deflasi dapat di atasi.
Keempat fungsi pajak di atas merupakan fungsi dari pajak yang umum dijumpai di
berbagai negara. Di Indonesia, pemerintah lebih menitikberatkan pada dua fungsi pajak
sebagai pengatur dan budgeter. Lembaga pemerintah yang mengelola pajak negara di
Indonesia adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada di bawah Kementerian
Keuangan.
Tanggung jawab atas kewajiban membayar pajak berada pada anggota masyarakat
sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut, sesuai dengan sistem self assessment yang
dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia. Self assessment berarti wajib pajak
menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan melapor kewajiban perpajakannya sendiri.
Jadi tidak memaksa wajib pajak membayar pajak sebesar-besarnya, tapi sesuai dengan
aturan perundang-undangan.
DJP sesuai fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, penyuluhan, pelayanan,
serta pengawasan kepada masyarakat. Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, DJP
berusaha sebaik mungkin memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai visi dan
misinya.
6
C. Jenis-Jenis Pajak
Ada beberapa jenis pajak yang dipungut pemerintah ke masyarakat atau wajib pajak,
yang dapat digolongkan berdasarkan sifat, instansi pemungut, objek pajak serta subjek
pajak.
1. Jenis Pajak Berdasarkan Sifat
Berdasarkan sifatnya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak tidak
langsung dan pajak langsung.
a. Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax)
Pajak tidak langsung merupakan pajak yang hanya diberikan kepada wajib
pajak bila melakukan peristiwa atau perbuatan tertentu. Sehingga pajak tidak
langsung tidak dapat dipungut secara berkala, tetapi hanya dapat dipungut bila
terjadi peristiwa atau perbuatan tertentu yang menyebabkan kewajiban
membayar pajak. Contohnya: pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), di
mana pajak ini hanya diberikan bila wajib pajak menjual barang mewah.
b. Pajak Langsung (Direct Tax)
Pajak langsung merupakan pajak yang diberikan secara berkala kepada wajib
pajak berlandaskan surat ketetapan pajak yang dibuat kantor pajak. Di dalam
surat ketetapan pajak terdapat jumlah pajak yang harus dibayar wajib pajak.
Pajak langsung harus ditanggung seseorang yang terkena wajib pajak dan tidak
dapat dialihkan kepada pihak yang lain. Contohnya: Pajak Bumi dan
Penghasilan (PBB) dan pajak penghasilan.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://belajargiat.id/pajak/
https://www.google.com/amp/s/www.idntimes.com/business/economy/amp/helmi/uns
ur-unsur-pajak-di-indonesia-cek-yuk-biar-paham
https://www.google.com/amp/s/www.cermati.com/artikel/pengertian-pajak-fungsi-
dan-jenis-jenisnya