Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PATIENT SAFETY

KELOMPOK 5

DI SUSUN OLEH:

MITHA AUDINA RAMADHANI (161101046)

CINTA BELA MARPAUNG (161101047)

NUR AZIZAH P.S (161101048)

YULITA PURBA (161101049)

LISTA MELISTA (161101050

FAUZIAH FAHIRA (161101052)

RAHMIATI (161101053)

RIBKA SAKTIANA PASARIBU (161101054)

SITI AISYAH NASUTION (161101055)

HASIKOH LUBIS (161101056)

ARIF PRABOWO (161101076)


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................4
BAB I......................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................5
1. LatarBelakang............................................................................................................................5
2. Rumusan Masalah.....................................................................................................................6
3. Tujuan Pasien safety..................................................................................................................6
4. Manfaat.....................................................................................................................................6
BAB II...................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN...................................................................................................................................7
1. Pengertian Patient safety..........................................................................................................7
2. Langkah-langkah pasien safety..................................................................................................8
3. 7 standar keselamatan pasien....................................................................................................9
4. Aspek Hukum Patient safety.......................................................................................................10
5. Manajemen Patient safety...........................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................12
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................................................12
3.1    Kesimpulan..............................................................................................................................12
3.2 Saran........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13
KATA PENGANTAR

        Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyusun makalah ini tanpa suatu halangan apapun.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Patient Safety.Kami berharap
agar makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami selaku penulis dan umumnya bagi para
pembaca agar dapat mengetahui tentang Peran Perawat dan Komunikasi dalam Melaksanakan
Patient Safety.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami harapkan kritik     dan saran dari pembaca sehingga dalam
pembuatan makalah  lainnya menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.Amin Ya Rabbal Alamin.

                                                                                                Medan, Mei 2017


BAB I

PENDAHULUAN

1. LatarBelakang
Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat melaksanakan suatu
tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang
dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena keberuntungan (misalnya,pasien
terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan
overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat
diberikan), dan peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu
diberikan antidotenya).
Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian yang
mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dan bukan karena “underlying
disease” atau kondisi pasien.
Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam tahap diagnostic seperti kesalahan atau keterlambatan
diagnose, tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara pemeriksaan yang sudah
tidak dipakai atau tidak bertindak atas hasil pemeriksaan atau observasi; tahap pengobatan seperti
kesalahan pada prosedur pengobatan, pelaksanaan terapi, metode penggunaan obat, dan keterlambatan
merespon hasil pemeriksaan asuhan yang tidak layak; tahap preventive seperti tidak memberikan
terapi provilaktik serta monitor dan follow up yang tidak adekuat; atau pada hal teknis yang lain
seperti kegagalan berkomunikasi, kegagalan alat atau system yang lain.
Dalam kenyataannya masalah medical error dalam sistem pelayanan kesehatan mencerminkan
fenomena gunung es, karena yang terdeteksi umumnya adalah adverse event yang ditemukan secara
kebetulan saja. Sebagian besar yang lain cenderung tidak dilaporkan, tidak dicatat, atau justru luput
dari perhatian kita semua.
Mempertimbangkan betapa pentingnya misi rumah sakit untuk mampu memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik terhadap pasien mengharuskan rumah sakit untuk berusaha
mengurangi medical error sebagai bagian dari penghargaannya terhadap kemanusiaan, maka
dikembangkan system Patient Safety yang dirancang mampu menjawab permasalahan yang ada.
2. Rumusan Masalah
2.1 Pengertian Pasien Safety
2.2

3. Tujuan Pasien safety

3.1 Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit


3.2 Meningkatkan akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan Rumah Sakit
3.3 Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan di Rumah Sakit
3.4 Terlaksanya program –program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan Kejadian
Tidak Diharapkan

4. Manfaat

4.1 Budaya keamanan meningkat dan berkembang


4.2 Komunikasi dengan pasien berkembang
4.3 Kejadian Tidak Dharapkan menurun
4.4 Risiko Klinis menurun
4.5 Keluhan berkurang
4.6 Mutu Pelayanan Rumah Sakit meningkat
4.7 Citra Rumah Sakit dan kepercayaan masyarakat meningkat, diikuti dengan kepercayaan
diri yang menngkat.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Patient safety
Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau
menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan.
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insident
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan (DepKes RI, 2006).
Menurut Kohn, Corrigan & Donaldson tahun 2000, patient safety adalah tidak adanya
kesalahan atau bebas dari cedera karena kecelakaan. Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden,
tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.
Meliputi: assessment risiko,identifikasi dan pengelolaan hal berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
2. Langkah-langkah pasien safety

2.1 Mendidik Pasien dan Keluarga

Standarnya adalah Rs harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab
pasien dalam asuhan pasien.Kriteria nya adalah keselamatan dengan pemberian pelayanan dapat
ditingkatkan dengan keterlibatan pasien adalah partner dalam proses pelayanan. Dan dengan adanya
pendidikan yang dilakukan maka diharapkan pasien dan keluarga dapat :

2.1.1. Memberikan info yang jelas,benar,lengkap dan jujur.


2.1.2. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
2.1.3. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.
2.1.4. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
2.1.5. Mematuhi intruksi

2.2 Mendidik patient safety di rumah sakit

2.2.1. Perhatikan nama obat,rupa dan ucapan yang mirip (look alike,sound alike
medication names)
2.2.2. pastikan identifikasi pasien
2.2.3. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
2.2.4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
2.2.5. Kendalikan cairan elektrolit pekat
2.2.6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan layanan
2.2.7. Gunakan alat injeksi sekali pakai
2.2.8. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.
3. 7 standar keselamatan pasien
Tujuh Standar Keselamatan Pasien ini mengacu pada “Hospital Patient Safety Standards”
yang dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of Health Organizations, Illinois, USA,
tahun 2002. Berikut isi dari 7 st r keselamatan pasien tersebut.

3.1. Hak Pasien 


Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak
Diharapkan).

3.2. Mendidik Pasien dan Keluarga


RS harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien
dalam asuhan pasien.

3.3. Keselamatan Pasien dan Kesinambungan Pelayanan


RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan
antar unit pelayanan.

3.4. Penggunaan Metode-metode Peningkatan Kinerja untuk Melakukan Evaluasi dan Program
Peningkatan Keselamatan Pasien
RS harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan
mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD, dan
melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta KP.

3.5. Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien

1. Pimpinan dorong dan jamin implementasi progr KP melalui penerapan “7 Langkah Menuju
KP RS ”.
2. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi risiko KP dan program
mengurangi KTD.
3. Pimpinan dorong dan tumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu berkaitan
dengan pengambilan keputusan tentang KP
4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan
meningkatkan kinerja RS serta tingkatkan KP.
5. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinyadalam meningkatkan kinerja RS
dan KP.

3.6. Mendidik Staf tentang Keselamatan Pasien

1. RS memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup
keterkaitan jabatan dengan KP secara jelas.
2. RS menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan dan
memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan
pasien.

3.7. Komunikasi Merupakan Kunci Bagi Staf untuk Mencapai Keselamatan Pasien
 RS merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi KP untuk memenuhi
kebutuhan informasi internal dan eksternal.
 Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
4. Aspek Hukum Patient safety
UU Rumah Sakit No. 44 tahun 2009 menyatakan pelayanan kesehatan yang aman merupakan
hak pasien dan menjadi kewajiban rumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
aman (Pasal 29 dan 32). UU Rumah Sakit secara tegas menyatakan bahwa rumah sakit wajib
menerapkan standar keselamatan pasien. Standar dimaksud dilakukan dengan melakukan pelaporan
insiden, menganalisa dan menetapkan pemecahan masalah. Untuk pelaporan, rumah sakit
menyampaikannya kepada komite yang membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri
(Pasal 43). UU Rumah Sakit juga memastikan bahwa tanggung jawab secara hukum atas segala
kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan berada pada rumah sakit bersangkutan (Pasal 46).
Organ untuk melindungi keselamatan pasien di rumah sakit lengkap karena UU Rumah Sakit
menyatakan pemilik rumah sakit dapat membentuk Dewan Pengawas. Dewan yang terdiri dari unsur
pemilik, organisasi profesi, asosiasi perumahsakitan dan tokoh masyarakat itu bersifat independen dan
non struktural. Salah satu tugas Dewan adalah mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien.
Pada level yang lebih tinggi, UU Rumah Sakit juga mengamanatkan pembentukan Badan Pengawas
Rumah Sakit Indonesia. Badan yang bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan itu berfungsi
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap rumah sakit. Komposisi Badan terdiri dari unsur
pemerintah, organisasi profesi, asosiasi perumahsakitan, dan tokoh masyarakat (Pasal 57).
Ketentuan mengenai keselamatan pasien juga diatur dalam UU Kesehatan No. 36 tahun 2009.
Beberapa pasal yang berkaitan dengan keselamatan pasien dalam UU Kesehatan tersebut adalah:

1. Pasal 5 ayat (2), menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.
2.
Pasal 19, menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk
upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau.
3.
Pasal 24 ayat (1), menyatakan bahwa tenaga kesehatan harus memenuhi ketentuan kode etik,
standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur
operasional.
4.
Pasal 53 ayat (3), menyatakan pelaksanaan pelayanan kesehatan harus mendahulukan
keselamatan nyawa pasien.
5.
Pasal 54 ayat (1), menyatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan
secara bertanggung jawab, aman, bermutu, serta merata dan non diskriminatif.
5. Manajemen Patient safety
Penatalaksanaan patientsafety ini dilakukan dengan system pencatatan dan pelaporan serta monitoring
dan evaluasi.

1. Sistem pencatatan dan pelaporan pada patientsafety.

a.Dirumah Sakit

Setiap unit kerja di rumah sakit mencatat semua kejadian terkait dengan keselamatan pasien (kejadian
nyaris cedera,kejadian tidak diharapkan dan kejadian sentinel)kepada tim keselamatan pasien rumah
sakit pada formulir yang sudah di sediakan oleh rumah sakit.

Tim kesehatan pasien rumah sakit menganalisis akar penyebab masalah semua kejadian yang
dilaporkan oleh unit kerja.

b.Di Provinsi

Dinas kesehatan provinsi dan persidaerah menerima produk-produk dari komite keselamatan Rumah
Sakit.

c.Di pusat

Komite kesehatan pasien RS merekapitulasi laporan dari RS untuk menjaga kesehatannya.

Komite keselamatan pasien RS melakukan analisis yang telah dilakukan oleh RS.

2. Monitoring dan Evaluasi

a.Di Rumah Sakit

pimpinan rumah sakit melakukanmonitoring dan evaluasi pada unit-unit kerja di Rumah sakit,terkait
dengan pelaksanaan keselamatan.

b.Di Provinsi

Dinas kesehatan provinsi dari PERSI daerah melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
program kesehatan keselamatan pasien rumah sakit di wilayah kerjanya.

c.Di pusat

Komite keselamatan pasien RS melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan keselamatan pasien
RS di RS.

Monitoring dan evaluasi minimal satu tahun sekali


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1    Kesimpulan
Hal yang dapat kami simpulkan adalah bahwa untuk mewujudkan patient safety butuh upaya
dan kerjasama dari berbagai pihak tenaga kesehatan, karena keselamatan pasien (patient safety)
adalah hal terpenting yang perludi perhatikan,tindakan pelayanan, peralatan kesehatan, dan
lingkungan sekitar pasien sudah seharusnya menunjang keselamatan serta kesembuhan dari pasien.
Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah sepatutnya
memberikan dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien. Penatalaksanaan patient
safety dalam rumah sakit, puskesmas, pusat, kabupaten, dan provinsi, sudah seharusnya dilakukan
secara optimal.

3.2 Saran
Sebagai seorang mahasiswa perawat harus memiliki pengetahuan mengenai patient safety
serta mengetahui secara luas dan teliti tindakan pelayanan yang dapat menjaga keselamatan diri
pasien. Sebagai tenaga kesehatan wajib melakukan tindakan dengan baik dan benar sesuai standar
pelayanan kesehatan pada pasien, sehingga akan terjamin keselamatan pasien dari segala aspek
tindakan yang kita berikan.  Rumah Sakit juga harus memiliki standar tertentu dalam memberikan
pelayanan kepada pasien untuk melindungi hak pasien dalam menerima pelayanan kesehatan yang
baik serta sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai