Anda di halaman 1dari 11

Soal

Seorang bayi laki laki usia 11 bulan dibawa orangtuanya ke puskesmas dengan keluhan batuk
selama 3 hari, demam ringan, sakit waktu menelan, leher membengkak sejak satu hari
sebelumnya. Perawat akan melakukan pemeriksaan fisik pada bayi.

Apakah langkah pertama yang dilakukan perawat untuk memeriksa frekuensi pernapasan
pasien?

a. Melepas pakaian bayi


b. Memastikan bayi tenang
c. Mengamati gerakan dada
d. Mengamati gerakan perut
e. Menghitung napas dalam 1 menit
Pembahasan

Jawaban: B
Pembahasan:
Sekitar usia 8 bulan keatas bayi dapat mengembangkan kecemasan orang asing (stranger
anxiety), bayi bisa berubah menjadi cengeng saat didekati oleh orang asing atau orang yang
tidak dikenal. Kaji pernapasan saat anak beristirahat atau duduk dengan tenang, karena
frekuensi pernapasan sering berubah saat bayi atau anak kecil menangis. Tingkat pernapasan
yang paling akurat diperoleh dengan mudah ketika orang tua/pengasuh menggendong anak
sebelum pakaian apa pun dilepas. Menghitung frekuensi pernapasan pada bayi dilakukan
dengan mengamati gerakan perut, karena pernapasan utama adalah pernapasan diafragma.
Gerakannya tidak teratur sehingga hitunglah selama 1 menit penuh untuk akurasi. Setelah
usia 1 tahun, hitung gerakan toraks.
Soal

Seorang anak perempuan usia 3 tahun dibawa orangtuanya ke Puskesmas dengan keluhan
batuk selama 2 hari. Pemeriksaan fisik didapati adanya pembentukan selaput di tenggorokan
berwarna putih ke abu abuan kotor, sulit diangkat, dan mudah berdarah. Pemeriksaan usap
tenggorokan menunjukkan pertumbuhan Corynebacterium diphteriae.

Apakah istilah yang tepat untuk gejala klinis yang ada pada pasien?

A. Rinorea
B. Tonsilitis
C. Paralisis
D. Bull-neck
E. Pseudomembran
Pembahasan

Jawaban: E
Pembahasan:
Manifestasi klinis khas pada difteri adalah terdapat pseudomembran yang sulit diangkat,
mudah berdarah jika dilepas, dan berwarna putih keabu-abuan pada daerah yang terkena
meliputi mukosa hidung, faring, laring, dan dapat meluas ke trakea, bronkus, dan bronkiolus.
Pembahasan

Gambar Pseudomembran (Hutauruk et al., 2018)


Soal

Seorang anak perempuan usia 4 tahun diantar ibunya ke Instalasi Gawat Darurat
(IGD) karena demam dan batuk sudah 5 hari. Hasil pengkajian: terdengar stridor,
suhu 38,50C, tampak bercak putih di tenggorok, leher terlihat membengkak, sakit
waktu menelan, sulit minum, dan ada tanda dehidrasi. Anak didiagnosis difteri
berdasarkan hasil usap tenggorok.
Apakah prioritas masalah keperawatan pada anak tersebut?

a. Ansietas
b. Nyeri akut
c. Hipertermia
d. Hipovolemia
e. Bersihan jalan napas tidak efektif
Pembahasan

Jawaban: E
Pembahasan:
Biasanya masalah utama atau prioritas masalah selalu diawal paragraf, sementara data
penunjang umumnya ditemukan di akhir paragraf. Masalah keperawatan utama dari
kasus adalah bersihan jalan napas tidak efektif, karena terdapat data mayor yang
mendukung berupa: batuk, stridor (tanda fisik yang terjadi akibat adanya penyempitan
atau penyumbatan saluran napas), bercak putih di tenggorok, dan leher membesar.
Prioritas masalah dibuat menggunakan prinsip gawat darurat.
Soal

Seorang anak laki-laki usia 5 tahun datang ke IGD bersama ibunya karena sesak
napas sejak 2 hari sebelumnya. Hasil pemeriksaan fisik: kesadaran somnolen, ada
dispneu, stridor, retraksi pada suprasternal dan epigastrium. Nadi 120 kali/menit,
pernapasan 30 kali/menit, suhu 380C, dan tampak membran putih kekuningan
pada faring. Pasien didiagnosis suspek difteri.

Apakah intervensi keperawatan mandiri untuk masalah utama kasus diatas?


a. Berikan oksigen
b. Monitor suhu tubuh
c. Lakukan trakeostomi
d. Posisikan semi-Fowler atau Fowler
e. Jelaskan prosedur pemasangan jalan napas buatan pada pasien dan
keluarga
Pembahasan

Jawaban: E
Pembahasan:
Saat pseudomembran terbentuk, menelan menjadi sulit dan tanda-tanda obstruksi jalan
napas menjadi jelas berupa dispneu, stridor, dan retraksi. Sehingga tindakan utama yang
dilakukan adalah membuat jalan napas buatan (trakeostomi). Namun, tindakan ini termasuk
dalam tindakan kolaboratif. Bentuk tindakan mandiri keperawatannya adalah menjelaskan
prosedur pemasangan jalan napas buatan pada pasien dan keluarga.
Soal

Anak ke dua (usia 6 tahun) dari tiga bersaudara diantar ibunya ke IGD karena batuk dan
pilek. Anak dan ibu tidak menggunakan masker saat masuk ke ruangan. Hasil pengkajian:
Riwayat imunisasi lengkap, suhu 38,80C, nyeri saat menelan, tampak pseudomembran
pada mukosa hidung, tidak ada bull-neck. Pasien didiagnosis suspek difteri.
Apakah penyuluhan yang tepat pada kasus diatas?

a. Manajemen nyeri
b. Teknik batuk efektif
c. Manajemen hipertermia
d. Imunisasi untuk mencegah difteri
e. Tindakan pencegahan penularan difteri
Pembahasan

Jawaban: E
Pembahasan:
Terdapat perilaku yang tidak tepat pada pasien dan keluarga berupa tidak menggunakan masker,
sementara pasien mengalami gejala pada saluran napas. Difteri menular melalu droplet dan udara
pernapasan, sehingga penyuluhan diarahkan pada tindakan pencegahan penularan difteri.

Anda mungkin juga menyukai