Nama : Rizqi Tsaniya

NPM : 1810631220049
Kelas : B
Kebutuhan Zat Gizi pada Atlet Renang
Renang adalah olahraga dasar Olimpiade yang termasuk dalam setiap Olimpiade Musim
Panas sejak 1896. Perlombaan kompetitif diadakan untuk empat gaya renang (gaya bebas, gaya
punggung, kupu-kupu, gaya dada), secara individu atau kombinasi (medley). Dengan acara yang
berlangsung dari 20 detik hingga 16 menit (50 m – 1.500 m). Atlet renang harus memastikan
kebutuhan zat gizi yang sesuai untuk mendukung pelatihan dan menjaga kesehatan jangka
panjang.
 Kebutuhan Energi
Idealnya, asupan energi perenang harus disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Karakteristik renang, seperti program pelatihan yang sangat berkala dan rentang usia dari
remaja hingga dewasa, berarti bahwa volume pelatihan dan kebutuhan energi bervariasi
antara perenang dan berfluktuasi dari hari ke hari, selama kalender berkala dan selama karir
renang mereka. Pertumbuhan atau tujuannya untuk mengubah fisik, dan aktivitas gaya hidup
lainnya. Nilai tipikal untuk asupan energi untuk perenang pria dan wanita adalah
- Pria (3600–4800 Kkal / hari)
- Wanita (1900–2600 Kkal / hari)

 Kebutuhan Karbohidrat
Pelatihan renang secara signifikan dapat menghabiskan simpanan glikogen otot,
penyelesaian blok pelatihan volume tinggi bergantung pada konsumsi karbohidrat yang
cukup. Studi klasik oleh Costill et al. (1988) menunjukkan bahwa perenang yang gagal
meningkatkan asupan karbohidrat sebagai respons terhadap peningkatan volume latihan yang
tiba-tiba melaporkan kelelahan yang lebih besar, nyeri otot, dan ketidakmampuan untuk
menyelesaikan latihan yang ditentukan dibandingkan dengan perenang yang secara spontan
meningkatkan asupan karbohidrat mereka. Atlet yang mengonsumsi karbohidrat sebelum
latihan waktu pagi mencapai peningkatan 2,5% dalam waktu berenang.
Asupan karbohidrat harian harus diatur secara berkala agar sesuai dengan kebutuhan,
asupan karbohidrat dapat ditingkatkan dalam total diet dengan memasukkan makanan kaya
karbohidrat pada saat makan dan snack dan dengan mengkonsumsi sumber karbohidrat
sebelum dan selama latihan dan dalam pemulihan setelahnya. Ketersediaan karbohidrat yang
tinggi dapat dicapai melalui total asupan karbohidrat harian, bervariasi dari 3 – 12 g/kg
BB/hari sesuai dengan beban latihan.

 Kebutuhan Protein
Asupan protein merupakan pertimbangan penting dalam pencapaian adaptasi pelatihan
yang optimal. Survei diet perenang biasanya melaporkan asupan lebih dari 1,2–1,6 g/kg
BM/hari (Burke, 2007), sudah memenuhi saran peningkatan kebutuhan protein harian. untuk
memaksimalkan respon sintetik protein terhadap rangsangan latihan, perenang harus
mengikuti pedoman konsumsi saat ini.
Nama : Rizqi Tsaniya
NPM : 1810631220049
Kelas : B

 Kebutuhan Mikronutrien
Asupan energi sedang hingga tinggi dan beragam makanan kaya nutrisi umumnya
menjamin pasokan mikronutrien dan fitokimia yang melimpah. Karena perenang pria
memiliki asupan energi yang tinggi, mereka biasanya tidak dianggap sebagai kelompok yang
berisiko mengalami mikronutrien rendah. Laporan status mikronutrien suboptimal umumnya
terbatas dan sering terjadi pada perenang wanita dan menyangkut zat besi, hal ini biasanya
terkait dengan praktik makan yang terkendali dan variasi makanan yang tidak memadai.
Peningkatan status zat besi selama musim pelatihan dikaitkan dengan peningkatan kualitas
dan kuantitas pilihan makanan, bahwa melalui kualitas pilihan makanan dan dengan
memastikan ketersediaan energi yang sesuai, status mikronutrien yang baik dapat dicapai.
Kekurangan vitamin D mungkin menjadi masalah bagi perenang yang berlatih di dalam
ruangan atau di lingkungan di mana paparan radiasi ultraviolet B minimal. Suplementasi
4.000IU (100 mg) vitamin D pada perenang dan penyelam National Collegiate Athletic
Association yang berisiko memiliki vitamin D rendah. Oleh karena itu perenang yang
termasuk dalam kelompok berisiko tinggi karena paparan sinar matahari yang tidak
mencukupi didorong untuk memantau status vitamin D mereka dan untuk mencari intervensi
yang tepat, termasuk suplementasi, untuk meningkatkan simpanan jika ternyata kebutuhan
vitamin D tidak mencukupi.