OLEH:
KELOMPOK 1 (SATU)
Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun
Apt. selaku dosen Farmakoepidemiologi yang telah memberikan tugas ini kepada
bantuan dan tuntunan Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan
rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya dan dengan
tangan terbuka penulis menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini.
farmasi.
Medan, 09 Oktober-2020
Kelompok I (Satu)
i
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................ 4
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Cross Sectional Design ........................................................................ 4
2.2 Tujuan Cross Sectional Design .............................................................................. 5
2.3 Jenis – Jenis Cross Sectional Design ..................................................................... 7
2.3.1 Berdasarkan Survey ........................................................................................ 7
2.3.2 Berdasarkan Dimensi Waktu .......................................................................... 8
2.3.3 Berdasarkan Karakteristik Masalah.............................................................. 8
2.4 Ciri - Ciri Cross Sectional Design.......................................................................... 9
2.5 Protokol Penelitian.................................................................................................. 9
2.5.1 Merumuskan Pertanyaan Penelitian ............................................................ 10
2.5.2 Menentukan Tujuan Penelitian .................................................................... 11
2.5.3 Populasi studi ................................................................................................. 11
2.5.4 Kriteria subjek studi ...................................................................................... 11
2.5.5 Cara pengembalian dan besarnya sampel ................................................... 12
2.5.6 Tentukan variabel yang akan di atur ........................................................... 14
2.5.7 Siapkan daftar pertanyaan dan daftar pemeriksaan.................................. 14
2.5.8 Pengumpulan data ......................................................................................... 15
2.5.9 Analisis Data ................................................................................................... 16
2.6 Contoh Cross Sectional Design ............................................................................ 16
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Cross Sectional Design ......................................... 18
2.7.1 Kelebihan ........................................................................................................ 18
2.7.2 Kekurangan .................................................................................................... 19
ii
BAB III............................................................................................................................. 21
PENUTUP ........................................................................................................................ 21
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 21
3.2 Saran ...................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan zaman yang begitu pesat seperti saat ini diikuti pula dengan
perluuntuk dikembangkan lagi menjadi sebuah ilmu pengetahuan baru yang dapat
(Rasjidi, 2010).
epi = pada atau tentang, demos = penduduk, logos = ilmu). Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, Dep Dik Bud 1990: Epidemiologi adalah
ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia dan faktor-faktor yang
penyebaran penyakit menurut sifat orang tempat dan waktu (Sugiyono, 2013).
a. Non eksperimental
(Bustan, 2007).
1
Pada makalah ini kita akan khusus membahas tentang Cross-Sectional
paparan penyakit outcome lain secara serentak pada individu-individu dari suatu
2
1.2 Perumusan Masalah
Design.
Design.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak
berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama
(Notoatmojo,2010).
satu titik waktu tertentu. Penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, ataupun
dengan variabel lain pada populasi yang diteliti, menguji keberlakuan suatu model
atau rumusan hipotesis serta tingkat perbedaan di antara kelompok sampling pada
4
Namun penelitian cross-sectional tidak memiliki kemampuan untuk
diamatinya dalam periode waktu yang berbeda, serta variabel dinamis yang
sehingga disebut juga dengan study prevalens. Karena mencari prevalens maka
sama dengan studi deskriptif. Akan tetapi, seringnya studi cross sectional juga
mencari hubungan atau asosiasi dari faktor tertentu dengan penyakit tertentu.
Penelitian melakukan observasi atau pengukuran variable pada suatu saat tertentu
atau saat yang sama. Namun, sulit untuk menyimpulkan bahwa faktor tertentu
berikut :
resiko atribut.
5
Hasil pengamatan cross sectional untuk mengidentifikasi factor risiko
inikemudian disusun dalam tabel 2 x 2. Untuk desain seperti ini biasanya yang
penyakit atau efekpada subjek dari kelompok yang mempunyai factor risiko yang
diteliti, denganprevalens penyakit atau efek pada subjek yang tidak mempunyai
factor resiko. Rasio prevalens menunjukkan peran faktor resiko dalam terjadinya
mempelajari factor risikopenyakit yng mempunyai onset yang lama dan lama sakit
2006).
tersebut karena diperlukan sampel yang besar, waktufollow up yang sangat lama,
kasus yang akan diperoleh didalam kurun waktu pendek. Sesuaidengan namanya,
yakni studi prevalens, maka pada studi cross sectional yang dinilaiadalah subjek
yang baru dan yang sudah lama menderita penyakit atau kelainan yangsedang
6
2.3 Jenis – Jenis Cross Sectional Design
Studi ini disebut juga sebagai studi prevalensi atau survei, merupakan
studi sederhana yang sering dilakukan. Karakter dari Cross-Sectional Study yaitu
Cross Sectional Study atau juga disebut Studi Potong Lintang mempunyai 2
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
diselidiki.
7
Rachmat (2009, hlm 59) menjelaskan bahwa, “Survey eksplanatif
Sectional, yaitu penelitian yang dilakukan dalam waktu tertentu, dimana hanya
digunakan dalam waktu yang tertentu dan tidak dilakukan penelitian diwaktu
berbeda untuk di perbandingkan. Penelitian ini dilakukan dalam waktu tiga bulan
dan di lakukan untuk memenuhi uji akhir jenjang strata 1 (S1) di Universitas
Pasundan Bandung.
mana variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor lainya
diteliti.
8
2.4 Ciri - Ciri Cross Sectional Design
berikut :
1. Pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau satu periode tertentu dan
pengamatan subjek studi hanya dilakukan satu kali selama satu penelitian.
dengan menuliskan
9
Adapun susunan protokol dibawah ini tidak mutlak, tetapi disesuaikan
dana, tetapi dengan substansi yang tidak berbeda. Secara garis besar, protokol
• Populasi studi
• Pengumpulan data
• Analisis data.
untuk meningkatkan status gizi anak maka pertanyaan yang diajukan adalah
sebagai berikut. Apakah dengan pemberian makanan tambahan, status gizi anak
tambahan.
10
2.5.2 Menentukan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian harus dirumuskan dengan jelas tentang apa yang akan
dicari dalam penelitian yang akan dilaksanakan. Misalnya, dan pertanyaan tentang
status gizi anak dapat diketahui bahwa penelitian yang akan dilakukan merupakan
mendapatkan makanan tambahan dengan status gizi anak yang tidak mendapat
makanan tambahan.
Populasi studi pada studi cross sectional dapat berupa masyarakat daerah
tertentu dengan batas administratif atau institusi seperti rumah sakit, sekalah atau
industri, tergantung tempat penelitian dilakukan. Populasi studi dapat pula berupa
kelompok masyarakat dengan cmi tertentu , misalnya wanita pasangan usia subur
banyaknya penderita (subjek studi) yang dicatat selama kurun waktu tertentu.
Penentuan kriteria subjek studi pada studi cross sectional sangat penting
untuk menentukan dengan jelas terhadap siapa penelitian ini dilakukan terutama
bila penelitian cross sectional yang digunakan sebagai penelitian analitik untuk
pekerjaan atau kondisi lain yang berkaitan dengan perkiraan faktor risiko
11
Misalnya, pada penelitian tentang pemakaian alat kontrasepsi IUD dengan
trombolflebitis harus dijelaskan kriteria pasangan usia subur dan kritenia pemakai
alat kontrasepsi, apakah yang pernah memakai juga dimasukkan dalam subjek
studi atau tidak dan tentukan juga diagnosis tromboflebitis yang di gunakan, dan
lain lain.
defenisi operasional agar variabel penelitian yang bersifat abstrak dapat di ukur,
misalnya untuk mengukur pengecahuan tentang pemakalan oralit pada diare karna
jawaban diberi angka 1 untuk jawaban yang benar dan nilai 0 untuk jawaban yang
salah hingga seluruhnya akan diperoleh nilai dan 0 sampai dengan 10.
jawab dengan benar dikatakan pengetahuannya baik, nilai 6-8 termasuk kategori
a. Cara pengambilan
pada suatu perode tertentu bila penelitian yang dilakukanberbasis rumah sakit.
Besarnya sampel
Penentuan perkiraan besarnya sampel pada penelitian cross sectional yang bersifat
12
b. Pajanan
Sakit
jumlah
ya Tidak
Ada ? ?
Tidak ? ?
Jumlah ? n
tanpa memperhatikan ada atau tidaknya penyakt atau pajanan. Setelah besarnya
sampel diperoleh, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang terpajam
oleh faktor risiko dan kelompok lain tidak terpajan dan kedua kelompok tersebut
Contoh:
sakit maka semua ibu hami ltrirnester 3 yang melahirkan di rumah sakit pada
hadir,kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu ibu-ibu yang anemia sebagai
13
kelompokaudi dan tidak anemia sebagai kelompok kontrol selanjutnya, dicari
banyaknya bayi dengan berat rada, lahir rendab ( BBLR) yang rerdiiparpada
dihitung risiko dilakukan uji statistik dengan chi kuadarat dan tarik kesimpulan
terjadinya BBLR pada kelompok. Besarnya sampek dapat di hitung dengan rumus
retrospektif).
Untuk penyusunan pertanyan ssam septi pada penelitian deskriptif dan alat
ukur yang
Akan digunakan, misalnya untuk pengukuran status gizi anak yang menggunakan
14
Penelitian yang datanya diambil dan rekan medis di rumah sakit, hal itu
penelitian tentang anemia tidak dapat di ketahui cara pengukuran atau siapa yang
dengan surve atau rekaman medis di rumah sakit sesuai dengan kriteria yang telah
di tentukan. Isalnya, penelitian tentang hubungan status gizi anak 1-5 tahun
dengan cacingan.
yang terdapat pada lokasi penelitian kemudian dipisahkan menjadi dua kelompok,
yaitu anak-anak dengan gizi baik dan anak-anak dengan kurang gizi. Pada semua
cacingan pada anak dengan gizi baik dan gizi kurang dibandingkan.
Untuk penelitian di rumah sakit dengan rekan medis sebagai sumber data.
melahirkan selama periode tertentu kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kedua kelompok didasarkan pada umur, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi.
Penyajian data berupa karaktenistik subjek studi pada kelompok studi dan
15
perkerjaan atau hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian, misalnya jenis
relative, resiko atribut, dan ujian statistik sesuai data yang diperoleh.
Contoh sederhana: ingin mengetahui hubungan antara anemia besi pada ibu
hamil dengan berat badan bayi lahir (BBL), dengan menggunakan rancangan atau
a) Tahap Pertama
kedudukkannnya masing-masing :
b) Tahap Kedua,
Subjek penelitian disini adalah ibu-ibu yang baru melahirkan, namun perlu
dibatasi dari daerah mana mereka ini dapat diambil, apakah lingkup di Rumah
Sakit Umum, Rumah Sakit Bersalin, atan Rumah Bersalin. Demikian pula batas
16
waktunya juga ditentukan. Kemudian cara pengambilan sampelnya, apakah
c) Tahap Ketiga,
variabel dependen dan independen (dalam waktu yang sama). Caranya, mengukur
berat badan bayi yang baru dilahirkan dan memeriksa Hb darah ibu.
d) Tahap Keempat,
badan bayi lahir dengan Hb darah ibu. Dari analisis ini akan diperoleh bukti
Budiarto (2004) yaitu hubungan antara anemia dengan kelahiran bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR). Pada setiap ibu hamil yang akan melahirkan
BBLR 2 kali lebih besar dibandingkan dengan tidak anemia. Resiko atribut (RA)
= 0,15 – 0,08 = 0,07. Ini berarti bahwa resiko BBLR yang dapat dihindarkan bila
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian yaitu dengan uji Chi-
Square. Uji Chi-Square berguna untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah
17
variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu
hubungan antara anemia dan BBLR. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
cross sectional karena pengumpulan data dilakukan pada waktu yang hampir
kohor. Kelemahan penelitian ini antara lain tidak diketahui apakah anemia terjadi
sebelum hamil atau setelah hamil dan komparabilitas kedua kelompok tidak dapat
2.7.1 Kelebihan
cukup memadai.
b. Desain ini relatif mudah, murah, dan hasilnya cepat dapat diperoleh.
lebihkonklusif.
18
Contoh :
2009).
2.7.2 Kekurangan
risiko dan efek pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak
mana akibat.
sakit yang panjang daripada yang mempunyai masa sakit yang pendek,
prognosis.
19
f. Mungkin terjadi bias prevalens atau bias insidens karena efek factor
hipertensi mempunyai kadar kolesterol yang tinggi maka dalam hal ini tidak dapat
hipertensi, Tetapi bila terjadi sebaliknya tidak dapat dikatakan bahwa kolesterol
tersebut sangat sulit, bahwa tidak mungkin dilakukan karena penentuan hipertensi
kolesterol yang tinggi pada penderita penyakit jantung koroner. Dalam hal ini
kadar kolesterol merupakan resiko resiko terjadi penyakit jantung coroner harus
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
waktu dan satu kali, tidak ada follow up, untuk mencari hubungan Antara variabel
menghitung besarnya resiko tiap kelompok, resiko relative, dan resiko atribut.
3.2 Saran
Bagi para pembaca makala ini ,kami selaku penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sekiranya dapat kami gunakan sebagai masukan untuk
21
DAFTAR PUSTAKA
22