Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH FARMAKOEPIDEMIOLOGI

CROSS SECTIONAL DESIGN

OLEH:
KELOMPOK 1 (SATU)

1. CINDY YOLANDA, NIM : 1801011178


2. NUR HAFIFAH, NIM : 1801011365
3. HIZBUL AKBAR, NIM : 1801011223
4. SUKMA HAYATI, NIM : 1801011131
5. ARJUN PUTRA GULO, NIM : 1801011002
6. HILDA ANGGRAINI, NIM : 1801011053
7. NUR MALAWATI, NIM : 1801011271
8. JULY OKTAVIA HUTAGAOL, NIM : 1801011431

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang

Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun

sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Cross Sectional Design”

tepat pada waktunya.

Penulis juga berterima kasih kepada BapakIhsanul Hafiz, S.Farm., M.Si.,

Apt. selaku dosen Farmakoepidemiologi yang telah memberikan tugas ini kepada

penyusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Farmakoepidemiologi.

Penyusun menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat

bantuan dan tuntunan Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan

rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih

dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya dan dengan

tangan terbuka penulis menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan

makalah ini.

Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca untuk menambah wawasan dalam bidang kesehatan, khususnya bidang

farmasi.

Medan, 09 Oktober-2020

Kelompok I (Satu)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................ 4
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Cross Sectional Design ........................................................................ 4
2.2 Tujuan Cross Sectional Design .............................................................................. 5
2.3 Jenis – Jenis Cross Sectional Design ..................................................................... 7
2.3.1 Berdasarkan Survey ........................................................................................ 7
2.3.2 Berdasarkan Dimensi Waktu .......................................................................... 8
2.3.3 Berdasarkan Karakteristik Masalah.............................................................. 8
2.4 Ciri - Ciri Cross Sectional Design.......................................................................... 9
2.5 Protokol Penelitian.................................................................................................. 9
2.5.1 Merumuskan Pertanyaan Penelitian ............................................................ 10
2.5.2 Menentukan Tujuan Penelitian .................................................................... 11
2.5.3 Populasi studi ................................................................................................. 11
2.5.4 Kriteria subjek studi ...................................................................................... 11
2.5.5 Cara pengembalian dan besarnya sampel ................................................... 12
2.5.6 Tentukan variabel yang akan di atur ........................................................... 14
2.5.7 Siapkan daftar pertanyaan dan daftar pemeriksaan.................................. 14
2.5.8 Pengumpulan data ......................................................................................... 15
2.5.9 Analisis Data ................................................................................................... 16
2.6 Contoh Cross Sectional Design ............................................................................ 16
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Cross Sectional Design ......................................... 18
2.7.1 Kelebihan ........................................................................................................ 18
2.7.2 Kekurangan .................................................................................................... 19

ii
BAB III............................................................................................................................. 21
PENUTUP ........................................................................................................................ 21
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 21
3.2 Saran ...................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman yang begitu pesat seperti saat ini diikuti pula dengan

pesatnya perkembangan intelektual manusia. Banyak sekali pengetahuan yang

perluuntuk dikembangkan lagi menjadi sebuah ilmu pengetahuan baru yang dapat

dimanfaatkan bagi kemaslahatan manusia. Berbagai cara digunakan

untukmengembangkan pengetahuan ataupun mencari ilmu pengetahuan baru.

Salah satu cara untuk mengembangkan pengetahuan tersebut adalah penelitian

(Rasjidi, 2010).

Epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang penduduk (Yunani:

epi = pada atau tentang, demos = penduduk, logos = ilmu). Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, Dep Dik Bud 1990: Epidemiologi adalah

ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia dan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi penyebarannya. Penyebaran penyakit disini merupakan

penyebaran penyakit menurut sifat orang tempat dan waktu (Sugiyono, 2013).

Secara sederhana, ada 2 (dua) model desain ilmu Epidemiologi yaitu :

1. Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study/studi potong

lintang/studi prevalensi atau survei.

2. Epidemiologi analitik, terdiri dari :

a. Non eksperimental

b. Eksperimental (Cross-Sectional Study)

(Bustan, 2007).

1
Pada makalah ini kita akan khusus membahas tentang Cross-Sectional

Study (Studi Potong Lintang) merupakan studi yang mempelajari prevalensi,

distribusi maupun hubungan penyakit dan paparan dengan mengamati status

paparan penyakit outcome lain secara serentak pada individu-individu dari suatu

populasi pada suatu waktu (Sulistyaningsih, 2011).

2
1.2 Perumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan studi cross sectional ?

b. Apakah tujuan dari dilakukannya studi cross sectional ?

c. Sebutkan jenis dari studi cross sectional ?

d. Apa saja ciri-ciri dari studi cross sectional ?

e. Jelaskan prosedur dari studi cross sectiona ?

f. Jelaskan contoh dari studi cross sectional ?

g. Bagaimana keuntungan dan kelemahan dari studi cross sectional ?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui apa yang dimasksud dengan Cross Sectional Design.

b. Untuk mengetahui tujuan dari Cross Sectional Design.

c. Untuk mengetahui jenis Cross Sectional Design

d. Untuk mengetahui ciri-ciri Cross Sectional Design

e. Untuk memahami prosedur dari metode penelitian Cross Sectional

Design.

f. Untuk memahami contoh dari studi crosssectional

g. Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan dari studi CrossSectional

Design.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Cross Sectional Design

Crosssectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

antarafaktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (pointtimeapproach). Artinya, tiap

subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan

terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak

berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama

(Notoatmojo,2010).

Penelitian crosssectional ini, peneliti hanya mengobservasi fenomena pada

satu titik waktu tertentu. Penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, ataupun

eksplanatif, penelitian cross-sectional mampu menjelaskan hubungan satu variabel

dengan variabel lain pada populasi yang diteliti, menguji keberlakuan suatu model

atau rumusan hipotesis serta tingkat perbedaan di antara kelompok sampling pada

satu titik waktu tertentu (Magnus, 2011).

4
Namun penelitian cross-sectional tidak memiliki kemampuan untuk

menjelaskan dinamika perubahan kondisi atau hubungan dari populasi yang

diamatinya dalam periode waktu yang berbeda, serta variabel dinamis yang

mempengaruhinya (Nurini, 2012).

Dalam penelitian cross sectional yang diukur adalah prevalens penyakit

sehingga disebut juga dengan study prevalens. Karena mencari prevalens maka

sama dengan studi deskriptif. Akan tetapi, seringnya studi cross sectional juga

mencari hubungan atau asosiasi dari faktor tertentu dengan penyakit tertentu.

Penelitian melakukan observasi atau pengukuran variable pada suatu saat tertentu

atau saat yang sama. Namun, sulit untuk menyimpulkan bahwa faktor tertentu

menyebabkan penyakit tertentu sehingga design ini digolongkan sebagai jenis

analitik (Rasjidi, 2010).

2.2 Tujuan Cross Sectional Design

Tujuan penelitian crossesctional menurut Budiarto (2004) yaitu sebagai

berikut :

a. Mencari prevalensi serta indisensi satu atau beberapa penyakit

tertentu yang terdapat di masyarakat.

b. Memperkirakan adanya hubungan sebab akibat pada penyakit-

penyakit tertentu dengan perubahan yang jelas.

c. Menghitung besarnya resiko tiap kelompok, resiko relatif, dan

resiko atribut.

5
Hasil pengamatan cross sectional untuk mengidentifikasi factor risiko

inikemudian disusun dalam tabel 2 x 2. Untuk desain seperti ini biasanya yang

dihitungadalah rasio prevalens, yakni perbandingan antara prevalens suatu

penyakit atau efekpada subjek dari kelompok yang mempunyai factor risiko yang

diteliti, denganprevalens penyakit atau efek pada subjek yang tidak mempunyai

factor resiko. Rasio prevalens menunjukkan peran faktor resiko dalam terjadinya

efek pada studi cross-sectional. (Sayogo, 2009).

Studi cross-sectional hanya merupakan salah satu dari jenis studi

observasionaluntuk menentukan hubungan antara factor risiko dan penyakit. Studi

cross-sectionaluntuk mempelajari etiologi suatu penyakit dipergunakan terutama

untuk mempelajarifactor risiko penyakit dipergunakan terutama untuk

mempelajari factor risikopenyakit yng mempunyai onset yang lama dan lama sakit

yang panjang, sehinggabiasanya pasien tidak mencari pertolongan sampai

penyakitnya relative telah lanjut.Penyakit-penyakit jenis tersebut misalnya

osteoarthritis, bronchitis kronik, dansebagian besar penyakit kejiwaan (Michelle,

2006).

Studi kohort kurang tepat digunakan pada studitentang penyakit-penyakit

tersebut karena diperlukan sampel yang besar, waktufollow up yang sangat lama,

dan sulit untuk mengetahui saat mulainya penyakut (sulituntuk menentukan

insidens). Sebaliknya jenis penyakit yang mempunyai lama sakitsedikit jumlah

kasus yang akan diperoleh didalam kurun waktu pendek. Sesuaidengan namanya,

yakni studi prevalens, maka pada studi cross sectional yang dinilaiadalah subjek

yang baru dan yang sudah lama menderita penyakit atau kelainan yangsedang

diselidiki. (Budiarto, 2002).

6
2.3 Jenis – Jenis Cross Sectional Design

Studi ini disebut juga sebagai studi prevalensi atau survei, merupakan

studi sederhana yang sering dilakukan. Karakter dari Cross-Sectional Study yaitu

status paparan dan penyakit diukur pada saat yang sama.

2.3.1 Berdasarkan Survey

Cross Sectional Study atau juga disebut Studi Potong Lintang mempunyai 2

jenis studi, yaitu:

a. Studi potong lintang Deskriptif

Menurut Sayogo (2009), Meneliti prevalensi penyakit , paparan

atau keduanya, pada suatu populasi tertentu.

Metode Deskritpif menurut Nazir (2013, hlm.54) yaitu : Suatu

metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set

kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang. Tujuan dari penelitian deskritif ini adalah untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki.

b. Studi potong lintang analitik

Menurut Sayogo (2009), Mengumpulkan data prevalensi paparan

dan penyakit untuk tujuan perbandingan perbedaan-perbedaan penyakit

antara kelompok terpapar dan kelompok tak terpapar, dalam rangka

meneliti hubungan antara paparan dan penyakit.

7
Rachmat (2009, hlm 59) menjelaskan bahwa, “Survey eksplanatif

dibagi menjadi dua, yaitu eksplanatif komparatif dan asosiatif. Komperatif

berarti bermaksud membuat komperasi (membandingkan) antar variabel

lainnya yang sejenis dan assosiatif bermaksud untuk menjelaskan

hubungan (korelasi) antara variabel”.

Dari penjelasanya diatas, jelaslah bahwa dalam penelitian ini

peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kategori survey

dengan metode survey deskriptif dan eksplanatif assosiatif.

2.3.2 Berdasarkan Dimensi Waktu

Berdasarkan Dimensi Waktu Penelitian yang dilakukan ini bersifat Cross-

Sectional, yaitu penelitian yang dilakukan dalam waktu tertentu, dimana hanya

digunakan dalam waktu yang tertentu dan tidak dilakukan penelitian diwaktu

berbeda untuk di perbandingkan. Penelitian ini dilakukan dalam waktu tiga bulan

dan di lakukan untuk memenuhi uji akhir jenjang strata 1 (S1) di Universitas

Pasundan Bandung.

2.3.3 Berdasarkan Karakteristik Masalah

Berdasarkan Karakteristik Masalah Dalam penelitian karakteristik ini

peneliti menggunakan metode Kolerasional. Tujuannya untuk mendeteksi sejauh

mana variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor lainya

berdasarkan koefisien korelasi dan hubungan sebab-akibat antar variabel yang

diteliti.

8
2.4 Ciri - Ciri Cross Sectional Design

Ciri-ciri penelitian crosssesctional menurut Budiarto (2004) yaitu sebagai

berikut :

1. Pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau satu periode tertentu dan

pengamatan subjek studi hanya dilakukan satu kali selama satu penelitian.

2. Perhitungan perkiraan besarnya sampel tanpa memperhatikan kelompok

yang terpajan atau tidak.

3. Pengumpulan data dapat diarahkan sesuai dengan kriteria subjek studi.

Misalnya hubungan antara CerebralBloodFlow pada perokok, bekas

perokok dan bukan perokok.

4. Tidak terdapat kelompok kontrol dan tidak terdapat hipotesis spesifik.

5. Hubungan sebab akibat hanya berupa perkiraan yang dapat digunakan

sebagai hipotesis dalam penelitian analitik atau eksperimental.

2.5 Protokol Penelitian

Untuk perencanaan dan pelaksanaan penelitian hendaknya dilakukan

dengan menuliskan

Protocol berupa langkah langkah kegiatan yang diigunakan sebagai pedoman

dalam kegiatan penelitian.

9
Adapun susunan protokol dibawah ini tidak mutlak, tetapi disesuaikan

dengan selera setiap institusi yang memberikan persetujuan atau penyandang

dana, tetapi dengan substansi yang tidak berbeda. Secara garis besar, protokol

penelitian cross sectional adalah sebagai berikut .

• Merumuskan pertanyaan penelitian

• Menentukan tujuan penelitian

• Populasi studi

• Kriteria subjek studi

• Cara pengambilan dan perkiraan besarnya sampel

• Menentukan variabel yang akan diukur

• Siapkan daftar pertanyaan atau pemeriksaan yang dibutuhkan

• Pengumpulan data

• Analisis data.

2.5.1 Merumuskan Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian hendaknya diarahkan sesuai dengan tujuan

penelitian. Misalnya, bila penelitian bertujuan untuk membandingkan keadaan

kesehatan penduduk suatu daerah setelah adanya program pelayanan kesehatan

untuk meningkatkan status gizi anak maka pertanyaan yang diajukan adalah

sebagai berikut. Apakah dengan pemberian makanan tambahan, status gizi anak

akan meningkat dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan makanan

tambahan.

10
2.5.2 Menentukan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian harus dirumuskan dengan jelas tentang apa yang akan

dicari dalam penelitian yang akan dilaksanakan. Misalnya, dan pertanyaan tentang

status gizi anak dapat diketahui bahwa penelitian yang akan dilakukan merupakan

penelitian yang bertujuan untuk mebandingkan status giza anak yang

mendapatkan makanan tambahan dengan status gizi anak yang tidak mendapat

makanan tambahan.

2.5.3 Populasi studi

Populasi studi pada studi cross sectional dapat berupa masyarakat daerah

tertentu dengan batas administratif atau institusi seperti rumah sakit, sekalah atau

industri, tergantung tempat penelitian dilakukan. Populasi studi dapat pula berupa

kelompok masyarakat dengan cmi tertentu , misalnya wanita pasangan usia subur

di suatu daerah. Populasi pada penelitian di rumah sakit ditentukan berdasarkan

banyaknya penderita (subjek studi) yang dicatat selama kurun waktu tertentu.

2.5.4 Kriteria subjek studi

Penentuan kriteria subjek studi pada studi cross sectional sangat penting

untuk menentukan dengan jelas terhadap siapa penelitian ini dilakukan terutama

bila penelitian cross sectional yang digunakan sebagai penelitian analitik untuk

memperkirakan adanya hubungan sebab akibat atau faktor risiko.

Kriteria tersebut dapat berupa umur, tingkat pendidikan, status matrial,

pekerjaan atau kondisi lain yang berkaitan dengan perkiraan faktor risiko

timbulnya suatu penyakit.

11
Misalnya, pada penelitian tentang pemakaian alat kontrasepsi IUD dengan

trombolflebitis harus dijelaskan kriteria pasangan usia subur dan kritenia pemakai

alat kontrasepsi, apakah yang pernah memakai juga dimasukkan dalam subjek

studi atau tidak dan tentukan juga diagnosis tromboflebitis yang di gunakan, dan

lain lain.

Setelah di tentukan kriteria subjek studi hendaknya diuraikan tentang

defenisi operasional agar variabel penelitian yang bersifat abstrak dapat di ukur,

misalnya untuk mengukur pengecahuan tentang pemakalan oralit pada diare karna

pengetahuan tidak dapat di ukur secara langusng maka pengukuran dilakukan

dengan cara mengajukan pertanyaan, misalnya, apakah ibu mengetahui diare ,

apakah ibu mengetahui tentang oralit?, sebanyak 10 pertanyaan, kemudian setiap

jawaban diberi angka 1 untuk jawaban yang benar dan nilai 0 untuk jawaban yang

salah hingga seluruhnya akan diperoleh nilai dan 0 sampai dengan 10.

Dan hasil ini kemudian ditentukan nilainya misalnya 8-10 pertanyaan di

jawab dengan benar dikatakan pengetahuannya baik, nilai 6-8 termasuk kategori

sedang dan dbawah nilai 6 dikategorikan pengetahuannya kurang.

2.5.5 Cara pengembalian dan besarnya sampel

a. Cara pengambilan

Cara pengambilan sampel dapat dilakukan dengan randam sampling bila

penelitian dilakukan di lapangan atau sampel di ambil berdasarkan rekam medis

pada suatu perode tertentu bila penelitian yang dilakukanberbasis rumah sakit.

Besarnya sampel

Penentuan perkiraan besarnya sampel pada penelitian cross sectional yang bersifat

analitis berbasis rumah sakit dapat di jelaskandengan tabel 2 x 2 sebagai berikut.

12
b. Pajanan

Sakit

jumlah

ya Tidak

Ada ? ?

Tidak ? ?

Jumlah ? n

Dan tabel di atas jelaslah bahwa penentuan besarnya sampel dilakukan

tanpa memperhatikan ada atau tidaknya penyakt atau pajanan. Setelah besarnya

sampel diperoleh, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang terpajam

oleh faktor risiko dan kelompok lain tidak terpajan dan kedua kelompok tersebut

di catar ada atau tidaknya penyakit yang di teliti.

Kelemahan cara ini adalah kemungkinan terdapatnya nilai yang terlalu

kecil dalam satu sel hingga sulit untuk dianalisis.

Contoh:

Penelitian tentang hubungan antara anemia dan BBLR berbasis rumah

sakit maka semua ibu hami ltrirnester 3 yang melahirkan di rumah sakit pada

periode tertentu di ambil sebagai sampel berdasarkan rekam media yang

hadir,kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu ibu-ibu yang anemia sebagai

13
kelompokaudi dan tidak anemia sebagai kelompok kontrol selanjutnya, dicari

banyaknya bayi dengan berat rada, lahir rendab ( BBLR) yang rerdiiparpada

kelompok audi dan kelompok kontrol.

Dan hasil tersebut di hitung besarnya risiko masing-masing kelompok dan

dihitung risiko dilakukan uji statistik dengan chi kuadarat dan tarik kesimpulan

ada atau tidaknya hubungan antara anemia dengan BBLR.

Dengan cara ini besarnya sampel ditentukan dahulu kemudian baru di

bagikan menjadi kelompok yang terpajan dan dilakukan pengamatan tentang

terjadinya BBLR pada kelompok. Besarnya sampek dapat di hitung dengan rumus

seperti pada penelitian analitik (lihat rancangan penelitian prospektif atau

retrospektif).

2.5.6 Tentukan variabel yang akan di atur

Karena tidak mungkin untuk mengumpulkan semua variabel maka harus

dipilih variabel-variabel penting yang berkaitan dengan tujuan penelitian dan

dapat digunakan sebagai indikator.

Misalnya pada contohtentang pola pemakaian alat kontrasepsi, variabel yang

di teliti adalah variabel umur, paritas, lama pemakaian, pendidikan, pekerjaan,

jenis alat kontrasepsi, tempat pelayanan,pemberi layanan, dan lain lain.

2.5.7 Siapkan daftar pertanyaan dan daftar pemeriksaan

Untuk penyusunan pertanyan ssam septi pada penelitian deskriptif dan alat

ukur yang

Akan digunakan, misalnya untuk pengukuran status gizi anak yang menggunakan

pengukuran LLA maka disiapkan meteran yang akan digunakan.

14
Penelitian yang datanya diambil dan rekan medis di rumah sakit, hal itu

tidak dilakukan . Ini merupakansalah satu kelemahan data sekunder, misalnya

penelitian tentang anemia tidak dapat di ketahui cara pengukuran atau siapa yang

melakukan pengukuran HB.

2.5.8 Pengumpulan data

Pengumpulan datapenelitian cross sectional bersifat analitis dilakukan

dengan surve atau rekaman medis di rumah sakit sesuai dengan kriteria yang telah

di tentukan. Isalnya, penelitian tentang hubungan status gizi anak 1-5 tahun

dengan cacingan.

Pengumpulan data dukukan dengan pengumpulan semua anak 1-5 tahun

yang terdapat pada lokasi penelitian kemudian dipisahkan menjadi dua kelompok,

yaitu anak-anak dengan gizi baik dan anak-anak dengan kurang gizi. Pada semua

anak dilakukan pemerikasaan tinja untuk mendeteksi cacing kemudian frekuensi

cacingan pada anak dengan gizi baik dan gizi kurang dibandingkan.

Untuk penelitian di rumah sakit dengan rekan medis sebagai sumber data.

Misalnya, penelitian tentang hubungan antara primipara dengan preekkiamsia.

Pengumpulan data di lakukan dengan cara mengumpulkan semua ibu-ibu yang

melahirkan selama periode tertentu kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

kelompok primipara dan multipara.

Selanjutnya, pada kelompok primipara dicatat jumlah preekiamsia,

demikian pula pada kelompok multipara kemudian dibandingkan. Komparabilitas

kedua kelompok didasarkan pada umur, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi.

Penyajian data berupa karaktenistik subjek studi pada kelompok studi dan

kelompok kontrol. Karakteristik dapat berupa umur, jenis kelamin, pendidikan,

15
perkerjaan atau hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian, misalnya jenis

alat kontrasepsi yang di gunakan.

2.5.9 Analisis Data

Dilakukan dengan menghitung resiko masing-masing kelompok resiko

relative, resiko atribut, dan ujian statistik sesuai data yang diperoleh.

Laporan hasil penelitian hendaknya di publikasi agar peneleti dapat

mengevaluasi atau mengadakan penelitian serupa untuk dibandingkan atau

membandingkan dengan penelitian serupa dengan hasil penelitian yang pernah

dilakukan ditempat lain.

2.6 Contoh Cross Sectional Design

Contoh sederhana: ingin mengetahui hubungan antara anemia besi pada ibu

hamil dengan berat badan bayi lahir (BBL), dengan menggunakan rancangan atau

pendekatan cross sectional (Notoatmodjo, 2010).

a) Tahap Pertama

Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti dan

kedudukkannnya masing-masing :

1) Variabel dependen (efek) : Berat badan bayi lahir

2) Variabel independen (resiko) : Anemia besi

b) Tahap Kedua,

Menetapakan studi penelitian atau populasi dan sampelnya.

Subjek penelitian disini adalah ibu-ibu yang baru melahirkan, namun perlu

dibatasi dari daerah mana mereka ini dapat diambil, apakah lingkup di Rumah

Sakit Umum, Rumah Sakit Bersalin, atan Rumah Bersalin. Demikian pula batas

16
waktunya juga ditentukan. Kemudian cara pengambilan sampelnya, apakah

bedasarkan teknik random atau non random.

c) Tahap Ketiga,

Melakukan pengumpulan data, observasi atau pengukuran terhadap

variabel dependen dan independen (dalam waktu yang sama). Caranya, mengukur

berat badan bayi yang baru dilahirkan dan memeriksa Hb darah ibu.

d) Tahap Keempat,

Mengolah dan menganalisis data dengan cara membandingkan antara berat

badan bayi lahir dengan Hb darah ibu. Dari analisis ini akan diperoleh bukti

adanya atau tidak adanya hubungan antara

anemia besi dengan berat badan bayi lahir.

Contoh penelitian Cross sectional bersifat analitik yang dikutip dalam

Budiarto (2004) yaitu hubungan antara anemia dengan kelahiran bayi dengan

berat badan lahir rendah (BBLR). Pada setiap ibu hamil yang akan melahirkan

dilakukan pemeriksaan Hb kemudian setelah bayi lahir ditimbang berat badannya.

Kriteria inklusi adalah persalinan normal/fisiologis dengan kehamilan yang cukup

bulan. Batasan untuk anemia adalah Hb kurang dari 11gr%.

Hasil dari tabel tersebut menunjukkan bahwa resiko anemia terhadap

BBLR 2 kali lebih besar dibandingkan dengan tidak anemia. Resiko atribut (RA)

= 0,15 – 0,08 = 0,07. Ini berarti bahwa resiko BBLR yang dapat dihindarkan bila

tidak terjadi anemia pada ibu hamil sebesar 0,007.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian yaitu dengan uji Chi-

Square. Uji Chi-Square berguna untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah

17
variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu

dengan variabel nominal lainnya (Wijayanto, 2009).

Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

hubungan antara anemia dan BBLR. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan

cross sectional karena pengumpulan data dilakukan pada waktu yang hampir

bersamaan, tetapi bersifat analitis karena dilakukan analitis seperti penelitian

kohor. Kelemahan penelitian ini antara lain tidak diketahui apakah anemia terjadi

sebelum hamil atau setelah hamil dan komparabilitas kedua kelompok tidak dapat

dilakukan, misalnya tingkat pendidikan, makanan yang dikonsumsi,

sosial ekonomi, dan lain-lain yang mungkin

berpengaruh terhadap terjadinya anemia (Budiarto, 2004).

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Cross Sectional Design

2.7.1 Kelebihan

a. Keuntungan yang utama dari desain cross-sectional adalah

memungkinkanpenggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak

hanya para pasien yangmencari pengobatan, hingga generalisasinya

cukup memadai.

b. Desain ini relatif mudah, murah, dan hasilnya cepat dapat diperoleh.

c. Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligus.

d. Jarang terancam loss to follow-up (drop out)

e. Dapat dimasukkan ke dalam tahapan pertama suatu penelitian kohort

ataueksperimen, tanpa atau dengan sedikit sekali menambah biaya.

f. Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang bersifat

lebihkonklusif.

18
Contoh :

Ingin diketahui peran kadar kolesterol, trigliserida, hemoglobin,

jumlah konsumsi rokok, dan usia terhadap tekanan darah diastolok

guru lelaki diJakarta. Hubungan antara berbagai variabel

independen (factor risiko) denganvariabel dependen (tekanan

darah) dinyatakan dalam persamaan regresimultiple (Sayogo,

2009).

2.7.2 Kekurangan

a. Sulit untuk menemukan sebab dan akibat karena pengambilan data

risiko dan efek pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak

jelas). Akibatnyasering tidak mungkin ditentukan mana penyebab dan

mana akibat.

b. Studi prevalens lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai masa

sakit yang panjang daripada yang mempunyai masa sakit yang pendek,

karena individu yang cepat sembuh atau cepat meninggal mempunyai

kesempatan yang lebih kecil untuk terjaring dalam studi. Bila

karakteristik pasien yang cepat sembuh atau meninggal itu berbeda

dengan mereka yang mempunyai masa sakit panjang, terdapat salah

interpretasi hasil penelitian.

c. Dibutuhkan jumlah subyek yang cukup banyak , terutama bila variabel

yang dipelajari banyak.

d. Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens, maupun

prognosis.

e. Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang.

19
f. Mungkin terjadi bias prevalens atau bias insidens karena efek factor

suatu risiko selama selang waktu tertentu dapat disalah tafsirkan

sebagai efek suatu penyakit.

Misalnya, pada suatu survey ditemukan bahwa orang-orang dengan

hipertensi mempunyai kadar kolesterol yang tinggi maka dalam hal ini tidak dapat

diketahui secara pasti apakah tingginya kadar kolesterol merupakan faktor

penyebab timbulnya hipertensi atau setelah hipertensi kemudian diikuti oleh

tingginya kadar kolesterol.

Bila tingginya kadar kolesterol mendahului timbulnya hipertensi dapat

diasumsikan bahwa tingginya kolesterol merupakan faktor penyebab timbulnya

hipertensi, Tetapi bila terjadi sebaliknya tidak dapat dikatakan bahwa kolesterol

merupakan faktor penyebab timbulnya hipertensi. Untuk membedakan dua hal

tersebut sangat sulit, bahwa tidak mungkin dilakukan karena penentuan hipertensi

dan tingginya kadar kolesterol dilakukan saat bersamaaan.

Contoh lain adalah pada penelitian Cross Sectional ditemukan kadar

kolesterol yang tinggi pada penderita penyakit jantung koroner. Dalam hal ini

belum dapat dikatakan bahwa tingginya kadar kolesterol merupakan faktor

penyebab terjadinya penyakit jantung koroner. Untuk mengetahui apakah tinggi

kadar kolesterol merupakan resiko resiko terjadi penyakit jantung coroner harus

dilakukan penelitian analitik Sayogo, (2009).

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penelitian Cross Sectional adalah penelitian yang dilakukan pada satu

waktu dan satu kali, tidak ada follow up, untuk mencari hubungan Antara variabel

independen (faktor resiko) dengan variabel dependen (efek).

Beberapa tujuannya adalah, mencari prevalensi serta indisensi satu atau

beberapa penyakit tertentu yang terdapat di masyarakat, memperkirakan adanya

hubungan sebab-akibat pada penyakit tertentu dengan perubahan yang jelas,

menghitung besarnya resiko tiap kelompok, resiko relative, dan resiko atribut.

3.2 Saran

Bagi para pembaca makala ini ,kami selaku penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran yang sekiranya dapat kami gunakan sebagai masukan untuk

perbaikan makala ini kedepannya serta dapat mencapai kesempurnaan sesuai

dengan apa yang diinginkan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto. E, (2002) : Pengantar Epidemiologi Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran,


EGC, Jakarta.
Budiarto. E, (2004) : Metedologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Citra,
EGC, Jakarta.
Bustan. M.N, (2007) : Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Cetakan 2, Rineka
Cipta, Jakarta.
Depkes RI, (2014) : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No.58,
Standard Pelayan Farmasi di RS, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Magnus. M, (2011) : Epidemiologi Penyakit Menular, Buku Kedokteran, EGC,
Jakarta.
Michelle. A, (2006) : Epidemiologi untuk Uninitiated oleh Coggon, Rose, dan
Barker, Bab 8,
"Studi kasus-kontrol dan cross-sectional", BMJ (British Medical Journal)
Publishing, hak cipta 2006.
Notoatmodjo, Soekidjo, (2010) : Metodologi Riset Kesehatan,Rineka Cipta,
Jakarta.
Nurdini, Allis, (2006) : Cross Sectional VS Longitudinal, Pilihan Rancangan
Waktu dalam Penelitian Perumahan Pemukiman, Dimensi Teknik
Arsitektur, Vol. 34, No.1, Juli 2006, Hal. 52-58, Puslit 2.
http://dimensi.petra.ac.id/index.php/ars/article/view/16457 . Diakses tanggal
15 Oktober 2020
Nurini A.A, Suryadi E, Hadianto T, Sutrisno, Yayi S.P, (2012) : SkillsLab ,
Medika FK UGM, Yogyakarta.
Rasjidi. I, (2010) : Epidemiologi Kanker pada Wanita, CV Sagung Seto, Jakarta.
Sayogo, Savitri, (2009) : Studi Cross-sectional Atau Potong Lintang,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Sulistyaningsih, (2011) : Epidemiologi dalam Praktik Kebidanan, Edisi I, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Wijayanto. A,(2009) : Chi Kuadrat, Universitas Diponegoro,
Semarang.http://eprints.undip.ac.id . Diakses tanggal 17 Oktober 2020.

22

Anda mungkin juga menyukai