Anda di halaman 1dari 38

PETUNJUK PELAKSANAAN

PEMBUATAN PETA PERWUJUDAN RUANG


PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

DIREKTORAT PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TRANSMIGRASI


DIREKTUR JENDERAL PENYIAPAN KAWASAN DAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TRANSMIGRASI
KEMENTERIAN DESA, PEMBNGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  
 

Daftar Isi
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… ii
BAB 1 : PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1-1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………… 1-1
1.2. Maksud Dan Tujuan ………………………………………… 1-2
1.3. Sasaran ……………………………………………………… 1-2
1.4. Ruang Lingkup ……………………………………………… 1-3
1.5. Hasil Akhir …………………………………………………… 1-3
1.6. Dasar Hukum ……………………………………………….. 1-3
1.7. Pengertian …………………………………………………… 1-7
BAB 2 : PROSES PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TRANSMIGRASI .. 2-1
2.1. Masukan Proses Pembangunan Permukiman
Transmigrasi ………………………………………………… 2-1
2.2. Proses Pembangunan Permukiman Transmigrasi ……… 2-1
2.2.1. Proses Penyiapan Lahan ………………………………….. 2-1
2.2.2. Proses Pembangunan Prasarana Permukiman ………… 2-2
2.2.3. Proses Pembangunan Perumahan ………………………. 2-3
2.2.4. Proses Pembangunan Sarana Permukiman ……………. 2-3
2.2.5. Proses Penilaian Kelayakan Permukiman ………………. 2-4
BAB 3 : KETENTUAN UMUM ………………………………………………. 3-1
3.1. Prasyarat …………………………………………………….. 3-1
3.2. Standar ………………………………………………………. 3-2
3.3. Kriteria ……………………………………………………….. 3-3
BAB 4 : PENYUSUNAN PETA PERWUJUDAN RUANG PERMUKIMAN
TRANSMIGRASI ……………………………………………………. 4-1
4.1. Proses Penyusunan Peta Perwujudan Ruang
Permukiman Transmigrasi …………………………………. 4-1

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                
  ii
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  
 
4.1.1. Proses Penyusunan Peta Perwujudan Ruang
Permukiman Transmigrasi Dengan Metode
Terestrial/Konvensional ……………………………………. 4-1
4.1.2. Proses Penyusunan Peta Perwujudan Ruang
Permukiman Transmigrasi Dengan Metode
Fotogrametris ……………………………………………….. 4-3
4.2. Uraian Detail Penyusunan Peta Perwujudan Ruang
Permukiman Transmigrasi …………………………………. 4-4
4.2.1. Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman
Transmigrasi Dengan Metode Terestrial/Konvensional … 4-4
4.2.2. Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman
Transmigrasi Dengan Metode Fotogrametris ……………. 4-6
4.2.3. Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman
Transmigrasi Final ………………………………………….. 4-9
4.2.4 Rekomendasi Peningkatan Kualitas Permukiman
Transmigrasi ………………………………………………… 4-11
4.2.5. Produk Akhir Penyusunan Peta Perwujudan Ruang
Permukiman Transmigrasi …………………………………. 4-11
4.3. Waktu Pelaksanaan ………………………………………… 4-12
4.4. Pelaksana Penyusunan Peta Perwujudan Ruang
Permukiman Transmigrasi …………………………………. 4-13
4.5. Peralatan …………………………………………………….. 4-14
4.5.1. Peralatan Untuk Penyusunan Peta Perwujudan Ruang
Permukiman Transmigrasi Metode
Terestrial/Konvensional ……………………………………. 4-14
4.5.2. Peralatan Untuk Penyusunan Peta Perwujudan Ruang
Permukiman Transmigrasi Metode Fotogrametris ……… 4-14
4.6. Pemantauan Dan Pengendalian ………………………….. 4-15
4.7. Pembiayaan …………………………………………………. 4-16
BAB 5 : PENUTUP …………………………………………………………… 5-1
DAFTAR REFERENSI ……………………………………………... 5-2
LAMPIRAN

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                
  iii
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  
 

Bab 1
Pendahuluan

1.1. LATAR BELAKANG

Satuan Permukiman (SP) dalam pembangunan permukiman transmigrasi


merupakan bagian dari Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) dalam Kawasan
Transmigrasi, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah R.I.
Nomor 3 Tahun 2014 bahwa pembangunan SP dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu
SP-Baru, SP-Pugar dan SP-Tempatan. Direktorat Pembangunan Permukiman
Transmigrasi mempunyai tanggungjawab melakukan pengendalian terhadap
pembangunan SP di daerah, dan salah satu produk keluaran setelah kegiatan
fisik pembangunan permukiman transmigrasi selesai, adalah wajib dibuat Peta
Perwujudan Ruang.

Kegiatan Pembangunan permukiman transmigrasi meliputi kegiatan penyiapan


lahan, pembangunan prasarana permukiman, pembangunan perumahan, dan
pembangunan sarana permukiman. Hasil kerja pembangunan tersebut perlu
digambarkan dalam bentuk Peta Perwujudan Ruang. Peta ini sangat diperlukan
sebagai acuan bagi stakeholder di daerah (OPD-OPD terkait), serta para Kepala
Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) dan Pembina atau Pihak Swasta, untuk
mengetahui posisi dan sebaran hasil penyiapan lahan, posisi dan sebaran
prasarana pemukiman, posisi dan sebaran perumahan, serta posisi dan sebaran
sarana permukiman dalam SP dimaksud. Sedangkan untuk aparat di tingkat
Pusat, Peta Perwujudan Ruang tersebut diperlukan sebagai feedback bagi
perencanaan, dan sebagai dasar untuk melaksanakan penempatan transmigran
serta sebagai acuan bagi kegiatan pembinaan transmigran maupun untuk
pengembangan SP dalam kawasan transmigrasi selanjutnya.

Kegiatan Penyusunan Peta Perwujudan Ruang merupakan kegiatan akhir dari


pelaksanaan pembangunan permukiman transmigrasi yang diwujudkan dalam
bentuk gambar perwujudan ruang permukiman yang terbangun yang memuat
informasi spasial serta hubungan integrasi dengan lingkungan.
Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                  1‐1 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  
 
Peta Perwujudan Ruang Pembangunan Permukiman Transmigrasi perlu diolah
dan dibuat dengan teknologi berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) sehingga
dengan mudah dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak terkait dalam
proses kegiatan penyelenggaraan transmigrasi, maupun dalam penyusunan
perencanaan kedepan atau pengambilan keputusan untuk merencanakan
pembangunan nasional.

Untuk keseragaman pembuatan peta perwujudan ruang dimaksud, perlu disusun


Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman
Transmigrasi, agar dapat dipahami oleh semua pihak terkait dalam proses
penyusunannya.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Pengaturan dalam petunjuk pelaksanaan ini dimaksudkan agar para aparatur


di tingkat Pusat dan Daerah maupun pelaksana kegiatan di lapangan
mempunyai panduan untuk pelaksanaan pembangunan permukiman
transmigrasi dengan mempertimbangkan berbagai aspek, sehingga dapat
terwujud SP yang memenuhi kriteria 3L;

2. Pengaturan petunjuk pelaksanaan sebagaimana tersebut diatas, bertujuan


sebagai pedoman operasional dan arahan pembuatan peta perwujudan
ruang agar efektif, efisien dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga
pelaksanaan pembangunan SP di kawasan transmigrasi dapat berjalan
lancar, berdaya guna, berhasil guna serta tercapai maksud dan tujuan
pembangunan permukiman transmigrasi dalam menunjang pembangunan
kawasan transmigrasi selanjutnya.

1.3. SASARAN

1. Adanya keseragaman penyajian Peta Perwujudan Ruang Pemukiman


Transmigrasi bagi pemangku kepentingan di bidang ketransmigrasian yang
mendukung Kebijakan Satu Peta (One Map Policy).

2. Tersedianya rekomendasi untuk menunjang Pengembangan dan


Peningkatan Kualitas fisik Permukiman.
Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                  1‐2 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  
 
1.4. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penyusunan Petunjuk Pelaksanaan ini adalah pemetaan hasil


pembangunan permukiman transmigrasi pada Satuan Permukiman dalam
Kawasan Transmigrasi, mencakup:
1. Uraian ringkas proses pembangunan permukiman transmigrasi.
2. Ketentuan umum (norma, standar dan kriteria) pembuatan peta perwujudan
ruang pembangunan permukiman transmigrasi
3. Prosedur pembuatan peta perwujudan ruang pembangunan permukiman
transmigrasi

1.5. HASIL AKHIR

Hasil kegiatan ini adalah Dokumen Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Peta


Perwujudan Ruang baik berupa Hardcopy dan Softcopy yang ditandatangani oleh
penanggungjawab pembangunan permukiman transmigrasi.

1.6. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun1997 Nomor 37 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3682) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 15 tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaga Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5050);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang-


Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2014 Nomor 9, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5497;

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                  1‐3 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  
 

3. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi


Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal danTransmigrasi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 463).

4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi


Nomor 25 Tahun 2016 tentang Pembangunan dan Pengembangan
Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum KawasanTransmigrasi.

1.7. PENGERTIAN

1. Pembangunan Permukiman Transmigrasi adalah kegiatan fisik


pembangunan perumahan fasilitas umum, sarana dan prasarana
transmigrasi serta penyiapan lahan dan atau ruang usaha.
2. Permukiman Transmigrasi adalah satu kesatuan permukiman atau bagian
dari Satuan Permukiman yang diperuntukan bagi tempat tinggal dan tempat
usaha transmigran.
3. Kawasan Transmigrasi adalah kawasan budidaya yang memiliki fungsi
sebagai permukiman dan tempat usaha masyarakat dalam satu sistem
pengembangan berupa wilayah pengembangan transmigrasi atau lokasi
permukiman transmigrasi.
4. Satuan Permukiman yang selanjutnya disingkat SP adalah bagian dari SKP
berupa satu kesatuan permukiman atau beberapa permukiman sebagai satu
kesatuan dengan daya tampung 300-500 (tiga ratus sampai lima ratus)
keluarga.
5. Penyiapan Lahan dalam pembangunan permukiman transmigrasi adalah
kegiatan fisik untuk merubah areal calon lokasi permukiman dari lahan
bervegetasi tertentu menjadi lahan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan
bagi permukiman transmigrasi untuk menjadi tempat tinggal, tempat bekerja,
dan erusaha, serta berbagai aktifitas kehidupan masyarakat transmigran.
6. Penyiapan Prasarana adalah membangun kelengkapan dasar fisik
lingkungan hunian yang meliputi pembangunan jaringan jalan,
jaringansalurandrainasedanpengendali air serta system pembuangan air
limbah yang memenuhi standar tertentu.
Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                  1‐4 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  
 
7. Penyiapan Sarana adalah pembangunan fasilitas dalam lingkungan hunian
yang meliputi rumah transmigran, sarana air bersih dan fasilitas umum
berupa rumah petugas, rumah KUPT, rumah ibadah, poskesdes, balai desa,
gudang, gedung sekolah dasar, kantor , yang memenuhi standar tertentu.
8. Utilitas umum permukiman meliputi instalasi listrik, telepon, dan air bersih
yang memenuhi standard tertentu untuk setiap bangunan rumah transmigran
dan bangunan fasilitas umuml ainnya.
9. Penilaian kelayakan permukiman adalah kegiatan penilaian terhadap hasil
pelaksanaan pembangunan permukiman transmigrasi untuk memperoleh
informasi kepastian tempat tinggal yang layak dan kesempatan kerja atau
usaha.
10. Peta adalah gambaran unsur-unsur alam dan atau unsur-unsur buatan, yang
berada diatas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada
suatu bidang datardengan skala tertentu
11. Peta perwujudan ruang adalah peta hasil pelaksanaan pembangunan
transmigrasi digambarkan dalam peta tematik, bersifat dasar yang berisi
unsur dan informasi batas wilayah, batas penyiapan lahan tempat
tinggal/usaha, sarana dan prasarana, infrastruktur lainnya, serta peta
penutup lahan dan penggunaan lahan pada Satuan Permukiman
Transmigrasi.
12. Kaidah Kartografi adalah norma penyajian peta yang terdiri dar penentuan
ukuran lembar peta, skala, generalisasi data, pemilihan unsur, serta
keseimbangan unsur peta.
13. Layer adalah satu jenis data spasial, baik titik, garis, maupun area yang
mewakili suatu obyek tertentu, misal: titik ketinggian, lokasi puncak gunung,
jalan, sungai, batas administrasi, sebaran lokasi transmigrasi dan lain – lain.
14. Koordinat UTM adalah koordinat Universal Transverse Mercator yang
merupakan metode proyeksi berbasis grid untuk menentukan lokasi di
permukaan bumi yang merupakan aplikasi praktisdari penggambaran bumi
secara 2 (dua) dimensi.
15. Standar adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai acuan pelaksanaan
kegiatan dan penilaian kualitas hasil kegiatan yang cepat, mudah, terjangkau,
dan terukur.

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                  1‐5 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  
 
16. Kriteria adalah syarat (dokumen atau hal lain) yang harus dipenuhi dalam
pengurusan suatu jenis kegiatan, baik persyaratan teknis maupun
administratif.
17. Prosedur adalah tata cara pelaksanaan dengan tahapan kegiatan dalam
sistem dan proses penyelenggaraan (dapat digambarkan dalam suatu bagan
alir) guna menunjang kepastian dan tertib dalam pelaksanaan mekanisme
dan tata kerjanya.
18. ABD (As Built Drawing) adalah gambar nyata hasil pembangunan fisik
seperti gambar rumah transmigran, SAB, fasilitas umum, jalan, jembatan,
gorong-gorong dan lain-lain);
19. Shop Drawing adalah gambar yang dpersiapkan untuk pelaksanan
pekerjaan di lapangan yang mengacu pada dokumen RTSP

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                  1‐6 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  
 

Bab 2
Proses Pembangunan Permukiman
Transmigrasi

Pembangunan Permukiman Transmigrasi adalah kegiatan pembangunan fisik


dimulai dari penyiapan lahan (lahan pusat desa, lahan tempat tinggal, lahan
usaha, dan lahan prasarana), pembangunan prasarana (jalan, jembatan, gorong-
gorong, dan prasarana lain sesuai spesifik lokasi), pembangunan perumahan,
serta pembangunan sarana. Proses pembangunan permukiman transmigrasi
secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

2.1. MASUKAN PROSES PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

Masukan Proses Pembangunan Permukiman Transmigrasi diperoleh dari 2 (dua)


sumber utama yaitu

1. Hasil dari proses perencanaan pembangunan dan pengembangan kawasan


transmigrasi berupa RTSP (Rencana Teknis Satuan Permukiman), RTJ
(Rencana Teknis Jalan), dan DED (Detailed Engineering Design)

2. Hasil dari proses penyediaan tanah transmigrasi berupa tanah dengan status
Hak Pengelolaan / HPL Transmigrasi.

2.2. PROSES PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

Proses Pembangunan Permukiman Transmigrasi meliputi tahapan berikut :

2.2.1. PROSES PENYIAPAN LAHAN PERMUKIMAN

Penyiapan Lahan dalam pembangunan permukiman transmigrasi dilakukan


melalui tahapan berikut:
1. Penyiapan Lahan Blok Pusat Desa, yaitu lahan sebagai tempat
perletakan bangunan sarana permukiman.

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                   2‐1 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  
 
2. Penyiapan Lahan Tempat Tinggal, yaitu kapling lahan yang diatasnya
dibangun 1 unit rumah transmigran dan jamban keluarga serta sumur
gali/SAB.
3. Penyiapan Lahan Usaha, yaitu lahan yang disiapkan sebagai tempat usaha
dan budidaya sebagai penopang ekonomi kehidupan transmigran. Jika
masih dialokasikan Lahan Usaha I dan Lahan Usaha II, maka yang dibuka
hanya Lahan Usaha I (LU I) saja. Tahapan pembukaan lahan berupa tebas
tebang potong (TTP) dan pilah kumpul bersih (PKB) atau tebas kumpul bersih
(TKB).
4. Kegiatan Penyiapan Lahan dimulai dengan berpedoman pada patok Batas
Pembukaan Lahan (BPL), yang posisinya ditelusuri lebih dahulu melalui titik
BM-0. Keluaran proses penyiapan lahan adalah lahan yang sudah terbuka
untuk tempat tinggal dan lahan usaha I dalam kondisi siap olah, sedangkan
untuk lahan blok pusat desa dan lahan prasarana dalam kondisi siap bangun.

2.2.2. PROSES PEMBANGUNAN PRASARANA PERMUKIMAN

Proses Pembangunan Prasarana Permukiman, dilakukan dengan tahapan


sebagai berikut:
1) Pembangunan Prasarana Jalan, yaitu Jalan Lokal Primer/Sekunder dan/atau
Jalan Lingkungan Primer/Sekunder.
2) Pembangunan Jembatan dan Gorong-gorong,
3) Pembangunan Bangunan Pelengkap Jalan lainnya.
4) Menyesuaikan pembangunan prasarana tersebut diatas terhadap posisi dan
kondisi Saluran Drainase dan Irigasi yang telah ada (untuk lahan basah).

Tahapan proses pembangunan prasarana permukiman tersebut di atas diawali


dengan Staking out (pematokan) sebagai dasar proses pembangunan
selanjutnya, dengan memperhatikan BMJ (BM-Jalan) yang sudah tertuang
dalam Peta RTSP/RTJ.

Keluaran dari proses penyiapan prasarana adalah terbangunnya jalan lokal


primer/sekunder (jalan penghubung/poros), jalan lingkungan primer/sekunder
(jalan desa), jembatan, gorong-gorong, bangunan pelengkap jalan, dan
prasarana spesifik lokasi lainnya.

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                   2‐2 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  
 
2.2.3. PROSES PEMBANGUNAN PERUMAHAN

Proses Pembangunan Perumahan meliputi:


1. Pembangunan Rumah Transmigran,
2. Pembangunan Rumah Kepala Unit/SP, dan
3. Pembangunan Rumah Petugas,
4. Pembangunan ketiga jenis rumah tersebut di atas dilengkapi dengan Jamban
Keluarga dan Sarana Air Bersih (Sumur Gali atau jenis SAB lainnya),

Tahapan pembangunan perumahan tersebut di atas diawali dengan staking out


(pematokan) posisi setiap rumah transmigran, posisi rumah kepala unit/SP,
maupun rumah petugas, sebagai dasar untuk proses pembangunan selanjutnya.

2.2.4. PROSES PEMBANGUNAN SARANA PERMUKIMAN

Proses Pembangunan Sarana Permukiman meliputi,


1. Pembangunan Sarana Pelayanan Jasa Pemerintahan/Perkantoran, yaitu
Kantor Unit/SP dan Balai Desa.
2. Pembangunan Sarana Pelayanan Umum (Gudang Unit)
3. Pembangunan Sarana Pelayanan Pendidikan (Gedung Sekolah Dasar 3
lokal),
4. Pembangunan Sarana Pelayanan Kesehatan (Poskesdes)
5. Pembangunan Sarana Fasilitas Umum/Sosial (Rumah Ibadah, Tempat
Pemakaman Umum / TPU, Lahan Penggembalaan, Lapangan Olah Raga,
dan Tanah Bengkok/Kas Desa).
6. Pembangunan keenam Sarana Permukiman tersebut di atas dilengkapi
dengan Sarana Air Bersih serta Kamar Mandi dan Toilet atau Jamban.

Proses pembangunan sarana permukiman tersebut di atas diawali dengan


staking out (pematokan) posisi setiap bangunan sarana permukiman dengan
memperhatikan peruntukan tata letak calon sarana permukiman pada blok lahan
hasil penyiapan lahan sebagai dasar untuk proses pembangunan selanjutnya.

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                   2‐3 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  
 
2.2.5. PROSES PENILAIAN KELAYAKAN PERMUKIMAN

Proses Penilaian Kelayakan Permukiman diawali dengan menggunakan dari


hasil proses penyiapan lahan, hasil proses pembangunan prasarana, hasil
proses pembangunan perumahan dan hasil proses pembangunan sarana
tersebut di atas.

Keluaran proses penilaian kelayakan permukiman dilakukan dalam 2 (dua) tahap

2.2.5.1. Selama Proses Pembangunan Permukiman Transmigrasi

Saat kemajuan fisik pekerjaan mencapai 80 % dilakukan evaluasi volume


kebutuhan lapangan per kegiatan, disertai gambar ABD (As Built Drawing -
gambar yang dibuat berdasarkan fisik yang terbangun), dengan catatan bilamana
terjadi pergeseran fisik yang terbangun tidak boleh keluar dari batas ruang RTSP
yang ada.

2.2.5.2. Setelah Pembangunan Permukiman Transmigrasi

1. Keluaran proses penilaian kelayakan setelah selesainya pembangunan


permukiman transmigrasi adalah Permukiman Layak Huni, Layak Usaha dan
Layak Berkembang.

2. Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Pembangunan Permukiman


Transmigrasi yang diwujudkan dalam bentuk gambar/peta yang memenuhi
kaidah kartografi dan secara keseluruhan dapat menggambarkan hasil
kegiatan penyiapan lahan permukiman, pembangunan prasarana,
pembangunan sarana (rumah transmigran, SAB dan F.U.) yang digambarkan
dalam peta tematik.

Peta perwujudan ruang akan dapat memberikan informasi serta gambaran


mengenai pemanfaatan ruang di lingkup satuan permukiman yang mengacu
pada dokumen RTSP.

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                   2‐4 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  
 
Proses pembangunan permukiman transmigrasi secara skematis dapat dilihat
pata bagan alir berikut :

Gambar 2.1. Alur Pembangunan Permukiman Transmigrasi

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                   2‐5 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang  Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  
 

Bab 3
Ketentuan Umum

3.1. PRASYARAT

1. Pelaksanaan Penyiapan Lahan harus mengacu pada Rencana Tata Ruang


Satuan Pemukiman Skala 1 : 10.000 (Blok Plan ), Rencana Detail Tata
Ruang SP skala 1 : 5.000 , Peta Rencana Batas Pembukaan Lahan skala 1 :
5.000 dan Peta SK Pencadangan Areal/ SK HPL.

2. Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Pemukiman Transmigrasi mengacu


pada :
a. ABD Penyiapan Lahan
b. ABD Pembangunan Prasarana
c. ABD Pembangunan Perumahan
d.. ABD Pembangunan Sarana

3. Pelaksanaan Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman


Transmigrasi adalah sebagai berikut :

a. Pelaksanaan penyusunan peta perwujudan ruang permukiman


transmigrasi merupakan upaya untuk menyediakan peta permukiman
transmigrasi yang akan digunakan oleh kementerian/lembaga/pemerintah
daerah untuk kepentingan pembangunan nasional,
b. Pelaksanaan penyusunan peta perwujudan ruang permukiman
transmigrasi dilakukan oleh pihak-pihak yang telah diatur dalam
peraturan perundang-undangan dengan mengikuti tata cara dan
spesifikasi teknis yang telah ditentukan oleh kementerian/lembaga yang
berwenang.
c. Penyusunan peta perwujudan ruang permukiman transmigrasi adalah
kegiatan pengolahan dan penyusunan data dengan mengikuti prosedur
operasional standar penyusunan peta, seperti disebutkan dalam
spesifikasi teknis.

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                        3-1
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang  Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  
 
d. Pemantauan dan evaluasi kegiatan penyusunan peta perwujudan ruang,
dilakukan oleh PPK dan KPA OPD yang bersangkutan serta Pusat.
e. Hasil kegiatan penyusunan peta perwujudan ruang permukiman
transmigrasi dapat diintegrasikan dengan jaringan informasi geospasial
nasional.
f. Peninjauan spesifikasi penyusunan peta perwujudan ruang permukiman
transmigrasi dilakukan secara berkala berdasarkan perkembangan
teknologi dan metodologi pemetaan yang telah melalui pengujian terlebih
dahulu.

3.2. STANDAR

Standar Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi


merupakan peta tematik bersifat dasar yang digambarkan pada suatu bidang
datar dengan skala tertentu dan memenuhi hal-hal berikut:

1. Peta perwujudan ruang permukiman transmigrasi harus menggambarkan


pemanfaatan ruang hasil pembangunan permukiman transmigrasi yang
meliputi Penyiapan Lahan, Pembangunan Prasarana, Pembangunan
Perumahan dan pembangunan Sarana pada Satuan Permukiman, yang
menginformasikan:
a. Blok Pusat Desa dan Sarana Permukiman yang telah dibangun.
b. Kavling sementara Lahan Tempat Tinggal dan posisi Rumah
Transmigran
c. Blok Lahan Usaha yang sudah dibuka
d. Prasarana yang sudah dibangun antara lain:
1) Jalan Lokal Primer/Sekunder (Jalan Penghubung/Poros)
2) Jalan Lingkungan Primer/Sekunder (Jalan Desa)
3) Posisi jembatan dan gorong - gorong
4) Jaringan Drainase
5) Saluran Irigasi
6) Tanggul/bendungan /tandon air
7) Deliniasi pengembangan pemukiman sesuai dengan sisa daya
tampung RTSP yang belum dimanfaatkan/dibangun, serta

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                        3-2
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang  Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  
 
8) Rekomendasi pengembangan/peningkatan kondisi fisik permukiman
pada tahap selanjutnya di dalam deleniasi SP (Satuan Permukiman).

2. Peta yang disusun harus memenuhi kaidah-kaidah kartografi,


a. Proyeksi dan Grid Peta.
Proyeksi peta yang digunakan dalam peta perwujudan ruang
permukiman transmigrasi adalah Universal Transverse Mercator (UTM).
Proyeksi dan pembagian zona grid mengacu pada spheroid yang telah
dispesifikasikan dalam SRGI 2013.

3. Peta perwujudan ruang menunjukan informasi hasil pembangunan


permukiman transmigrasi yaitu :
a. Posisi Pusat Desa dan Tata Letak Sarana Permukiman
b. Jaringan Jalan dan Posisi Jembatan serta Gorong-gorong
c. Posisi Lahan Tempat Tinggal dan Tata Letak Rumah Transmigran
d. Blok Lahan Usaha ( LU I dan LU II )
e. Jaringan Drainase dan Saluran Irigasi.
f. Bangunan lain yang terbangun dalam Satuan Permukiman transmigrasi.

4. Lampiran Peta perwujudan ruang permukiman transmigrasi berupa ABD


(Gambar Terlaksana) :
a. ABD Penyiapan Lahan
b. ABD Pembangunan Jalan
c. ABD Pembangunan Perumahan
d. ABD Pembangunan Sarana

3.3. KRITERIA

Guna menjamin agar Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi disusun


sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa kriteria
sebagai berikut :

1. Legalitas Areal Satuan Permukiman Transmigrasi terpenuhi berdasarkan :


a. SK Hak Pengelolaan / HPL Transmigrasi
b. SK Gubernur / Bupati

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                        3-3
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang  Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  
 
c. SK Pelepasan Kawasan Hutan/ Status Hutan pada Areal Penggunaan
Lain (APL)
d. Tidak tumpang tindih dengan Peruntukan Lain
e. Bebas dari masalah dan adanya dukungan dari masyarakat

2. Aspek kelayakan Hasil Pembangunan satuan permukiman transmigrasi telah


terpenuhi sesuai RTSP (Rencana Teknis Satuan Permukiman), RTJ
(Rencana Teknis Jalan) dan DED (Detailed Engineering Design) yang
ditetapkan dan memenuhi kriteria status lahannya 2C (clear & clean) serta
hasil pembangunan permukiman yang layak huni, layak usaha dan layak
berkembang.

3. Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi yang


diwujudkan dalam bentuk gambar / peta yang memenuhi kaidah kartografi
dan secara keseluruhan dapat menggambarkan hasil kegiatan penyiapan
lahan, pembangunan prasarana, pembangunan perumahan serta
pembangunan sarana permukiman yang digambarkan dalam peta tematik.

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                        3-4
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  

Bab 4
Penyusunan Peta Perwujudan
Ruang Permukiman Transmigrasi

4.1. PROSES PENYUSUNAN PETA PERWUJUDAN RUANG PERMUKIMAN


TRANSMIGRASI

Proses Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi dapat


dilakukan melalui 2 (dua) metode, yaitu:
1. Metode Terestrial/Konvensional dan
2. Metode Fotogrametris.

4.1.1. PROSES PENYUSUNAN PETA PERWUJUDAN RUANG PERMUKIMAN


TRANSMIGRASI DENGAN METODE TERESTRIAL/KONVENSIONAL

Proses Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi dengan


Metode Terestrial/Konvensional dilakukan melalui tahapan sebagaimana
disajikan pada Bagan Alir berikut :

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                4-1 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  

Gambar. 4.1.
Alur Proses Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman
Transmigrasi dengan Metode Terestrial/Konvensional

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                4-2 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  

4.1.2. PROSES PENYUSUNAN PETA PERWUJUDAN RUANG DENGAN METODE


FOTOGRAMETRIS

Proses Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi dengan


Metode Fotogrametris dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa Drone
atau Unnamed Aerial Vehicle (UAV) yang dilengkapi dengan kamera digital
resolusi tinggi terkalibrasi yang bisa digunakan untuk melakukan foto udara yang
diatur dan dikendalikan oleh perangkat lunak tertentu. Tahapan Penysunan Peta
Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi dengan Metode Fotogrametris ini
dilakukan melalui tahapan sebagaimana disajikan pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2.
Alur Proses Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman
Transmigrasi Dengan MetodeFotogrametris

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                4-3 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  

4.2. URAIAN DETAIL PENYUSUNAN PETA PERWUJUDAN RUANG


PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

4.2.1. PENYUSUNAN PETA PERWUJUDAN RUANG DENGAN METODE


TERESTRIAL/KONVENSONAL

4.2.1.1. Penyusunan Draft Peta Perwujudan Ruang (TAHAP I)

Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi diawali dengan


Penyusunan Draft Peta Perwujudan Ruang dengan mengikuti tahapan sebagai
berikut:

1. Penyiapan Peta Dasar, sumber peta diambil dari peta Tata Ruang RTSP
yang diformat ulang. Fitur – fitur yang tidak diperlukan dihilangkan, kop dan
judul peta disesuaikan dengan kebutuhan.

2. Delineasi ruang permukiman (batas SP)

3. Memasukkan informasi dan posisi ABD Pembangunan Permukiman


Transmigrasi ke dalam Peta Dasar dengan cara digitasi, meliputi:
a. Layer Penyiapan Lahan, yang berisi informasi:
1) Blok Pusat Desa,
2) Blok Lahan Tempat Tinggal, dan
3) Blok Lahan Usaha, dilengkapi dengan garis kontur.
b. Layer Pembangunan Prasarana, berisi informasi:
1) Alinemen Jalan,
2) Posisi Jembatan, Gorong-gorong dan Bangunan Pelengkap Jalan
lainnya.
3) Posisi Saluran Drainase, Saluran Irigasi, dan lain-lain.
c. Layer Pembangunan Perumahan berisi informasi:
1) Posisi bangunan Rumah Transmigran,
2) Posisi bangunan Rumah Kepala Unit/SP, dan
3) Posisi bangunan Rumah Petugas.
d. Layer Pembangunan Sarana, berisi informasi:
1) Posisi bangunan Sarana Pelayanan Jasa Pemerintahan/Perkantoran
(Kantor Unit/SP, Balai Desa)
2) Posisi bangunan Sarana Pelayanan Umum
Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                4-4 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  

3) Posisi bangunan Sarana Pelayanan Pendidikan (Gedung Sekolah


Dasar 3 lokal)
4) Posisi bangunan Sarana Pelayanan Kesehatan (Pos Kesehatan
Desa)
5) Posisi bangunan Sarana Fasilitas Umum/Sosial (Rumah Ibadah,
Gudang, Tempat Pemakaman Umum/TPU, Lapangan Olah Raga,
Lahan Penggembalaan, Tanah Bengkok/Kas Desa)

4. Memasukkan informasi blok Lahan Usaha I yang belum dibuka dan blok
Lahan Usaha II yang tidak dibuka.

4.2.1.2. Pengecekan dan Survey Lapangan Terhadap Draft Peta Perwujudan Ruang
(Tahap I)

1. Pengecekan dan survey lapangan dilakukan terhadap batas pembukaan


lahan (BPL) memakai alat theodolit dan/atau GPS. Titik ikat yang digunakan
pada saat pengecekan BPL harus mengacu pada BM-0 RTSP.

2. Posisi batas areal yang telah dibuka dipetakan dengan melakukan


pengukuran situasi (sesuai dengan ketentuan) di seluruh blok yang dibuka,
dengan pengamatan setiap jarak 50 m ke depan, ke kanan dan ke kiri pada
jalur rintisan (transek) yang berinterval 250 m, sehingga dapat diketahui
letak/posisi detail-detail topografi dan bentuk kontur.

3. Semua informasi yang terekam pada saat pengukuran situasi seperti posisi
Patok Pusat Desa, Patok BPL dan Patok-patok RTSP lainnya yang masih
ada, juga dipetakan.

4. Tingkat ketelitian pengukuran situasi disyaratkan sebagai berikut:


a. Ketelitian sudut: 4’√n (n= jumlah titik polygon)
b. Ketelitian linier jarak: 1/2000
c. Ketelitian beda tinggi: 60 mm√DKm (D= jumlah jarak dalam Km)

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                4-5 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  

4.2.1.3. Penyusunan Draft Final Peta Perwujudan Ruang (Tahap II)

1. Hasil yang diperoleh melalui pengukuran situasi adalah peta yang memuat
kontur dan unsur detail lainnya, pada blok Pusat Desa, blok Lahan Tempat
Tinggal, dan blok Lahan Usaha.

2. Posisi setiap blok lahan yang dibuka beserta dengan posisi bangunan
prasarana, bangunan perumahan, maupun bangunan sarana yang telah
terbangunan sebagai hasil pengukuran lapangan, ditentukan koordinatnya
untuk perbaikan menjadi Draft Final Peta Perwujudan Ruang (Tahap II).

3. Draft Final Peta Perwujudan Ruang (Tahap II) ini dilengkapi dengan garis
kontur sesuai dengan kaidah kartografi, agar diketahui kondisi topografi lahan
pada setiap blok penggunaan lahan.

4.2.2. PENYUSUNAN PETA PERWUJUDAN RUANG DENGAN METODE


FOTOGRAMETRIS

4.2.2.1. Penyusunan Draft Peta Perwujudan Ruang (Tahap I)

Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi diawali dengan


Penyusunan Draft Peta Perwujudan Ruang dengan mengikuti tahapan sebagai
berikut:

1. Penyiapan Peta Dasar, sumber peta diambil dari peta Tata Ruang RTSP
yang diformat ulang. Fitur – fitur yang tidak diperlukan dihilangkan, kop dan
judul peta disesuaikan dengan kebutuhan.

2. Delineasi ruang permukiman (batas SP).

3. Memasukkan informasi dan posisi ABD Pembangunan Permukiman


Transmigrasi ke dalam Peta Dasar dengan cara digitasi, meliputi:
a. Layer Penyiapan Lahan, yang berisi informasi:
1) Blok Pusat Desa,
2) Blok Lahan Tempat Tinggal dan
3) Blok Lahan Usaha, dilengkapi dengan garis kontur.

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                4-6 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  

b. Layer Pembangunan Prasarana, berisi informasi:


1) Alinemen Jalan,
2) Posisi Jembatan dan Gorong-gorong,
3) Posisi Saluran Drainase dan Irigasi, serta
4) Bangunan Pelengkap Jalan lainnya.
c. Layer Pembangunan Perumahan, berisi informasi:
1) Posisi bangunan Rumah Transmigran,
2) Posisi bangunan Rumah Kepala Unit/SP, dan
3) Posisi bangunan Rumah Petugas.
d. Layer Pembangunan Sarana, berisi informasi:
1) Posisi bangunan Sarana Pelayanan Jasa Pemerintahan/Perkantoran
(Kantor Unit/SP, Balai Desa),
2) Posisi bangunan Sarana Pelayanan Umum (Gudang Unit)
3) Posisi bangunan Sarana Pelayanan Pendidikan (Gedung Sekolah
Dasar 3 lokal),
4) Posisi bangunan Sarana Pelayanan Kesehatan (Poskesdes)
5) Posisi bangunan Sarana Fasilitas Umum/Sosial (Rumah Ibadah,
Tempat Pemakaman Umum (TPU), Lahan Penggembalaan,
Lapangan Olah Raga, dan Tanah Bengkok/Kas Desa)

4. Memasukkan informasi blok Lahan Usaha I yang belum dibuka maupun blok
Lahan Usaha II yang tidak dibuka.

4.2.2.2. Penentuan Titik Survey Lapangan dan Ground Control Point (GCP)

Kegiatan ini dilakukan sebelum turun ke lapangan agar kegiatan terarah. Survey
dilakukan untuk mengambil sampel data lapangan untuk dijadikan sebagai
sumber informasi dalam pembuatan peta. Sampel tersebut berupa blok lahan,
dan informasi yang meliputi hasil Penyiapan Lahan, Pembangunan Prasarana,
Pembangunan Perumahan dan Pembangunan Sarana. Sementara itu, GCP
digunakan untuk keperluan georeferensi pada saat pengolahan foto udara agar
luas, bentuk, dan arah foto udara sesuai dengan kenyataan di lapangan. GCP
ditentukan dari sejumlah titik koordinat di lapangan yang dikembangkan dari titik
benchmark (BM). GCP untuk daerah berbukit harus lebih banyak daripada
daerah yang landai atau datar.

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                4-7 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  

4.2.2.3. Survey lapangan

Kegiatan survey lapangan dilakukan berdasarkan kegiatan sebelumnya yaitu


penentuan titik survey lapangan dan GCP. Kegiatan survei diawali dengan
pengukuran dan meletakkan titik-titik GCP. Kegiatan tersebut diikuti dengan
kegiatan survei untuk pengambilan sampel lapangan sesuai dengan titik-titik
sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah kegiatan peletakan GCP dan
survei telah selesai dilakukan, kemudian langkah terakhir adalah pengambilan
foto udara, dan diharapkan agar titik-titik GCP yang telah diletakkan dapat
terlihat jelas di foto udara. Contoh titik GCP yang terlihat jelas di foto udara
tersaji pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3.
Contoh Ground Control Point

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                4-8 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  

4.2.2.4. Pengolahan Foto Udara (Mosaicking dan Georeferencing)

Foto udara dan GCP yang telah diambil, kemudian diolah untuk keperluan
mosaicking dan georeferencing. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah Peta Mosaik
Foto Udara yang nantinya akan dijadikan sebagai salah satu sumber digitasi
untuk pemetaan, koreksi lapangan dan kegiatan evaluasi.

4.2.2.5. Pembuatan Peta (Digitasi Foto Udara)

Pembuatan Peta (Digitasi Foto Udara) yang bersumber dari mosaik foto udara
dilakukan untuk ekstraksi informasi blok lahan dan infomasi lain sesuai hasil
pembangunan permukiman transmigrasi. Hasil dari pemetaan ini adalah Draft
Peta Perwujudan Ruang Tahap II. 

 
4.2.3. Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi Final

Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi Final, baik


untuk metode terestrial/konvensional maupun metode fotogrametris dilakukan
dengan tahapan yang sama, sebagai berikut :

1. Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi dilakukan


dengan superimpose Draft Final Peta Perwujudan Ruang (Tahap II) dengan
Peta Tata Ruang RTSP untuk menganalisa ketepatan pemanfaatan ruang
pembangunan permukiman transmigrasi terhadap Peta Tata Ruang RTSP,
sehingga akan diketahui apakah permukiman transmigrasi yang telah
dibangun posisinya sesuai dengan RTSP atau ada pergeseran.

2. Jika terdapat perbedaan pemanfaatan ruang setelah dilakukan


pembangunan sehingga terjadi pergeseran yang menyebabkan tidak
terpenuhinya kriteria layak huni, layak usaha dan layak berkembang, maka
perlu adanya rekomendasi untuk dilakukan langkah-langkah perbaikan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Kriteria Penyajian Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi


mengacu pada SNI, dan SK Perkabig nomor 3 Tahun 2016, serta Keputusan
Direktur Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman
Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                4-9 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  

Transmigrasi No 160 Tahun 2016, Tentang “Petunjuk Teknis Penggambaran


dan Penyajian Peta Transmigrasi Skala 1 : 250.000 – 1 : 25.000 “ yang
terdiri dari :

a. Simbolisasi, mencakup penentuan jenis, bentuk, ukuran, dan warna


sImbol gambar. Pembuatan sImbol unsur peta mengikuti ketentuan yang
ada pada SNI, Spesifikasi Teknik, Referensi Ilmiah, atau Peta yang
pernah dibuat (bila sudah ada). Apabila acuan tersebut belum tersedia
maka simbol dapat dibuat sendiri dengan ketentuan sImbol mudah
diinterpretasikan (dibaca), mempresentasikan obyek yang digambarkan
dan menarik.
b. Standar penyajian peta ini disusun dengan menggunakan standar ukuran
kertas A1 (594 x 841) mm, ukuran peta (460x 590) mm, muka peta (460
x 460) mm mengacu pada Perkabig nomor 3 Tahun 2016

c. Hal hal yang diatur dalam pembuatan desain layout peta adalah :
1) Skala peta
2) Layout kertas
3) Sistem proyeksi
4) Sistem koordinat
5) Kelengkapan serta tata letak unsur peta yang terdiri dari :
a) Judul dan orientasi peta,
b) Inset/ diagram lokasi,
c) Identitas Instansi,
d) Legenda,
e) Riwayat dan sumber peta,
f) Grid,
g) Fitur/ Simbologi,
h) Frame.
i) Tata letak,
j) Layout
6) Jenis design layout peta landscape (horizontal).

4. Contoh Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi tersaji pada


Lampiran.

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                4-10 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  

4.2.4. REKOMENDASI PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

1. Peningkatan kualitas fisik prasarana dan sarana berdasarkan spesifikasi


teknis dan kondisi fisik yang telah dibangun, agar dapat dicapai pemanfaatan
dan umur pakai yang optimal.

2. Peningkatan kualitas fisik lingkungan permukiman berdasarkan kondisi


spesifik tertentu permukiman yang telah dibangun sehingga memerlukan
antara lain :
a. Bangunan untuk pencegahan longsor
b. Adanya areal yang perlu dilakukan konservasi tanah dan air
c. Perlunya pembangunan sarana air bersih non standar
d. Pencegahan banjir dan lain–lain.

3. Pembangunan permukiman dalam rangka pemenuhan daya tampung sesuai


yang direncanakan dalam RTSP.

4.2.5. PRODUK AKHIR PENYUSUNAN PETA PERWUJUDAN RUANG


PERMUKIMAN TRANSMIGRASI

Produk Akhir Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi


berupa :

1. Laporan Pendahuluan
a. Rencana Kerja
b. Data Pendukung

2. Laporan Akhir terdiri dari


a. Laporan Pelaksanaan (2 eksemplar)
b. Peta Perwujudan Ruang
1) Peta Cetak (20 eksemplar)
2) File Geodatabase beserta informasi atribut (DVD atau external hard
disk 2 eksemplar)
3) Foto Dokumentasi ( 2 eksemplar)

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                4-11 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  

4) Lampiran (2 eksemplar)
a) ABD Penyiapan Lahan
b) ABD Pembangunan Jalan
c) ABD Pembangunan Perumahan
d) ABD Pembangunan Sarana

3. Distribusi Laporan Akhir


a. Laporan Pelaksanaan 2 eksemplar ( 1 eksemplar dikirim ke Dit. PPT
Ditjen. PKP2Trans dan 1 eksemplar untuk PPK )
b. Peta Cetak 15 eksemplar
1) PPK (2 eksemplar)
2) OPD Kabupaten (2 eksemplar)
3) Kepala SP (UPT) (1 eksemplar)
4) OPD Provinsi (1 eksemplar)
5) Dit. PPT (3 eksemplar)
6) Dit. Petatrans (1 eksemplar)
7) Dit. PPP (1 eksemplar)
8) Dit. P3KT (1 eksemplar)
9) Ditjen. PKT (3 eksemplar)
c. File Geodatabase beserta informasi atribut 2 eksemplar ( 1 eksemplar
dikirim ke Dit. PPT Ditjen PKP2Trans dan 1 eksemplar untuk PPK )
d. Foto Dokumentasi 2 eksemplar ( 1 eksemplar dikirim ke Dit. PPT Ditjen
PKP2Trans dan 1 eksemplar untuk PPK )
e. Lampiran 2 eksemplar ( 1 eksemplar dikirim ke Dit. PPT Ditjen
PKP2Trans dan 1 eksemplar untuk PPK )

4. Laporan Hasil Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi diterima


Ditjen PKP2Trans paling lambat 2 (dua) minggu setelah pelaksanaan
kegiatan selesai.

4.3. WAKTU PELAKSANAAN


Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmgirasi dapat mulai
dilaksanakan saat pembangunan permukiman transmigrasi telah mencapai
progres fisik 80% dengan durasi pelaksanaan sekurang-kurangnya selama 3
bulan.
Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                4-12 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  

4.4. PELAKSANA PENYUSUNAN PETA PERWUJUDAN RUANG PERMUKIMAN


TRANSMIGRASI

1. Pelaksana penyusunan peta perwujudan ruang permukiman transmigrasi


dilakukan oleh Konsultan Perencana/Pemetaan yang didukung oleh para
tenaga ahli yang sesuai dengan bidang Sistem Informasi Geografis (SIG) dan
didukung oleh tenaga ahli yang relevan dengan kegiatan pembangunan
permukiman transmigrasi (Teknik Sipil dan/atau Teknik Arsitektur) serta oleh
pihak-pihak lain yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan
dengan mengikuti tata cara proses pengadaan barang dan jasa serta
spesifikasi teknis yang telah ditentukan oleh kementerian/lembaga yang
berwenang.

2. Kebutuhan Personil konsultan Penyusunan Peta Perwujudan Ruang


Permukiman transmigrasi terdiri dari :
a. Tenaga Ahli,
1) Sistem Informasi Geografis, 1 (satu) orang (Ketua Tim)
2) Teknik Sipil/Arsitek, 1 (satu) orang
b. Asisten Tenaga Ahli,
1) Operator Sistem Informasi Geografis/ Pemetaan Digital, 1 (satu)
orang
2) Teknik Lingkungan / Sipil, 1 (satu) orang 
3) Surveyor, 2 (dua) orang

3. Tenaga Ahli yang terlibat dalam Penyusunan Peta Perwujudan Ruang


Permukiman Transmigrasi akan bertanggung jawab dalam setiap materi
yang dilaporkan secara profesional. Sedangkan Asisten Tenaga Ahli dan
Tenaga Pendukung akan pertanggung jawab dalam mendukung para
Tenaga Ahli dalam membantu memperoleh data yang dibutuhkan dan
memproduksi bentuk tulisan, dan data digital yang dihasilkan. Pendidikan
Tenaga Ahli yang terlibat minimal strata 1, berpengalaman minimal 5 tahun di
bidangnya. Sedangkan Asisten Tenaga Ahli dengan pendidikan minimal
strata 1 dan berpengalaman minimal 3 tahun di bidangnya.

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                4-13 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  

4.5. PERALATAN

4.5.1. PERALATAN UNTUK PENYUSUNAN PETA PERWUJUDAN RUANG METODE


TERESTRIAL/KONVENSIONAL

Peralatan yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan Penyusunan Peta


Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi dengan Metode
Terestrial/Konvensional diperhitungkan dengan biaya sewa, antara lain adalah :

1. GPS

2. Theodolit TO

3. Waterpass

4. Kamera

5. Komputer Pengolahan Data dengan spesifikasi sesuai untuk pengolahan data


ke dalam Sistem Informasi Geografis (SIG)

6. Printer Berwarna

7. Baak ukur dan meteran 100 m

8. Bahan-bahan lain yang diperlukan antara lain :


a. Bahan untuk pembuatan patok pralon diisi beton
b. Patok kayu

4.5.2. PERALATAN UNTUK PENYUSUNAN PETA PERWUJUDAN RUANG DENGAN


METODE FOTOGRAMETRIS

Peralatan yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan Penyusunan Peta


Perwujudan Ruang dengan Metode Fotogrametris antara lain adalah :

1. Wahana UAV / Drone

2. Kamera Digital Resolusi Tinggi Terkalibrasi

3. Perangkat Lunak Sistem Navigasi UAV/Drone

4. GPS Geodetik untuk penentu posisi GCP

5. GPS Navigasi

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                4-14 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  

6. Perangkat Lunak Pengolah Foto Udara

7. Komputer Pengolahan Data dengan spesifikasi sesuai untuk pengolahan


data ke dalam Sistem SIG

8. Printer Berwarna

9. Meteran

10. Bahan-bahan lain yang diperlukan antara lain :


a. Bahan untuk pembuatan patok pralon diisi beton
b. Bahan anti air untuk GCP

4.6. PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN


 
1. Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan baik,
antara lain dengan mewajibkan Konsultan Pelaksana menyusun Laporan
Pendahuluan dan Laporan Akhir pekerjaan.

2. Pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berjenjang


oleh Kementerian/Lembaga/ OPD/ PPK yang terkait.

3. Pengendalian dilakukan oleh Pemilik Pekerjaan, apabila terjadi


ketidaksesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah
ditetapkan maka akan dilakukan arahan perbaikan sesuai kebutuhan,
sehingga akan dicapai efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan.
 
4. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mendapat Program Penyiapan
Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi tahun berjalan
berkewajiban untuk menyampaikan laporan Peta Perwujudan Ruang
Permukiman Transmigrasi kepada Pusat, dalam hal ini kepada Ditjen
PKP2Trans.
 

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                4-15 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi ‐ 2018  

4.7. PEMBIAYAAN

Biaya pelaksanaan kegiatan Penyusunan Peta Perwujudan Ruang Permukiman


Transmigrasi dibebankan pada APBN atau APBD. Pembiayaan tersebut
digunakan untuk:

1. Jasa profesi/ layanan keahlian dan tenaga pendukung

2. Pengadaan bahan dan sewa alat

3. Transportasi/ mobilisasi personil ke Provinsi/ Kabupaten dan lokasi


permukiman transmigrasi.
4. Biaya lain-lain
a. Biaya rapat dan diskusi di kota Kabupaten dan atau Provinsi
b. Biaya untuk buruh / tenaga lokal selama survey dan pemetaan
c. Biaya tak terduga lainnya
5. Rapat Presentasi dan Penyusunan Laporan Peta Perwujudan Ruang dan
Dokumentasi File Geodatabase.

Harga satuan disesuaikan dengan Standar Harga Satuan tiap daerah.

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                4-16 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi  ‐ 2018 

Bab 5
Penutup

Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman


Transmigrasi ini dibuat sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan baik
di tingkat Pusat maupun Daerah, agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan
benar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demikian petunjuk pelaksanaan ini disusun untuk dapat dipergunakan oleh


pihak-pihak terkait yang memerlukannya. Kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam penyusunan buku petunjuk ini disampaikan terima
kasih.

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                   5‐1 
 
Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Peta Perwujudan Ruang Permukiman Transmigrasi  ‐ 2018 

Daftar Referensi
1. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Direktorat Jenderal Pembinaan
Penyiapan Permukiman dan Penempatan Transmigrasi, 2010. “ NSPK
Perwujudan Ruang dalam Pembangunan Permukiman Transmigrasi
“,Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI , Jakarta.

2. Direktorat Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan


Transmigrasi, 2014 ,Penyusunan Gambar Terlaksana (As Built Drawing) Peta
Perwujudan Ruang Permukiman “, Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI., Jakarta

3. Keputusan Direktur Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan


Permukiman TransmigrasiNo 61 Tahun 2017 , Tentang. “ Penetapan Bisnis
Proses Level 2 (L2) Direktorat Pembangunan Permukiman Transmigrasi “ ,
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI ,
Jakarta.

4. Keputusan Direktur Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan


Permukiman TransmigrasiNo 160 Tahun 2016 , Tentang. “ Petunjuk Teknis
Penggambaran dan Penyajian Peta Transmigrasi Skala 1 : 250.000 – 1 :
25.000 “ , Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi RI , Jakarta.

5. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial, No 3 Tahun 2016. Tentang “


Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa “ Badan Informasi Geospasial,
Jakarta

Direktorat  Pembangunan Permukiman Transmigrasi, Ditjen. PKP2Trans                                                   5‐2 
 

Anda mungkin juga menyukai