A. Interaksi manusia
Interaksi manusia adalah proses dimana orang orang yangberkomunikasi saling pengaruh
mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan . Interaksi merupakan merupakan suatu bentuk
hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dan kelompok, serta
kelompok dengan kelompok , secara harfiah interaksi berarti tindakan (action) yang
berbalas-balasan (inter).
Interaksi manusia bukan hanya dengan individu dan kelompok saja, melainkan mencakup
interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan ekonomi. Dalam interaksi
tersebut, terjadi berbagai macam permasalahan yang disebut dengan dinamika interaksi.
Dinamika ini, mendorong terbentuknya suatu perubahan kepada hal yang baik atau pun hal
yang sebaliknya.
Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Interaksi antara manusia dan lingkungan
hidup merupakan proses saling mempengaruhi antara satu dan lainnya. Lingkungan hidup
memiliki pengaruh besar bagi manusia karena merupakan komponen penting dari
kehidupan manusia. Begitupun sebaliknya, manusia memiliki pengaruh besar terhadap
lingkungan hidup dalam hal pemeliharaan dan pelestarian. Lingkungan hidup manusia
terdiri atas lingkungan alam, lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi.
Lingkungan alam adalah lingkungan yang terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan
manusia. Lingkungan alam mencakup semua benda hidup dan tak hidup yang terjadi secara
alamiah di bumi. Interaksi manusia dengan lingkungan alam adalah sebuah interaksi yang
terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung antara manusia dengan lingkungan
tempat dia beraktivitas sehari-hari guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lingkungan alam terdiri atas komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala
sesuatu yang ada di lingkungan yang bukan makhluk hidup. Lingkungan biotik adalah segala
benda hidup yang ada di lingkungan.
Dalam lingkungan alam terjadi interaksi antara lingkungan abiotik dengan lingkungan biotik
atau sebaliknya. Bahkan, antar komponen lingkungan biotik dan antar komponen
lingkungan abiotik juga terjadi saling keterkaitan. Contoh interaksi antara komponen abiotik
dengan biotik adalah tanah, suhu dan curah hujan yang memengaruhi jenis tanaman yang
tumbuh suatu daerah. Lingkungan biotik juga dapat memengaruhi lingkungan abiotik.
Contohnya daerah yang banyak tumbuhannya akan membuat suhu udara menjadi lebih
sejuk. Daerah yang masih banyak tumbuhannya juga dapat menyimpan air tanah lebih
banyak karena tanah di bawahnya dapat menyerap air lebih banyak.
Interaksi antara manusia dan alam dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu interaksi yang
menyesuaikan diri dengan alam dan interaksi yang mendominasi alam.
Interaksi manusia yang menyesuaikan diri dengan alam contohnya adalah hidup dekat
dengan sumber makanannya. Manusia menyesuaikan waktu tanam dengan musim
penghujan, waktu untuk berlayar menyesuaikan dengan keadaan cuaca, menghindari
tinggal di daerah rawan bencana alam, dan lain-lain.
Interaksi manusia yang mendominasi alam. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki
manusia cenderung melakukan upaya mengambil sumber daya alam. Bahkan, manusia
berupaya memodifikasi cuaca dengan mengembangkan teknologi hujan buatan.
Namun demikian, sampai saat ini manusia belum mampu memperkirakan kapan gempa
bumi akan terjadi, jam berapa gunung akan meletus, dan seterusnya. Manusia juga tidak
mampu menghentikan gelombang tsunami, menghentikan banjir dan lain-lain. Dalam hal ini
manusia cenderung berupaya menyesuaikan diri. Sebagai contoh, penduduk yang tinggal di
daerah gempa mengembangkan teknologi rumah atau bangunan yang tahan gempa.
Saling keterkaitan antarkomponen lingkungan alam sangat perlu kita pahami karena
setiap komponen lingkungan tidak dapat berdiri sendiri. Setelah kita memahami konsep-
konsep pokok tentang lingkungan, mari kita bahas bagaimana keterkaitan antarkomponen
alam (abiotik dan biotik), sosial budaya dalam kehidupan masyarakat di lingkungan
sekitarmu. Unsur budaya merupakan komponen binaan yang telah dikembangkan dalam
kehidupan masyarakat. Untuk lebih memahami keterkaitan antarkomponen lingkungan
tersebut, pelajari beberapa contoh di bawah ini :
7. Di daerah tropis (lingkungan alam) dengan curah hujan yang tinggi, atap rumah
(lingkungan buatan) umumnya dibangun dengan lereng yang curam supaya air hujan cepat
mengalir ke tanah. Bebrbeda dengan di daerah kering atau curah hujannya rendah yang
atapnya dibuat lebih datar.
Walaupun manusia saat ini dapat mengubah lingkungan, seperti membuat gedung,
bendungan, jembatan, dan lain-lain, tetapi manusia tetap memiliki keterbatasan, khususnya
saat menghadapi berbagai bencana alam. Karena itu, manusia tetap harus menjaga,
menghargai, dan melestarikan lingkungan. Dari contoh-contoh di atas, ada keterkaitan yang
sangat kuat antara komponen satu dan lainnya. Demikian juga halnya interaksi antara
komponen yang satu dan komponen lainnya tidak dapat dipisahkan dan terus mengalami
perubahan sesuai dengan kebutuhan manusia. Misalnya, pada zaman dahulu ketika
kehidupan manusia masih sangat sederhana dan jumlahnya masih sedikit, mereka
cenderung membangun interaksi yang harmonis dengan alam. Manusia mengambil
seperlunya dari alam, sekadar memenuhi kebutuhan dasarnya, terutama makanan. Untuk
memenuhi kebutuhan daging, mereka lakukan dengan cara berburu. Kebutuhan atas buah-
buahan mereka peroleh apa adanya dari yang disediakan alam.
Dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya , dapat dikatakan manusia sangat tergantung
dengan alam dan kondisi lingkungan hidupnya , mulai dari pemenuhan pangan , papan dan
sandang. Dalam usaha pemenuhan ini seringkali manusia melakukan kegiatan yanag
berhubungan dengan alam untuk melancarkannya dalam mencapai tujuan kehidupannya.
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan manusia ini sudah pasti juga berdampak pada lingkungan
alam , baik itu dampak positif maupun dampak negatif .
Dampak Positif
Manusia dengan segala kebijakan serta aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-
hari dapat memberikan dampak yang luar biasa terhadap alam, khususnya terhadap
keanekaragaman hayati. Salah satu jenis dampak yang ditimbulkan adalah dampak positif.
Adapun beberapa dampak positif yang dihasilkan dari kegiatan atau aktivitas manusia
terhadap keanekaragaman hayati antara lain adalah sebagai berikut:
1. Penghijauan
Aktivitas pertama yang dapat menimbulkan peningkatan keanekaragaman hayati adalah
penghijauan. Penghijauan ini maksudnya adalah menanam pepohonan di area- area yang
belum banyak pepohonannya. Hal ini sangat bersifat positif karena kita semua mengetahui
bahwa pepohonan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia sehari- hari. Pepohonan
dapat menjadi rumah- rumah bagi binatang, selain itu pepohonan juga merupakan
penghasil oksigen yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Sehingga dapat kita ketahui bersama bahwasannya pepohonan akan sangat bermanfaat,
terlebih jika keberadaannya di tempat- tempat yang masih kurang tanaman. Beberapa
tempat yang sangat cocok untuk dilakukan penghijauan antara lain adalah taman kota atau
di area- are perkotaan tempat banyak mobil berlalu lalang. Karena saking positifnya
kegiatan penghijauan ini maka tidak heran apabila kegiatan penghijauan sangat sering
dijadikan sebagai kegiatan sosial kelompok maupun kemasyarakatan.
Hal ini membuat taman kota menjadi tempat yang sangat strategis dan juga potensial.
Taman kota akan menjadi tempat bernaungnya binatang- binatang dan juga tumbuhan
berbagai jenis. Hal inilah yang menjadikan taman kota sebagai tempat yang sangat penting
baik bagi tempat hiburan mapupun tempat konservasi (baca: konservasi sumber daya air).
3. Pemuliaan
Aktivitas manusia yang selanjutnya adalah pemuliaan terhadap lingkungan (baca: fungsi
lingkungan). Manusia apabila secara kolektif atau bersama- sama saling merawat, menjaga
dan memuliakan lingkungan maka hal ini akan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup
tumbuh- tumbuhan maupun binatang yang ada di lingkungan tersebut. Hal ini tidak hanya
akan menjaga kelangsungan hidup tumbuhan dan binatang yang sudah ada, namun bahkan
bisa juga menambah jenis dari tumbuhan dan juga binatang tersebut. Itulah beberapa
aktivitas yang dapat meningkatkan jumlah daripada keanekaragaman hayati ini.
Pembiakan in situ, yakni pembiakan yang dilakukan pada habitat asli dari tumbuhan
maupun bianatang yang langka dan ingin dilestarikan.
Pembiakan ex situ, yakni pembiakan yang dilakukan di luar habitat asli dari
tumbuhan maupun binatang yang ingin dilestarikan tersebut. Adapun pembiakan ex situ ini
merupakan lawan dari pembiakan in situ. Namun meski keduanya berbeda, keduanya
mempunyai tujuan yang sama, yakni sama- sama melestarikan binatang maupun tumbuhan
yang sudah langka agar keberadaannya tidaklah punah. Namun perlu diketahui bersama
bahwa dalam melakukan pembiakan in situ dan ex situ ini perlu penangan dari orang yang
sudah ahli agar nantinya proses pengembangbiakan ini menjadi berhasil dan tidak
menimbulkan suatu efek negatif tertentu. itulah dua cara yang dilakukan dalam menjaga
kelestarian dari binatang dan tumbuhan yang sudah langka keberadaannya (baca: menjaga
kelestarian hutan).
Itulah beberapa dampak positif yang bisa ditimbulkan dari berbagai macam aktivitas atau
kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Dampak yang ditimbulkan ini tidak hanya dampak
positif saja, namun banyak juga dampak negatif yang bisa ditimbulkan.
Dampak Negatif
Setelah kita mengetahui mengenai apa saja dampak positif yang dapat terjadi karena
aktivitas manusia, selanjutnya kita juga perlu mengetahui apa saja dampak negatif yang
dapat ditimbulkan oleh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati ini, mengingat
dampak negatif yang dapat terjadi jumlahnya juga tidak sedikit. adapun beberapa dampak
negatif yang dapat ditimbulkan dari adanya aktivitas manusia antara lain adalah sebagai
berikut:1
1. Turunnya keanekaragaman hayati
Akibat aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh manusia, sangat memungkinkan jumlah
keanekaragaman hayati akan menurun, baik binatang maupun tumbuhan. Hingga saat ini
kita bisa menjumpai ada beberapa hewan dan tumbuhan yang sudah langka sehingga
terancam punah.
Lebih dari itu, bahkan sudah ada hewan dan juga tumbuhan yang punah dan kita tidak bisa
menemukannya lagi. Apabila hal seperti ini dibiarkan maka anak cucu kita tidak akan perhan
mengetahui adanya tumbuhan dan binatang yang punah tersebut. Adapun beberapa
aktivitas manusia yang dapat menyebabkan keanekaragaman hayati punah antara lain
sebagai berikut:
2. Perusakan habitat
Aktivitas pertama yang bisa menimbulkan dampak negatuf bagi keanekaragaman hayati
adalah perusakan habitat. Perusakan habitat ini terutama dilakukan di daerah hutan- hutan
(baca: jenis hutan) besar seperti yang terdapat di Pulau Kalimantan. Mengapa di hutan? ya.
Hal ini karena hutan (baca: hutan hujan tropis) menyimpan banyak sekali sumber daya alam
yang sangat berharga (baca: sumber daya alam yang dapat diperbarui dan tidak). Hutan
sebagai tempat tinggal berbagai macam binatag dan tumbuhan. Oleh karena ituah
merupakan tindak kejahatan apabila hutan (baca: hutan lindung) telah dirusak, apalagi jika
sampai memusnahkan tumbuhyan da juga bianatang- binatang di dalam hutan tersebut.
3. Penggunaan pestisida
Pestisida dikenal sebagai sahabat para petani dalam memberantas hama dan juga
melindungi tanaman dari gangguan hama. Namun siapa sangka bahwa penggunaan
pestisida yang terlalu berlebihan dapat mengakibatkan turunnya keanekaragaman hayati.
Hal ini karena pestisida mempunyai sifat racun sehingga penggunaan yang berlebihan dapat
berdampak tidak baik bagi lingkungan.
4. Polusi
Polusi juga merupakan salah satu aktivitas manusia yang dapat menurunkan
keanekaragaman hayati. Polusi yang dilakukan oleh manusia ini bisa saja meliputi polusi
tanah, polusi air, maupun polusi udara. Polusi inilah yang nantinya akan memusnahkan
binatang maupun tumbuhan yang berada atau hidup di wilayah yang bersangkutan
(baca: dampak polusi tanah). Polusi dilakukan baik dengan maupun tanpa sengaja. Hal ini
karena sulitnya untuk menjaga atau menjauhkan aktivitas manusia dari yang namanya
polusi ini.
Kaitannya dengan Saling keterkaitan antar komponen lingkungan alam pada masyarakat
modern, manusia menempati posisi yang dominan terhadap lingkungannya. Manusia
memengaruhi dan mengubah lingkungan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
Hutan diubah menjadi lahan pertanian, kemudian menjadi desa, menjadi kota, dan
seterusnya. Masyarakat yang masih tradisonal cenderung menyesuaikan diri dengan alam
dan membangun hubungan yang harmonis dengan alam.
Manusia perlu berhubungan atau berkomunikasi dengan yang lainnya. Maka terjadilah apa
yang dinamakan proses sosial. Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan saling
memengaruhi antarmanusia. Proses sosial ini akan terjadi kalau ada interaksi sosial.
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok
manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia.
Dalam interaksi sosial, hubungan yang terjadi harus secara timbal balik dilakukan oleh kedua
belah pihak. Artinya kedua belah pihak harus saling merespon. Proses interaksi sosial akan
terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan kontak sosial dan komunikasi. .
Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan
kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial yang terjadi dapat bersifat positif dan negatif.
Kontak yang bersifat positif akan mengarah pada kerjasama, sedangkan kontak yang bersifat
negatif akan mengarah pada suatu pertentangan.
Menurut Soerjono Soekanto (2003), kata “kontak” berasal dari bahasa Latin, yaitu berasal
dari kata con dan tangere (bersama, menyentuh). Kontak berarti bersama-sama saling
menyentuh secara fisik. Dalam pengertian gejala sosial, kontak sosial ini dapat berarti
hubungan masing-masing pihak tidak hanya secara langsung bersentuhan secara fisik,
Kontak dapat dilakukan melalui surat-menyurat, telepon, sms, dan lain-lain. Dengan
demikian hubungan fisik bukan syarat utama terjadinya interaksi sosial.
Menurut Karl Mannheim, (2003: 65) kontak dapat dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu
kontak primer dan kontak sekunder. Kontak primer adalah kontak yang dikembangkan
dalam media tatap muka, sedangkan kontak sekunder terjadi tidak dalam media tatap muka
dan ditandai dengan adanya jarak. Kontak Sekunder dapat dibagi lagi ke dalam dua bagian:
Kontak Sekunder langsung, yaitu kontak yang terjadi antara masing-masing pihak melalui
alat tertentu, misalnya telepon, internet, surat, sms, dan lain-lain.
Kontak Sekunder tidak langsung, yaitu kontak yang memerlukan pihak ketiga. Misalnya,
Ahmad minta tolong kepada Fauzi untuk dikenalkan kepada Fatimah.
Kontak sosial juga dapat berlangsung dalam tiga kegiatan atau bentuk, yaitu:
Antara orang perorangan . Contohnya, seorang bayi yang baru lahir, ia akan melakukan
kontak sosial dengan ibunya dan keluarga secara langsung.
Antara perorangan dengan kelompok. Misalnya seorang siswa sedang belajar bersama atau
berdiskusi dalam kelompok belajarnya.
Antara kelompok dengan kelompok. Contohnya, seperti kelompok pelajar dari suatu sekolah
melakukan studi banding ke sekolah yang lain.
Proses Interaksi Sosial dapat berlangsung secara Interaksi Asosiatif maupun Interaksi
Disosiatif. Interaksi Asosiatif adalah interaksi yang mengarah kepada kesatuan pandangan,
sedangkan Interaksi Disosiatif adalah interaksi yang mengarah kepada kontak konflik dan
perenggangan solidaritas kelompok. Ada macam-macam bentuk Interaksi Sosial, antara
lain :
Kerja Sama. Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau
kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
Asimilasi. Asmiliasi adalah suatu cara untuk bersikap dan bertingkah laku dalam menghadapi
perbedaan untuk mencapai kesatuan dalam pikiran dan tindakan.
Interaksi Disosiatif adalah hubungan atau interaksi yang dilakukan seseorang maupun
sekelompok orang dimana interaksi ini menyebabkan kontak sosial negatif, konflik, serta
perenggangan solidaritas kelompok.
Kompetisi. Kompetisi adalah suatu proses individu atau kelompok yang bersaing untuk
mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tertentu.
Kontravensi. Kontravensi adalah sikap mental bersifat negatif yang tersembunyi terhadap
orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu.
a. Faktor Imitasi
Menurut Gabriel Tarde (2003: 66), imitasi berasal dari kata imitation, yang berarti peniruan.
imitasi merupakan proses seseorang mencontoh orang lain atau kelompok. Untuk dapat
meniru, menurut Choros (2003: 66) ada syarat-syarat tertentu, antara lain: (1) Harus
menaruh minat terhadap sesuatu yang akan diimitasi. (2) mengagumi hal-hal yang akan
diimitasi. (3) memberikan penghargaan sosial yang tinggi terhadap objek yang akan menjadi
objek imitasi kita. (4) memiliki pengetahuan tentang pihak atau sesuatu yang akan diimitasi.
b. Faktor Sugesti
Sugesti artinya pengaruh yang dapat menggerakan hati orang. Faktor sugesti ini akan terjadi
apabila kemampuan berpikir seseorang terhambat sehingga orang itu melakukan
pandangan orang lain. Selain itu sugesti akan terjadi kalau orang yang memberi sugesti
memiliki wibawa/terpandang di bidangnya atau juga sugesti itu terjadi jika pandangan itu
didukung oleh sebagian orang (mayoritas).
c. Faktor Identifikasi
d. Faktor Simpati
Simpati merupakan suatu proses ketika seseorang merasa tertarik kepada orang lain.
Simpati akan muncul melalui perasaan yang memegang peranan sangat penting. Faktor
simpati yang utama adalah ingin mengerti dan ingin bekerjasama dengan orang lain.
3. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Budaya
Manusia tidak bisa hidup sendiri untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya. Manusia
mempunyai kecendrungan untuk hidup berkelompok dan bermasyarakat. Dalam kehidupan
bermasyarakat, kita harus dapat beradaptasi dengan lingkungan, termasuk dalam hal
perilaku, aturan, nilai, norma, kepercayaan dan adat istiadat yang berlaku di lingkungan
tersebut.
Perilaku, aturan, nilai, norma, kepercayaan dan adat istiadat merupakan bagian dari
kebudayaan. Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting yang dimiliki oleh suatu
masyarakat. Melalui kebudayaan itu, dapat terlihat ciri khas setiap suku. Kita seharusnya
mengetahui tentang kebudayaan bangsa yang beranekaragam hingga dapat menyesuaikan
diri terhadap aturan-aturan dan cara-cara beradaptasi terhadap lingkungan. Hal ini
bertujuan agar keberadaan kita dapat diterima dalam suatu kelompok masyarakat.
Lingkungan ekonomi adalah faktor ekonomi yang memengaruhi jalannya usaha atau
kegiatan ekonomi. Faktor pendukung kegiatan ekonomi adalah kebijakan ekonomi
pemerintah, pendapatan masyarakat, sumber daya ekonomi yang tersedia dan sebagainya.