4980 18962 1 PB
4980 18962 1 PB
Nusi Nusantari
Alumni Magister Pendidikan Islam Pascasarjana Unisba
(Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 4 Cimahi Kota Cimahi)
e-mail : lusi.nusantari01@gmail.com
Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman guru tentang reward and punishment
yang diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah Asih Putera Kota Cimahi terhadap pembentukan akhlak. Reward and
Punishment diterapkan sebagai alat pendidikan yang membantu memberikan motivasi siswa dalam
melakukan hal yang baik dan memberikan efek jera terhadap tingkah laku yang melanggar aturan. Penerapan
Reward and Punishment bukan untuk sekedar menyenangkan anak atau untuk balas dendam tetapi untuk
membimbing akhlak anak kearah yang lebih baik. Rumusan masalah penelitian ini : 1) Bagaimana penerapan
Reward and Punishment terhadap pembentukan akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Asih Putera Kota Cimahi ?, 2)
Apa saja faktor yang mempengaruhi diterapkannya Reward and Punishment terhadap pembentukan akhlak di
Madrasah Ibtidaiyah Asih Putera Kota Cimahi ? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Penerapan
Reward and Punishment terhadap pembentukan akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Asih Putera Kota Cimahi, 2)
Faktor-faktor yang mempengaruhi diterapkannya Reward and Punishment terhadap pembentukan akhlak di
Madrasah Ibtidaiyah Asih Putera Kota Cimahi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dengan
pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan studi pustaka. Adapun teknik
pengolahan data yang digunakan adalah koleksi data, editing, interpretasi data dan penyajian data. Sedangkan
analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan
Reward and Punishment yang diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah Asih Putera Kota Cimahi, sebagai berikut :
Reward berupa pujian, acungan jempol, tepuk tangan, hadiah, penghormatan dan penghargaan. Sedangkan
Punishment berupa hafalan surat-surat juz amma, menulis Al-Qur’an, tugas tambahan, bersih-bersih kelas dan
teguran. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya yang terdiri dari faktor internal dan ekternal. Faktor
internal yaitu dari dalam diri anak itu sendiri seperti kecerdasan, minat, bakat dan motivasi. Adapun faktor
eksternal yaitu lingkungan sosial meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat.
Abstract. This research triggered by lack of understanding about rewards and punishment applied in Asih
Putera Madrasah Ibtidaiyah Cimahi on the establishment of “akhlak”. Rewards and punishment applied as a
means of education which help to give motivation and the effect of dissuading to in violation of the rule, not
only to please a children or to revenge but also to guide attitude the children’s attitude to a better direction.
The Formulation of the problems are : 1) How is the application of rewards and punishment on the
establishment of attitude in Asih Putera Madrasah Ibtidaiyah Cimahi?, 2) What factors affect the
implementation of the rewards and punishment on the establishment of attitude in Asih Putera Madrasah
Ibtidaiyah Cimahi? The aims of thr research are to know: 1) The application of rewards and punishment on
the establishment of attitude in Asih Putera Madrasah Ibtidaiyah Cimahi, 2) Factors affecting the
implementation of the rewards and punishment on the establishment of attitude in Asih Putera Madrasah
Ibtidaiyah Cimahi . This research use he kind of research pitch with a qualitative approach. The methodology
used is the methodology descriptive. The data collection using interviews, observation, documentation and
the literature study .But data collection technique used is data collection, editing, interpretation data and
presentation of data. While the analysis data using descriptive analysis qualitative Based on the result of
research can be concluded rewards and punishment applied in Asih Putera Madrasah Ibtidaiyah Cimahi, as
follows: rewards of praise, rising the thumb, applause, a gift, respect and appreciation. While punishment of
rcan be given such as; to memerize Juz amma, writing the Al Quran , tasks, cleaning class and reproof. The
factor that influence them are internal and external factors .The internal factor comes from the children them
selves such as; intelligence, interest, talent and motivation. The external factors come from social
environment include family, school and community.
218
219 | Nusi Nusantari, Penerapan Reward And Punishment Terhadap Pembentukan Akhlak Di Madrasah Ibtidaiyah Asih Putera
jam belajar di kelas. Dengan kata lain upaya punishment dalam pembentukan akhlak
proses pembentukan akhlaq siswa tidak terpuji bagi siswa.
cukup hanya didekati melalui pengajaran Reward adalah sebagai alat untuk
Agama di kelas, namun harus melalui suatu mendidik anak-anak supaya anak dapat
kegiatan yang bersifat intregatif antara merasa senang karena perbuatan atau
sekolah, guru, orang tua dan masyarakat pekerjaan yang mendapatkan penghargaan.
dalam membina iman dan taqwa siswa baik (Ngalim 2007 : 182). Reward adalah hadiah,
di lingkungan sekolah, rumah dan pembalas jasa, alat pendidikan yang
masyarakat. diberikan kepada siswa yang telah mencapai
Secara legalitas formal, pemerintah prestasi baik. (Praja 1978:169). Dari
telah menetapkan standar kompetensi siswa beberapa Pengertian di atas menunjukkan
dan indicator pencapaian keberhasilannya bahwa ganjaran tersebut merupakan alat
bagi siswa pada tingkat SD/MI sebagai pendidikan yang menyenangkan dan
standar yang harus dijadikan rujukan sekaligus menjadi motivasi belajar agar lebih
sekolah/ lembaga/dinas terkait dalam membiasakan diri untuk belajar dengan baik,
penyelenggaraan pendidikan jenjang SD/MI. agar dapat melakukan perbuatan terpuji dan
Berdasarkan Standar Kompetensi berusaha untuk meningkatkannya.
Siswa yang ditetapkan pemerintah melalui Punishment adalah penderitaan yang
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja
Republik Indonesia Nomor : 053/2001 oleh seseorang (orang tua, guru, siswa dsb)
tentang Pedoman Penyusunan Standar sesudah terjadi suatu pelanggaran, kejahatan,
Pelayanan Minimal Penyelenggaraan atau kesalahan. Punishment diberikan bukan
Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan untuk balas dendam kepada siswa melainkan
Menengah, Siswa SD/MI diharapkan memperbaiki tingkah lalu yang kurang baik
memiliki : kearah yang lebih baik.
1) Akhlak dan budi pekerti yang luhur Ada berbagai hadits yang berbicara
2) Pengetahuan dan keterampilan dasar mengenai pemberian reward dan punishment,
yang sesuai dengan kurikulum yang salah satunya adalah sebagai berikut, yaitu :
berlaku
3) Kesehatan dan kebugaran, apresiasi ى َك ْذ َبت
َ ي ٍّ ىَاكَ ث ُ َّم لَ ْم يُعْطِ ْو فَ ِي َ َم ْن قَا َل ِل
ّ ص ِب
seni, dan dasar-dasar olah raga yang
sesuai bakat dan minatnya Barang siapa berkata kepada anak
4) Kemampuan melanjutkan pendidikan kecil : “kemarilah dan ambillah
ke jenjang pendidikan yang lebih sesuatu”, lalu ia tidak memberinya,
tinggi maka perbuatan itu adalah suatu
Untuk mencapai standar kompetensi kedustaan. (HR. Ahmad)
tersebut, Madrasah Ibtidaiyah
menyelenggarakan proses belajar mengajar س ْب َع ِسنِيْنَ ًَ ِإذَا بَ َل َغ
َ صالَةِ ِإذَا بَلَ َغ َّ ي ِبالَّ ص ِب َّ ُم ُرًا ال
yang kurikulumnya mengacu pada علَ ْي َيا ه
َ ُ ٌُِ بْر
ض ا َ ف َْن ع ْش َر ِسنِي
َ
pencapaian tujuan dan harapan tersebut. Perintahkanlah anak kecil untuk
Disamping itu, pihak madrasah melaksanakan shalat apabila sudah
melaksanakan program-program dan mencapai umur tujuh tahun, dan
kegiatan yang menunjang pencapaian tujuan apabila sudah mencapai sepuluh tahun
tersebut. maka pukullah dia apabila tidak
Usaha – usaha dilakukan untuk melaksanakannya. (HR. Abu Dawud
pembentukan akhlak di lembaga pendidikan No. 417)
melalui berbagai macam program dan
metode terus berkembang. Salah satu yang Hadits yang pertama menginstruksikan
dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan bahwa setiap tindakan positif yang dilakukan
adalah penerapan metode reward dan seorang anak harus diberikan reward positif,
apapun harus dengan hadiah, itu membuat melanggar peraturan sekolah baik berupa
mereka ketergantungan dengan hadiah tata tertib, kegiatan belajar mengajar, dan
tidak ada lagi keinginannya sendiri. aktifitas yang mengganggu kegiatan-
Hadiah yang terlalu sering diberikan kegiatan di sekolah.
juga bisa membuat anak jadi malas 1) Preventif (pencegahan)
memperhatikan pelajarannya tetapi lebih Punishment yang diterapkan
kepada hadiahnya, dan bisa membuat anak dengan adanya tata tertib. Tata tertib
nantinya setiap pembelajaran berlangsung di adalah langkah agar anak tidak bersikap
luar maupun di dalam kelas menginginkan yang aneh-aneh dan negatif. Hal tersebut
hadiah terlebih dahulu sebelum melakukan sesuai dengan teori hukuman preventif
yang telah diperintahkan gurunya. Kalau yaitu hukuman yang sifatnya untuk
tidak diberi hadiah anak itu bisa tidak mencegah dari perilaku anak yang kurang
memperhatikan apa yang disampaikan wajar sekaligus mencegah anak berbuat
gurunya. Seperti yang disampaikan Bapak kesalahan yang lebih besar.
Wirhasani yang tidak terlalu sering 2) Represif (kesalahan)
memberikan hadiah setiap beliau mengajar, Refresif yang diterapkan keepada
karena bisa membuat anak ketagihan dan anak contohnya tidak memakai seragam
setiap belajar pasti meminta hadiah, itu pun sekolah, tidak mengerjakan tugas dan,
dilakukan agar anak lebih memperhatikan datang terlambat yaitu anak datang lebih
pelajaran dan lebih mentaati peraturan dari waktu masuk pelajaran maka anak
dengan banyak memberikan nasehat pada akan dikenakan hukuman bisa berupa
setiap pelajaran berlangsung. hafalan surah-surah pendek atau bersih-
6) Tanda Penghargaan bersih. Punishment yang diterapkan
Penghargaan diperuntukkan anak- demikian untuk membut anak tidak
anak yang berprestasi biasanya mengulanginya lagi dan merasa jera
mendapatkan reward berupa piagam dan karena perbuatan salahnya itu.
alat tulis yang dipersiapkan oleh sekolah. Punishment yang telah diterapkan
Penghargaan yang diterima oleh anak jangan sampai membuat anak merasakan
bukan untuk sekedar pemberian saja tapi kenestapaan yang mendalam, maka dari
harus dipertahankan prestasi anak tersebut itu hendaknya ketika seorang guru
dengan tidak lepas membimbingnya baik memberikan punishment harus ada tindak
dari segi intelektualnya maupun lanjutnya, tidak hanya sekedar
tingkahlakunya. menerapkannya saja. Misalnya anak
tersebut mendapat bimbingan belajar,
Seorang guru tidak boleh hanya lebih sering diberi nasehat agar anak tidak
sekedar melihat dan memberikan mengulanginya lagi.
penghargaan saja. Mereka harus tetap Guru harus memperhatikan setiap
membimbing dengan selalu memberikan anak didiknya untuk mengenali karakter
nasehat-nasehat yang disisipkan pada saat masing-masing anak agar lebih
pelajaran berlangung maupun di luar kelas memudahkan guru menerapkan
ketika waktu senggang dengan cara yang punishment agar tidak keliru. Hukuman
lemah-lembut sehingga anak dengan yang dilakukan pun harus sesuai dengan
mudah menerimanya. Adapun juara kelas kesalahan yang diperbuat anak tidak
pada semester 1 kelas IV B adalah sembarang hukum. Apabila anak
Noorraisha Tiara Putri yang mendapatkan melanggar sekali maka akan diberi
nilai tertinggi di kelasnya dan diberikan teguran, yang kedua peringatan dan kalau
penghargaan oleh sekolah. tetap melakukan lagi maka akan akan
b. Penerapan Punishment diberi sanksi.
Punishment adalah hukuman yang Semua tanggapan setuju walaupun
diberikan untuk anak yang telah sebenarnya pada kenyataannya mereka
mengeluh akan adanya punishment yang seperti itu patut diberikan apresiasi berupa
diterapkan Madrasah Ibtidaiyah Asih reward. Tapi tidak menutup kemungkinan
Putera Kota Cimahi, tergantung yang pintar sekalipun bisa juga ia
individunya sendiri bagaimana melakukan kesalahan tidak hanyak anak
menaggapinya dari segi positif maupun yang biasa saja melakukan kesalahan anak
negatif. Pasti masih banyak anak-anak yang pintar pun juga.
yang lainnya beranggapan bahwa Anak yang cerdas akan lebih
punishment merupakan sekedar pengganti semangat lagi dan menimbulkan prestasi
dari pelanggaran atau kesalahan yang yang lebih membanggakan. Semoga
mereka perbuat, oleh karenanya banyak dengan adanya reward ia akan
anak yang masih tidak jera dengan yang mempertahankan prestasinya dan lebih
sudah diberikannya punishment ini. memperbaiki akhlaknya.
Berdasarkan wawancara dengan 2) Minat
guru dan anak didiknya yaitu kelas IV B Minat ini tergantung pada anak
merespon dengan baik dengan adanya yang melakukan hal yang memunculkan
punishment yang diterapkan karena adanya reward dan punishment. Apabila
bersifat edukatif (mendidik) dan hukuman minatnya positif maka keinginannya
fisik pun yang bermanfaat bukan untuk terhadap sesuatu itu berakhir positif dan
menimbulkan penderitaan tetapi sebaliknya apabila minatnya kearah yang
menimbulkan efek jera, malu dan insyaf negatif maka punishment bisa terjadi
akan kesalahannya. terhadap anak tersebut
Minat adalah keinginan yang
2.2 Faktor yang Mempengaruhi besar terhadap sesuatu. Seseorang untuk
Penerapan Pembentukan mencapai apa yang diinginkannya harus
Akhlak melalui Reward dan melalui berbagai cara. Dalam hal
Punishment di Madrasah pendidikan, anak yang memiliki minat
Ibtidaiyah Asih Putera Kota yang positif pasti akan mencapainya
Cimahi. dengan cara yang baik dan benar bukan
jalan yang salah.
Ada beberapa faktor dalam 3) Bakat
menerapkan reward dan punishment yaitu Bakat anak adalah sesuatu yang
faktor internal dan eksternal. Faktor terkadang kita tidak sadari. Jadi kaitannya
internal bagi diri anak itu sendiri. dengan reward dan punishment terhadap
Sedangkan faktor eksternal yaitu bakat ini adalah bahwa kita sebagai
lingkungan sosialnya seperti keluarga, pendidik harus teliti dalam menyikapi
sekolah dan masyarakat. tingkah laku anak, baik anak yang diam
Faktor internal ada pada diri anak mapun yang aktif dalam artian ketika ia
itu sendiri. Kalau anak bisa menempatkan bergaul dengan teman-temannya maupun
dirinya pada tempat semestinya, mudah berkomunikasi dengan gurunya. Ketika
bagi anak meradabtasi di lingkungan ada anak yang berbeda dengan teman-
umum, baik sekolah maupun lingkungan teman yang lainnya hendaklah ada
luar. penganan khusus, agar anak tidak
a. Faktor Internal melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Faktor internal adalah faktor yang ada Terkait dengan bakat, anak yang seperti
pada diri anak itu sendiri contohnya itu agar lebih terarah.
kecerdasan, minat, bakat, dan motivasi. 4) Motivasi
1) Kecerdasan/intelegensi Motivasi merupakan dorongan
Kecerdasan anak dapat dilihat dari dari dalam diri anak itu sendiri maupun
aktifitas belajarnya ketika di dalam dari orang lain. Agar mudah mencapai apa
maupun di luar kelas. Dan anak yang yang kita inginkan dengan melalui
berbagai cara untuk mencapai hal tersebut. nantinya berguna di masyarakat luas.
Terkait dengan akhlak dan prestasi anak Pendidikan sekolah merupakan pendidikan
maka adanya penerapan reward dan formal karena adanya proses perencanaan
punishment yang diterapkan oleh dan pengelolaan yang jelas untuk mencapai
Madrasah Ibtidaiyah Asih Putera Kota suatu tujuan dalam pendidikan. Penerapan
Cimahi. reward dan punishmnet merupakan suatu
Berdasarkan observasi yang cara guru untuk membuat anak merasa
dilakukan ternyata motivasi anak ketika adanya perhatian guru terhadap usaha mereka
mendapat reward semakin besar dalam sama-sama belajar untukmencapai
sedangkan anak yang mendapatkan hasil yang ingin dicapai. Adanya penerapan
punishment juga termotivasi untuk tidak reward dan punishmnet ini juga sebagai cara
mengulanginya lagi walaupun untuk mengarahkan anak kearah yang lebih
kenyataannya tetap mereka baik dan menjadi generasi masa depan yang
mengulanginya. Seharusnya di sanalah tidak hanya bagus dalam segi kuantitas tetapi
peran guru dalam membimbing anak akan juga kualitasnya yang sangat tinggi.
terlihat. 3) Lingkungan sosial masyarakat
b. Faktor Eksternal Lingkungan masyarakat juga
1) Lingkungan sosial keluarga merupakan faktor karena anak setinggi-
Lingkungan yang baik bagi anak tingginya menuntut ilmu pasti pada
adalah keluarga yang sangat berperan akhirnya ke masyarakat juga kembalinya
dalam hal ini. Karena Keluarga juga untuk kemaslahatan bersama. Lingkungan
berperan dalam hal itu karena pendidikan masyarakat bukan hanya tempat tinggal
awal anak adalah dalam keluarga. Kalau kita melainkan semua yang ada di sekitar
keluarga tidak bisa atau kurang mampu kita. Lingkungan masyarakat yang baik
membimbing anak, orangtua dapat adalah lingkungan masyarakat yang
mengarahkannya ke sekolah karena tugas mendukung keberhasilan anak dalam
sekolah adalah menjadikan anak pribadi dunia pendidikan, contohnya ketika ada
yang berpotensi besar menjadi orang kegiatan sekolah di lingkungan sekitar
sukses dalam ilmu pengetahuan dan masyarakat mereka ikut serta membantu
berakhlakul karimah yang naantinya akan hingga kegiatan tersebut berakhir.
melanjutkan generasi selanjutnya. Sejatinya seorang anak itu terlahir
Terkait dengan akhlak anak, dalam keadaan suci lagi baik. Namun
adanya penerapan reward dan punishmnet tergantung pembawaan anak itu sendiri
ini sebenarnya membantu orangtua yang bagaimana ia menyesuaikan dirinya
mungkin kurang mampu mendidik terhadap segala yang datang dari dalam
anaknya dalam artian pendidikannya yang dirinya maupun lingkungannya. Melihat
rendah atau faktor ekonomi keluarga itu kondisi anak yang berbeda-beda, maka
sendiri. Jadi dengan penerapan reward dari itu pentingnya penerapan reward dan
dan punishmnet ini, semoga dapat punishment ini dalam dunia pendidikan
mengubah pribadi anak yang kurang baik agar lebih mengenai bagaimana peran
menjadi lebih baik dan yang sudah baik anak dalam dunia pendidikan ini.
dapat mempertahankannya bahkan Faktor eksternal dalam penerapan
meningkatkannya lagi. reward dan punishmnet saling keterkaitan
2) Lingkungan sosial sekolah antar semuanya. Dari lingkungan sosial
Sekolah sangat berperan dalam anak bisa terpengaruh, kalau
proses pendidikan anak. tidak hanya lingkungannnya baik maka baik pula anak
mengajarkan ilmu dunia saja tetapi juga ilmu tersebut kalau responnya terhadap
akhirat unuk bekal di akhirat nanti. lingkungan tersebut baik. Tapi kalau
Sekolahpun juga menanamkan nilai-nilai dan lingkungannya tidak baik akan dapat
keterampilan yang bisa membuat anak berdampak pula pada tingkahlaku anak,
kalau dalam lingkungan sekolah pastilah meneruskan masa depan dengan baik,
pendidik akan mengembangkan lebih baik bukan hanya dengan bermodalkan harta
potensi anak ke arah yang dapat membuat tetapi dengan dibekali ilmu pengetahuan
anak menjadi orang yang berguna baik di dan akhlak yang baik maka lahirlah
sekolah, keluarga maupun lingkungan generasi yang sesuai dengan tujuan dari
luar. Pentingnya penerapan reward dan Dunia pendidikan dan harapan kita semua
punishment di dalam dunia pendidikan yaitu generasi dapat meneruskan serta
sekaligus mengarahkan akhlak anak agar mengembangkan ilmu pengetahuan Islami
terarah dan terhindar dari penyimpangan maupun umum dengan baik.
akhlak yang negatif. Pendidikan 3. PENUTUP
menginginkan anak didiknya menjadi 1. Kesimpulan
orang yang baik, dari segi pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian
dan akhlaknya, agar seimbang antara ilmu yang telah dilaksanakan maka dapat
yang didapatnya dengan implikasinya di diambil kesimpulan sebagai berikut :
lingkungan nantinya. Apalagi banyak 1. Penerapan Reward and
faktor yang mendukung dari faktor Punishment terhadap
internal dan eksternal berarti sangat baik pembentukan akhlak di
sebenarnya reward dan punishment ini Madrasah Asih Putera Kota
diterapkan baik di sekolah, keluarga Cimahi pada siswa-siswa kelas I
maupun masyarakat luas. Karena setiap sampai kelas VI dilaksanakan
perbuatan kita di dunia ini akan mendapat oleh semua guru yang mengajar
balasan, yang baik balasannya baik yang di Madrasah Asih Putera Kota
buruk akan mendapat balasan juga sesuai Cimahi. Reward yang diterapkan
dengan apa yang dilakukannya. berupa pujian, acungan jempol,
Penerapan reward hendaknya tanda bintang, penghormatan,
jangan terlalu sering seperti hadiah atau hadiah, tanda penghargaan, tepuk
penghargaan tetapi kalau sekedar tepuk tangan dan simbolik lainnya.
tangan, acungan jempol itu tidak masalah. Sedangkan punishment berupa
Dan untuk punishment juga jangan terlalu menghafal surat-surat pendek,
berlebihan misalnya hukuman yang menulis Al-Qur’an, bersih-bersih
berbentuk pukulan sampai anak tidak di kelas, tugas tambahan dan
berdaya lagi, hukuman seperti itu bukan teguran.
hanya saja merusak fisik anak tetapi juga 2. Faktor yang mendalam
mental bagi anak yang terhukum maupun diterapkannya Reward and
teman-temannya yang menyaksikan Punishment terhadap
hukuman tersebut. Hukuman seperti itu pembentukan akhlak di
sudah keterlaluan, tetapi kalau Madrasah Asih Putera Kota
hukumannya yang edukatif seperti Cimahi ada internal dan
membersihkan dan merapikan buku-buku eksternal. Faktor internal yaitu
di perpustakaan tidak masalah karena dari dalam diri anak itu sendiri
dengan begitu aktifitas yang biasa tidak seperti kecerdasan (intelegenci),
bermanfaat dilakukannya jadi minat, bakat dan motivasi.
tertinggalkan, tetapi untuk melakukan Sedangkan faktor eksternal yaitu
hukuman seperti itu lihat kondisi anak lingkungan sosial meliputi
juga. Jadi seimbangkanlah antara keluarga, sekolah dan
keduanya agar anak tidak merasa terlalu masyarakat.
terbebani dengan adanya punishment dan
tidak terlena dengan adanya reward. 2. Saran
Tujuan semuanya itu adalah untuk Berdasarkan hasil penelitian
menjadikan anak-anak yang dapat yang telah terlaksanakan tentang