Soekarno
Ir. Soekarno (lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – wafat di
Jakarta, 21 Juni 1970 dalam umur 69 tahun) adalah Presiden
Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 – 1966. Ia
memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa
Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila.
Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan
Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
1. Istri Soekarno
1. Oetari
2. Inggit Garnasih
3. Fatmawati
4. Hartini
5. Ratna Sari Dewi Soekarno (nama asli: Naoko Nemoto)
6. Haryati
2. Putra-putri Soekarno
Guruh Soekarnoputra
Megawati Soekarnoputri, Presiden Republik Indonesia masa
jabatan 2001-2004
Guntur Soekarnoputra
Rachmawati Soekarnoputri
Sukmawati Soekarnoputri
Taufan dan Bayu (dari istri Hartini)
Kartika Sari Dewi Soekarno (dari istri Ratna Sari Dewi
Soekarno)
Peninggalan
Pada tanggal 19 Juni 2008, Pemerintah Kuba menerbitkan
perangko yang bergambar Soekarno dan presiden Kuba Fidel
Castro. Penerbitan itu bersamaan dengan ulang tahun ke-80 Fidel
Castro dan peringatan “kunjungan Presiden Indonesia, Soekarno,
ke Kuba”.
Penamaan
Nama lengkap Soekarno ketika lahir adalah Kusno Sosrodihardjo.
Ketika masih kecil, karena sering sakit-sakitan, menurut kebiasaan
orang Jawa[rujukan?]; oleh orang tuanya namanya diganti menjadi
Soekarno[rujukan?]. Di kemudian hari ketika menjadi Presiden
R.I., ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi
Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan
penjajah (Belanda)[rujukan?]. Ia tetap menggunakan nama
Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut
adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah[rujukan?].
Masa Marabahaya
Soekarno, Presiden Indonesia pertama, sedikitnya pernah
mengalami percobaan pembunuhan lebih dari satu kali, Putrinya,
Megawati Soekarnoputri pernah menyebut angka 23. “Saya ingin
mengambil satu contoh konkrit, Presiden Soekarno itu mengalami
percobaan pembunuhan dari tingkat yang namanya baru rencana
sampai eksekusi (sebanyak) 23 kali,” tutur Mega pada Juli 2009.
Sementara itu, angka lebih kecil keluar dari mulut Sudarto
Danusubroto.
3.Pencegatan Rajamandala
Pada April 1960, Perdana Menteri Uni Soviet saat itu, Nikita
Kruschev mengadakan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Dia
menyempatkan diri mengunjungi Bandung, Yogya dan Bali.
Presiden Soekarno menyertainya dalam perjalanan ke Jawa
Barat. Tatkala, sampai di Jembatan Rajamandala, ternyata
sekelompok anggota DI/TII melakukan penghadangan. Beruntung
pasukan pengawal presiden sigap meloloskan kedua pemimpin
dunia tersebut.
4.Granat Makassar
Pada 7 Januari 1962, Presiden Soekarno tengah berada di
Makassar. Malam itu, ia akan menghadiri acara di Gedung
Olahraga Mattoangin. Ketika itulah, saat melewati jalan
Cendrawasih, seseorang melemparkan granat. Granat itu meleset,
jatuh mengenai mobil lain. Soekarno selamat. Pelakunya Serma
Marcus Latuperissa dan Ida Bagus Surya Tenaya divonis
hukuman mati.
7.Granat Cimanggis
Pada Desember 1964, Presiden Soekarno dalam perjalanan dari
Bogor menuju Jakarta. Rombongannya membentuk konvoi
kendaraan. Dalam laju kendaraan yang perlahan, mata Soekarno
sempat bersirobok dengan seorang lelaki tak dikenal di pinggir
jalan. Perasaan Soekarno kurang nyaman. Benar saja, lelaki itu
melemparkan sebuah granat ke arah mobil presiden. Beruntung,
jarak pelemparannya sudah di luar jangkauan mobil yang melaju.
Soekarno pun selamat.
Pengganti : Soeharto
Kebangsaan : Indonesia
Partai politik : PNI