Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

DIFUSIVITAS & MEKANISME PERPINDAHAN MASSA

Dalam perpindahan massa juga dikenal dua cara perpindahan yaitu konveksi
dan difusi. Massa berpindah secara konveksi karena terbawa aliran, dan aliran
disebabkan oleh gaya dari luar sistem. Dalam difusi molekul-molekul bergerak satu
terhadap yang lainnya karena adanya gaya penggerak dari dalam sistem, yaitu
perbedaan konsentrasi.
Perpindahan Massa karena konveksi sudah dijumpai lebih dahulu dalam
pembahasan perpindahan momentum, dan dalam semua masalah aliran ada
perpindahan massa karena konveksi. Dalam hal ini kita hanya membahas masalah
perpindahan massa secara difusi.
Untuk dapat terjadinya difusi minimal harus ada dua senyawa berbeda, kalau
hanya satu senyawa tidak dapat dilihat difusinya. Misalnya difusi A dalam campuran
biner A dan B disebabkan gradien konsentrasi A.
Difusi lebih sulit dari pada aliran viscos atau konduksi panas, karena di sini
harus menghadapi campuran, yaitu harus dapat dilihat gerakan A dalam campuran.
Dalam campuran difusi kecepatan masing-masing komponen berbeda-beda. Jadi
sebelum laju difusi didefinisikan harus tahu terlebih dahulu tentang definisi
konsentrasi, kecepatan dan fluksi massa.
Difusi A dalam campuran biner A dan B terjadi karena gradien konsentrasi A.
Peristiwa ini disebut difusi biasa untuk membedakan dengan difusi tekanan (gerakan
A akibat dari gradien tekanan), difusi thermal (gerakan A akibat dari gradien thermal)
dan difusi paksa (gerakan A akibat dari ketidak seimbangan gaya eksternal pada A
ban B).

1.1 Definisi Konsentrasi, Kecepatan dan Fluksi Massa


Dalam sistem multi komponen konsentrasi dari berbagai komponen dapat
dinyatakan dalam banyak cara, di sini kita hanya membahas dalam empat cara.

1. Konsentrasi massa komponen i ( i ) yaitu massa komponen i per satuan volum


larutan, maka density massa larutan:

n
   i (1.1)
n i

2. Fraksi Massa (ωi) yaitu konsentrasi massa komponen i dibagi dengan density
(massa) larutan:

i  i /  (1.2)

n n
i 1 n
 i  
i 1 i 1
  i  1
  i 1
(1.3)

1 Perpindahan massa
Teknik Kimia – UNIMAL.
3. Konsentrasi molar komponen i (ci) yaitu jumlah mol komponen i per satuan
volume larutan.

i
ci  (1.4)
Mi

dimana Mi = berat molekul i.

Konsentrasi larutan atau density molar larutan


n
c   ci (1.5)
n i

4. Konsentrasi mol komponen i (xi) yaitu konsentrasi molar komponen i dibagi


dengan density molar larutan.

ci
xi  (1.6)
c
n n
ci 1 n
 x  c
i 1
i
i 1
  ci  1
c i 1
(1.7)

Dalam campuran difusi berbagai komponen kimia bergerak dengan kecepatan


berbeda-beda, dengan demikian kecepatan gerak campuran adalah kecepatan rata-
rata masing-masing komponen. Beberapa cara perata-rataan. Bila kecepatan

komponen i terhadap koordinat diam adalah  i maka kecepatan rata-rata lokal
dapat didasarkan atas massa atau molar.

Atas dasar massa:

n


  i i
  i 1
n (1.8)
 i 1
i

n


 i i
  i 1

 n 
    i i (1.9)
i 1


dimana  = Laju alir massa dalam satu satuan luas.

Atas dasar molar

2 Perpindahan massa
Teknik Kimia – UNIMAL.
n


c i i
*  i 1
n (1.10)
c
i 1
i

n


 c i i
*  i 1
c

n
 
c *   ci i (1.11)
i 1


dimana c * = Laju alir mol dalam satu satuan luas.

Dalam sistem aliran sering kali kecepatan dari komponen yang diberikan
 
terhadap  atau  * dari pada terhadap koordinat diam. Sehingga timbul suatu definisi
dari kecepatan difusi.
  
 - i = Kecepatan difusi komponen i relatif terhadap  (1.12)

  
 - * = Kecepatan difusi komponen i relatif terhadap  * (1.13)

Kecepatan difusi ini menunjukkan gerakan komponen i relatif terhadap gerakan local
aliran fluida.

Fluksi massa atau molar komponen i merupakan besaran vector yang


menunjukkan massa atau molar komponen i yang melewati satu satuan luas per
satuan waktu. Gerakannya dapat terhadap koordinat diam, dengan kecepatan rata-rata
 
massa local  , atau dengan kecepatan rata-rata molar local  *

Maka :
 Fluksi massa dan molar relatif terhadap koordinat diam
 
massa: ni   i i (1.14)
 
molar: N i  ci i (1.15)

 Fluksi massa
 danmolar relatif terhadap kecepatan rata-rata massa  .

massa: ji   i ( i   ) (1.16)
  
molar: J i  ci ( i  ) (1.17)


 Fluksi massa dan molar relatif terhadap kecepatan rata-rata molar  *
*  
massa: ji   i ( i   * ) (1.18)
  
molar: J i*  ci ( i  * ) (1.19)

3 Perpindahan massa
Teknik Kimia – UNIMAL.
 
Fraksi molar J i (persamaan 1.17) dan fluksi massa J i* (persamaan 1.19) jarang

digunakan karena untuk menghitung fluksi molar, J i didasarkan atas kecepatan rata-

rata massa, sedangkan untuk fluksi massa, J i* sebaliknya didasarkan atas kecapatan

rata-rata molar. Fluksi molar, N i sering digunakan dalam kerekayasaan, karena dalam
perhitungan biasanya diinginkan terhadap sistem koordinat diam pada peralatan.

 
Hubungan antara fluksi massa molar N i dan J i* adalah:
  
J i*  ci ( i  * )
  
J i*  ci i  ci *

n

 
c 
j 1
j j

J i*  ci i  ci
c

  c n

J i*  ci i  i
c
c 
j 1
j j

  n 
J i*  N i  xi  N j (1.20)
j 1

Fluksi difusi molar untuk sistem biner dapat ditulis:

 dx
J i*  cD AB A (1.21)
dz

Persamaan (1.21) dikenal dengan hukum Fick pertama, dan hanya berlaku untuk
difusi.

Untuk sistem biner A dan B persamaan (1.20) menjadi


   
J A*  N A  x A ( N A  N B ) (1.22)
   
N A  J A*  x A ( N A  N B )

 dx  
N A  cDAB A  x A ( N A  N B ) (1.23)
dz

Persamaan (1.23) menunjukkan bahwa fluksi difusi N A relatif terhadap koordinat

diam merupakan resultan dari dua besaran vector, yaitu vektor J i*  cDAB dx A / dz ,
 
adalah fraksi molar A akibat dari difusi, dan vektor x A ( N A  N B ) adalah fraksi molar
A akibat dari gerakan fluida.
4 Perpindahan massa
Teknik Kimia – UNIMAL.
Dari persamaan (1.21) dapat disimpulkan bahwa :

Fluksi = - (koefisien) x (gradien konsentrasi)

atau

Fluksi = - (difusifitas) x (gradien konsentrasi) (1.24)

Dari hubungan ini dapat dilihat kesamaan antara ketiga perpindahan secara molekuler,
yaitu perpindahan momentum, kalor dan massa.

Untuk sistem satu dimensi:


Fluksi momentum (hukum Newton untuk ρ konstan)
dv  d ( v x ) d ( v x )
 yx    x     (1.25)
dy  dy dy

Fluksi energi (hukum Fourier untuk Ĉ P konstan)


dT k d ( Cˆ PT ) d ( Cˆ PT )
q y  k    (1.26)
dy Cˆ P dy dy

Fluksi massa (hukum Fick untuk ρ konstan)


d A d (  A ) d
j Ay   DAB  DAB  DAB A (1.27)
dy dy dy

Fluksi molar:
dx A d (cx A ) dc
*
J Ay  cDAB  DAB  DAB A (1.28)
dy dy dy

Persamaan-persamaan tersebut menyatakan bahwa, persamaan (1.25),


persamaan momentum terjadi karena gradien konsentrasi momentum ρvx; persamaan
(1.26) perpindahan energi kalor terjadi karena gradien konsentrasi energi kalor
Cˆ PT ; persamaan (1.27) perpindahan massa terjadi karena gradien konsentrasi
massa ρA . Sedangkan v, α dan DAB merupakan difusifitas momentum, energi kalor
dan massa.
Biarpun antara ketiga perpindahan analog, tetapi untuk perpindahan massa
 
timbul sedikit kesulitan, karena yang dilihat bukan fluksi molar J A* , tetapi N A .
Sedangkan untuk perpindahan momentum dan energi kalor, fluksinya dapat
digunakan langsung, yaitu,  yx dan q y .
Difusivitas massa DAB untuk sistem biner merupakan fungsi temperatur,
tekanan, dan komposisi, sedangkan viskositas μ dan konduktivitas panas k untuk
fluida murni hanya merupakan fungsi temperatur dan tekanan.
Untuk campuran gas biner pada tekanan rendah, DAB berbanding terbalik
dengan tekanan, berbanding lurus dengan temperatur, dan hampir tidak tergantung
pada komposisi dari suatu pasangan gas.

5 Perpindahan massa
Teknik Kimia – UNIMAL.

Anda mungkin juga menyukai