Anda di halaman 1dari 13

 

5/22/2018 konse p nike l - slide pdf.c om

TRANSALD CONSULTING  

A. Konsep Geologi Nikel


Geological Setting
Batuan beku ultra mafik (ultrabasa)

Mineral petunjuk
Milerite, nicolite, pentlandite, pyrhotite.

Kondisi pembentukan
Residu yang terkonsentrasi saat pelapukan
Tanah laterit hasil pelapukan peridotit, dunit

Metode identifikasi.
Petrografi, mineragrafi untuk mengenali mineral- mineral.
Geokimia untuk menentukan unsur-unsur petunjuk (Ni, Co, Cr, Mn , Fe, MgO, SiO2) dan unsur
target (Ni)

Gambar 1. Penampang skematik endapan nikel laterit di New


Caledonia (de Chetalat, dalam Boldt, 1967)

http://slide pdf.c om/re a de r/full/konse p-nike l 1/13


 

5/22/2018 konse p nike l - slide pdf.c om

TRANSALD CONSULTING  

Gambar 2. Zonasi pelapukan diatas batuan ultramafik

http://slide pdf.c om/re a de r/full/konse p-nike l 2/13


 

5/22/2018 konse p nike l - slide pdf.c om

  TRANSALD CONSULTING  

Gambar 3. Skema pembentukan bijih nikel dalam penampang laterit diatas batuan
ultramafik (Darijanto, 1988)

http://slide pdf.c om/re a de r/full/konse p-nike l 3/13


 

5/22/2018 konse p nike l - slide pdf.c om

TRANSALD CONSULTING  

1 Profil Laterit pada Batuan Ultramafik

Laterit adalah produk residual pelapukan kimiawi pada batuan di permukaan


bumi, dimana mineral primer yang tidak stabil terlarutkan atau terurai dan
membentuk mineral baru yang lebih stabil. Tabel 1 menunjukan pengaruh utama
pelapukan kimiawi pada batuan secara umum dan bagaimana proses ini
dimanifestasikan dalam pelapukan batuan ultramafik.
Proses Umum Pengaruh pada Batuan Ultramafik
Pencucian unsur pokok yang mobile : Penguraian olivin, piroksen, serpentin dan

alkalis, alkalin  pencucian Mg, Ni, Mn, Co


Pembentukan mineral sekunder yang stabil : Pembentukan goetit dan smektit,
oksida Fe dan Al, lempung  penyerapan Ni dari larutan
Pencucian sebagian komponen yang kurang Pencucian silika di dalam iklim hutan dan
mobile : silika, alumina, Ti savana yang basah
Mobilisasi dan represipitasi sebagian unsur Presipitasi oksida Mn dan penyerapan Ni
 pokok yang dipengaruhi kondisi redoks : Fe, dan Co dari larutan
Mn

Penyimpanan dan konsentrasi residual Konsentrasi kromit residual


mineral yang resisten : zirkon, kromit, kuarsa

Tabel 1. Pengaruh utama pelapukan kimiawi pada batuan ultramafik

Proses laterisasi meliputi penguraian mineral primer dan pelepasan beberapa


komponen kimia ke dalam airtanah, pencucian komponen yang mobile,
konsentrasi komponen yang immobile atau tidak larut, dan pembentukan mineral
baru yang stabil dalam lingkungan pelapukan. Pengaruh transformasi mineral
dan mobilitas elemen yang berbeda-beda menghasilkan material pelapukan yang
berlapis yang menutupi batuan induk yang disebut profil laterit (Gambar 1).

Bagian paling bawah dari profil laterit disebut zona bedrock adalah batuan
ultramafik yang masih segar. Bagian atas dari bedrock adalah saprock yang
merupakan batuan ultramafik dimana pelapukan terjadi pada kontak antar
mineral dan pada batas rekahan, batuan segar masih melimpah dan sedikit

http://slide pdf.c om/re a de r/full/konse p-nike l 4/13


 

5/22/2018 konse p nike l - slide pdf.c om

TRANSALD CONSULTING  

tedapat produk pelapukan. Kemudian di atasnya terdapat zona saprolite, pada


zona ini proporsi mineral primer menurun, pada zona yang ter-fracture-kan
dengan kuat terjadi pelapukan yang menyeluruh dan akhirnya meninggalkan
bongkah-bongkah batuan dasar (tekstur batuan ultramafik masih terlihat) yang
mengambang di dalam campuran mineral-mineral primer dan ubahan (lapukan).
Bagian paling atas disebut zona limonit, yang seluruhnya terdiri dari mineral
ubahan (dominan goetit dan hematit), dimana tekstur batuan asal sudah tidak
terlihat.

Gambar 4. Profil laterit yang berkembang pada batuan ultramafik


di dalam iklim tropis dan komposisi kimianya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan dan perkembangan profil laterit


adalah :
•   Jenis batuan : Batuan sumber pembawa nikel adalah batuan ultramafik,
seperti dunit, peridotit dan piroksenit. Mineralogi juga menentukan
kerentanan batuan terhadap pelapukan dan elemen-elemen yang tersedia
untuk rekombinasi sebagai mineral baru.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/konse p-nike l 5/13


 

5/22/2018 konse p nike l - slide pdf.c om

TRANSALD CONSULTING  

•   Iklim : Iklim tropis dengan temperatur yang panas dan curah hujan yang
tinggi akan memudahkan terjadinya proses pelapukan yang menghasilkan
laterit nikel.
•   Topografi : Kondisi topografi yang landai dengan slope 5-15% biasanya akan
menghasilkan laterit nikel yang bagus karena tingkat erosinya relatif rendah
sehingga laterit nikel yang terbentuk tidak banyak yang tererosi.
•   Drainase : drainase mempengaruhi jumlah air yang tersedia untuk pencucian
unsur pokok yang mobile dalam batuan dasar.

  Tektonik : pengangkatan tektonik meningkatkan erosi pada bagian atas
profil, meningkatkan relief topografi dan menurunkan muka airtanah.
Tektonik yang stabil memperkenankan pendataran bentang alam dan
pergerakan airtanah melambat.
•   Struktur : Batuan ultramafik yang terdapat di daerah yang mempunyai
struktur geologi yang aktif akan lebih banyak terdapat sesar dan
fracture/rekahan-rekahan sehingga permeabilitas batuan dasar meningkat

dan memudahkan terjadinya proses pelapukan  yang menghasilkan laterit


nikel. Struktur yang besar juga akan memudahkan terjadinya proses
serpentinisasi.

Ketebalan profil laterit ditentukan oleh keseimbangan antara kecepatan


pelapukan kimiawi pada bagian dasar profil dan penghilangan fisikal bagian
atas profil oleh erosi. Kecepatan pelapukan kimiawi bervariasi dari 10-50 m per
juta tahun, secara umum proporsional terhadap kuantitas air yang disaring
melewati profil dan 2-3 kali lebih cepat dalam batuan ultramafik daripada
batuan sialik (Nahon, 1986).

http://slide pdf.c om/re a de r/full/konse p-nike l 6/13


 

5/22/2018 konse p nike l - slide pdf.c om

TRANSALD CONSULTING  

Gambar 5. Skema pembentukan profil nikel laterit (Jajulit, 1992)

http://slide pdf.c om/re a de r/full/konse p-nike l 7/13


 

5/22/2018 konse p nike l - slide pdf.c om

TRANSALD CONSULTING  

1a Kadar Nikel di Batuan Asal

Batuan asal peridotit mengandung mineral olivin (Mg,Fe,Ni)2SiO4 dengan kadar


Ni sekitar 0.3%.

Unsur Kadar relative Kadar absolute dari 1 kg


(% berat) batuan asal (gram)
SiO2 40 400

MgO 42 420

Fe2SO3 7.5 75

Al2O3 1 10

Ni 0.2 2

H2O 8 80

Unsur lainnya 0.8 8

Spinel Chrom 0.5 5

Jumlah 100 % 1000

Tabel 2. Kandungan unsur-unsur di batuan asal pada daerah tambang nikel PT. ANTAM 

1b Kemiringan Lereng

Air tanah yang bergerak dari pegunungan ke arah lereng yang lebih rendah
membawa Ni, Mg, Si ke zona pelindihan. Ni akan terjebak pada tempat yang
banyak rekahan dan berkemiringan lereng landai – sedang.

Kemiringan lereng Proses % Ni % Fe

< 10o  Kimia < mekanik kecil tinggi

10 – 20o  Keseimbangan ideal tinggi

20 - 25o  Mekanik > kimia sedang

25 - 30o  Mekanik > kimia kecil kecil

>30o  Mekanik > kimia Sangat kecil Sangat kecil

Tabel 3. Kemiringan lereng yang mempengaruhi proses pengayaan Ni dalam laterit

http://slide pdf.c om/re a de r/full/konse p-nike l 8/13


 

5/22/2018 konse p nike l - slide pdf.c om

TRANSALD CONSULTING  

2 Jenis Profil Laterit

Berdasarkan mineralogi dominan yang berkembang di dalam profil, profil laterit


dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu : (Gambar 4.2)
a. Laterit Oksida
Laterit ini sebagian besar terdiri dari hidroksida dan oksida Fe pada bagian atas
profil, yang menutupi batuan dasar yang sudah terubah atau yang masih segar.
Jenis laterit ini sangat umum sebagai produk akhir laterisasi pada batuan
ultramafik. Dengan kehadiran air, mineral primer (olivin dan atau serpentin,
ortopiroksen dan klinopiroksen) terurai oleh hidrolisis melepaskan ion ke dalam
larutan yang encer. Olivin adalah mineral yang paling tidak stabil dan mineral
pertama yang lapuk, Mg2+ tercuci dan hilang ke airtanah, dan sebagian besar Si
tercuci dan hilang. Fe2+  teroksidasi dan terendapkan sebagai ferric hydroxide,
dan membentuk goetit. Ortopiroksen dan serpentin juga melepaskan Mg, Si dan
akan diganti oleh goetit. Transformasi mineralogi melibatkan hilangnya Mg dan
konsentrasi residual Fe terlihat jelas. Pada profil laterit, kandungan Mg semakin

menurun ke bagian atas profil, sedangkan kandungan Fe semakin meningkat ke


bagian atas profil (Gambar 6). 

Gambar 6. Jenis profil laterit

http://slide pdf.c om/re a de r/full/konse p-nike l 9/13


 

5/22/2018 konse p nike l - slide pdf.c om

TRANSALD CONSULTING  

Ni dan Co menunjukan reaksi yang berbeda terhadap major element (Gambar


4.3B). Hampir semua Ni dan Co dalam batuan ultramafik terjadi dalam larutan
pada olivin dan serpentin. Pada saat olivin dan serpentin terurai, melepaskan ion
Ni dan Co yang mempunyai afinitas kimia membentuk Fe hydroxides, dan mereka
tergabung serta terkonsentarsi ke dalam struktur oleh kombinasi adsorpsi dan
penggantian Fe3+. Kandungan 1,5% Ni dan 0,1% Co terlihat dalam goetit masif
yang berkembang dari olivin (kandungan 0,3% Ni dan 0,02%). Ni dan Co juga

bergabung ke dalam Mn oxides, yang terendapkan oleh reaksi redoks sebagai


vein dan menyelimuti permukaan mineral dan fracture.

Trend mineralogi dalam zona limonit merefleksikan transformasi gradual goetit


(yellow limonite) ke hematit (red limonite). Di dalam red limonite, pada bagian
paling atas profil, berkembang kerak sebagai nodul yang bersatu dan keras, yang

http://slide pdf.c om/re a de r/full/konse p-nike l 10/13


 

5/22/2018 konse p nike l - slide pdf.c om

TRANSALD CONSULTING  

dikenal sebagai ferricrete, kerak besi atau cuirasse. Tipe laterit oksida banyak
ditemui di daerah Moa Bay dan Pinares (Kuba), Goro dan Prony (Kaledonia Baru)
serta Soroako dan Halmahera (Indonesia). 

Gambar 7. Diagram major element dan minor element pada profil laterit

b. Laterit Lempung
Laterit ini sebagian besar terdiri dari lempung smectitic pada bagian atas profil.
Di dalam kondisi pelapukan yang berat (iklim dingin atau panas), silika tidak
tercuci seperti dalam lingkungan tropis, dan malahan bergabung dengan Fe dan
Al membentuk zona yang kaya smectite clay nontronite. Nontronite clay
mengandung 1-1,5% Ni. Kelebihan silika dapat terendapkan sebagai nodul opalin
atau kalsedonik di dalam lempung. Laterit lempung juga berkembang pada

http://slide pdf.c om/re a de r/full/konse p-nike l 11/13


 

5/22/2018 konse p nike l - slide pdf.c om

TRANSALD CONSULTING  

daerah, dimana pergerakan airtanah terbatas seperti di daerah yang luas dengan
relief topografi yang rendah. Horizon lempung mungkin ditutupi oleh zona tipis
oksida kaya Fe, yang mana umumnya Ni nya rendah dan bagian bawahnya terdiri
dari saprolit yang lapuk sebagian, yang mengandung serpentin dan nontronin.
Tipe laterit lempung banyak ditemukan di Murrin Murrin (Australia), Bulong dan
Marlborough (Brazil).

c. Laterit Silikat

Laterit ini sebagian besar terdiri dari silikat Mg-Ni (mineral serpentin dan
garnierite) yang terjadi pada bagian dalam profil, yang mungkin ditutupi oleh
laterit oksida. Laterit silikat dicirikan oleh pengayaan mutlak atau konsentrasi Ni
dalam zona saprolit yang terdiri dari mineral primer yang terubah seperti
serpentin goetit, lempung smektit dan garnierit. Sebagian besar nikel berasal
dari pelepasan oleh rekristalisasi goetit ke hematit pada bagian atas profil. Nikel
terendapkan kembali dalam saprolit oleh substitusi Mg di dalam serpentin (yang
mana dapat mengandung sampai 5% Ni) dan di dalam garnierit yang kadarnya
lebih dari 20% Ni (Pelletier, 1996). Di dalam laterit silikat, rata-rata kandungan
Ni 2-3%. Contoh laterit silikat yang secara ekonomik penting dapat dijumpai di
Kaledonia Baru.

3 Tatanan Geologi Endapan Laterit Nikel


Endapan Laterit Nikel ditemukan dalam dua tatanan tektonik (Brand et. Al.,
1998) yaitu :
a. Daerah Akresi (accreationary terrains) : secara tektonik merupakan zona
aktif sering berasosiasi dengan zona batas lempeng samudera atau benua dan
zona tumbukan. Sesar naik telah mengobduksi slab peridotit mantel atas dan
batuan yang berasosiasi membentuk komplek ofiolit dengan daerah luas yang
tersingkap di permukaan. Proses tektonik (pengangkatan) mempunyai pengaruh
yang besar dalam pembentukan tipe endapan laterit ini. Umur batuan
ultramafik dan laterisasi dari Kapur sampai Tersier akhir. Daerah Akresi khas

http://slide pdf.c om/re a de r/full/konse p-nike l 12/13


 

5/22/2018 konse p nike l - slide pdf.c om

TRANSALD CONSULTING  

pada tatanan busur kepulauan yang aktif dan tidak aktif, seperti di Indonesia,
Filipina dan Kaledonia Baru.

b. Daerah Kraton (cratonic terrains) : laterit berkembang pada komplek mafik


fase komatites dan ultramafik yang berumur Archaean sampai Paleozoic.
Tektonik yang relatif stabil mengizinkan pembentukan peneplain (dataran yang
luas) dan laterit berkembang pada relief yang sedang-landai. Drainase yang
terbatas sering menghasilkan pembentukan smektit daripada oksida. Kestabilan

tektonik mengizinkan laterisasi yang menerus pada waktu yang lama


memberikan pelapukan yang tinggi sampai dalam dan pembentukan laterit
memanjang ke dalam zona iklim yang lebih dingin atau kurang lembab.
Contohnya di Yilgarn craton, Australia Barat, Brazil, Afrika Barat dan Ural di
Ruisa/Ukarina.

Pada skala lokal, berdasarkan topografi, laterit dapat dikelompokan menjadi

tiga yaitu a. Endapan Plateau : dipengaruhi oleh proses drainase yang aktif
tetapi kurang erosi, karena itu cenderung menunjukan perkembangan profil yang
lengkap dan membentuk zona saprolit yang tebal. Contohnya endapan plateau
The Thio dan Koniambo di Kaledonia Baru.

b. Endapan Slope : lebih dipengaruhi oleh erosi dan zona oksida kurang
berkembang atau absen. Perkembangan laterit silikat dapat juga lebih tipis
daripada endapan plateau seperti pergerakan airtanah yang mempunyai
komponen lateral lebih besar. Meskipun, aliran airtanah lateral yang meningkat
dapat menyebabkan kadar Ni yang lebih tinggi.

c. Endapan Teras : adalah sisa peneplain yang dahulu atau permukaan erosi dan
menunjukan pengangkatan tektonik yang berhenti sementara. Endapan ini
cenderung menunjukan perkembangan profil yang lengkap dan zona saprolit
yang tebal. Teras dapat meliputi produk erosi laterit dari plateau disekitarnya

http://slide pdf.c om/re a de r/full/konse p-nike l 13/13

Anda mungkin juga menyukai