Abstrak:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, Perencanaan Implementasi
Kurikulum Pesantren Berbasis Iktisyaf dilakukan pada saat rapat yang di hadiri
pengasuh/kiai dan semua pengurus pondok pesantren. Dalam proses perencanaan
ini memfokuskan pada perumusan tujuan metode Iktisyaf, perumusan isi
kurikulum, perumusan tenaga pendidik dan peserta didik, dan perumusan training
of training untuk tenaga pendidik. Kedua, pelaksanaannya terdiri dari placement
test, terintegrasi pada proses pembeljaran, interview sekligus penguatan
pemahaman setiap bulan sekali, dan program tahunan yang di adakan lomba-
lomba sekaligus wisuda Iktisyaf. Ketiga, faktor dalam kurikulum pesantren
berbasis iktisyaf ini ada dua faktor yaitu faktor pendukung seperti adanya tenaga
pendidik yang profesional, adanya dukungan dari masyarakat yang kuat. Dan juga
faktor penghambat seprti kemalasan santri, tenaga pendidik yang tidak
profesional.
Kata Kunci: Pendidikan, Kurikulum, Iktisyaf
Abstract
The results showed that: first, the Planning for Implementation of the
Islamic Boarding School Curriculum Based on Iktisyaf was carried out at a
meeting attended by the caregivers/kiai and all boarding school administrators.
The planning process focuses on formulating the objectives of the Iktisyaf method,
formulating curriculum content, formulating educators and students, and
formulating training of training for educators. Second, the implementation
consists of a placement test, integrated into the learning process, interviews as
well as strengthening understanding once a month, and an annual program that
holds competitions as well as Iktisyaf graduation. Third, there are two factors in
the iktisyaf-based pesantren curriculum, namely supporting factors such as the
presence of professional educators, and strong community support. And also
inhibiting factors such as the laziness of students, unprofessional educators.
data pelajaran atau bahan ajar yang harus dipelajari oleh siswa/santri. Akan
tetapi kurikulum dalam artian yang luas, yaitu pengalaman belajar yang
yang bisa sekali jadi, maka kurikulum harus bersifat fleksibel, dinamis, dan
Karena itu, tidak ada kurikulum baku, yang ada adalah kurikulum yang selalu
disiplin-disiplin ilmu, disusun oleh para ahli secara logis, sistematis, dan
1
Abdurrahman, “Implementasi Managemen Kurikulum Pesantren Berbasis Pendidikan
Karakter”, At-Turas, 2 (Desember 2017), hlm .,280.
2
ElfaTsuroyya, “Manajemen Kurikulum Pesantren Berbasis Madrasah Di MAN 3 Sleman
Yogyakarta”, Jurnal Manajemen pendidikan Islam, 2 (November 2017) hlm., 382.
3
Kholis Tohir, “Kurikulum dan Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Salafi Di Kec. Kresek
Kab. Tangerang Provensi Banten” Analytica Islamica, 1 (Januari-juni 2017) hlm., 14.
berstruktur, berpusat pada segi intelektual. Guru mempunyai peranan yang
kepemimpinan seorang atau beberapa seorang Kiai dengan ciri khas yang
tumbuh subur ditanah Indonesia jauh hari dari sebelum Indonesia merdeka.
pendidikan yang disusun sendiri, dan pada umumnya bebas dari ketentuan
formal.6
4
Herry Widyastono, Pengembangan Kurikulum Di Era Otonomi Daerah, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2015), hlm. 13-14.
5
Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikultural Di Pesantren. (Yokyakarta: Pustaka Pelajar,
2011), hlm. 5-6.
6
Ahmad Saifudin, “ Eksistensi Kurikulum Pesantren Dan KebijakanPendidikan”,
JurnalPendidikan Agama Islam, 01 (Mei 2013) hlm., 209.
nasional. Dari segistoris pesantren tidak hanya identik dengan makna
pola pertama ialah pesantren yang memiliki unit kegiatan dan elemen berupa
masjid dan rumah kiai. Pesantren ini masih sederhana; kiai mengggunakan
masjid atau rumahnya untuk tempat mengaji, biasanya santri dating dari
sistematik. Pesantren pola kedua ini sama dengan pola satu ditambah adanya
pondokan bagi santri. Pesantren pola ketiga sama dengan pola kedua tetapi
ditambah adanya madrasah. Jadi dipesantren pola ketiga ini telah ada
variasi yang sangat beragam. Bahkan beberapa pesantren telah muncul sebuah
mempertahankan ciri khas dan keaslian isi (curriculum content) yang sudah
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi terstruktur
untuk mengamati dan memperoleh data secara langsung kurikului.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan interview bebas
Yang Pertama Reduksi Data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Demikin
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
artinya menindak lanjuti dari reduksi data atau mendisplaykan data yang
bisa dilakukan bentuk bagan, uraian singkat, tabel dan sejenisnya, yang
10
Sulthon Masyhud, dkk, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003), hlm, iv
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif. Yang Ketiga Verikasi Data yaitu
dan proposisi-proposisi. Dengan tiga tahap analisis data di atas peneliti bisa
dokumentasi.
1. Kecukupan Referensial
PEMBAHASAN
Perencanaan Kurikulum Pesantren Berbasis Iktisyaf Dalam Menigkatkan
Potensi Baca Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Puncak Darussalam Poton
Daya Palengan Pamekasan
Kurikulum Pondok Pesantren Puncak Darussallam Potoan Daya
pegangan tentang jenis, lingkup dan urutan isi, serta proses pendidikan.
Disamping dua fungsi itu kurikulum juga merupakan suatu bidang studi,
yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber
12
Ibid, hlm. 288.
13
Nana Syaodih Sukadinata, Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2016), hlm. 174.
mengadakan rapat bersama yang dihadiri oleh seluruh pengurus pondok
sebagai berikut:
Tujuan ini tidak lain untuk lebih memudahkan para santri yang
kitab kuning tidaklah mudah hingga butuh waktu yang lama untuk
bisa memhami dan baca kitab kuning, namun dengan adanya metode
pembelajaran IKtiyaf maka santri akan lebih cepat dan mudah untuk
penting yang harus ada dan dirumuskan secara jells dlam sebuah
kuning.
sehingga para santri bisa mudah dan cepat dalam membaca dan
sosial.14
pembelajaran
14
Siswantari, “kompetensi pendidik dan tenaga kependididikan pada pendidikan nasional.” Jurnal
pendidikan dan kebudayaan, 17 (September 2011) hlm.542.
Pelaksanaan Kurikulum Pesantren Berbasis Iktisyaf Dalam
melibatkan siswa.15
berikut:
1). Maharotul Qiroah dimana pada saat Qiroah ini santri diajak
15
Din Wahyudin, Manajemen Kurikulum, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 105.
dalam hal ini menerangkan dan mejelaskan table sesuai dalam
kitab.
pendidikan.17
16
Din Wahyudin, Manajemen Kurikulum, hlm. 148.
17
Observasi, (20 Oktober 2020)
Faktor Pendukung Dan Penghambat Implementasi Kurikulum Pesantren
Berbasis Iktisyaf Dalam Meningkatkan Potensi Baca Kitab Kuning Di
Pondok Pesantren Puncak Darussalam Potoan Daya Palengaan Pamekasan.
lepas dari factor pendukung dan faktor penghambat. Sebab dari dua
sebelumnya, maka pada bab ini peneliti dapat mengambil beberapa point
penting sebagai rangkuman dari hasil temuan penelitian yang secara lebih
pembinaan pada tenaga pendidik Iktisyaf dan peserta didik yang layak
Iktisyaf.
DAFTAR RUJUKAN
Abdurrahman, “Implementasi managemen kurikulum pesantren berbasis
Cipta, 2008.
Pers, 2014.
2015.
Rosdakarya, 2007.
2012.
Alfabeta, 2011.
RemajaRosdakarya, 2014.
Al-Khairat, 2014.