Anda di halaman 1dari 15

PEMBAHASAN

A. KAJIAN TEORI

1. Pengertian Artikel

Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah
tertentu yang sifatnya aktual dan atau kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu
(informatif), memengaruhi dan meyakinkan (persuasif argumentatif), atau menghibur khalayak
pembaca (rekreatif). Disebut lepas, karena siapa pun boleh menulis artikel dengan topik bebas
sesuai dengan minat dan keahlian masing-masing. Selain itu juga artikel yang ditulis tersebut
tidak terikat dengan berita atau laporan tertentu. Ditulisnya pun boleh kapan saja, di mana saja,
dan oleh siapa saja.

Artikel ilmiah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat diartikan sebagai
karya tulis lengkap. Misalnya laporan berita atau essai dalam majalah atau surat kabar. Artikel
ilmiah menurut Ilmu Pengetahuan adalah artikel yang memenuhi kaidah ilmu pengetahuan.
Misalnya artikel yang bertema seni dan budaya. Artikel imiah juga dapat diartikan sebagai hasil
berpikir ilmiah yang didasarkan pada rencana yang relatif matang karena akan memudahkan
penulis untuk mewujudkan teks artikel. Selain itu, artikel juga merupakan suatu representasi
hasil pemikiran penulis atau suatu obyek kajian kepada pembaca melalui bahasa tulis dengan
mengikuti sistematika dan kaidah penulisan ilmiah.

Sedangkan pengertian karangan ilmiah menurut para ahli adalah:

a. Brotowidjoyo (1985: 8-9) mengatakan bahwa “karangan ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan
benar”.

b. Wahyu (2001: 61) mengatakan bahwa “suatu karangan dapat dikatakan ilmiah jika ia
mengungkapkan suatu permasalahan dengan metode ilmiah”.

c. Maryadi dalam Harun, dkk (2001: 14) mendefinisikan karya ilmiah yaitu “suatu karya yang
memuat dan mengkaji suatu permasalahan tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah
keilmuan”.

d. Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan( yang berupa hasil
pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
diperolehnya melalui kepustakaan,kumpulan pengalaman, penelitian, dan pengetahuan oranglain
sebelumnya.(Dwiloka dan Riana, 2005:1-2)

e. Salah satu dasar penggolongan karangan disebut oleh jones(1960), yang membagi karangan
ilmiah dan karangan non-ilmiah, berdasarkan fakta yang disajikan dalam karangan itu, yaitu
fakta umum dan fakta pribadi.(Haryanto dkk, 2000:7) Penggolongan bisa pula dilakukan
berdasarkan metodologi penulisanya, menjadi karangan ilmiah dan karangan tidak ilmiah. Bila
karangan menyajikan fakta umum maupun pribadi, namun disajikan tidak dengan metoda yang
baik dan benar maka disebut karangan yang tidak ilmiah (Haryanto dkk, 2000:7)

2. Ciri – Ciri Artikel Ilmiah yang Baik


a) Reproduktif, yaitu yang ditulis oleh penulis diterima dengan makna yang sama oleh pembaca.
Maka dari itu penulis harus menggunakan bahasa yang bermakna denotatif agar terdapat satu
pemahaman dengan pembaca.
b) Menggunakan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat dan paragraf.

c) Menggunakan kalimat yang efektif.

d) Menggunakan Istilah Keilmuan artinya penulis harus menggunakan bahasa keilmuwan dalam
bidang tertentu sebagai bukti penguasaan penulis terhadap lmu tertentu yang dikuasai.

e) Bersifat straightforward atau langsung kesasaran.

f) Objektif. Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga, setiap pernyataan atau
simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian, siapa pun dapat mengecek kebenaran dan keabsahanya.

g) Netral. Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari
kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu,
pernyataan-pernyataan yang bersifat ‘mengajak’, ‘membujuk’, atau ‘mempengaruhi’ pembaca
dihindarkan.

h) Sistematis. Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti
pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya.
Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.

i) Logis. Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau
deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif;
sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.

j) Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan). Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam
karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan
yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang
berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti
orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
3. Masalah yang ditulis dalam artikel

Surat kabar atau majalah membutuhkan pembaca, disamping membutuhkan berita dan
tulisan-tulisan yang menarik. Tulisan dan berita yang menarik didukung oleh faktor sumber
berita atau masalah, disamping mutu pembuat berita penulisnya. Masalah yang dapat dimuat di
surat kabar/majalah, yang penting memenuhi syarat. Namun yang perlu diperhatikan adalah
“Jangan menulis hal-hal yang belum diketahui atau dikuasai”. Misalnya anda jurusan Ilmu
Sosial, menulis masalah komputer atau laboratorium, pasti mengalami kesulitan.

Semua masalah dan kejadian-kejadian yang didengar, dialami, dirasakan, dan dilihat atau
hasil bacaan dapat dijadikan bahan untuk menulis artikel. Kenakalan remaja, narkoba, minuman
keras, pendidikan, kebudayaan, politik, ekonomi, keagamaan, dan pengetahuan anda. Untuk
memperoleh bahan atau masalah yang ditulis dalam sebuah artikel berasal dari diri kita sendiri.
Artinya tidak mungkin masalah yang mendatangi kita. Kita harus mencari masalah tersebut
sesuai kebutuhan kita. Banyak membaca, ke mana kita pergi mencatat hal-hal yang dianggap
penting.

Misalnya di kampung, ketika hujan, air tergenang dan menyebabkan becek atau timbul
sarang nyamuk. Anda dapat menjadikan sebuah artikel dengan judul “Pengaruh kebersihan
lingkungan bagi kesehatan”, “Kebersihan lingkungan salah satu upaya memberantas wabah
Demam Berdarah”. Di sekolah melihat teman-temannya banyak yang bolos, merokok dan
meninggalkan jam pelajaran. Anda dapat membuat judul artikel “Bolos dan malas bagi pelajar
tidak menjanjikan masa depan yang baik”. Atau “Menuntut ilmu modalnya disiplin dan tekun”.
Atau “Merokok dapat merusak kesehatan”.

Kalau ingin menjadi penulis yang profesional, harus rajin mencari bahan dan informasi
yang berkembang. Setiap masalah diklarifikasi mana yang penting dan tidak, mana yang wajar
dijadikan tulisan atau tidak. Hal ini menuntut kejelian dan kepekaan kita. Sebab, penulis ibarat
seorang yang menjajakan barang. Kalau barang mau laku, mutu barang diperhatikan. Penulis
juga demikian, terutama penulis pemula. Masalah sudah diperoleh dan ada dalam pikiran.Bobot
masalah dan bobot pengelolaan dua sisi yang saling mendukung. Artinya bagaimana anda
menganalisis masalah sehingga menjadi tulisan yang berbobot dan menarik.

4. Jenis-jenis, Macam-macam, dan Kharakteristik Artikel

- Jenis-jenis Artikel

Secara umum artikel dapat dibedakan menurut jenis serta tingkat kesulitan yang
dihadapinya, antara lain:

a) Artikel praktis
Artikel praktis, lebih banyak bersifat petunjuk praktis tentang cara melakukan sesuatu
(how to do it), misalnya petunjuk cara membuka internet, cara praktis merawat tanaman bonsai,
cara membuat kue tart, kiat ramping dan cantik dqalam 15 hari, atau cara cepat menguasai rumus
dan matematika. Artikel ini lebih menekankan pada aspek ketelitian dan keterampilan daripada
masalah pengamatan dan pengembangan pengetahuan serta analisis peristiwa. Artikel ini
biasanya ditulis dengan menggunakan pola kronologis.

b) Artikel ringan

Artikel jenis ini lebih banyak mengangkat topik bahasan yang ringan dengan cara
penyajiannya yang ringan pula, dalam arti tidak menguras pikiran kita. Artikel ringan bisa dibaca
dengan sekilas dan dikemas dengan gaya paduan informasi dan hiburan.

c) Artikel halaman opini

Artikel opini lazim ditemukan dalam halaman khusus opini bersama tulisan opini yang
lain yakni tajuk rencana, karikatur, pojok, kolom, dan surat pembaca. Artikel opini menguras
suatu masalah secara serius dan tuntas dengan merujuk pada pendekatan analitis akademis.

e) Artikel analisis ahli

Artikel analisis ahli, biasa kita temukan pada halaman muka, halaman-halaman berita,
atau halaman rubik-rubik khusus tertentu. Sesuai dnegan namanya, artikel jenis ini ditulis oleh
ahli atau pakar dibidangnya dalam bahasa yang populer dan komunikatif. Artikel analisis ahli
mengupas secara tajam dan mendalam suatu persoalan yang sedang menjadi sorotan dan bahan
pembicaraan hangat masyarakat.

- Macam-Macam Artikel

Beberapa macam artikel:

a) Artikel yang mengungkapkan fakta. Artikel semacam ini mengungkapkan hal-hal baru atau
penemuan baru. Misalnya seseorang menemukan jenis batu permata yang diperkirakan memiliki
kelebihan dan keunikan. Penulis artikel menelusuri jenis dan asal batu tersebut, kemudian
menguraikan dalam bentuk artikel.

b) Artikel yang menerangkan sesuatu untuk dipahami pembaca, misalnya ada kampanye anti
narkoba di lingkungan sekolah. Penulis artikel melihat sisi kelemahan dan bahaya narkoba bagi
siswa.

c) Artikel yang menggambarkan masalah yang terjadi di tengah masyarakat. Misalnya warga
masyarakat berkelahi memperebutkan harta warisan. Seorang penulis mendengar dan melihat
peristiwa tersebut kemudian menuangkan dalam bentuk artikel. Jenis artikel seperti ini mirip
dengan laporan, bedanya penulis dapat memasukkan pendapat sendiri sesuai kejadian.

d) Artikel yang berisi petunjuk kepada pembaca, agar tidak mengalami kekeliruan. Misalnya
artikel tentang bagaimana cara berternak kelinci yang baik, bagaimana cara mengambil SIM
tanpa mengalami perantara orang lain.

c) Artikel yang berbentuk prediksi. Artikel sejenis ini berisi perhitungan atau pengamatan
penulis. Misalnya ketika musim kemarau panjang banyak tanah sawah yang tidak bisa
dimanfaatkan untuk menanam padi. Akibatnya harga beras naik, atau kekurangan makan.

- Karakteristik Artikel

a) Ditulis dengan atas nama (by line story)

Artikel adalah karya individual. Sebagai karya individual, seperti juga puisi atau cerpen
dalam dunia fiksi, artikel harus mencantumkan dengan jelas nama penulisnya. Untuk artikel
diluar kategori opini nama penulis biasanya agak disembunyikan dengan cara disimpan pada
bagian akhir artikel, dan itu pun di tempatkan dalam kurung.

b) Mengandung gagasan aktual atau kontroversial

Gagasan aktual berarti gagasan yang sifatnya baru, belum banyak ditulis, diketahui, atau
dibicarakan orang, sesuatu yang berada di luar batas yang biasa atau yang lajim.

c) Menyangkut kepentingan sebagian terbesar khalayak pembaca

Seorang penulis artikel tidak boleh asyik sendiri, artikel yang ditulisnya harus
memberikan lebih banyak manfaat dari kepentingan mayoritas masyarakat sesuai dengan pangsa
pasar surat kabar atau majalah yang membuat artikel tersebut.

c) Ditulis secara referensial dengan visi intelektual

Suatu artikel lahir dari proses kreatif intelektual seseorang. Sebagai karya intelektual
seseorang, artikel apapun yang ditulis haruslah didukung oleh seperangkat bacaan, pengetahuan,
dan teori yang relevan. Artikel tanpa referensi sama saja sayur tanpa garam.

d) Disajikan dalam bahasa yang sederhana, jelas, menarik, hidup, segar, populer, komunikatif

Artikel konsumsi surat kabar dan atau majalah harus tunduk kepada bahasa jurnalistik.
Bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa yang lazim ditemui dan digunakan dalam pers
seperti surat kabar, tabloid, dan majalah. Ciri utama bahasa jurnalistik adalah sederhana, jelas,
lugas, singkat, menarik, segar, ringan dicerna, gampang diingat, mudah dimengerti dan dipahami
arti, maksud dan arahnya komunikatif.
e) Singkat dan tuntas

Singkat secara filosofis, berarti tidak bertele-tele, tidak mendayu-dayu dan berputar-putar, tidak
mengerjai pembaca, jadi tulislah secara ringkas langsung pada persaolan. Tuntas artinya tidak
bersambung pada edisi selanjutnya. Artikel yang dimuat di surat kabar edisi hari ini sisuatu
halaman, harus selesai atau habis pada edisi hari ini.

f) Orisinal

Artikel yang kita tulis asli merupakan karya kita, bukan hasil menjiplak atau membajak. Untuk
menghindari plagiat, maka seorang penulis harus menguasai sekaligus mengamalkan etika
penulisan dan pengutifan secara istikamah. Segala sesuatu ada ilmunya.

5. Syarat Jadi Penulis Artikel

Seorang calon penulis artikel harus memiliki 5 kemampuan sebagai modal dasar untuk
dapat mengembangkan minat, bakat, motivasi, dan tekad dirinya untuk menjadi penulis atau
kolumnis profesional dalam waktu tak terlalu lama. Kelima syarat itu mencakup:

a) Teknikal

Teknikal, menunjuk pada kemampuan menggunakan atau mengoperasikan peralatan


kerja yang diperlukan seperti mesin tik, komputer, laptop, notbook, deksnoot, atau email (surat
elektronik). Kuasailah minimal salah satu peralatan kerja tersebut sebut saja komputer. Dengan
komputer pekerjaan tulis menulis apapun bisa kita lakukan dengan cepat, tepat, mudah dan
murah.

b) Mental

Mental, menunjuk pada tekad, semangat, dan kemauan keras untuk terus belajar dengan
disertai sikap pantang menyerah.

c) Reading-habit

Reading-habit, menunjuk pada kebiasaan dan budaya baca sebgai kebutuhan pokok
nsehari-hari. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Penulis yang kreatif dan produktif
adalah pembaca yang produktif pula. Setiap hari dia meluangkan waktu untuk membaca
sedikitnya 3 jam. Dari 3 jam itu, dua jam diantaranya digunakan untuk membaca yang berkaitan
dengan latar belakang pendidikan, pengetahuan, atau bidang keahliannya, dan 1 jam digunakan
untuk membaca yang berhubungan dengan hobi atau kesukaannya.

d) Intelektual
Intelektual, berkaitan dengan visi akademis, daya nalar, wawasan ilmu pengetahuan, serta
lemampuan dalam menyajikan tulisan secara logis, sistematis, dan analitis dengan didukung oleh
referensi yang relevan, aktual dan refresentatif.

e) Sosiokultural

Sosiokultural, berkaitan dengan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sosial


termasuk menjalin hubungan komunikasi dengan pihak media massa. Seorang penulis haruslah
supel, pandai bergaul, bisa menyesuaiklan diri, diterima oleh siapa saja, akrab dengan siapa saja,
populis, jujur, terbuka, tampil sebagai pribadi menyenangkan, rendah hati. Untuk itu, seorang
penulis harus rajin menghadiri berbagai pertemuan, diskusi, seminar, sara sehan, loka karya,
jajak bicara, atau apapun yang berkaitan dengan pengembangan dan penajaman intelektualisme
dalam dimensi sosial dan kultural.

6. Kedudukan dan Kegunaan Artikel

- Kedudukan

a) Sebagai penafsir dan penerjemah berita bagi surat kabar

b) Sebagai wahana diskusi dan sosialisasi gagasan, kontribusi pemikiran dalam kerangka
mencari solusi, serta proses sarana aktualisasi dan eksistensi diri bagi penulis.

Dimaksudkan untuk mencapai 3 hal:

1) Wahana diskusi dan sosialisasi gagasan

2) Kontribusi pemikiran dalam kerangka mencari solusi

3) Sarana proses aktualisasi dan eksistensi diri

- Kegunaan

Artikel Ilmiah memiliki memiliki kelebihan akademis dibanding laporan teknis resmi.
(Tim Kecil Universitas Negeri Malang:71) mengungkapkan laporan teknis resmi memiliki isi
yang lengkap dan diproduksi dalam jumlah terbatas sehingga hanya kalangan tertentu yang bisa
membacanya. Sedangan artikel ilmiah hanya berisi hal-hal yang penting dan memiliki pembaca
yang jauh lebih banyak sehingga memberikan dampak akademis yang luas dan cepat. Jadi artikel
ilmiah lebih memudahkan pembaca dalam memperoleh informasi hasil penelitian.
7. Persiapan Menulis Artikel

Sebagai proses kreatif, menulis artikel dibagi ke dalam tiga tahap:

- Tahap Persiapan

Pada tahap ini, kita harus menyiapkan beberapa hal, antara lain:

a. Aspek administratif

b. Aspek teknis

c. Aspek akademis

d. Aspek psikologis

Keempat aspek itu, merupakan persyaratan elementer yang wajib ditempuh dan dipatuhi oleh
para calon penulis dan penulis pemula.

- Tahap Pelaksanaan Penulisan

Pada tahap pelaksanaan penulisan, kita harus memusatkan perhatian hanya kepada tulisan
dan menghindari gangguan yang bisa membatalkan kratifitas kita.

- Tahap Perbaikan Materi Tulisan (penyuntingan)

Pada tahap perbaikan materi tulisan (penyuntingan), kita harus membaca, memperhatikan,
mengkoreksi, serta melakukan revisi terhadap beberapa hal yang menyangkut aspek teknis dan
aspek substansi (materi isi) tulisan, antara lai meliputi:

a. Judul

b. Intro

c. Komposisi

d. Akurasi dan relevansi data (referensi)

e. Ejaan dan istilah-istilah teknis serta kata serapan yang dipakai

f. Gramtika

g. Bobot dan substansi materi tulisan

h. Asumsi dampak yang diharapkan dari media dan khalayak pembaca.


8. Langkah-langkah Menulis Artikel Ilmiah

Artikel ilmiah adalah sebuah tulisan yang berdasar pada penelitian yang ilmiah. Data yang
didapat berupa data-data pasti yang dapat memberikan pengetahuan, wawasan, ilmu, dan
pengalaman baru bagi pembacanya. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan ketika akan
menulis sebuah artikel ilmiah, antara lain:

- Menentukan Judul

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menulis artikel ilmiah adalah menentukan
judul. Judul harus relevan dengan isi, harus memiliki makna yang jelas agar seseorang dapat
menduga apa isi dari tulisan tersebut saat membaca judul yang disajikan. Selain itu, judul harus
profokatif agar pembaca terpancing untuk membaca isi artikel ilmiah yang disajikan, harus logis,
dan makna yang terkandung dalam judul dapat dipertanggungjawabkan. Judul yang disajikan
dapat terinspirasi dari berita-berita aktual yang marak dibicarakan, dari pengetahuan yang
dimiliki, dari sesuatu yang disukai, atau dari sesuatu yang belum pernah diketahui yang sengaja
ditulis untuk mendapatkan pengetahuan baru bagi penulis dan pembaca.

Judul yang baik adalah judul yang jelas, singkat dan menggunakan kata kunci, serta
masalah yang dibahas tercantum di dalam kalimatnya. Jelas maksudnya mudah dipahami
pembaca. Judul yang bertele-tele akan membuat pembaca bingung dan tidak tertarik untuk
membacanya. Judul juga harus ditulis sesingkat mungkin dengan kata kunci. Dalam hal ini
bukan berarti sangat pendek, juga bukan berarti terlalu panjang, tetapi disesuaikan kebutuhan.
Judul dengan kata kunci adalah judul yang menggambarkan isi secara keseluruhan. Terakhir,
judul harus mengandung masalah yang dibahas dalam isi. Tujuannya agar pembaca fokus dengan
permasalahan yang akan dibacanya.

- Menulis Abstrak

Menurut Santoso (2014:47) “abstrak merupakan intisari dari karya ilmiah sering
dijadikan acuan oleh pembaca untuk memilah karya ilmiah mana yang perlu dibacanya. Jika
mereka tidak tertarik terhadap isi abstrak tersebut, mereka tidak akan melanjutkan untuk
membaca seluruh karya ilmiah. …”.

Abstrak dalam artikel ilmiah berfungsi seperti sinopsis yang menerangkan rangkuman isi
artikel ilmiah. Layaknya sinopsis pada novel, abstrak disajikan secara singkat, cermat, dan
merujuk pada inti isi. Abstrak terdiri dari 250 kata yang setelahnya diikuti keterangan, yaitu kata
kunci dari isi artikel ilmiah antara 3-10 kata atau keompok kata, ditulis tanpa pergantian
paragraf, menggunakan kalimat pasif, tidak ada singkatan, dan penulisan kepustakaan (Haryanto
et al. dalam Santoso, 2014:48). Adnan dan Zifirdaus (dalam Santoso, 2014:48) mengemukakan
bahwa ”abstrak berisi empat tahapan, yaitu tahap 1 menciptakan ruang penelitian, tahap 2
menguraikan prosedur, tahap 3 menerangkan hasil penelitian dan tahap 4 mengevaluasi hasil
penelitian. Tidak semua tahap ada dalam abstrak. …”.

- Menulis Pendahuluan

Teknik penulisan pendahuluan biasanya diawali dari pernyataan yang luas atau umum
menuju pernyataan yang semakin sempit atau khusus. Pendahuluan juga dapat dari gagasan-
gagasan peneliti lain ke gagasan-gagasan sendiri. Penulis pemula biasanya masih kesulitan
menulis tahapan pendahuluan, tetapi kesulitan tersebut dapat diatasi dengan beberapa model
penulisan. Swales (dalam Santoso, 2014:48) mengenalkan model CARS untuk menulis
pendahuluan yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: “(1) menetapkan bidang kajian, (2)
menetapkan topik kajian, dan (3) menggambarkan kajian itu sendiri.”

Pada tahap pertama, Swales membagi tahapan penulisan pendahuluan menjadi tiga
langkah, yaitu pembuatan klaim sentral, pembuatan generalisasi bidang kajian, dan peninjauan
hasil penelitian. Pada tahap kedua, Swales membagi tahapan menjadi empat langkah, yaitu
menulis sanggahan atas klaim peneliti lain, menulis kelemahan atau kekurangan literatur yang
ada, menulis pertanyaan, dan meneruskan tradisi. Pada tahap ketiga, Swales membagi tahapan
menjadi empat langkah, yaitu menulis garis besar atau inti tujuan penulisan artikel ilmiah,
menuliskan penelitian yang ditulis sekarang, menuliskan temuan-temuan utama dari topik artikel
yang dibahas, dan menjelaskan struktur naskah ilmiah.

Model lain yang digunakan dalam penulisan pendahuluan yaitu dengan:

a. Menggali masalah

Menggali masalah maksudnya mengungkapkan masalah-masalah yang ada, yaitu dengan


menyeleksi masalah yang penting dan mencoba memecahkan masalah yang belum diketahui
masyarakat umum.

Masalah dapat muncul dari kehidupan yang dialami sehari-hari, dari pembicaraan antar
masyarakat, dari prioritas topik penelitian atau prioritas nasional, dari tulisan di media masa, dari
buku, dari hasil penelitian orang lain, dari hasil diskusi atau forum bicara lain, dari pengalaman
orang lain, dari analisis bidang pengetahuan, dari ulangan atau perluasan penelitian, dari studi
yang dikerjakan, dan dari praktik atau permintaan masyarakat (Amirin dalam Santoso, 2014:61-
62).

b. Merumuskan masalah
Setelah masalah ditemukan, langkah berikutnya adalah merumuskannya. Untuk
mendapatkan rumusan yang baik, diperlukan kajian yang cukup. Beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk merumuskan masalah, yaitu:

1) Menetapkan masalah

2) Melakukan studi kepustakaan

3) Memilih masalah yang terbaik

4) Menelaah kepustakaan dan pendahuluan khusus

5) Memahami keterkaitan masalah

6) Menilai luas dan sempitnya masalah

7) Menetapkan sudut pandang dan pendekatan masalah (Amirin dalam Santoso, 2014:62)

- Menulis Hipotesis dan Tujuan

Perumusan hipotesis didasarkan pada permasalahan dan tujuan penulisan artikel ilmiah.
Hipotesis tidak harus ditulis dalam penulisan artikel ilmiah, karena ada beberapa karya ilmiah
yang hipotesisnya sulit dirumuskan, seperti pada penelitian eksplorasif. Peneliian eksplorasif
adalah penelitian pendahuluan yang digunakan sebagai langkah awal untuk penelitian lanjutan
yang lebih mendalam. Berbeda dengan penelitian yang disusun oleh komponen masalah-
hipotesis-data-analisis-kesimpulan, maka perumusan hipotesis merupakan suatu hal yang
penting. Rumusan hipotesis tersebutlah yang selanjutnya diuji dengan penelitian.

Perumusan tujuan juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam menulis
artikel ilmiah. Menurut Nasution (dalam Santoso, 2014:63) menyatakan bahwa dalam
merumuskan tujuan harus mencakup beberapa elemen, yaitu menggambarkan hasil akhir yang
akan dicapai, mengandung isi yang spesifik dan persis, menggambarkan perubahan yang dapat
dilihat dan diukur hasilnya, menyatakan standart kriteria yang digunakan sebagai patokan
mengukur hasil kerja, mengemukakan segala hal pokok atau kondisi yang menyangkut
pencapaian tujuan, dan menetapkan titik akhir yang menunjukkan bahwa tujuan telah tercapai.

- Menulis Materi dan Metode Penelitian

Materi dan metode penelitian adalah bagian terpenting dalam artikel ilmiah. Uraian
metode penelitian haruslah dilakukan secara bertahap sesuai tuntutan permasalahan yang akan
dipecahkan. Tujuan penulisan materi dan metode adalah untuk meyakinkan pembaca bahwa hasil
data penelitian yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan. Materi dan metode adalah bagian
yang mudah untuk ditulis, tetapi jika terlalu banyak rincian, pembaca akan sulit memahami isi
rincian yang disajikan. Oleh sebab itu, pemilihan rincian yang akan dicantumkan dan tidak
dicantumkan harus diperhatikan.

- Menulis Isi Materi dan Metode Penelitian

Isi materi dan metode penelitian terdiri dari beberapa hal sebagai berikut:

a. Lokasi penelitian

Dalam penelitian artikel ilmiah sangat penting menulis lokasi penelitian. Hai ini karena
untuk beberapa penelitian lokasi yang berbeda mempengaruhi hasil penelitian. Karena itu lokasi
penelitian harus jelas.

b. Waktu penelitian

Waktu penelitian sangat erat kaitannya dengan kapan penelitian dilaksanakan. Beberapa
penelitian harus mencantumkan waktu penelitian, karena pemilihan waktu dalam penelitian yang
berbeda mempengaruhi hasil penelitian.

c. Alat dan bahan penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian perlu dijelaskan dalam artikel ilmiah
secara ringkas dan akurat. Penulisan nama alat dan bahan harus lengkap disertai spesifikasinya.

d. Rangkaian penelitian

Pelaksanaan rangkaian penelitian harus sesuai dengan rumusan masalah, hipotesis, dan
tujuan penelitian. Evaluasi antara satu variebel dengan variabel lain menggunakan penelitian
korelasi. Evaluasi sebab akibat terjadinya suatu hal menggunakan penelitian eksperimen.

e. Teknik pengumpulan data

Ada beberapa teknik untuk mengumpulkan data, yaitu tes, angket, wawancara, observasi,
dan telaah dokumen. Pengumpulan data bergantung pada tujuan dan jenis data yang akan
digunakan, serta dijelaskan pula variabel-variabel yang akan diukur.

f. Metode analitik laboratorium

Metode analitik laboratorium perlu dicantumkan untuk penelitian jenis eksperimen.


Untuk metode yang belum diketahui secara luas, maka perlu dijelaskan tahapan analisisnya,
seperti halnya metode baru atau modifikasi yang harus dijelaskan secara rinci.
g. Teknik analisis data

Teknik ini digunakan untuk menjawab hipotesis. Dalam penulisan teknik ini harus
dijelaskan bagaimana data diubah menjadi bentuk ringkas yang kemudian dianalisis.

- Menulis Hasil Penelitian

Bagian hasil penelitian berfungsi untuk menjelaskan hasil penelitian yang didapat setelah
percobaan yang logis dan berurutan. Bentuk dari hasil penelitian dapat berupa tulisan, foto, tabel,
gambar, dan ilustrasi. Sedangkan data hasil dapat berupa data kualitatif atau kuantitatif.

Hasil peneliatian yang berupa tulisan harus mampu memberikan petunjuk sekaligus
pemahaman kepada pembaca. Hasil data yang disajikan dalam bentuk kata harus membuat
pembaca paham yaitu dengan melakukan penekanan kunci-kunci hasil penelitian dan
membuktikan hipotesis. Pada umumnya hasil data ditulis menggunakan tabel atau bagan yang
memudahkan pembaca memahami hasil percobaan. Selain itu, dapat juga ditambahkan foto,
gambar, atau ilustrasi untuk mendukung kevalidan data, dimana ketiganya menjadi bukti otentik
untuk mendukung data dan pernyataan yang ditulis sebelumnya.

Menurut Santono (2014:79) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan hasil
dari suatu artikel ilmiah, yaitu:

1) Susun hasil penelitian yang kuat berada di awal dan kelemahannya pada urutan berikutnya

2) Pilih hasil penelitian yang dapat menjawab hipotesis/tujuan/pertanyaan penelitian

3) Hasil penelitian yang memiliki cakupan luas dilaporkan terlebih dahulu, baru kemudian
diikuti dengan uraian secara terperinci

a. Teknik penulisan hasil

Sebelum menulis pembahasan, ada baiknya kembali mengingat hipotesis, hal ini
dimaksudkan agar pembaca kembali ingat dengan asumsi penulis. Selanjutnya disajikan
informasi yang diperoleh. Dalam penyajian hasil data harus disajikan secara jelas dan tidak
menampilkan komentar. Sedangkan pada pembahasan, data yang disajikan berupa pernyataan
yang diungkapkan secara logis sesuai data hasil yang telah disajikan sebelumnya.

b. Pembuatan tabel

Tabel dibaca dari atas ke bawah dengan judul tabel berada di atas tabel. Judul tabel
hendaknya ditulis dengan kalimat pernyataan yang ringkas, berdiri sendiri, dan menerangkan isi
tabel. Sedangkan isi tabel harus jelas dan akurat. Perlu diperhatikan juga penulisan variabel dan
satuan dalam tabel. Karena syarat utama penyajian tabel adalah agar pembaca mudah memahami
isi hasil yang dibahas meski tanpa membaca uraian tulisan.

c. Gambar

Gambar digunakan untuk menyajikan data yang sangat banyak dan biasanya dicetak pada
halaman terpisah (lampiran). Biasanya judul gambar dilampirkan setelah tabel. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam membuat gambar atau ilustrasi dalam artikel ilmiah: gambar dan
teks ditulis pada halaman terpisah, nomor urut gambar ditulis menggunakan angka arab, gambar
diketik dalam halaman yang berbeda (terpisah), judul dapat ditulis satu kata atau lebih, judul
diletakkan di bawah gambar, judul dan gambar ditulis terpisah, gambar dibaca dari atas ke
bawah, gambar yang terdapat dalam tulisan harus memiliki rujukan (Santoso, 2014:84-85).

- Menulis Pembahasan

Dalam penulisan pebahasan harus selalu merujuk pada hasil yang diperoleh dari
penelitian. Dalam isinya tidak banyak berisi pustaka, tetapi lebih menjelaskan atau
mengomentari hasil data yang dibahas pada pembahasan hasil percobaan. Isi pembahasan harus
berisi latar belakang penelitian yang ditulis ringkas, ditulis pula tujuan, rumusan masalah,
hipotesis, dilanjutkan informasi yang dihubungkan dengan hasil penelitian. Selain itu, ketika
terdapat temuan baru dalam hasil penelitian dapat dijelaskan alasannya pada bagian ini.
Perbedaan hasil penelitian dengan hipotesis juga harus dijelaskan alasannya pada bagian ini.

Bukan hanya membahas tentang hasil percobaan, dalam pembahasan juga dapat diisi
dengan tulisan yang mempengaruhi pembaca dan memberikan pengetahuan baru. Kedua hal
tersebut dapat berhasil ketika disampaikan secara logis dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain
itu agar pembahasan dirasa menarikcoba gunakan kata-kata kunci, yang berisi argumen yang
kuat dan gambaran isi yang jelas dan benar.

- Menulis Kesimpulan

Simpulan adalah bagian penting dalam penulisan artikel ilmiah. Kesimpulan hendaknya
ditulis secara singkat, jelas, mudah dipahami, dan menjawab hipotesis. Dalam kesimpulan berisi
temuan baru yang menyimpulkan keseluruhan percobaan dan hasil percobaan yang telah
dilakukan.

- Menulis Daftar Pustaka


Daftar pustaka adalah bagian penting dalam penulisan artikel ilmiah. Daftar pustaka
digunakan sebgai indikator mutu tulisan sebuah artikel ilmiah. Karena semakin banyak daftar
pustaka yang disajikan, maka semakin bermutu tulisan artikel ilmiah tersebut. Menurut Santoso
(2014:97) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis daftar pustaka, antara lain
pustaka bersifat universal yaitu tidak bersifat kedaerahan, memilih sumber pustaka yang
mutakhir dan dapat dipercaya, memilih sumber yang bermutu internasional, sumber pustaka
yang digunakan harus sesuai dengan topik yang dibahas.

Daftar pustaka dikatakan bagian yang penting karena menghindari terjadinya plagiatisme.
Adnan dan Zifirdaus (dalam Santoso, 2014:98-99) menyatakan bahwa “daftar pustaka berfungsi
sebagai bukti bahwa penulis mengetahui sumber bacaan, sebagai pendukung gagasan atau
argumentasi, sebagai penjelas istilah-istilah kunci, untuk merumuskan kerangka teori untuk
menjelaskan posisi studi Anda di antara studi-studi lain, dan untuk menunjukkan pentingnya
hasil/temuan studi Anda.” Sedangkan menurut Haryanto et al. (dalam Santoso, 2014:99)
mengemukakan bahwa “daftar pustaka berfungsi untuk memberikan informasi bahwa pernyataan
dalam karya ilmiah itu bukan hasil pemikiran penulis, untuk memberikan informasi
selengkapnya tentang sumber kutipan sehigga dapat dicek oleh pembaca, dan mempermudah
pembaca menelusur kembali pustaka.” Selain itu, daftar pustaka dapat digunakan sebagai
landasan dalam menyusun hipotesis dan merumuskan masalah yang berguna dalam penyusunan
metode penelitian.

Secara umum, menulis daftar rujukan yang bersumber dari buku dapa tmenggunakan cara
selingkung, tergantung permintaan lembaga atau percetakan. Tetapi yang biasa digunakan adalah
seperti yang diungkapkan Widyartono (2014:54) bahwa dalam daftar pustaka berisi: “(1) nama
penulis, (2) tahun penulisan, (3) judul buku, (4) kota penerbit, dan (5) nama penerbit”.

Contoh :

Susrini, N. K. 2009. Google: Mesin Pencari yang Diakui Raksasa Microsoft.

Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai