Anda di halaman 1dari 18

Kata pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunianya-lah penulis masih diberi kesehatan dan dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pemanfaatan Teknologi Informasi Sistem Pengambilan Keputusan
pada PT Mayora Indah Tbk“. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu
tugas dari dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen Bapak Yananto Mihadi
Putra, SE, M.Si

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menambah refesensi mahasiswa maupun
siapa saja yang ingin memahami evaluasi tentang Pemanfaatan Teknologi Informasi
Sistem Pengambilan Keputusan pada PT Mayora Indah Tbk.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah
selanjutnya. Besar harapan penulis semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita
semua.

Bengkulu,  Januari 2022


Penulis

Destian Anugrah.R
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet telah membawa setiap


orang dapat melaksanakan berbagai aktifitas dengan lebih akurat, berkualitas dan cepat. Setiap
organisasai dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan
berbagai aktifitasnya secara elektronis. Para Manager di berbagai organisasi juga diharapkan
dapat dengan mudah untuk menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan
pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia.

Pemanfaatan teknologi informasi ini dikaitkan dengan pentingnya dalam proses pengambilan
keputusan manajemen. Dapat kita ketahui bahwa masih kurangnya organisasi baik pada sektor
publik maupun organisasi pada sektor swasta yang menerapkan sistem informasi manajemen
dalam pengambilan keputusan, khususnya pada organisasi pemerintah daerah. Berdasarkan
latar belaknag di atas, maka kami akan membahas mengenai pengambilan keputusan yang
berbasiskan pada sistem informasi manajemen.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem pengambilan keputusan?

2. Apa saja jenis-jenis, tahapan dan langkah dalam pengambilan keputusan ?

3. Apa sarana yang digunakan dalam pengambilan keputusan?

4. Apa yang dimaksud sistem DSS?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui maksud dari sistem pengambilan keputusan.


2. Untuk mengetahui jenis - jenis, tahapan, dan langkah - langkah dalam pengambilan
keputusan.
3. Untuk mengetahui sarana yang digunakan dalam pengambilan keputusan.
4. Untuk mengetahui maksud dari sistem DSS
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk
mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan
pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data
menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan. Menurut Herbert A. Simon (Kadarsah, 2002:15 - 16), tahap
– tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut:

1.Tahap Pemahaman( Inteligence Phace )

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika
serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam
rangka mengidentifikasikan masalah.

2. Tahap Perancangan ( Design Phace )

Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan/ solusi
yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan,
sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model
dalam meneliti masalah yang ada.

3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace )

Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantara berbagai alternatif solusi yang
dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria –
kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.

4.Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )

Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap
perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.

Berikut beberapa definisi SPK atau DSS menurut para ahli:

- Menurut Moore and Chang, SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang
berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan,
berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-
saat yang tidak biasa.
- Menurut Sprague dan Carlson (Sprague et.al., 1993), sistem yang berbasis komputer
yang dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan dalam rangka
memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi
manual dengan cara melalui simulasi yang interaktif dimana data dan model analisis
sebagai komponen utama.
- Menurut Mann dan Watson, Sistem Penunjang Keputusan adalah Sistem yang interaktif,
membantu pengambilan keputusan melalui penggunaan data dan model-model
keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan
tidak terstruktur.

- Menurut Maryam Alavi dan H.Albert Napier, Sistem Penunjang Keputusan adalah suatu
kumpulan prosedur pemprosesan data dan informasi yang berorientasi pada
penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan.

- Menurut Litle, Sistem Penunjang Keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis
komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu
manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur atupun tidak
terstruktur dengan menggunakan data dan model.

- Menurut Little,J.D.C, sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan
penilaian guna membantu para manager mengambil keputusan.

- Menurut Raymond McLeod, Sistem Penunjang Keputusan adalah sistem penghasil


informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus
dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan.

- Menurut Bonczek, R.H, C.W. Holsapple dan A.B. Whinston, DSS sebagai sistem
berbasis computer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi : sistem
bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen
DSS lain), sistem pengetahuan (repository pengetahuan domain masalah yang ada
pada DSS entah sebagai data atau sebagai prosedur), dan sistem pemrosesan masalah
(hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri dari satu atau lebih kapabilitas
manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan keputusan).

- Menurut Keen, P.G.W. mendefinisikan DSS sebagai suatu produk dari proses
pengembangan dimana pengguna DSS, pembangun DSS, dan DSS itu sendiri mampu
mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dan menghasilkan evolusi sistem dan pola-
pola penggunaan.

- R. Terry, Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan


yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.

- Siagian Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu


masalah, pengumpulan fakta dan data.

- Horold dan Cyril O’Donnell Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah
pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan,
suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber
yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
- Claude S. Goerge, Jr Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh
kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.

B. Sistem Pengambilan Keputusan


Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang

mendukung keputusan dalam proses

pengambilan keputusan melalui alternatif – alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan
data, informasi dan rancangan model. Dari pengertian sistem pendukung keputusan maka
dapat ditentukan karakteristik antara lain :

1.Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by


perception

2. Adanya interface manusia/ mesin dimana manusia (user) tetap memegang kontrol proses
pengambilan keputusan.

3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi


terstruktur dan tak struktur.

4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.

5. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat


berfungsi sebagai kesatuan item.

6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh
tingkatan manajemen

Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan perangkat keras
maupun lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan
perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan
tersebut adalah

a.Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS )

b.Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan DSS Generator)

c.Peralatan Sistem Pendukung Keputusan

C. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan ( DSS )


Sistem adalah kumpulan dari elemen - elemen yang berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Keputusan adalah tindakan pilihan diantara alternatif untuk
mencapai suatu tujuan. Sistem pengambilan keputusan didefinisikan sebagai suatu
sistem berbasis komputer yang interaktif, membantu pengambilan keputusan dengan
menggunakan analisis data - data guna memecahkan masalah. Sistem pengambilan
keputusan muncul pada tahun 1971, sistem ini dikenalkan oleh Michael S. Scott Morton, G.
Athony Gorry dan Peter G.W. Keen dari Massachussets Institute of Technology (MIT).

Menurut Sudirman dan Widjajani (1996), perkembangan sistem pendukung


keputusan meliputi:

1. Sistem pendukung keputusan kelompok atau Group Decision Support Systems


(GDSS) adalah suatu sistem berbasis komputer untuk membantu secara interaktif
dalam membuat keputusan terhadap masalah-masalah yang tidak terstruktur bagi
kelompok pembuat keputusan yang bekerja bersama-sama.
2. Sistem pendukung keputusan eksekutif atau excexutive support systems (ESS)
adalah sistem pendukung komprehensif yang mempunyai kemampuan lebih dari
melayani kebutuhan informasi eksekutif puncak. Sistem ini memberikan akses cepat
atas informasi dan laporan manajemen.
3. Sistem pendukung keputusan organisasi atau organizational decision support
systems. Terdapat empat fase pendekatan formal dari sistem ini, yaitu dua fase
pertama adalah strukturlisasi dan pembentukan kerangka pengembangan sistem.
Fse ketiga merupakan prototype (model atau simulasi dari semua aspek yang akan
dikembangkan). Fase ke empat merupakan implementasi.

Dalam manajemen, pengambilan keputusan memegang peranan yang sangat penting.


Oleh karena keputusan yang diambil oleh seorang manajer merupakan hasil pemikiran
akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan
dengan organisasi yang ia pimpin. Penting, oleh karena menyangkut semua aspek
manajemen. Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa merugikan organisasi.

D. Jenis, Tahapan, dan Langkah dalam Proses Pengambilan Keputusan


1. Jenis - jenis Keputusan

a. Keputusan berdasarkan struktur organisasai

1) Keputusan Administratif adalah keputusan yang diambil oleh seorang


administrator/manajer puncak sebagai pucuk pimpinan organisasi.

2) Keputusan Eksekutif adalah keputusan yang diambil oleh manajer eksekutif


(pelaksana) dalam rangka meneruskan gagasan administrator dalam fungsinya sebagai
koordinator yang mengkoordinasikan para manajer operatif.

3) Keputusan Operatif adalah keputusan yang diambil oleh manajer operatif dalam
rangka pelaksanaan gagasan, arahan, dan panduan manajer eksekutif.
4) Keputusan Teknis. Keputusan ini derajatnya paling rendah yang diambil oleh
para pengawas atau mandor. Sesuai dengan namanya, keputusan ini mengenai masalah -
masalah teknis.

b. Keputusan berdasarkan kondisi dan situasi

1) Keputusan menurut sistem yaitu model sistem dimana keputusan diambil sifatnya
tertutup dan terbuka.

•Sistem keputusan tertutup (closed decision system)

Sistem ini menganggap bahwa keputusan terisolasikan dari input - input yang tidak diketahui
dari lingkungan.

•Sistem keputusan terbuka (open decision system)

Keputusan ini dipengaruhi oleh lingkungan, dan pada gilirannya proses keputusan
mempengaruhi lingkungan.

2) Keputusan menurut urgensi

• Keputusan Vital adalah keputusan yang sangat penting yang menentukan berhasil
tidaknya suatu usaha

•Keputusan penting adalah keputusan yang menghindarkan kerugian, baik


kerugian uang, waktu, benda maupun tenaga.

•Keputusan biasa adalah keputusan yang tidak begitu mendesak, yang kalau perlu
dapat ditunda untuk sementara waktu.

•Keputusan formalitas adalah keputusan yang jika dilaksanakan, tidak menimbulkan


akibat apa-apa.

3) Keputusan menurut efek

•Keputusan managerial adalah keputusan yang berhubungan dengan


pengelolaan suatu pekerjaan, yang diambil untuk mengakhiri masalah yang
berkaitan dengan pengelolaan pekerjaan tersebut.

•Keputusan teknis adalah keputusan yang diambil untuk menaggulangi


masalah teknis pekerjaan.

•Keputusan ekonomis adalah keputusan yang mempunyai efek ekonomis untuk


mengakhiri masalah-masalah ekonomis.
•Keputusan yuridis adalah keputusan yang bersifat yuridis dan mempunyai efek
yuridis

•Keputusan politis adalah keputusan yang mempunyai efek pilitis, yang dapat
berpengaruh pada bidang politik.

4) Keputusan menurut daya laku

 Keputusan definitif adalah keputusan yang pasti dan final, yang tidak perlu ditinjau
kembali
 Keputusan sementara adalah keputusan yang belum final, yang sewaktu-waktu
dapat ditinjau kembali
 Keputusan darurat adalah keputusan yang diambil karena keadaan terpaksa.

5) Keputusan menurut frekuensi

•Keputusan insidental adalah keputusan yang diambil secara tiba-tiba disebabkan


situasi menghendaki demikian

•Keputusan rutin adalah keputusan yang dilakukan berulang-ulang secara tetap

6) Keputusan menurut kemampuan organisasi

•Keputusan terperogram adalah keputusan yang dapat diprakhususkan


dengan suatu perangkat peraturan atau tatacara keputusan.

•Keputusan tak terperogram adalah keputusan yang berlangsung hanya satu kali

2. Tahap - tahap dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a.Tahap pemahaman (Intellegence) yaitu proses pemahaman terhadap masalah


dengan mengidentifikasi dan mempelajari masalah terhadap lingkungan yang memerlukan
keputusan dari data dan fakta yang ada, mengolah data dan mengujinya untuk
dijadikan petunjuk dalam menemukan masalah yang sebenarnya sehingga diharapkan
dapat mempermudah mencari solusinya.

b.Tahap perancangan (Design)adalah proses pengembangan, analisis, dan


pencarian alternatif tindakan atau solusi yang mungkin diambil.
c. Tahap pemilihan (Choic) yaitu proses pemilihan salah satu alternatif solusi yang
dimunculkan pada tahap perancangan untuk menentukan arah tindakan dengan
memperhatikan kriteria-kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai pada tahap implementasi.

d.Tahap penerapan (Implementation) yaitu tahap pelaksanaan atau penerapan


alternatif tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan permasalahan yang telah
diidentifikasikan.

3.Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan dalam rangka


memecahkan masalah yang rumit dan sulit.

a.Identifikasi masalah

Dalam proses pengambilan keputusan, pertamatama masalahnya harus benar-benar jelas,


harus jelas pula perumusannya.

b. Pengumpulan data

Untuk memecahkan masalah, data sangat diperlukan, karena inilah pentingnya sistem
informasi dalam suatu manajemen.

c.Analisis data

Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan sistematis, sesuai dengan pertanyaan
yang dirumuskan pada tahap identifikasi masalah tadi.

d.Penentuan alternatif

Data yang sudah dianalisa tadi menimbulkan beberapa alternatif jawaban yang harus
diambil salah satu yang menurut pertimbangan paling baik.

e.Pelaksanaan alternatif

Jika alternatif telah diputuskan, maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan alternatif
tersebut yang menghendaki direalisasikannya dalam bentuk kegiatan-kegiatan.

f. Penilaian

Penilaian atau evaluasi adalah tahap akhir proses pengambilan keputusan. Penilaian
dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan cocok dengan perencanaan.

E. Decision Support System


Decision Support System (DSS) merupakan salah satu produk perangkat lunak yang
dikembangkan secara khusus untuk membantu manajemen dalam proses pengambilkeputusan.
Sesuai namanya, tujuan digunakannya system ini adalah sebagai “second opinion” atau
“information source” yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan sebelum seorang
manajer memutuskan kebijakan tertentu.

Pendekatan yang paling sering digunakan dalam proses perancangan sebuah DSS adalah
dengan menggunakan teknik simulasi yang interaktif, sehingga selain dapat menarik minat
manajer untuk menggunakannya,diharapkan system ini dapat merepresentasikan keadaan
dunia nyata atau bisnis yang sebenasrnya. Hal yang perlu ditekankah adalah bahwa
keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas,tetapi untuk menjadi sarana
penunjang (tools) bagi mereka.

Sprague dan Carlson mendefinisikan DSS dengan cukup baik,sebagai sistem yang
memiliki lima karakteristik utama (Spragueet.al.,1993):

1. Sistem yang berbasis komputer.


2. Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
3. Untuk memecahkan masalah- masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi
manual.
4. Melalui cara simulasi yang interaktif.
5. Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.

Adapun Prinsip Dasar DSS adalah sebagai berikut:


1. Struktur MasalahSulit utk menemukan masalah yg sepenuhnya terstruktur atau tak
terstruktur - area kelabu Simon. Ini berarti DSS diarahkan pada area tempat sebagai besar
masalah berada.
2. Dukungan Keputusan DSS tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer. Komputer
dapat diterapkan pada bagian masalah yang terstruktur, tetapi manajer bertanggung jawab atas
bagian yang tidak terstruktur.
3. Efektivitas Keputusan waktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang, tetapi manfaat
utama menggunakan DSS adalah keputusan yg baik

Komponen DSS

Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar:

1. Database

2. Model Base

3. Software System

Sistem database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik
yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master file). Untuk keperluan DSS,
diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.
Komponen kedua adalah Model Base atau suatu model yang merepresentasikan permasalahan
ke dalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau
pengambilan keputusan, termasuk di dalamnya tujuan dari permasalahan (obyektif), komponen-
komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya.
Kedua komponen tersebut untuk selanjutnya disatukan dalam komponen ketiga
(software system), setelah sebelumnya direpresentasikan dalam bentuk model yang
“dimengerti” komputer.

Contohnya adalah penggunaan teknik RDBMS (Relational Database Management


System), OODBMS (Object Oriented Database Management System) untuk memodelkan
struktur data. Sedangkan MBMS (Model Base Management System) dipergunakan untuk mere-
presentasikan masalah yang ingin dicari pemecahannya. Entiti lain yang terdapat pada produk
DSS baru adalah DGMS (Dialog Generation and Management System), yang merupakan suatu
sistem untuk memungkinkan terjadinya “dialog” interaktif antara computer dan manusia (user)
sebagai pengambil keputusan.

Tujuan DSS
Perintis DSS yang lain Peter G. W. Keen, bekerjasama dengan Scott Morton
mendefinisikan tiga tujuan yang harus dicapai DSS. Tujuan-tujuan ini berhubungan dengan tiga
prinsip dasar dari konsep DSS – struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas
keputusan. Mereka percaya bahwa DSS harus:

1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur.


2. Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan
tersebut
3. Meningkatkan efektivitas manajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan
efisiensi.

Decision Support System tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer. Komputer


dapat diterapkan pada bagian masalah yang terstruktur, tetapi manajer bertanggung jawab atas
bagian yang tak terstruktur – menerapkan penilaian atau intuisi, dan melakukan analisis.
Manajer dan komputer bekerjasama sebagai tim pemecahan masalah dalam memecahkan
masalah yang berbeda di area semi terstruktur yang luas.

Tujuan dari DSS bukanlah untuk membuat proses pengambilan keputusan seefisien
mungkin. Waktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang, tetapi manfaat utama
menggunakan DSS adalah keputusan yang lebih baik. Ketika membuat keputusan, manajer
tidak selalu mencoba yang terbaik. Sejumlah model matematika akan melakukannya untuk
manajer. Namun, dalam banyak kasus manajerlah yang harus memutuskan alternatif mana
yang terbaik. Manajer mungkin saja menghabiskan waktu ekstra untuk memperluas solusi
sehingga mencapai optimum, tetapi ketelitian yang meningkat senilai dengan waktu dan usaha
yang telah dikeluarkan. Manajer menggunakan pertimbangan dalam menentukan kapan suatu
keputusan akan berkontribusi pada suatu solusi masalah.

Peran DSS dalam SIM


Decision Support System banyak diterapkan di organisasi-organisasi yang sudah
mapan. Banyak cara yang digunakan untuk menerapkan DSS guna membantu mempertajam
proses pengambilan keputusan. Kapabilitas yang melekat pada DSS sangat membantu
organisasi-organisasi yang menggunakannya untuk memungkinkan terciptanya koordinasi
proses kegiatan baik internal maupun eksternal dengan cara yang lebih akurat. Beberapa
alasan DSS digunakan dalam suatu perusahaan:

1. Perusahaan beroperasi pada ekonomi yang tidak stabil.

2. Perusahaan dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat.

3. Perusahaan menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal melacak jumlah operasi-operasi


bisnis.

4. Sistem komputer perusahaan tidak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam hal
efisiensi, profitabilitas dan mencari jalan masuk di yang benar-benar menguntungkan.

Penggunaan DSS dimaksudkan untuk membantu manajer tingkat tinggi dan menengah
dalam mengambil keputusan yang bukan merupakan operasi rutin. DSS mampu melakukan
penyerapan informasi dari basis data, rekonfigurasi data, kalkulasi, analisis statistik, optimasi,
analisis statistik nonprobabilistik (what if analysis), dan why analysis yang dilakukan melalui
program Artificial Intelegent. Oleh karena itu, penggunaan DSS ini dengan tepat akan
meningkatkan efektivitas keputusan yang dibuat manajer dan mendorong efisiensi dari proses
pembuatan keputusan tersebut. Jadi, DSS akan dapat menciptakan suatu dimensi dukungan
bagi pengambilan suatu keputusan baik yang bersifat taktik maupun strategik.

Dukungan informasi kepada manajer diberikan melalui pengumpulan data dan


penerbitan laporan. Dari sisi input, data non rutin dan transaksional sebagian besar diperoleh
dari sumber-sumber luar.

Di sisi output, laporan khusus dan laporan rutin dapat disediakan tepat pada waktunya.
Jadi, seorang manajer atau decision maker lainnya yang menggunakan DSS akan memperoleh
laporan dari sistem laporan yang relevan, seperti contohnya laporan profitabilitas. Namun
mereka juga dapat meminta laporan khusus dari DSS ini melalui terminal atau microkomputer.

Selanjutnya seorang manajer yang menggunakan DSS dapat menggunakan model-


model untuk eksperimen secara interaktif dengan data yang relevan, misalnya dengan
mengubah nilai dari faktor-faktor tertentu dan mengamati hasil-hasilnya. DSS memungkinkan
manajer untuk memperoleh berbagai perspektif mengenai situasi masalah rumit dan
melaksanakan interaksi dari faktor-faktor yang signifikan. Seorang manajer dengan demikian
dapat menemukan dan mengevaluasi dengan cara yang lebih baik terhadap pilihan keputusan
alternatif (Wilkinson et al., 2000).

DSS berperan penting bagi manajer dalam membantu dalam meningkatkan efektivitas
proses pengambilan keputusan. DSS dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas
serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan
pemakai.

Komputer saat ini merupakan salah satu business partner yang paling dekat dengan
fungsi marketing dan menjadi bagian integral fungsi tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir,
perusahaan telah melakukan puluhan miliar dolar dalam menerapkan sistem software
manajemen hubungan pelanggan, seperti untuk memfasilitasi keputusan terkait sumber daya di
bidang pemasaran. Apabila pengambilan keputusan tersebut tidak dilakukan secara hati-hati,
maka sistem pengambilan keputusan individu dan organisasi tidak dapat dimanfaatkan secara
optimal. Situasi ini menyebabkan banyaknya peluang untuk penelitian mengenai kegunaan DSS
di suatu perusahaan.

Jenis-jenis DSS

Aplikasi DSS yang ditawarkan di pasar sangat beraneka ragam, dari yang paling
sederhana (quick-hit DSS) sampai dengan yang sangat kompleks (institutional DSS). “Quick-Hit
DSS” biasanya ditujukan untuk para manajer yang baru belajar menggunakan DSS (sebagai
pengembangan setelah jenis pelaporan yang disediakan oleh MIS = Management Information
System, satu level sistem di bawah DSS). Biasanya masalah yang dihadapi cukup sederhana
(simple) dan dibutuhkan dengan segera penyelesaiannya. Misalnya untuk kebutuhan pelaporan
(report) atau pencarian informasi (query).

Sistem yang sama biasa pula dipergunakan untuk melakukan analisa sederhana.
Contohnya adalah melihat dampak yang terjadi pada sebuah formulasi, apabila variabel-
variabel atau parameter-parameternya diubah. Di dalam perusahaan, DSS jenis ini biasanya
diimplementasikan dalam sebuah fungsi organisasi yang dapat berdiri sendiri (berdasarkan data
yang dimiliki fungsi organisasi tersebut). Misalnya adalah DSS untuk menyusun anggaran
tahunan, DSS untuk melakukan kenaikan gaji karyawan, DSS untuk menentukan besanya jam
lembur karyawan, dan lain sebagainya.

Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS dilakukan oleh Steven L. Alter.
Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada waktu
itu, study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis DSS, yaitu :

• Retrive information element (memanggil eleman informasi)

• Analyze entries fles (menganali semua file)

• Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)

• Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)

• Propose decision (menawarkan keputusan )

• Make decisions (membuat keputusan)


Jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitan dan tingkat dukungan pemecahan
masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Mengambil elemen-elemen informasi.

2. Menganalisis seluruh file.

3. Memperkirakan akibat keputusan

4. Menyiapkan laporan dari berbagai file.

5. Mengusulkan keputusan.

6. Membuat Keputusan.

Adapun fokus utama konsep DSS adalah komputer harus digunakan untuk mendukung
manajer tertentu membuat keputusan tertentu untuk memecahkan masalah tertentu. Model
DSS terdiri dari:

1. Model matematika

2. Database

3. Perangkat Lunak

Kelebihan dan Kekurangan DSS

Decision Support System (DSS) dapat memberikan beberapa keuntungan- keuntungan


bagi pemakainya. Menurut Turban (1995: 87) maupun McLeod (1995: 103) keuntungan-
keuntungan tersebut meliputi:

1. Memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data/informasi untuk


pengambilan keputusan.

2. Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama berbagai


masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.

3. Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan, meskipun


seandainya DSS tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan,
namun dapat digunakan sebagai stimulan dalam memahami persoalan.

4. Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan yang diambilnya.

5. Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan dengan


penghematan waktu, tenaga dan biaya.

Selain memiliki banyak keuntungan atau manfaat, decision support system juga memiliki
beberapa kelemahan antara lain:
1. Sulit dalam memodelkan sistem bisnis

2. Mungkin akan menghasilkan suatu model bisnis yang tidak dapat menangkap semua
pengaruh pada entity.

3. Dibutuhkan kemampuan matematika yang tinggi untuk mengembangkan suatu model yang
lebih kompleks.

Dampak Pemanfaatan DSS

Dampak dari pemanfaatan Decision Support System (DSS) antara lain:

1. Masalah-masalah semi struktur dapat dipecahkan

2. Problem yang kompleks dapat diselesaikan

3. Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya

4. Dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara intuisi, pengambilan keputusan


dengan DSS dinilai lebih cepat dan hasilnya lebih baik

5. Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang
kurang berpengalaman

6. Untuk masalah yang berulang, DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif

7. Fasilitas untuk mengambil data, dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manajer
untuk berkomunikasi dengan lebih baik

8. Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari manajer

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Sistem pengambilan keputusan didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang
interaktif, membantu pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis data-data guna
memecahkan masalah. Hasil keputusan penting akan merupakan informasi penting bagi
manajemen, baik untuk tahap perencanaan, penggiatan, ataupun pengawasan. Penyampaian
atau penyebaran informasi kepada khalayak, baik khalayak intern maupun khalayak ekstern,
yang dilaksanakan dengan sistem yang mapan dan mantap, akan merupakan bantuan yang
besar bagi lancarnya manajemen.

DAFTAR PUSTAKA
Putra, Y. M., (2018). Sistem Pengambilan Keputusan. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana

Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using Accounting
Applications. Journal of Economics and Business, 2(3)

http://ernaanjani.blogspot.com/2016/07/makalah-sistem-pengambilan-keputusan.html

http://syukronhamdani.blogspot.com/2017/10/makalah-sistem-pengambilan-
keputusan_21.html

Arnovelniwina.blogspot.com/2013/11/pengambilan-keputusan.html

http://crystianamaysari.blogspot.com/2016/12/makalah-dss-decision-support-
system.html

MAKALAH
Sistem informasi menejemen

DOSEN PEMBIMBING :

MERTA KUSUMA M.M

NAMA :

DESTIAN ANUGRAH RAMADHAN (1961201236)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

Anda mungkin juga menyukai