Anda di halaman 1dari 9

DEWASA

O/
KU: baik, Kesadaran: compos mentis
TTV: T: 36,2oC, HR: 88x/menit, RR: 18x/menit, TD: 160/90 mmHg
K/L: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), Subconjungtiva bleeding (-),
rhinorrea (-), otorea (-) jejas (-)
Thx: jejas (-) S1S2 reguler, batas jantung kanan meluas, bising (-), Sonor, SDV (+/+),
Rh (-/-), Wh (-/-), Rl (-/-)
Abd: jejas (-) datar, supel (+), timpani, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), shifting
dullnes (-)
Eks: akral hangat (+), nadi kuat, CRT <2”

DEWASA
O/
Kesadaran compos mentis
Keadaan umum sakit sedang
TD : 90/60
N : 60x/ menit
S : 36.1
RR : 22x/menit
Spo2 : 98%
Kepala: Konjungtiva anemis (-/-), mata cekung (+), mukosa bibir kering (+)
Thoraks : simetris, retraksi (-), ves +/+, rh -/-, wh -/-
Abd : bu + menurun, nyeri tekan ulu hati (+) nrs 4-5, supel
Ekstremitas : akral teraba dingin, crt <2s

DEWASA
O/
KU: Baik, Kesadaran: CM
T: 37,0
HR: 98x/menit
RR: 26x/menit
TD:120/70
SpO2: 99%
K/L: konjungtiva anemis (-/), sklera ikterik (-/-)
Thx: s1s2 reguler, bising (-), SDV (+/+), Rh (-/-), Wh (-/)
Abd: bentuk abdomen dalam batas normal
Timpani pada 9 kuadaran
Nyeri tekan (-)
DYSPEPSIA
P/
- R/ tab. omeprazole 20mg No. X
s.2.d.d tab 1
- R/ tab. domperidon 10mg No. X
3.d.d tab 1 jika mual-muntah

Edukasi:
- Menjalani pola makan sehat seperti menghindari makanan berlemak dan pedas,
serta minuman bersoda, kafein (kopi, teh, dan minuman
berenergi), minuman beralkohol, dan berhenti merokok.
- Mempertahankan berat badan ideal
Berat badan berlebihan atau obesitas merupakan salah satu faktor yang dapat
meningkatkan risiko Anda terkena sindrom dispepsia.
- Berolahraga secara teratur
Olahraga secara teratur dapat membantu menjaga berat badan, memaksimalkan
metabolisme tubuh, dan membantu kinerja organ
pencernaan. Namun, jangan langsung berolahraga setelah makan.
- Mengurangi stres
Stres berlebihan dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lambung,
sehingga memicu munculnya gejala sindrom dispepsia. Oleh
karena itu, perlu untuk mengelola stres dengan baik, misalnya dengan melakukan
metode relaksasi atau hobi dan kegiatan yang disukai.
- Menghindari kebiasaan berbaring setelah makan
Lambung perlu waktu selama beberapa jam untuk mencerna makanan dan
mengosongkannya. Saat berbaring setelah makan, lambung
akan tertekan dan hal ini dapat menimbulkan gejala sindrom dispepsia kambuh
atau muncul kembali. Oleh karena itu, tunggu setidaknya 2–3
jam setelah makan sebelum berbaring atau tidur.
- Minum obat yang diresepkan oleh dokter, dan jika keluhan belum membaik kontrol
kembali

MIGRAINE
P/
- R/ Tab. Ibuprofen 400mg No.X
S.2.d.d tab 1
- R/Tab. vitamin B complex No.X
s.2.d.d tab 1

Edukasi:
- Migrain tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi kita dapat mengurangi
frekuensi serangan penyakit ini semaksimal mungkin.
- Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan
migrain adalah:
> Mengidentifikasi dan mencegah pemicu migrain
Mengindentifikasi pemicu migrain dapat dilakukan dengan membuat catatan
setelah terserang migirain. Pasca serangan migrain,
penderita dapat membuat catatan mengenai tanggal dan jam serangan terjadi,
tanda- gejala yang muncul, obat yang dikonsumsi, serta
kapan gejala berakhir. Dari catatan tesebut, dokter dapat membantu
mengidentifikasi pemicunya dan memberi penanganan yang
tepat. Contohnya, migrain yang terjadi setelah mengonsumsi makanan tertentu
atau terjadi saat kondisi stress, upaya penanganan
yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari konsumsi makanan tersebut
atau mengendalikan stres agar tidak sampai
menimbulkan serangan migrain.

> Buat jadwal kegiatan harian yang konsisten


Mengatur pola tidur dan makan yang teratur serta mengendalikan tekanan atau
stres dapat mencegah timbulnya serangan migrain.
Selain itu, dianjurkan untuk berolahraga atau setidaknya stretching secara
teratur agar stres dapat berkurang, sehingga dapat
mencegah serangan migrain.

> Konsumsi obat atau suplemen


Biasanya, dokter akan meresepkan obat jika ada kemungkinan penderita
terserang kembali migrain atau jika serangan migrain sering
terjadi.

BPH
S/
Pasien datang meminta rujukan kontrol untuk rencana operasi ke dokter bedah
urologi. Saat ini pasien mengeluhkan tidak bisa buang air kecil. Pasien mengatakan
terakhir buang air kecil sekitar 6 jam yang lalu. Saat ini perut terasa penuh dan nyeri.
Pasien mengatakan sudah sering kontrol ke dokter bedah dan dikatakan prostat,
pasien direncanakan untuk operasi besok dengan dokter bedah urologi. RPD ;
keluhan serupa (+), HT (-), DM (-), dyspepsia (-). RPK; HT (-), DM (-), Alergi (-)

O/
KU; Baik, CM
TTV; TD;131/76 N; 71x/m, Suhu; 36,5, RR 20x/m
K/L; Jejas (-), CA (-/-), SI (-/-), SCH (-/-), epifora (-/-), rhinorrhea (-), otorhea (-/-)
Thorax; Pengembangan dada simetris, jejas (-)
Pulmo: SDV(-/-), Wh (-/-), Rh (-/-)
Cor: s1 s2 tunggal
Abdomen; jejas (-), supel, distensi (-), BU (+) 20x/min, NT (-), timpani di seluruh
lapang perut
Ekstremitas; Akral Hangat, Nadi Kuat

Status Lokalis:
Suprapubic, distensi (+), nt (+), dull di seluruh area

A/
BPH

GEA ANAK
S/
Pasien datang dengan Keluhan diare 6 kali dari 1 hari yang lalu. hari ini diare 3 kali,
lendir (-), darah (-), nyeri perut (-), demam (-), makan pedas (-), jajan sembarangan
(-). RPD: DM (-), Hipertensi (-). RPK; Asma (-), Merokok (-)

O/
KU: baik
Kesadaran: compos mentis
T: 36,2oC
HR: 88x/menit
RR: 18x/menit
TD: 125/80 mmHg
K/L: konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), mata cowong (-), rhinorrea (-),
mukosa kering (-), lnn ttb
Thx: jejas (-) S1S2 reguler, batas jantung kanan meluas, bising (-), Sonor, Ves (+/+),
Rh (-/-), Wh (-/-),
Abd: jejas (-) datar, supel (+), timpani, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), shifting
dullnes (-), turgor kembali cepat
Eks: akral hangat (+), nadi kuat, CRT <2”

A/
GEA

P/
R/sach. oralit No. III
S.p.r.n 300ml (setiap diare)
R/tab zinc 20mg No. X
S.1.d.d tab 1 selama 10 hari

Edukasi:
- Kontrol ulang 3 hari untuk monitoring
- Edukasi jika ada tanda dehidrasi (mata cekung, anak haus terus, anak rewel, tidak
mau minum,
gelisah, mengantuk terus) langsung bawa ke igd

EKG
Frekuensi: 103 takikardi
Rytme: Sinus, regular
Axis: normoaxis
Morfologi: dalam batas normal

Pemeriksaan EKG STEMI anteroseptal


Frekuensi: 92
Rytme: Sinus, regular
Axis: normoaxis
Morfologi: ST elevasi V1, V2,V3

Ro Thorax:
- Hiperinflasi paru
- Penebalan dinding bronkial
- Edema pulmo
- Cor dalam batas normal

DENGUE
S/
Pasien datang dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Demam terus menerus
dan turun dengan obat penurun demam namun naik kembali, pegal-pegal seluruh
badan (+), nyeri kepala (+), mual (+). BAB normal, BAK normal. Muntah (-), mimisan
(-), gusi berdarah (-), ruam-ruam merah (-), BAB hitam (-) batuk (-) pilek (-),
penurunan BB (-), mengigil malam hari (-), nyeri tenggorokan (-), hilang penciuman
(-), hilang perasa (-), merokok (-) .; HT (+), DM (-), dyspepsia (-). RPK; HT (-), DM (-),
Alergi (-).RPK; HT (-), DM (-), Alergi (-)

BRONKOPNEUMONIA/ SESAK
O:
KU; Sesak, CM
TTV; TD; 140/80mmHg, N; 105x/m, Suhu; 37,1, RR: 32, Spo2 89-91% room air
K/L; CA (-/-), SI (-/-), persued lips breathing (-), nafas cuping hidung (-), rhinorrhea (-),
lnn ttb
Thorax; retraksi dinding dada (+) subcostal dan intercostal minimal, pengembangan
dada simetris
Pulmo  SDV(-/-), Wh (-/-), Rh (+/+)
Cor  s1 s2 tunggal, murmur (-)
Abdomen; supel, distensi (-), BU (+) 10x/min, NT (-), timpani di seluruh lapang perut
Ekstremitas; Akral Hangat +/+/-/-, Nadi cepat, simetris

Pemeriksaan penunjang: Ro thorax  kesan Bronkopneumonia


Pemeriksaan EKG
Frekuensi: 100
Rytme: Sinus, regular
Axis: normoaxis
Morfologi: dalam batas normal

Pemeriksaan Swab Antigen  Reaktif

Pemeriksaan DL;
Hb: 10,1*
AL: 2,1*
AE: 2,29*
AT: 140
HCT: 37
Diff EOS: 1
Diff BAS: 0
Diff Gran/Neu: 83*
Diff Lym: 22*
Diff Mid: 6
MCV: 85
MCH: 31,2
NLR: 3,77
Pemeriksaan GDS  114

DENGUE ANAK
S/
Pasien datang dibawa oleh keluarganya dengan keluhan demam sejak 4 hari yang
lalu. Sudah dibawa ke rumah sakit dan diberikan obat penurun panas tetapi tidak
membaik. Demam terus menerus, pegal-pegal seluruh badan (+), nyeri kepala (+),
mual (+), muntah (+) 3x hari ini makanan. Keluarga mengatakan sejak kemarin
pasien sudah tidak mau makan dan minum dan terasa lemas. pasien belum BAB
sejak kemarin, BAK normal. Mimisan (-), gusi berdarah (-), ruam-ruam merah (-), BAB
hitam (-) diare (-), batuk (-) pilek (-), penurunan BB (-), mengigil malam hari (-), nyeri
tenggorokan (-), hilang penciuman (-), hilang perasa (-)
RPD ; keluhan serupa (-). RPK; HT (-), DM (-), Alergi (-)

O/
KU; Baik, CM
TTV; TD;96/60 N; 115x/m, Suhu; 38,8, RR 22x/m
K/L; Jejas (-), CA (-/-), SI (-/-), SCH (-/-), epifora (-/-), rhinorrhea (-), otorhea (-/-), lnn
ttb. Mukosa kering (+), mata cekung (+)
Thorax; Pengembangan dada simetris, jejas (-)
Pulmo: SDV(-/-), Wh (-/-), Rh (-/-)
Cor: s1 s2 tunggal
Abdomen; jejas (-), supel, distensi (-), BU (+) 20x/min, NT (-), timpani di seluruh
lapang perut
Ekstremitas; Akral dingin +/+/+/+, Nadi lemah cepat

Setelah diberikan terapi resusitasu cairan

KU; Baik, CM
TTV; TD;112/70 N; 108x/m, Suhu; 37,5, RR 18x/m
K/L; Jejas (-), CA (-/-), SI (-/-), SCH (-/-), epifora (-/-), rhinorrhea (-), otorhea (-/-), lnn
ttb. Mukosa kering (+), mata cekung (+)
Thorax; Pengembangan dada simetris, jejas (-)
Pulmo: SDV(-/-), Wh (-/-), Rh (-/-)
Cor: s1 s2 tunggal
Abdomen; jejas (-), supel, distensi (-), BU (+) 20x/min, NT (-), timpani di seluruh
lapang perut
Ekstremitas; Akral hangat +/+/-/-, Nadi cepat simetris

Pemeriksaan Swab Antigen: Non Reaktif

Pemeriksaan DL;
Hb: 12,1
Leu: 5,0
Eri: 3,5
Trombo: 29.000
HCT: 40
Diff EOS: 1
Diff BAS: 0
Diff Gran/Neu: 83
Diff Lym: 22
Diff Mid: 6
MCV: 85
MCH: 31,2
NLR: 3,77

A/
Hiperpireksia + Dengue Haemorrahgic fever grade 3

P:
- Rawat inap konsul ke Sp.A
- IVFD RL 10cc/kg/bb perjam
- Dumin Supp 120mg

Edukasi: kondisi ini merupakan karena nfeksi dengue, kondisi ini terjadi karena
terjadinya dehidrasi akibat kebocoran plasma, anak harus di rawat inap untuk di
observasi kondisinya dengan dokter spesialis Anak

LUKA
S: pasien datang dibawa oleh keluarganya untuk kontrol khitan yang dilakukan 3 hari
yang lalu. Pasien mengatakan tidak ada keluhan, tetapi terkadang masih nyeri. RPD ;
alergi (-). RPK; HT (-), DM (-), Alergi (-)

O:
KU; Baik, CM
TTV; N; 77x/m, Suhu; 36,8, RR 18x/m
K/L; Jejas (-), CA (-/-), SI (-/-), SCH (-/-), epifora (-/-), rhinorrhea (-), otorhea (-/-), lnn
ttb
Thorax; Pengembangan dada simetris, jejas (-)
Pulmo  SDV(-/-), Wh (-/-), Rh (-/-)
Cor  s1 s2 tunggal
Abdomen; jejas (-), supel, distensi (-), BU (+) 15x/min, NT (-), timpani di seluruh
lapang perut
Ekstremitas; Akral Hangat, Nadi Kuat
S/L: terlihat hecting post circumsisi masih basah, perdarahan (+) minimal, pus (-), NT
(+)
A: Kontrol post circumsisi hari ke 3

P:
- Medikasi luka
- Paracetamol syr 160mg/5ml 3xcth2
-Kontrol 3 hari lagi

Edukasi: Luka harus dijaga kebersihannya dan diharapkan untuk tidak terkena air
terlebih dahulu, kontrol 3 hari lagi utuk perawatan dan evaluasi luka

Anda mungkin juga menyukai