mahasiswa
pada site ini anda akan mendapatkan kumpulan karya mahasiswa yang saya
kumpulkan dari teman-teman dan kenalan isyallah akan bermanfaat bagi anda,
thanks
RABU, 12 JUNI 2013
Disusun Oleh :
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita haturkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberi rahmat
kepada kita semua.
Shalawat serta salam tidak lupa mari kita senandungkan untuk junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Penulis menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah TAUHID yang diampu
oleh Ibu Dra. Siti Johariyah, M.A .Dalam menulis makalah ini, penyusun merasa banyak kekurangan
dan kesalahan dikarenakan penyusun masih dalam tahap belajar.
Akan tetapi, penyusun tetap berharap aupaya makalah ini bermanfaat bagi siapaun yang
membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………...…….i
B. Rumusan Masalah…………………………………………….…….…..1
Pembahasan
A. Pengertian Tauhid………………………………………………………2
Penutup
A. Kesimpulan……………………………………………………………..7
B. Saran……………………………………………………………………7
C. Daftar Pustaka………………………………………………………….8
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana peran tauhid dalam kehidupan social masyarakat modern saat ini ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid
Tauhid adalah salah satu hal terpenting yang harus difahami, dimiliki dan dipegang
teguh oleh umat islam, karena dengan tauhid seseorang dapat mengerti apa arti dari kehidupan
yang dia jalanani.
Dalam ajaran islam kalimat tauhid terbagi menjadi dua bagian yang sangat berhubungan
antara satu dengan yang lainya, yaitu Nafyu dan Isbat.
Nafyu (peniadaan), kalimat tersebut adalah Laailaaha yang artinya” tiada Tuhan”, maksud
dari kalimat itu iyalah meniadakan segala macam Tuhan, sehingga di muka bumi ini tiada apapun
yang patut disembah, dipuja, diimani dan ditaati.
Isbat (menetapkan), kalimat tersebut adalah Illallah yang artinya “ kecuali Allah”, maksud
dari kalimat itu iyalah memunculkan pemahaman tentang keberadaan Allah sebagai satu-satunya
Tuhan di dalam fikiran kita setelah kita menghapus segala macam Tuhan yang ada di dalamnya.
Tauhid mempunyai peran besar terhadap hidup manusia, karena dengan tauhidlah manusia
dapat memahami arti dan tujuan hidup mereka. Marilah kita tengok di dalam kehidupan kita pada
zaman yang katanya modern ini, banyak manusia yang hidup tanpa tujuan yang jelas, mereka
bekerja siang malam banting tulang hanya untuk mendapatkan harta yang banyak, dengan harta
itulah mereka berusaha memuaskan hawa nafsunya yang tak kunjung puas dengan apa yang telah
mereka lakukan, padahal Allah telah berfirman dalam ayat-Nya, yang artinya ”Tidaklah Aku ciptakan
jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepadaku”.
Maka jelaslah tujuan hidup manusia sesungguhnya, yaitu hanya beribadah kepada Allah
Subhanahu Wata’ala saja dan bukan untuk yang lain, karena segala macam perbuatan yang kita
lakukan mulai dari makan kita, tidur kita, belajar kita, dan segalamacam usaha yang kita lakukan jika
kita niatkan untuk beribadah kepada Allah niscaya semua itu adalah pahala bagi kita.
Manusia yang bertauhid mengemban tugas untuk membersihkan manusia dari menyembah
manusia, hewan, tumbuhan, matahari, berhala, dan lain-lain kepada menyembah alloh. Dengan
tauhid, kedudukan manusia sama manusia yang lain, yang membedakan manusia dihadapan alloh
adalah tingkat ketaqwaannya(QS. Al Hujurat: 13)
Hubungan manusia tidak hanya dengan tuhannya, tetapi juga mencakup hubungan horisontal
dengan sesamanya. Maka dari itu tauhid juga memiliki fungsi membentuk suatu masyarakat yang
mengejar nilai-nilai utama dan mengusahakan tegaknya nilai keadilan sosial sehingga memberikan
insipirasi pada manusia untuk mengubah dunia disekelilingnya agar sesuai dengan kehendak alloh.
Hal ini akan memicu manusia untuk membentuk suatu misi yang bertujuan mengubah dunia,
menegakkan kebenaran, dan keadilan, merealisasikan berbagai nilai-nilai utama dan memberantas
kerusakan dimuka bumi. Dengan misi ini akan terwujud kehidupan sosial yang adil, etis, dan agamis.
1. Memiliki komitmen utuh pada Tuhannya. Ia akan berusaha secara maksimal untuk menjalankan
pesan dan perintah Allah sesuai dengan kadar kemampuannya.
3. Bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap kualitas kehidupannya, adat
istiadatnya, tradisi dan paham hidupnya.
4. Tujuan hidupnya amat jelas. Ibadahnya, kerja kerasnya, hidup dan matinya hanya untuk Allah
semata. Ia tidak akan terjerat ke dalam nilai-nilai palsu atau hal-hal tanpa nilai sehingga tidak pernah
mengejar kekayaan, kekuasaan dan kesenangan hidup sebagai tujuan. Sebaliknya, hal-hal tersebut
hanyalah sebagai sarana mencapai keridlaan Allah.
5. Memiliki visi yang jelas tentang kehidupan yang harus dibangunnya bersama manusia lain , suatu
kehidupan yang harmonis antara manusia dan Tuhannya,[1]
1. Membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada semua makhluk.
Sampai sekarang masih banyak manusia, termasuk umat muslim yang cenderung mengikuti
tradisi dan keyakinan nenek moyangnya. Tidak hanya itu, mereka juga banyak yang menyerah dan
tunduk begitu saja kepada para pemimpin mereka, tanpa daya fikirr kritis serta keberanian untuk
mengkritik. Padahal Al- Qur’an telah mengingatkan bahwa orang- orang yang tidak bersikap kritis
terhadap para pemimpin mereka akan kecewa dan mengeluh di hari akhir.
]٣٣:٦٦[ ار يَقُولُونَ يَا لَ ْيتَنَا أَطَ ْعنَا هَّللا َ َوأَطَ ْعنَا ال َّر ُسواَل
ِ َّيَوْ َم تُقَلَّبُ ُوجُوهُهُ ْم فِي الن
َ َ َوقَالُوا َربَّنَا إِنَّا أَطَ ْعنَا َسا َدتَنَا َو ُكبَ َرا َءنَا فَأ
]٣٣:٦٧[ ضلُّونَا ال َّسبِياَل
“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah
baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul
Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-
pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). ".
( QS. Al- Ahzaab : 66-67).
Fungsi ini dirujukkan pada kalimat “LailaahaillAllah SWT” ( tidak ada Tuhan selain
Allah). Kalimat ini merupakan kalimat pembebasan bagi manusia. Dengan mengucapkan “ tidak ada
Tuhan selain Allah” berarti seorang muslim telah memutlakkan Allah SWT Yang Maha Esa sebagai
Kholiq, maka umat muslim mengemban tugas untuk melaksanakan “ tahrirunnasi min ‘ibadatil ‘ibad
ila ‘ibadatillahi ” atau membebaskan manusia dari menyembah sesama manusia kepada
menyembah Allah SWT semata.
2. Menjaga manusia dari nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa nafsu, gila kekuasaan, dan
kesenangan- kesenangan sensual belaka.
Suatu kehidupan yang didedikasikan pada kelezatan sensual, kekuasaan, dan penumpukan
kekayaan dapat mengeruhkan akal sehat dan menghilangkan pikiran jernih. Sebenarnya telah
dengan tajam Al- Qur’an menyindir orang-orang seperti ini.
]٢٥:٤٣[ أَ َرأَيْتَ َم ِن اتَّ َخ َذ إِ ٰلَهَهُ هَ َواهُ أَفَأ َ ْنتَ تَ ُكونُ َعلَ ْي ِه َو ِكياًل
َ َبَلْ هُ ْم أ ۖإِ ْن هُ ْم ِإاَّل َكاأْل َ ْن َع ِام ۚ َأَ ْم تَحْ َسبُ أَ َّن أَ ْكثَ َرهُ ْم َي ْس َمعُونَ أَوْ يَ ْعقِلُون
]٢٥:٤٤[ ضلُّ َسبِياًل
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka
apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?
atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu
tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang
ternak itu)”.( QS. Al- Furqon : 43-44)
Maksudnya ialah bahwa tauhid menjadi kerangka pemikiran dalam menemukan hakikat
kebenaran mengenai segala yang ada di alam semesta ini pada seginya yang abstrak, potensial,
maupun yang konkret. Sehingga manusia tidak melampaui batas dalam pemahaman suatu keilmuan
yang membuat dirinya lalai dan merasa benar hingga akhirnya membawa mereka kepada
kesombongan yang pasti berakhir dengan kehancuran. Contoh Hitler dengan tentara Nazinya,
dengan ilmunya Hitler merasa bahwa gagasan yang dia miliki mampu membawa umat manusia
menuju peradaban yang lebih maju, namun karena ilmu tersebut tidak dilandasi dengan Aqidah,
maka yang terjadi adalah kehancuran rezim yang dimilikinya.
4. Sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan hidup seluruh
umat manusia, ketika seluruh ajaran- ajarannya dilaksanakan secara konsisten.
Dengan menjadikan tauhid sebagai pegangan dalam hidup, serta merealisasikan perintah
yang ada, maka akan terwujud suatu kebahagiaan serta kedamaian hidup yang tak terhingga. Karena
telah di tancapkan dalam hati bahwa tidak ada yang memiliki kekuatan maupun kekuasaan
selain Ilahirabbi.
5. Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai pusat kesadaran
intelektual mereka.
Dengan kata lain, kita meyakini bahwa semua aktivitas yang kita lakukan maupun kejadian
yang terjadi merupakan atas kehendak Allah SWT, semua itu telah diatur dengan sempurna oleh-
Nya. Karena Dia lah pemilik seluruh isi alam ini, Dia mengetahui segala hal yang ghoib ( abstrak)
maupun yang dzohir, yang tersembunyi maupun yang tampak, Dia lah Tuhan yang patut untuk
disembah dan tiada Tuhan selain Dia. Dengan demikina akan terwujud keyakinan yang kukuh dan
konsekuen, sehingga tidak mudah terombang ambing oleh perkembangan zaman dan tidak
terpenaruh keyakinan yang menyesatkan.[2]
Dengan Tauhid, manusia tidak saja akan bebas dan merdeka, tetapi juga akan sadar bahwa
kedudukannya sama dengan manusia manapun. Tidak ada manusia yang lebih superior atau inferior
terhadap manusia lainnya. Setiap manusia adalah hamba Allah yang berstatus sama. Jika tidak ada
manusia yang lebih tinggi atau lebih rendah daripada mnusia lainnya di hadapan Allah, maka juga
tidak ada kolektivitas manusia, baik sebagai suatu suku bangsa ataupun suatu bangsa , yang lebih
tinggi atau lebih rendah daripada suku bangsa atau bangsa lainnya. Semuanya berkedudukan sama
di hadapan Allah SWT. Yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaan pada Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di depan dapat diketahui bahwa Tauhid mempunyai berbagai macam fungsi
dan peran yang dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial yakni membebaskan
manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada semua makhluk, menjaga manusia dari
nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan
sensual belaka, Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan hidup seluruh umat
manusia, ketika seluruh ajaran- ajarannya dilaksanakan secara konsisten, Mengajarkan kepada umat
islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai pusat kesadaran intelektual mereka. Maka jelaslah
bahwa tauhid erat hubunganya dengan kehidupan sosial karena dengan ber tauhid manusia dapat
mengetahui tujuan hidup mereka yaitu beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala secara vertical
yaitu langsung kepada Allah dengan ibadah makdoh dan Horizontal yaitu beribadah dengan sesama
makhluk Allah dengan ibadah ghoirumakdoh.
B. Saran
Kita sebagai umat beragama sebaiknya dapat mengambil hikmah dari fungsi dan peran yang
telah dibahas diatas. Dengan demikian, kita bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://taman-pengetahuan.blogspot.com
[1](buku Tauhid, POKJA AKADEMIK, pokja akademik UIN SUKA 2005, hlm 78)
[2](http://taman-pengetahuan.blogspot.com)
Nurroqim Indrasumarno di 19.58
Berbagi
6 komentar:
1.
terimakasih :)
Balas
2.
Makasih ya bang
Balas
3.
makasih
http://www.dhanhariz.esy.es/
Balas
4.
Alhamdulillah terimakasih
Balas
5.
6.
Nurroqim Indrasumarno
hoi semua perkenalkan kami adalah army iq(ibnul qoyyim)suatu gerakan pramuka
yang siap dan selalu ikut serta dalam membangun masyarakat yang beriman,
berakhlaq mulia, dan cinta Allah dan rosul-Nya
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.