Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP PUSKESMAS

Dosen Pengampu : Ns. Alfianur S.Kep M.Kep


Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas I
Disusun oleh :
Winda Permata (19010017)
Rasidi (19010009)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEKANBARU MEDICAL CENTER
T.A 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Konsep Puskemas” dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
2. Bapak Ns. Alfianur S.Kep,.M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
pengajaran kepada kami.
3. Teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
4. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang baik secara langsung
maupun tidak langsung juga telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan sampai terselesaikannya makalah
ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kemajuan dan perbaikan untuk masa mendatang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
A. Latarbelakang .......................................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah................................................................................................. 2
D. manfaat.................................................................................................................. 3
BAB II ISI.................................................................................................................. 3
A. Pengertian .............................................................................................................3
B. visi dan misi Puskesmas........................................................................................ 3
C. peran puskesmas.................................................................................................... 3
D. fungsi puskesmas................................................................................................... 4
E. struktur puskesmas ................................................................................................4
F. tata kerja puskesmas .............................................................................................5
G. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas...................................... 5
H. progam pokok puskesmas..................................................................................... 8
I. Azas Penyelenggaraan Puskesmas.......................................................................... 9
J. Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas........................................ 9
K. Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas................................................ 11
L. Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas.......................... 15
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 16
A. Simpulan................................................................................................................ 16
B. Saran...................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah yang tidak lain
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap anggotanya dalam koridor
kebersamaan. Dalam angan setiap anggota masyarakat, negara yang dibentuk oleh mereka ini
akan melaksanakan fungsinya menyediakan kebutuhan hidup anggota berkaitan dengan
konstelasi hidup berdampingan dengan orang lain di sekelilingnya. Di kehidupan sehari-hari,
kebutuhan bersama itu sering kita artikan sebagai “kebutuhan publik”. Salah satu contoh
kebutuhan publik yang mendasar adalah kesehatan.
Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan
kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan
aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudah didapatkan
setiap saat. Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah
adanya Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah menyediakan layanan
kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yanng relatif terjangkau untuk masyarakat,
terutama masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah.
Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai “Pelayanan Puskesmas” karena
Puskesmas sebagai bentuk nyata peran birokrasi dalam memberikan pelayanan publik kepada
masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan sdan karena Puskesmas merupakan ujung
tombak pelayanan kesehatan masyarakat.

B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Puskesmas
2. Mengetahui visi dan misi Puskesmas
3. Mengetahui peran puskesmas
4. Mengetahui fungsi puskesmas
5. Mengetahui struktur puskesmas
6. Mengetahui tata kerja puskesmas
7. Mengetahui Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
8. Mengetahui progam pokok puskesmas
9. Mengetahui Azas Penyelenggaraan Puskesmas

1
10. Mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup
Puskesmas
11. Mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah di lingkup
Puskesmas
12. Mengetahui solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup Puskesmas.

C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Puskesmas?
2. Sebutkan visi dan misi Puskesmas?
3. Apa peran puskesmas?
4. Apa fungsi puskesmas?
5. Sebutkan struktur puskesmas?
6. Sebutkan tata kerja puskesmas?
7. Bagaimana Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas?
8. Sebutkan progam pokok puskesmas?
9. Sebutkan Azas Penyelenggaraan Puskesmas?
10. Apa saja masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup
Puskesmas?
11. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah di lingkup Puskesmas?
12. Bagaimana solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup Puskesmas?.

D. Manfaat
Dari pembahasan materi yang tersedia dalam makalah ini, diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada pembaca untuk mengetahui tentang definisi, fungsi, peran,
tujuan, struktur, tata kerja Puskesmas, serta mengetahui penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas. Selain itu pembaca dapat mengetahui masalah-
masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup Puskesmas dan mencari serta
menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah di lingkup Puskesmas,
sekaligus dapat mengetahui solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup
Puskesmas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Puskesmas adalah Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan
kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah
ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup
aspek pembiayaan. (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008)
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja

B. Visi dan Misi Puskesmas


1. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat .
Indikator Kecamatan Sehat:
a. lingkungan sehat
b. perilaku sehat
c. cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. derajat kesehatan penduduk kecamatan
2. Misi Puskesmas
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta


lingkungannya

C. Peran Puskesmas

3
peran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan
nasional secara komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di
Rumah Sakit.
D. Fungsi Puskesmas
1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka
menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan
sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun
rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak
menimbulkan ketergantungan.
d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program

E. Struktur Organisasi
1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha:
3. Data dan Informasi,

4. Perencanaan dan Penilaian,

5. Keuangan, Umum dan Kepegawaian

6. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:

7. UKM / UKBM

8. UKP

4
9. Jaringan pelayanan Puskesmas:

10. Unit Puskesmas Pembantu

11. Unit Puskesmas Keliling

12. Unit Bidan di Desa/Komunitas

F. Tata Kerja
1. Kantor Camat → koordinasi
2. Dinkes → UPT → bertanggung jawab ke Dinkes
3. Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama → sebagi mitra

4. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat → sebagai pembina

5. Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan →kerjasama

6. Lintas sektor → koordinasi

7. Masyarakat → perlu dukungan/partisipasi →BPP (Badan Penyantun Puskesmas)

G. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas


Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat. Hal ini
dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal). Standar Pelayanan Minimal
adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan
kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang
mencakup : jenis pelayanan, indikator, dan nilai (benchmark). Pelaksanaan Urusan Wajib dan
Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM) diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 1457/MENKES/SK/X/2003 dibedakan atas : UW-SPM yang wajib
diselenggarakan oleh seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW-SPM spesifik
yang hanya diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai keadaan setempat. UW-SPM
wajib meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, penyelenggaraan perbaikan gizi
masyarakat, penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular, penyelenggaraan promosi

5
kesehatan, dll. Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
dan pemberantasan penyakit malaria, dll. Hal ini diperkuat dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standard Pelayanan Minimal.

RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN


MINIMAL
Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan
1. Penyelenggaraan  Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Pelayanan Kesehatan  Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra sekolah
Dasar  Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan
remaja
 Pelayanan kesehatan usia subur
 Pelayanan kesehatan usia lanjut
 Pelayanan imunisasi
 Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
 Pelayanan pengobatan / perawatan

2. Penyelenggaraan  Pelayanan kesehatan dengan 4 kompetensi dasar


pelayanan kesehatan (kebidanan, bedah, penyakit dalam, anak)
rujukan dan penunjang  Pelayanan kesehatan darurat
 Pelayanan laboratorium kesehatan yang
mendukung upaya kesehatan perorangan dan
kesehatan masyarakat
 Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan
3. Penyelenggaraan  Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi

6
pemberantasan penyakit dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
menular (KLB)
 Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
 Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB
paru
 Pencegahan dan pemberantasan penyakit
malaria
 Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
 Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
 Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-
AIDS
 Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
 Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
 Pencegahan dan pemberantasan penyakit
fliariasis
4. Penyelenggaraan  Pemantauan pertumbuhan balita
perbaikan gizi masyarakat  Pemberian suplemen gizi
 Pelayanan gizi
 Penyuluhan gizi seimbang
 Penyelenggaraan kewaspadaan gizi
5. Penyelenggaraan promosi  Penyuluhan prilaku sehat
kesehatan  Penyuluhan pemberdayaan masyarakat dalam
upaya kesehatan
6. Penyelenggaraan  Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik, kimia,
kesehatan lingkungan dan biologi
sanitasi dasar  Pengendalian vektor
 Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum
7. Pencegahan dan  Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan
penanggulangan Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA)
penyalahgunaan narkotika, yang berbasis masyarakat
psikotropika dan zat
adiktif lain
8. Penyelenggaraan  Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
pelayanan kefarmasian untuk pelayanan kesehatan dasar
dan pengamanan sediaan  Penyediaan dan pemerataan pelayanan

7
farmasi, alat kesehatan kefarmasian di saranan pelayanan kesehatan
serta makanan dan  Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan
minuman

H. Program Pokok Puskesmas


Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun
fasilitasnya, karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-beda. Namun
demikian kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
1. Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2. Keluarga Berencana
3. Usaha Peningkatan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8. Usaha Kesehatan Sekolah
9. Kesehatan Olah Raga
10. Perawatan Kesehatan Masyarakat
11. Usaha Kesehatan Kerja
12. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13. Usaha Kesehatan Jiwa
14. Kesehatan Mata
15. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17. Kesehatan Usia Lanjut
18. Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan
pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa ( PKMD ). Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti

8
tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program
kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh: Pekan Imunisasi Nasional ). Dalam hal
demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah
Pusat bersama Pemerintah Daerah. Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi,
misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk mengatasi
kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain.
I. Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
a. Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya.
b. Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
c. Ditunjang dengan puskesmas pembantu, Bidan di desa, puskesmas keliling
2. Azas pemberdayaan masyarakat
a. Puskesmas harusmemberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar berperan aktif
dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b. Potensi masyarakat perlu dihimpun
3. Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
a. Keterpaduan lintas program
1) UKS : keterpaduan Promkes, Pengobatan, Kesehatan Gigi, Kespro, Remaja, Kesehatan
Jiwa
b. Keterpaduan lintassektoral
1) Upaya Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kades,
pertanian, pendidikan, agama, dunia usaha, koperasi, PKK
2) Upaya Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kades,
pertanian, pendidikan, agama
4. Azas rujukan
a. Rujukan medis/upaya kesehatan perorangan
1) rujukan kasus
2) bahan pemeriksaan
3) ilmu pengetahuan
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
1) rujukan sarana dan logistik
2) rujukan tenaga
9
3) rujukan operasional

J. Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam memberikan
pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dikenal
murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan utama bagi
masyarakat, namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang lebih memilih pelayanan
kesehatan pada dokter praktek swasta atau petugas kesehatan praktek lainnya. Kondisi ini
didasari oleh persepsi awal yang negatif dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas,
misalnya anggapan bahwa mutu pelayanan yang terkesan seadanya, artinya Puskesmas tidak
cukup memadai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik dilihat dari sarana
dan prasarananya maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang
kegiatannya sehari-hari. Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat itu tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan.
Misalnya: sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada, yang
dikeluhkan masyarakat. Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para petugas medis
yang dinilai cenderung arogan, berdalih terbatasnya persediaan obat-obatan pada puskesmas
telah menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada apotik. Di samping
itu, ketika membawa salah seorang warga yang jatuh sakit saat mengikuti kegiatan
perkampungan pemuda, kemudian warga yang lain mengantarnya ke Puskesmas Peudada,
pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red) mengaku telah kehabisan
stok obat. Hal tersebut, tentu telah merusak citra Puskesmas sebagai pemberi layanan
kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat membantu dalam memberikan
pertolongan pertama yang sesuai dengan standar pelayanan kesehatan. Selain itu, tidak
berjalannya tugas edukatif di Puskesmas yang berkaitan dengan penyuluhan kesehatan yang
sekaligus berkaitan dengan tugas promotif. Menurut masyarakat, petugas puskesmas sangat
jarang berkunjung, kalaupun ada, yaitu ketika keluarga mempunyai masalah kesehatan seperti
anggota keluarga mengalami gizi buruk atau penderita TB. Berarti tugas ini lebih untuk
memberikan laporan dan kuratif dibanding upaya promotif. Kemudian, perawat puskesmas
biasanya aktif dalam BP, puskesmas keliling, dan puskesmas pembantu. Jelas dalam tugas
tersebut, perawat melakukan pemeriksaan pasien, mendiagnosa pasien, melakukan
pengobatan pada pasien dengan membuat resep pada pasien. Namun, ketika melakukan tugas
tersebut tidak ada supervisi dari siapapun, khususnya penanggung jawab dalam tindakan
10
pengobatan/medis. Tenaga perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya
sendiri, karena mungkin tugas kuratif lebih penting. Hal ini berdampak kepada status
kesehatan masyarakat, status gizi, penyakit infeksi menular dan mungkin upaya kesehatan ibu
dan anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga berdampak pada kondisi kesehatan
masyarakat. Kalaulah memang tugas tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah
kuratif, maka Puskesmas menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit akan
memiliki banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik. Tapi kalaulah Puskesmas ini
menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas eksekutif bagi
perawat haruslah digiatkan, dan puskesmas menjadi bagian dari unit Dinas kesehatan, atau
bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat dalam mengatur program-programnya,
sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai regulator, pemberi dana dan pengadaan petugas,
untuk pelayanan kesehatan masyarakat diberikan kepada Puskesmas, atau pelayanan
kesehatan dapat ditenderkan kepada pihak swasta. Tidak hanya hal-hal yang telah
diungkapkan di atas, lebih dari itu, masih ada permasalahan yang muncul di lingkup
puskesmas, misalnya: Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat hanya sampai jam 14.00
WIB, kemampuan keuangan daerah yang terbatas, puskesmas yang kurang memiliki otoritas
untuk memanfaatkan peluang yang ada, puskesmas belum terbiasa mengelola kegiatannya
secara mandiri, serta kurangnya kesejahteraan karyawan yang berpengaruh terhadap motivasi
dalam melaksanakan tugas di puskesmas.

K. Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas


Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-masalah.
Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh faktor-faktor
sebagai berikut: (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin, 1993: 44-46)
a. Faktor Internal
1) Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam mencapai
tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas. Dimana fungsi manajemen itu untuk
planning, organaizing, leading, dan controling. Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya
sering kali tidak berjalan sehingga kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang
dianggap ‘baik/sudah biasa’. Bahkan terasa sekali bahwa tidak pernah adanya upaya
pengembangan. Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan kendali mutu pelayanan
yang disebabkan kurangnya pengetahuan, peralatan, dan perhatian tersita pada upaya
pengobatan. Dapat dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada masalah-masalah
11
manajerial daripada kasus-kasus klinik. Dapat dikatakan juga bahwa kurangnya pengetahuan
para Kepala Puskesmas dan rendahnya disiplin/etos kerja staff, menjadikan unsur manajemen
ini tidak berjalan. Tentu hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk melayani masyarakat
dalam bidang kesehatan.

2) Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai target dari
program-program Puskesmas. Tetapi apa yang terjadi pada Puskesmas di Indonesia terkesan
tidak diperhatian oleh pemerintah dengan alasan wilayah geografis yang sulit untuk
dijangkau, sehingga sarana dan prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas, baik
berupa alat medis maupun obat-obatan. Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang
dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi rendah karena
tidak sesuai dengan standart kesehatan.
3) Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan. Misalanya program Posyandu yang tidak tepat
sasaran. Jumlah tenaga medis sedikit karena insentif dari pemerintah daerah. Faktor
kesejahteraan pegawai memang hal penting karena berkaitan dengan satu-satunya pendapatan
resmi mereka adalah gaji. Untuk mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
Puskesmas di perlukan pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya.
4) Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak sebanding
dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya pelayanan Puskesmas pun mahal
padahal sarana yang terdapat di sana tidak sebanding dengan apa yang harus dibayar
sehingga hal ini berdampak kepada masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang
fasilitas lebih baik daripada Puskesmas. Adapun sumber-sumber keuangan Puskesmas
sebagai berikut:
a) Pemerintah
Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan atas dana
pembangunan dan dana anggaran rutin. Dana ini diturunkan secara bertahap ke Puskesmas
melalui Dinas Kesehatan Kabupaten.
b) Retribusi
12
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas yang membiayai
upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya dan besarnya ditentukan oleh Pemerintah
Daerah.
c) PT. ASKES
Puskesmas menerima dana dari PT. ASKES yang peruntukannya sebagai imbal jasa
kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS)
d) PT. JAMSOSTEK
Puskesmas menerima dana dari PT. JAMSOSTEK yang peruntukannya sebagai imbal
jasa kepada peserta JAMSOSTEK yaitu Pegawai / karyawan yang berada dibawah naungan
Dinas Tenaga Kerja.
e) BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat membiayai operasinal
dari program-program Puskesmas. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu,
birokratisasi penyaluran keuangan dari pemerintah sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya
responsibilitas pengelola manajemen Puskesmas.
5) Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas dengan
penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
Puskesma.Tenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas biasanya terdiri dari orang-orang
terpelajar dan bukan berasal dari daerah tersebut, sehingga penduduk menganggapnya
sebagai orang asing. Apalagi jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak
dimengerti oleh penduduk, maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas.
b) Faktor Eksternal
1. Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau setingkat
dengan kecamatan. Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki keadaan yang berbeda-beda
dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan puskesmas. Memang ada kecamatan-
kecamatan yang hanya dengan satu Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk.
Tetapi ada juga puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas. Hal ini terkait
pada dana yang tidak cukup untuk menggunakan alat-alat transportasi atau memang tempat

13
tinggalnya terpencil sehingga penduduknya lebih senang tinggal di rumahnya daripada pergi
ke Puskesmas.
2. Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legslatif dan eksekutif yang
tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai tulang punggung pendapatan
daerah. Ini berarti orang sakit dijadikan tualng punggung pendapatan daerah. Padahal upaya
menyehatkan masyarakat sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU. No.22 dan
UU No. 25 tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan rakyat. Disamping
itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah mencerminkan kurangnya perhatian terhadap
investasi hak-hak dasar pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar.
3. Keadaan Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat. Jumlah warga negara Indonesia mayoritas bermata
pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi ekonominya kurang memadai. Walaupun
ada ketentuan yang memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar
retribusi di Puskesmas, namun kenyataannya orang-orang yang demikian justru enggan
datang ke Puskesmas.
4. Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan yang
dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat pertama, karena
pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah, maka pola pikir mereka sangat
sederhana dan kurang atau bahkan belum paham akan arti kesehatan. Mereka cenderung
mengikuti sifat-sifat tradisional yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan
lingkungannya.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat pendidikan yang
rendah yang mana sebagian besar penduduk Indonesia lulusan SD terutama di daerah
pelosok-pelosok Indonesia, sehingga hal berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat
dalam mewujudkan masyarakat Indonesia sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang
letaknya dekat dengan masyarakat tersebut. Selain itu juga disebabkan Rumah Sakit lebih
baik sarana dan prasarananya, padahal Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang
paling dasar dalam lingkungan masyarakat setempat.
5. Dinas Kesehatan
14
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani penyembuhan
penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan dengan melayani obat-obatan yang
dapat digunakan sebagai upaya pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk.
Dengan kata lain pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan
kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif. Selain itu Dinas Kesehatan
juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan program-program
Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis.
L. Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang terinstitusionalisasi mempunyai
kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan kesehatan di daerah.
Untuk itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk meningkatkan/meratakan kualitas dan
kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan
memperluas jaringan yang efektif dan efisien di Puskesmas, peningkatan jumlah dan kualitas
tenaga kesehatan/revitalisasi kader PKK, pembentukan standar pelayanan kesehatan
minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang komprehensif, serta memperbaiki sistem
informasi pada semua tingkatan pemerintah. Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah,
jelas bahwa Puskesmas memiliki pencitraan yang rendah pada saat sekarang, terutama jika
dilihat dari sarana, Puskesmas tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun sudah
mendapat dana dari Dinas Kesehatan.

15
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata masih
menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Tidak
hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai, tetapi juga dari segi
tenaga medis yang demikian pula adanya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus dari
pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta komitmen
untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk oleh masyarakat. Selain itu,
Puskesmas juga harus memiliki standar pelayanan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan
masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
B. Saran
1. Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2. Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3. Merestrukturisasikan peran Puskesmas
4. Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat
5. Mensosialisasikan program-program Puskesmas kepada masyarakat untuk mengubah citra
Puskesmas yang sudah dinilai buruk oleh masyarakat

16
DAFTAR PUSTAKA

Tjiptoherijanto, prijono, Said Z. Abidin, Reformasi Administrasi dan Pembangunan


Nasional. 1993. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta
http://model-puskesmas-era-desentralisasi.html, diunduh tanggal 16 Januari 2022

http://one.indoskripsi.com, diunduh tanggal 16 januari 2022

http://alfredsaleh.files.wordpress.com, diunduh tanggal 16 Januari 2022

17

Anda mungkin juga menyukai