Anda di halaman 1dari 7

IJCETS 1 (1) (2014)

Indonesian Journal of Curriculum and


Educational Technology Studies
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jktp

EVALUASI PENERAPAN MOVING CLASS DI SMA 1 JEKULO KUDUS

Istiqomah, Sukirman, Kustiono


Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ _______________________________________________________________
Sejarah Artikel: SMA 1 Jekulo adalah salah satu rintisan sekolah bertaraf internasional yang menggunakan
Diterima September 2013 sistem pembelajaran moving class sebagaimana telah diatur oleh pemerintah daerah. Tujuan
Disetujui Agustus 2013 dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan moving class di SMA 1
Dipublikasikan Oktober Jekulo Kudus. Metode yang digunakan yaitu metode dengan pendekatan kuantitatif dan
2013 model evaluasi yang digunakan adalah model evaluasi Context, Input, Process, Product
________________ (CIPP). Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Evaluasi terhadap context moving class
Keywords: menunjukkan bahwa secara context SMA 1 Jekulo telah dikatakan siap melaksanaakan
Evaluation, Application moving class. Terbukti dengan kesiapan sarana-prasana penunjang moving class yang mulai
Class Moving, Moving Class dilengkapi, (2) Evaluasi terhadap input menunjukkan bahwa kemampuan guru mengelola
____________________ kelas, pemilihan strategi pelaksanaan dan strategi pengelolaan dapat dikatakan baik, dalam
artian strategi yang digunakan memenuhi standar dalam pelaksanaan moving class, (3)
Evaluasi terhadap proses moving class menunjukan bahwa secara proses, moving class yang
diterapan SMA 1 Jekulo dapat dikatakan baik. Dikatakan baik karena penggunaan strategi
pelaksanaan dan pengelolaan sudah cukup efektif, (4) Evaluasi terhadap produk
menunjukkan bahwa moving class cukup pengaruh pada peningkatan motivasi belajar siswa,
kreatifitas guru, dan prestasi hasil belajar siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan
meningkatnya semangat siswa dalam belajar setelah menerapkan moving class.
Abstract
_______________________________________________________________
SMA 1 Jekulo is one of the pioneering international school that uses moving class learning system as
provided by the local government. The purpose of this study was to determine how the application of
moving class in SMA 1 Jekulo Kudus. The method used in this research is quantitative approach and
the evaluation model used is Context, Input, Process, Product (CIPP). The results of this study are: (1)
Evaluation of moving class context shows that the context of SMA 1 Jekulo is ready for moving class
implementation. It is can be seen from the evidence that moving class facilities and infrastructures are
being equipped by the school, (2) evaluation of the input indicates that the ability of teachers to manage
the classroom, selection and execution strategy management strategies are good, in other words the
learning strategies meet the standards of the moving class implementation, (3 ) Evaluation of the process
of moving class showed that the process of moving class in SMA 1 Jekulo implementation are good,
because the implementation is quit effective, (4) evaluation of the product indicated that moving class
influences the students’ motivation, teachers’ creativity, and the achievement of student learning
outcomes according to the students’ motivation after working with moving class system.
© 2013 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6447
Gedung A3 Lantai 1 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: isty_tp08@yahoo.co.id

1
Istiqomah dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)

PENDAHULUAN nasional pendidikan. Standar pendidikan diartikan


sebagai kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
Lembaga pendidikan nasional merupakan seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
suatu institusi publik untuk mewujudkan suatu tujuan Indonesia. Standar Nasional Pendidikan terdiri dari
bersama ialah mencerdaskan kehidupan bangsa delapan standar yaitu standar isi, standar, kompetensi
Indonesian. Dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga
pendidikan di Indonesia, pemerintah menyusun dan kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
yang dewasa ini telah dirumuskan di dalam Undang- penilaian pendidikan.
Undang No. 20 Tahun 2003 (Tilaar, 2006: 103). Sebagai implikasi dari terbitnya PP tersebut,
Pada pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003, telah Pemerintah harus melakukan pemetaan
dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi sekolah/madarasah yang telah memenuhi standar
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak nasional atau belum dengan melakukan
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam pengkategorian. Pengkatagorian sekolah/ madarasah
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan dilakukan dalam kategori standar, mandiri dan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar bertaraf internasional.
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Menindak lanjuti kebijakan pengkatagorian
Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, tersebut, Direktorat pembinaan sekolah menengah
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga atas (PSMA) pada tahun anggaran 2007 melakukan
negara yang demokratis serta berjanggung jawab. rintisan penyelenggaraan SMA Kategori Mandiri.
Sebagai suatu lembaga pendidikan yang SMA 1 Jekulo adalah salah satu sekolah yang
bertujuan mencerdaskan bangsa guna meningkatkan ditetapkan untuk melaksanakan pemetaan tersebut,
mutu pendidikan, tentunya lembaga tersebut harus karena SMA 1 Jekulo sebagai sekolah Rintisan
bersifat transparan, terbuka, dan dapat dinilai oleh Sekolah Kategori mandiri telah memiliki program-
anggota masyarakat, dalam arti lain performance program yang berkaitan dengan persiapan dan
lembaga pendidikan tersebut haruslah mempunyai pelaksanaannya. Salah satu program yang akan
indikator-indikator akan keberhasilan atau dijalankan adalah melaksanakan kegiatan
kegagalannya (Tilaar, 2006: 105). pembelajaran dengan menggunakan sistem moving
Sebagai salah satu wujudnya, pemerintah class (Miratno, 2008: 1).
melahirkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun Moving class merupakan sistem belajar
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pada mengajar yang bercirikan siswa yang mendatangi
peraturan tersebut dijelaskan bahwa Standar Nasional guru di kelas. Keunggulan sistem ini adalah para
Pendidikan meliputi: (1) standar isi, (2) standar peserta didik lebih punya waktu untuk bergerak,
kompetensi lulusan, (3) standar proses (4) standar sehingga selalu segar untuk menerima pelajaran.
pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana Sementara para guru, dapat menyiapkan materi
dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pelajran dengan lebih baik. Setiap hari, siswa dapat
pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. menikmati dan mengalami proses belajar pada tempat
Di dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang dan lingkungan belajar yang bervariasi. Mobilitas
Standar Nasional Pendidikan pasal 11, dijelaskan gerak seperti ini dapat menghindarkan siswa dari
bahwa beban belajar untuk sekolah menengah atas, kejenuhan akibat tata ruang kelas yang monoton.
madrasah aliyah, sekolah menengah kejuruan, Pergerakan-pergerakan yang dialami siswa saat
madrasah aliyah kejurusan (SMA/MA/SMK/MAK) perpindahan kelas juga memingkinkan terjadinya
atau bentuk lain yang sederajat pada jalur pendidikan interaksi yang lebih aktif dan hidup di kalangan siswa.
formal kategori mandiri dinyatakan dalam satuan Ini dapat menstimulasi dan mengembangkan sikap-
kredit semester (SKS). Pada ayat ini juga dijelaskan sikap empati, kerjasama, kepedulian, dan berbagai
bahwa sekolah khususnya SMA/MA/SMK/MAK sikap proporsial siswa lainnya.
atau bentuk lain yang sederajat dikelompokkan Konsep moving class itu sendiri mengacu
menjadi dua kategori, yaitu sekolah kategori standar pada pembelajaran kelas yang berpusat pada anak
dan sekolah kategori mandiri. untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai
Sekolah kategori mandiri adalah sekolah yang dengan bidang yang dipelajarinya, berbeda dengan
hampir atau sudah memenuhi standar nasional sistem pembelajaran konvensional yang selama ini
pendidikan. Sedangkan sekolah kategori standar diterapkan di sekolah di Indonesia. Sekalipun sistem
adalah sekolah yang belum memenuhi standar moving class lebih sesuai pada SKS namun tidak

2
Istiqomah dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)

menutup kemungkinan dilaksanakan pada sistem dengan menggunakan kuesioner tertutup yang telah
paket (Direktorat PSMA, 2010 : 35). diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan
Kegiatan belajar mengajar menggunakan dihitung secara statistik.
sistem moving class yang dilaksanakan oleh SMA 1 Pendekatan yang digunakan digunakan adalah
Jekulo belum berlangsung sebagaimana mestinya. model evaluasi CIPP yaitu model evaluasi yang
Sering terjadi keterlambatan siswa mengikuti memiliki empat tahapan evaluai yaitu Context, Input,
pelajaran, karena waktu perpindahan kelas yang telah Process, Product (Arikunto dan Safruddin, 2010: 43).
ditetapakan tidak mencukupi. Hal tersebut terjadi Model evaluasi CIPP digunakan untuk mengevaluasi
dikarenakan guru yang mengampu mata pelajaran sistem pembelajaran Moving Class yang diterapkan di
tidak selalu berada diruangan mata pelajaran seperti SMA 1 Jekulo Kudus.
seharusnya, sehingga siswa masih harus menunggu. Evaluasi terhadap context yaitu situasi atau
Akibatnya aktifitas pembelajaran menjadi terlambat. latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan
Disisi lain ruang mata pelajaran yang dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan
digunakan dalam proses pemebelajaran moving class dalam sistem yang bersangkutan. Indikator evaluasi
masih belum mencukupi kebutuhan sekolah, sehingga context dalam penelitian ini mencakup: (1) Penerapan
pada mata pelajaran tertentu misal: matematika, moving class, (2) Kondisi kesiapan sekolah, (3) Daya
sekolah memanfaatkan ruang kosong sebagai dukung internal dan eksternal, (4) Kondisi sarana-
pengganti ruang matematika. Selain itu sarana prasarana penunjang moving class.
penunjang seperti perlengkapan untuk kelas mata Evaluasi terhadap input yaitu evaluasi pada
pelajaran yang dikelola sekolahpun sangat minim, kemampuan awal yang akan menunjang evaluasi.
dengan artian masih dalam proses melengkapi. Indikator dari evaluasi input dalam penelitian ini
Moving class yang merupakan salah satu mencakup: (1) Kemampuan guru mengelola kelas, (2)
sistem belajar tentunya membutuhkan suatu patokan Kondisi dan pengelolaan ruang pembelajaran, (3)
atau ukuran sampai di mana sistem tersebut berhasil Penggunaan strategi pengelolan moving class.
atau tidak. Sewaktu-waktu tingkat pencapai standar Evaluasi terhadap proses yaitu meliputi
tersebut perlu diketahui sampai di mana pelaksanaan strategi dan penggunaan
efektivitasnya. Oleh karena itu diperlukan evaluasi sarana/modal/bahan, di dalam kegiatan nyata di
terhadap program tersebut. lapangan, komponen proses meliputi kegiatan
Hal tersebut sesuai dengan bunyi Undang- pembelajaran, pembimbingan, dan pelatihan.
Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Indikator evaluasi proses dalam penelitian ini
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1), mencakup: (1) Pelaksanaan pembelajaran dengan
yang menjelaskan bahwa evaluasi dilakukan dalam sistem moving class; (2)Penggunaan media penunjang
rangka pengendalian mutu pendidikan kepada pihak- pembelajaran oleh guru mata pelajaran; (3) Pemilihan
pihak yang berkepentingan, diantarannya terhadap metode belajar mandiri dalam proses pembelajaran
peserta didik, lembaga, dan program pendidikan. moving class.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah Evaluasi produk merupakan evaluasi terhadap
metode pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang hasil yang dicapai baik selama maupun pada akhir
kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan pengembangan sistem pendidikan yang bersangkutan
analisis deskriptif presentase untuk diambil (prestasi siswa dan hasil lulusan). Indikator evaluasi
kesimpulan. Artinya, penelitian yang dilakukan produk pada penelitian ini mencakup: (1) Pengaruh
adalah penelitian yang menekankan analisis moving class terhadap motivasi belajar siswa, (2)
penerapan moving class. Tingkat kreatifitas guru dalam kegiatan belajar-
Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono mengajar setelah menerapkan moving class, (3)
(2009: 13) diartikan sebagai metode penelitian yang Pengaruh penerapan moving class terhadap lulusan
berlandaskan pada filsafah positivisme, digunakan SMA 1 Jekulo.
untuk meneliti pada populasi tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara Model evaluasi CIPP merupakan sasaran
random, pengumpulan data menggunakan instrumen evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif. sebuah program kegiatan. Oleh karena itu model
Metode ini bertujuan untuk memberikan evaluasi ini akan menunjang proses evaluasi agar
gambaran yang cukup jelas atas masalah yang diteliti. tujuan penelitian dapat terlaksana
Dalam penelitian ini penulis memperoleh data

3
Istiqomah dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)

Variabel adalah obyek penelitian atau apa saja sistem moving class yang diterapkan di SMA 1 Jekulo
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian Kudus.
(Arikunto, 2002: 96). Variabel dari penelitian ini Lembar kuesioner ditunjukkan kepada siswa
adalah variabel bebas yaitu penerapan moving class dan tiga orang guru dengan latar belakang yang
(x). berbeda, yaitu wakil kepala sekolah bagian
Populasi adalah totalitas semua nilai yang kurikulum, tim pengelola moving class dan guru mata
mungkin, menghitung hasil atau pengukuran, palajaran.
kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik Hasil olah data yang diperoleh dari kuesioner
tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap yang dibagikan kepada responden adalah, (1) evaluasi
dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana, terhadap context moving class menunjukkan
1997: 6). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa persentase rata-rata sebesar 81% dengan kategori baik
SMA 1 Jekulo Kudus kelas X dan XI tahun ajaran dari olah angket yang diberikan kepada responden.
2011/2012 yang berjumlah 690 siswa. Sampel yang Persentase 81% diperoleh dari data keseluruhan
digunakan dalam penelitian ini adalah kelas X2 responden yang dirata-rata untuk menemukan
sejumlah 38 siswa dan kelas XI IPA 2 sejumlah 40 kesimpulan dan didiskripsikan dengan kalimat. (2)
siswa. Penentuan kelas ini ditentukan dengan evaluasi terhadap input meliputi indikator:
menggunakan teknik Simple Random Sampling yaitu kemampuan guru mengelola kelas, strategi
pengambilan sampel yang dilakukan secara acak pelaksanaan dan pengelolan moving class.
karena populasi dianggap homogen atau memiliki Berdasarkan indikator tersebut diperoleh persentase
sifat yang sama (Sugiyono, 2011: 82). rata-rata dari olah data angket yaitu 75% dengan
Metode pengumpulan data merupakan kriteria baik. (3) evaluasi proses meliputi indikator
prosedur atau cara yang ditempuh dalam mencapai penerapan strategi pengelolaan, penerapan strategi
tujuan (Sudaryanto, 1993: 9). Metode pengumpulan pengelolan moving class, penggunaan metode
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran mandiri oleh guru dan penggunaan
observasi, angket, dan dokumentasi. Dalam penelitian media pembelajaran aktif pada siswa. Berdasarkan
ini, dokumentasi digunakan untuk bukti bahwa indikator tersebut diperoleh persentase rata-rata dari
penelitian benar-benar telah melaksanakan penelitian olah data angket yaitu sebesar 76%. Persentase 76%
di sekolah tersebut. ini diperoleh dari rata-rata data yang diperoleh dan
Pada penelitian ini penyusunan angket menunjukkan kategori baik. (4) evaluasi terhadap
dilakukan uji coba kepada responden yang kemudian produk mencakup pengaruh moving class pada
dihitung validitas dan reliabilitasnya. Validitas yang motivasi belajar siswa, pengaruh moving class pada
digunakan adalah Validitas Isi, merupakan validitas peningkatan kreatifitas guru, dan pengaruh moving
yang diestimasikan lewat pengujian terhadap isi tes class pada peningkatan prestasi hasil belajar siswa.
dengan analisis rasional atau lewat professional Menurut indikator tersebut diperoleh data dari olah
judgment (Azwar, 2003: 45). Rumus yang digunakan angket yang menunjukkan bahwa moving class cukup
untuk mengukur validitas instrumen adalah rumus mempengaruhi peningkatan motivasi belajar siswa,
korelasi product moment, dan untuk reliabilitas kreatifitas guru dan prestasi belajar siswa yang
menggunakan rumus Alfa. ditunjukkan dengan persentase evaluasi sebesar 67%.
Metode analisis data yang digunakan dalam Evaluasi terhadap context digunakan untuk
penelitian ini adalah analisis deskriptif presentase. mengetahui tingkat kesiapan sekolah dalam
Analisis deskriptif presentase merupakan metode menerapkan sistem moving class. Kesiapan tersebut
yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh mencakup kesiapan sarana-prasana, perencanaan
jawaban-jawaban responden melalui pemberian skor pelaksanaan, dan dukungan internal maupun
dengan criteria tertentu. Deskriptif presentase eksternal. Menurut data hasil penelitian, kesiapan
dimaksudkan untuk mendeskripsikan menurut SMA 1 Jekulo dalam menerapakan sistem moving
presentase responden atas setiap pertanyaan/jawaban class menunjukkan kategori baik. Kategori baik
terhadap setiap aspek yang ditanyakan. tersebut mencakup beberapa indikator yang sudah
terpenuhi oleh SMA 1 Jekulo berkaitan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN penerapan moving class. Indikator tersebut meliputi:
Data yang diperoleh dari hasil observasi pelaksanaan sistem moving class sesuai dengan
terhadap sampel penelitian ini, diuraikan dalam konsep siswa berpindah setiap pergantian pelajaran
bentuk tabel dan diagram. Panduan lembar kuesioner dan kelas didesain seperti sebuah lab belajar, sekolah
terdiri dari 36 pernyataan, yang menggambarkan telah menyiapkan berbagai perencanaan yang

4
Istiqomah dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)

meliputi program, strategi, sebagian dari pengelolaan singkat. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan
yang berkaitan dengan sistem moving class. keatifan siswa dalam belajar.
Evaluasi terhadap input penerapan moving Pengelolaan ruang kelas sepenuhnya dipegang
class di SMA 1 Jekulo mencakup kemampuan guru oleh guru mata pelajaran seperti pengelolaan sarana
dalam pembelajaran, kondisi dan pengelolaan sarana- belajar yang ada di dalam kelas, kebersihan kelas,
prasarana moving class, pemilihan strategi loker kelas, kunci ruang kelas hingga formasi tempat
pelaksanaan. Menurut data hasil observasi untuk duduk. Tetapi pada pengelolan ruang kelas, loker
sarana-prasana maupun perlengkap pembelajaran yang disediakan belum mencukupi kebutuhan
yang ada di SMA 1 Jekulo masih belum lengkap. begitupulan dengan jumlah ruang kelas yang ada.
Perlengkapan untuk ruang kelas khusus masih minim, Menangani masalah tersebut pihak pengelola
jumlah loker belum mencukupi kebutuhan, dan (sekolah) memanfaatkan kelas kosong untuk mengisi
jumlah ruang kelas masih kurang. kekurangan tersebut.
Berdasar pada standar strategi dan kriteria Evaluasi terhadap proses menunjukkan bahwa
pengelolaan yang meliputi, (1) pengelolaan pelaksanaan pembelajaran dengan sistem moving
perpindahan peserta didik, (2) pengelolaan ruang class di SMA 1 Jekulo berjalan dengan baik bila
belajar mengajar, (3) pengelolaan sarana dan dilihat dari data yang diperoleh dari lapangan. Data
prasarana, (3) pengelolaan pembelajaran, pengelolaan tersebut menunjukkan kurang lebih secara proses
administrasi guru dan peserta didik, pengelolaan nilai, penerapan moving class di SMA 1 Jekulo telah
(4) serta pengelolaan remedial dan pengayaan, SMA 1 mencapai kriteria baik, sehingga bisa terus digunakan
Jekulo dapat dikatakan telah memenuhi sebagian sebagai sistem pembelajaran.
besar standar pengelolaan tersebut. Pemberian kategori baik pada evaluasi
Pada pengelolan pembelajaran, kemampuan terhadap proses disini berdasarkan indikator
guru dalam mengajar menjadi perhatian khusus pelaksanaan moving class secara proses yang
dalam sistem pembelajaran moving class. Guru harus meliputi: (1) sistem pembelajaran moving class yang
mampu menggunakan metode pengajaran yang diterapkan sesuai prosedur pelaksanaan, baik dari
bervariasi dan tidak monoton. Metode tersebut bisa penerapan strategi pelaksanaan hingga pengelolaan,
dengan memanfaatkan media audio dan visual dalam (2) media pembelajaran interaktif digunakan dalam
menerangkan materi. Sumber belajarpun tidak hanya sistem moving class, (3) guru menggunakan metode
berasal dari buku paket saja, tetapi dari berbagai pembelajaran mandiri untuk melatih keaktifan siswa.
sumber belajar seperti internet, media cetak maupun Pelaksanan moving class di SMA 1 Jekulo
elektronik dll. Dalam hal ini siswa dituntut untuk Kudus yang meliputi perpindahan kelas setiap
aktif mencari sendiri materi yang mereka pelajari pergantian jam pelajaran, berjalan dengan cukup
sedangkan guru hanya memberikan materi secara lancar sesuai prosedur pelaksanaan. Proses
perpindahan kelas dapat dilihat di bawah ini.

5
Istiqomah dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)

Diagram 1. Diagram Proses Moving

Ruang
x-3 Sejarah
x-2
x-1

x-4 x-1 x-2


Ruang Matematika
Ruang Geografi
x-4 x-3 x-2

Ruang x-3
Biologi
x-4
x-1

Keterangan : dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut karena


• Putaran I (jam 07:00-08:45) ditunjukkan setiap pergantian kelas siswa mendapatkan suasana
garis putus-putus warna merah baru dan memiliki waktu untuk menyegarkan tubuh
• Putaran II (jam 09:00-11:15) ditunjukkan dengan berjalan ketika mereka berpindah kelas,
garis putus-putus warna biru sehingga mereka menjadi fress ketika memulai
• Putaran III (jam 11:30-13:45) ditunjukkan pelajaran baru.
garis putus-putus warna hijau Moving class cukup memberikan pengaruh
Diagram di atas menunjukkan pada putaran terhadap peningkatan kreatifitas guru dalam
perpindahan kelas pertama yang ditunjukkan dengan mengelola pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan
garis putus-putus berwarna merah menggambarkan dengan ruang mata pelajaran khusus yang didesain
proses perpindahan kelas X-1 dari ruang sejarah ke oleh guru sesuaikan karakteristik mata pelajaran,
ruang geografi saat waktu pergantian jam terdengar. dalam mendesain sebuah kelas yang mendiskripsikan
X-1 dari ruang geografi berpindah ke ruang biologi sebuah mata pelajaran tertentu tidaklah mudah. Guru
dan terakhir matematika dengan prosedur yang sama. harus memiliki kreatifitas yang baik untuk
Hal tersebut dibedakan dengan keterangan warna menghasilkan desain kelas yang baik pula.
putaran yang berbeda disetiap pergantian jam mata Pada kegiatan pembelajaran didalam kelas,
pelajaran. guru memanfaatan media powerpoint, dan flash,
Hasil evaluasi terhadap produk mencakup sebagai alternatif penyampaian materi kepada siswa.
pengaruh penerapan moving class terhadap Hal tersebut dilakukan selain agar siswa tidak jenuh
peningkatan motivasi belajar siswa, tingkat kreatifitas juga agar guru dapat melatih kemampuan diri dalam
guru serta peningkatan prestasi belajar maupun membuat sebuah media pembelajaran. Selain itu guru
lulusan. Data hasil penelitian menunjukkan moving juga menggunaan sumber belajar yang tidak terpatok
class cukup memberi pengaruh terhadap peningkatan pada buku paket saja, tetapi juga dari sumber belajar
motivasi siswa dalam belajar. yang lainnya.
Motivasi siswa dalam belajar sebenarnya Moving class cukup memengaruhi
dipengaruhi oleh lingkungan, kondisi psikologi siswa peningkatan hasil belajar siswa, ditunjukkan dengan
serta kompetensi yang dimiliki siswa tersebut. Di sini, nilai siswa yang rata-rata meningkat, walaupun pada
moving class sebagai salah satu sistem bembelajaran dasarnya peningkatan tersebut juga dipengaruhi oleh
yang berkonsep kelas berpindah, memberikan kompetensi yang dimiliki masing-masing siswa.
pengaruh psikologi sehingga siswa menjadi semangat Tetapi dalam hal ini moving class sebagai sistem

6
Istiqomah dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)

pembelajaran mampu meningkatkan motivasi siswa Miratno, S. 2008. Panduan Moving Class
yangberdampak pada prestasi hasil belajar mereka SMA 1 Jekulo. Kudus: SMA N 1 Jekulo.
yang juga meningkat. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik
Secara garis besar penerapan moving class di Analis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University
SMA 1 Jekulo dapat dikatakan sudah berjalan cukup Press.
baik, karena telah memenuhi sebagian besar standar Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
pelaksanaan moving class yang telah ditetapkan, Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.
walaupun secara pengelolaan mengalami beberapa Sugiyono, 2011. Statistika Untuk penelitian.
kendala. Bandung: Alfabeta.
Sujdana. 1997. Statistika. Bandung: Tarsito
SIMPULAN Tilaar, H.A.R. 2006. Standarisasi Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
pembahasana, simpulan yang dapat diambil yaitu: (1)
Penerapan sistem pembelajaran moving class di SMA
1 Jekulo telah terlaksana dengan cukup baik. Hal
tersebut ditunjukkan oleh evaluasi terhadap proses
dengan data yang menunjukkan persentase 76%
dengan kategori cukup baik. (2) Pengelolaan sistem
pembelajaran moving class di SMA 1 Jekulo sudah
cukup memenuhi standar pengelolaan moving class
yang ada, sesuai pada data hasil evaluasi terhadap
input dan proses moving class. (3) Luaran yang
dihasilkan setelah menerapkan sistem pembelajaran
moving class memiliki kualitas yang lebih baik, dalam
artian moving class cukup mempengaruhi
peningkatan kualitas belajar siswa. Hal tersebut
ditunjukkan oleh hasil evaluasi terhadap produk yaitu
sebesar 67% dengan kategori cukup baik. (4) Kendala
yang dihadapi SMA 1 Jekulo selama menerapkan
sistem pembelajaran moving class terpaku pada
pengelolalan sarana-prasarana yang belum lengkap,
seperti jumlah ruang dan perlengkapan kelas lainnya.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Drs. Nurussa’adah, M.Si, Ketua Jurusan Kurikulum
dan Teknologi Pendidikan, Drs. Kartono, M.Pd,
kepala SMA 1 Jekulo Kudus yang telah memberi ijin
penelitian, Moh Sudardi, S.Pd Tim Pengelola Moving
Class di SMA 1 Jekulo Kudus, Siswa serta guru SMA
1 Jekulo yang telah banyak memberikan bantuan
selama proses penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S & Safruddin, C A.J . 2008.
Evaluasi Program Pendidikan (Edisi Kedua). Jakarta :
Bumi Aksara.
Azwar, S. 2003. Realiabilitas dan Validitas.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai