Alamat korespondensi: ISSN 2252-6447
Gedung A3 Lantai 1 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: isty_tp08@yahoo.co.id
1
Istiqomah dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)
2
Istiqomah dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)
menutup kemungkinan dilaksanakan pada sistem dengan menggunakan kuesioner tertutup yang telah
paket (Direktorat PSMA, 2010 : 35). diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan
Kegiatan belajar mengajar menggunakan dihitung secara statistik.
sistem moving class yang dilaksanakan oleh SMA 1 Pendekatan yang digunakan digunakan adalah
Jekulo belum berlangsung sebagaimana mestinya. model evaluasi CIPP yaitu model evaluasi yang
Sering terjadi keterlambatan siswa mengikuti memiliki empat tahapan evaluai yaitu Context, Input,
pelajaran, karena waktu perpindahan kelas yang telah Process, Product (Arikunto dan Safruddin, 2010: 43).
ditetapakan tidak mencukupi. Hal tersebut terjadi Model evaluasi CIPP digunakan untuk mengevaluasi
dikarenakan guru yang mengampu mata pelajaran sistem pembelajaran Moving Class yang diterapkan di
tidak selalu berada diruangan mata pelajaran seperti SMA 1 Jekulo Kudus.
seharusnya, sehingga siswa masih harus menunggu. Evaluasi terhadap context yaitu situasi atau
Akibatnya aktifitas pembelajaran menjadi terlambat. latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan
Disisi lain ruang mata pelajaran yang dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan
digunakan dalam proses pemebelajaran moving class dalam sistem yang bersangkutan. Indikator evaluasi
masih belum mencukupi kebutuhan sekolah, sehingga context dalam penelitian ini mencakup: (1) Penerapan
pada mata pelajaran tertentu misal: matematika, moving class, (2) Kondisi kesiapan sekolah, (3) Daya
sekolah memanfaatkan ruang kosong sebagai dukung internal dan eksternal, (4) Kondisi sarana-
pengganti ruang matematika. Selain itu sarana prasarana penunjang moving class.
penunjang seperti perlengkapan untuk kelas mata Evaluasi terhadap input yaitu evaluasi pada
pelajaran yang dikelola sekolahpun sangat minim, kemampuan awal yang akan menunjang evaluasi.
dengan artian masih dalam proses melengkapi. Indikator dari evaluasi input dalam penelitian ini
Moving class yang merupakan salah satu mencakup: (1) Kemampuan guru mengelola kelas, (2)
sistem belajar tentunya membutuhkan suatu patokan Kondisi dan pengelolaan ruang pembelajaran, (3)
atau ukuran sampai di mana sistem tersebut berhasil Penggunaan strategi pengelolan moving class.
atau tidak. Sewaktu-waktu tingkat pencapai standar Evaluasi terhadap proses yaitu meliputi
tersebut perlu diketahui sampai di mana pelaksanaan strategi dan penggunaan
efektivitasnya. Oleh karena itu diperlukan evaluasi sarana/modal/bahan, di dalam kegiatan nyata di
terhadap program tersebut. lapangan, komponen proses meliputi kegiatan
Hal tersebut sesuai dengan bunyi Undang- pembelajaran, pembimbingan, dan pelatihan.
Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Indikator evaluasi proses dalam penelitian ini
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1), mencakup: (1) Pelaksanaan pembelajaran dengan
yang menjelaskan bahwa evaluasi dilakukan dalam sistem moving class; (2)Penggunaan media penunjang
rangka pengendalian mutu pendidikan kepada pihak- pembelajaran oleh guru mata pelajaran; (3) Pemilihan
pihak yang berkepentingan, diantarannya terhadap metode belajar mandiri dalam proses pembelajaran
peserta didik, lembaga, dan program pendidikan. moving class.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah Evaluasi produk merupakan evaluasi terhadap
metode pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang hasil yang dicapai baik selama maupun pada akhir
kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan pengembangan sistem pendidikan yang bersangkutan
analisis deskriptif presentase untuk diambil (prestasi siswa dan hasil lulusan). Indikator evaluasi
kesimpulan. Artinya, penelitian yang dilakukan produk pada penelitian ini mencakup: (1) Pengaruh
adalah penelitian yang menekankan analisis moving class terhadap motivasi belajar siswa, (2)
penerapan moving class. Tingkat kreatifitas guru dalam kegiatan belajar-
Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono mengajar setelah menerapkan moving class, (3)
(2009: 13) diartikan sebagai metode penelitian yang Pengaruh penerapan moving class terhadap lulusan
berlandaskan pada filsafah positivisme, digunakan SMA 1 Jekulo.
untuk meneliti pada populasi tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara Model evaluasi CIPP merupakan sasaran
random, pengumpulan data menggunakan instrumen evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif. sebuah program kegiatan. Oleh karena itu model
Metode ini bertujuan untuk memberikan evaluasi ini akan menunjang proses evaluasi agar
gambaran yang cukup jelas atas masalah yang diteliti. tujuan penelitian dapat terlaksana
Dalam penelitian ini penulis memperoleh data
3
Istiqomah dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)
Variabel adalah obyek penelitian atau apa saja sistem moving class yang diterapkan di SMA 1 Jekulo
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian Kudus.
(Arikunto, 2002: 96). Variabel dari penelitian ini Lembar kuesioner ditunjukkan kepada siswa
adalah variabel bebas yaitu penerapan moving class dan tiga orang guru dengan latar belakang yang
(x). berbeda, yaitu wakil kepala sekolah bagian
Populasi adalah totalitas semua nilai yang kurikulum, tim pengelola moving class dan guru mata
mungkin, menghitung hasil atau pengukuran, palajaran.
kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik Hasil olah data yang diperoleh dari kuesioner
tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap yang dibagikan kepada responden adalah, (1) evaluasi
dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana, terhadap context moving class menunjukkan
1997: 6). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa persentase rata-rata sebesar 81% dengan kategori baik
SMA 1 Jekulo Kudus kelas X dan XI tahun ajaran dari olah angket yang diberikan kepada responden.
2011/2012 yang berjumlah 690 siswa. Sampel yang Persentase 81% diperoleh dari data keseluruhan
digunakan dalam penelitian ini adalah kelas X2 responden yang dirata-rata untuk menemukan
sejumlah 38 siswa dan kelas XI IPA 2 sejumlah 40 kesimpulan dan didiskripsikan dengan kalimat. (2)
siswa. Penentuan kelas ini ditentukan dengan evaluasi terhadap input meliputi indikator:
menggunakan teknik Simple Random Sampling yaitu kemampuan guru mengelola kelas, strategi
pengambilan sampel yang dilakukan secara acak pelaksanaan dan pengelolan moving class.
karena populasi dianggap homogen atau memiliki Berdasarkan indikator tersebut diperoleh persentase
sifat yang sama (Sugiyono, 2011: 82). rata-rata dari olah data angket yaitu 75% dengan
Metode pengumpulan data merupakan kriteria baik. (3) evaluasi proses meliputi indikator
prosedur atau cara yang ditempuh dalam mencapai penerapan strategi pengelolaan, penerapan strategi
tujuan (Sudaryanto, 1993: 9). Metode pengumpulan pengelolan moving class, penggunaan metode
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran mandiri oleh guru dan penggunaan
observasi, angket, dan dokumentasi. Dalam penelitian media pembelajaran aktif pada siswa. Berdasarkan
ini, dokumentasi digunakan untuk bukti bahwa indikator tersebut diperoleh persentase rata-rata dari
penelitian benar-benar telah melaksanakan penelitian olah data angket yaitu sebesar 76%. Persentase 76%
di sekolah tersebut. ini diperoleh dari rata-rata data yang diperoleh dan
Pada penelitian ini penyusunan angket menunjukkan kategori baik. (4) evaluasi terhadap
dilakukan uji coba kepada responden yang kemudian produk mencakup pengaruh moving class pada
dihitung validitas dan reliabilitasnya. Validitas yang motivasi belajar siswa, pengaruh moving class pada
digunakan adalah Validitas Isi, merupakan validitas peningkatan kreatifitas guru, dan pengaruh moving
yang diestimasikan lewat pengujian terhadap isi tes class pada peningkatan prestasi hasil belajar siswa.
dengan analisis rasional atau lewat professional Menurut indikator tersebut diperoleh data dari olah
judgment (Azwar, 2003: 45). Rumus yang digunakan angket yang menunjukkan bahwa moving class cukup
untuk mengukur validitas instrumen adalah rumus mempengaruhi peningkatan motivasi belajar siswa,
korelasi product moment, dan untuk reliabilitas kreatifitas guru dan prestasi belajar siswa yang
menggunakan rumus Alfa. ditunjukkan dengan persentase evaluasi sebesar 67%.
Metode analisis data yang digunakan dalam Evaluasi terhadap context digunakan untuk
penelitian ini adalah analisis deskriptif presentase. mengetahui tingkat kesiapan sekolah dalam
Analisis deskriptif presentase merupakan metode menerapkan sistem moving class. Kesiapan tersebut
yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh mencakup kesiapan sarana-prasana, perencanaan
jawaban-jawaban responden melalui pemberian skor pelaksanaan, dan dukungan internal maupun
dengan criteria tertentu. Deskriptif presentase eksternal. Menurut data hasil penelitian, kesiapan
dimaksudkan untuk mendeskripsikan menurut SMA 1 Jekulo dalam menerapakan sistem moving
presentase responden atas setiap pertanyaan/jawaban class menunjukkan kategori baik. Kategori baik
terhadap setiap aspek yang ditanyakan. tersebut mencakup beberapa indikator yang sudah
terpenuhi oleh SMA 1 Jekulo berkaitan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN penerapan moving class. Indikator tersebut meliputi:
Data yang diperoleh dari hasil observasi pelaksanaan sistem moving class sesuai dengan
terhadap sampel penelitian ini, diuraikan dalam konsep siswa berpindah setiap pergantian pelajaran
bentuk tabel dan diagram. Panduan lembar kuesioner dan kelas didesain seperti sebuah lab belajar, sekolah
terdiri dari 36 pernyataan, yang menggambarkan telah menyiapkan berbagai perencanaan yang
4
Istiqomah dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)
meliputi program, strategi, sebagian dari pengelolaan singkat. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan
yang berkaitan dengan sistem moving class. keatifan siswa dalam belajar.
Evaluasi terhadap input penerapan moving Pengelolaan ruang kelas sepenuhnya dipegang
class di SMA 1 Jekulo mencakup kemampuan guru oleh guru mata pelajaran seperti pengelolaan sarana
dalam pembelajaran, kondisi dan pengelolaan sarana- belajar yang ada di dalam kelas, kebersihan kelas,
prasarana moving class, pemilihan strategi loker kelas, kunci ruang kelas hingga formasi tempat
pelaksanaan. Menurut data hasil observasi untuk duduk. Tetapi pada pengelolan ruang kelas, loker
sarana-prasana maupun perlengkap pembelajaran yang disediakan belum mencukupi kebutuhan
yang ada di SMA 1 Jekulo masih belum lengkap. begitupulan dengan jumlah ruang kelas yang ada.
Perlengkapan untuk ruang kelas khusus masih minim, Menangani masalah tersebut pihak pengelola
jumlah loker belum mencukupi kebutuhan, dan (sekolah) memanfaatkan kelas kosong untuk mengisi
jumlah ruang kelas masih kurang. kekurangan tersebut.
Berdasar pada standar strategi dan kriteria Evaluasi terhadap proses menunjukkan bahwa
pengelolaan yang meliputi, (1) pengelolaan pelaksanaan pembelajaran dengan sistem moving
perpindahan peserta didik, (2) pengelolaan ruang class di SMA 1 Jekulo berjalan dengan baik bila
belajar mengajar, (3) pengelolaan sarana dan dilihat dari data yang diperoleh dari lapangan. Data
prasarana, (3) pengelolaan pembelajaran, pengelolaan tersebut menunjukkan kurang lebih secara proses
administrasi guru dan peserta didik, pengelolaan nilai, penerapan moving class di SMA 1 Jekulo telah
(4) serta pengelolaan remedial dan pengayaan, SMA 1 mencapai kriteria baik, sehingga bisa terus digunakan
Jekulo dapat dikatakan telah memenuhi sebagian sebagai sistem pembelajaran.
besar standar pengelolaan tersebut. Pemberian kategori baik pada evaluasi
Pada pengelolan pembelajaran, kemampuan terhadap proses disini berdasarkan indikator
guru dalam mengajar menjadi perhatian khusus pelaksanaan moving class secara proses yang
dalam sistem pembelajaran moving class. Guru harus meliputi: (1) sistem pembelajaran moving class yang
mampu menggunakan metode pengajaran yang diterapkan sesuai prosedur pelaksanaan, baik dari
bervariasi dan tidak monoton. Metode tersebut bisa penerapan strategi pelaksanaan hingga pengelolaan,
dengan memanfaatkan media audio dan visual dalam (2) media pembelajaran interaktif digunakan dalam
menerangkan materi. Sumber belajarpun tidak hanya sistem moving class, (3) guru menggunakan metode
berasal dari buku paket saja, tetapi dari berbagai pembelajaran mandiri untuk melatih keaktifan siswa.
sumber belajar seperti internet, media cetak maupun Pelaksanan moving class di SMA 1 Jekulo
elektronik dll. Dalam hal ini siswa dituntut untuk Kudus yang meliputi perpindahan kelas setiap
aktif mencari sendiri materi yang mereka pelajari pergantian jam pelajaran, berjalan dengan cukup
sedangkan guru hanya memberikan materi secara lancar sesuai prosedur pelaksanaan. Proses
perpindahan kelas dapat dilihat di bawah ini.
5
Istiqomah dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)
Ruang
x-3 Sejarah
x-2
x-1
Ruang x-3
Biologi
x-4
x-1
6
Istiqomah dkk / Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies 1 (1) (2014)
pembelajaran mampu meningkatkan motivasi siswa Miratno, S. 2008. Panduan Moving Class
yangberdampak pada prestasi hasil belajar mereka SMA 1 Jekulo. Kudus: SMA N 1 Jekulo.
yang juga meningkat. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik
Secara garis besar penerapan moving class di Analis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University
SMA 1 Jekulo dapat dikatakan sudah berjalan cukup Press.
baik, karena telah memenuhi sebagian besar standar Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
pelaksanaan moving class yang telah ditetapkan, Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.
walaupun secara pengelolaan mengalami beberapa Sugiyono, 2011. Statistika Untuk penelitian.
kendala. Bandung: Alfabeta.
Sujdana. 1997. Statistika. Bandung: Tarsito
SIMPULAN Tilaar, H.A.R. 2006. Standarisasi Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
pembahasana, simpulan yang dapat diambil yaitu: (1)
Penerapan sistem pembelajaran moving class di SMA
1 Jekulo telah terlaksana dengan cukup baik. Hal
tersebut ditunjukkan oleh evaluasi terhadap proses
dengan data yang menunjukkan persentase 76%
dengan kategori cukup baik. (2) Pengelolaan sistem
pembelajaran moving class di SMA 1 Jekulo sudah
cukup memenuhi standar pengelolaan moving class
yang ada, sesuai pada data hasil evaluasi terhadap
input dan proses moving class. (3) Luaran yang
dihasilkan setelah menerapkan sistem pembelajaran
moving class memiliki kualitas yang lebih baik, dalam
artian moving class cukup mempengaruhi
peningkatan kualitas belajar siswa. Hal tersebut
ditunjukkan oleh hasil evaluasi terhadap produk yaitu
sebesar 67% dengan kategori cukup baik. (4) Kendala
yang dihadapi SMA 1 Jekulo selama menerapkan
sistem pembelajaran moving class terpaku pada
pengelolalan sarana-prasarana yang belum lengkap,
seperti jumlah ruang dan perlengkapan kelas lainnya.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Drs. Nurussa’adah, M.Si, Ketua Jurusan Kurikulum
dan Teknologi Pendidikan, Drs. Kartono, M.Pd,
kepala SMA 1 Jekulo Kudus yang telah memberi ijin
penelitian, Moh Sudardi, S.Pd Tim Pengelola Moving
Class di SMA 1 Jekulo Kudus, Siswa serta guru SMA
1 Jekulo yang telah banyak memberikan bantuan
selama proses penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S & Safruddin, C A.J . 2008.
Evaluasi Program Pendidikan (Edisi Kedua). Jakarta :
Bumi Aksara.
Azwar, S. 2003. Realiabilitas dan Validitas.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.