Anda di halaman 1dari 6

1.a.

Dalam program mengajak untuk mengurangi sampah plastik kepada masyarakat


memberikan kesadaran baru kepada masyarakat luas bahwa dengan mengurangi sampah plastik
atau mengganti kantong plastik dengan kantong belanja ramah lingkungan dapat membawa
dampak terhadap kelestarian lingkungan. Sesuai dengan Chapter yang pernah dipelajari yaitu
chapter 10 “Bisnis, Lingkungan Hidup, dan Etika” Jika polusi / pencemaran memang merugikan
lingkungan, salah satunya tindakan yang logis adalah melarang semua kegiatan yang
menimbulkan polusi. Tetapi jika itu di larang maka kita merasa hak kita di langgar di luar batas,
karena semua kegiatan itu untuk memenuhi kebutuhan pribadi atau umum manusia. Oleh karena
itu kita harus bisa menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah plastik yang ada di
lingkungan.

b. Menurut saya, kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang berfaedah dan berguna dalam
membantu kesadaran masyarakat dalam mengurangi sampah plastik, karena sampah plastik
dapat menyebabkan bencana alam hingga kerusakan ekosistem. Setidaknya dengan program
kegiatan ini, penggunaan sampah plastic dapat diminimalisasikan atau digantikan dengan
mengganti kantong plastik dengan kantong belanja ramah lingkungan.

2. Menurut kasus yang saya pilih bahwa periklanan di televisi Indonesia juga harus memikirkan
etika dan moral bagi yang menontonnya. Tidak hanya mencari keuntungan dari iklan tersebut
namun juga melihat bahwa ada usia anak dan remaja yang menonton tayangan iklan tersebut.
Iklan yang tidak pantas membawa pengaruh buruk dan menanamkan moral yang tidak baik
kepada generasi anak dan remaja. Berdasarkan chapter 8 “Periklanan dan Etika” yang dipelajari,
dalam fungsi periklanan dibedakan menjadi 2 yaitu :Informatif dan persuasif. Masalah masalah
yang berkaitan dengan periklanan adalah iklan pada umumnya tidak mendidik,tetapi
menyebarluaskan selera yang rendah, membawa suasana hedonistis dan materialistis. Seperti
halnya dalam beriklan atau melakukan promosi produk, perlu adanya iklan yang berpengaruh
dan menarik serta isi iklan positif dan layak dipertontonkan juga untuk usia anak dan remaja.

3. Whistle Blowing merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu atau beberapa orang
karyawan yang melaporkan kemungkinan kecurangan, atau aktivitas kecurangan yang terjadi di
dunia kerja. Terjadi akibat Interaksi dan komunikasi manusia antar rekan se-tim, mitra, maupun
konsumen yang saling terkait.

Penerapan whistleblowing sistem yang dilakukan oleh PT TASPEN juga dapat dikategorikan
baik. Hal tersebut didukung oleh sarana whitleblowing system yang disediakan PT TASPEN
sangat beragam. Pelapor dapat menyampaikan kecurangan melalui datang langsung ke kantor
dan dapat melalui saluran perusahaan seperti seperti Faksimile, Telephone, SMS dan e-mail. PT
TASPEN juga menyediakan buku panduan terkait whitleblowing system yang dapat diakses oleh
masyarakat umum pada website resmi PT TASPEN sehingga pelapor dapat mempelajari
bagaimana proses mau pun aturan dari whitleblowing system PT TASPEN.

Tidak sebatas pada lengkapnya fasilitas yang disediakan, PT TASPEN juga menjunjung tinggi
asas keterbukaan dengan selalu melaporkan hasil whitleblowing system yang masuk, diproses,
dan selesai pada laporan tahunan PT TASPEN. Keterbukaan informasi yang dilakukan PT
TASPEN menandakan keseriusan PT TASPEN dalam menangani setiap permasalahan yang ada.
Melalui penerapan whitleblowing system yang baik, kecurangan dalama perusahaan dapat
diminimalisir termasuk kecurangan pada laporan keuangan. Hal tersebut dibuktikan oleh PT
TASPEN yang bahkan dalam penilaian laporan keuangan yang selalu mendapatkan predikat
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari kantor akuntan publik yang kredibel(TASPEN, 2018).
Selama tiga tahun berturut-turut sejak tahun 2017, 2018, dan 2019, laporan keuangan PT
TASPEN selalu mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari kantor akuntan
publik yang kredibel. Hal tersebut menandakan tidak adanya kecurangan (fraud) dalam
pembuatan laporan keuangan.

Penerapan whistleblowing system yang dilakukan oleh PT TASPEN juga merupakan salah satu
kewajiban yang harus ditunaikan agar sebagai perusahaan asuransi, PT TASPEN memiliki nilai
tambah dan keunggulan kompetitif dimata konsumen. Nilai tambah tersebut hadir dari
kepercayaan yang ditumbuhkan melalui penerapan whistleblowing yang efektif dan menjamin
uang nasabah dikelola dengan baik. Nilai tambah tersebut yang akan menjadi daya tarik
tersendiri untuk nasabah serta mendukung tercapainya salah satu fungsi dari didirikannya
perusahaan asuransi yaitu menjadi pengalihan risiko dari dana nasabah. Jangan sampai fungsi
dari pengalihan risiko berbalik atau menjadi bumerang ke perusahaan asuransi karena tidak
mampu mengelola berbagai risiko yang ada.
Ditengah maraknya kasus kegagalan perusahaan asuransi dalam membayar klaim di Indonesia
akibat lemahnya Good Corporate Governance, khususnya implementasi whistleblowing system,
PT TASPEN justru memberikan citra positif dengan keunggulan GCG serta whistleblowing
system yang baik. Oleh karena itu penulis ingin menggali informasi secara lengkap dan
menyeluruh supaya dapat mengambil lesson learning dari implementasi whistleblowing system
pada PT TASPEN.

4. Menurut kasus yang saya pilih mengenai teguran kepada 6 stasiun TV swasta yang
menayangkan iklan tidak pantas sekaligus tidak mengindahkan kepentingan dan perlindungan
anak serta remaja dalam aspek produksi siaran tidak menunjukkan etika konsumen dan
periklanan yang tidak baik. Pasar yang kompetitif merupakan salah satu tantangan dalam
menjaga hubungan baik antara konsumen dan pemilik bisnis, serta membangun loyalitas
mereka. Misalnya, masyarakat modern menuntut perusahaan bertanggung jawab dan berperilaku
etis terhadap konsumen mereka. Etika adalah semua tentang norma dan nilai, seperangkat
standar dan cita-cita, yang tidak dapat dengan mudah diabaikan tanpa merugikan orang
lain. Etika merupakan salah satu faktor utama yang dapat memperlancar kinerja media sosial
agar mencapai tujuan yang dicita-citakan. Dalam periklanan menggunakan siaran televisi,
ditemukan permasalahan berkaitan dengan isu etika. Pertama, iklan memainkan peran penting
dalam mempengaruhi perilaku pelanggan untuk membeli produk atau jasa. Berkaitan dengan hal
tersebut, pengusaha akan menempatkan manfaat menggunakan produk atau layanan mereka
dalam iklan. Adakalanya, pengusaha terlalu melebih-lebihkan manfaat produk yang akhirnya
mengarah pada iklan yang terlalu menjanjikan dan cenderung menipu. Hal ini selanjutnya akan
sangat mempengaruhi kepercayaan terhadap merek, karena ekspektasi konsumen yang terlalu
tinggi. Kedua, sering terjadi pengulangan iklan secara berlebihan. Ketiga, salah satu kesalahan
iklan yang paling umum adalah penempatan iklan yang tidak sesuai atau tidak tepat dari segi
konten dan jenis produk. Penting untuk diketahui bahwa terdapat remaja dan anak-anak yang
menggunakan siaran televisi. Selanjutnya endorser atau influencer hanya dapat digugat dengan
menggunakan Pasal 1365 BW/KUHP. Dengan demikian, tidak ada sanksi pidana bagi endorser
yang mempromosikan produk dan jasa yang merugikan konsumen. Dalam hal ini perlu adanya
partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kesadaran pengguna televisi akan penempatan iklan
yang bersifat ‘sesat’ dan tidak baik. Dengan kesadaran yang baik, tentu saja dapat mengurangi
kemungkinan konsumen mendapatkan kerugian yang disebabkan oleh iklan tersebut.
5. a. CSR (Corporate Social Respoonsibility) adalah aktivitas bisnis dimana perusahaan
bertanggung jawab secara sosial kepada pemangku kepentingan dan masyarakat luas sebagai
bentuk perhatiannya dalam meningkatkan kesejahteraan dan berdampak positif bagi lingkungan.

b. Menurut (Wibisono 2007:8), CSR dapat didefinisikan sebagai Tanggung jawab perusahaan
kepada para pemamangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan
memaksimalkan dampak positif yang mencangkup aspek ekonomi sosial dan lingkungan (triple
bottom line). Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Menurut Kotler dan Lee (2005) dalam (Solihin 2009): komitmen perusahaan secara sukarela
untuk turut meningkatkan kesejahteraan komunitas dan bukan meruapakan aktifitas bisnis yang
diwajibkan oleh hukum dan perundangundangan seperti kewajiban untuk membayar pajak atau
kepatuhan perusahaan terhadap undang-undang ketenagakerjaan.

Menurut (Prastowo dan Huda 2011:17): CSR adalah mekanisme alami sebuah perusahaan untuk
‘membersikan’ keuntungan-keuntungan besar yang diperoleh. Sebagaimana diketahui, cara-cara
perusahaan untuk memperolah keuntungan kadang-kadang merugikan orang lain, baik itu yang
tidak disengaja apalagi yang disengaja.

c. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yang didirikan pada tahun 1985 merupakan perusahaan
multinasional yang memproduksi berbagai bahan makanan dan berkantor pusat di Jakarta. PT.
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk telah menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR)
semenjak tahun 2008 dan program-programnya telah berjalan hingga saat ini dan hal ini menarik
untuk diteliti tentang bagaimana persepsi penerima program terhadap program CSR PT. Tiga
Pilar Sejahtera Food Tbk. Secara teoritis, CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab moral
suatu perusahaan terhadap para strategic-stakeholdersnya, terutama komunitas atau masyarakat
disekitar wilayah kerja dan operasinya. Parameter keberhasilan suatu perusahaan dalam
pandangan CSR adalah pengedepanan prinsip moral dan etis, yakni menggapai suatu hasil
terbaik, dengan paling sedikit merugikan kelompok masyarakat lainnya. CSR dapat diartikan
sebagai komitmen perusahaan untuk mempertanggungjawabkan dampak operasinya dalam
dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta terus-menerus menjaga agar dampak tersebut
menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkungan hidupnya. Sehubungan dengan hal di
atas, persepsi penerima program terhadap program CSR yang terdapat di PT. Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk yang meliputi : tujuan, sosialisasi, pelaksanaan, manfaat dan dampak tidak lepas dari
usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan dan status sosial.

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk memberikan bantuan kepada penduduk Desa Sepat
melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bidang pendidikan. Perusahaan
memberikan beasiswa kepada anak-anak berprestasi, memberikan bantuan kepada 4 buah
sekolah dasar di Desa Sepat yaitu SDN I, SDN II, SDN III, dan SDN IV serta memberikan dana
motivasi kepada guru yang memberikan pelajaran tambahan. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
memberikan bantuan pembangunan saluran air bersih bagi penduduk Desa Sepat agar setiap saat
dapat memanfaatkan air bersih khususnya untuk lahan pertanian. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food,
Tbk membantu industri rumah tangga khususnya yang bergerak di bidang pangan untuk
membantu memasarkan produk olahannya dengan menyediakan tempat di kantin perusahaan.
Dalam hal ini perusahaan selalu mengadakan pertemuan dengan warga dalam 4 bulan 1 kali guna
membahas program–program yang akan dilakukan oleh perusahaan terhadap masyarakat sekitar
khususnya program Corporate Social Responsibility (CSR). Selain itu juga warga bisa
mendapatkan informasi dari tokoh masyarakat, rekan atau saudara yang bekerja di PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food, Tbk.

Pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Tiga Pilar Sejahtera
Food, Tbk telah mampu memberdayakan masyarakat serta pelaksanaan programnya yang
berkelanjutan karena perusahaan memiliki kebijakan khusus untuk menangani program
Corporate Social Responsibility (CSR). Program-program Corporate Social Responsibility
(CSR) PT. Tiga Pilar Sejahtera yang mengarah pada sustainable (berkelanjutan) adalah program
pemberian beasiswa bagi anak yang berprestasi dan peluang untuk bekerja di perusahaan. Hal ini
akan dapat meningkatkan motivasi anak dalam belajar dan memotivasi masyarakat dalam
mendapatkan peluang pekerjaan. Ada empat manfaat yang diperoleh bagi perusahaan dengan
mengimplementasikan CSR. Pertama, keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan berkelanjutan
dan perusahaan mendapatkan citra (image) yang positif dari masyarakat luas. Kedua, perusahaan
lebih mudah memperoleh akses terhadap kapital (modal). Ketiga, perusahaan dapat
mempertahankan sumber daya manusia (human resources) yang berkualitas. Keempat,
perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis (critical
decision making) dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko (risk management).

Anda mungkin juga menyukai