Anda di halaman 1dari 23

BOR MESIN (Drilling Machine)

DM-100XY; DRILLING MACHINE ( Bor Mesin)

Drilling Machine DM-100XY is suited for the applications of general exploration and
investigation, geophysical prospecting, road and construction survey, blast holes and other
drilling operations.

1. With hydraulic automatic feeding device, elevated drilling efficiency.

2. The holding mechanism with upper spherical jaws is used as substitute for chuck. The rod
can be replaced without shutdown.

3. Centralized handles, easy operation, safe and reliable.

4. The drilling machine, pump and diesel engine are installed on a common base frame in
order to have a compact structure and occupy small field area.

5. lightweight, high detachability, easy transportation and suitable for the operations in
plains or mountain areas.

Technical Specifications

 Drill

- Drilling depth : 100m - Initial hole dia. : 110mm

- Drill rod dia : 42mm - Final hole dia. : 75mm


- Angle range : 90° -75° - Weight( without power unit) :
500kg
- Dimensions( L× W× H) : 1640×
1030× 1440 ( mm)

 Swivel Head

- Spindle speed( 3-speed) : 142 285 - Downward displacement speed of


570r/ min idling vertical spindle : 0.067m/ s
- Spindle stroke : 450mm - Spindle pull-down max : 15KN
- upward displacement speed of - Spindle lifting capacity max :
idling vertical spindle : 0.05m/ s 25KN

 Hoist
- Max .lifting capacity( 1-speed, single rope) : 10KN
- Cable volume ( number) of hoisting drum : 27m
- Wire rope dia. : 9.3mm
 Water Pump

Model Horizontal reciprocating single-acting piston pump Displacement max

- Equipped with diesel engine : 95L/ min


- Equipped with motor : 77L/ mm
- Allowable working pressure max : 1.2Mpa
- Continuous working pressure : 0.7Mpa
- Suction pipe dia : 32mm
- Discharge pipe dia : 25mm
 Power ( diesel engine or motor)
- Model : diesel engine, rated power : 8.8KW
- Rated speed : 1800r/ min
- Rated power : 7.5KW
- Rated speed : 1440r/ min
Gambar : mesin bor drill terkecil di dunia

Gambar : YN27C Gasoline Rock Drill

Drilling, Pemboran

Pemboran dapat dilakukan untuk bermacam-macam tujuan :

Penempatan bahan peledak; pemercontohan (merupakan metoda sampling utama dalam


eksplorasi); dalam tahap development : penirisan, test fondasi dan lain-lain; dan dalam tahap
eksplotasi untuk penempatan baut batuan & kabel batuan (dalam batubara pemboran lebih
banyak dibuat untuk pemasangan baut batuan - bolting daripada untuk peledakan). Jika
dihubungkan dengan peledakan, penggunaan terbesar adalah sebagai pemboran produksi.
Komponen Operasi dari Sistem Pemboran

Ada 4 komponen fungsional utama. Fungsi ini dihubungkan dengan penggunaan


energi oleh sistem pemboran di dalam melawan batuan dengan cara sebagai berikut :

- Mesin bor, sumber energi adalah penggerak utama, mengkonversikan energi dari
bentuk asal (fluida, elektrik, pnuematik, atau penggerak mesin combustion) ke
energi mekanik untuk mengfungsikan sistem.
- Batang bor (rod) mengtransmisikan energi dari penggerak utama ke mata bor (bit).
- Mata bor (bit) adalah pengguna energi didalam sistem, menyerang batuan secara
makanik untuk melakukan penetrasi.
- Sirkulasi fluida untuk membersihkan lubang bor, mengontrol debu,mendinginkan
bit dan kadang-kadang mengstabilkan lubang bor.

Ke-4 komponen pertama adalah komponen fisik yang mengontrol proses


penetrasi, sedangkan komponen keempat adalah mendukung penetrasi melalui
pengangkatan cuttings. Mekanisme penetrasi, dapat dikategorikan kedalam 2 golongan
secara mekanik yaitu rotasi dan tumbukan (percussion) atau selanjutnya kombinasi
keduanya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi unjuk kerja pemboran :

1. Variabel operasi, mempengaruhi keempat komponen sistem pemboran (drill, rod, bit dan
fluid). Variabel dapat dikontrol pada umumnya dan mencakup dua kategori dari faktor-
faktor kekuatan pemboran :

(a) tenaga pemboran, energi semburan dan frekuensi, kecepatan putar, daya dorong dan
rancangan batang bor dan

(b) sifat-sifat fluida dan laju alirnya.

2. Faktor-faktor lubang bor, meliputi : ukuran, panjang, inklinasi lubang bor; tergantung pada
persyaratan dari luar, jad i merupakan variabel bebas. Lubang bor di tambang terbuka pada
umumnya 15 - 45 cm (6-18 inch). Sebagai perbandingan, untuk tambang bawah tanah 4-17,5

cm (1,5-7 in.).
3. Faktor-faktor batuan, faktor bebas yang terdiri dari : sifat-sifat batuan, kondisi geologi,
keadaan tegangan yang bekerja pada lubang bor yang sering disebut sebagai drillability
factors yang menentukan drilling strength dari batuan (kekuatan batuan untuk bertahan
terhadap penetrasi) dan membat asi unjuk kerja pemboran.

4. Faktor-faktor pelayanan, yang terdiri dari pekerja dan supervisi, ketersediaan tenaga, tempat
kerja, cuaca dan lain-lain, juga merupakan faktor bebas.

Parameter Performansi (Unjuk Kerja)

Untuk memilih dan mengevaluasi sistem pemboran yang optimal, ada 4 parameter yang harus
diukur at au dipe rkirakan,yaitu :

1. Energi proses dan konsumsi daya (power)

2. Laju penetrasi

3. Lama penggunaan bit (umur)

4. Biaya (biaya kepemilikan + biaya operasi)

Pemilihan Alat Bor

Pemilihan suatu alat produksi haruslah melalui suatu prosedur yang telah
didefinisikan dengan baik. Hal ini merupakan persoalan rancangan rekayasa yang
sebenarnya (true engineering design) yang memerlukan suatu pertimbangan harga.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Mendeterminasi dan menentukan spesifikasi kondisi-kondisi dimana alat bor akan


digunakan, seperti faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan (pekerja, lokasi,
cuaca dan lain-lain) dengan konsiderasi keselamatan kerja.

2. Menetapkan tujuan untuk fase pemecahan batuan dari siklus operasi produksi
kedalam tonase, fragmentasi, throw, vibrasi dan lain-lain (mempertimbangkan batasan
pemuatan dan pengangkutan, stabilitas kemiringan lereng, kapasitas crusher, kuota
produksi, geometri pit, dll).

3. Atas dasar pada persyaratan peledakan, merancang pola lubang bor (ukuran dan
kedalaman lubang ledak, kemiringan, burden dan spasi).
4. Menentukan faktor drillability untuk jenis batuan yang diantisipasi,
mengindentifikasikan metoda pemboran yang mendekati kelayakan .

5. Men-spesifikasikan variabel operasi untuk tiap sistem dibawah pengamatan, meliputi:


mesin bor, batang bor, mata bor dan sirkulasi fluida.

6. Memperhitungkan parameter unjuk kerja, termasuk ketersediaan alat, biaya dan


perbandingan. Mengamati sumber tenaga dan memilih spesifikasi. Item biaya yang
besar adalah mata bor, depresiasi alat bor, tenaga kerja, pemeliharaan, energi dan
fluida. Umur bit dan biaya merupakan hal yang kritis namun sulit untuk
diproyeksikan.

7. Memilih sistem pemboran yang memuaskan semua persyaratan biaya keseluruhan


yang rendah dan memperhatikan keselamatan kerja.

 Pemotongan (Cutting)

Jika pemotongan merupakan bagian integral dari siklus produksi, hal itu
dilakukan dengan mesin yang dirancang sesuai dengan karakteristik batuan/mineral yang
diinginkan. Pada saat ini, pemotongan (cutting) dilakukan pada dua aplikasi utama, yaitu :

1. Batubara dan mineral non-metal yang lebih lunak (tambang bawah tanah); jenisnya :
Chain cutting machine, shortwall (fixed bar) atau universal (movable-bar).

2. Batuan dimensi (tambang terbuka)

a. Channeling machine, percussion atau flame jet

b. Saw, wire, atau rotary

Tujuan dari kegiatan cutting adalah menghasilkan “kerf” yang dapat mengurangi atau menge
liminir peledakan. Aksi penetrasi dasar dalam pemotongan batuan atau batubara sama dengan
pemboran.

Penggalian Mekanik (Mechanical Excavating)

Aplikasi penggalian secara mekanis pada tambang terbuka, antara lain :


1. Penggaru (Ripper) Tanah yang sangat kompak, batubara, atau batuan yang lunak atau
telah mengalami pelapukan.

2. Bucket Wheel Excavator (BWE) & cutting-head excavators Tanah dan


batubara.

3. Auger and highw all miners Batubara

4. Mesin Gali Mangkuk mekanis (MGM - Mechanical dredges)

Endapan aluvial/placer, koral dan tanah (di bawah air). Sebagai perbandingan, penggalian secara
mekanis pada tambang bawah tanah dilakukan sebagai berikut :

1. Continous miner dan longwall shearer Batubara atau batuan non-logam yang lunak
2. Boom-type miner (roadheader) dan Tunnel-boring, raise -boring, serta shaft- sinking
machine Batuan lunak sampai sedang-keras.

Pemuatan dan Penggalian

Penanganan Material (Material Handling)

Semua satuan operasi yang terlihat dalam penggalian atau pemindahan tanah/batuan selama
penambangan disebut penanganan material (material handling). Pada siklus operasi, dua operasi
utama adalah pemuatan dan transportasi, dan jika transportasi vertikal diperlukan, kerekan
(hoisting) akan menjadi operasi opsi ketiga. Penanganan material pada tambang mekanisasi
modern berpusat pada peralatan. Skala peralatan pada tambang terbuka semakin bertambah
besar. Batas atas ukuran truk meningkat menjadi 300 ton, 170 m3 untuk drag line , 140 m3 untuk
shovel dan 8400 m3 untuk bucket wheel excavator.

Pemilihan Alat

Secara garis besar, ada empat faktor yang pemilihan alat ekskavasi (P fileider, 1973 a,
Martinetal, 1982 dalam Hartman, 1987), yaitu :

1. Faktor performansi (unjuk kerja)

Faktor ini berhubungan langsung dengan produktifitas mesin, dan meliputi : kecepatan putar,
tenaga yang tersedia, jarak penggalian, kapasitas bucket, kecepatan tempuh, dan reliabilitas.
2. Faktor desain

Mencakup kecakapan pekerja, teknologi yang digunakan, jenis pengawasan dan tenaga
(power) yang tersedia.

3. Faktor penunjang (Support)

4. Faktor biaya

Pengangkutan

Material dalam jumlah besar dalam industri pertambangan ditransport dengan haulage
(pemindahan ke arah horizontal) dan hoisting (pemindahan vertical

Pengenalan Bahan Peledak

1. Bahan peledak

Bahan peledak yang dimaksudkan adalah bahan peledak kimia yang didefinisikan sebagai
suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, atau
campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan
mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian atau
seluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia
lebih stabil.

Panas dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan tersebut sekitar 4000° C. Adapun
tekanannya, menurut Langerfors dan Kihlstrom (1978), bisa mencapai lebih dari 100.000
atm setara dengan 101.500 kg/cm² atau 9.850 MPa (» 10.000 MPa). Sedangkan energi per
satuan waktu yang ditimbulkan sekitar 25.000 MW atau 5.950.000 kcal/s. Perlu difahami
bahwa energi yang sedemikian besar itu bukan merefleksikan jumlah energi yang
memang tersimpan di dalam bahan peledak begitu besar, namun kondisi ini terjadi akibat
reaksi peledakan yang sangat cepat, yaitu berkisar antara 2500 - 7500 meter per second
(m/s). Oleh sebab itu kekuatan energi tersebut hanya terjadi beberapa detik saja yang
lambat laun berkurang seiring dengan perkembangan keruntuhan batuan.

2. Reaksi dan produk peledakan


Peledakan akan memberikan hasil yang berbeda dari yang diharapkan karena tergantung
pada kondisi eksternal saat pekerjaan tersebut dilakukan yang mempengaruhi kualitas
bahan kimia pembentuk bahan peledak tersebut. Panas merupakan awal terjadinya proses
dekomposisi bahan kimia pembentuk bahan peledak yang menimbulkan pembakaran,
dilanjutkan dengan deflragrasi dan terakhir detonasi. Proses dekomposisi bahan peledak
diuraikan sebagai berikut:

a) Pembakaran adalah reaksi permukaan yang eksotermis dan dijaga


keberlangsungannya oleh panas yang dihasilkan dari reaksi itu sendiri dan
produknya berupa pelepasan gas-gas. Reaksi pembakaran memerlukan unsur
oksigen (O2) baik yang terdapat di alam bebas maupun dari ikatan molekuler
bahan atau material yang terbakar. Untuk menghentikan kebakaran cukup dengan
mengisolasi material yang terbakar dari oksigen. Contoh reaksi minyak disel
(diesel oil) yang terbakar sebagai berikut:

CH3(CH2)10CH3 + 18½ O2 ® 12 CO2 + 13 H2O

b) Deflagrasi adalah proses kimia eksotermis di mana transmisi dari reaksi


dekomposisi didasarkan pada konduktivitas termal (panas). Deflagrasi merupakan
fenomena reaksi permukaan yang reaksinya meningkat menjadi ledakan dan
menimbulkan gelombang kejut shock wave) dengan kecepatan rambat rendah,
yaitu antara 300 – 1000 m/s atau lebih rendah dari kecep suara (subsonic).
Contohnya pada reaksi peledakan low explosive (black powder)sebagai bagai
berikut:

Potassium nitrat + charcoal + sulfur

20NaNO3 + 30C + 10S ® 6Na2CO3 + Na2SO4 + 3Na2S +14CO2 + 10CO + 10N2

Sodium nitrat + charcoal + sulfur

20KNO3 + 30C + 10S ® 6K2CO3 + K2SO4 + 3K2S +14CO2 +10CO + 10N2


c) Ledakan, menurut Berthelot, adalah ekspansi seketika yang cepat dari gas menjadi
bervolume lebih besar dari sebelumnya diiringi suara keras dan efek mekanis yang
merusak. Dari definisi tersebut dapat tersirat bahwa ledakan tidak melibatkan
reaksi kimia, tapi kemunculannya disebabkan oleh transfer energi ke gerakan
massa yang menimbulkan efek mekanis merusak disertai panas dan bunyi yang
keras. Contoh ledakan antara lain balon karet ditiup terus akhirnya meledak,
tangki BBM terkena panas terus menerus bisa meledak, dan lain-lain.

d) Detonasi adalah proses kimia-fisika yang mempunyai kecepatan reaksi sangat


tinggi, sehingga menghasilkan gas dan temperature sangat besar yang semuanya
membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula. Kecepatan reaksi yang sangat
tinggi tersebut menyebarkan tekanan panas ke seluruh zona peledakan dalam
bentuk gelombang tekan kejut (shock compression wave) dan proses ini
berlangsung terus menerus untuk membebaskan energi hingga berakhir dengan
ekspansi hasil reaksinya. Kecepatan rambat reaksi pada proses detonasi ini
berkisar antara 3000 – 7500 m/s. Contoh kecepatan reaksi ANFO sekitar 4500
m/s. Sementara itu shock compression wave mempunyai daya dorong sangat
tinggi dan mampu merobek retakan yang sudah ada sebelumnya menjadi retakan
yang lebih besar. Disamping itu shock wave dapat menimbulkan symphatetic
detonation, oleh sebab itu peranannya sangat penting di dalam menentukan jarak
aman (safety distance) antar lubang. Contoh proses detonasi terjadi pada jenis
bahan peledakan antara lain:

TNT : C7H5N3O6 ® 1,75 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 5,25 C

ANFO : 3 NH4NO3 + CH2 ® CO2 + 7 H2O + 3 N2

NG : C3H5N3O9 ® 3 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 0,25 O2

NG + AN : 2 C3H5N3O9 + NH4NO3 ® 6 CO2 + 7 H2O + 4 N4 + O2


3. Klasifikasi bahan peledak

Bahan peledak diklasifikasikan berdasarkan sumber energinya menjadi bahan peledak mekanik,
kimia dan nuklir. Karena pemakaian bahan peledak dari sumber kimia lebih luas dibanding dari
sumber energi lainnya, maka pengklasifikasian bahan peledak kimia lebih intensif diperkenalkan.
Pertimbangan pemakaiannya antara lain, harga relatif murah, penanganan teknis lebih mudah,
lebih banyak variasi waktu tunda (delay time) dan dibanding nuklir tingkat bahayanya lebih
rendah. Bahan peledak permissible dalam klasifikasi di atas perlu dikoreksi karena tidak semua
merupakan bahan peledak lemah. Bahan peledak permissible digunakan khusus untuk
memberaikan batubara ditambang batubara bawah tanah dan jenisnya adalah blasting agent yang
tergolong bahan peledak kuat.

Sampai saat ini terdapat berbagai cara pengklasifikasian bahan peledak kimia, namun pada
umumnya kecepatan reaksi merupakan dasar pengklasifikasian tersebut.

Menurut R.L. Ash (1962), bahan peledak kimia dibagi menjadi:

1. Bahan peledak kuat (high explosive) bila memiliki sifat detonasi atau meledak dengan
kecepatan reaksi antara 5.000 – 24.000 fps (1.650 – 8.000 m/s)
2. Bahan peledak lemah (low explosive) bila memiliki sifat deflagrasi atau terbakar
kecepatan reaksi kurang dari 5.000 fps (1.650 m/s).

4. Klasifikasi bahan peledak industri

Bahan peledak industri adalah bahan peledak yang dirancang dan dibuat khusus untuk keperluan
industri, misalnya industri pertambangan, sipil, dan industri lainnya, di luar keperluan militer.
Sifat dan karakteristik bahan peledak (yang akan diuraikan pada pembelajaran 2) tetap melekat
pada jenis bahan peledak industri. Dengan perkataan sifat dan karakter bahan peledak industri
tidak jauh berbeda dengan bahan peledak militer, bahkan saat ini bahan peledak industri lebih
banyak terbuat dari bahan peledak yang tergolong ke dalam bahan peledak berkekuatan tinggi
(high explosives).

Drilling ( Pemboran)

Pemboran dapat dilakukan untuk bermacam-macam tujuan :

Penempatan bahan peledak; pemercontohan (merupakan metoda sampling utama dalam


eksplorasi); dalam tahap development : penirisan, test fondasi dan lain-lain; dan dalam tahap
eksplotasi untuk penempatan baut batuan & kabel batuan (dalam batubara pemboran lebih
banyak dibuat untuk pemasangan baut batuan - bolting daripada untuk peledakan). Jika
dihubungkan dengan peledakan, penggunaan terbesar adalah sebagai pemboran produksi.

Komponen Operasi dari Sistem Pemboran

Ada 4 komponen fungsional utama. Fungsi ini dihubungkan dengan penggunaan energi oleh
sistem pemboran di dalam melawan batuan dengan cara sebagai berikut :

1. Mesin bor, sumber energi adalah penggerak utama, mengkonversikan energi dari bentuk
asal (fluida, elektrik, pnuematik, atau penggerak mesin combustion) ke energi mekanik
untuk mengfungsikan sistem.
2. Batang bor (rod) mengtransmisikan energi dari penggerak utama ke mata bor (bit).
3. Mata bor (bit) adalah pengguna energi didalam sistem, menyerang batuan secara makanik
untuk melakukan penetrasi.
4. Sirkulasi fluida untuk membersihkan lubang bor, mengontrol debu,mendinginkan bit dan
kadang-kadang mengstabilkan lubang bor.

Ketiga komponen pertama adalah komponen fisik yang mengontrol proses penetrasi, sedangkan
komponen keempat adalah mendukung penetrasi melalui pengangkatan cuttings. Mekanisme
penetrasi, dapat dikategorikan kedalam 2 golongan secara mekanik yaitu rotasi dan tumbukan
(percussion) atau selanjutnya kombinasi keduanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi unjuk kerja pemboran :

1. Variabel operasi, mempengaruhi keempat komponen sistem pemboran (drill, rod, bit dan
fluid). Variabel dapat dikontrol pada umumnya dan mencakup dua kategori dari faktor-
faktor kekuatan pemboran :

(a) tenaga pemboran, energi semburan dan frekuensi, kecepatan putar, daya dorong
dan rancangan batang bor dan

(b) sifat-sifat fluida dan laju alirnya.

2. Faktor-faktor lubang bor, meliputi : ukuran, panjang, inklinasi lubang bor; tergantung
pada persyaratan dari luar, jad i merupakan variabel bebas. Lubang bor di tambang
terbuka pada umumnya 15 - 45 cm (6-18 inch). Sebagai perbandingan, untuk tambang
bawah tanah 4-17,5 cm (1,5-7 in.).
3. Faktor-faktor batuan, faktor bebas yang terdiri dari : sifat-sifat batuan, kondisi geologi,
keadaan tegangan yang bekerja pada lubang bor yang sering disebut sebagai drillability
factors yang menentukan drilling strength dari batuan (kekuatan batuan untuk bertahan
terhadap penetrasi) dan membat asi unjuk kerja pemboran.
4. Faktor-faktor pelayanan, yang terdiri dari pekerja dan supervisi, ketersediaan tenaga,
tempat kerja, cuaca dan lain-lain, juga merupakan faktor bebas.

Parameter Performansi (Unjuk Kerja)

Untuk memilih dan mengevaluasi sistem pemboran yang optimal, ada 4 parameter yang harus
diukur at au dipe rkirakan,yaitu :

1. Energi proses dan konsumsi daya (power)

2. Laju penetrasi

3. Lama penggunaan bit (umur)

4. Biaya (biaya kepemilikan + biaya operasi)


Pemilihan Alat Bor

Pemilihan suatu alat produksi haruslah melalui suatu prosedur yang telah didefinisikan dengan
baik. Hal ini merupakan persoalan rancangan rekayasa yang sebenarnya (true engineering
design) yang memerlukan suatu pertimbangan harga. Langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :

1. Mendeterminasi dan menentukan spesifikasi kondisi-kondisi dimana alat bor akan


digunakan, seperti faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan (pekerja, lokasi,
cuaca dan lain-lain) dengan konsiderasi keselamatan kerja.
2. Menetapkan tujuan untuk fase pemecahan batuan dari siklus operasi produksi kedalam
tonase, fragmentasi, throw, vibrasi dan lain-lain (mempertimbangkan batasan pemuatan
dan pengangkutan, stabilitas kemiringan lereng, kapasitas crusher, kuota produksi,
geometri pit, dll) .
3. Atas dasar pada persyaratan peledakan, merancang pola lubang bor (ukuran dan
kedalaman lubang ledak, kemiringan, burden dan spasi).
4. Menentukan faktor drillability untuk jenis batuan yang diantisipasi, mengindentifikasikan
metoda pemboran yang mendekati kelayakan .
5. Men-spesifikasikan variabel operasi untuk tiap sistem dibawah pengamatan, meliputi :
mesin bor, batang bor, mata bor dan sirkulasi fluida.
6. Memperhitungkan parameter unjuk kerja, termasuk ketersediaan alat, biaya dan
perbandingan. Mengamati sumber tenaga dan memilih spesifikasi. Item biaya yang besar
adalah mata bor, depresiasi alat bor, tenaga kerja, pemeliharaan, energi dan fluida. Umur
bit dan biaya merupakan hal yang kritis namun sulit untuk diproyeksikan.
7. Memilih sistem pemboran yang memuaskan semua persyaratan biaya keseluruhan yang
rendah dan memperhatikan keselamatan kerja.

Y20LY Hand Held And Air Leg Rock Drill


1.Instruction:

Y20LY type rock drill is a kind of light rock drilling machine. It can be performed both dry and wet

drilling under the medium and hard rocks (f=8-18). It can drill downwards with hand towards

horizontal or inclined, usually it matched with FT100 air leg and FY200B oil feeder to do drilling works

in various mines, quarries, capital construction of farmland, blasting for construction roads in

mountain areas or other projects.

2.Product Specifications:

Weight 18kgs

Length 609mm

Cylinder Dia. 60mm

Stroke 50mm

Working Pressure 0.4Mpa

Impact Frequency ≥30Hz

Air Consumption ≤25L/s

Air Hose Inside Dia. 16mm / 19mm

Water Hose Inside


8mm
Dia.

Drill Bits Dia. 34~40mm

Max. Drilling Depth 3M

Drilling Rod Size H22 x 108mm

Air Leg Type: FT100

Length 1312mm
Stroke 810mm

Cylinder Dia. 52mm

Weight 11kgs

Oil Feeder Type: FY200B

Capacity 200ml

Weight 1.20kgs

Y19A Hand Held And Air Leg Rock Drill

1.Application:

Y19A is mainly used for drilling work in small quarries, coal mine, limestone mine, rock blast in road

construction work, as well as water conservancy construction project.

 2.Product Features:

Light in weight and small in size, lower air consumption, it can be used together with FT100A pusher,

which is a lost cost alternative for multi-purpose drilling applications.

 3.Specifications:

Product Model Y19A


Weight (kg) 19

Length (mm) 600

Shank size (mm) H22×108±1

Drilling diameter (mm) 34-40

Piston diameter (mm) 65

Piston stroke (mm) 54

Air consumption (L/s) ≤43


Air Pressure (at 5kg/cm2)
Impact frequency (Hz) ≥35

Rotation (r/min) 200

Air hose inner diameter (mm) 19

YT29A Air Leg Pneumatic Rock Drill

1.Application:

Qiangli Pneumatic Machinery has a wide range of pusher leg and stoper rock drills to cover all

construction, tunneling and mining applications in different rock formations. They are robust but

simply designed, with high impact energy and low air consumption.

2.Product Features:

The YT29 rock drill is the most rugged, powerful and highly efficient rock drill in the range .It gives

improved productivity and drill steel economy and can be used on all rock formation and in all kinds of

applications.

3.Specifications:
Product Model YT29A

Weight (kg) 27

Length (mm) 659

Shank size (mm) H22×108±1

Drilling diameter (mm) 3445

Piston diameter (mm) 82

Piston stroke (mm) 60

Air Pressure      (at Air consumption (L/s) ≤65

0.5MPa) Impact frequency (Hz) ≥37

Rotation (r/min) 300

Air hose inner diameter (mm) 25

YT28 Air Leg Pneumatic Rock Drill

1.Application:

The Products are mainly used in construction sites, various types of mines, railways, water

conservancy construction and national defense construction areas for drilling operations.

2.Product Features:

YT28 pusher leg rock drill apply in hard rock on the rock drill operation,it has strong adaptability to the

working conditions.The product is energy efficiency, Its components has long life and durable. The

machice can be generally used with the same type,it can greatly reduce the customer loss for spare

part replacement.

3.Specification:
Product Model YT28

Weight (kg) 26

Length (mm) 661

Shank size (mm) H22×108

Drilling diameter (mm) 3442

Piston diameter (mm) 80

Piston stroke (mm) 60

Air consumption (L/s) ≤58


Air Pressure  (at 0.5MPa)
Impact frequency (Hz) ≥35

Rotation (r/min) ≥260

Air hose inner diameter (mm) 25

YSP45 Stoper Drill

1.Application:

YSP45 is stoper rock drill applied in mining, tunneling or rock drilling work, to drill up holes with angle

to the earth within the range from 60 o to 90o and also can be used for bolting work and shaft sinking

work.

2.Product Features:

The stoper rock drill, YSP45, is of robust design for tough working condition. It has high impact

frequency and is mainly used for production drilling, raise driving and bolting.

3.Specifications:
Product Model YSP45

Weight (kg) 44

Min. length (mm) 1420

Max. length (mm) 2170

Stroke piston diameter (mm) 74

Piston diameter (mm) 95

Piston stroke (mm) 47

Air Pressure      (at Air consumption (L/s) ≤83

5kg/cm2) Impact frequency (Hz) ≥47

Rotation (r/min) 350

Air hose inner diameter (mm) 25

YN27C Gasoline Rock Drill

1.Instruction:

YN27C Gasoline Powered Rock Drilling Machine is available for drilling, road breaking & construction,

mining, quarrying and national defense construction, etc.


2. Product Specifications:
Weight 27kgs

Overall Dimension 746x315x229mm

Engine Type Single Cylinder, Air Cooled Two Strokes

Cylinder Dia. x Piston 58x70mm


Rotating Speed of Engine ≥2450rpm

Engine Displacement 185cm3

Carburetor Type Hand Needle Valve, No Floating Type

Ignition System Controllable Silicon Contactless System

Drilling Speed ≥250mm/min

Max. Drilling Depth ≥6M

Fuel Consumption ≤0.12L/m

Tank Capacity ≥1.14l

Gasoline: Lubrication Oil 9:01

Drilling Rod Size H22 x 108mm

Drilling Rod Rotation Speed ≥200rpm

Spark Plug Clearance 0.5~0.7mm

Y26 Hand Held Rock Drill

1.Application:

Hand held Rock Drill Model Y26 is mainly used for drilling, second blasting and other works in mines,

railway, and water conservancy projects. It is designed for both dry and wet rock drilling on hard and

medium hard rocks, and drilling vertical down or declined blast hole.

2.Product Features:

Lower vibration to operator, robust and durable spare parts.

3.Specifications:

Product Model Y26


Weight (kg) 26

Length (mm) 650

Shank size (mm) H22×108/H25×108

Drilling diameter (mm) 34-42

Piston diameter (mm) 65

Piston stroke (mm) 70

Air Pressure (at Air consumption (L/s) ≤50

5kg/cm2) Impact frequency (Hz) ≥27

Rotation (r/min) 280

Air hose inner diameter (mm) 19

Y24 Hand Held Rock Drill

1.Application
Most suitable for dry drilling downward and inclined blast holes in medium hard and hard rock

with a hardness of f8-18.An ideal tool for rock drilling operations in small open-pit quarries,

mines, water conservancy projects and road building in hilly areas, and for secondary

blasting in large mines.The incorporation of FY200B line oiler with transparent casting

provides automatic lubrication during operation.


2.Features
Grouped control mechanism, quick of start up, with-- air on, water on, air off, water off

mechanism, easy to handle and maintain. In addition to having the excellent performance of

Y24, it has stronger flushing power.

3. Parameters
Weight 24kgs

Overall length 604mm

Cylinder Dia: 70mm

Piston stroke: 70mm

Operating air pressure 0.4-0.63MPa

Impact frequency: ≥27HZ

Air-pipe bore(inner Dia.) 19 mm

Water-pipe bore(inner Dia.) 13 mm

Air consumption  â‰¤55L/s

shank dimension 22 x 108 + 1 mm

FY200B Oil reservoir

Capacity : 200milliliter

weight 1.2kg

Anda mungkin juga menyukai