Anda di halaman 1dari 9

Perlindungan Hak Informasi bagi Konsumen

dalam Perdagangan E-Commerce di Indonesia

Latar Belakang
Perkembangan tekhnologi dan Informasi saat ini mempengaruhi segala aspek
kehidupan. Alvin Toffler dalam bukunya The Third Wave telah memprediksikan bahwa di era
milenium ketiga, tekhnologi akan memegang peranan yang signifikan dalam kehidupan
manusia (Ester Dwi Maghfirah:1). Perkembangan tekhnologi juga mempengaruhi sektor
perdagangan. Kehadiran internet dalam kehidupan manusia telah melahirkan jenis
perdagangan baru yaitu perdagangan elektronik atau yang biasa disebut dengan e-commerce.
Perdagangan e-commerce semakin memudahkan konsumen untuk membeli barang
dari produsen maupun distributor. Produsen atau distributor selaku penjual tidak perlu
bertemu secara langsung dengan konsumen selaku pembeli. Pertemuan dan komunikasi
cukup dilakukaan secara virtual di internet. Batasan jarak dan waktu kini sudah bukan
menjadi penghalang untuk melakukan transaksi. Dengan demikian, perdagangan dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
Munculnya perdagangan e-commerce bukannya tanpa kekurangan. Beberapa
penyelewengan terjadi dalam perdagangan e-commerce sehingga merugikan konsumen.
Sering kali produk yang diterima oleh konsumen tidak sama seperti apa yang diharapkan. Hal
ini disebabkan karena dalam beberapa kasus, informasi yang diberikan oleh produsen atau
distributor tidak lengkap ataupun tidak sama dengan keadaan produk yang sebenarnya. Atau
konsumen tidak tahu secara lengkap identitas dari penjual produk yang dikonsumsinya.
Dengan demikian, jika terjadi sesuatu pada produk yang diterimanya, konsumen tidak
mengetahui bagaimana caranya untuk melakukan komplain kepada penjual. Transaksi e-
commerce dapat menimbulkan resiko-resiko tertentu bagi konsumen, terutama berkenaan
dengan produk yang tidak sesuai dengan informasi yang diterima oleh konsumen sebelum
membeli produk.
Posisi tawar konsumen dalam perdagangaan e-commerce dapat dikatakan berada pada
posisi yang lemah karena seringnya konsumen merasa dirugikan setelah produk yang dibeli
ternyata tidak sesuai dengan apa yang diharapkan seperti informasi yang telah diterima oleh
konsumen sebelum melakukan transaksi. Padahal jika kita lihat hak-hak konsumen yang
mendasar, seperti yang dikemukakan oleh Presiden Amerika Serikat J.F. Kennedy di depan
kongres pada tanggal 15 Maret 1962 hak konsumen meliputi untuk memperoleh keamanan,
Hak untuk memilih, Hak mendapatkan informasi, dan Hak untuk didengar (Ahmadi Miru,
2008: 39). Hal tersebut membuat penulis tertarik untuk menuliskan sebuah papper berjudul
“Posisi Konsumen dalam Perdagangan E-Commerce”. Dalam papper ini akan diuraikan
mengenai posisi konsumen dalam perdagangan e-commerce dan apakah hukum indonesia
sudah cukup melindungi konsumen dalam perdagangan e-commerce.

Posisi Konsumen dalam Perdagangan E-Commerce


Berbagai kemudahan yang diberikan perdagangan e-commerce ternyata tidak
membuat posisi tawar konsumen menjadi lebih kuat. Posisi konsumen justru sangat rawan
untuk dilanggar hak-haknya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya indikasi yang
memperlihatkan bahwa hak-hak perlindungan yang didapatkan konsumen seperti pada
transaksi biasa tidak didapatkan dalam perdagangan e-commerce. Pada perdagangan
konvensional, konsumen dapat secara langsung melihat fisik produk yang akan dibelinya.
Berbeda dengan cara e-commerce dimana konsumen hanya bisa melihat foto atau gambar
produk disertai dengan spesifikasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya. Konsumen
mendapat jaminan yang lebih baik ketika bertransaksi secara konvensional karena konsumen
melihat secara langsung fisik produk yang akan dibeli bahkan dapat menyentuh dan
berinteraksi dengan produk yang akan dibelinya.
Kurangnya informasi yang diterima oleh konsumen mengenai produk yang dibelinya
dalam perdagangan e-commerce sering kali membuat konsumen kecewa karena barang yang
diterima terkadang berbeda dengan perkirakan konsumen berdasarkan informasi yang
diterima melalui internet. Kasus ini sering kali terjadi pada transaksi melalui media jejaring
sosial kaskus. Contohnya dalam surat keluhan berikut yang dikirimkan seorang konsumen
yang kecewa setelah menerima barang yang dibeli dan ternyata tidak sama dengan informasi
yang didapatnya:
“Sebelumnya saya mohon maaf atas keberadaan surat terbuka ini. Saya hanya memberikan
himbauan kdp seluruh member kaskus utk berhati-hati kpd id "dedegarfield", dia tidak
melakukan Penipuan tapi Memberikan Keterangan Palsu atas barang dagangannya yang
kebetulan saya sbg pembelinya.
Awal cerita saya langsung deal dengan trit ini "http://www.kaskus.us/showthread.php?
t=6721773". Karena posisi saya diluar jawa, maka transaksi saya wakilkan kpd tmn yg ada di
Sby agar bisa COD dg penjual. Dalam sms nya kpd saya, penjual mengatakan bahwa
mainboard laptop tsb pernah dicek-kan ke Acer Service Center dan tidak ada
komponen/chip yang dilepas-lepas/diganti, dan dia jg mengatakan bahwa mainboard
utuh. Dengan pernyataan tsb, agan2 smua pasti sepaham dg saya bahwa laptop tersebut tdk
diutak-atik mainboardnya/utuh spt aslinya, hanya mengalami crash/mati total. Saya hanya
percaya dengan pernyataan aktivis kaskuser tsb & tdk ada niat berprasangka buruk ke dia.
Namun setelah transaksi selesai ternyata mainboard dlm keadaan PERNAH DIBLOWER
CHIPSETnya & chip BIOS telah raib/hilang. Dengan masalah spt ini saya sdh merasa
dikecewakan atas fakta yang tdk sesuai dengan pernyataan awal. Disini saya tdk mengatakan
bahwa "dedegarfield" telah melakukan malpraktek atas laptop tsb (krn katanya dia awam
mslh service laptop), tapi saya menyalahkan dia karena TIDAK JUJUR mengatakan historis
& kondisi laptop yg sebenarnya.
Sebenarnya saya sedikit mengalah aj dengan mencoba melupakan kekecewaan ini & kami
sepakat penjual akan memberikan potongan hrg/mengembalikan 10% dari harga deal. Namun
lagi2 saya dibuat kecewa, ternyata stlh dicek lanjutan, Battery Laptop Sudah DROP dan
bagian LCD jg ada yg rusak (bagian inverter)…hmmm, mgkn dengan Surat Terbuka inilah
biar si penjual memahami kekecewaan saya & merubah sikap dlm menjual brg mohon yg
Jujur/tdk menutup-nutupi kejelekan sebuah barang.
Tanpa mengurangi rasa hormat kpd Kaskus & smua member-nya, saya menghimbau utk
BERHATI-HATI bertransaksi dg "dedegarfield" sbg AktivisKaskus, krn dia telah membuat
KECEWA kpd seorang Newbie.
Klo memang Surat ini tdk berkenan, saya tdk keberatan utk dihapus, saya diberi Bata pun jg
tdk mengelak/terima, tp disini saya hanya mengungkapkan kebenaran fakta, saya jg
mempertaruhkan nama baik saya disini & jg nama baik jasa service milik teman. Kebetulan
saya mencoba melayani jasa service laptop di THR Surabaya sejak th.1998 dan kami yang
pertama kali disitu.
Terima kasih”

Surat di atas menunjukkan betapa posisi konsumen sangat berpotensi untuk dirugikan
ketika barang yang dibeli ternyata tidak sesuai dengan informasi yang diterimanya saat
penawaran dilakukan oleh penjual. Masih banyak konsumen lain yang mengalami kerugian
serupa dengan konsumen di atas. Ketika akan dikembalikan atau meminta
pertanggungjawaban kepada penjual, konsumen tidak mengetahui identitas sebenarnya dari
penjual. Yang tercantum dalam forum kaskus hanyalah user ID yang sering kali bukanlah
nama asli dari penjual. Alamat asli penjual juga tidak dapat diketahui. Bahkan contact person
yang selama ini dipublikasikan untuk berkomunikasi setelah barang dikirimkan sering kali
sulit untuk dihubungi. Perlindungan bagi konsumen dalam perdagangan e-commerce memang
bisa dibilang lemah karena tidak ada jaminan bagi konsumen atas barang yang dibelinya.
Perlindungan konsumen dalam perdagangan e-commerce harus mendapatkan perhatian
tersendiri dalam berbagai peraturan mengenai perlindungan konsumen.

Perlindungan Hak Informasi bagi Konsumen dalam Perdaganan E-Commerce di


Indonesia
Pemberian informasi yang lengkap dan benar sebenarnya sudah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pasal 4 Undang-Undang ini
menyebutkan bahwa hak-hak konsumen meliputi:
a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa;
b. Hak untuk memilih dan mendapatkan barang dan/atau jasa sesuai dengan nilai tukar
dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa;
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan;
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut;
f. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen;
g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
mestinya;
i. Hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Dari hak-hak konsumen di atas, hak konsumen untuk mendapatkan informasi yang jelas
sudah diakomodasi dalam poin c. Konsumen harus mendapatkan informasi yang benar, jelas,
dam jujur mengenai barang yang akan dibelinya. Konsumen dalam haknya yang lain yang
diatur dalam poin h juga berhak mendapatkan kompensasi, atau ganti rugi jika ternyata
produk yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya. Hak
atas informasi yang jelas dan benar dimaksudkan agar konsumen dapat memperoleh
gambaran yang benar tentang suatu produk, karena dengan informasi tersebut konsumen
dapat memilih produk yang diinginkan sesuai kebutuhan dan terhindar dari kerugian (Ahmadi
Miru, 2008:41).
Secara lebih khusus mengenai perlindungan hak informasi bagi konsumen dalam
perdagangan e-commerce diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik. Pasal 9 UU ini menyebutkan bahwa “Pelaku usaha yang
menawarkan produk melalui Sistem Elektronik harus menyediakan informasi yang lengkap
dan benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan”. Dalam
penjelasannya disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “Informasi yang lengkap dan benar”
meliputi:
a. Informasi yang memuat identitas serta status subjek hukum dan kompetensinya, baik
sebagai produsen, pemasok, penyelenggara, maupun perantara;
b. Informasi lain yang menjelaskan hal tertentu yang menjadi syarat sahnya perjanjian
serta menjelaskan barang dan/atau jasa yang ditawarkan, seperti nama, alamat, dan
deskripsi barang/jasa.
Dari dua pengaturan di atas, sebenarnya hukum Indonesia sudah melindungi hak-hak
konsumen terutama hak untuk mendapatkan informasi mengenai produk yang akan dibeli
oleh konsumen. Namun jika kita melihat transaksi elektronik yang saat ini sering dilakukan
dalam forum online Kaskus, aturan mengenai perlindungan yang diberikan kepada konsumen
masih sangat sulit untuk diterapkan. Posisi konsumen tetap saja rawan akan resiko-resiko
yang diakibatkan kurangnya informasi yang diterima oleh konsumen. Seperti yang telah
disebutkan sebelumnya bahwa konsumen yang membeli produk melalui media kaskus hanya
mengetahui user ID dari penjual. Ketika barang yang dibeli konsumen tidak sesuai dengan
informasi yang diberikan, konsumen tidak dapat berbuat apa-apa karena tidak mengetahui
siapa dan dimana alamat penjual secara pasti. Padahal jika kita lihat dalam Poin h Undang-
Undang Nomor 8 tentang Perlindungan Konsumen konsumen berhak untuk mendapatkan
ganti rugi atau kompensasi ketika produk yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
sebelumnya. Jika informasi yang diterima mengenai identitas penjual tidak lengkap, ketika
terjadi masalah dalam transaksi seperti contohnya perbuatan wanprstasi, tidak ada upaya
hukum yang dapat dilakukan pembeli. Posisi konsumen dalam perdagangan e-commerce
sangat rawan akan kerugian.
Upaya untuk melindungi konsumen dalam forum kaskus sebenarnya sudah diupayakan
pula oleh pemilik situs kaskus. Konsumen yang dirugikan atas transaksi yang telah
dilakukannya dapat melaporkannya dan penjual yang bermasalah kepada admin. Admin
kemudian akan memberlakukan blacklist penjual agar kejadian tersebut tidak terulang. Setiap
pengguna kaskus yang lain tentu akan berhati-hati jika berinteraksi dengan user ID yang telah
di blacklist. Selain itu, admin kaskus juga memberikan tips untuk bertransaksi secara online
sebagai berikut:

Transaksi online dan aman


Tips Untuk Pembeli

 Teliti sebelum membeli, periksa terlebih dahulu si penjual, dapat dilakukan dengan
cara

1. cari semua postingan si penjual, pastikan tidak ada satupun thread si penjual ada
dalam subforum Blacklist
Quote:

cara mencari postingan si penjual adalah dengan meng-klik id si penjual dan pilih view
public profile, klik pada bagian statistics, dan klik Find all threads started by ***, dimana
*** adalah id user yang ingin kamu cari threadnya. Dengan cara ini akan dapat diketahui
apakah seller masuk ke dalam daftar blacklist atau tidak. Penjual yang baik dan
professional adalah mereka yang mempunyai sedikit thread, tapi dengan banyak reply dari
para pembeli yang ingin berkonsultasi, sedangkan penjual yang mempunyai banyak thread
akan sullit untuk memantau semua threadnya dan kesulitan menjalin hubungan dengan
pembeli

2. Lihat testimonial (kesaksian) dari para pembeli yang pernah membeli dari penjual
tersebut

Quote:

Dengan langkah diatas (mencari thread yang dibuat oleh penjual), Maka lihatlah thread
testimonial dari penjual (jika ada), telitilah siapa saja kaskuser yang pernah bertransaksi dan
memberikan kesaksian, akan lebih baik jika kesaksian telah banyak diberikan oleh kaskuser
dengan jumlah postingan yang banyak dan mempunyai reputasi baik.Testimonial-
testimonial dari penjual dapat dilihat di subforum khusus di fjb yaitu subforum Feedback
dan Testimonial disini

3. Lihat reputasinya

Quote:

walau reputasi bagus (berwarna hijau) tidak menjadi jaminan apakah penjual tersebut
terpercaya atau tidak, tapi tidak ada salahnya untuk lebih waspada jika penjual belum
mempunyai reputasi, apalagi jika reputasinya jelek (berwarna merah) Reputasi dapat dilihat
pada bagian bawah dari user id. selengkapnya tentang reputasi dapat dibaca disini
Reputasi belum tentu didapat berdasarkan baik/buruknya user tersebut menjual atau
membeli barang, tapi ada kemingkinan didapatkan dari subforum-subforum lain di kaskus
selain FJB (Forum Jual Beli), jadi jangan cuma melihat reputasinya saja dan memutuskan
untuk langsung bertransaksi, periksalah hal-hal lainnya

4. Bertanya dan atau konsultasi dengan sesama kaskuser

Quote:

Kaskuser dapat berinteraksi dengan yang lainnya di thread Pos Ronda FJB, disana kalian
dapat menanyakan pendapat kaskuser lain tentang penjual yang barangnya hendak kamu
beli, bertukar pikiran, dan berbagi pengalaman, mengetahui modus-modus penipuan, dan
lainnya, di thread ini biasanya terdapat informasi-informasi baru tentang nomor rekening
blacklist, penjual bermasalah, dan lainnya

5. Lihat pada akhir thread

Quote:

Pada awalnya semua seller memang terlihat baik-baik saja, tapi tidak ada salahnya
menyempatkan diri untuk melihat akhir thread, karena orang bisa berubah, dulunya baik,
sekarang siapa yang tahu. Dan biasanya juga masalah-masalah timbul belakangan.

6. Jangan menjadikan reputasi (ijo-ijo), tanggal join kaskus, dan jumlah postingan
sebagai patokan seller tersebut terpercaya

Quote:

Ketiga hal tersebut hanya sebagai pelengkap status saja, bukan sebagai patokan penjual
terpercaya

 Usahakan untuk tidak memberikan informasi finansial seperti bank acc info, paypai
account dan informasi lainnya.
 Baca testimonial penjual dengan baik, banyak berkomunikasi dengan sesama pembeli
di forum kaskus, pilih penjual dengan reputasi baik.
 SELALU MENUKAR BARANG LANGSUNG DIDEPAN MUKA - ikuti peraturan
ini, 99% SCAM tidak akan terjadi. Jika bertransaksi langsung, diharapkan selalu
membawa teman juga. (lebih banyak lebih baik)
 JANGAN PERNAH MENGIRIM UANG MELEWATI WIRE-TRANSFER
SERVICES
 KASKUS TIDAK PERNAH MENGIKUTI ATAU MENGAWASI ATAU
BERTURUT-CAMPUR ATAS ADANYA SEMUA TRANSAKSI YANG TERJADI
DI FORUM KASKUS. - Kita tidak menangani pembayaran, garansi, transaksi, lelang,
dan seterusnya.
 JAUHILAH SEMUA TRANSAKSI YANG DILAKUKAN DENGAN
PENGIRIMAN BARANG - Hanya SCAMMER yang "Garansi" transaksi anda
 Harap berhati-hati dalam setiap transaksi online, utamakan transaksi secara langsung
(COD) jika memungkinkan,
 Jika COD, periksa secara mendetil barang yang hendak dibeli, tanyakan kelebihan
dan kekurangan dari barang tersebut, tanyakan juga bagaimana dengan layanan purna
jual dan garansi (jika ada)
 Jika tidak memungkinkan untuk COD atau transaksi secara langsung, dapat meminta
tolong teman yang satu kota dengan penjual
 Jika tidak dapat COD atau meminta bantuan teman, dapat menggunakan jasa sesama
kaskuser yang membantu menjembatani penjual dan pembeli.
Prosedurnya jika terjadi transaksi, pembeli antara penjual dan pembeli:
o Transaksi terjadi, seller dan buyer berbeda kota
o Disepakati kedua belah pihak untuk menggunakan rekening bersama
o Pembeli mentransfer uangnya ke kaskuser pengelola rekening bersama
o Penjual mengirim barang ke pembeli
o Barang sampai ke pembeli dan tidak ada masalah, uang akan ditransfer dari
pengelola rekening bersama kepada penjual
o Berlaku sebaliknya jika terjadi masalah, misal barang tidak pernah sampai,
maka uang akan dikembalikan ke pembeli
o Biasanya ada biaya suntuk jasa seperti ini, besarnya relatif, tergantung jens
rekening bersama apa yang kamu gunakan
o Rekening bersama dapat ditemui di subforum fjb/services/others
o Rekening bersama sifatnya unofficial atau tidak resmi dikeluarkan oleh
kaskus, tapi lebih ke arah dari member kaskus untuk member kaskus untuk
meminimalisir penipuan

Penipuan dapat terjadi dimana saja, tidak hanya di dunia maya, dalam transaksi jual beli
secara langsung pun masih ada kemungkinan penipuan terjadi jika kita tidak berhati-hati
dalam membeli. Jadi teliti dan berhati-hatilah sebelum membeli. USAHAKAN UNTUK
TIDAK TRANSFER UANG TERLEBIH DAHULU ! untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan.

Tips untuk Penjual:

 Berikan deskripsi produk/servis yang anda tawarkan sejelas mungkin. Seperti ukuran,
material, warna, berat, kondisi dll.
 Ada pilihan penggunaan rekening bersama FJB untuk keamanan transaksi. Info lebih
lanjut bisa dilihat di sini http://kaskus.us/showthread.php?t=871645
 Untuk menambah kepercayaan buyer, seller di FJB bisa membuat avatar seller .
Untuk info lebih lanjut lihat di sini http://kaskus.us/showthread.php?t=882267
 Jaga reputasi anda dengan baik dengan cara:
o Jaga mutu barang/servis yang ditawarkan
o Selalu mengikuti perjanjian transaksi yang telah disetujui dengan pembeli
o Jaga kepuasan pelanggan & tawarkan pembeli yang puas untuk memberikan
testimonial atau GRP.
 Pilih judul thread yang singkat dan mewakili produk yang kamu jual, jangan
menggunakan singkatan, karena googlebot secara berkala akan mencantumkan thread
dagangan kalian pada mesin pencari mereka, bayangkan kalau kamu jualan duren
bangkok, tapi kamu tulis judul "mau yang enak dan murah?" memang judul kamu
menarik orang untuk melihat isi thread kamu, tapi terdaftar di mesin pencari google
dengan judul tersebut, jadi jika seandainya ada orang yang mencari duren di google
tidak akan pernah melihat thread kamu, rugi kan?

Kesimpulan
Walaupun munculnya transaksi e-commerce semakin memudahkan interaksi antara
penjual dan pembeli, bukan berarti transaksi ini tanpa resiko. Posisi konsumen dalam
transaksi e-commerce justru semakin lemah karena sering dirugikan karena barang yang
diterima ternyata tidak sesuai dengan informasi yang sebelumnya diterima oleh konsumen.
Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, telah diatur
mengenai hak konsumen yaitu hak untuk mendapatkan informasi yang benar, jelas, dan jujur.
Bahkan konsumen juga berhak untuk mendapatkan kompensasi atau ganti rugi jika produk
yang diterima ternyata tidak sama dengan yang telah diperjanjikan sebelumnya. Secara
khusus mengenai perdagangan e-commerce, perlindungan konsumen untuk mendapatkan
informasi yang benar dan jujur juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Tapi nampaknya kedua perlindungan yang
diberikan oleh hukum Indonesia saat ini masih sangat sulit diterapkan. Konsumen harus
secara aktif berupaya agar konsumen tidak dirugikan ketika bertransaksi dalam perdagangan
e-commerce.

Daftar Bacaan
Abdul Halim Barkatullah. 2009. Perlindungan Hukum Bagi Konsumen dalam Transaksi E-
Comeerce Lintas Negara di Indonesia. Jogjakarta:UII Press
Ahmadi Miru, SutarmanYodo. 2008. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: PT. Rajawali
Press
Ester Dwi Maghfirah. Perlindungan Konsumen dalam E-Commerce. www.stadtaus.com.
Diakses 19 April 2011 Pukul 22.00
UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlundungan Konsumen
UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
www.kaskus.us

Anda mungkin juga menyukai