Bismillah Bab 1 2
Bismillah Bab 1 2
PENDAHULUAN
merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah utama kesehatan
masyarakat terutama di negara berkembang. Saat ini penyakit TB paru masih sebagai
tergantung pada angka keberhasilan pengobatan TBC. Kepatuhan pasien dalam minum
paru yang lama sering membuat pasien bosan dan menimbulkan ketidakpatuhan pasien
dalam minum obat. Drop Out Adalah penderita yang tidak mengambil obat 2 bulan
berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai. Tindak lanjut: lacak
merupakan nomor 3 terbesar di dunia setelah Cina dan India dengan asumsi prevalensi
BTA (+) 130 per 100.000 .Hasil survei menunjukan jumlah kasus baru kejadian TB di
Indonesia 17 mei 2018 sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017 [ CITATION Ind18 \l 1057
]. Tahun 2017 •15 % dari estimasi insiden TB Resistensi Obat (4848 dari 32,000 kasus)
•44 % dari estimasi kasus TB Resistensi Obat dari yang semua kasus TB yang
dilaporkan (4848 dari 11,000 kasus) 37% pasien belum memulai pengobatan: - Under
reporting - Meninggal - Menolak diobati , dan 30% Putus Berobat: - Efek samping obat
pengobatan (79,2) kurang baik diakibatkan karena masih ada responden yang
TB dalam masa pengobatanya dan juga masih banyak responden yang mengganggap
bahwa efek samping yang ditimbulkan dari obat tidak dapat mempengaruhi pasien
untuk berhenti meminum obat (61,1%) .Berdasarkan Data Riset Kesehatan Daerah
Provinsi Jawa Timur menempati urutan kelima di Indonesia dari tahun 2013-2018
[ CITATION Kem18 \l 1057 ] . Jumlah kasus baru TB BTA+ sebesar 692 dengan angka
kematian selama pengobatan per 100.000 penduduk sebesar 0,82 dengan jumlah
kematian sebesar 9 jiwa (Tabel 9). Angka keberhasilan pengobatan sebesar 98,13%.
layanan TB DOTS selain di Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah, RS Swasta juga
mulai melaksanakan MOU Program TB DOTS, sehingga akses layanan TB DOTS lebih
mudah di dapatkan oleh masyarakat[ CITATION Moj17 \l 1057 ] .Dengan program ini kita
berusaha mencapai target penemuan penderita sebesar 70% dari perkiraan penderita TB
BTA+ kasus baru dengan tingkat kesembuhan sebesar90%.Salah satu indikator yang
digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi
jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien
baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Hasil survei dari Dinas
peningkatan tahun 2013-2017,Pada tahun 2016 jumlah kasus TB BTA (+) 607
meningkat pada tahun 2017 692,Angka Kesembuhan pada tahun 2017 adalah 76,24%
dengan jumlah BTA+ diobati sebanyak 909 (Tabel 9) dan yang mendapat pengobatan
dengan angka pengobatan TB BTA (+) jenis kelamin laki-laki 26 penderita dan 23
Mycobacterium tuberculosis[ CITATION Ind18 \l 1057 ]. Sampai kini, penyakit yang dapat
menular secara cepat dan mudah tersebut masih menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Ketidak patuhan ini dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya adalah pemakaian
obat dalam jangka panjang, jumlah obat yang diminum cukup banyak serta kurangnya
kesadaran dari penderita akan penyakitnya. Risiko terinfeksi TB sebagian besar adalah
faktor risiko external, terutama adalah faktor lingkungan seperti rumah tak sehat,
pemukiman padat & kumuh [ CITATION DIR05 \l 1057 ].Sedangkan risiko menjadi sakit
TB, sebagian besar adalah faktor internal dalam tubuh penderita sendiri yg disebabkan
OAT (Obat Anti Tuberkulosis) yang terdiri dari Isoniazid, Rimfampisin, Pirazinamid,
tuberkulosis semakin luas yang akan membentuk TB miliar karena invasi doleh TB
Ghon ,penyebaran infeksi terjadi ke organ lainya.Basil ke aliran darah membawa infeksi
tuberkulosis dan terjadi ulserasi kedalam pembuluh darah sehingga menyebar keseluruh
terjadinya komplikasi seperti penyakit hati terjadi sekunder akibat terapi obat [ CITATION
AJK11 \l 1057 ].Penderita yang mengalami komplikasi berat perlu perawatan di rumah
sakit. Penderita TB paru dengan kerusakan jaringan luas yang telah sembuh (BTA
Negatif) masih bisa mengalami batuk darah. Keadaan ini seringkali dikelirukan dengan
kasus kambuh. Pada kasus seperti ini, pengobatan dengan OAT tidak diperlukan, tapi
Riwayat Putus Obat dengan Komplikasi TBC Pada Penderita TBC Di Wilayah Kerja
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Adakah Hubungan Riwayat Putus Obat dengan Komplikasi TBC Pada
Mojokerto?”
Kabupaten Mojokerto
2.4.1 Tujuan Khusus
Mojokerto
Mojokerto
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau sumbangan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
mycobacterium tubercoli yang menyerang paru -paru dan hampir seluruh organ
tubuh lainya,bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernafasan dan saluran
pencernaan dan luka terbuka pada kulit.Tetapi paling banyak melalui droplet yang
berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut.[ CITATION Ami152 \l 1057 ]
Ind182 \l 1057 ].
2.1.2 Etiologi
M.tuberkulosis. infeksi dari bakteri ini terutama terjadi pada saluran pernafasan
yang sering dikenal dengan tuberkulosis paru-paru. Infeksi TBC dapat pula terjadi
berbagai gejala seperti batuk keras selama 3minggu atau lebih, nyeri dada, batuk
dengan darah/sputum, badan lemas dan mudah kelelahan, berat badan menurun,
semua orang yang terinfeksi bakteri TBC akan menjadi sakit. Tuberkulosis dapat
diklasifikasiakan menjadi TBC laten dan TB aktif. Pada TBC laten, bakteri TBC
munculnya suatu gejala. Pada kondisi ini tubuh dapat melawan bakteri sehingga
dalam tubuh akhirnya menjadi aktif dikarenakan sistem imun yang tidak dapat
mencegah bakteri untuk kambuh. Akhirnya orang yang menderita penyakit ini
2.1.3 Klasifikasi
aktif
b. Gejala klinik tidak ada tau ada gejala sisa akibat kelainan paru.
2.1.4 Patofsiologi
sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil karena gumpalan yang
lebih besar cenderung tertahan di rongga hidung dan tidak menyebabkan penyakit.
(Andra & Yessie,2013 ) Setelah berada dalam ruang alveolus (biasanya dibagian
bawah lobus atas atau dibagian atas lobus bawah) basil tuberkulosis ini
tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli
akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya tanpa menimbulkan
kerusakan jaringan paru atau proses dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit
atau berkembang biak didalam sel. Basil juga menyebar melalui kelenjar limfe
regional. Makrofag yang mengalami infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian
bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit.
Reaksi ini biasanya berlangsung selama 10-20 hari. Nekrosis bagian sentral lesi
memberikan gambaran yang relatif padat seperti keju, lesi nekrosis ini disebut
granulasi dan sekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblas menimbulkan
kelenjar limfe regional dan lesi primer dinamakan kompleks Ghon. Kompleks
Ghon yang mengalami perkapuran ini dapat dilihat pada orang sehat yang
pada bagian lain dari paru atau basil dapat terbawa ke laring, telinga tengah atau
usus. Kavitas kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan
jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen bronkus dapat menyempit
10
dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat dengan perbatasan bronkus.
Bahan perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran
yang ada dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas. Keadaan ini
dapat tidak menimbulkan gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi
hubungan dengan bronkus dengan menjadi tempat peradagan aktif. Penyakit dapat
Organisme yang lolos dari kelenjar limfe akan mencapai aliran darah dalam
jumlah yang lebih kecil yang kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada
fenomena akut yang biasanya menyebabkan tuberkulosis milier. Ini terjadi bila
tubuh.
11
2.1.5 Pathway
Mempengaruhi sel
hipertermi
Putus obat point
Pembentukan
sputum berlebihan Kerusakan Pembentukan
membran alveolar tuberkel
Ketidakefektifan Permukaa
bersihan jalaan n efek
Alveolus mengalami Gangguan pertukaran
nafas paru
konsolidasi & eksudasi gas
menurun
6. Pada anak
gagal tumbuh
1057 ]
2.1.7 Komplikasi
2. Gagal nafas
3. Fistula bronkopleural
4. Pneumothoraks
5. Efusi pleura
6. Pneumonia
8. Penyakit hati terjadi sekunder akibat terapi obat [ CITATION Bil11 \l 1057 ]
13
namunn pemeriksaan ini tidak spesifik karena 30-70 % pasien yang dapat
4. Tes Mantoux/tuberkulin
lobus bawah
e. Adanya klasifikasi
dan pengobatan.
meliputi tes tuberkulin, klinis, dan radiologis. Bila tes tuberkulin positif,
c) Vaksinasi BCG
utama ialah bayi yang menyusu pada ibu dengan BTA positif,
berikut :
1. Bayi dibawah lima tahun dengan hasil tes tuberkulin positif karena
Tuberculosis paru
15
menular
tuberculosis paru, berikut ini dalah beberapa hal yang penting untuk diketahui.
utama adalah memberikan obat anti TB yang benar dan cukup, serta dipakai
cara mengurangi atau menghilangkan faktor risiko, yakni pada dasarnya adalah
seimbang.
2. Mencegah kematian,
3. Mencegah kekambuhan,
diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat, dalam jumlah
cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Hal ini untuk
a. Tahap Intensif ƒ Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap
b. Tahap Lanjutan ƒ Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih
sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama ƒ Tahap lanjutan
bakteri, aktifitas sterilisasi, dan mencegah resistensi. Obat yang umum dipakai
Kelompok obat ini disebut sebagai obat primer. Isoniazid adalah obat TB yang
paling poten dalam hal membunuh bakteri dibandingkan dengan rifampisin dan
18
sterilisasi. Sedangkan obat lain yang juga pernah dipakai adalah Natrium Para
Kanamisin umumnya mempunyai efek yang lebih toksik, kurang efektif, dan
dipakai jika obat primer sudah resisten. Sedangkan Rifapentin dan Rifabutin
dan lama pengobatan, jenis OAT, cara pemberian (harian atau selang) dan
2HRZES/5HRE Kode huruf tersebut adalah akronim dari nama obat yang dipakai,
Streptomisin Sedangkan angka yang ada dalam kode menunjukkan waktu atau
bulan, tiap hari satu kombinasi tersebut, sedangkan untuk angka dibelakang huruf,
seperti pada “4H3R3” artinya dipakai 3 kali seminggu ( selama 4 bulan). Sebagai
diberikan setiap hari. Tahap lanjutan adalah 4H3R3 : Lama pengobatan 4 bulan,
a. Tb paru ( kasus baru ), BTA positif atau lesi luas paduan OAT yang
dengan panduan 2RHZE / 7 RH, dan alternatif 2 RHZE/ 7 R3H3, Seperti pada
keadaan :
4. TB kasus berat
Bila ada fasilitas biarkan uji resistensi, pengobatan disesuaikan dengan hasil uji
resistensi
Pada TB paru kambuh minimal menggunakan 4 macam OAT pada fase intensif
selama 3 bulan ( bila hasil uji resistensi dapat diberikan obat sesuai hasil uji
RH . Bila tidak ada / tidak dilakukan uji resistensi, maka alternatif diberikan uji
tahun
4. Berobat > 4 bulan, BTA postif : pengobatan dimulai dari awal dengan
panduan obat lebih kuat dan jangka waktu pengobatan yang lebih lama
21
5. Berobat <4 bulan, BTA positif : pengobatan di mulai dari awal dengan
6. Berobat < 4 bulan , berhenti berobat > 1bulan, BTA negatif akan tetapi klinik
dan atau radiologik positif : pengobatan dimulai awal dengan panduan obat
yang sama
7. Berobat < 4bulan, BTA negatif, berhenti berobat 2-4 minggu pengobatan
1. Pengobatan TB paru kasus kronik , jika belum ada hasil uji resistensi,
berikan RHZES.Jika telah ada hasil uji resistensi,sesuaikan dengan hasil uji
resistensi (minimal terdapat 2 macam obat OAT yang masih sensitif dengan H
tetap diberikan walaupun resisten ) ditambah dengan obat lain seperti kuinolon,
batalaktam, makrolid
a. Wanita hamil Pada prinsipnya paduan pengobatan TB pada wanita hamil tidak
lancar dan bayi yang akan dilahirkannya terhindar dari kemungkinan penularan
TB.
b. Ibu menyusui dan bayinya Pada prinsipnya paduan pengobatan TB pada ibu
menyusui tidak berbeda dengan pengobatan pada umumnya. Semua jenis OAT
aman untuk ibu menyusui. Seorang ibu menyusui yang menderita TB harus
mendapat paduan OAT secara adekuat. Pemberian OAT yang tepat merupakan
cara terbaik untuk mencegah penularan kuman TB kepada bayinya. Ibu dan
bayi tidak perlu dipisahkan dan bayi tersebut dapat terus menyusu. Pengobatan
pencegahan dengan INH dapat diberikan kepada bayi tersebut sesuai dengan
pencegahan.
kontrasepsi hormonal (pil KB, suntikan KB, susuk KB), sehingga dapat
hepatitis akut dan atau klinis ikterik, ditunda sampai hepatitis akutnya
f. Penderita TB dengan penyakit hati kronik Bila ada kecurigaan gangguan fungsi
hati, dianjurkan pemeriksaan faal hati sebelum pengobatan TB. Kalau SGOT
dan SGPT meningkat lebih dari 3 kali OAT harus dihentikan. Pirazinamid (Z)
dapat dilakukan pengawasan fungsi ginjal dan dengan dosis diturunkan atau
interval pemberian yang lebih jarang. Paduan OAT yang paling aman untuk
oral anti diabetes (sulfonil urea) sehingga dosisnya perlu ditingkatkan. Hati-
mata.
(yaitu pada AP dan/atau sebulan sebelum AP, dan pada satu pemeriksaan
pengobatannya secara lengkap tapi tidak ada hasil, pemeriksaan ulang dahak 2
Tindak lanjut : Penderita yang ingin pindah, dibuatkan surat pindah (Form
25
TB.09) dan bersama sisa obat dikirim ke UPK yang baru. Hasil pengobatan
5. Defaulted atau Drop Out Adalah penderita yang tidak mengambil obat 2 bulan
lacak penderita tersebut dan beri penyuluhan pentingnya berobat secara teratur.
Bila positif mulai pengobatan dengan kategori-2 ; bila negatif sisa pengobatan
kategori-1 dilanjutkan.
6. Gagal Penderita BTA positif yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif
atau kembali menjadi positif pada satu bulan sebelum akhir pengobatan atau
pada akhir pengobatan. Tindak lanjut : Penderita BTA positif baru dengan
8. Penderita BTA negatif yang hasil pemeriksaan dahaknya pada akhir bulan ke 2
menjadi positif. Tindak lanjut: berikan pengobatan kategori 2 mulai dari awal.
a. ISONIAZIDA (H)
Isonikotinilhidrazida; INH
- Dosis. Untuk pencegahan, dewasa 300 mg satu kali sehari, anak anak 10 mg
per berat badan sampai 300 mg, satu kali sehari. Untuk pengobatan TB bagi
26
kombinasi biasa dipakai 300 mg satu kali sehari, atau 15 mg per kg berat badan
sampai dengan 900 mg, kadang kadang 2 kali atau 3 kali seminggu. Untuk
- Indikasi. Obat ini diindikasikan untuk terapi semua bentuk tuberkulosis aktif,
disebabkan kuman yang peka dan untuk profilaksis orang berisiko tinggi
antituberkulosis lain.
adversus, termasuk demam, artritis, cedera hati, kerusakan hati akut, tiap
- Kerja Obat. Bersifat bakterisid, dapat membunuh 90% populasi kuman dalam
plasma puncak dalam 1 – 2 jam sesudah pemberian peroral dan lebih cepat
sesudah suntikan im; kadar berkurang menjadi 50 % atau kurang dalam 6 jam.
Mudah difusi kedalam jaringan tubuh, organ, atau cairan tubuh; juga terdapat
dalam liur, sekresi bronkus dan cairan pleura, serobrosfina, dan cairan asitik.
27
asetilasi umumnya lebih dominan ). Waktu paro plasma 2-4 jam diperlama
pada insufiensi hati, dan pada inaktivator ”lambat”. Lebih kurang 75-95 %
diekskresikan di liur dan tinja. Melintasi plasenta dan masuk kedalam ASI.
- Efek Samping. Efek samping dalam hal neurologi: parestesia, neuritis perifer,
mual, muntah, sakit ulu hati,s embelit. Intoksikasi lain: sakit kepala, takikardia,
dispenia, mulut kering, retensi kemih (pria), hipotensi postura, sindrom seperti
sakit hati kronik, disfungsi ginjal, riwayat gangguan konvulsi. Perlu dilakukan
yang mengalami penyakit hati kronis aktif dan gagal ginjal, penderita berusia
28
lebih dari 35 tahun, kehamilan, pemakaian obat injeksi dan penderita dengan
Overdosis. Gejala yang timbul 30 menit sampai 3 jam setelah pemakaian berupa
sama banyak dengan isoniazid yang diminum, atau jika tidak diketahui, berikan
- Penyimpanan Obat Yang Benar Obat ini harus disimpan : • Jauh dari
jangkauan anak –anak. • Dihindari dari panas dan cahaya langsung • Simpan
ditempat kering dan tidak lembab • Untuk sediaan cairan seperti sirup agar
2. RIFAMPISIN
- Identitas. Sediaan dasar yang ada adalah tablet dan kapsul 300 mg, 450 mg,
600 mg
- Dosis Untuk dewasa dan anak yang beranjak dewasa 600 mg satu kali sehari,
obat anti tuberkulosis lain. Bayi dan anak anak, dosis diberikan dokter / tenaga
kesehatan lain berdasarkan atas berat badan yang diberikan satu kali sehari
badan. Anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia adalah 75 mg untuk anak < 10
- Efek Samping Efek samping pada Saluran cerna ; rasa panas pada perut, sakit
epigastrik, mual, muntah, anoreksia, kembung, kejang perut, diare, SSP: letih
rasa kantuk, sakit kepala, ataksia, bingung, pening, tak mampu berfikir, baal
anak usia kurang 5 tahun belum ditetapkan. Hati hati penggunaan pada :
hepatotoksik lain.
- Overdosis Gejala yang kadang kadang timbul adalah mual, muntah, sakit
perut, pruritus, sakit kepala, peningkatan bilirubin, coklat merah pada air seni,
kulit, air liur, air mata, buang air besar, hipotensi, aritmia ventrikular.
Pemberian dosis yang berlebih pada Ibu hamil dapat menyebabkan gangguan pada
pemberian anti emetik. Pengurangan obat dengan cepat dari tubuh diberikan
- Penderita perlu diberikan informasi tentang cara penggunaan yang baik dari
obat ini dan kemungkinan reaksi yang akan dirasakan , yakni • Obat ini harus
diminum sampai selesai sesuai dengan kategori penyakit atau petunjuk dokter /
petugas kesehatan lainnya, dan diupayakan agar tidak lupa. Bila lupa satu hari,
jangan meminum dua kali pada hari berikutnya • Harus disesuaikan dengan
berat badan, sehingga perlu diberitahukan berat badan kepada petugas, • Harus
31
dipakai setiap hari atau sesuai dengan dosis, namun jika lupa segera minum
obat jika waktunya dekat ke waktu minum obat seharusnya. Tetapi jika kalau
lewat waktu sudah jauh, dan dekat ke waktu berikutnya, maka minum obat
diberitahukan oleh dokter atau petugas kesehatan lain misalnya pada pagi hari.
pada minggu terakhir kehamilan dapat menyebabkan pendarahan pada bayi dan
• Obat ini dapat menyebabkan kencing, air ludah, dahak, dan air mata akan
menjadi coklat merah. • Bagi yang menggunakan lensa kontak ( soft lense),
disarankan untuk melepasnya, karena akan bereaksi atau berubah warna. • Bagi
juga kepada dokter / tenaga kesehatan lain karena dapat meningkatkan efek
efek samping berat ( lihat efek samping) • Jika akan melakukan pemeriksaan
Rifampisin kepada petugas laboratorium atau dokter dan tenaga kesehatan lain
3. PIRAZINAMIDA
Dewasa dan anak sebanyak 15 – 30 mg per kg berat badan, satu kali sehari.
32
tuberkulosis lain.
tuberkulosa.
sideroblastik, urtikaria.
yang telah resisten terhadap obat kombinasi. Obat ini dapat menghambat
- Overdosis Data mengenai over dosis terbatas, namun pernah dilaporkan adanya
fungsi abnormal dari hati, walaupun akan hilang jika obat dihentikan.
ditanyakan tentang • alergi yang pernah dialami, • Penggunaan obat lain bila
tentang cara penggunaan yang baik dari obat ini dan kemungkinan reaksi yang
33
akan dirasakan , yakni : • Obat ini harus diminum sampai selesai sesuai
dan diupayakan agar tidak lupa. Bila lupa satu hari, jangan meminum dua kali
pada hari berikutnya • Harus disesuaikan dengan berat badan, sehingga perlu
diberitahukan berat badan kepada petugas, • Harus dipakai setiap hari atau
sesuai dengan dosis, namun jika lupa segera minum obat jika waktunya dekat
ke waktu minum obat seharusnya. Tetapi jika lewat waktu sudah jauh, dan
dekat ke waktu berikutnya, maka minum obat sesuai dengan waktu / dosis
berikutnya. • Minum sesuai jadwal yang diberitahukan oleh dokter atau petugas
kesehatan lain misalnya pada pagi hari. • Bagi penderita diabetes, agar
diberitahu, sebab dapat mempengaruhi pemeriksaan kadar keton dalam air seni
yakni hasil palsu. • Sampaikan kepada dokter / petugas kesehatan lain jika
merasakan sakit pada sendi, kehilangan nafsu makan, atau mata menjadi
kuning.
• Untuk sediaan cairan seperti sirup agar tidak disimpan didalam kulkas.
4. ETAMBUTOL
- Dosis. Untuk dewasa dan anak berumur diatas 13 tahun, 15 -25 mg mg per kg
kadang dokter juga memberikan 50 mg per kg berat badan sampai total 2,5
gram dua kali seminggu. Obat ini harus diberikan bersama dengan obat anti
tuberkulosis lainnya. Tidak diberikan untuk anak dibawah 13 tahun dan bayi .
obat lain, sesuai regimen pengobatan jika diduga ada resistensi. Jika risiko
resistensi rendah, obat ni dapat ditinggalkan. Obat ini tidak dianjurkan untuk
Dinamika/Kinetika Obat. Obat ini diserap dari saluran cerna. Kadar plasma
puncak 2-4 jam; ketersediaan hayati 77+ 8%. Lebih kurang 40% terikat protein
metabolit tak aktif. Klearaesi 8,6% + 0,8 % ml/menit/kg BB dan waktu paro
eliminasi 3.1 + 0,4 jam. Tidak penetrasi meninge secara utuh, tetapi dapat
tuberkulosa.
35
- Interaksi. Garam Aluminium seperti dalam obat maag, dapat menunda dan
- Efek Samping Efek samping yang muncul antara lain gangguan penglihatan
Gangguan awal penglihatan bersifat subjektif; bila hal ini terjadi maka etambutol
harus segera dihentikan. Bila segera dihentikan, biasanya fungsi penglihatan akan
pulih. Reaksi adversus berupa sakit kepala, disorientasi, mual, muntah dan sakit
perut.
fungsi mata sebelum pengobatan. Turunkan dosis pada gangguan fungsi ginjal;
umur 6 tahun, karena tidak dapat menyampaikan reaksi yang mungkin timbul
- Penderita perlu diberikan informasi tentang cara penggunaan yang baik dari obat
• Obat ini diminum dengan makanan atau pada saat perut isi
• Harus dipakai setiap hari atau sesuai dengan dosis, namun jika lupa segera minum
obat jika waktunya dekat ke waktu minum obat seharusnya. Tetapi jika kalau
lewat waktu sudah jauh, dan dekat ke waktu berikutnya, maka minum obat sesuai
• Minum sesuai jadwal yang diberitahukan oleh dokter atau petugas kesehatan lain
• Sampaikan kepada dokter / petugas kesehatan lain jika mengalami rasa sakit pada
sendi, sakit pada mata, gangguan penglihatan, demam, merasa terbakar. Khusus
- Penyimpanan Obat Yang Benar Obat ini harus disimpan : • Jauh dari jangkauan
anak –anak. • Dihindari dari panas dan cahaya langsung • Simpan ditempat kering
dan lembab
5. STREPTOMISIN
- Identitas Sediaan dasar serbuk Streptomisin sulfat untuk Injeksi 1,5 gram / vial
berupa serbuk untuk injeksi yang disediakan bersama dengan Aqua Pro Injeksi
dan Spuit.
- Dosis Obat ini hanya digunakan melalui suntikan intra muskular, setelah
berat badan, maksimum 1,5 gram 2 – 3 kali seminggu. Untuk anak 20 – 40 mg per
kg berat badan maksimum 1 gram satu kali sehari, atau 25 – 30 mg per kg berat
badan 2 – 3 kali seminggu. Jumlah total pengobatan tidak lebih dari 120 gram.
37
dan pirazinamid, atau untuk penderita yang dikontra indikasi dengan 2 atau lebih
lainnya.
- Kerja Obat Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang sedang membelah.
- Dinamika / Kinetika Obat Absorpsi dan nasib Streptomisn adalah kadar plasma
jaringan tubuh dan cairan otak, dan akan dieliminasi dengan waktu paruh 2
– 3 jam kalau ginjal normal, namun 110 jam jika ada gangguan ginjal.
piridostigmin.
- Efek Samping Efek samping akan meningkat setelah dosis kumulatif 100 g,
obat jika sudah negatif setelah beberapa bulan. Penggunaan intramuskuler agar
diawasi kadar obat dalam plasma terutama untuk penderita dengan gangguan
fungsi ginjal
ditanyakan tentang • alergi yang pernah dialami, • apakah dalam keadaan hamil
atau tidak, karena ada risiko gangguan pendengaran dan gangguan ginjal untuk
dan ginjal. • Orang tua ada kemungkinan mengalami gangguan pendengaran dan
- Penderita perlu diberikan informasi tenang cara penggunaan yang baik dari obat
ini, yakni • Harus disesuaikan dengan berat badan, sehingga perlu diberitahukan
berat badan kepada petugas, • Harus dipakai setiap hari ( atau berdasarkan
petunjuk dokter) diupayakan datang ke petugas untuk di suntik pada jam yang
sama.
- Penyimpanan Obat Yang Benar Obat ini harus disimpan : • Dihindari dari panas
dan cahaya langsung • Jangan disimpan obat yang berlebih, obat yang sudah
dilarutkan dalam air untuk injeksi atau obat yang dibatalkan penggunaannya.
Peningkatan prevalensi bakeri patogen yang resisten saat ini semakin banyak,
terutama karena penggunaan antibiotik yang tidak rasional baik oleh petugas
39
kesehatan maupun penderita sendiri. Hal ini menyebabkan beberapa orang telah
belum banyak dilakukan penelitian tentang resisensi ini, namun telah terjadi di
dan Rifampisin, yang cukup tinggi seperti yang dilaporkan WHO, menuntut
dipantau untuk mendeteksi perubahan dalam fungsi hepar dan ginjal akibat
medikasi ini.Hasil kultur sputum dipantaun terhadap hasil tahan asam (BTA)
ini diakibatkan oleh invasi aliran darah oleh basilus tuberkel (tuberkel
ghon).Biasanya invasi initerjafi akibat infeksi domain dalam paru atau tempat lain
dan menyebar melalui darah ke organ lainya.Basil memasuki aliran darah dapat
berasal dari fokus kronis yang mengalami ulserasi ke dalam pembuluh darah atau
bermigrasi dari fokus infeksi ke dalam aliran darah, terbawa ke seluruh tubuh dan
War10 \l 1057 ]
41
Penderita
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Tuberkulosis Paru
drop out pengobatan :
1. Karakteristik Demografi
Riwayat 2. Sosial Ekonomi
Pengobatan : 3. Pengetahuan Responden
4. Akses ke fasilitas
1. Pengobatan
kesehatan
tahap intensif
2. Tahap lanjutan
Resisten
Sembuh : Efek samping dari Obat Anti Tuberkulosis yang
terhadap OAT
1.Pemeriksaan menimbulkan Komplikasi :
BTA (-),
1. Hemoptisis berat
2. Pengobatan 2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial,
lengkap
3. Bronkietaksis
4. Pneumotorak
5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak,
tulang, persendian, ginjal dan sebagainya.
Gambar 2.3 Kerangka Teori Hubungan Riwayat Putus Obat Dengan Komplikasi
TBC Paru
43
2.7 Hipotesis
Kabupaten Mojokerto