Anda di halaman 1dari 2

Ceritakanlah secara konkret bibit-bibit dari perilaku koruptif yang kamu amati

(atau kamu alami langsung) dalam hidup sehari-harimu!

Cerita ini saya mengalaminya secara langsung. Saat itu saya berada di
tahap penyisihan kabupaten atau provinsi, saya kurang ingat di ajang FLS2N
semasa saya SMP. Saya mengikuti lomba baca dan membuat puisi. Saya ingat
sekali saat itu banyak sekali peserta dari berbagai sekolah datang. Tujuan saya
kesana memang bukan untuk menang dan hanya mencari pengalaman tetapi
cukup merasa tidak adil karena adanya kecurangan dari pihak panitia. Proses
lomba saat itu seharusnya sedari membuat puisi yang dilangsungkan di ruangan
khusus dimana para peserta diharuskan membuat puisi sendiri tiba-tiba salah
seorang peserta menyontek sebuah kertas dimana dia sudah membuatnya
terlebih dahulu bukan sewaktu jam pengerjaan, entah dari mana dia mendapat
bocoran tema yang dipakai. Beberapa peserta lain sudah protes kepada pihak
panitia namun tidak ada respon berarti. Kemudian, tahapan selanjutnya adalah
pembacaan puisi, disinilah letak kesalahan fatalnya. Para peserta yang terpencar
tidak diberi tau bahwa kapan dan dimana tahapan selanjutnya dilangsungkan
dan kemudian didiskualifikasi karena tidak datang saat tahapan tersebut. Setelah
saya tau bahwa peserta yang lolos adalah peserta yang menyontek, sedikit kesal,
saya tau para peserta lain yang berada di ruangan yang sama dengan saya
berjuang bersama. Saya bisa mendengar suara gesekan kertas dengan
penghapus, suara coret-coretan, suara tip-x, bahkan desahan frustasi. Dan begitu
pulang, mengejutkannya adik kelas saya yang berada di lomba debat harus
pulang karena disaat topik pembahasan mengenai isu SARA yang dilakukan
Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama para juri berat sebelah dan memilih tim
yang mendukung bahwa Ahok bersalah padahal setiap argumennya dapat
dipatahkan.

Ceritakan pengalaman atau pengamatanmu secara konkret terhadap perilaku


diskriminatif terhadap etnis/agama dalam kehidupan sehari-hari!

Cerita ini saya mengalaminya secara langsung. Sebagai seseorang yang


beragama minoritas di lingkungan beragama mayoritas muslim tentu saja
mengalami beberapa perliaku tidak mengenakan. Tetangga saya yang beragama
muslim suatu ketika, anaknya, mengatai saya seorang yang beragama Kristen
bahwa akan masuk neraka. Anak kecil yang masih duduk di bangku sekolah
menengah dasar bisa berbicara seperti itu kepada saya. Teman saya yang mantan
anak pesantren hanya bisa tersenyum kaku dan berkata bahwa beberapa ulama
memang mengajarkan hal tersebut, ia berkata bahwa tidak perlu dipikirkan
karena Muslim sesungguhnya bukan yang seperti itu.

Anda mungkin juga menyukai